Laporan Analisis Dokumen Amdal Kelompok 1

April 27, 2017 | Author: utam | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

amdal...

Description

TUGAS KELOMPOK

KAJIAN STUDI KASUS PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas pada mata kuliah:

Analisis Dampak Lingkungan Dosen:

Dr. Rina Marina, M.Si.

Disusun oleh : HANA RIZKIA ARMIS

1103800

INDRA HARFANI

1106595

RUSTAM WIDARTO

1105668

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkah, Rahmat Dan Hidayah-Nyalah sehingga laporan tugas makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Atas tersusunnya laporan ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Rina Marina Masri, MP, selaku dosen mata kuliah AMDAL 2. Serta semua teman–teman yang telah memberi sumbangsih dan sarannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. 3. Berbagai macam media, yang memberikan banyak informasi mengenai praktikum terkait. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam hal teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan demi penyempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya para pembaca sekalian.

Bandung, Juni 2014

Penyusun

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar Isi ........................ .............................................................................. ii BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 2 1.4 Sistematika Penulisan ............................................................ 3

BAB II

DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN

PERLUASAN PABRIK KEMASAN 2.1 Pengertian AMDAL................................................................ 4 2.2 KA-ANDAL ......................................................................... 24 2.3 ANDAL ............................................................................... 44 2.4 RKL-RPL ............................................................................. 58 BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN MENURUT PERMEN LH NO.16 TAHUN 2012 3.1 Lampiran I-III Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 ....................... 65 BAB I

PENUTUP

4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 122 4.2 Saran

............................................................................................ 123

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri konsumsi (consumer good’s) cukup pesat ditandai dengan banyak ragam jenis produk yang dihasilkan mulai berasal dari industri skala besar sampai industri rumah tangga. Kemampuan industri rumah tangga pun tidak kalah bersaing dengan skala industry besar terutama dalam bidang olahan makanan dan minuman. Salah satu hal yang cukup penting dalam proses produksi kagiatan tersebut adalah pengemasan produk. Hal ini selain sebagai daya Tarik dalam penjualan juga untuk jaminan kualitas mutu yang tidak cepat rusak. Bidang penyedia kemasan inilah yang dijalankan oleh pabrik PT. Purinusa Ekapersada yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 791, Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Bidang utama kegiatan dari PT. Purinusa Ekapersada adalah industry kertas industry dan kemasan dari kertas/karton dan merupakan salah satu bagian dari perusahaan multi nasional Sinar Mar Group. Pada kegiatan di pabrik ini tidak melakukan produktas, tetapi mengolah kertas jadi yang disuplai dari pabrik induk PT. indah kiat di Serang Banten untuk dijadikan barang-barang kemasan dengan desain sesuai permintaan klien. Selain membuat kemasan juga terdapat bagian painting yang melakukan pencetakan label/sabln pada kardus/karton kemasan menggunakan zat warna sintesis/buatan berupa zat kimia an organic. Operasional pabrik PT. Ekapersada ditinjau dari proses dan terutama bahan-bahan baku serta bahan penolong yang digunakan akan menghasilkan buangan yang dapat berdampak negative terhadap lingkungan fisik sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu harus dilakukan penanganan bersifat teknis untuk dapat meminimalisir dampak negative yang muncul. Untuk itulah disusun Dokumen AMDAL yang terdiri dari Dokumen KAANDAL, ANDAL, RKL dan RPL sesuai Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 2012 tentang izin Lingkungan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan /atau kegiatan yang wajib memiliki Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Bidang Industri untuk kota besar dengan luas AMDAL KELOMPOK 1

1

lahan > 10 Ha, maka kegiatan ini wajib AMDAL dan berdasarkan PERMEN LH No. 05 Tahun 2008, tentang tata kerja komisi penilai ANDAL lampiran IV, luas lahan > 10 Ha adalah kewenangan komisi penilai kota dan dalam penyusunannya berpedoman pada peraturan menteri Negara lingkungan hidup republic Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah : a. Menganalisis bagaimana dokumen KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup? b. Menganalisis bagaimana dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup? c. Menganalisis bagaimana dokumen RKL-RPL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup?

1.3 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah : d. Menganalisis dokumen KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. e. Menganalisis dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. AMDAL KELOMPOK 1

2

f. Menganalisis dokumen RKL-RPL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan laporan ini. BAB II DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan, pelingkupan, metode studi dari dokumen kaandal, andal dan rkl rpl. BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil analisis penilaian dokumen amdal BAB VI KESIMPULAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis dokumen amdal

AMDAL KELOMPOK 1

3

BAB II DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN

2.1. Pengertian AMDAL Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

2.1.1. Syarat Atau Ketentuan Dalam Penentuan Jenis Usaha Yang Memerlukan AMDAL Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 disebutkan bahwa A. Bidang Pertahanan Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan skala/besaran sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini berpotensi menimbulkan risiko lingkungan dengan terjadinya ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup luas. Skala NO Jenis Kegiatan

/ Alasan

Besaran

Ilmiah

Khusus

Pembangunan 1.

Pangkalan

-

Kegiatan pengerukan dan reklamasi berpotensi

Kelas A dan TNI AL

B

mengubah ekosistem laut dan pantai. - Kegiatan pangkalan berpotensi menyebabkan dampak akibat limbah cair dan sampah padat.

2.

Pembangunan

Kelas A dan

Pangkalan

B

AMDAL KELOMPOK 1

- Kegiatan pangkalan berpotensi menyebabkan

4

TNI AU

dampak akibat limbah cair, sampah padat dan kebisingan pesawat.

Pembangunan 3.

Pusat

> 10.000 ha

- Bangunan pangkalan dan fasilitas pendukung,

Latihan Tempur

termasuk daerah penyangga, tertutup bagi

-Luas

masyarakat. Kegiatan

latihan

tempur

berpotensi

- menyebabkan dampak akibat limbah cair, sampah padat dan kebisingan akibat ledakan. (sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

B. Bidang Pertanian Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik sosial dan penyebaran penyakit endemik. Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah memperhitungkan potensi dampak penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, dan bentang alam. Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai ujicoba untuk masing-masing kegiatan dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah, sedang, dan tinggi. Skala NO Jenis Kegiatan 1.

Besaran

/ Alasan

Ilmiah

Khusus

Budidaya tanaman pangan

Kegiatan akan berdampak terhadap

dan hortikultura

ekosistem, hidrologi dan bentang alam

a. Semusim dengan atau tanpa unit pengolahannya -luas

AMDAL KELOMPOK 1

> 2.000 ha

5

b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya -luas Budidaya 2.

> 5.000 ha tanaman

perkebunan a. Semusim dengan atau tanpa pengolahannya: - Dalam kawasan budidaya non kehutanan, luas

> 3.000 ha

- Dalam kawasan budidaya Semua kehutanan, luas

besaran

b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya : - Dalam kawasan budidaya non kehutanan, luas

> 3.000 ha

- Dalam kawasan budidaya Semua kehutanan, luas

besaran

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

C. Bidang Perikanan

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak udang, ikan adalah perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan

AMDAL KELOMPOK 1

6

mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan tersebut.

Skala / NO Jenis Kegiatan Usaha 1.

Besaran Alasan Ilmiah Khusus

budidaya

perikanan a.

- Rusaknya ekosistem mangrove yang menjadi

Budidaya

tambak

tempat pemijahan dan pertumbuhan ikan (nursery

udang/ikan tingkat teknologi

areas) akan mempengaruhi tingkat produktivitas maju

dan madya

daerah setempat. dengan

atau

- Beberapa komponen lingkungan yang akan terkena

tanpa unit

dampak adalah: kandungan bahan organik,

pengolahannya

perubahan BOD, COD, DO, kecerahan air, jumlah

- Luas

> 50 ha

phyoplankton maupun peningkatan virus dan bakteri. - Semakin tinggi penerapan teknologi maka produksi limbah yang diindikasikan akan menyebabkan dampak negatif terhadap perairan/ekosistem di sekitarnya.

b.

Usaha

budidaya perikanan terapung

- Perubahan kualitas perairan. (jaring

apung dan pen system):

AMDAL KELOMPOK 1

- Pengaruh perubahan arus dan penggunaan ruang perairan.

7

Di

air

tawar

(danau)

- Pengaruh terhadap estetika perairan. >

-Luas, atau

ha >

-Jumlah

2,5

500

unit

Di air laut -Luas, atau

> 5 ha

- Mengganggu alur pelayaran.

> 1.000 -Jumlah

unit

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

D. Bidang Kehutanan

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam dan potensi konflik sosial.

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

8

E.

AMDAL KELOMPOK 1

Bidang

Perhubunga

9

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

10

F. Bidang Teknologi Satelit

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

11

G. Bidang Perindustrian

AMDAL KELOMPOK 1

12

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

13

H. Bidang Pekerjaan Umum Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota yang menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu : - kota metropolitan : > 1.000.000 jiwa - kota besar : 500.000-1.000.000 jiwa - kota sedang : 200.000-500.000 jiwa - kota kecil : 20.000-200.000 jiwa

AMDAL KELOMPOK 1

14

AMDAL KELOMPOK 1

15

AMDAL KELOMPOK 1

16

AMDAL KELOMPOK 1

17

AMDAL KELOMPOK 1

18

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

I.

Bidang Pariwisata

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.

AMDAL KELOMPOK 1

19

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

J. Bidang Pengembangan Nuklir Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan risiko radiasi. Persoalan kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegiatan-kegiatan ini juga menyebabkan kecenderungan

AMDAL KELOMPOK 1

terjadinya

dampak

sosial.

20

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

K.Bidang Pengelolaan Limbah B3 Kegiatan yang menghasilkan limbah B3 berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan

dan

kesehatan

manusia,

terutama

kegiatan

yang

dipastikan

akan

mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar sebagaimana tercantum dalam tabel. Kegiatan-kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian internasional (konvensi basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan yang sangat seksama dan terkontrol.

AMDAL KELOMPOK 1

21

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

L.Bidang Rekayasa Genetika Kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa genetik berpotensi menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia dan keseimbangan ekosistem.

AMDAL KELOMPOK 1

22

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

M. DAFTAR KAWASAN LINDUNG Jenis rencana usaha yang wajib dilengkapi dengan AMDAL yang merupakan daftar kawasan lindung menurut Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 , adalah sebagai berikut: 1. Kawasan Hutan Lindung. 2. Kawasan Bergambut. 3. Kawasan Resapan Air. 4. Sempadan Pantai. 5. Sempadan Sungai. 6. Kawasan Sekitar Danau/Waduk. 7. Kawasan Sekitar Mata Air. 8. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Wisata, Daerah Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian Satwa). 9. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem).

10. Kawasan Pantai Berhutan Bakau (mangrove). 11. Taman Nasional.

AMDAL KELOMPOK 1

23

12. Taman Hutan Raya. 13. Taman Wisata Alam.

2.2 KA-ANDAL Pada dokumen KA-ANDAL adalah Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan (Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012).

2.2.1 Pendahuluan Uraian Rencana Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut: -

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

AMDAL KELOMPOK 1

24

Gambar 2.1 Lokasi Rencana Kegiatan Tujuan dan Manfaat Rencana Kegiatan Tujuan dari rencana ini adalah : 1. Menyediakan gudang untuk penyimpanan barang kemasan. 2. Meningkatkan nilai wilayah melalui penataan wilayah dan lingkungan sekitar. 3. Memberiksn lapangan pekerjaan dan peluang berusaha pada masyarakat, terutama disekitar lokasi kegiatan. 4. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kota Bandung, melalui sector pajak dan retribusi. Sedangkan manfaat pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan adalah: 1. Mendukung pengembangan wilayah di sekitarnya. 2. Tersedianya gudang untuk barang kemasan. Pelaksanaan Studi •

Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Nama Perusahaan

: PT. Purinusa Ekapersada

Pimpinan

: Jap Bangbang Hartono

Alamat

: Jl. Soekarno Hatta No. 79 (Cisantren Wetan) Bandung.

Telepon / Fax

: (022) 7838190 / (022) 7838192

AMDAL KELOMPOK 1

25

Kegiatan

: Pembangunan Gudan dan Perluasan Pabrik Kemasan

Penanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan



-

Nama

: Dedi Supriadi

-

Jabatan

: Kepala GA

-

Alamat Kantor

: Jl. Soekarno Hatta No. 79 (Cisantren Wetan) Bandung

-

Telepon/Fax

: (022) 7838190 / (022) 7838192

Pelaksanaan Studi AMDAL Tim Penyusunan Studi AMDAL : Tabel 2.1 Tim penyusun studi AMDAL No.

Posisi

Nama

1

Ketua Lingkungan

2

Ahli Teknik Sipil dan Ir. Didin Sukma, RZ Transportasi

3

Ahli Kesehatan Agus Azhari, SKM Masyarakat

Tim/Ahli Ir. Kirbrandiati

Sertifikasi AMDAL A, B, (Kualifikasi KTPA) No: 000759/SKPA-PI/LSKINTAKINDO/I/2013 Audit Lingkungan KLHS AMDAL A, B, KTPA INTAKINDO No.000794/SKPS-PI/LSKINTAKINDO/I/2013 Audit Lingkungan AMDAL, A, B ATPA INTAKINDO No.000033/SKPA/LSKINTAKINDO/IX/2012

2.2.2 Pelingkupan Deskripsi Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan •

Status Studi AMDAL Berdasarkan Peraturan Pemerintah Rebulik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012, tentang Izin Lingkungan, AMDAL merupakan bagian studi kelayakan rencana kegiatan. Oleh karena itu dalam Kerangka Acuan merupakan ruang lingkup kajian AMDAL hasilnya merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambil keputusan dari

AMDAL KELOMPOK 1

26

perencanaan, dimana AMDAL lebih menunjukkan identifikasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Amdal merupakan bagian dari studi kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan. Oleh karena itu dalam ka-andal yang merupakan ruang lingkup kajian andal hasilnya merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambilan keputusan dalam perencanaan pengembangan wilayah. Studi amdal rencana kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. purinusa Ekapersada. Disusun berdasarkan pra desain, dimana amdal lebih menunjukan pendugaan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dalam lingkungan hidup. •

Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan Rencana TATA Ruang Lokasi rencana kegiatan eksisting merupakan lahan kosong bekas sawah dan yang saat ini sudah dimiliki PT. purinusa Ekapersada yang termasuk kedalam wilayah kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Dengan merujuk pada surat keterangan rencana kota No. 503.64/KRK.285.DISTARCIP/I.2012 peruntukan lahan untuk industry dan pergudangan dan merujuk surat persetujuan pemanfaatan ruang no.0640/1165/Bappeda serta peraturan daerah kota bandung No. 10 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah kota Bandyung tahun 2011-2031, rencana lokasi diperuntukan untuk industry dan pergudangan.



Deskripsi Rencana Kegiatan Penyebab Dampak a. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:

-

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

b. Rencana Kegitan Membangun gudang dan perluasan pabrik kemasan dengan sarana penunjang, antara lain bangunan utama yaitu bangunan perluasan pabrik, gudang bahan baku, AMDAL KELOMPOK 1

27

gudang bahan jadi, ruang produksi, ruang mesin, ruang pengepakan produksi. Sarana penunjang merupakan bangunan terpisah yang didalamnya berfungsi sebagai penunjang bangunan utama yaitu ruang kantor, ruang karyawan, pos satpam, mushola, kamar wc perempuan dan wc laki-laki, bengkel mobil angkutan, barang dan mobil karyawan, kantin karyawan, parker mobil dan motor karyawan, TPS IPAL, ruang batubara, dan ruang genset area panel, travo listrik, dengan total luas bangunan 85.348 m2. •

Komponen Kegiatan Yang Ditelaah Penyajian dikelompokkan berdasarkan tahapan pelaksanaannya seperti disajikan pada gambar dibawah ini : Pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan dibagi dalam tiga tahapan, yaitu : 1. Tahap Pra-konstruksi Pada tahap pra kontruksi beberapa aktivitas dilakukan meliputi : - Survey, perencanaan dan perijinan Survey yang dilakukan adalah survey lokasi, perencanaan yang sudah dilaksanakan yaitu site plan dan master plan. - Penyediaan lahan Pada kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan, lahan yang digunakan adalah lahan dengan status HGB (Hak Guna Bangunan). 2. Tahap konstruksi Kegiatan pada tahap konstruksi merupakan kegiatan pembangunan fisik yang secara umum diawali dengan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat dan material, pematangan tanah dan pembangunan sarana dan prasarana. 3. Tahap operasional PT. Purinusa Ekapersada dalam melakukan kegiatan operasional di pabrik ini tidak melakukan produksi kertas, tetapi mengolah kertas jadi yang disuplai dari pabrik induk PT> indah Kiat di Serang Banten untuk dijadikan barang-barang kemasan dengan desain sesuai permintaan klien.

Tahap Pra Konstruksi

. 1. Penetapan Lahan (Suvey Pengukuran) AMDAL KELOMPOK 1

28

Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi 2. Mobilisasi alat dan bahan 3. Pematangan Lahan 4. Pembangunan Pabrik

Tahap Operasional 1. Perekrutan Tenaga Kerja Operasional 2. Operasional Pabrik

Gambar 2.2 Tahapan Kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan

Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan ini merupakan kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Berarti akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen lingkungan hidup. Komponen lingkungan yang akan ditelaah yaitu komponen yang diperkirakan akan terkena dampak penting oleh rencana kegiatan. Adapun komponen lingkungan yang akan ditelaah ini dibagi menjadi tiga komponen utama yaitu komponen Geofisik-kimia, komponen sosekbud dan kesehatan masyarakat. 1. Komponen Geofisik-Kimia AMDAL KELOMPOK 1

29

Terdiri dari: 1. Iklim -

Curah hujan

-

Hari hujan

-

Arah dan kecepatan angina

2. Geologi -

Batuan dan Tanah Pelapukan

-

Bentang Alam

3.

Hidrogeologi

-

Hidrogeologi Regional

-

Hidrogeologi Lokal (Lokasi Studi)

4.

Daerah Resapan

5.

Pola Aliran Air Tanah dan Pengambilannya

-

Pola Aliran Air Tanah

-

Pengambilan Air Tanah oleh Sumur bor

6.

Kuantitas Air Tanah

7.

Kegempaan Wilayah Bandung

2. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Terdiri dari: 1. Kependudukan 2. Sosial Ekonomi 3. Sosial Budaya 3. Kesehatan Masyarakat Terdiri dari : 1.

Kondisi Kesehatan

2.

Penyediaan Air Bersih

3. Penanganan Sampah

AMDAL KELOMPOK 1

30

Hasil Perlibatan Masyarakat Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, maka kegiatan Konsultasi Publik sangat diperlukan sebagai langkah awal penyusunan Dokumen AMDAL. Adapun maksud dari kegiatan sosialisasi adalah betujuan untuk menampung aspirasi/harapan dan tanggapan masyarakat. Secara umum pendapat mereka adalah sebagai berikut: -

Terdapat kekhawatiran dari warga terhadap banjir, seperti penyedian sumur resapan.

-

Terdapat kekhawatiran terhadap terjadinya peningkatan untuk debu untuk mencegahnya, maka diharapkan adanya dust collector.

-

Terdapat kekhawatiran terhadap kerusakana jalan desa karena pengangkutan material.

-

Terdapat kekhawatiran terhadap kebisingan pada saat konstruksi pembangunan proyek.

-

Jarak pabrik dengan rumah masyarakat terlalu dekat.

-

Tenaga kerja local diprioritaskan.

-

Pengadaan air bersih bagi masyarakat sekitar pabrik dengan cara membuat bak umum untuk masyarakat.

-

Saluran irigasi sawah agar tetap terkontrol dengan baik.

Dampak Penting Hipotetik •

Identifikasi Dampak Potensial

Identifikasi dampak potensial merupakan tahap awal dari proses penentuan dampak penting hipotetik (DPH). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan baik primer maupun sekunder yang mungkin timbul pada rencana kegiatan mulai tahap pra konstruksi, konstruksi sampai operasi. Identifikasi dampak potensial ini dilakukan melalui: 1) Penelaahan pustaka 2) Penggalian informasi rencana kegiatan 3) Survey pendahuluan 4) Matsrik interaksi Hasil penentuan dampak potensial adalah sebagai berikut: AMDAL KELOMPOK 1

31

1. Tahap pra-konstruksi - Persepsi masyarakat.

Tahap Pra-Konstruksi

Survei Perencanaan dan Perijinan

Persepsi Masyarakat

Gambar bagan alir dampak potensial pata tahap pra konstruksi 2. Tahap konstruksi - Penurunan kualitas udara dan kebisingan - Penurunan kuantitas air tanah - Penurunan kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kerusakan jalan - Terganggunya flora dan fauna - Kesempatan kerja dan berusaha - Terganggunya kesehatan masyarakat 3. Tahap operasonal - Penurunan kualitas air tanah - Penurunan kuantitas air tanah - Kualitas air permukaan AMDAL KELOMPOK 1

32

- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kesempatan kerja dan berusaha - Persepsi masyarakat - Ketertiban dan keamanan - Terganggunya kesehatan masyarakat

Tabel Matriks Interaksi Hubungan Antara Rencana Kegiatan Dengan Komponen Lingkungan Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan GEOFISIKA-KIMIA Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas Air Tanah Kuantitas Air Tanah Kualitas Air Permukaan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI Estetika Lingkungan Lalu Lintas Kerusakan Jalan SOSIAL EKONOMI BUDAYA Kesempatan Kerja dan Berusaha Persepsi Masyarakat Ketertiban dan Keamanan KESEHATAN MASYARAKAT

Pra Kontruksi 1

Kontruksi 2 3 4 5

Operasional 6 7

-

-

√ -

√ √ √

√ √ √ √ √

-

√ √ √ √

-

-

√ √

√ -

√ -

-

√ √ -

√ -

√ -



√ √

√ √

√ -

√ √

keterangan √ ada tidak ada

AMDAL KELOMPOK 1

33



Evaluasi Dampak Potensial Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap dampak potensial yang telah di identifikasi intuk mendapatkan dampak berpotensi penting yang merupakan dampak hipotetik dan selanjutnya akan ditelaah dalam dokumen ANDAL. Berdasarkan pertimbangan beberapa factor yaitu: lokasi tapak proyek dan kondisi lingkungan fisik, dan social disekitarnya serta hasil konsultasi publik, maka diperoleh dampak penting pada setiap tahap kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa dampak penting hipotetik adalah sebagai berikut : a. Terciptanya kesempatan kerja b. Terciptanya peluang usaha c. Penurunan/peningkatan pendapatan d. Keresahan masyarakat dan gangguan kamtibmas e. Gangguan arus lalu lintas f. Kerusakan jalan g. Penurunan kualitas udara h. Peningkatan Intensitas kebisingan i. Penurunan muka air/Kuantitas air tanah j. Peningkatan air larian (run off) k. Penurunan kualitas air permukaan l. Penurunan tingkat kesehatan pekerja m. Peningkatan keanekaragaman hayati n. Peningkatan laju timbulan limbah padat (Sampah)



Dampak Penting Hipotetik Penentuan dampak penting hipotetik dimaksudkan untuk menentukan jenis dampak penting hipotetik dengan derajat kepentingannya akibat rencana kegiatan yang akan dikaji dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan, juga dengan melihat kegiatan lain yang sejenis. Hasil penentuan dampak penting hipotetik adalah sbb: 4. Tahap pra-konstruksi - Persepsi masyarakat 5. Tahap konstruksi - Penurunan kualitas udara dan kebisingan

AMDAL KELOMPOK 1

34

- Penurunan kuantitas air tanah - Penurunan kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kerusakan jalan - Kesempatan kerja dan berusaha - Terganggunya kesehatan masyarakat 6. Tahap operasonal - Penurunan kualitas air tanah - Penurunan kuantitas air tanah - Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kesempatan kerja dan berusaha - Ketertiban dan keamanan - Terganggunya kesehatan masyarakat Matriks Dampak Penting Hipotetik Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan GEOFISIKA-KIMIA Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas Air Tanah Kuantitas Air Tanah Kualitas Air Permukaan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI Estetika Lingkungan Lalu Lintas Kerusakan Jalan BIOLOGI Flora Fauna SOSIAL EKONOMI BUDAYA Kesempatan Kerja dan Berusaha AMDAL KELOMPOK 1

Pra Kontruksi 1 2 3

Kontruksi 4 5 6 7

Operasional 8 9

-

-

P -

P -

P -

P TP P P P

P P P

-

P P TP P

-

-

-

-

P P

P -

P -

-

P P -

-

-

-

-

-

TP TP

-

-

-

-

-

P

-

P

-

-

-

35

Persepsi Masyarakat Ketertiban dan Keamanan KESEHATAN MASYARAKAT keterangan P penting TP tidak penting

AMDAL KELOMPOK 1

P -

TP -

P -

P -

P

P TP P

P P P

-

TP P

36

KOMPONEN KEGIATAN

DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

1. pra konstruksi

1. Tahap Pra Konstruksi

1. Tahap Pra Konstruksi

2. kontruksi

persepsi masyarakat

persepsi masyarakat

3. operasional

2. Tahap pra-konstruksi

2. Tahap pra-konstruksi

kegiatan lain

- Penurunan kualitas udara dan kebisingan

- Penurunan kualitas udara dan kebisingan

disekitas lokasi

- Penurunan kuantitas air tanah

- Penurunan kuantitas air tanah

- Penurunan kualitas air permukaan

- Penurunan kualitas air permukaan

- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)

- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)

- Penurunan estetika lingkungan

- Penurunan estetika lingkungan

- Gangguan lalu lintas kegiatan

dampak

pembangunan gudang dan

- Gangguan lalu lintas

- Kerusakan jalan

Evaluasi

- Kerusakan jalan

identifikasi

- Terganggunya flora dan fauna

Dampak

- Kesempatan kerja dan berusaha

potensial

- Kesempatan kerja dan berusaha

Potensial

- Terganggunya kesehatan masyarakat

perluasan pabrik

- Terganggunya kesehatan masyarakat

3. Tahap Operasional

kemasan

3. Tahap Operasional

Penurunan kualitas air tanah

Penurunan kualitas air tanah

Penurunan kuantitas air tanah

KOMPONEN LINGKUNGAN

Penurunan kuantitas air tanah

- Kualitas air permukaan

komponen Geofisik-kimia

- Kualitas air permukaan

komponen sosekbud

bagan alir

kesehatan masyarakat

matriks

- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan

- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) Diskusi tim AMDAL

- Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas

Saran,pendapat&tanggapan

- Gangguan lalu lintas

- Kesempatan kerja dan berusaha

masyarakat sekitar

- Kesempatan kerja dan berusaha

- Persepsi masyarakat

- Persepsi masyarakat

- Ketertiban dan keamanan

- Ketertiban dan keamanan

- Terganggunya kesehatan masyarakat

- Terganggunya kesehatan masyarakat

Bagan Alir Pelingkupan

AMDAL KELOMPOK 1

37

Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Penentuan lingkup wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan proyek yang akan dilakukan, besarnya dampak yang akan dilakukan, besarnya dampak yang akan terjadi serta jangkauan atau penyebaran dampaknya. Lingkup wilayah studi ditentukan sebagai resultance dari batas proyek, ekologis, sosial dan batas administrasi. •

Batas Wilayah Studi Pelingkupan wilayah studi didalam ANDAL dimaksudkan untuk mengarahkan studi pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan harapan kajian yang cukup berarti sehingga didapat kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi. Batas Proyek Batas proyek ini adalah batas lahan keseluruhan yaitu lahan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan seluas 25.098 m2 . Wilayah proyek tersebut dibatasi oleh:

-

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

Batas Ekologis Ruang penebaran dmpak dari rencana kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung didalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Jadi batas wilayah ekologis dalam studi ini adalah drainase yang menuju ke riool kota dan limbah gas dan debu serta kebisingan yang sebarannya ditentukan oleh arah angina dominan yang terjadi kea rah barat.

Batas Sosial Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan menyebar tidak merata, maka batas wilayah social ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas wilayah AMDAL KELOMPOK 1

39

proyek, ekologis serta komunitas masyarakat yang berada diluar batas wilayah proyek dan ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana kegiatan melalui tenaga kerja.

Batas Administratif Adapun batas wilayah administrasi dari rencana kegiatan adalah: -

Sebelah utara

: Kelurahan Cisantern Kidul (kec. Gedebage)

-

Sebelah timur

: Kelurahan Pakemitan dan Kelurahan Cisantren Wetan

-

Sebelah selatan

: Kelurahan Cimincrang (kec. Gedebage)

-

Sebelah Barat

: Kelurahan Cisantren Kulon (kec. Arcamanik)

Batas Wilayah Studi Dalam melakukan studi ANDAL pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan yang merupakan batas wilayah studi merupakan hasil resultante dari batas proyek, batas ekologis, batas social, dan batas administrative.

Batas Waktu Kajian Batas waktu kajian ANDAL ditentukan berdasarkan batas waktu berlangsungnya dampak sesuai dengan tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional dan pemeliharaan

2.2.3 Metode Studi Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metode pengumpulan data dalam studi AMDAL rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan ini selengkapnya digambarkan pada gambar dibawah ini :

AMDAL KELOMPOK 1

40

Maksud dan Tujuan Studi

Pengumpulan Data

Pra Studi

Rancangan dan Modifikasi Metode

Pengumpulan Data Sekunder

Maksud dan Tujuan Studi

Kompilasi Data

Maksud dan Tujuan Studi

Identifikasi, Prediksi dan Evaluasi Dampak

Laporan Studi ANDAL, RKL dan RPL

Gambar 2.4 Bagan Alir Metode Pengumpulan Data Langkah-langkah Studi Langkah-langkah dalam penyusunan amdal secara garis besar terdiri dari: a. Pengumpulan data dan informasi b. Identifkasi dampak c. Prakiraan dampak d. Evaluasi dampak e. Rekomendasi atau saran tindak

Metode Pengumpulan Data Berdasarkan hasil pelingkupan, komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan, meliputi komponen lingkungan fisik-kimis serta komponen social ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Untuk keperluan identifikasi, perakiraan dan evaluasi dampak akibat kegiatan tersebut perlu dilakukan pengumpulan dan analisis data yang relevan (dapat menjamin reliability dan validity) dari setiap parameter yang dikaji.

AMDAL KELOMPOK 1

41

Dalam analisis mengenai AMDAL, pengumpulan data dilakukan secara lngsung maupun tidak langsung. Pengumpulan secara langsung akan ditempuh dengan cara pengambilan contoh (sampling), akan menghasilkan data primer, sedangkan pengumpulan data secara tidak langsung akan dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dari hasil-hasil studi yang telah dilaksanakan di wilayah studi maupun melalui pengumpulan data dari lembaga/instansi terkait. Tujuan pengambilan contoh dan analisis data dalam studi AMDAL ini adalah: 1. Mengidentifikasi sumber dampak (diikuti oleh jenis dampak), 2. Penyelidikan kualitas lingkungan sebagai proses koreksi dalam jangka waktu pendek. 3. Pengelompokan kualitas lingkungan sebagai elemen program pemantauan dalam jangka panjang.

Pengumpulan Data Sekunder Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara menghubungi instansi terkait dan pencatatan data tersebut sesuai dengan kebutuhan. Adapun jenis data sekunder yang diperlukan dalam ANDAL ini meliputi data rencana kegiatan, metoda konstruksi, pengadaan tanah, peta topografi dan peta geologi, data iklim, hidrologi, dan kependudukan, kesehatan dan social ekonomi masyarakat, rencana tata ruang wilayah ((RTRW) kota.

Pengumpulan Data Primer Jenis data primer yang dibutuhkan dalam studi AMDAL meliputi aspek geofisik-kimia yaitu hidrologi dan kualitas air, fisiografi dan geologi, ruang lahan dan tanah: yaitu flora, fauna dan biota air; serta aspek social, ekonomi dan budaya yaitu mengenai persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan, data kesehatan dan data-data terkait lainnya.

AMDAL KELOMPOK 1

42

Metode Prakiraan Dampak Penting Prakiraan dampak merupakan salah satu kegiatan dalam studi AMDAL yang bertujuan untuk menduga besarnya perubahan kualitas lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan yang akan dilaksanakan. Ukuran dampak penting mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Berdasarkan pedoman umum dan pedoman teknis yang berlaku, maka sasaran prakiraan dampak penting adalah: a) Memperkirakan besarnya perubahan yang terjadi terhadap komponen lingkungan pada “kondisi tanpa proyek (Rona Awal)” dan pada kondisi setelah ada proyek (Rona Proyek) b) Menjelaskan mengenai mekanisme aliran dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung. c) Memberikan indikasi tentang arti pentingnya perubahan tersebut dengan mengacu kriteria penentuan dampak penting sebagaimana tertera dalam keputusan kepala bapedal nomor 32 tahun 2009. d) Memberi interpretastasi terhadap prakiraan dampak dengan skala penilaian dampak baik positif maupun negative. e) Menjelaskan mengenai mekanisme aliran dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung.

Metode Evaluasi Dampak Penting Setelah tahap Identifikasi dan prakiraan dampak selesai dilakukan, tim penyusun AMDAL akan mengevaluasi terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan menggunakan metode bagan alir (flow chart) dan matriks sederhana sebagai berikut: 1. Penelusuran hubungan ausatif antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak. 2. Menggambarkan dengan jelas karakteristik dampak lingkungan yang akan terkena dampak. 3. Kesenjangan perubahan lingkungan yang diinginkan dan perubahan lingkungan yang mungkin akan terjadi. AMDAL KELOMPOK 1

43

4. Luas persebaran masing-masing dampak, baik didalam wilayah kajian maupun diluar wilayah kajian. 5. Memilih alternatif pendekatan dengan rangka pengendalian dampak lingkungan baik yang positif maupun negative, terutama dari aspekn pendekatan teknologi, ekonomi dan institusi. 6. Berdasarkan penapisan dampak pepnting pada prakiraan dampak, maka diperoleh resume dampak penting yang harus dikelola. Dalam evaluasi secara holistic, maka dampak yang akan dikategorikan bersumber dari kegiatan yang sama diulas dan dievaluasi secara bersama-sama yang disajikan dalam bentuk uraian dan bagan alir serta matriks sederhana. Metode untuk mengevaluasi derajat kepentingan dampak akan menggunakan factor-faktor penentuan dampak penting, yaitu : -

Jumlah manusia yang terkena dampak

-

Luas wilayah persebaran dampak

-

Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

-

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

-

Sifat kumulatif dampak

-

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

-

Ilmu pengetahuan dan teknologi

2.3 ANDAL Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 3 menyatakan bahwa Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 2.3.1 Pendahuluan Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha AMDAL KELOMPOK 1

44

Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batasbatas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut: -

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

Rencana Kegiatan •

Membangun Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan dengan sarana penunjang, antara lain bangunan utama yaitu bangunan perluasan pabrik, gudang bahan baku, gudang bahan jadi, ruang produksi, ruang mesin, ruang pengepakan produksi. Sarana penunjang merupakan bangunan terpisah yang didalamnya berfungsi sebagai penunjang bangunan utama yaitu kantor, ruang karyawan, pos satpam, mushola, WC.



Lokasi rencana kegiatan eksisting merupakan lahan kosong bekas sawah dan yang saat ini sudah dimiliki oleh PT. Purinusa Ekapersada yang termasuk kedalam wilayah Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Hubungan antara lokasi rencana kegiatan dengan jarak tersedianya suber daya air, sumber energi, sumber daya manusia yang diperlukan : Kebutuhan air bersih

: Direncanakan akan menggunakan sumber air tanah

yang berbeda di lokasi kegiatan Kebutuhan energi listrik

: Penyediaan kebutuhan aliran listrik direncanakan

bersumber dari PLN Kebutuhan sumber daya manusia

: Kebutuhan sumber daya manusia di sekitar lokasi

kegiatan dengan berbagai keahlian dan keterampilan.

Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah Penentuan dampak penting hipotetik dimaksudkan untuk menentukan jenis dampak penting hipotetik dengan derajat kepentingannya akibat rencana kegiatan yang akan dikaji dalam

AMDAL KELOMPOK 1

45

ANDAL sesuai hasil pelingkupan. Hasil penentuan dampak penting hipotetik dalam pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan adalah sebagai berikut : Tahap Pra Konstruksi : •

Persepsi Masyarakat Pada tahap ini dilakukan survey lokasi, perencanaan dan perijinan, sehingga menimbulkan persepsi masyarakat maka dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.

Tahap Konstruksi : •

Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan Kegiatan mobilisasi alat berat dan material akan menimbulkan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dimana alat yang digunakan adalah dump truck, molen, bulldozer, crane, back hoe, alat tiang pancang, concrete pump dan mixer car. Serta material yang digunakan dengan jumlah ritasi secara keseluruhan selama 12 bulan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Penurunan Kualitas Air Tanah Kegiatan pelaksanaa konstruksi, tidak mengganggu kualitas air tanah, sehingga tidak berdampak terhadap penurunan kualitas air tanah, sehingga dampak tersebut merupakan bukan dampak penting hipotetik.



Penurunan Kuantitas Air Tanah Kegiatan pelaksanaan konstruksi membutuhkan air tanah yang akan memakai air sumur di lokasi kegiatan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Peningkatan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run Off) Kegiatan pelaksanaan konstruksi, dapat menyebabkan timbulnya peningkatan air larian yang dapat meningkatkan kuantitas air permukaan tertama saat musim hujan. Sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Penurunan Kualitas Air Permukaan Penambahan air larian pada umumnya membawa sedimen yang menyebabkan kekeruhan air sungai, demikian pula adanya limbah cair saat operasional yang dapat mengakibatkan penurunan terhadap kualitas badan air penerima, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Penurunan Estetika Lingkungan

AMDAL KELOMPOK 1

46

Sampah ditimbulkan dari kegiatan operasional dan pelaksanaan penghijauan yang berdampak lanjutan terhadap estetika lingkungan dan kesehatan masyarakat, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik. •

Peningkatan Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas Selama tahap konstruksi akan terjadi mobilisasi alat berat dan material yang membebani jalan akses yang sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume kendaraan di jalan, yang menuju ke lokasi kegiatan. Pada tahap operasional juga menyebabkan peningkatan arus lalu lintas keluarmasuk yang dapat menimbulkan kemacetan di ruas-ruas jalan sekitar lokasi kegiatan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Kesempatan Kerja Kegiatan mobilisasi tenaga kerja baik pada tahap kostruksi maupun operasional, dalam perekrutannya akan memberikan prioritas kepada penduduk sekitar secara proporsional sesuai dengan persyaratan kemampuan yang diperlukan dan dapat mengurangi, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Kesempatan Berusaha Pada tahap konstruksi dan tahap operasional, masyarakat sekitar dapat mempnyai kesempatan berusaha, yaitu membuka kios makanan dan minuman, serta ketika tahap operasional masyarakat dapat lebih luas lagi mengembangkan kesempatan berusahanya, misalnya membuka kios warnet, kios isi ulang pulsa, isi ulang air minum, swalayan, toko obat, resto makanan siap saji, bidang jasa misalnya konsultan hukum, ekonomi, dan sebagainya, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Keresahan Masyarakat Pada tahap konstruksi diperkitakan akan meresahkan warga karena kebisingan, debu, dll. Akan tetapi keadaan di lokasi dan sekitarnya dalam keadaan mendukung pembangunan, sehingga dampak tersebut bukan merupakan dampak penting hipotetik.



Sikap dan Persepsi Masyarakat Sikap dan persepsi masyarakat dimaksudkan sebagai tingkat dukungan, persetujuan atau penolakan warga terhadap proyek, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Gangguan Ketertiban dan Keamanan

AMDAL KELOMPOK 1

47

Lokasi proyek cukup rawan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban, antara lain timbul ketidak sepahaman antara penduduk pendatang dengan penduduk lokal, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik. •

Penurunan Kesehatan Masyarakat Pada tahap konstruksi dan operasional, kegiatan pembangunan akan berdampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat, baik karena adanya limbah padat, limbah cair serta peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.

Klasifikasi dan prioritas Klasifikasi dan prioritas merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Berikut adalah prioritas dampak Penting Hipotetik: 1.

Peningkatan bangkitan/tarikan lalu lintas

2.

Penurunan estetika lingkungan

3.

Peningkatan kuantitas air permukaan dan air larian (run off)

4.

Adanya kesempatan kerja

5.

Adanya kesempatan berusaha

6.

Penurunan kualitas air permukaan

7.

Penurunan kualitas udara

8.

Peningkatan intensitas kebisingan

9.

Adanya sikap dan Persepsi masyarakat

10. Gangguan keamanan dan ketertiban 11. Penurunan kesehatan masyarakat

Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Pelingkupan wilayah studi didalam ANDAL dimaksudkan untuk mengarahkan studi pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan harapan kajian yang cukup berarti sehingga didapat kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi. Batas Proyek AMDAL KELOMPOK 1

48

Batas proyek dalam proyek pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan ini adalah batas lahan keseluruhan yaitu lahan seluas ±25.098 m2. Wilayah proyek tersebut dibatasi oleh : •

Sebelah Utara

: lahan kosong



Sebelah Timur

: PT. Sampoerna



Sebelah Selatan : Jl. Soekarno Hatta



Sebelah Barat

: Jl. Cisaranten Wetan

Batas Ekologis Ruang penyebaran dampak dari rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktifitas tersebut. Jadi batas wilayah ekologis dalam studi ini adalah saluran drainase yang riool kota dan limbah gas dan debu serta kebisingan yang sebarannya ditentukan oleh arah angin dominan yang terjadi ke arah Barat.

Batas Sosial Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana kegiatan. Batas wilayah sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi ANDAL mengingat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang kehidupan ekonomi dan sosial budayanya akan mengalami perubahan mendasar akibat aktifitas usaha atau kegiatan. Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan menyebar tidak merata, maka batas wilayah sosial ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas wilayah proyek, ekologis serta komunitas masyarakat yang berada di luar batas wilayah proyek dan ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja. AMDAL KELOMPOK 1

49

Batas Administratif Batas wilayah administratif merupakan batas studi yang pelingkupannya ditentukan berdasarkan segi pemerintahan yang erat kaitannya dengan kelembagaan, tata nilai masyarakat, serta peraturan yang berlaku di daerah tersebut. Adapun batas wilayah administrasi dari rencana kegiatan adalah: •

Sebelah Utara



Sebelah Selatan : Kelurahan Cimincrang (Ke. Gedebage)



Sebelah Barat

: Kelurahan Cisaranten Kulon (Kec. Arcamanik)



Sebelah Timur

: Kelurahan Pakemitan dan Kelurahan Cisaranten

: Kelurahan Cisaranten Kidul (Kec. Gedebage)

Wetan

Batas Wilayah Studi Dalam melakukan studi ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan yang merupakan batas wilayah studi merupakan hasil resultante dari batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administratif.

Batas Waktu Kajian Batas waktu kajian ANDAL ditentukan berdasarkan lamanya dampak berlangsung, artinya batas waktu kajian ditentukan berdasarkan batas waktu berlangsungnya dampak sesuai dengan tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi 1 (satu) tahun, konstruksi 1 (satu) tahun dan operasional 5 (lima) tahun. 2.3.2 Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Awal Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal •

Komponen Lingkungan Fisik Kimia Curah Hujan.



Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan, Dapat diketahui bahwa kualitas udara ambien jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidupn No. 50 Tahun 1996 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun

AMDAL KELOMPOK 1

50

1996 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 13/Men/X/2011 (untuk di ruang produksi) semua parameter yang diukur masih tergolong baik (memenuhi baku mutu yang disyaratkan). Debu (TSP), Berdasarkan Hasil Pengukuran konsentrasi debu tersebut diperkirakan karena pada halaman depan pabrik banyak dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor roda empat dan roda dua yang melintas di Jalan Bandung-Cianjur yang mencapai 83,05 µg/Nm³. Karbon Monoksida (CO), Konsentrasi CO di lokasi studi masih dibawah baku mutu menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 µg/Nm³ sehingga tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Sulfur Dioksida (SO2), Dari hasil pengukuran konsentrasi SO2 di dua lokasi sampling sangat kecil sekali yaitu < 17,15 µg/Nm³. Nitrogen Dioksida (NO2), Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi NO2 di dua lokasi sampling sebesar < 10 µg/Nm³. Konsentrasi tersebut masih dibawah baku mutu pemerintah no. 41 sebesar 400 µg/Nm³. Hal ini menandakan ventilasi pada ruang potong bakar tersebut cukup baik. Tingkat Kebisingan, Hasil analisa tingkat kebisingan pada ruang cutting itu sendiri, tingkat krbisingan tersebut masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan sebesar 85 dBA berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tansmigrasi No. Per. 13/Men/X/2011 tentang nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. •

Geologi dan Hidrogeologi Morfologi, Berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng dan satuan morfologi dari Nichols and Edmunson, J.R., 1975, bentuk bentang alam daerah rencana pabrik ini dengan kemiringan antara < 5 % (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF