LAPORAN ANORGANIK

March 9, 2018 | Author: uchihadiman | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN ANORGANIK...

Description

2010

LAPORAN TETAP HASIL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1

HIDROGEN,KIMIA BELERANG,BILANGAN OKSIDASI NITROGEN,HALOGEN

SUDIRMAN PROGRAM STUDY KIMIA G1 008 008

HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini di susun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti respon akhir Kimia Anorganik I. Di sahkan Pada: Mataram 19 Mei 2010 Mengetahui: Koordinator Murdiah G1C 007025 Co Ass Acara 1

Co Ass Acara 2

Taufik Abdullah G1C007043

Husnul Khotimah G1C 007011

Co Ass Acara 3

Co Ass Acara 4

Maratul Husna Ramadhani G1C007018

Nuraini Yusuf G1C007029

KATA PENGANTAR Puji syukur ALLAH penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah kimia Anorganik 1. Pembuatan laporan ini,merupakan hasil praktikum yang bertujuan untuk memahami secara mendalam materi-materi kuliah dan mengetahui prosedur kerja dari praktikum yang telah dilakukan.Penulis mengucapkan terima kasi kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi penyempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa kimia.

Mataram , 19Mei 2010

Penyusun

HIDROGEN A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan 2. Hari / tanggal 3. Tempat Mataram

: mempelajari cara pembuatan dan sifat hidrogen : rabu, 17 maret 2010 : laboratorium kimia Lt.III Fakultas MIPA Universitas

B. LANDASAN TEORI Dikenal tiga isotop hidrogen : 1H, 2H (deutrium atau D), 3H (tritium atau T) walaupun isotop efek paling besar bagi hidrogen, untuk membenarkan penggunaan nama yang berlainan bagi dua isotop yang lebih berat, maka sifat H, D, dan T pada hakikatnya serupa, kecuali dalam hal seperti laju dan tetapan kesetimbangan reaksi. Bentuk normal unsurnya adalah molekul diatom, berbagai kemungkinannya adalah H2, D2, T2, HD, HT. Hidrogen yang terdapat di alam mengandung 0, 0156 % deutrium. Sedangkan tritium (terbentuk secara terus menerus di lapisan atas atmosfer pada reaksi inti yang direduksi oleh sinar kosmik) terdapat di alam hanya dalam jumlah yang sangat kecil, kira-kira sebanyak 1 per 1017, dan bersifat radioaktif (B-, 12.4 tahun) (cotton, 2003 : 271) Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul gas diatomik, yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen adalah unsur yang terdapat di alam dalam kelimpahan terbesar yaitu 93%, tetapi hanya sedikit yang terdapat di bumi (Haris, 2009:17-18). Hidrogen merupakan penyusun utama (75%) atmosfer matahari. Di bumi, hidrogen didapatkan sebagai air, hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Molekul hidrogen merupakan gas yang paling ringan. Hidrogen cair mempunyai titik didih -253oC dan titik bekunya -259oC (Fajar, 2003:79). Karena spin inti hidrogen adalah ½ dan karena kelimpahannya, hidrogen adalah nuklida yang paling penting untuk spektroskopi NMR. Ada isomer spin inti molekul diatomik yang spinnya tidak nol, khususnya dalam kasus molekul hidrogen, perbedaan sifatnya sanagat signifikan. Spin para-hidrogen bersifat anti paralel dan jumlahnya 0 serta menghasilkan keadaan singlet. Spin orto-hidrogen adalah paralel dan jumlahnya 1 menghasilkan keadaan hiplet. Karena para-hidrogen energinya rendah, para-hidrogen lebih stabil disuhu rendah (Saito, 1996:55-56).

Hidrogen merupakan unsur yang sangat unik, atom yang paling ringan dan yang paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 neutron. Hidrogen mempunyai rapatan yang rendah bersenyawa dengan hammpir setiap unsur lain yang relatif membentuk hidrida. Hidrogen mempunyai skala keelektronegatifitas tenngahan sehingga mempunyai sifat yang bersifat ionisasi, yaitu bersenyawa dengan unsur: (1). sangat elektronegatif (misalnya halogen ) membentuk senyawa polar dengan karakter fisik positif pada atom hidrogen, (2). Tetapi juga dengan unsur lain yang sangat elektronegatif ( misalnya alkali ) membentuk senyawa ionik hidrida dengan karakter negatif pada atom hirogen, (3). Demikian juga dengan intermediat ( misalnya karbon ) membentuk senyawa non polar. Unsur hidrogen terdapat paling besar jumlahnya kira-kira 92% (Sugiyarto.2001).

C. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT-ALAT PRAKTIKUM a. Tabung reaksi b. Sumbat berlubang c. Statif d. Klem e. Bunsen f. Gelas kimia g. Pipet tetes h. Pipa U i. Selang 2. a. b. c. d. e. f. g.

BAHAN PRAKTIKUM Aluminiu Asam sulfat Seng CUSO4 1M NaOH Air Tissue

D. SKEMA KERJA 1. Pembuatan Hidrogen dari Asam Zn (2 keping) Dimasukkan ke tabung reaksi besar + tetes-tetes CuSO4 2 M Ditutup tabung reaksi dengan sumbat berlubang + H2SO4 1 M (3 mL) ± 1 menit pipa karet dimasukkan ke tabung reaksi Hasil percobaan berisi air Diangkat ┴, didekatkan pada bara api 2. Pembuatan Hidrogen dari Basa Kuat Logam Al (2 keping) Dimasukkan ke tabung reaksi + NaOH 0,5 M (5 mL) Dipanaskan Didekatkan bara api pada ujung pipa kaca Hasil percobaan

E. HASIL PENGAMATAN No 1

Prosedur Kerja Pembuatan

Hasil Pengamatan

hydrogen

dari

asam 2

keping

Zn(silver)

+ Terjadi

reaksi,

terbentuk

warna

CuSO4(biru)

coklat didasar tabung

Zn + CuSO4 + H2SO4

Terbentuk gas dan larutan warna biru tua

Air dalam tabung reaksi kecil

Air terdesak oleh gas yang di alirkan kedalam tabung, dan membentuk daerah kosong dalam tabung reaksi tersebut.

