laporan Anor 9.pdf
December 7, 2018 | Author: Andrinurhadis Mahudinputera | Category: N/A
Short Description
Download laporan Anor 9.pdf...
Description
Andri Nurhadis 1127040006
Perhitungan a. Standarisasi AgNO3 VAg x NAg = VCl x NCl 10,2 mL x N Ag = 10 mL x 0,1 N NAg =
b. Standarisasi EDTA VZn x MZn x 1 = 2 x V EDTA x MEDTA
x MEDTA MEDTA=
c. Penentuan kadar Ca
Dalam larutan CaCO3
[CaCO3] Mol EDTA = mol CaCO 3 M1.V1 = M2.V2 0,0602 M x 0,15 mL = M 2 x 10 mL M2 =
Massa CaCO3
Massa Ca dari CaCO3
Dalam air sadah
[CaCO3] Mol EDTA = mol air
Andri Nurhadis 1127040006
M1.V1 = M2.V2
M2 M2 =
Massa air
Massa Ca dari Air
d. Penentuan kadar NaCl
Rendaman NaCl (langsung)
Telur ayam boiler N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Telur puyuh N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Telur ayam kampung N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Telur bebek
Andri Nurhadis 1127040006
N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Rendaman NaOH→NaCl
Telur ayam boiler N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Telur puyuh N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Telur ayam kampung N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
Telur bebek N1.V1 = N2.V2
N2 N2 =
e. Pembuatan larutan
AgNO3 0,1 N
NaCl 0,1 N
Andri Nurhadis 1127040006
NaOH 5%
EDTA 0,5 M
Persamaan reaksi
Standarisasi AgNO3 NaCl + AgNO3
→ AgCl (s) +
NaNO3(aq)
K 2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) → Ag2CrO4(s) + K 2 NO3(aq)
Standarisasi EDTA Zn2+ + H2Y2- → ZnY2- + 2H+
Titrasi NaCl (Argentometri) NaCl + AgNO3
→ AgCl (s) +
NaNO3(aq)
K 2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) → Ag2CrO4(s) + K 2 NO3(aq)
Titrasi Ca Kompleksometri Ca2+ + H2Y2- → CaY2- + 2H+
Andri Nurhadis 1127040006
BAB III Pembahasan
PENENTUAN KANDUNGAN Ca DALAM AIR SADAH DENGAN T ITRASI KOMPLEKSOMETRI DAN KADAR NaCl MELALUI PROSES DIFUSI PADA CANGKANG TELUR AYAM BOILER, AYAM KAMPUNG, BEBEK DAN BURUNG PUTUH DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI METODE MOHR
Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan. Percoban pertama adalah penentuan kadar Ca dalam air sadah dengan metode kompleksometri dengan EDTA dan percobaan yang kedua adalah penentuan kadar NaCl dalam kulit telur (ayam, bebek, dan puyuh) melalui proses difusi dengan cara titrasi Argentometri menggunakan metode mohr. Pada percobaan pertama digunakan air sadah sebagai sampel untuk ditentukan kadar Ca dan sampel CaCO3 jenuh digunakan sebagai kadar Ca pembandingnya. Tujuan dari penentuan kadar Ca ini adalah membuktikan bahwa zat anorganik terdapat dalam berbagai bidang didalam kehidupan mansia yang salah satunya dalam bidang lingkungan yaitu dalam air. Air yang mengandung zat anorganik seperti Ca dan Mg dapat menyebabkan kesadahan air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. Penentuan kadar Ca dapat dilakukan dengan cara titrasi kompleksometri dengan EDTA. EDTA yang digunakan distandarisasi terlebih dahulu dengan menggunkan ZnSO4 0,05 M dengan menggunakan buffer pH 10 dan indikator murexid. Fungsi dari penambahan buffer pH 10 adalah untuk menjaga pH dalam larutan dan EDTA bekerja maksimal pada pH ini serta Zn tidak mengendap. Karena pada pH yang lebih tinggi Zn dapat mengendap. Penambahan indikataor murexid ini menyebabkan perubahan warna larutan menjadi merah dan berfungsi sebagai indikasi tercapainya titik akhir titrasi yang ditandai berubahnya warna larutan menjadi warna ungu ketika dititrasi dengan EDTA serta lepasnya 2 ion H +. Hal ini berdasarkan reaksi : Zn2+ + H2Y2- → ZnY2- + 2H+ Penambahan murexid akan membentuk kompleks dengan Zn 2+ yang ditandai dengan warna merah, kemudian Zn2+ pada kompleks akan bereaksi dengan EDTA yang ditambahkan. Jika semua Zn 2+ sudah bereaksi dengan EDTA maka warna merah akan berubah menjadi warna ungu yang menandakan telah mencapai titik akhir titrasi akibat dari kelebihan sedikit EDTA. Konsentrasi EDTA hasil standarisasi adalah sebesar 0,0602 M yang selanjutnya akan digunakan untuk penentan kadar Ca.
Andri Nurhadis 1127040006
Penentuan kadar Ca dalam air sadah pertama dilakukan dengan cara titrasi kompleksometri. Asam Ethylendiamintetraaceetic dan garam sodium ini (singkatan EDTA) bentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil erichrome black T atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung kalsium pada satu pH dari 10, 0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah ungu. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika kalsium telah menjadi kompleks larutan akan berubah menjadi warna ungu menjadi warna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk memastikan ini, kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Untuk mencapai titik akhir titrasi ini memerlukan EDTA (rata-rata) sebanyak 0,60 mL, sehingga diperoleh kadar CaCO3 dalam air sadah adalah 0,0036 M dengan kadar dan kadar Ca dalam air sebesar 0,0013 gram. Sedangkan pada CaCO 3 jenuh yang digunakan sebagai pembanding kandungan Ca nya diperlukan EDTA (rata-rata) sebanyak 0,15 mL sehingga diperoleh [CaCO 3] sebesear 0,0009 M, massa CaCO3 sebayak 0,0009 gram dan kadar Ca sebesar 0,0004 gram. Percobaan kedua adalah penentuan kadar NaCl yang berdifusi melalui cangkang telur. Cangkang telur yang digunakan adalah telura ayam Boiler, ayam Kampung, burung puyuh dan bebek. Dalam preparasi sampel dilakukan pengujian voleme pada masing-masing telur. Setelah itu isi telur dikeluarkan dan cangkangnya di cuci lalu diisi dengan akuades dan dicatat volem akuades yang digunakan. Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan pemeraman oleh adonan campuran garam dengan tanah liat, atau abu gosok atau bubuk bata merah Prinsip kedua cara tersebut adalah dehidrasi osmosis, yaitu proses pengurangan air dari bahan dengan cara membenamkan
bahan dalam suatu
larutan ber- konsentrasi tinggi, larutan tersebut
mempunyai tekanan osmosis tinggi. Dehidrasi osmosis (osmotic dehydration) merupakan proses perpindahan massa secara simultan (countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan ke dalam bahan. Perpindahan massa osmosis dinyatakan sebagai kehilangan air (WL,water loss) dan penambahan padatan, SG,
solid gain). Aplikasi dehidrasi
Andri Nurhadis 1127040006
osmosis dalam proses pengasinan, terlihat dengan keluarnya air dari dalam telur bersamaan dengan masuknya larutan garam ke dalam telur. (Kastaman dkk, 2005). Perendaman dilakukan selama 4 hari. Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke air. Garam NaCl mula-mula akan diubah menjadi ion natrium (Na +) dan ion chlor (Cl-). Makin lama perendaman, makin banyak garam yang merembes masuk ke dalamnya, sehingga air menjadi semakin banyak mengandung NaCl. Pada proses perendaman cangkang telur terjadi pertukaran ion yang bersifat stokiometri, yakni satu H+ diganti oleh suatu Na +. Pertukaran ion adalah suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap . (Underwood, 2001). Ion Na didapatkan dari garam sedangkan ion H + berasal dari air . Dengan demikian, ion Na masuk kedalam air dalam cangkang telur dan kadar air berkurang, akibatnya air dalam cangkang telur menjadi mengandung NaCl. Pada sampel kedua cangkang telur direndaman terlebih dahulu dalam larutan NaOH 5% selam 30 menit dan selanjutnya dicuci dengan akuades dan direndam kembali selama 30 menit dalam larutan NaCl 20%. Namun disini terjadi kesalahan prosedur. Seharusnya perendaman dengan NaCl dilakukan selam 4 hari pula. Kesalahan ini dikarenakan pemahaman dalam mendeskripsikan kata-kata dalam modul penuntun praktikum. Kesalahan ini dapat berakibat pada proses difusi NaCl. Tujuan perendaman dengan NaOH adalah agar dapat meningkatkan pertukaran i on H+ dari air dengan Na dari NaOH yang akan terakumulasi dari NaCl sehingga dimungkinkan kadar NaCl (NaCl yang berdifusi) semakin banyak. Penentuan kadar NaCl dilakukan dengan cara titrasi argentometri dengan metode mohr. Proses pertama adalah standrasasi AgNO3 dengan NaCl 0,1 M. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4. Penambahan indikator ini menyebabkan warna larutan menjadi kuning dan menjadi warna warna jingga dengan endapan putih. Endapan yang terbentuk merupakan AgCl sedangkan warna adalah senyawa
berasal dari Ag2CrO4. Hasil standarissi menunjukan [AgNO] sebesar 0,0980 N yang
kemudian digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam sampel yang terdapat dalam cangkang telur. Klorida dalam sampel akan bereaksi dengan larutan perak nitrat membentuk endapan putih. Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah kalium kromat. Reaksi antara klorida dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut : NaCl + AgNO3
→ AgCl (s) +
NaNO3(aq)
Apabila reaksi dalam smapel telah habis, maka kelebihan perak nitrat akan bereaksi dengan indicator dan menghasilan endapan perak kromat berwarna merah bata. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung dalam suasana netral atau sedikit basa (tidk diperbolehkan dalam suasana asam). Reaksi antara indicator dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut : K 2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) → Ag2CrO4(s) + K 2 NO3(aq)
Andri Nurhadis 1127040006
Kadar NaCl dalam percobaan ditentukan dalam Normalitas (N). Kadar NaCl dalam air yang berdifusi dalam cangkang telur sampel ayam boiler, burung puyuh, ayam kampung dan bebek dan (langsung NaCl) berturut-turut diperoleh sebesar 0,5008 N; 1,0378 N; 0,3494 N; 0,2465 N. Dan pada sampel kedua (NaOH → NaCl) pada telur s ampel ayam boiler, burung puyuh, ayam kampung dan bebek berturut-turut diperoleh sebesar 0,0015 N; 0,0108; 0,0020 N; dan 0,0025 N. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin lama perendaman maka proses difusi NaCl yang berdifusi semakin banyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil percobaan yang menunjukan bahwa kadar dalam sampel 1 lebih besar dari pada sampel 2. Seharusnya sampel 2 bisa lbih besar karena Cl dapat berdifusi lebih banyak karena sebelumnya telah direndam dengan NaOH. Selain itu, jenis telur juga dapat mempengaruhi proses difusi. Semakin tipis cangkang telur maka proses difusi semakin maksimal. KESIMPULAN
NaCl dapat berdifusi melewati membran yang terdapat dalam cangkang telur.
Konsentrasi AgNO3 0,0980 N sebesar dan EDTA sebesar 0,0602 M.
Kadar NaCl dalam air yang berdifusi dalam cangkang telur sampel ayam boiler, burung puyuh, ayam kampung dan bebek dan (langsung NaCl) berturut-turut diperoleh sebesar 0,5008 N; 1,0378 N; 0,3494 N; 0,2465 N. Dan pada sampel kedua (NaOH → NaCl) pada t elur sampel ayam boiler, burung puyuh, ayam kampung dan bebek berturut-turut
diperoleh sebesar 0,0015 N; 0,0108;
0,0020 N; dan 0,0025 N.
Kadar Ca dalam CaCO3 sebesar 0,0004 gram dengan [CaCO 3] dan massa CaCO3 0,0009 M dan 0,0009 gram.
Kadar Ca dalam air sadah sebesar 0,0013 gram dengan konsentrasinya sebesar 0,0036 M DAFTAR PUSTAKA
Brady E. James. 1999. Kimia Universitas: Asas dan Struktu. Jakarta: Binapura Aksara. Change, Raymond. 2005. Kimi DasarKonsep-konsep Inti Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Moderen Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Saito, Taro. 2004. Kimia Anorganik. Tokyo: Iwani Shoten Publisher. Suhendar, Dede. 2013. Buku Daras Kimia Anorganik III. Bandung: UIN SGD. Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
View more...
Comments