Laporan Anatomi Marmut

October 19, 2018 | Author: Wina Pratiwi Nugrahani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Anatomi Marmut ...

Description

ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus)

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten

: Wina Pratiwi Nugrahani : B1J011019 : IV :2 : Bima Ade Setiawan

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cavia porcellus merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas

(homoiterm). Suhu tubuhnya tetap, tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia sendiri berasal dari bahasa latin yaitu mammae. Mammae berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya meningkat pada hewan betina dewasa. Semua susu dikeluarkan dari kelenjar yang ada di glandula mammae. Kulit yang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan epidermis (di sebelah luar). Klasifikasi marmut (Cavia porcellus) menurut Storer dan Usinger (1961) adalah sebagai berikut: Phylum

: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Class

: Mamalia

Ordo

: Rodentia

Familia

: Cavidae

Genus

: Cavia

Species

: Cavia porcellus

Praktikum kali ini menggunakan Marmut ( Cavia porcellus) sebagai salah satu spesies yang mewakili mamalia. Marmut dipilih karena k arena selain mudah didapat, juga tidak  berbahaya. berbahaya. Marmut mempunyai organ-organ yang mudah diamati.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk  melihat anatomi Marmut (Cavia porcellus).

II.

MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah bak preparat, pinset, pisau, tissue dan gunting bedah,. Bahan-bahan yang digunakan adalah marmut jantan ( Cavia porcellus ), air kran, kloroform dan formalin.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Marmut (Cavia porcellus) dilemahkan terlebih dahulu dengan menggunakan kloroform. 2. Rambut bagian ventral dibasahi agar tidak mengganggu pada saat pembedahan. 3. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior menuju anterior mengikuti garis median ventral badan sampai ujung mandibula. 4. Kulit dibuka ke samping hingga terlihat otot-otot daerah thorax dan abdomen. 5. Selaput tipis yang sudah tidak diperlukan dipotong, untuk mengamati organ-organ sebelah dalam pada leher. 6. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari inguinal menuju anterior sampai xiphisternum mengikuti garis median badan, kemudian ke lateral menyusuri diafragma.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Caput Marmut (Cavia porcellus) Keterangan Gambar :

1.

Nares externa

2.

Vibrisae

3.

Labium superior

4.

Incisivi

5.

Labium inferior

6.

Rima oris

7.

Palpebra superior

8.

Organon visus

9.

Pina auricula

10. Palpebra inferor

Gambar 2. Morfologi Truncus Ventral Marmut Jantan (Cavia porcellus) Keterangan Gambar :

1.

Pappila mammae

2.

Glands penis

3.

Penis

4.

Lekuk pirenium

5.

Extrimitas posterior

Gambar 3. Morfologi Truncus Ventral Marmut Betina (Cavia porcellus ) Keterangan Gambar :

1.

Pappila mammae

2.

Clitoris

3.

Vulva

4.

Lekuk pirenium

5.

Anus

Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan Marmut (Cavia porcellus)

Keterangan Gambar :

1.

Oesophagus

2.

Pars cardia

3.

fundus

4.

Gastrum

5.

Pars pylorica

6.

Pylorus

7.

Pancreas

8.

Ductus hepaticus

9.

Ductus cycticus

10.

Hepar

11.

Vesica felea

12.

Duodenum

13.

Jejunum

14.

Illeum

15.

Haustrae

16.

Incisura

17.

Taenia

18.

Caecum

19.

Colon ascenden

20.

Colon descenden

21.

Colon transversum

22.

Colon sigmoideum

23.

Rectum

24.

Anus

Gambar 5. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Jantan (Cavia porcellus) Keterangan Gambar :

1.

Kelenjar adrenal

2.

Ren

3.

Ureter

4.

Vesica seminalis

5.

Glandula prostat

6.

Corpus adiposa

7.

Testis

8.

Epidydimis

9.

Vesica urinaria

10.

Urethra

11.

Penis

Gambar 6. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Betina(Cavia porcellus) Keterangan Gambar :

1.

Kelenjar adrenal

2.

Ren

3.

Ureter

4.

Osteum tuba

5.

Tuba falopii

6.

Uterus

7.

Vesica urinaria

8.

Urethra

9.

Vulva

10. Vagina

B. Pembahasan

Hasil pengamatan anatomi marmut ( Cavia porcellus ) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor (cauda). Seluruh tubuh marmut ditutupi oleh rambut yang merupakan karakteristik  mammalia. Daerah kepala terdiri atas rima oris (mulut), nares externa, mata dan telinga. Daerah anggota badan terbagi menjadi thorax (dada), extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari empat digiti, abdomen (perut), dan extrimitas posterior (kaki belakang) yang berjari tiga digiti. Daerah ekor tumbuh rudimen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hildebran (1995). Sesuai dengan pernyataan Hildebran (1995), bahwa tubuh Marmut dibungkus oleh kulit yang berbulu dan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan cauda yang tumbuh rudimenter. Caput terdiri atas rima oris yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Organon visus memiliki pelpebra superior dan pelpebra inferior. Bagian belakang organon visus terdapat auriculae (daun telinga) sebagai corong dari porus austicus externa yang selanjutnya ke alat pendengaran. Marmut (Cavia porcellus) termasuk mamalia yaitu hewan yang memiliki kelenjar mammae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Marmut (Cavia porcellus) mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol. Marmut menarik lawan jenisnya dengan cara menyebarkan kelenjar bau. Kelenjar bau tersebut terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau vulva, perilaku ini disebut hedonic. Ciri lain dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai mempunyai cakar, kuku dan telapak (Brotowidjoyo, 1990).

Sistem pencernaan Cavia porcellus terdiri dari rima oris, di dalam rima oris bermuara kelenjar saliva, diantaranya yang terbesar adalah gladula parotis. Marmut mempunyai pencernaan khusus yang dibantu dengan bakteri dan protozoa karena jenis makananya berupa tumbuhan yang mengandung selulosa yang sulit dicerna. Gastrum mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCl dan pepsin, gastrum terdiri dari tiga bagian, yaitu pars cardia, fundus dan pars pilorika. Intestinum terdiri dari duodenum,  jejenum, illeum, dan colon. Selain pankreas, terdapat kelenjar pencernaan yang lain yaitu hepar. Hepar merupakan penghasil empedu yang disimpan dalam vesica felea (Radiopoetro, 1977). Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari sistem urinaria dan

sitem genitalia. Menurut Villee et al. (1988), salah satu alat ekskresi pada mamalia adalah ginjal yang disebut metanerfos. Jumlah nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros, dan metanefros. Dalam perkembangan embrio mammalia terdapat mesoderm nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio, tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros dewasa. Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna merah tua, brbentuk  seperti kacang, terletak di daerah lumbar sebelah dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter saluran yang bermuara pada vesica urinaria aitu tempat penampungan urine sementara sementara yang akhirnya urin akan dikeluarkan dikeluarkan melalui uretra (ductus urospermatika) keluar tubuh (Jasin, 1989).

Sistem genitalia Cavia porcellus  jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari caput, corpus, cauda epididymis. Ductus deferens berupa saluran berjalan disebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermatikus yang terdapat pada batang penis (Storer and Usinger, 1961). Sepasang papilla mammae (muara glandula mammae) terletak diantara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mammae tidak melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk pirenium yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekuk ini merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1990). Mamalia betina memiliki ovarium yang terletak di belakang ginjal. Ujung lateral ovarium terdapat saluran yang disebut osteum yang menuju oviduct. Saluran ini berlanjut sebagai kantung tebal yang merupakan tanduk dari uterus, kedua tanduk  menyatu pada bagian posterior sebagai badan uterus, dimana vagina terletak diantara kopulasi (Storer and Usinger, 1951). Sistem pernapasan Cavia porcellus terdiri dari trachea, broncus dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan napas. Pangkal dari trakhea berupa rongga yang disebut larink. Cabang dari trakhea adalah broncus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi, terdapat dalam rongga pleural , selaput yang membungkusnya membungkusnya disebut pleura (Djuhanda, 1980).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tubuh Cavia porcellus dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor (cauda). 2. Ciri-ciri dari marmut adalah hewan yang memiliki kelenjar mammae an tubuhnya ditutupi oleh rambut. 3. Sistem pencernaan terdiri atas Gastrum, hepar, Colon dan caecum. Marmut memiliki caecum yang besar dan merupakan salah satu kelebihann Marmut dibandingkan dibandingkan dengan hewan mamalia vertebrata lainnya. 4. Sistem urogenital pada Marmut jantan terdiri dari kelenjar adrenal, ginjal, ureter, vesica urinaria, testis, epididymis, vas defferens danpenis. 5. Sistem pernapasan marmut terdiri trachea, broncus dan paru-paru.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar . Erlangga, Jakarta. Spesie s Hewan Vertebrata. Amrico, Bandung. Djuhanda, T. 1980.  Anatomi dari Empat Spesies

Hildebrand, M. 1995.  Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son, Inc, New York. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Storer, and Usinger. 1951.  Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc., London. Villee, C. A, Walker, W. F, and Smith, F. E. 1988. General Zoology. W. B. Saunders Company, Phiadelphia.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF