Laporan Anfisman 1 Tubuh Sebagai Satu Kesatuan
November 29, 2018 | Author: sari | Category: N/A
Short Description
anfisman...
Description
TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN I.
II.
Tujuan
Mampu menunjukan letak organ-organ tubuh
Mampu menjelaskan mekanisme transportasi zat dalam tubuh
Teori Dasar
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang terdiri atas sejumlah sistem yang bekerja dan saling bergantng. Setiap sistem saling berhubungan. Jika salah sau sistem terganggu, sistem yang lain juga akan terganggu. Dengan d emikian, dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara normal. Sistem tubuh bekerja secara terintegrasi memastikan kemampuan kelangsungan hidup individu. Oleh karena itu, struktur dan fungsi tubuh manusia sangat kompleks. Sistem organ tersusun atas beberapa organ yang bekerjasama untuk menjalankan fungsi tertentu. Sistem organ dalam tubuh manusia diantaranya sistem gerak pencernaan, pernapasan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem reproduksi. Organ tersusun dari sejulah jaringan yang berbeda dan menjalankan fungsi yang spesifik. Sistem terdiri dari sejumlah organ dan jaringan yang bersama-sama berperan mempertahankan kelangsungan hidup tubuh, dimana tubuh manusia yang terdiri atas beberapa sistem bekerja secara bergantung dan menjalankan fungsi yang spesifik. (Grant, 2011) Berikut ini adalah beberapa sistem organ dan fungsinya No.
Sistem
Organ
Mulut, 1
Sistem
esofagus,
pencernaan
lambung, hati,
Fungsi
faring, Mencerna
makanan
dan
mengabsorbsi (menyerap) usus, molekul-molekul kantung sudah disederhanakan.
yang
empedu,
dan
pankreas
Pertukaran Hidung, 2
Sistem
laring,
pernapasan
bonkus,
gas,
oksigen
faring, dihisap karena diperlukan trakhea, oleh
tubuh
dan
dan karbondioksida
paru-paru
dikeluarkan dari jaringan dan tubuh. Menyokong
3
Sistem gerak
tubuh,
menggerakkan tubuh, dan
Tulang, otot
melindungi
organ-organ
dalam tubuh. Mengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh
Jantung, pembuluh arteri, 4
Sistem
vena,
kapiler,
transportasi
pembuluh limfatik,
dan
kelenjar limfa
bagian tubuh. Mengangkut karbondioksida
dan
sampah-sampah tubuh dari jaringan untuk dikeluarkan dari tubuh. Juga berperan dalam
pertahanan
tubuh
(sistem limfatik). Mengeluarkan metabolisme 5
Sistem ekskresi
Paru-paru, ginjal, tubuh kulit, dan hati
dan
keseimbangan dalam
sel
sisa dari
dalam menjaga
cairan
di
dengan
lingkungan sekitarnya.
6
Sistem gerak
Otak,
serabut
saraf,
simpul
saraf,
medulla
oblongata,
dan
medulla spinalis
Menerima, mengolah, dan merespon setiap rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Testis dan penis (laki-laki), 7
Sistem reproduksi
ovarium, oviduk, uterus, vagina
dan
Perkembangbiakkan, menghasilkan
keturunan
baru.
(perempuan)
Dalam tubuh manusia terutama dalam sel terjadi pertukaran molekul yang disebut dengan transpor. Sistem transport dibagi menjadi 2 yaitu transfor aktif dan pasif. Transport aktif adalah energi yang dilibatkan dalam mengaktifkan suatu bentuk perubahan senyawa kimia tertentu di dalam sel. Misalnya, perubahan glukosa fosfat memerlukan energi yang diambil dari pemecahan adenosine trifosfat (ATP) menjadi adenosine difosfat (ADP). Energi yang dilibatkan dalam mengaktifkan glukosa itu dinamakan energi pengangkitfan. Sedangkan transport pasif dibagi menjadi 2 yaitu osmosis dan difusi. a. Difusi Merupakan perpindahan molekul zat dari kadar yang lebih tinggi menuju kadar yang lebih rendah dalam usahanya untuk meniadakan perbedaan konsentrasi. Misalnya ketika kita menuangkan sirop ke dalam gelas berisi air, maka molekul-molekul gula akan bedifusi ke dalam air. b. Osmosis Merupakan perpindahan molekul air dari kadar yang tinggi menuju air yang kadarnya rendah disebut juga difusi air. Misalnya ketika kita memasukan
irisan daun Rhoeo discolor yang berwana ungu ke dalam larutan gula 15 % dan dilihat dengan mempergunakan mikroskop maka warna ungu daun tadi menjadi berkurang (tidak memenuhi seluruh sel). Hal itu terjadi karena sebagian molekul air dalam sel keluar menuju larutan yang lebih pekat (kadar airnya rendah). Peristiwa osmosis itu sesungguhnya adalah keluarnya air dari dalam sel melewati dinding sel dan membran plasma. Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal dimana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan dari tubuh. Kata homeostasis berasal dari Bahasa yunani yaituhomeo yang berarti sama dan stasis yang berarti mempertahankan keadaan. Homeostasis juga dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk memlihara keseimbangan dan fungsi metabolism terhadap berbagai perubahan yang terjadi, baik perubahan internal maupun eksternal. Tubuh manusia tidak akan selamanya dalam keadaan stabil halini karena tubuh manusia selalu melakukan respon terhadap perubahan baik yang terjadi di dalam maupun diluar tubuh. Mekanisme pengaturan homeostasis tubuh dibagi menjadi 2 yaitu 1. Pengaturan otomatis (autoregulation) Terjadi ketika aktivitas sel, jaringan atau sistem organ berubah secara otomatis ketika berhadapan dengan variasi factor lingkungan. 2. Pengaturan ekstrinsik (extrinsic regulation) Dihasilkan dari aktivitas sistem saraf atau endokrin yang mengatur aktifitas berbagai sistem organ secara simultan. Pengaturan homeostasis dibagi 2 diantaranya adalah umpan balik negative yaitu ketika respon ersebut dihasilkan untuk menghilangkan atau melawan stimulus. Contohnya ketika demam, maka tubuh akan merespon untuk mengurangi suhu tubuh. Selain itu ada pula umpan balik positif yaitu adalah ketika respon tubuh yang diberikan adalah untuk membantu atau meningkatkan suatu efek. Contohnya adalah sekresi
oksitosin pada saat pross kelahiran yang akan mengakibatkan otot berkontraksi lebih besar.
III.
Alat dan Bahan
Alat:
Bahan: Gelas piala 50ml
NaCl 0,9%
Gelas piala 100ml
Lar. Sukrosa 5%
Kantong selovan
Putih telur
Tali
AgNO3 1%
Cawan petri
Agar
Tabung reaksi
Metil jingga
Pipet tetes
Kristal KMnO4
Spatel
Kristal Metil jingga
Batang pengaduk
Lar. Benedict
Gelas ukur
Lar. Sukrosa 20%
Alat pelubang
Lar Sukrosa 40%
(perforator)
Lar Sukrosa 60% Air hangat
IV.
Prosedur a. Anatomi
Anatomi tubuh manusia
Anatomi tubuh manusia bagian toraks (dada) dan abdomen (perut) dapat diamati berdasarkan pembedahan dengan: 1. Gutingan midsaginal dalam kulit sepnjang daerah abdomen dan toraks 2. Pengguntingan kulit secara lateral pada bagian anterior dan posterior dari torehan midsaginal 3. Torehan sepanjang rongga abdomen, dan
4. Torehan lateral untuk memamerkan organ dalam.
Anatomi tubuh tikus
Bius terlebih dahulu tikus. Letakkan tikus diatas baki bedah dengan posisis abdomen menghadap keatas. Lakukan pemotongan sepanjang dinding abdomen tikus. Hati-hati jangan melakukan pemotongan terlalu dalam dan perhatikan ujung gunting tetap menghadap keatas. Perhatian, jangan sampai merusak struktur yang ada di bagian bawahnya. Setelah seleesai, basahi dengan NaCl fisiologis sesekali. b. Fisiologi
Percobaan difusi
1. Difusi sederhana Disiapkan 2 gelas piala 50ml, gelas piala pertama diisi dengan air sampai setengahnya. Sedangkan gelas piala kedua diisi dengan air hangat setengahnya. Lalu setelah itu kedua gelas piala tersebut ditambahkan kristal KMnO4. Lalu diamati selama 30 menit dan diamati pula setelah 1 jam. 2. Difusi senyawa pada media agar Dibuat larutan agar 2% dengan air pada gelas piala. Lalu di didihkan hingga terbentuklarutan bening. Setelah itu di masukkan larutan agar tersebut pada cawan petri hingga setengah penuh. Setelah itu diamkan hingga memadat Setelah memadat lalu di buat 2 lubang pada agar tersebut dengan jarak sekitar 3cm. Lalu diletakan pada lubang tersebut masing masing Kristal Metil jingga dan KMnO4. Lalu diamati dan di ukur jarak penyebaran kedua zat setelah sekitar 1 jam.
3. Difusi melalui membran Dibuat larutan koloidal yang terdiri dari air, putih telur, NaCl 0.9%, dan glukosa 5% masing masing sebanyak 3ml. setelah itu di masukkan pada kantong selofan
3⁄ penuh. Lalu 4
diikat serta di gantungkan pada batang pengaduk. Setelah itu, di celupkan pada air dalam gelas piala dalam keadaan melayang dan di tunggu hingga 1 jam. Setelah 1 jam diuji masing masing zat dengan cara menyiapkan 9 tabung reaksi lalu diberi label. Tabung 1,4,7 diisi 3ml air pada gelas piala yang telah dicelupkan larutan koloidal. Sedangkan pada tabung 2,5,8 dimasukkan 3ml aquadest. Lalu tabung 3 diisi dengan NaCl 0,9% sebanyak 3ml, tabung 6 diisi 3ml larutan glukosa, dan pada tabung reaksi 9 dimasukkan 3ml putih telur. Pengujain kandungan NaCl
Setelah itu pada tabung 1,2,3 ditambahkan 3 tetes larutan AgNO3 dan diamati tabung reaksi mana yang menghasilkan endapan putih, Pengujian kandungan glukosa
Pada tabung 4,5,6 ditambahkan 3 tetes larutan Benedict serta dipanaskan lalu diamati pada tabung mana terdapat endapan merah, kuning atau hijau, Pengijian kandungan albumin
Pada tabung 7,8,9 di tambahkan HNO3 lalu diamati pada tabung mana yang mengalami kekeruhan.
Percobaan osmosis
Disiapkan 5 kantong selofan. Kantong selofan 1 diisi dengan air hangat, kantong 2 diisi dengan larutan sukrosa 20%, kanton g 3 diisi dengan larutan sukrosa 40%, kantong 3 diisi dengan larutan sukrosa 60% dan kantong terakhir diisi dengan aquadest masing-masing sebanyak 10ml. lalu ditimbang kesemua kantong dan dicatat. Setelah itu, dicelupkan kantong 1 sampai 4 pada air hangat. Sedangkan kantong selofan no 5 dicelupkan paa larutan sukrosa 60%. Kantong selofan dicelupkan dengan posisi melayang. Di biarkan selama 15 menit. Lalu setelah itu, di angkat, di lap agar kering dan ditimbang kembali. Dilakukan penimbangan dengan rentang waktu 15 menit sekali selama 1 jam.
V.
Data Pengamatan a. Anatomi
Anatomi tubuh manusia
Tugas 1.1 a. Gambar anatomi tubuh manusia
b. Fungsi umum dari :
Diafragma
: Membantu proses pernafasan manusia
Jantung
: Alat pompa darah sehingga dapat mengalir keseluruh tubuh
Paru – paru
:
Sebagai organ respirasi, untuk pertukan gas 02 dan CO2
Trakea
: Sebagai jalan nafas yang menghubungkan laring dengan paru – paru
Lien ( Limfa )
: Sebagai penghasil sel darah putih
Gaster
: Menerima makanan dan sebagai penampung dalam jangka waktu pendek
Hepar ( Hati )
:
Menetralisir racun atau detoksifikasi
Pankreas
: Penghasil enzim pencernaan, dan beberapa hormon, sekresi insulin
Usus halus
: Menyerap kemudian memecah makanan
Kolon ( usus besar )
: Membawa sisa hasil pencernaan menuju rektum, pembentukan feses
Anus
: Organ
pencernaan
terakhir,
sebagai
tempat
dikeluarkannya feses Ren ( Ginjal )
:
Menyaring darah, mengatur komposisi dan volume darah
Kandung kemih
: Tempat menyimpan urin sebelum dikeluarkan melalui proses pembuangan buang air kecil
Glandula suprarenalis
: Melepas hormon ke dalam tubuh
Testis
: Memproduksi sperma
Rektum
: Kantung untuk menampung tinja atau feses
Ovarium
: Mengeluarkan hormon esterogen dan progesteron
Anatomi tubuh tikus
Tugas 1.2 a. Organ yang berbeda di bawah lambung dan mensekresikan insulin pankreas b. Bagian organ yang menghubungkan antara mulut dan lambung esofagus / kerongkongan c. Organ sistem respirasi yang berada di bagian kiri dan kanan jantung paru - paru d. Organ yang berukuran besar yang terletak di rongga torak dan berada di bagian posterior dari diafragma cor (jantung) e. Bagian dari usus halus yang terletak setelah duodenum jejunum
b. Fisiologi
Percobaan difusi
1. Difusi Sederhana Dalam gelas piala yang berisi ½ air biasa ditambahkan KMnO4 berubah warna menjadi warna ungu dengan kepekatan:
Waktu ( menit )
KMNO4 + Akuades dingin
KMNO4 + Akuadest hangat
15
Ungu +
Ungu ++
30
Ungu ++
Ungu +++
45
Ungu +++
Ungu +++++
60
Ungu +++++
Ungu +++++++
Tugas 1.4 a. Pada suhu yang lebih tinggi KMnO4 lebih cepat berdifusi dikarenakan semakin tinggi suhu semakin cepat proses difusi b. Difusi sederhana adalah perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentasi rendah yang tergolong transport pasif. c. Factor pengaruh difusi:
Ukuran partikel.
Ketebalan membran.
Luas suatu area.
Jarak.
Suhu
2. Difusi Senyawa Pada Media Agar Pada gelas piala dibuat 2% larutan agar lalu dididihkan kemudian di tuang kedalam cawan petri kemudian agar memadat dan di beri 2 lubang, pada lubang 1 diberi zat KMnO4 dan lubang 2 diberi Metil jingga, kemudian di hitung jarak :
Waktu
Jarak ( Cm )
(menit) KMNO4
Metil Jingga
15
0,3
0,1
30
0,5
0,2
45
0,6
0,3
60
0,7
0,5
Tugas 1.4 KMnO4 lebih cepat berdifusi atau menyebar karena BMnya lebih kecil dari BM metil jingga ( BM KMnO4 = 158,034 g/mol sedangkan BM Metil jingga = 327,33 g/mol) 3. Difusi Melalui Membran Pada gelas piala dibuat larutan koloidal yang berisi Air, Putih telur, NaCl, Glukosa kemudian dimasukkan ke kantong selofan di ikat lalu di gantung di batang pengaduk dengan tali kemudian dicelupkan kantung ke dalam gelas piala dalam posisi melayang, diamkan selama 1 jam lalu di uji.
Larutan
AgNO3
Uji kandungan NaCl
+
Lar. Larutan asalnya tidak berwarna menjadi larutan putih keruh
Gelas piala AgNO3 + Aquadest Larutan sebelum dan setelah direaksikan tetap tidak berwarna
AgNO3 + NaCl
Larutan awalnya tidak berwarna setelah direaksikan terjadi perubahan warna dan terdapat endapan putih
Tugas 1.5 a. Pada tabung 1 dan 3 terdapat endapan yang menandaan adanya kandungan NaCl di dalamnya. b. AgNO3 dapat membentuk endapan jika bereaksi dengan NaCl
Larutan
Benedict Gelas piala
Uji kandungan Glukosa
+
Lar. Larutan asalnya tidak berwarna setelah direaksikan menjadi warna biru muda dan setelah dilakukan pemanasan tetap berwarna biru muda
Benedict Aquadest
+ Tidak mengalami perubahan warna
Benedict + NaCl
Larutan awalnya tidak berwarna setelah direaksikan terjadi perubahan warna biru muda kemudian di didihkan dan larutan menjadi warna kuning kemerahan/ merah bata
Tugas 1.6 a. Hanya tabung 6 yang membentuk endapan kuning b. Larutan benedict digunakan untuk mendeteksi senyawa gula pereduksi dalam suatu sample.
Larutan
Uji kandungan Albumin
HNO3 + Lar. Gelas Larutan asalnya tidak berwarna setelah direaksikan tetap tidak piala HNO3 + Aquadest
berwarna Tidak mengalami perubahan warna tetap tidak berwarna
HNO3 + NaCl
Larutan awalnya tidak berwarna setelah direaksikan terjadi perubahan konsentrasi sedikit kental dan menjadi keruh dan endapan putih
Tugas 1.7 a. Pada tabung 9 ada endapan putih diatas b. HNO3 untuk mendeteksi protein atau albumin dalam sample
Percobaan osmosis
Berat Kantung
Berat setelah dimasukkan ke air dan sukrosa ( gram )
sebelum 15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
75 menit
( gram ) 1
7,01
6,79
6,31
5,86
7,56
9,16
9,47
9,65
8,20
10,28
10,71
10,74
8,49
11,38
11,71
11,72
7,01
6,42
5,87
5,69
(air hangat ) 2 (sukrosa 20%) 3 (sukrosa 40%) 4 (sukrosa 60% ) 5 (air hangat )
Osmosis 14.00 12.00
) m10.00 a r g 8.00 ( a 6.00 s s a 4.00 m
2.00 0.00 0
10
20
30
40
waktu (menit) air hangat
sukrosa 20%
sukrosa 60%
air hangat
sukrosa 40%
50
Tugas 1.8 a. Fenomena diatas merupakan fenomena osmosis karena ada perpindahan zat dari konsentrasi rendah ke dalam zat yang memiliki konsentrasi yang tinggi . b. Osomosis adalah perpindahan molekul melalui selaput semipermeable selektif dari yang encer ke yang lebih pekat atau dari zat yang konsentrasi airnya tinggi ke zat yang konsentrasi airnya rendah.
VI.
Pembahasan
Tubuh manusia merupakan suatu organisasi yang melaksanakan fungsinya secara simultan dan utuh. Di dalam tubuh, seluruh organisasi mulai dari Sel -> Jaringan -> Organ -> Sistem organ bekerja terus menerus untuk menjaga agar tubuh selalu dalam keadaan tetep sehat dan beraktivitas normal. Bila keseimbangan dalam tubuh dipertahankan, homeostasis dikatakan terjadi. Tubuh manusia mempertahankan lingkungan internal yang stabil untuk berfungsinya tubuh. Memelihara lingkungan internal yang konstan mengharuskan tubuh untuk membuat banyak penyesuaian. Penyesuaian dalam tubuh disebut sebagai regulasi homeostasis. Regulasi homeostatis terdiri dari tiga bagian: reseptor, pusat kontrol dan efektor. Semua sistem organ tubuh bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh.
a. Anatomi
Anatomi Tubuh manusia
1. Guntingan
midsagital
dalam
kulit
sepanjang
daerah
abdomen
2. Pengguntingan kulit secara lateral pada bagian anterior dan posterior dari torehan midsagital
3. Torehan sepanjang rongga abdomen
4. Torehan lateral untuk memamerkan organ dalam
Anatomi tubuh tikus
Tikus di bius kemudian di letakkan di atas baki bedah dengan posisi abdomen menghadap keatas. Dilakukan pemotongan sepanjang dinding abdomen tikus dilakukan dengan hati hati karena jangan sampai melakukan pemotongan terlalu dalam dan jangan sampai merusak struktur yang ada, ketika rongga tubuh terbuka maka akan tampak organ dalamnya, dan di basahi NaCl. Fungsi NaCl sebagai salah satu indikator penyembuhan luka.
b. Fisiologi
Sistem transport
Sistem transport merupakan Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekulmolekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus, adapun sistem transport adalah perpindahan antara satu organ atau membran ke organ lain atau membran lainnya. Transport aktif yaitu melibatkan suatu energi agar dapat berpindah. Transport pasif yaitu tidak melibatkan energi, adanya gradien konsentrasi yang menyebabkan suatu organ dapat berpindah. Difusi dan Osmosis
Difusi adalah jenis transportasi pasif di mana molekul bergerak dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi terjadi
di sepanjang gradien konsentrasi, atau perbedaan bertahap dalam konsentrasi zat antara dua daerah. Difusi difasilitasi adalah bagaimana molekul bergerak menuruni gradien konsentrasi dengan bantuan protein. Ketika molekul tertentu tidak bisa melewati membran,
protein
khusus
mengalami
perubahan
untuk
memungkinkan molekul dapat melewati. Osmosis adalah jenis lain dari transpor pasif dimana air menyebar melalui membran. Air selalu bergerak sepanjang gradien osmotik, atau perbedaan dalam konsentrasi partikel di kedua sisi membran. Jika ada jumlah yang sama partikel di kedua sisi membran, maka sel adalah isotonik dan air tidak akan bergerak melalui osmosis. Namun, jika konsentrasi partikel yang lebih tinggi dalam sel, maka sel adalah hipertonik. Jika sel memiliki konsentrasi partikel rendah dari luar, maka sel adalah hipotonik.
1. Percobaan Difusi
Pada percobaan difusi sederhana, setelah kristal KMnO4 dimasukkan dalam 2 gelas piala yang berisi air dingin dan hangat, maka kristal KMnO4
mulai berdifusi. Pengamatan dilakukan selama 1 jam dan diamati setiap 10 menit dan hasilnya kristal KMnO4 dalam air hangat berdifusi lebih cepat yang ditandai dengan perubahan warna air yang lebih pekat (ungu pekat) dibandingkan perubahan warna pada air dingin (ungu). Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa suhu sangat berpengaruh pada kecepatan difusi, sehingga semakin tinggi suhu maka kecepatan difusi semakin cepat. Jadi suhu berbanding lurus dengan kecepatan difusi. Difusi sederhana adalah molekul zat yang dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi proses difusi sederhana sebagai berikut : -
Ukuran partikel . Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat
partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. -
Ketebalan membran . Semakin tebal membran, semakin
lambat kecepatan difusi. -
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat
kecepatan difusinya. -
Jarak . Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin
lambat kecepatan difusinya. -
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk
bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya. Pada Difusi senyawa pada media agar, setelah larutan agar memadat dan dibuat dua lubang yang berjarak 3 cm, lubang satu dimasukkan kristal KmnO4 dan lubang lainnya dimasukkan metil jingga. Setelah pengamatan dilakukan selama 5 menit dan diamati setiap 1 menit, hasilnya adalah diameter yang dibentuk oleh kristal KMnO4 selalu lebih luas dibandingkan dengan diameter yang dibentuk oleh metil jingga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kristal KMnO4 lebih cepat berdifusi dibandingkan dengan metil jingga. Kecepatan difusi ini dipengaruhi oleh perbedaan berat molekul antara kristal KMnO4 dan metil jingga. Berat molekul kristal KMnO4 lebih kecil yaitu 158,03 g/mol dibandingkan dengan berat molekul metil jingga yaitu 327,33 g/mol, sehingga semakin kecil berat molekul maka kecepatan difusi akan semakin cepat. Jadi berat molekul berbanding terbalik dengan kecepatan difusi. Pada Difusi membran, setelah membuat larutan koloidal (putih telur + NaCl 0,9% + glukosa 5%) yang dibungkus dalam kantong selofan dan direndam dalam gelas piala yang berisi air suling dan kemudian dilakukan uji NaCl, glukosa dan albumin. Pada uji terhadap NaCl, tabung 1 diisi cairan dari gelas piala, tabung 2 diisi dengan air suling dan tabung 3 diisi dengan NaCl. Semua tabung (1,2,3) ditambahkan beberapa tetes AgNO3 dan hasilnya tabung 1 terdapat sedikit endapan putih, tabung 2 larutan bening dan tabung 3 terbentuk endapan putih. Endapan putih yang terbentuk adalah hasil dari reaksi antara NaCl dan AgNO3. Jadi cairan dari gelas piala yang dimasukkan pada tabung 1 mengandung NaCl. Hal ini menunjukka bahwa larutan NaCl dapat menembus kantong selofan yang bersifat seperti membran semipermeabel. Pada uji terhadap glukosa yang ditambahkan dengan larutan Benedict, pada tabung 1 terjadi perubahan warna menjadi biru muda hampir hijau, hal ini menunjukkan bahwa cairan dari gelas piala mengandung glukosa dalam jumlah sedikit. Tabung 5 tidak mengalami perubahan warna, sedangkan tabung 6 yang berisi glukosa terjadi endapan merah bata. Struktur glukosa tidak kompleks tetapi berat molekul lebih besar dari NaCl sehingga glukosa dapat berdifusi. Apab ila pada glukosa warna yang terjadi sama dengan kontrol maka glukosa tidak dapat berdifusi. Persamaan reaksinya NaCl + AgNO3 → AgCl ↓ + NaNO3. Pada uji terhadap albumin yang ditambahkan dengan HNO3, pada tabung 7 dan 8 tidak terjadi reaksi apapun. Hal ini menunjukkan bahwa tidak larutan albumin pada tabung tersebut dan albumin tidak berdifusi. Pada tabung 9 terdapat endapan
putih. Endapan putih tersebut berasal dari reaksi antara albumin dan HNO3. Persamaan reaksinya Cu(s) + HNO3(aq)
⇨Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l).
Albumin merupakan protein yang tidak tahan terhadap perubahan pH yang ekstrim. Oleh sebab itu strukturnya akan rusak dan rusaknya struktur tersebut ditandai dengan adanya endapan putih. Jadi dari percobaan difusi membran membuktikan bahwa larutan yang dapat menembus kertas selofan adalah larutan yang memiliki ukuran molekul yang kecil seperti NaCl dan glukosa.
2. Percobaan Osmosis
Pada uji osmosis, pencelupan kantong-kantong selofan ( kantong selofan 1-4 dicelupkan ke gelas piala berisi air hangat, dan kantong selofan 5 dicelupkan ke gelas piala berisi larutan sukrosa 60 %) yang menghasilkan bobot ( w ) pada t0, t15, t30,t45,t60 dan t75. Pada kantong 1 bobot kantong terus berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Seharusnya pada kantong 1 bobot relatif stabil, mungkin terdapat kesalahan dalam penimbangan.pada tabung 1 ini terjadi isotonik yaitu memiliki tekanan isotonik yang sama sehingga tidak mempengaruhi bobot kantong. Pada kantong 2 , 3, 4, bobot kantong meningkat. Pada kantong ini terjadi Larutan hipertonik, yaitu larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi dan sebagian besar molekul air terikat atau tertarik ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sehingga air akan masuk ke kantong selofan dan membuat bobot kantong bertambah. Sedangkan pada kantong 5 bobot kantong terus berkurang. Hal ini terjadi karena air keluar dari kantong, akibatnya kantong menciut. Pada tabung 5 ini terjadi proses hipotonik yaitu larutan dengan konsentrasi terlarut rendah, memiliki lebih benyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
VII.
Kesimpulan
Tubuh melakukan fungsinya secara simultan dan utuh. Allsah SWT telah menciptakan manusia sebaik baik nya makhluk hidup, serta mengetahui letak organ tubuh dan mengetahui proses atau mekanisme transort materi yang berlangsung dalam tubuh. Pada
percobaan
difusi
sederhana
dapat
disimpulkan
bahwa
suhu
mempengaruhi terhadap kecepatan difusi, dan pada percobaan pengaruh berat molekul terhadap kecepatan difusi dapat disimpulkan bahwa berat molekul berbanding terbalik dengan kecepatan difusi, sehingga semakin ringan berat suatu molekul, maka akan semakin cepat terjadi difusi, kemudian pada difusi melalui membran dapat disimpulkan bahwa, tidak semua molekul dapat melewati selaput atau membran sel, hanya molekul tertentu saja yang dapat melewati membran sel sehingga terjadi difusi. Pada percobaan osmosis kita dapat mengetahui perbedaan larutan yang bersifat isotonis yang mengakibatkan kantong selofan beratnya stabil, hipertonis yang menyebabkan
bobot
kantong
beratnya
meningkat,
menyebabkan bobot kantong beratnya berkurang.
dan
hipotonis
yang
VIII. Daftar Pustaka
Nurachmah, Elly., Angriani, Rida. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Elsivier: Singapura Kimball John W, 1989. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga. Tortora GJ and Derirckson. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. John Wiley & Sons, Inc. Hidayat,
Hernawati,
“Mineral
dan
Homeostasis”,
30
September
2017
,
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/minarma.siagian/material/homeostas ismsho. Siagian, Minarma, “Homeostasis:Keimbangan yang Halus dan Dinamis”, 30 September 2017, http://5/03%20Bab%202
View more...
Comments