laporan-asidi-alkalimetri
May 1, 2017 | Author: phieechan | Category: N/A
Short Description
asidi alkalimetri merupakan salah satu contaoh titrasi volimetri. tritasi volumetri adalah metode analisis kuantitatif y...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Be lakang
Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi tetes basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam, dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H + setara dengan mol OH-. Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekialen. Cara seperti ini disebut titrasi, yaitu analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain disebut titrasi. !nalisis ini disebut juga analisis olumetri, karena yang diukur adalah olume larutan basa yang terpakai dengan olume tertentu larutan asam "Syukuri, #$$$%. &itrasi asam basa sangat berguna dalam dunia kefarmasian terutama untuk reaksi-reaksi dalam pembuata n obat. Oleh karena itu asidi alkalimetri sangat perlu untuk dipelajari.
1.2 Rumusan Ma salah
Rumusan masalah dari per'obaan !sidi-!lkalimetri adalah( #.
)agaimana 'ara menstandarisasi larutan*
.
)agaimana 'ara menentukan kadar asam asetat*
.
)agaimana tahapan titrasi yang terjadi dalam proses titrasi lautan*
1.3 Tujuan Per!"aan
&ujuan dari per'obaan ini adalah sebagai berikut( #.
ntuk mengetahui 'ara menstandarisasi larutan.
.
ntuk mengetahui 'ara menentukan kadar asam asetat.
.
ntuk mengetahui tahapan titrasi yang terjadi dalam proses titrasi larutan.
1.# Man$aat Per!"aan
anfaat yang diperoleh dari per'obaan ini adalah( #.
Praktikan mengetahui 'ara menstandarisasi larutan.
.
Praktikan mengetahui 'ara menentukan kadar asam asetat
.
Praktikan mengetahui tahapan titrasi yang terjadi dalam proses titrasi
larutan.
1.% Ruang L&n gku' Per !"aan
Pelaksanaan per'obaan modul /!nalisis 0olumetri( !sidi-!lkalimetri1 ini dilakukan di 2aboratorium 3imia !nalisa 4epartemen &eknik 3imia nieritas Sumatera tara. 3ondisi ruangan yang digunakan adalah sebagai berikut(
o
Suhu Ruangan
( 5
C
&ekanan dara
( 675 mmHg
4alam per'obaan ini bahan yang digunakan adalah natrium hidroksida "8aOH% 5, 8, asam fosfat "H PO9% 5,9 8, asam 'uka /Hein: ;hite 0inegar 4istilled1 "CHCOOH%, phenolphthalein "C5H#9O9%, dan
aquadest "HO%,
sedangkan alat yamg digunakan adalah beaker glass , pipet tetes, buret, labu
erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk, 'orong, statif dan klem.
BAB II TIN(AUAN PU)TA*A
2.1 As&+&,Alkal&metr&
!sidi-alkalimetri termasuk kedalam reaksi penetralan, yakni reaksi hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. H+
+
OH- < HO
Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai di laboratorium dimana pembakuannya dapat ditetapkan berdasarkan pada prinsip netralisasi asam-basa "asidi=alkalimetri% diantaranya adalah ( #.
asam-asam seperti HCl, H SO9, CHCOOH, HCO9> dan
.
basa-basa seperti 8aOH, 3OH, Ca"OH% , )a"OH%, 8H9OH. !sam atau basa tersebut memiliki sifat ? sifat yang menyebabkan
konsentrasi larutannya sukar bahkan tidak mungkin dipastikan langsung dari proses hasil pembuatan= pengen'eran "H!, 557%.
2.2 Te!r& Asam,Basa
Sifat asam dan basa suatu larutan dipelajari oleh beberapa ahli. Pada mulanya teori asam dan basa dikemukakan oleh !rrhenius, kemudian )ronsted2o@ry dan selanjutnya 2e@is. 3etiga teori ini tidak bertentangan satu sama lain, teori itu berkembang makin luas penggunaannya, teori !rrhenius hanya terbatas dalam larutan air, teori )ronsted-2o@ry berlaku untuk semua pelarut, sedang teori 2e@is lebih luas lagi. ;alaupun tanpa pelarut, teori ini dapat berlaku. 2.2.1
Te!r& Asam,Basa Arrhen&us
!rrhenius menyatakan bah@a asam adalah :at yang dalam air melepaskan ion hidrogen, H+ sedang basa adalah :at yang dalam air melepaskan ion hidroksida, OH-. Contoh (
HCl "g% + air < HCl"aA% HCl"aA% < H+"aA% + Cl-"aA% 8aOH"s% + air < 8aOH"aA% 8aOH"aA% < 8a+"aA% + OH-"aA%
2.2.2
Te!r& Asam Basa Br!nste+ L!-r
!sam adalah :at atau ion yang mampu mendonorkan protonnya. Sedang basa adalah :at atau ion yang dapat menerima proton atau proton akseptor. Perhatikan persamaan yang ditulis oleh beliau. 8H"g% + HO"l% < 8H9+"aA% + OH-"aA% 8H dinyatakan basa karena bertindak sebagai proton akseptor, menerima
proton, H+ dari HO. Sehingga H O sebagai asam
karena menjadi proton donor. Proton, H + didonorkannya kepada 8H. &ak bah@a kedua teori itu tidak bertentangan, namun terjadi perkembangan konsep pada )ronsted-2o@ry, yaitu reaksi ini berupa reaksi kesetimbangan. 8H proton akseptor, menjadi 8H 9+. 8amun kedua hasil reaksi juga mengadakan tumbukan dan 8H9+ menjadi proton donor, sehingga dapat berubah kembali menjadi 8H. 4ikatakan 8H dan 8H9+ adalah basa dan asam pasangan, atau asam basa konjugasi. ereka berdua, asam dan basa saling terkonjugasi satu sama lain. &eori )ronsted-2o@ry ini dapat berlaku pada pelarut apa saja, sedang !rrhenius hanya pelarut air. 2.2.3
Te!r& Asam B asa L e-&s
8H menurut beliau basa, menurut kedua teori yang lain juga basa. Badi tidak bertentangan. 8amun teori 2e@is lebih luas lagi, dapat digunakan @alaupun :at-:at yang bersangkutan tidak dilarutkan dalam air maupun pelarut lain. aksudnya, dalam bentuk padat, 'air, maupun gas tetap teori asam basa ini dapat berlaku. Hal ini disebabkan oleh dasar dari teori ini adalah donor dan akseptor pasangan elektron. Badi tinjauannya hanya pada pasangan elektron ikatan itu milik siapa. Perhatikan persamaan berikut, 8H + HO < 8H9OH Bika menuulis dengan struktur 2e@is, maka pasangan elektron bebas dari 8H menarik H+ dari air, sehingga terjadi ion 8H 9+ dan OH-. Sebagai akibatnya, 8H 9OH memi liki jenis ikatan, yaitu ikatan koalen polar 8-H dari 8H , satu ikatan koordin asi dari 8H dan
H+, dan ikatan ion antara 8H9+ dan OH- "tami, 5##%.
2.3 T&tras& Asam,Basa
2arutan basa yang akan diteteskan "titran% dimasukkan ke dalam buret "pipa panjang berskala% dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. 2arutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke erlenmeyer, dengan mengukur terlebuh dahulu olumenya. ntuk mengamati titik ekuialen dipakai indikator yang perubahan @arnanya dititk ekuialen. Saat terjadi perubahan @arna itu disebut titik akhir. 4alam reaksi penetralan, terdapat beberapa ma'am reaksi asam dengan basa, sebagai berikut #. &itrasi asam kuat dan basa kuat . &itrasi asam lemah dan basa kuat . &itrasi asam kuat dan basa lemah "Syukuri, #$$
%$2.# Pr&ns&' T&tras& Asam,Basa
4alam titrasi, suatu larutan yang harus dinetralkan, misalnya asam, dimasukkan kedalam @adah atau tabung. 2arutan lain, yaitu basa, dimasukkan ke dalam buret lalu dimasukkan ke dalam asam, mula-mula 'epat, kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut ter'apai. Salah satu usaha untuk men'ari titik setara adalah melalui perubahan @arna dari indikator asambasa. &itrasi pada titrasi dimana indikator berubah @arna dinamakan titik akhir "end point% dari indikator. ang diperlukan adalah memadankan titik akhir indikator dengan titik setara penetralan. Dni dapat ter'apai jika kita dapat menemukan indikator yang berubah @arnanya terjadi dalam selang pH yang meliputi pH sesuai dengan titik setara "Petru''i, #$$%. 2.% In+&kat!r T&tras& !da satu kelompok senya@a yang memiliki sifat khas, yaitu @arnanya dapat
berubah oleh perubahan pH larutannya. Sifat inilah yang barangkali mendorong penamaan kelompok :at tersebut sebagai indikator. mumnya kelompok senya@a tersebut tergolong senya@a organik. Suatu indikator memiliki kepekaan terhadap perubahan pH larutan, ada juga kelompok indikator yang peka terhadap konsentrasi ion-ion logam tertentu seperti ion g+, Ca+, dan ion Cu+.
!nalis mendapat keunt ungan dari perubah an pH yang besar yang terjadi dalam titrasi untuk menentukan saat kapan titik ekialen ter'apai. Dndikator
phenolphthalein yang sudah dikenal merupakan asam diprotik dan tidak ber@arna. Dndikator ini
terurai dahulu menjadi bentuk tidak ber@arnanya dan
kemudian, dengan hilangnya proton kedua, menjadi ion dengan sistem terkonjugat, menghasilkan @arna merah. a'am ? ma'am indikator dari segi fungsinya, dikenal beberapa ma'am( a. Dndikator !sam-basa Contoh( 2akmus, Phenolftalien, Eenol merah, etal jingga, etal b.
merah, )rom-timol biru. Dndikator redoks Contoh( etilen biru, 4ifenil-amin, 4ifenil karba:ida, Eeroin,
8itroferoin, F-metilferoin. Dndikator kulometrik "berupa elektroda pembanding% d. Dndikator kelometrik Contoh( Gri'hrome bla'k-&, 3almagit, 4ifenil karba:ida e. Dndikator pengendapan Contoh( Gosin, Eluoresin, 4iklorofluoresin, Ortokrom "H!, 557% '.
2./ A'l&kas& As&+&,Alkal&metr& 0In+&kat!r T&tras& Asam,Basa Dar& Ekstrak Bunga )e'atu Hibiscus rosa sinensis L
&anaman bunga sepatu " Hibiscus rosa sinensis L%, mudah dibudidayakan di daerah beriklim tropis dengan stek batang, mulai berbunga umur -9 bulan "Rauf dan 8uryanti, 559%. 3elopak bunganya dikenal sebagai
refrigerantdan
demulcent, daunya digunakan untuk obat pen'ahar, sedangkan akarnya dimanfaatkan sebagai obat batuk. Studi fitokimia mengungkapkan terdapat bahan-bahan kimia diantaranya flaonoid, flaonoid glikosida, hibis'etine, asam sitrat, asam tartrat, siklopropenoid dan pigmen antosianin. !ntosianin yang terdapat pada bunga sepatu adalah jenis pelargonidin. !ntosianin dari berbagai tanaman semakin banyak digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan karena @arnanya menarik dan aman bagi kesehatan. ;arna antosianin sangat dipengaruhi oleh struktur antosianin serta derajat keasaman "pH% "Ba'man dkk.,#$6%. !ntosianin 'enderung tidak ber@arna di daerah pH netral, di dalam larutan yang pHnya sangat asam "pHI % memberikan @arna merah yang maksium, sedangkan di dalam larutan alkali "pH #5,F% pigmen
antosianin mengalami perubahan @arna menjadi biru. )erdasarkan perubahan @arna pada ring pH tersebut, mungkinkah bahan alam khususnya bunga yang mengandung antosianin dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam-basa. &ujuan penelitian ini yang utama adalah bagaimanan membuat ekstrak bunga sepatu sebagai indikator titrasi asam basa. Selain itu bertujuan untuk mengetahui apakah indikator dari ekstrak mahkota bunga sepatu dapat digunakan sebagai pengganti indikator sintetis. Hasil indikator dari ekstrak mahkota bunga sepatu yang diperoleh, menunjukkan perubahan @arna yaitu dalam larutan asam ber@arna merah dan dalam basa be@arna hijau. Perubaha n @arna ekstrak mahkota bunga sepatu dalam larutan asam dan basa disebabkan adanya antosianin, larutan ekstrak mahkota bunga sepatu dalam asam tidak ber@arna dalam basa ber@arna iolet ")hagat dkk., 55%. !ntosianin dalam strukturnya mengandung kation flailium, dapat terjadi perubahan @arna karena terjadinya perubahan bentuk struktur yang disebabkan oleh pengaruh pH. Hasil analisis ekstrak mahkota bunga sepatu, dengan menggunakan spektrofotometer 0-0is, kondisi larutan pada pH mun'ul serapan pada daerah panjang gelombang "J maks% 75# nm, @arna larutan dalam pH tersebut hijau kebiruan. Gkstrak mahkota bunga sepatu sebagai indikator karena mengandung antosianin, yang dapat mengalami kesetimbangan dengan membentuk senya@a anhidrobase. Hasil yang diperoleh pada titrasi basa kuat dengan asam kuat menunjukkan pH di atas $,75 ber@arna hijau, perubahan @arna tersebut menunjukkan jangkauan pH indikator fenolftalein yaitu ,5-$,7. Hasil titrasi basa lemah dengan asam kuat, menggunakan indikator ekstrak mahkota bunga sepatu yang diperoleh menunjukkan pH di atas 9,$ ber@arna hijau, diantara pH 9,$,5$ terjadi perubahan @arna sedikit demi sedikit dari hijau menjadi merah, dan pH di ba@ah ,5$ larutan ber@arna merah. Hasil titrasi asam lemah dengan basa kuat dengan menggunakan indikator ekstrak mahkota bunga sepatu yang diperoleh menunjukkan pH di ba@ah F,5 ber@arna merah, diantara pH F,5$,FF terjadi perubahan @arna sedikit demi sedikit dari merah menjadi hijau, dan pH di di atas $,FF larutan ber@arna hijau "8uryanti, dkk., 5#5%.
2./.1
4l!-hart Pr e'aras& Eks trak Ma hk!ta Bu nga )e 'atu
ulai
asukan F gram buah jeruk yang sudah digerus kedalam Erlenmeyer
4i'u'i dengan aAuades sampai bersih
4ipotong ke'il-ke'il
4itambah pelarut n-heksana sebanyak F55 m2
4imaserasi selama 5 jam
4isaring
Residu kemudian diekstraksi kembali dengan metanol-asam asetat sebanyak 500 mL selama 20 jam
Hasil ekstraksi disaring dengan menggunakan penyaring kain kasa
4isaring kembali dengan kertas saring
!
!
Eiltrat hasil penyaringan kemudian dieaporasi sampai olume menjadi setengahnya
Selesai Kambar .# Preparasi Gkstrak ahkota )unga Sepatu "8uryanti,dkk., 5#5%
2./.2
Uj& 5!"a Ekstrak Mahk!ta Bunga )e'atu )e"aga& In+&kat!r 2./.2.1 T&tras& Asam *uat +an Basa *uat
ulai 4iukur sebanyak 9F m2 larutan 8aOH yang sudah distandarisasi
4imasukkan dalam erlenmeyer &ambah beberapa tetes indikator ekstrak mahkota bunga sepatu sampai larutan ber@arna hijau muda
4ititrasi dengan larutan HCl 5,# 8 sampai terjadi perubahan @arna
langi titrasi sampai kali
Catat olume larutan HCl 5,# 8 yang diperlukan untuk titrasi Catat olume larutan HCl 5,# 8 yang diperlukan untuk titrasi
&idak !pakah sudah mengganti indikator dengan phenolphthalein sebagai pembanding*
a Selesai Kambar . &itrasi !sam 3uat dan )asa 3uat "8uryanti,dkk., 5#5% 2./.2.2 T&tras& Bas a Lemah +a n Asam *u at
ulai
4iukur sebanyak 9F m2 larutan 8aHCO yang sudah distandarisasi
4imasukkan dalam erlenmeyer
&ambah beberapa tetes indikator ekstrak mahkota bunga sepatu sampai larutan ber@arna hijau muda
4ititrasi dengan larutan HCl 5,# 8 sampai terjadi perubahan @arna
langi titrasi sampai kali
Catat olume larutan HCl 5,# 8 yang diperlukan untuk titrasi
Catat olume larutan HCl 5,# 8 yang diperlukan untuk titrasi
!pakah sudah mengganti indikator dengan phenolphthalein sebagai pembanding* a Selesai Kambar . &itrasi )asa 2emah dan !sam 3uat "8uryanti,dkk., 5#5% 2./.2.3 T&tras& Asam Lemah +an Ba sa *uat
ulai
4iukur sebanyak 9F m2 larutan CHCOOH yang sudah distandarisasi
&idak
4imasukkan dalam erlenmeyer
&ambah beberapa tetes indikator ekstrak mahkota bunga sepatu sampai larutan ber@arna hijau muda
4ititrasi dengan larutan 8aOH 5,# 8 sampai terjadi perubahan @arna
langi titrasi sampai kali
Catat olume larutan 8aOH 5,# 8 yang diperlukan untuk titrasi
Catat olume larutan 8aOH 5,# 8 yang diperlukan untuk titrasi
!pakah sudah mengganti indikator dengan phenolphthalein sebagai pembanding* a Selesai Kambar .9 &itrasi )asa 3uat dan !sam 2emah "8uryanti, dkk., 5#5%
BAB III MET6D6L67I PENELITIAN
3.1 Bahan
&idak
3.1.1
Asam a setat 5H 3566H
Eungsi( sebagai :at yang akan diidentifikasi kadar asamnya. A. )&$at 4&s&ka 8
#.
4ensitas
( #.59$ g=ml
.
&itik didih
( ##.#LC "99.7LE%
.
&itik beku
( #7.7LC "7#.$LE%
9.
&ekanan
( #.F kPa
F.
)erat molekul
( 75.5F g=mole
B. )&$at *&m&a 8
#.
)er@ujud 'air dalam suhu kamar
.
udah larut dalam air panas dan air dingin
.
&idak mudah terbakar
9.
&idak ber@arna
F.
3orosif
"S'ien'e2ab, 5#a%
3.1.2
Asam $!s$at H 3P6#
Eungsi( sebagai larutan untuk menstandarisasi larutan 8aOH. A. )&$at 4&s&ka 8
#.
4ensitas
( #.7F g=ml
.
&itik didih
( #FLC "#7.9LE%
.
&itik beku
( #LC "7$.LE%
9.
&ekanan
( 5. kPa "M 5LC%
F.
;arna
( &idak ber@arna
B. )&$at *&m&a (
#.
&idak mudah terbakar
.
&idak berbau
.
Cair dalam suhu ruang
9.
udah larut dalam air hangat dapat pula larut dalam air dingin
F.
udah meledak bila di'ampur nitrometana
"S'ien'e2ab, 5#b%
3.1.3
Aquadest H26 Eungsi ( sebagai pelarut. A. )&$at 4&s&ka8
#.
)erat olekul
( #,5 g=mol
.
PH
.
&itikdidih
(#55
9.
&itik lebur
( 5 LC
F.
4ensitas
(#g='m
6( o
C
B. )&$at *&m&a 8
#.
Pelarut yang kuat.
.
Pelarut uniersal.
.
)ersifat polar.
9.
emiliki sejumlah momen dipol.
F.
Sifat adhesi yang tinggi.
"S'ien'e2ab, 5#'%.
3.1.#
Natr&um h &+r!ks&+a Na6H
Eungsi( sebagai larutan standar untuk mentritrasi asam 'uka "titran%. A. )&$at 4&s&ka 8
#.
)erat molekul
( 95 g=mole
. .
4ensitas dan fase &itik lebur
( ,#55 g 'm , 'airan ( # LC
9.
&itik didih
( #$5 LC
F.
Penampilan
( Cairan higroskopis tak ber@arna.
N
B. )&$at *&m&a 8
#.
8aOH sangat mudah menyerap gas CO .
.
Senya@a ini sangat mudah larut dalam air.
.
erupakan larutan basa kuat.
9.
Sangat korosif terhadap jaringan Organik.
F.
4apat bereaksi dengan asam karboksilat.
"S'ien'e2ab, 5#d%
3.1.%
Phenolphthalein 529H1#6# Eungsi( sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi "titik ekialen%. A. )&$at 4&s&ka 8
#.
assa jenis
( #,6 g='m pada oC
.
&itik 2ebur
( 7,FLC
.
&itik didih
( 6$.FLC "#6F.LE%
9.
assa molar
( # g=mol
F.
&ekanan
(F.6kPa
B. )&$at *&m&a 8
#.
&rayek pH , ? #5.
.
erupakan indikator dalam analisa kimia.
.
&idak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan, hanya sebagai indikator.
9.
2arut dalam $F etil alkohol.
F.
Pada larutan basa ber@arna pink.
"S'ien'e2ab, 5#e%
3.2 Peralatan
1. Kelas ukur Eungsi ( untuk mengukur olume bahan yang akan digunakan dalam per'obaan. 2. Pipet tetes Eungsi ( untuk mengambil indikator " phenolphtalein% dalam botol dan meneteskannya ke erlenmeyer.
3. )uret Eungsi ( untuk @adah pentiter "8aOH%. 4. Erlenmeyer Eungsi ( untuk @adah larutan yang akan di titrasi. 5. Statif dan klem Eungsi ( untuk menyangga buret agar tetap dapat berdiri.
. Corong Eungsi ( untuk memasukkan 8aOH ke dalam buret. !. )atang pengaduk Eungsi ( untuk mengaduk dua :at yang di'ampur agar terjadi larutan homogen. ". #eaker glass Eungsi ( @adah penyiapan larutan 3.3 Pr!se+ur Per!"aan 3.3.1
Pen&a'an Larutan Na6H 9 :3 N
#. .
4i'u'i dan dibilas beaker glass F55 ml 4itimbang natrium hidroksida "8aOH% 7,5 gram dan dilarutkan ke dalam beaker glass F55 ml yang berisi aquades.
. 3.3.2
4iaduk larutan tersebut sampai larut.
)tan+ar&sas& L arutan Na6H
#.
2arutkan sejumlah tertentu asam fosfat F pada #55 ml aAuades
.
Pipet larutan diatas sebanyak F ml, masukkan kedalam erlenmayer lalu tambahkan tetes phenolphthalein.
.
&itrasi dengan larutan 8aOH sampai terjadi perubahan @arna indikator menjadi pink "merah muda% yang stabil. Catat olume 8aOH yang terpakai.
9. 3.3.3
2akukan titrasi duplo hingga diperoleh konsentrasi 8aOH
Penentuan *a+ar Asam Asetat +alam 5uka
#.
Pipet sampel sebanyak F ml, masukkan kedalam erlenmayer dan tambahkan tetes indikator phenolphthalein.
.
&itarsi dengan larutan 8aOH 5, 8 sampai terjadi perubahan @arna indikator menjadi pink "merah muda% yang stabil. Catat olume 8aOH yang digunakan.
.
2akukan titrasi diatas se'ara duplo lalu hitung kadar asam asetat yang diperoleh.
3.# 4l!-hart Per!"aan 3.#.1
Pen&a'an Larutan Na6H 9 :3 N
ulai
7 gram kristal 8aOH dimasukkan ke dalam beaker glass
4itambahkan aquadest hingga olume larutan F55 ml 4iaduk sampai larut
Selesai
Kambar .# Elo@'hart Persiapan 2arutan 8aOH 5, 8
3.#.2
)tan+ar&sas& N a6H
ulai
2arutan 8aOH dimasukkan ke buret
4imasukkan F ml larutan HPO9 5.98 ke dalam erlemeyer
4itambahkan tetes phenolpthalein
4ititrasi dengan larutan 8aOH &idak !pakah terjadi perubahan @arna dari bening menjadi merah rosa yang stabil* a a 4i'atat olume 8aOH yang terpakai &idak !pakah per'obaan sudah dilakukan titrasi duplo* *
4itentukan konsentrasi 8aOH
Selesai Kambar . Elo@'hart standarisasi 8aOH 5, 8
3.#.3
Penentuan *a+ar Asam Asetat +alam 5uka Beras 0He&n;
View more...
Comments