Pembakaran

gas

dalam Gas yang terbentuk tidak berbau,

tabung reaksi

berwana dan tidak berasa Pada saat gas dibakar terjadi ledakan dan nyala kuning

2

Pembuatan

hydrogen

dari

basa kuat 2keping

Al(silver)

+ Tidak terjadi reaksi

NaOH(bening)

 Al + NaOH  

Terjadi reaksi, terdapat endapan warna hitam, gas yang terbentuk tidak berbau, berwarna dan tidak berasa

Pembakaran gas yang keluar

Terjadi membesar

letupan

dan

apinya

F. ANALISIS DATA 

GAmbar rangkaian alat o Gambaran alat :pembuatan hydrogen dengan asam

Keterangan 1.Statif 2.Tabung reaksi 3.Batang Statif 4.Sumbat 5.Gelas kimia 6.PipaU 7.Klem o Gambar alat :Pembuatan Hidrogen dengan basa



Persamaan reaksi

Pembuatan hydrogen dengan asam Zn(s) + CuSO4(aq) → ZnSO4(aq) + Cu(s) Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) +H2(g) Pembuatan hydrogen dengan basa Al(s) + 3 NaOH(aq) → Al(OH)3(aq) + 3 Na 2 Na + 2 H2O → 2 NaOH + H2 2 Al + 2 OH- + 6 H2O → 2 [Al(OH)4]- + 3 H2 G. PEMBAHASAN Hirogen merupakan unsur yang paling sederhana,dimana hanya terdaoat satu elektrondan satu proton serta satu neutron pada keadaan normal.sehingga mempunyai bnyak keunikan sifatdibanding dengan unsur-unsur lainnya.hidrogen merupakan gas ynag sangat ringan.pada keadaan standar,memiliki massa atom 1,00794 g/mol dan densitas 0,08988 gr/ml.sifat fifsik lainyan dari hidrogen yaitu memiliki titik leleh 14,01 K (-259,14⁰C),titik didih 20,28 K (-252,87⁰C) dan titik triple 13,8033 K.hidrogen merupan gas yang mudah terbakar,sampai konsentrasi terendahnya 4% H2.hirogen bersifat diatomik,yang memiliki ikatan kovalen antar atom H dan ikatan van der walls antar molekulnya. Pada praktikum ini,tujuannya yaitu mempelajari sifat-sifat hidrogen serta beberapa cara pembuatanya,dimana pada praktikum kali ini hanya dilakukan 2 cara,yaitu mereaksikan logam dengan asam encer dan logam dengan basa encer.percobaan yng pertma.logam yang digunakan adalah logam Zn (seng),larutan CuSO4 2M dan H2SO4 1M.pada percobaan yng petama ini,logam Zn akan teroksidasi menjadi Zn2+ oleh ion Cu2+ yang dilepaskan oleh CuSO4 sebagai oksidator dan H2SO4 sebagai katalis.oleh karna ini merupakn larutan encer,dimana akan terdapat H2O yang akan selanjutnya tereduksi,karana anion oksida seperti SO42- memiliki potensial reduksi yang tidak lebih besar dari air.sehingga dari reduksi air,akan diproleh gas H2 .adapun gas H2 yang terbentuk,kemudian dialirkan kedalam tabung reaksi yang berisi air yang sudah di kondisikan sedemikian rupa,sehingga tabung reaksinya bisa dibalik, dengan menggunakan pipa U sebagai penghubung.perlahan-lahan,gas yang dihasilkan dari reaksi tersebut,mendesak air keluar dari tabung reaksi.hal ini juga membuktikan

bahwa,gas

H2

tidak

larut

dalam

air(atau

kelarutanya

sangat

kecil).selanjutnya,untuk membuktikan gas ini mudah terbakar seperti dalam landasan

teori,dipasang pula pipa plastik yang ujungnya berupa kaca,pipa ini menghubungkan gas H2 dengan udara luar.setelah klem dibuka,gas yang ada dalam tabung mulai keluar,dan selanjutnya ujung pipa kaca sisulut dengan api,ternyata terjadi sedikit letupan-letupan pada api tersebut.sedikitnya letupan yang terjadi dikarenakan,sering kali pipa penghubungnya kemasukan air,sehingga menghalang gas yang keluar.adapun setelah mengmati sisa logam pada tabung reaksi,terdapat warna cokelat,ini merupakan logam Cu yang tereduksi,karena disamping sebagai oksidator,logam ini juga mengalami reduksi(susilowati,2007). Pada percobaan yang kedua,mereaksikan logam Al dengan basa NaOH.pada prinsipnya,reaksi yang terjadi,sama dengan reaksi yang pertama yaitu reaksi redoks.untuk prcobaan yang ke-2 ini,tidak memerlukan katalis,hanya saja perlu dipanaskan untuk mempercepat reaksi.reaksi yang berlangsung adalah,logam Al akan teroksidasi menjadi Al3+

,selanjutnya logam Na memiliki potensial reduksi yang tidak lebih besar dari air,sehingga

air lah yang tereduksi.potensial reduksi logam Na adalah -2.71 Volt,sedangkan potensial reduksi air adalah -0.83 Volt.reduksi dari air inilah yang akan menghasilkan gas hidrogen.pada percobaan ini,gas yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan percobaan yang pertama,hal ini terlihat dari letupan yang terjadi setelah gas dari hasil reaksi ini dialirkan keluar dan dibakar,terjadi letupan yang lebih banyak.hal ini juga bisa dilihat dari persamaan reaksi dianalisis data.untuk prcobaan pertama,1mol logam Zn menghasilkan 1 mol gas H2.sedangakn pada percobaan yang kedua,2 mol logam Al mehasilkan 3 mol gas H2 .adapun warna nyala dari gas hidrogen pada kedua percobaan ini,sangat susah diamati,karena yang terjadi hanyalah letupan-letupan kalaupun ada nyala,itu hanya efek imbas dari sumber apinya.api dari hasil pembakaran gas hidrogen,tidak dapat diamati dengan mata telanjang,sehingga seringkali menyebabkan kebakaran yang tak terduga,dan api yang dihasilakn juga lebih panas(saito,1996).dari kedua percobaan ini juga dapat diamati bahwa,gas hidrogen merupakan gas tidak berwarna,tidak berbau, dan tidak berasa.

Kesimpulan  Gas hidrogen dapat dibuat dengan mereaksikan logam-logam seprti Zn dengan asam encer.  Gas hidrogen juga dapat dibuat dengan mereaksikan logam-logam seperti Al dengan basa encer.

 Gas hidrogen yang dihasilkan,lebih banyak pada percobaan yang ke-2 yaitu reaksi logam Al dengan larutan basa NaOH,dari pada percobaan yang pertama.  Gas hidrogen merupakan gas yang tidak mudah larut dalam air,sehingga bisa mendesak air.  Gas hidrogen merupakan gas yang mudah terbakar.  Gas hirdrogen merupakan yang tidak berwarna,tidak berasa,dan tidak berbau.  Reaksi yang terjadi pada kedua percobaan ini merupakan reaksi redoks.

DAFTAR PUSTAKA Cotton, F albert dan geoferry wilkinson. Kimia Anorganik Dasar . jakarta: UI-Press. Partana, Crys Fajar.2003. Common Textbook Kimia Dasar 2. Yogyakarta : UNY Press. Saito, Taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo: Universitas Kanogawa. Sugiyarto, Kristian. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non Logam. yogyakarta: UNY Press

BILANGAN OKSIDASI NITROGEN A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1.

Tujuan

: a. Mempelajari reaksi redoks asam nitrat dan garam

nitrat, b. mempelajari reaksi redoks nitrat, reaksi redoks ammonia, dan ion ammonia. 2. Hari/tanggal

: Rabu, 31 maret 2010

3. tempat

: Lboratorium Kimia Lt.III Fakultas MIPA Universitas

Mataram. B. LANDASAN TEORI Unsur nitrogen sebagai N2 terdapat di udara kira-kira 78.09% volume. Oleh karena itu secara perdagangan, N2 dibuat dari udara dengan metode pencairan dan destilasi bertingkat. Tetapi dalam labotratorium, N2 dibuat dengan beberapa metode, umumnya melibatkan oksidasi alimanium oleh amonia, yaitu pirolisis amonium nitrat atau pengaliran amonia melalui tembaga oksida asam. Demikian juga dekomposisi termal sodium anid. NaN3 menghasilkan unsur-unsurnya dengan keadaan murni(sugiarto, 2001). Larutan asam lemah HONO (Pka= 3.3) dibuat dengan pengasaman larutan dingin nitrat. Larutan aquanya dapat diperoleh bebas dari garam dengan reaksi : Ba(NO2)2

+ H2SO4



2HNO3 + BaSO4(s)

Cairan asam murni tak dikenal, namun dapat diperoleh dalam fase uap. Bahkan larutan aqua asam nitrat tidak stabil dam terdekomposisi cepat bila dipanaskan 3HNO2



H3O+ + NO3- + 2 NO

Nitrit logam alkali dibuat dengan pemanasan nitrat dengan suatu zat pereduksi seperti karbon, timbal, besi, atau sejenisnya. Mereka sangat larut dalam air(Cotton, 2007). Ammonia NH3 adalah senyawa nitrogen yang sangat penting karena merupakan bahan baku untuk membuat senyaewa penting nitrogen lainnya. Seperti, urea dan nitrogen pksida. Ammonia secara komersial dibuat dengan proses habe, yaitu mencampur gas N2 dan H2 dengan katalis besi.

H2(g)

+ 3 H2(g)

1000 atm

Fe

2 NH3(g) ΔHo = -92 kJ/mol

Reaksi ini dapat balik sehingga membentuk keseimbangan sesuai dengan asas K chatelier, kesetimbangan akan bergeser ke kanan bila suhu rendah dan tekanan tinggi. Dari pengalaman menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan bila suhu sekitar -500oC dengan tekanan tinggi(syukri, 1990). Kelimpahan nitrogen kurang lebih sepertiga dari karbon dan terdapat terutam sebagai unsur bebas berupa N2 di atmosfer dan bergabung dengan unsur lain sebagai Chile selepter(NaNO3). Pada tanaman dan hewan nitrogen bergabung berupa proteinyang komposisi rata-ratanya 51% C, 25% O, 16% N, 7% H, 0,4% P serta 0,4% S. Gas nitrogen diperoleh melalui destilasi bertingkat pada udara cair, karena N2 mempunyai titik didih yang lebih rendah (-196oC) daripada O2 (-183oC) maka ia lebih volatil dan menguap lebih dahulu sebagai fraksi pertama. Nitrogen yang sangat murni diperoleh dari dekomposisi termal senyawa nitrogen, seperti ammonium nitrat NH4NO2(purwoko, 2001). NH4NO3(s)

N2(g)

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat : 

Tabung reaksi



Gelas kimia



Labu erlenmeyer



Batang pengaduk



Penjepit



pipet

2. Bahan : 

Kertas indikator



Tembaga



Kalium nitrat



Tembaga nitrat



Ammonium dikromat



Es



Logam aluminium

+

2H2O(g)



Asam sulfat encer



Larutan NaOH



Asam nitrat encer



Asam nitrat pekat



Kalium iodida



Kalium permanganat.

D. CARA KERJA 1. Reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat. Eksperimen I a.

Tembaga Dimasukkan ke dalam tabung reaksi + beberapa tetes asam nitrat pekat Hasil

b. 2 ml asam nitrat pekat Encerkan untuk emperoleh 7 M + 3 keping tembaga Hasil Eksperimen II a.

KNO3 padat Δ Uji gas hasil Perhatikan zat sisa padat Hasil

b.

Cu(NO3)2 padat Δ Uji gas hasil Perhatikan zat sisa padat pada tabung reaksi Hasil

Eksperimen III 2 ml HNO3 2 M

Masukkan ke dalam tabung reaksi + 5 ml laruutan NaOH encer Sekeping logam Al Hasil Δ Periksa gas yang terbentuk dengan kertas lakmus Hasil 2. Reaksi redoks asam nitrit 10 ml asam sulfat encer Dimasukkan dalam tabung reaksi Didinginkan (± 5 menit) dalam es Dimasukkan dalam tabung reaksi berisi NaNO2 Hasil

Tabung I Δ

Tabung II + larutan KI

Tabung III +larutan

KMNO4 Perhatikan gas Hasil

Hasil

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN 

Eksperimen 1

NO

Percobaan

1

1

Perlakuan

Hasil pengamatan

Tembaga+beberapa

o Larutan berwarna biru

tetes asam nitrat

o Timbul gas berwarna coklat

pekat 2

2

Encerkan 2mL Asam

o Larutan berwarna biru

nitrat untuk

o Timbulnya gas berwarna

memperoleh larutan 7M+tembaga

kuning coklat o Tedapat embun hitam pada dinding tabung reaksi



Eksperimen 2

NO

Percobaan

1

1

Perlakuan

Hasil Pengamatan

KNO3 padat

o Larutan bening

dipanaskan

o Gs tak berwarna o PH=5

2

2

Cu(NO3)2 dipanaskan

o Kertas lakmuys merah menjadi biru

 Eksperimen 3 NO

Percobaan

Perlakuan

1

1

HNO3 3M+5mL NaOH

o Larutan bening

encer dipanaskan

o Tidak terjadi perubahaan

Hasil

warna pada kertas lakmus o Gas berwarna putih dan berbau.

