LAPORAN Anti Diabetes

April 23, 2019 | Author: AYU SUKARNI PUTRI | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

ANTIDIABETES

Oleh : AYU SUKARNI PUTRI (1301011) ( 1301011) Kelompok 3 S1 IV-A

Kamis, 12 Maret 2015

Dosen : Dr. Meiriza Djohari M.Kes,Apt

Asisten Dosen : Evirayuni Puspitasari Riska Pratiwi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2015

1

ANTIDIABETES

1.

Tujuan Percobaan

a. Membuktikan efek hipoglikemik suatu bahan / obat.  b. Agar mahasiswa mengerti mekanisme kerja obat penurun penurun glukosa darah. c. Agar mahasiswa dapat memahami gejala-gejala dan dasar farmakologi efek toksis obat penurun glukosa darah.

2.

Tinjauan Pustaka

Pankreas adalah suatu organ lonjong dari kira-kira 15 cm, yang terletak dibelakang lambung dan sebagian dibelakang hati. Organ ini terdiri dari 98 % sel-sel dengan sekresi ekstern, yang memproduksi enzim-enzim cerna yang disalurkan ke duodenum. Sisanya terdiri dari kelompok sel (pulau Langerhans) dengan sekresi intern, yakni hormon-hormon yang disalurkan langsung ke dalam aliran darah. Dalam pankreas terdapat empat jenis sel endokrin yakni : a. Sel - alf a  , yang memproduksi glukagon  b. Sel-beta    dengan banyak granula berdekatan membran selnya, yang berisi  dengan insulin (Lat.  Insula=  Insula= pulau). Setiap hari disekresikan kurang lebih 2 mg (=50 UI) insulin, yang dengan aliran darah diangkut ke hati. Kira-kira 50 % dari hormon ini dirombak disini, sisanya diuraikan dalam ginjal. c. Sel-D memprodusir somatostatin memprodusir somatostatin (antagonis  (antagonis somatotropin) d. Sel-PP memprodusir memprodusir PP (pancreatic polypeptide), yang mungkin berperan  pada penghambatan sekresi endokrin dan dan empedu.

Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan

kronis

yang

bercirikan

hiperglikemia  hiperglikemia  (glukosa

terlampau

meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme hidrat arang  (glukosa) di dalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak dan protein juga terganggu (Lat.  Diabetes = penerusan, mellitus= mellitus= manis madu).

2

Diabetes mellitus bukan merupakan patogen melainkan secara etiologi adalah kerusakan atau gangguan metabolisme. Gejala umum diabetes adalah hiperglikemia, poliuria, polidipsia, kekurangan berat badan, pandangan mata kabur, dan kekurangan insulin sampai pada infeksi. Hiperglikemia akut dapat menyebabkan sindrom hiperosmolar dan kekurangan insulin dan ketoasidosis. Hiperglikemiakronik menyebabkan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan metabolisme sel, jaringan dan organ. Komplikasi jangka panjang diabetes adalah macroangiopathy, microangiopathy, neuropathy, katarak, diabetes kaki dan diabetes jantung. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memungkinkan glukosa masuk kedalam sel untuk dimetabolisir (dibakar) dan demikian dimanfaatkan sebagai sumber energi. Akibatnya ialah glukosa  bertumpuk didalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya dieksresikan lewat kemih tanpa digunakan ( glycosuria) ( glycosuria).. Karena itu, produksi kemih sangat meningkat dan penderita sering berkemih, merasa sangat haus, berat badan menuruun, dan merasa lelah. Penyebab lainnya adalah menurunnya kepekaan reseptor sel bagi insulin (resistensi insulin) yang diakibatkan oleh makan terlalu banyak dan kegemukan (overweight  ( overweight ). ). Kadang-kadang penderita diabetes melitus tidak menunjukkan gejala akut (mendadak), tetapi penderita tersebut baru menunjukkan gejala setelah  beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit penyakit diabetes melitus. Gejala ini dikenal dengan gejala kronik atau menahun (Katzung, 2002). Gejala kronik yang sering timbul pada penderita diabetes adalah sepert i yang disebut dibawah ini : 1.

Kesemutan

2.

Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum

3.

Rasa tebal pada kulit telapak kaki, sehingga kalau berjalan seperti diatas  bantal atau kasur

4.

Kram

5.

Capai, pegal-pegal

6.

Mudah mengantuk

3

7.

Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata

8.

Gatal di sekitar kemaluan, terutama wanita

9.

Gigi mudah goyah dan mudah mudah lepas Kemampuan seksual menurun, bahkan impoten

Diabetes diklasifikasikan dalam dua Tipe : a. Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus ) dan,  b. Tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus ).

Diabetes tipe 1 adalah kasus genetik yang pada umumnya dimiliki sejak kecil dan memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah. Diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh keturunan dengan penyebabnya adalah kurangnya  penghasil insulin dalam tubuh dan tidak sensitif terhadap hormon insulin. Diabetes tipe 2 adalah kasus yang tidak memerlukan insulin dalam  pengendalian kadar gula darah. Insulin sendiri sendiri adalah hormon yang membawa glukosa dari darah masuk se dalam sel-sel tubuh. Insulin hanya diproduksi oleh sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Tanpa insulin, nutrisi tetap berada dalam plasma dan meningkat. Sebagian nutrisi akhirnya akan hilang dalam urine, hingga sel-sel tubuh mengalami kelaparan. Selain dua tipe diatas dikenal juga Diabetes melitus gestational. Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. Pasien dapat dipisahkan menjadi 2, yaitu mereka yang sudah diketahui sebelumya menderita diabetes dan mereka yang didiagnosis menderita diabetes saat sedang hamil (gestasional). Hasil akhir kehamilan yang baik memerlukan perhatian yang teliti terhadap diet, pemantauan dan pemberian insulin. Pada penderita diabetes gestational yang tidak berat, dapat dikendalikan gula darah melalui diet saja. Bila tidak memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia, maka ibu dapat

4

melahirkan secara normal dalam usia kehamilan 37-40 minggu selama tidak ada komplikasi lain. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan  pengobatan dengan insulin, maka sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini  pada kehamilan 36-38 minggu terutama bila kehamilannya diikuti oleh komplikasi lain seperti makrosomia, pre-ekalmpsia, atau kematian janin. Pengakhiran kehamilan lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan) atau operasi Caesar. Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk mengalami diabetes tipe 2 setelah melahirkan. Kadar glukosa darah ibu harus diperiksa 6 minggu setelah melahirkan dan setiap 3 tahun ke depan.

JENIS OBAT ANTIDIABETES

Antidiabetika (antihiperglikemia) adalah obat-obat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin. Insulin ini adalah hormon yang diproduksi oleh pulau Langerhans di pankreas, dimana insulin ini memiliki fungsi penting dalam : a. Menaikkan pengambilan glukosa kedalam sel sebagian besar jaringan  b. Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif c. Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan otot dan mencegah  penguraian glikogen d. Menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.

Semua proses ini menyebabkan kadar glukosa darah menurun karena  pengaruh insulin tersebut. t ersebut. Insulin tidak dapat d apat diberikan d iberikan secara peroral karena dapat terurai oleh asam lambung. 1. INSULIN

Insulin adalah pengobatan penderita untuk pertama kali. Sebagian besar  pasien diabetes yang hamil mendapatkan suntikan preparat human insulin. Karena insulin akan dihancurkan bila diberikan per os, maka pemberiannya hanya per injeksi.

5

Ada tiga tipe preparat lama menurut lama kerjanya yaitu: short acting, intermediate acting, dan long acting. Insulin intermediate dipilih untuk  penderita yang cenderung ce nderung menderita ketoasidodsis. Kemudian diperkenalkan  preparat insulin yang baru yaitu: insulin lispro dan insulin aspart , yang dapat  bekerja lebih cepat dibandingkan dibandingkan short acting preparat lama. Preparat ini memungkinkan pasien untuk menyuntik diri sendiri seesaat sebelum makan daripada menunggu 30 menit.

Insulin yang sering digunakan selama kehamilan biasanya hanya 2 tipe, yaitu tipe short (actrapid) dan intermediate (monotartd).

Farmakodinamika Farmakodinamika Insulin

Insulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa menembus membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa ke dalam sel-sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan sel serta fungsi fungsi metabolisme metabolisme berbagai berbagai macam jaringan.

Insulin bekerja pada

hidrat arang, lemak serta protein, dan kerja insulin ini pada dasarnya  bertujuan untuk mengubah mengubah arah ar ah lintasan metabolik sehingga gula, lemak dan asam amino dapat tersimpan dan tidak terbakar habis.

6

2. Antidiabetika Oral

Antidiabetika oral kini dapat digolongkan menjadi enam kelompok besar, sebagai berikut : a. Sulfonilurea  (antara lain tolbutamide, klorpropamida, glibenklamida,  gliklazida, glipizida, glikidon, glikidon, dan glimepirida dan glimepirida)) Sulfonilurea menstimulasi sel-sel beta dari pulau Langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Disamping itu, kepekaan sel-sel beta bagi kadar glukosa darah diperbesar melalui pengaruhnya atas protein-transpor glukosa.  b. Kalium-channel blockers (repaglinida,  (repaglinida, nateglinida) nateglinida ) Senyawa ini sama mekanisme kerjanya dengan sulfonilurea, hanya  pengikatan terjadi di tempat lain dan kerjanya lebih singkat. singkat. c. Biguanida

Obat ini menstimulasi pelepasan insulin dan tidak menurunkan gula-darah  pada orang sehat. Zat ini juga menekan nafsu makan  (efek anoreksan) hingga berat badan tidak meningkat, maka layak diberikan pada penderita yang kegemukan. d. Glukosidase-inhibitors (akarbose  (akarbose,, dan miglitol ) Zat-zat ini bekerja atas dasar persaingan merintangi enzim alfa-    di glukosidase 

mukosa

duodenum,

sehingga

reaksi

penguraian

 polisakarida menjadi monosakarida terhambat. Dengan demikian glukosa dilepaskan lebih lambat dan absorpsinya ke dalam darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga puncak kadar gula dihindarkan. Kerja ini mirip dengan efek dari makanan yang kaya akan serat gizi. e. Thiazolidindion (rosiglitazon  (rosiglitazon dan  dan pioglitazon  pioglitazon)) Memiliki kerja farmakologi istimewa disebut insulin sensitizers. sensitizers. Berdaya   jaringan mengur mengur angi r esistensi istensi i nsul nsul in   dan meni meni ngkatkan sensit nsit ivi tas   perifer untuk insulin. insulin. Oleh karena ini penyerapan glukosa ke dalam  jaringan lemak dan otot meningkat, meningkat, juga kapasitas penimbunannya di  jaringan ini. Efeknya E feknya ialah kadar insulin, glukosa dan asam lemak bebas dalam darah menurun, begitu pula gluconeogenesis dalam hati.

7

f. Penghambat

DPP-4

(DPP-4

blockers)

:  sitagliptin

(Januvia),

vildagliptin (Galvus) Obat-obat kelompok ini bekerja berdasarkan penurunan efek hormon increatin. increatin. Incretin berperan utama terhadap produksi insulin di pankreas dan yang terpenting adalah GLPI dan GIP, yaitu glukagon-likepeptide yaitu glukagon-likepeptide dan  dan  glucose-dependent insulinotropic polypeptide. polypeptide. Incretin ini diuraikan oleh suatu enzim khas DPP4 (dipeptidylpeptidase ( dipeptidylpeptidase). ). Dengan penghambatan enzim ini, senyawa gliptin mengurangi penguraian dan inaktivasi incretin, sehingga kadar insulin akan meningkat. g. Lainnya : alfa-liponzuur, (krom) pikolinat dan kayu manis.

Klasifikasi dari hewan uji yang digunakan yaitu : Kingdom

:

Animalia

Phylum

:

Chordata

Class

:

Mammalia

Ordo

:

Rodentia

Family

:

Murinae

Genus

:

Species

:

Mus  Mus musculus

Monografi dari obat glibenclamid

 Nama resmi

: Glibenclamidum

 Nama lain

: Glibenklamida

Pemerian

: serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau /

hampir tidak berbau RM / BM

: C23H28CIN3O5S/ 494,0

8

Dosis etiket

: 5 mg

Dosis maksimum

: 1.3 mg

Bentuk sedian

: Tablet

Penyimpanan

: Dalam wadah tetutup baik

Khasiat Kegunaan

: Antidiabetik : Sebagai sampel

Farmakokinetik

 potensinya 200x lebih kuat dari tolbutamid, masa paruhnya sekitar 4 jam. Metabolismenya dihepar, pada pemberian dosis tunggal hanya 25 % metabolitnya dieksresi melalui urin, sisanya melalui empedu. Pada  penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan sekunder, dengan seluruh kegagalan kira-kira 21 % selama11/2 tahun. Karena semua sulfonilurea dimetabolisme di hepar dan dieksresi melalui ginjal, sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat. Farmakodinamik

merangsang insulin dari granul, sel beta langerhans pangkreas. Rangsanganya melalui interaksi ATP-sensitive K chanel pada membran sel-sel sel- sel β yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca

++

akan masuk sel β,

merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Kecuali itu sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar. Indikasi

 pada keadaan yang gawat seperti stres,komlikasi infeksi dan pendarahan, insulin tetap merupakan terapi standar Kontra indikasi

9

Hipoglikemia, bahkan sampai koma tentu dapat timbul . Reaksi ini lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan masa kerja panjang. Efek samping lain yaitu reaksi alergi jarang sekali terjadi mual,muntah, diare, gejala hemtologik, susunan saraf pusat,mata dan sebagainya Mekanisme kerja

Merangsang sekresi insulin dari granul ses-sel ses- sel β langerhans pankreas. Ransangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitif K chanel pada membran sel  –  sel β yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca ++ akan masuk sel-β sel- β merangsang granula yang berisui insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah ang euivalen dengan peptida  –   C. Kecauli itu sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar.

10

3.

Bahan Dan Alat Bahan

-

Glukosa

-  Nacl fisiologis (1% kg BB ) -

Glibenklamid (1 mg/kg BB, 2 mg/kg BB)

-

Insulin (25 UI/kg BB, 50 UI/kg BB, 100 UI/kg BB)

-

Hewan yang digunakan : mencit

Alat

-

Alat suntik

-

Jarum oral

-

Timbangan

-  Nesco (strip pengukur glukosa darah) darah) dan alat pengukur glukosa glukosa (glukometer)

4.

-

Stoples (tempat pengamatan)

-

Blade dan handle blade

Cara Kerja

a. Timbang mencit uji dan hitung VAO (ml) untuk obat dan glukosa yang akan diinjeksikan  b. Potong ujung ujung ekor mencit mencit beberapa cm saja (1 cm), kemudian kemudian teteskan darah mencit tersebut ke strip pengukur glukosa darah (strip sebelumnya sudah dalam keadaan terpasang dengan alat pengukurnya), lihat berapa kadar glukosa mencit sebelum perlakuan. c. Selanjutnya

suntikan

obat

antidiabetes

(penurun

glukosa

darah),

sementara kontrol diberikan NaCl fisiologis 1 % Bb secara intramuskular. (untuk insulin secara i.m, glibenklamid secara p.o ) d. Setelah 5 menit berikan larutan glukosa secara oral dengan dosis 2 mg/kg BB secara oral. e. Ukur kadar glukosa darah mencit pada menit 15 menit dan 30 menit setelah pemberian obat. Kemudian Tabelkan hasil pengamatan dgn jelas.

11

5.

Hasil Dan Pembahasan a. Hasil pengamatan

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yang dapat terlihat dalam da lam tabel berikut : Klp

Sebelum

Dosis

Waktu

 perlakuan

15 menit

30 menit

I

Insulin 25 UI/kg BB

98 mg/dL

51 mg/dL

45 mg/dL

II

Insulin 50 UI/kg BB

96 mg/dL

39 mg/dL

33 mg/dL

III

Insulin 100 UI/kg BB

93 mg/dL

69 mg/dL

39 mg/dL

IV

Glibenklamid 1mg/kg BB

58 mg/dL

213 mg/dL

42 mg/dL

V

Glibenklamid 2 mg/kgBB mg/kgBB

30 mg/dL

120 mg/dL

96 mg/dL

50 mg/dL

157 mg/dL

115 mg/dL

VI

Kontrol (NaCl fisiologis 1% BB)

b. Perhitungan

Berapa ml VAO yang dibutuhkan jika diketahui berat mencit = 16.59 gram , dosis untuk Insulin 100 UI/kg BB, dan konsentrasi (C)= 5 UI/mL? Jawab

VAO (mL) = VAO (mL) =

Berat badan kg × Dosi Dosiss C 0.0165 0.01659 9 kg × 100 UI/k UI/kgBB gBB 5 UI/mL

VAO mL = 0.33 0.33 mL Berapa mL VAO yang dibutuhkan untuk glukosa dengan dosis 2 mg/kgBB, jika diketahui berat mencit = 16.59 gram dan konsentrasi (C)= 0.2 mg /mL ? Jawab

VAO (mL) = VAO (mL) =

Berat badan kg × Dosi Dosiss C 0.0165 0.01659 9 kgBB × 2 mg/kgBB mg/kgBB 0.2 mg/mL

VAO mL = 0.16 0.165 5 mL

12

c. Pembahasan

Antidiabetika (antihiperglikemia) adalah obat-obat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin. Percobaan dilakukan untuk menguji efek hipoglikemik dari antidiabetik insulin (dalam (dalam dosis 25 UI/kgBB, 50 UI/kgBB, dan 100 UI/kgBB ) dan glibenklamid (dosis 1 mg/kgBB, dan 2 mg/kgBB) serta sebagai kontrol digunakan NaCl fisiologis (1 % BB) dengan menggunakan mencit ( Mus ( Mus musculus) musculus) sebagai hewan uji pada praktikum kali ini. Pada praktikum kali ini dilakukan terlebih dahulu pengukuran kadar glukosa mencit sebelum diberikan dengan obat antidiabetes. Kelompok kami (kelompok 3) menguji insulin dengan dosis 100 UI/kgBB. Setelah dilakukan pengukuran diberikan antidiabetes pada mencit, setelah 5 menit di berikan glukosa secara oral, untuk menghindari  penurunan glukosa yang sangat tajam akibat induksi oleh antidiabetes yang diberikan tsb. Setelah itu dilakukan pengecekan kadar glukosa sebanyak 2 kali selama 30 menit. menit. Dari hasil praktikum terlihat perbedaan respon efek pada kedua antidiabetik yang diuji antara insulin dan glibenklamid. Klp

Dosis

Sebelum

Waktu

 perlakuan

15 menit

30 menit

I

Insulin 25 UI/kg BB

98 mg/dL

51 mg/dL

45 mg/dL

II

Insulin 50 UI/kg BB

96 mg/dL

39 mg/dL

33 mg/dL

III

Insulin 100 UI/kg BB

93 mg/dL

69 mg/dL

39 mg/dL

IV

Glibenklamid 1mg/kg BB

58 mg/dL

213 mg/dL

42 mg/dL

V

Glibenklamid 2 mg/kgBB mg/kgBB

30 mg/dL

120 mg/dL

96 mg/dL

50 mg/dL

157 mg/dL

115 mg/dL

VI

Kontrol (NaCl fisiologis 1% BB)

Dari tabel diatas terlihat masing-masing kadar glukosa darah mencit dari masing-masing kelompok sebelum perlakuan (dalam keadaan normal). Untuk uji antidiabetik digunakan insulin dan glibenklamid

13

dengan dosis yang berbeda sementara untuk kelompok kontrol hanya diberikan NaCl fisiologis. Setelah pemberian antidiabetes kemudian diberikan glukosa secara peroral kepada mencit, dengan adanya glukosa dari luar ini akan terlihat efek hipoglikemik kedua antidiabetik yang diuji. 15 menit setelah pemberian glukosa tersebut pada kelompok yang menguji glibenklamid (klp 4, dan 5) terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dibanding sebelum perlakuan. Namun, berbeda dengan insulin yang diberikan secara i.m menunjukkan respon penurunan kadar glukosa darah dibanding dengan kadar glukosa darah sebelum  perlakuan. Hal ini terjadi karena pemberian glibenklamid secara peroral menunjukkan respon efek hipoglikemik lebih lama karena glibenklamid harus melewati saluran pencernaan untuk kemudian terabsorpsi dan masuk ke sirkulasi darah dan kemudian menuju target untuk merangsang insulin dibandingkan dengan insulin yang diberikan i.m (kedalam otototot paha) yang langsung berada dalam sirkulasi darah sehingga respon hipoglikemik yang ditimbulkan juga lebih cepat. Sementara pada kontrol terjadi kenaikan kadar glukosa dibanding sebelum perlakuan meskipun sempat terjadi penurunan glukosa pada menit ke 30 dari 157 mg/dL menjadi 115 mg/dL. Meskipun begitu, kadar glukosa mencit mengalami  peningkatan didalam darah. Pada sampel uji yang sama dengan kelompok kami yaitu antidiabetes insulin terlihat perbedaan dalam penurunan kadar glukosa mencit uji. Dari hasil tersebut terlihat bahwa insulin dengan kadar yang lebih tinggi yaitu 100 UI/kgBB lebih cepat terlihat dibanding dua dosis lainnya yaitu 25 UI/kgBB dan 50 UI/kgBB. Sementara pada glibenklamid efek hipoglikemik lebih besar terlihat pada dosis terkecil yaitu 1mg/kgBB dibandingkan dengan dosis kelompok 5 yaitu 2 mg/kgBB. Secara teoritis seharusnya efek hipoglikemik ini cepat terjadi pada dosis yang lebih  besar. Hal tersebut dapat dipengaruhi dipengaruhi juga oleh berat mencit mencit yang berbeda sehingga memberikan respon fisiologis yang juga berbeda.

14

Dari

hasil

tersebut

hasil

praktikum

kali

ini

cukup

 baik,menunjukkan efek hipoglikemik antidiabetik yang diujikan. Dari  pengujian tersebut didapat hasil bahwa efek hipoglikemik injeksi i.m insulin lebih cepat dibandingkan dibandingkan dengan antidiabetik oral or al glibenklamid. Dalam Percobaan ini digunakan alat glukometer, dengan alasan  bahwa alat glikometer merupakan alat yang otometik memudahkan dalam

memperoleh

hasil

glukosa

darah,

pemeriksaan

dengan

menggunakan alat ini memerlukan waktu yang relatif singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik. Adapun cara penggunaan dari alat glukometer tersebut yaitu penyiapan alat dan strip glukotest, masukkan strip glukotest kedalam bagian ujung glukometer, teteskan darah pada tempat reagen strip glukotest, kemudian dibaca kadar gula yang tertera  pada layar glukometer, dimana mekanisme kerja dari alat glukometer yaitu dalam strip terdapat enzim glukooksigenase yang mana jika sampel darah mengenai strip maka akan langsung terbaca oleh glukometer. Untuk mengurangi kesalahan dalam pengujian ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor fisiologis mencit harus sangat diperhatikan, mengingat mencit yang sering berulang-ulang digunakan dalam pengujian akan memberikan hasil yang kurang baik dan tidak spesifik, kemudian faktor lainnya yaitu faktor penyuntikkan juga  berpengaruh berkaitan dengan ketelitian ketelitian praktikan dalam pengujian.

15

6.

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya : a. Mencit yang diinduksi dengan menggunakan glibenclamid memberikan efek lelah dan aktivitas motorik yang menurun. Setelah diinduksi dengan glukosa, mencit berangsur angsur kembali kekeadaan awal (normal). Obat glibenklamid merupakan obat antidiabetes golongan sulfonylurea yang cocok digunakan untuk penderita diabetes tipe II. Glibenclamid bekerja dengan cara merangsang sekresi insulin oleh sel β pulau langerhans di  pancreas.  b. Insulin lebih cepat bekerja menurunkan kadar gula daripada glibenclamid c. Beda penyuntikan maka berbeda pula cepat atau tidaknya efek yang tampak, efek tampak lebih cepat ketika diberi secara im daripada oral. d. Diabetes mellitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan adalah kelainan metabolis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah ( hiperglikemia). Diabetes tersebut dibagi menjadi tiga tipe, yaitu diabetes mellitus tipe 1,2 dan diabetes gastional. Pada kondisi normal, kadar gula darah tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70 -110 mg/dL. Oleh pengaruh kerja hormone insulin diproduksi oleh kalenjer pancreas. e. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak menggunakan  lemak sebagai sumber energi. Kelebihan insulin atau obat glibenclamid dapat berakibat hipoglikemia. f. Untuk mempermudah pengujian digunakan alat untuk mengukur glukosa darah yaitu glucometer

7.

Jawaban Pertanyaan-Pertanyaan Pertanyaan dan jawaban

1.

Jelaskan dengan ringkas mekanisme kerja insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah. Jawab :

16

Insulin yang mulai efektif bekerja menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke dalam tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16 jam setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman. Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin. Masa reaksi obat insulin juga dipengaruhi oleh kemampuan tubuh seseorang dalam merespon obat ini. Maka diproduksi  pula jenis insulin campuran, yang merupakan kombinasi dari dua jenis jenis insulin di atas. Selain Se lain itu penggunaanya harus dibawah d ibawah pengawasan dokter untuk menentukan dosis yang sesuai dengan kebutuhan setiap  penderita.

MEKANISME KERJA

-

Tempat kerja insulin ialah pada permukaan luar membran sel. Beberapa peneliti mendapatkan bahwa adenilsiklase di hambat,

sedangkan enzim fosfodiesterase dirangsang. Sintesis glikogen dan glikogenolisis tergantung darirangkaian reaksi fostorilasi protein. Siklik AMP mengaktivasi proteinkinase dengan akibat perangsangan glikogenolisis dan hambatan glukoneogenesis.

-

Insulin bekerja sebaliknya yaitu ke arah sintesis glikogen. Insulin

terjadinya

mendefosforilasi

penghambatan

enzim

glikogenolisis

tertentu dan

dengan lipolisis.

akibat Insulin

meningkatkan ambilan K+ ke dalam sel, efek serupa terjadi pada Mg++ dan diduga ion tersebut bertindak sebagai second messenger yang memperantarai kerja insulin.

17

2.

Jelaskan pula dengan ringkas mekanisme kerja glibenclamid dalam menurunkan kadar glukosa darah. Jawab :

Glibenklamida adalah hipoglikemik oral derivat sulfonil urea yang  bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Glibenklamia bekerja dengan merangsang sekresi insulin dari pankreas. Oleh karena itu glibenklamida hanya bermanfaat pada penderita diabetes dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi insulin. Pada penggunaan per oral glibenklamida diabsorpsi sebagian secara cepat dan tersebar ke seluruh cairan ekstrasel, sebagian besar terikat dengan protein plasma. Pemberian glibenklamida dosis tunggal akan menurunkan kadar gula darah dalam 3  jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Glibenklamida dieksresikan bersama feses dan sebagai metabolit bersama urin.

3.

Jelaskan efek samping toksisitas obat penurun kadar glukosa glukosa darah. Jawab :

-

Pada penderita gula darah rendah kadar gula darah akan menurunkan setiap waktu. Akibat dari penurunan gula darah, tubuh menjadi  berkeringat, mual, mual, atau pernafasan yang cepat. Jika tingkat gula darah menurun secara substansial, maka pasien bahkan bisa pingsa n.

-

Bila kadar gula darah menurun, metabolisme tubuh juga menurun. Hal ini juga menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak yang sering menimbulkan kejang. Ini adalah kondisi langka yang memerlukan

perhatian

segera

dari

dokter.

Karena kadar glukosa lebih rendah, pasien merasa pusing. Fungsi otak berjalan lambat.

-

Hipoglikemia adalah efek samping dari menyuntikkan insulin. Terlalu banyak insulin dalam tubuh dapat menurunkan tekanan darah. Hal ini menyebabkan sakit kepala, lemas, mengantuk, dan detak jantung yang cepat.

18

-

Dalam kasus ekstrim, efek samping dari suntikan insulin dapat menyebabkan hiperglikemia. Gejala-gejala dari kondisi ini adalah rasa haus yang ekstrim, sering kencing, dan letih.

-

Untuk

beberapa

pasien

diabetes,

suntikan

insulin

dapat

menyebabkan alergi kulit seperti bengkak dan gatal. Beberapa efek samping yang jarang dari suntikan insulin adalah muntah, kulit merah di tempat yang disuntikkan, denyut jantung tidak teratur, kurang konsentrasi, dan lain-lain.

8.

Daftar Pustaka

Ganiswarna,S.G,Setiabudy.R,SuyatnaF.D,Purwantyastuti,Nafrialdi.,1995,  Farmakologi dan Terapi Terapi,, Universitas Indonesia, Jakarta Mutschler,ernest, 1991. Dinamika 1991.  Dinamika Obat edisi V . ITB, Bandung. Tim penyusun, 2008.  Informatorium obat nasional indonesia (IONI), Badan POM RI, Koperkom dan CV sagung seto, Jakarta. Tjay ,hoan dan kirana rahardja, 2008. Obat-obat penting edisi VI . PT Gramedia, Jakarta.

19

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF