Laporan Alkohol Fenol
December 21, 2018 | Author: IsmaIlliyah | Category: N/A
Short Description
laporan...
Description
SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL I.
Tujuan
Mengetahui senyawa yang termasuk alkohol dan fenol fenol serta Mempelajari sifatsifat kimia alkohol dan fenol dan dan membedakan antara alkohol primer,sekunder dan tersier. II.
Landasan Teori
Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik.Hidrokarbon berlaku sebagai dasar pengelompokan senyawa organic. Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin atomatom karbon yang sama.Yang akan dibahas terbatas pada derivate sederhana yang diperoleh dari menggantikan satu, dua, atau tiga atom hydrogen dalam molekul hidrokarbon, dengan atom oksigen atau gugus hidroksil. Adanya atom-atom atau gugus-gugus atom menentukan sebagian besar sifat fisika dan kimia molekul itu. Atom ataupun gugus atom yang paling menentukan sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus fungsional. ( Tim kimia organik I,2014) Alcohol adalah turunan hidroksil dari alkana R – R – H, H, maupun sebagai turunan alkil dari air. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan senyawa yang banyak penggunaannya, terutama sebagai pelarut senyawa organik, disamping itu pembuat senyawa-senyawa organic yang lain. Berdasarkan cara pembuatan maupun reaksi-reaksinya, alcohol merupakan senyawa hidroksida turunan dari alkana,maka kemungkinan atom hydrogen yang digantikan oleh gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal:
1
a. Monohidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung satu gugus hidroksi. b. Polihidroksi alcohol, yaitu alcohol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksi. (Besari, 1998) Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan rumus molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R- adalah gugus alkil dan gugus hidroksil – hidroksil – OH OH sebagai gugus fungsi. Fenol mempunyai struktur yang hampir mirip dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Dan dengan Ar- (sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan Ar-OH. Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain :
-
Alkohol primer
Alkohol yang gugus – gugus – OH OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain. -
Alkohol sekunder
Alkohol yang gugus – gugus – OH OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. -
Alkohol tersier
Alkohol yang gugus – gugus – OH OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain. Sifat – Sifat – sifat sifat alcohol: 1)
Mudah terbakar
2
2)
Mudah bercampur dengan air
3)
Bentuk fasa pada suhu ruang :
-
Dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair
-
Dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak
-
Dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
4)
Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan
alkana, hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas molekulnya. (Fessenden,1997) Fenol mempunyai gugus yang seperti alcohol akn tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatic. Tata namanya biasanya dipergunakan nama lazim dengan akhiran – akhiran – ol. ol. Fenol mempunyai sifat-sifat, yaitu : a. Mempunuai sifat asam b. Mudah dioksidasi c. Member reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3 d. Mempunyai sifat antiseptic, beracun, dan mengikis e. Fenol bisa digunakan sebagai antiseptikum, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan, 1990) Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1. (Keenan, 1986)
3
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang dipakai :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Pemanas air
Gelas ukur 25 mL
Gelas piala
Bahan yang dipakai :
Etanol
Iso amilalkohol
Butanol
HCl
sec-Butanol sec-Butanol
ZnCl2
-Butanol ter -Butanol
Gliserol
Iodium dalam KI
CuSO4
Fenol
NaOH 10%
Asam asetat glasial
Brom 2% dalam CCl4
Asam sulfat pekat
FeCl3
Metanol
KMnO4
Logam Na
Indikator PP
Air Brom
Natrium bikromat 1%
4
3.2 Skema Kerja A. Alkohol
1. Tes Iodoform
etanol, butanol dan sec-butanol sec-butanol Masing-masing senyawa dimasukan kedalam
kedalam tabung reaksi yang
telah disiapkan 2 – 3 3 tetes Iodium dalam KI Ditambahkan NaOH 10% ditambahkan tetes demi tetes sampai warna iodium hilang. Hasil Pen amat matan
2. Reaksi Esterifikasi etanol, butanol dan sec-butanol sec-butanol Masing-masing senyawa dimasukan kedalam
kedalam tabung reaksi yang
telah disiapkan 1 mL asam asetat glasial
5
Ditambahkan masingmasing kedalam tabung 0,5 mL H2SO4 pekat ditambahkan dengan hati-hati diguncangkan dan panaskan perlahan 3 mL air
ditambahkan dan diamati uap yang terjadi. Hasil Pen Pen amat matan
3. Tes dengan logam Na
3 mL metanol atau etanol dimasukan kedalam tabung reaksi 1 lempeng logam Na Ditambahkan kedalam tabung diguncangkan dan diamati larutan yang diperoleh
6
ditambahkan beberapa indikator pp diamati dan dicatat hasilnya Hasil Pengamatan 4. Tes Oksidasi 5 mL larutan Na bikromat 1% ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dicampurkan dan dikocok dengan baik 2 tetes sampel
ditambahkan yang akan di tes dan dipanaskan secara perlahan diamati perubahan warna larutan dilakukan tes ini untuk etanol, sec etanol, sec- butanol dan ter -butanol. -butanol. Hasil Pengamatan
5. Tes Lucas 0,5 mL sampel alkohol
7
Dimasukan kedalam tabung reaksi 3 mL pereaksi Lucas ditambahkan dengan cepat pada suhu 26 – 26 – 27 27 °C ditutup tabung, dikocok dan di dinginkan diamati setelah 5 menit dan 1 jam dicatat waktu selama reaksi berlangsung dilakukan tes kedua dengan memakai HCl pekat (jika hasilnya positif) sebagai pereaksi dan diamati hasilnya. Hasil Pengamatan
Pereaksi Lucas adalah larutan 340 g ZnCl 2 kering dalam 230 mL HCl pekat dingin. dingin. B. Membedakan monoalkohol dan polialkohol
1 mL sampel alkohol Dimasukan kedalam tabung reaksi diencerkan dengan sedikit aquades 3 tetes larutan CuSO4 5% dan NaOH 10%
8
ditambahkan diguncang dan damati hasilnya
Hasil Pengamatan
C. Fenol
1. Tes Brom a. 0,2 g atau 0,2 mL fenol dalam CCl4
Ditimbang larutan brom 2%
ditambahkan tetes demi tetes sampai warna brom hilang ditiup perlahan-lahan mulut tabung jika tidak terlihat uap HBr yang terjadi Hasil Pengamatan
b.
0,1 g fenol
dilarutkan dalam 10 – 10 – 15 15 mL air air brom
9
ditambahkan sampai warnanya hilang
Hasil Pengamatan
2. Tes dengan FeCl3 1 mL larutan fenol 0,1% dan 1 mL air Dimasukan masing-masing kedalam tabung reaksi FeCl3 2,5%. ditambahkan beberapa tetes pada masing-masing tabung diguncang, diamati dan dibandingkan hasilnya Hasil Pengamatan
10
IV.
Hasil dan Pembahasan 4.1 Data Pengamatan
1. Tes Iodoform Sampel Etanol
Penambahan + KI + NaOH 10%
Keterangan Mula – mula berminyak setelah dilakukan penambahan 30 tetes NaOH10% maka minyak pada larutan hilang.
Butanol
+ KI + NaOH 10%
Mula
– mula mula
keruh
dan
berminyak, setelah penambahan 5 ml NaOH10%, maka terbentuk dua
lapisan
bening,
yang
berminyak diatas.
Isoamilalkolol
+ KI + NaOH 10%
Mula
–
mula
keruh
dan
berminyak, setelah penambahan 30 tetes
NaOH10% terbentuk
dua lapisan bening dan yang berminyak berada diatas.
11
2. Reaksi Esterifikasi
Sampel Etanol
Penambahan
Keterangan
+ 1 ml asam asetat + 0,5 ml Sebelum dilakukan pemanasan H2SO4 + 3 ml air
larutan berwarna bening dan setelah
pemanasan
ditambahkan membentuk
3ml dua
air
dan larutan
lapisan
dan
terbentuk uap seperti awan dari larutan ini. Butanol
+ 1 ml asam asetat + 0,5 ml Sebelum dilakukan pemanasan H2SO4 + 3 ml air
larutan berwarna bening dan setelah
pemanasan
ditambahkan membentuk
3ml dua
air
dan larutan
lapisan
dan
terbentuk asap seperti awan dan menghasilkan uap yang memiliki wangi buah – buahan (aroma seperti pisang)
Iso-
+ 1 ml asam asetat + 0,5 ml Sebelum dilakukan pemanasan
amilalkolol
H2SO4 + 3 ml air
larutan
bening
dan
setelah
ditambahkan air terbentuk dua lapisan dan setelah pemanasan terbentuk asap.
12
3. Tes Lucas Selama 5 menit penambahan pereaksi Lucas
Sampel Butanol
Penambahan + 3ml pereaksi Lucas
Keterangan Butanol : Warna awal yang terbentuk
adalah
bening
setelah
ditambahi
pereaksi
lucas
dan
dengan
warna
yang
terbentuk hamper menyerupai pereaksi
lucas
yaitu
warna
orange bening, tetapi sedikit lebih terang disbanding dengan pereaksi lucas. Ter-butanol
+ 3ml pereaksi Lucas
Warna
awal
yang
adalah
bening
terbentuk
dan
setelah
ditambah dengan pereaksi lucas menjadi keruh. Isoamilalkolol
+ 3ml pereaksi Lucas
Sama seperti butanol yang pada awal setelah lucas
memiliki
warna
penambahan warnanya
jernih pereaksi sedikit
menyerupai warna pereaksi lucas yaitu orange tetapi sedikit lebih jernih.
Setelah satu jam tidak terjadi perubahan.
13
4. Membedakan Monoalkohol dan Polialkohol. Sampel Gliserol
Penambahan
Keterangan
+ 3 tetes CuSO4 5% + Pada saat penambahan 3 tetes NaOH 10%
larutan CuSO4 warna larutan yang
terbentuk
adalah
biru
bening dan setelah penambahan NaOH
warnanya
berubah
menjadi hijau. Etanol
+ 3 tetes CuSO4 5% + Pada penambahan CuSO4 warna NaOH 10%
yang terbentuk biru keruh dan setelah
penambahan
NaOH
terbentuk warna biru muda dan terdapat endapan berwarna biru keruh.
5.
Tes dengan FeCl3
Sampel
Penambahan
Keterangan
1 ml larutan + beberapa tetes FeCl32,5%
Setelah
Fenol 0,1%
FeCl3 2,5% berwarna kuning bening
ditambahkan20
dan
tidak
tetes
terbentuk
lapisan. 1 ml Air
+ beberapa tetes FeCl32,5%
Setelah ditambahkan 20 tetes FeCl3 2,5%
memiliki
warna
kuning dan terbentuk dua lapisan.
14
4.2 Pembahasan
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsure-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan senyawa yang banyak penggunaannya, terutama sebagai pelarut senyawa organic . Alkohol mempunyai rumus umum yaitu ROH, dimana R adalah gugus alkil atau alkil tersubsitusi. Gugus in dapat merupakan rantai terbuka, rantai tertutup (siklis) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau mengikat gugus aromatic. Sedangkan fenol mempunyai rumus struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin aromatik. Pada praktikum kali ini yaitu tentang “Senyawa Alkohol Dan Fenol” yang bertujuan untuk mengetahui senyawa yang termasuk alkohol dan fenol fenol serta mempelajari sifat-sifat kimia alkohol dan fenol dan dan membedakan antara alkohol primer,sekunder dan tersier. 1. Tes Iodoform Pada percobaan yang pertama yaitu yaitu tes iodoform dimana dimana hasil yang kami peroleh tidak sesuai dengan literatur, hasil yang kami peroleh setelah larutan sampel di tambahkan dengan Iodium dalam KI yaitu ditandai dengan terdapatnya minyak dalam dalam campuran tersebut, dan setelah ditambahkan NaOH 10% pada etanol campuran yang mengandung minyak hilang, dan pada butanol dan iso-amilalkohol campuran yang mengandung minyak berada diatas. Menurut literature Tes Iodoform pada alkohol hanya dapat digunakan untuk 0
mengidenifikasi etanol dan alkohol skunder (2 ) dengan gugus metil yang melekat secara langsung pada karbon pembawa gugus hidroksil (-OH). Uji positif dari tes iodoform untuk mengidentifikasi alkohol ini ditandai dengan terbentuknya endpan iodoform (CHl 3) yang berwarna kuning dari triiodometana (iodoform), dapat
15
diperoleh dari reaksi dengan alkohol yang mengandung kelompok gugus-gugus seperti gambar berikut:
"R" bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon (misalnya, sebuah gugus alkil). Jika "R" adalah hidrogen, maka akan dihasilkan alkohol etanol, CH3CH2OH.
Etanol merupakan satu-satunya satu-satunya alkohol primer yang menghasilkan reaksi triiodimetana (iodoform).
Jika "R" adalah sebuah gugus hidrokarbon, maka dihasilkan alkohol sekunder. Banyak alkohol sekunder yang dapat menghasilkan reaksi triiodometana, tetapi semuanya memiliki sebuah gugus metil terikat pada karbon yang memiliki gugus -OH.
Tidak ada ada alkohol tersier yang bisa mengandung gugus ini karena tidak ada alkohol tersier yang bisa memiliki sebuah atom hidrogen terikat pada karbon yang memiliki gugus -OH. Tidak ada alkohol tersier yang dapat menghasilkan reaksi triiodometana (iodoform). Berikut adalah mekanisme reaksi Iodoform:
16
Kemungkinan kesalahan yang terjadi dapat dikarenakan larutan yang digunakan oleh praktikan dingin, hal ini dapat dilihat pada reaksi yang berlangsung pada larutan yang dihasilkan oleh praktikan mengandung minyak,dimana warna dari minyak adalah agak kekuningan.Menurut literature campuran dipanaskan agar dapat terbentuknya endapan berwarna kuning. 2. Reaksi Esterifikasi Esterifikasi
adalah
reaksi
pengubahan
dari
suatu
asam
karboksilat
dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam.Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible (reversible). ).
17
Pada percobaan dengan reaksi esterifikasi dimana bahan yang digunakan yaitu etanol, butanol, dan iso-amilalkohol yang direaksikan dengan asam asetat glacial, pada percobaan ini digunakan katalis asam sulfat yang bertujuan untuk mempercepat reaksi, digunakan Katalis asam sulfat karena dapat menghambat hidrolisis. Pada etanol hasil yang diperoleh adalah
Sebelum dilakukan pemanasan
larutan berwarna bening dan setelah pemanasan dan ditambahkan 3ml air larutan membentuk dua lapisan dan terbentuk uap
seperti awan awan dari larutan ini. Pada
percobaan ini praktikan tidak mengamati aromanya, dimana menurut menu rut literature aroma yang dihasilkan adalah berbau cuka. reaksi yang terjadi adalah:
C2H5OH + CH3COOH Etanol + Asam Asetat
CH3COOC2H5 + H2O Etil Asetat + Air
Pada butanol hasil yang diperoleh adalah Sebelum dilakukan pemanasan larutan berwarna bening dan setelah pemanasan peman asan dan ditambahkan 3ml air larutan membentuk dua lapisan dan terbentuk asap seperti awan dan menghasilkan uap yang memiliki wangi buah – buah – buahan buahan (aroma seperti seperti pisang). Aroma yang dihasilkan pada percobaan praktikan sesuai dengan literature. reaksi yang terjadi adalah:
C4H9OH + CH3COOH
CH3COOC4H9+ H2O
Pada Iso-amilalkohol hasil yang diperoleh adalah Sebelum dilakukan pemanasan larutan bening dan setelah ditambahkan air terbentuk dua lapisan dan setelah pemanasan terbentuk asap. Pada percobaan ini praktikan tidak mengamati aromanya, dimana menurut literature aroma yang dihasilkan adalah apel.
18
Reaksi yang terjadi adalah:
C5H11OH + CH3COOH
CH3COOC5H11+ H2O
Alcohol tersier tidak membentuk ester karena Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan o
sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1 o
o
> alkohol 2 > alkohol 3 . Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju pembentukan ester akan menurun. Alasannya ialah karena esterifikasi itu merupkan suatu reaksi yang bersifat dapat balik dan spesies yang kurang terintangi (pereaksi) akan lebih disukai. Oleh karena itu alcohol tersier tidak membentuk ester.
3. Tes Lucas Uji Lucas dalam alkohol adalah tes untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier . Hal ini didasarkan pada perbedaan reaktivitas dari tiga kelas alkohol dengan hidrogen halida . Ketika reagen Lucas (ZnCl 2 di terkonsentrasi HCl larutan) ditambahkan ke alkohol , H+ dari HCl akan bergabung dengan -OH kelompok alkohol, menjadi H2O, Alkohol tersier bereaksi dengan reagen Lucas untuk menghasilkan kekeruhan walaupun tanpa pemanasan, sementara alkohol sekunder melakukannya dengan pemanasan. Alkohol primer tidak bereaksi dengan reagen Lucas . Reagen melarutkan alkohol, menghilangkan gugus OH, membentuk karbokation. Hal ini disebabkan oleh karbokation segera bereaksi dengan ion klorida yang mudah larut dalam chloroalkane. Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan untuk kekeruhan muncul adalah ukuran dari reaktivitas dari kelas alkohol dengan reagen Lucas, dan ini digunakan untuk membedakan antara tiga kelas alkohol: Alkohol primer → tidak ada reaksi Alkohol sekunder → reaksi terjadi bila dipanaskan atau dipanaskan atau berjalan lamban Alkohol tersier → reaksi terjadi tanpa pemanasan atau pemanasan atau cepat
19
Berikut merupakan mekanisme reaksi dari Esterifikasi Lucas untuk Alkohol Tersier.
Pada percobaan yang dilakukan oleh praktikan dapat dibandingkan dengan data diatas dimana setelah 5 menit penambahan pereaksi Lucas : pada alcohol tersier yaitu pada Ter-butanol hasil yang diperoleh yaitu warna awal yang terbentuk adalah bening dan setelah ditambah dengan pereaksi lucas menjadi keruh. Dan pada alcohol sekunder yaitu Iso-amilalkohol hasil yang diperoleh pada awal memiliki warna jernih setelah penambahan pereaksi lucas warnanya sedikit menyerupai warna pereaksi lucas yaitu orange tetapi sedikit lebih jernih. Dan pada alcohol primer yaitu Butanol hasil yang diperoleh yaitu Warna awal yang terbentuk adalah bening dan setelah ditambahi dengan pereaksi lucas warna yang terbentuk hampir menyerupai pereaksi lucas yaitu warna orange bening, tetapi sedikit lebih terang disbanding dengan pereaksi lucas. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang dilakukan sesuai oleh praktikan sesuai dengan literature. Berdasarkan literature, reaksi yang terjadi adalah
20
4. Membedakan Monoalkohol dan Polialkohol. Pada prosedur kali ini yaitu tentang membedakan Monoalkohol dan Polialkohol.. Polialkohol.. Pada tes ini dgunakan sampel etanol dan gliserol dengan penambahan aquadest , CuSO45%, dan NaOH10% . Dimana reaksi yang terjadi adalah Pada gliserol yaitu Pada saat penambahan 3 tetes larutan CuSO4 warna larutan yang terbentuk adalah biru bening dan setelah penambahan NaOH warnanya berubah menjadi hijau. Dan pada etanol yaitu Pada penambahan CuSO4 warna yang terbentuk biru keruh dan setelah penambahan NaOH terbentuk warna biru muda dan terdapat endapan berwarna biru keruh. Reaksi yang terjadi yaitu: C2H5OH + CUSO4 + NAOH
(C2H5O Cu Na ) + H20
(etanol)
C3H503 + CUSO4 + NAOH
(C3H5 O Cu Na)2 . 3H2O (gliserol).
5. Tes dengan FeCl3 Pada prosedur kali ini yaitu tentang Tes dengan FeCl3, Pada tes ini hasil yang praktikan peroleh adalah untuk 1 ml larutan Fenol 0,1% Setelah ditambahkan20 tetes FeCl3 2,5% berwarna kuning bening dan tidak terbentuk lapisan. Dan utuk 1 ml Air
21
Setelah ditambahkan 20 tetes FeCl3 2,5% memiliki warna kuning dan terbentuk dua lapisan. pada percobaan reaksi alcohol dengan FeCl3 dengan penambahan fenol maka didapatkan hasil, fenol berubah warna menjadi kuningan. Hal ini di karenakan senyawa aromatic itu dapat bereaksi dengan larutan FeCl3, atau larutan sekunder bereaksi dengan FeCl3. Reaksi yang terjadi yaitu: C6H6 OH + FeCl3
V.
C6 H6 Cl3 + FeOH
Kesimpulan 5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa: Senyawa-senyawa yang tergolong ke dalam Alkohol yaitu:
Dan berikut merupakan senyawa-senyawa yang tergolong Fenol.
22
Dari sifat kimia alkohol dan fenol dapat dibedakan dengan penambahan atau tes Kromat,dan sifat asam dari fenol lebih dari alkohol. alkohol primer,sekunder dan tersier, dapat dibedakan dengan Tes Lucas Yang termasuk alkohol primer yaitu Butanol, yang termasuk alkohol sekunder yaitu Iso-amilalkohol sedangkan yang termasuk alkohol tersier yaitu t-butanol.
5.2 Saran
Pada percobaan yang telah dilakukan tidak semua di praktikumkan, karena kurangnya alat dan bahan yang akan digunakan. Oleh karena itu praktikan menyarankan agar petugas lab menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, agar praktikum dapat berjalan secara tertib dan efisien.
23
VI. Daftar Pustaka
Basari, Ismail, 1994. “Kimia Organik Untuk Universitas”. Universitas”. Armico : Bandung. Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia 1994. Kimia Organik edisi ketiga jilid I . Erlangga : Jakarta. Keenan, W. Charles. 1986. 1986. Ilmu Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI . Jakarta : Penerbit erlangga. Riawan, 1990. 1990. “Pengantar Kimia Organik”. Rineka Cipta : Yogyakarta
Tim kimia organik.2014. Kimia organik.2014. Kimia Organik I .Universitas .Universitas Jambi: Jambi
24
LAMPIRAN Jawab Pertanyaan
1. Terangkan mengapa metanol tidak memberikan hasil positif dengan iodoform Jawab : Metanol tidak memberikan hasil positif dengan iodoform karena Tes Iodoform pada alkohol hanya dapat digunakan untuk mengidenifikasi etanol dan alkohol 0
skunder (2 ) dengan gugus metil yang melekat secara langsung pada karbon pembawa gugus hidroksil (-OH). Uji positif dari tes iodoform untuk mengidentifikasi alcohol dapat diperoleh dari reaksi dengan alkohol yang mengandung kelompok gugus-gugus seperti gambar berikut:
2. Tulisklan struktur 2-propanol dan isobutanol serta nyatakan apakah memberikan tes positif dengan tes iodoform ! Jawab : struktur 2-propanol:
Struktur isobutanol:
25
Pada 2-propanol memberikan tes positif positif dengan tes iodoform karena 2- propanol termasuk kedalam alcohol sekunder dimana pada alcohol sekunder dapat memberikan tes positif pada iodoform, dan pada isobutanol isobutanol memberikan tidak memberikan hasil positif dengan tes iodoform karena isobutanol termasuk dalam alcohol tersier. 3. Tulis rumus struktur dan isomer (2 buah) dari amilalkohol, yang manakah yang memberikan tes positf dengan tes Lucas, tetapi memberikan tes negatif terhadap tes iodoform. Apakah perbedaannya antara alkohol dengan fenol ? Jawab : Yang memberikan tes positf dengan tes Lucas:
dimethyl ethyl carbinol
(CH3)2•(C2H5)•:C•OH
tertiary
Karena Alkohol tersier bereaksi dengan reagen Lucas Yang memberikan tes negatif terhadap tes iodoform:
isobutyl carbinol carbinol or isoamyl alcohol (CH3)2•CH•CH2•CH2OH primary
Karena pada alkohol primer hanya etanol yang memberikan tes positif dengan tes iodoform.
26
Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Karena
fenol memiliki anion, dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin aromatik.
27
View more...
Comments