F. ANALISIS DATA 1. Persamaan reaksi 

HNO3 pekat Cu(s) + 4 HNO3(aq)



Cu(NO3)2(aq) + 2 NO3(g) + 2H2O(l)

HNO3 7 M

2. Perhitungan Diketahui : Volume asam nitrat pekat sebelum diencerkan = 2 ml Kadar = 60 % w/w Densitas = 1.42 gram / ml Mr = 63.01 gr/mol Ditanya

:Volume asam nitrat pekat setelah diencerkan = ..............?

Jawab : =ρ. V

Massa larutan

=1.42 х 2 ml =2.84 gr

Massa HNO3 dalam larutan

=

= 1. 84 gr

=

Mol HNO3

×

.

=

= = =

.

×

.

×

× 2.84 = 0.029

= 0.00418 G. PEMBAHASAN Nitrogen merupakan unsur yang terkandung sekitar 78.1 % di udara, dimana gas ini terdapat dalam berbagai tingkat bilangan oksidasi yang menyebabkannya termasuk unsur yang unik sebagaimana dalam oksidanya NO (+2), N2O (+1), NO (+2), NO2 (+4), dan N2 (0) sehingga inolah yang mengakibatkan spesies yang mengandung nitrogen sering terlibat dalam reaksi redoks (purwoko, dkk, 2010)seperti yang dipraktikkan sekarang ini. Sesuai dengan tujuan praktikum ini maka dilakukan eksperimen yang berkaitan dengan pembelajaran reaksi redoks zat yangmngandung nitrogen dalam hal ini asam nitrit, reaksi redoks ammonia dan non ammonium. Asam nitrat (HNO3)dan asam nitrit (NO2)merupakan pembentukan dari ikatan kovalen antara nitrogen dengan unsur bukan logamdalam hal ini hidrogen dan oksigen. Asam nitrat pada suhu kamar merupakan cairan tak berwarna yang dalam keadaan murni tidak stabil dan akan terurai perlahan-lahan jika terkena panas dan atau cahaya, asam nitrat akan tedisosiasi secara sempurna dalam larutan encernya sebanyak 100 % yang menunjukkannya termasuk asam kuat. Pada penambaha HNO3 pekat pada tembaga terdapat gas yang berwarna merah kecoklatan yang merupakan NO2 yang berasal dari reaksi antara Cu dan HNO3 menurut persamaan : Cu(s) + 4 HNO3(aq)

Cu(NO3)2(aq) + 2 NO2(g) + 2H2O(l)

Dari hasil reaksi dapat dilihat bahwa nitrat membentuk kompleks dengan Cu dengan membebaskan No2. Pembentukan kompleks ini dibuktika dengan perubahan warna larutan setelah beberapa lama dari kehijauan menjadi biru yang menunjukkan telah terbentuknya ion-ion tembaga(II) dari Cu(NO3)2 (Vogel, 1990) Percobaan eksperimen kedua yaitu HNO3 pekat yang diencerkan sampai 7 M yang direaksikan dengan tembaga menghasilkan gas yang awalnya tidak berwarna yang merupakan gas hasil reaksi. Setelah beberapa lama kemudian asap/gas menjadi coklat yang merupakam warna dari NO2 yang terbentuk dari NO yang teroksidasi oleh udara, prosesnya berupa kehilangan satu elektron dari NO membentuk ion nitrosil (NO+) yang sangat reaktifterhadap oksigen di udara yang berlangsung menurut persamaan reaksi : 2NO(g)+ O2(g)

2 NO2(g)

Larutan yang berwarna biru terbentuk melalui proses yag sama dengan di atas.

Pada eksperimen ketiga yaitu HNO3 2 M direaksikan dengan logam Al yang sebeliumnya ditambahkan larutan NaOH encer. Reaksi ini menghasilkan gas NH3 yang berwarna putih dan berbau menusuk. Pada saat terjadi reaksi tabung terasa panas yang menunjukkan reaksi ini merupakan reaksi eksoterm. Pada reaksi ini logam Al larut yang ditunjukkan dengan perubahan warna dari bening menjadi abu-abu yang disebabkan karena terbentuknya ion kompleks [Al(OH)4]-. Asam nitrat merupakan asam lemah dengan tetapan ionisasi K ≈ 4.5 x 10-4 asam ini tidak dapat diisolasi dalam bentuk cairan murni karena mudah terurai dengan reaksi disproporsonasi dengan persamaan reaksi : 3HNO2(aq)

HNO3(aq) + H2O (aq)+ 2 NO (aq)

Oleh karena itu, larutan asam nitrat dibuat dengan penambahan asam kuat ke dalam larutan garam nitrat. Misalnya penambahan H2SO4 ke dalam padatan garam nitrit (NaNO3). Pada percobaan ini H2SO4 ditambahkan ke dalam larutan dingin larutan HNO3 yang dihasilkan dibagi 3 dengan perlakuan berbeda pada masing-masing tabung. Tabung I dipanaskan lalu timbul gas yang tak berwarna yang merupakan gas NO, hal ini disebabkan karena larutan aqua asam nitrit tidak stabil dan akan terdekomposisi secara cepat bila dipanaskan (Cotton, 2007) dan adapun larutan yang dihsilkan berwarna kuning bening. Kemudian tabung kedua yang ditambahkan KI terbentuk larutan kuning bening, dari persamaan reaksinya terbentuk iod, HNO3 bersifat pengoksidasi bagi iod (I-), dari persamaan reaksinya juga terbentuk gas NO yang tak teramati karena tak berwarna. Sedangkan pada tabung terakhir yaitu dengan ditambahkan dengan KMNO4 terbentuk larutan ungu / biru langit dan tidak terbentuk gas, akan tetapi warna langsung hilang karena terbentuknya ion Mn2+ yang berasal dari MnO4- yang teroksidasi(vogel, 1990), dalam reaksi ini HNO2 bersifat pereduksi yang dibantu dengan inon permanganat. H. KESIMPULAN 

Asam nitrat merupakan pengoksidasi kuat



Reduksi nitrat dengan logam Al pada suasana basa menghasilkan ammonia



Keberadaan asam nitrit dapat diidentifikasi dengan iod yang mengalami reduksi karena asam nitrit cendrung bersifat mengoksidasi



HNO3 pekat direaksikan dengan tembaga menghasilkan gas NO2 yang berwarna coklat sedangkan yag encer menghasilkan gas NO,



Semua eksperimen di atas adalah reaksi redoksi.

DAFTAR PUSTAKA Cotton, E albert dan wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-press Purwoko, agus abhi. 2001. Kimia Unsur. Mataram University Press Saito, taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo : Uwanami Sholen Publisher Sugiarto, kristian. 2001. Dasar-dasar kimia anorganik non-logam. Jogjakarta : Universitas Gajah Mada Syukri, S. 1990. Kimia Dasar 3. Bandung : itb

KIMIA BELERANG A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan

: a. mempelajari modifikasi belerang b. sifat Hidrogen Sulfida dan asam sulfat

2. Hari, tanggal

: Rabu, 24 Maret 2010

3. Tempat

: Laboratorium Kimia lantai III Fakultas MIPA Universitas

Mataram B. LANDASAN TEORI Belerang terdapat di kerak bumi sebagai unsurnya, Mineral sulfide, dan sulfat, Gas H2s dalam alam dan sebagai senyawa nelerang organic dalam Batu bara dan minya. Belerang dapta ditambang menurut proses frasch yaitu campuran air super panas dan uap air 160oC dan 16 atm dipompakan ke dalam tanah daerah mineral belerang melalui pipa besar pertama dan mengakibatkan belerang mencair. Udara dingin dengan tekanan ≈ 20-25 atm dipompakan melalui pipa kedua lebih keras yang terdapat dalam pipa besar pertama seingga mengakibatkan belerang cair

keluar

melalui pipa ketiga untuk kemudian dikumpulkan sebagai padatannya(sugiarto, 2001:106). Belerang dioksida SO2 dibentuk dengan pembakaran belerang atau senyawa belerang. Belerang dioksida ini merupakan gas beracun (bp-10oC)dan merupakan gas emisi industry yang menyebabkan masalah lingkungan. Namun pada saat yang sama gas ini sangat penting karena merupakan sumber belerang.

Belerang dioksida

merupakan senyawa bersudut dan telah ditunjukkan sebagai ligan pada logam transisi aka mengahsilkan berbagai modus koordinasi, SO2 juga merupakan pelarut non-air mirip dengan ammonia dan digunakan dalam reaksi khusus atau sebagai pelarut khusus dalam pengukuran NMR(Saito, 1996 : 76). Sulfur mempunyai kecendrungan kuat untuk katenisasi dan membentuk senyawaan tanpa analog dengan O, Se, Te. Contohnya adalah ion polisulfida Sn2- , anion polithionat O3SSnSO32- dan senyawa XSnX, dimana X= H, Cl, CN atau NR2.

Perubahan sifat senyawaan bila berjalan dari S ke Podapat dihubungkan dengan kenaikan ukuran atom dan penurunan keelktronegatifan. Bebera[a Contoh adalah: a. Penurunan kestabilan termal H2X b. Kenaikan kecendrungan membentuk ion kompleks seperti SeBr62c. Kenampakan beberapa sifat mirip logam dalam Te dan Po. Jadi, oksida MO2 adalah ionic dan bereaksi dengan HCl menghasilkan klorida(Cotton, 2007: 362). C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat -

Pembakar

-

Penjepit tabubg reaksi

-

Kaca arloji,

-

Sendok plastic kecil,

-

Caawan penguapan

-

Gelas ukur.

-

Gelas kimia,

-

Corong

-

Tabung reaksi

-

Rak tabung reaksi

2. Bahan -

Paraffin

-

Belerang serbuk

-

Asbes,

-

FeS,

-

HCl 2M

-

Gula pasir,

-

CH3COOH,

-

C2H5OH

-

(CH3COO)2Pb 1M

-

Tenbaga

-

H2SO4 pekat

-

K2Cr2O7 1M

-

H2SO4 2M

-

CS2.

D. CARA KERJA 1. Modifikasi belerang a.

Belerang - Dilarutkan dalam 5 ml CS2 - larutan dituang ke dalam kaca arloji - ditutup dengan kertas saring - Kristal yang terbentuk diamati Hasil

b.

Belerang - dilebur dalam cawan penguapan - ∆ (jangan sampai belerang mencair) - setelah warna kuning kecoklatan hentikan - dibiarkan membeku - perhatikan garis-garis Kristal Hasil

c.

Serbuk belerang - ∆ dalam tabung reaksi - amati viskositas dan warna Hasil - belerang yang telah mendidih dituang ke gelas kimia berisi air sampai terbentuk batang panjang dan tipis. Hasil

2. Hidrogen Sulfida a.

Campuran paraffin, belerang, asbes -masukkan ke dalam tabung reaksi - uji gas yang keluar denga kertas timbale asetat

Hasil b.

Sebutir FeS dan HCl encer -direaksikan dalam tabung reaksi dengan pipa ujung lancip Hasil -uji gas yang keluar dengan kertas timbale asetat Hasil -bakar gas yang keluar dari ujung pipa -kenakan cawan pengua[ di atas api. Hasil

3. Sifat Asam sulfat a.

Dua keeping tembaga -∆ dengan hati-hati dengan 1 ml H2SO4(tidak sampai mendidih) - kertas saring yang sudah dibasahi K2Cr2O7 diletakkan di atas/mulut tabung reaksi - hasil pengamatan dicatat Hasil

b.

Gula -ke dalam tabung reaksi - + beberapa tetes asam sulfat Hasil

c.

2 ml asam sulfat + 2 ml alcohol -ke dalam tabung reaksi - 2 ml asam sulfat pekat

-∆ dengan penangas air Hasil

E. HASIL PENGAMATAN NO

Percobaan ke-

1

1

2

Perlakuan Serbuk belerang+CS2(aq)

2

Hasil pengamatan o Kristal yang

diletakan pada kaca arloji

terbentuk seperti

dan ditutup kertas saring

jarum.

Serbuk belerang dipanaskan dan dibiarkan membeku

o Warna kristal yang terbentuk adalah kuning dan berbentuk seperti garis-garis.

3

3

Serbuk belerang didalam tabung reaksi dipanaskan.

o Saat serbuk belerang mencair berwarna kuning o Saat mengental menjadi kuning pucat saat mencair kembali seperti semula

4

4

Serbuk belerang dipanaskan kemudian setelah mendidih

terbentuk adalah

cairan dituangkan pada gelas

bulat

kimia berisi air. F. ANALISIS DATA a. Modifikasi belerang S(s)

CS2

o Kristal yang

S(aq)

S(s) 95,50C



Rhombik monoklinik Sα 95,5 0C Sβ 1190C Sx 4450C

Sw

Sw → S amorf b. Hydrogen Sulfida FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2S(g) H2S(s) + Pb(CH3COO)2 → PbS(s) + CH3COOH(aq) c. Sifat asam sulfat Cu(s) + 2H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + SO2(g) + 2H2O9(l) 3SO2(g) + Cr2O72- 2H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + H2O(l) C12H22O11(s) + H2SO4(aq) → 12C(s) + H2SO4(aq) + 11H2O CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) + H2SO4(aq)

kalor

CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)

G. PEMBAHASAN Belerang merupakan unsure golongan 6 periode 3 dalam system periodic unsure yang bernomor atom 16 yang menunjukkan bahwa belerang memiliki orbital kosong 3d yang akan membuatnya mudah membentuk senyawa dalam berbagai tingkat oksidasi. Belerang berwarna kuning pucat padatan yang rapuh yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfide). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat. Unsure belerang terjadi dalam bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Macam-macam alotrop tersebut antara lain α-S, β-S, ρ-S dan –S. Keberadaan belerang sangat penting untuk kehidupan, antara lain belerang adalah penyusun lemak, cairan tubuh, dan mineral tulang, dalam kadaar yang sedikit belerang cepat menghilangkan bau, namun senyawaannya dengan oksigen membentuk belerang oksida adalah zat berbahaya bagi atmosfer sebagai pencenmar udara. Pada praktikum ini dipelajari bagaimana memodifikasi belerang serta sifatsifatnya. Pada modifikasi belerang pertama yaitu dengan melartutkan belerang dalam CS2 (karbon disulfide ) karena belerang tidak larut dalam air, dengan pelarutan ini dapat diamati bentuk kristalnya karena CS2 akan menguap sedanggkan partikelpartikel belerang akan mengkristal. Sedangkan pada modifikasi kedua yaitu dengan memanaskan belerang yang sebelumnya sudah dibentuk dipanaskan dengan tujuan untuk merubah bentuk lingkar S yaitu dari α-S menjadi β-S karena kisaran perubahannya pada 95,5oC. adapun warna

kuning yang dihasilkan menunjukkan belerang dalam keadaan murni. Modifikasi yang ketiga yaitu dengan pemanasan lebih lama hingga suhu 445oC dimana dalam kisaran ini bentuk lingkar S akan berubah dengan spesifikasi pemanasan pada 119oC menjadi ν-S pada 445oC menjadi μ-S. pada modifikasi lebih lanjut yaitu dengan menuangkan belerang yang varu saja mendidih ke dalam air dengan tujuan pendinginan agar membentuk belerang amorf atau belerang palastik yang diperoleh dengan pendinginan mendadak dan cepat. Study dengan sinar x menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helix dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang yang saling menguatkan sehingga membrikan pola sinar x yang normal(http///: www.chemis-try.org). Selanjutnya yaitu percobaan hydrogen sulfide. Percobaan ini dilakukan untuk ,mempelajari sifat hydrogen sulfide yang merupakan senyawaan dari belerang. Yang pertama dengan mereaksikan FeS dengan HCl yang berbau busuk dan menyengat. Gas H2S ini sangat beracun dibuktikan dengan hitamnya kertas saring begitu juga dengan pereaksian antara paraffin, belerang dan asbes. Di sini juga dibebaskan H2S sehingga yang ditimbulkan busuk dan menyengat. Percibaan yang selanjutnya yaitu mengenai sifat asam-asam okso belerang. Dalam hal ini dikhususkan pada H2SO4. Pada percibaan pertama yaitu dengan mereaksikan Cu dengan asam sulfat pekat. Dalam pengamatan dioperoleh Cu mengalami peleburan oleh H2SO4 pekat hingga terbentuk CuSO4 yang berupa larutan secara perlahan-lahan, dalam raksi ini dibebaskan SO2 yang tak berwarna dan sangat beracun dan tidak mudah terbakar, dimana gas ini dalam industry merupakan gas emisi yang menyebabkan masalah lingkungan yang merupakan salah satu factor pemicu terjadinya hujan asam yang diawali dengan reaksi antara SO2 dengan O2 di udara sehingga terbentuk alotropnya yaitu SO3 sangat reaktif yang dapat bereaksi di udara dengan uap air mengasilkan asam sulfat lalu akan terkondensasi mengasilkan hujan asam. Gas SO2 ini akan mulai terdeteksi oleh indera manusia manakala telah mencapai konsentrasi dengan kisaran 0,3 – 1 ppm (http///: www.chem-is-try.org). selanjutnya dalam praktikum ini SO2 akan bereaksi dengan K2Cr2O7 pada kertas saring menghasilkan ion Cr3+ dan SO42- yang berwarna hijau. Praktikum selanjutnya asam sulfat juga memiliki kemampuan melenyapkan komponen air dari struktur formula suatu senyawa. Gula dapat dirubah menjadi karbon dan air melalui reaksi eksoterm menurut persamaan reaksi :

C12H22O11(s) + H2SO4(l)

12C (s)+ 11 H2O(g) + H2SO4(aq)

Warna hitam kental pada larutan disebabkan karena adanya karbon dan tabung reaksi terasa panas dengan adanya H2SO4. Kemudian asam sulfat direaksikan dengan alcohol larutan tetap bening kemudian setelah ditambahkan asam sulfat terdapat gelembung- gelembung dengan bau seperti karet setelah dipanaskan karena asam sulfat pekat pada etanol akan menghasilkan etena C2H4 atau etoksi etana atau dietil eter (C2H5)2O dengan persamaan reaksi : C2H5OH + H2SO4

C2H5OSO7H + H2O

Diman reaksi secara keseluruhan yaitu : CH3COOH + C2H5OH

H2SO4 + dipanaskan

CH3COOC2H5 +

H2O Etil asetat ini adalah fase kuning yang berada di bawah ketika pencampuran karena berat mulekulnya lebih besar daripada air. Jadi dapat disimpulkan bahwa skifat H2S sangat beracun, tidak berwarna dan berbau busuk. Dan perubahan warna K2Cr2O7menjadi biru tua mengindikasikan terbentuknya ion krom.

H. KESIMPULAN Belerang tidak larut dalam pelarut air, tapi larut dala CS2. Bentuk lingkar dari S dapt berubah pada suhu dan temeperatur tertentu. Belerang amorf terbentuk dengan pendinginan secara mendadak dan cepat. H2S bersifat busuk dan bau menyengat serta beracun. Reaksi antara Cu dengan H2SO4 akan membebaskan SO2 yaitu gas yang beracun, Asam sulfat memiliki kemapuan melenyapkan air dari struktur formula suatu senyawa, Reaksi yang terjadi antara gula dengan H2SO4 merupakan reaksi eksoterm, Reaksi antara CH3COOH dengan etanolmenhasilkan etil asetat yang berwarna kining yang berat molekulnya lebih besar.

Daftar Pustaka Cotton, Albert dan Geoffley Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Saito, taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo. Iwanami Publishing Company. Sugiarto, Cristian H. 2001. Kimia Anorganik I. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Redaksi Chemistry. Org. 2008. Belerang. Didownload dari situs : //http:///www. Chem-istry.org_ situs Kimia Indonesia/htm/ search pada tanggal 28 Maret 2010.

Percobaan IV

HALOGEN A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan

: Mempelajari salah satu cara pembuatan klor beberapa sifat klor, brom dan ion.

2. Hari,tangga : 3. Tempat

: Laboratorium Kimia Dasar UPT MIPA UNRAM.

B. LANDASAN TEORI Diklorin, gas berwarna hijau pucat,beracun,juga sangat reaktif meskipun tidak sereaktif gas difluorin.di klorin bereaksi dengan banyak unsur, biasanya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi tinggi bagi unsure yang bersangkutan. Sebagai contoh,besi terbakar menghasilkan besi (III) klorida; demikian juga fosfor terbakar dalam diklorin berlebihan menghasilkan fosfor pentaklorida menurut persamaan reaksi :(Sugiyarto, 2001 : 116). 2Fe(s) + 3Cl2(g) → 2FeCl3(s) P4(s) + 10Cl2(g) → 4PCl5(s) Namun demikian dengan unsur non- logam tertentu seperti belerang, diklorin menghasilkan senyawa belerang dengan tingkat oksidasi rendah (+2), SCl2; jadi, daya oksidasi klorin nyata lebih rendah daripada fluorin. Brom (Br2) dibuat dengan mengoksidasi Br- air laut dengan klor, Cl2 + 2Br-(ag) → 2Br2(ag) + 2Cl-(aq). Walaupun konsentrasi Br kecill dalam air laut tetapi reaksi ini dapat menghasilkan Br2-. Karena mudah menguap, maka brom akan menguap bila di alirkan ke udara ke dalam larutanya. Jika uap itu didinginkan akan didapat brom cair yang murni .Brom banyak di gunakan untuk membuat etelin dibromida, C2H4Br2. Senyawa ini sebagai zat tambahan pada bahan baker (besin), untuk menghilangkan penumpukan Pb di bagian dalam mesin. Brom juga di pakai untuk membuat perak bromida, sebagai bahan peka cahaya untuk filum fotografi. Di laboratorium, brom di buat untuk dengan mengoksidasi

Br- dengan MnO2 dalam larutan asam (yaitu H2SO4). MnO2 + 2Br- + 4H+ → Mn2+ + Br2 + 2H2O. Iod (I2)dapat dibuat dari ganggang laut, karena mengandung I- sekitar 1 % iod. Jika dioksidasi dengan klor atau oksidator lain akan menghasilkan I2.Cl2 + 2I-(aq) → I2 + 2Cl-. Disamping itu, iod dapat pula dibuat dari NaIO3 yang direduksi dengan NaHSO3 (Syukri, 1999 : 600). 2IO3- + 5HSO3- → I2 + 5SO42- + H2O + 3H+ IOd adalah padatam hitam dengan sedikit kilap logam pada tekanan atmosfer ia menyublin tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam pelarut non polar seperti Cs2 dan CCI4. Larutan semacam itu berwarna merah merah lembayung, seperti dalam uapnya. Dalam pelarut-pelarut polar, hidrokarbon tidak jenuh dan SO2 cair, terbentuk larutan coklat atau coklat kemerahjambuan. Warna-warna ini menunjukkan

pembentukan kompleks

penyerahan muatan. Energi ikatan adalah hasil dari penyerahan sebagian dari muatan. dalam arti I2-S+. Kompleks-kompleks I2 dan juga Br2,CI2 dan ICl kadang-kadang dapat diisolasi sebagai padatan cristal pada suhu rendah. Iod membetuk konpleks biru dengan pati, dimana atom Iod terarah dalam saluran-saluran pada polisakarida amilase (Cotton dan Wilkinson, 1989 : 375). C. Alat dan Bahan 1. Alat  Tabung reaksi berpipa samping  Tabung reaksi  Gelas kimia  Sumbat  Pipa kaca  pipet 2. Bahan  Kaporit  Aquades  Bunga berwarna  Kain perca berwarna  CCl4  Larutan brom  Iod  Alkohol

 Larutan amilum E. Skema Kerja 1.

Kaporit (1 sendok teh) Dimasukkan ke tabung reaksi + HCl (1 mL) Dittutup tabung reaksi dengan sumbat berpipa yang telah dicelupkan ke labu Erlenmeyer berisi air Gas Cl dalam air

2.

Larutan Cl (3 mL) Dimasukkan ke tabung reaksi Dimasukkan kembang berwarna Diganti kembang dengan kain basah dan kering yang berwarna Hasil percobaan

3.

Larutan Cl (2 mL) Dimasukkan ke tabung reaksi + CCl4 (1 mL) Dikocok Hasil percobaan

4.

Larutan Br (2 mL) Dimasukkan ke tabung reaksi + CCl4 (1 mL) Dikocok Hasil percobaan

5.

Iod (1 butir)

Dimasukkan ke tabung reaksi berisi air ( 2 mL) Larutan iod + CCl4 (1 mL) Dikocok Hasil percobaan

6.

Iod (1 butir) Dimasukkan ke tabung reaksi berisi etanol ( 2 mL) Larutan iod Dimasukkan 3 tetes ke dalam larutan amilum (2 mL) Dikocok Hasil percobaan

F. Hasil Pengamatan L

Percobaan

1

2

Perlakuan

Hasil

½ sendok kaporit+HCl

Larutan berwana kuning agak

pekat

keruh dan ada busa-busa gelembung yang ada ditabung reaksi.

2

3

Larutan klor ditutup

Ada bintik-bintik putih hamper

dengan kain basah

diseluruh kain pada bagian penutup tabung reaksi teaksi tersebut.

3

4

3

3

Tabung reaksi berisai

Ada bintik-bintik putih pada

larutan klor ditutup kain

kain dalam jumlah sedikit tapi

kering

takmenyebar.

Larutan klor dalam

Ada bintik-bintik putih pada

tabung reaksi ditutup

mahkota bunga yang menyebar

dengan mahkota bungga

secara merata

5

4,5

o Larutan klor+CCl4 dikocok

o Larutan menjadi kuning keruh o Terbentuk dua

o Iod+ air

lapisan,atas:keruh(klor)

o +beberapa tetes

sementara dibagian

CCl4(dikocok)

bawah:bening(CCl4) o Warna larutan iod dan air adalah coklat bening dan iod tidak larut o Terbentuk dua fasa(air diatas berwarna kuning,dan dibawah adalah CCl4 berwarna merah ungu)

6

6

o Iod+alcohol o Iod+alcohol dimasukan amilum

G. Analisis Data 1.Ca(OCl)2 + 2HClpekat → Ca(OH)2 + CL2 2. Cl2 + H2O → H+ + CL- + HClO(ag) HClO(aq) + 2H2O ↔ H3O+ + ClOHClO(aq) + CCl4 → HCl + CO2+ Cl2 3. Cl2 + CCl4 → 2Cl-+ CCl4 4. 2Br2 + CCl4 → 2BrCl + Br2 + CCl2 5. I2 + H2O → 2I- + CCl4 2I- + CCl4 → 2I- +CCl4 6. I2( s) + C2H3OH → 2C2H5O(aq) + 2HI (aq) 7. Amilum + I2(aq) → kompleks Biru. G. Pembahasan

o Larutan menjadi merah coklat dan larut o Warna larutan ungu

Praktikum yang berjudul halogen ini bertujuan untuk mempelajari salah satu cara pembuatan klor dan beberapa sifat klor dan iod.Percobaan pertama yaitu pembentukan gas Cl dengan reaksi antara kaporit dengan HCl pekat. Persamaan reaksinya yaitu: Ca(OCl)2(s) + 4HCl (pekat)

CaCL2 + 2H2O + 2Cl2(g)

HCl merupakan asam kuat yang terdisosiasi secara sempurna menjadi ion-ionnya. Maka tidak terdapat kecenderungan dalam ion kloirida untuk terhidrolisis dalam akua. Pada hasil percobaan, didapatkan adanya gembung-gelembung kuning yang naik dari tabung reaksi. Dari pipa sumbat, kaluar gas Cl2 yang mengakibatkan mengeruhnya akuades yang ada pada labu erlenmeyer. Air menjadi agak menguning, dipengaruhi oleh sifat fisik klor yaitu berwarna kuning kehijauan dan gas klor memiliki sifat yang mudah larut dalam air (Purwoko. 2001:72). Asam hipoklorit merupakan senyawa klor dengan bilangan oksidasi +1. Pada temperatur kamar, asam hipoklorit sedikit terbentuk ketika gas dilarutkan dalam air. Cl2(g) + H2O

Cl-(aq) + H+(aq) + HOCl(aq)

Reaksi diatas merupakan reaksi disproporsionasi klor terlarut menjadi Cl-, H+, dan HOCl. Disproporsionasi dialami dengan Cl, Br, I, yang mamiliki tingkat oksidasi lemah +1, -1, +3, +5, +7 (Sugiyarto. 2007:11.1). HOCl merupakan asam lemah dan hanya muncul dalam bentuk larutan aqua. Meskipun dalam larutan, akan terdekomposisi lambat membebaskan O2 (Purwoko, Abhi. 2001:72). Sebagian larutan Cl diatas kemudian dimasukkan ke dalam tabung dan ditempelkan kembang berwarna pada mulut tabung. Terlihat bercak putih pad bunga berwarna pink tersebut. Perlakuan ini membuktikan adanya klor. Keberadaan klor juga bisa diketahui dengan menempelkan kain berwarna yang basah dan kering, seperti pada percobaan ini. Tanda adanya klor yaitu warna kain yang menjadi lebih muda karena memudar. Dalam hal ini, warna hitam kain menjadi coklat. Pembentukan warna coklat pada kain yang basah lebih cepat daripada kain kering, dikarenakan larutan diklorin dalam air sebagai agen pembersih/pemutih (bleaching). Yang lebih berperan dalam pemutihan ini yaitu aktifitas oksidasi ion hipoklorit (pada hasil reaksi) daripada diklorin itu sendiri (Sugiyarto. 2007: 11.7). HClO(aq) + 2H2O(l)

H3O+(aq) + CLO-(aq)

Selain sebagai pemutih, asam hipoklorit dan garamnya yang bersifat pengoksidasi basa sebagai pembunuh bakteri dan ganggang. Garam hipoklorit yang sering dipakai yaitu kaporit Ca(Ocl)2, sebagai pembunuh bakteri dalam air murni dan kolam renang (Syukri. 1999:601). Percobaan selanjutnya yaitu dengan penambahan CCl4 pada larutan klor yang telah dibuat. Didapatkan 2 fasa yaitu fasa organik dibagian bawah dan fasa air dibagian atas. Fasa air dan fasa organik sama-sama bening, Hanya saja fasa air lebih sedikit keruh. Penggunaan CCl4 sebagai pelarut non polar yaitu karena polaritas yang dimiliki CCl4 rendah. Clor berada di fasa air yang berwarna keruh, sedangkan CCl4 dibagian bawahnya, pada fasa organik. Clor tidak larut dalam CCl4 karena bersifat polar(Sugiyarto. 2007:11.9) Percobaan selanjutnya yaitu pendeteksian keberadaan iodin dengan menggunakan reksi antara ion dan air serta CCl4. Hasilnya yaitu larutan menjadi kuning bening kecoklatan, warna tersebut merupakan warna iod dalam air. Melarutnya iod dalam air sangat sedikit. Maka ditambahkan pelarut CCl4. CCl4 merupakan pelarut organik non polar, seperti yang telah disebutkan diatas. Larutan kuning coklat dikocok beserta pelarut organiknya. Maka halogen akan masuk ke dalamnya dan dihasilkan warna violet, menandakan larutan tersebut mengandung iodin. Larutan violet tersebut merupakan fasa organik Percobaan terakhir yaitu iod dengan penambahan etanol. Yang didapatkan yaitu larutan beerwarna merah pekat coklat, dan iodnya habis melarut. Coklatnya larutan kemungkinan karena interaksi yang tidak biasanya antara iodin dan pelarut etanol (Purwoko. 2001: 77). Setelah dimasukkan ke dalam amilum, warna larutan menjadi biru kehitaman. Penggunaan amilum juga untuk uji sensitif terhadap iodin. Bila iod kontak dengan pati, dihasilkan warna biru khas yang disebabkan oleh kompleks ion pati I2 (Purwoko. 2001: 77). Tidak ada ikatan kimia yang terlibat dalam hal ini, melainkan molekul polimer amilum membungkus diri di seputaran molekul iodin. Karena sifat inilah yang menjadikan amilum sebagai indikator penentuan iodin (Sugiyarto. 2007: 11.10)

H. Kesimpulan Halogen adalah deretan unsure-unsur yang sangat reaktif, Terbentuk asam hipoklorit saat gas klor dilarutkan dalam air, Klor terbentuk dalam air dengan reaksi disproporsionasi : Garam HOCl bersifat sebagai pengoksidasi sehingga dapat merubah warna, Gas klorin bersifat polar sehingga dapat larut dalam air tapi tidak pada senyawa nonpolar,

DAFTAR PUSTAKA Cotton, Willkinson.2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press Sugiyarto, Kristian Handoyo M.Sc, Ph.D, 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Nonlogam. Yogyakarta : UNY Press. Syukri, 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF