Laporan Akhir Ptk Kimia Sma Kls x.1 Selesai Nian
November 23, 2017 | Author: agusazka6103 | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Akhir Ptk Kimia Sma Kls x.1 Selesai Nian...
Description
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KIMIA KHUSUSNYA PADA IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN MELALUI PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA SEDERHANA PADA SISWA KELAS X.1 MAN LAHAT KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN
Oleh AGUS SUTIONO, S,Pd NIP. 196806242005011005
Dibiayai oleh : DIPA MAN LAHAT 2009
DEPARTEMEN AGAMA MAN LAHAT 2009
1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KIMIA KHUSUSNYA PADA IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN MELALUI PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA SEDERHANA PADA SISWA KELAS X.1 MAN LAHAT
1. Judul Penelitian
2. Peneliti a. Nama Lenngkap b. Jenis Kelamin c. Pangkat / Golongan /NIP d. Asal Sekolah e. Alamat Rumah 3. Lama Penelitian
Agus Sutiono, S.Pd Laki-laki Penata Tingkat I / III.b MAN Lahat Jl. Kapten Saibuna Talang Jawa Utara Lahat Kec. Lahat Kab. Lahat No. Telp / HP. 3 Bulan September - November 2009
4. Biaya yang diperlukan
Lahat, November 2009 Peneliti
Mengetahui, Kepala MAN Lahat Yan Hery Darmansyah,S.Pd. MM NIP. 19710127 199703 1 00
Agus Sutiono,S.Pd NIP. 196806242005011005
Pembimbing, Drs. Ramlan Fauzi,MpdI NIP. 196202171993011001
2
ABSTRAK Sejauh ini mata pelajaran Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, termasuk siswa kelas X.1 MAN Lahat . Hasil belajar yang dicapai siswa pada tahun-tahun sebelumnya selalu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa yang dicapai dapat disebabkan oleh motivasi siswa untuk belajar Kimia masih rendah dan proses pembelajaran atau sarana belajar yang kurang memadai. Salah satu upaya
untuk
meningkatkan
motivasi
dan
hasil
belajar
yaitu
dengan
menggunakan Animasi Multimedia Sederhana yang merupakan hasil rekayasa software Komputer dari peneliti sendiri. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI (adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy
yang
bermakna
bahwa
belajar
haruslah
menggunakan
kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,
mencipta,
mengkonstruksi,
dan
memecahkanmasalah.
3
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa sehingga memudahkan
siswa
memahami
konsep-konsep
Kimia.
Penelitian
ini
dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilakukan 2 (dua) kali pertemuan. Pada siklus I menunjukan peningkatan prosentase aktivitas siswa, pada pertemuan pertama 30 % dan pertemuan kedua 65 %. Sedangkan di siklus II pertemuan pertama 70 % dan pertemua kedua 85 %. Hasil belajarpun mengalami peningkatan di siklus I ketuntasan belajar 70 %, sedangkan disiklus II ketuntasan belajar 83 %, disamping itu tanggapan siswa juga positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe SAVI ini terlihat dari angket yang dijawab siswa yang merasa senang dengan model pembelajaran ini.
Kata kunci :
Animasi; Motivasi ; Hasil Belajar ; Abstrak ; Pembelajaran
Kooperatif SAVI (Somatic,Auditory, Visualization and Intellectualy )
4
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Penelitian ini berjudul “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KIMIA MELALUI PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA SEDERHANA PADA SISWA KELAS X.1 MAN LAHAT”. Permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian ini dilandasi oleh pengalaman peneliti mengajar selama lebih kurang 15 tahun, ternyata diperoleh temuan masih rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia, terutama pada pokok bahasan ikatan ion dan ikatan kovalen. Sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, melalui pembelajaran dengan menggunakan Animasi Multimedia sederhana . Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.1 MAN Lahat tahun pelajaran 2009-2010. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan ion dan kovalen Selanjutnya, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih atas segala bantuan dan dukungan baik moril maupun spiritual kepada semua pihak sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
5
Ucapan terimakasih dan penghargaan peneliti sampaikan terutama kepada : 1. Bapak Drs. H. Ramlan Fauzi, M.Pd. Selaku KakanDepag Kabupaten Lahat selaku pembimbing (konsultan ). 2. Bapak Yan Hery Darmansyah,S.Pd. MM, selaku kepala MAN Lahat yang telah memberikan bantuan dan dorongannya selama penelitian ini berlangsung. 3. Para siswa kelas X.1 MAN Lahat tahun pelajaran 2009 – 2010 yang penuh kesabaran dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Kemudian, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kekeliruan dan kekhilafan dalam menuangkan gagasannya. Segala saran dan kritik konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan pada penelitian di masa mendatang. Akhirnya, semoga laporan penelitian ini bisa bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di masa yang akan datang.
Amiiin
Ya Robbal
‘Alamiin.
Lahat, November 2009 Peneliti
6
DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Abstrak Kata Pengantar
i
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
v
Daftar Lampiran
vi
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
3
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
3
D. Tujuan Penelitian
4
E. Manfaat Hasil Penelitian
4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar
6
B. Motivasi Belajar
10
C. Pembelajaran Kooperatif
12
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe SAVI
13
E. Gambaran Umum Konsep Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen
15
BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian
17
B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
18
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
19
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Siklus I 1. Aktivitas Belajar
23
2. Hasil Belajar
24
3. Refleksi
26 7
B.
Siklus II 1. Aktivitas Belajar
27
2. Hasil Belajar
28
3. Motivasi
28
4. Refleksi
29
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
33
B. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
35
8
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Siklus kegiatan penelitian .
18
Tabel 2.
Prosentase Aktivitas Kelas.
29
Tabel 3.
Prosentase Ketuntasan Belajar.
30
Tabel 4.
Skor Nilai Rata-rata Kelas.
30
Tabel 5.
Motivasi Siswa.
31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran 1. Daftar hadir siswa 2. Jadwal penelitian 3. Silabus 4. RPP 5. Lembar observasi kegiatan 6. Lembar pengamatan 7. Lembar jurnal harian 8. Data hasil pretest dan postest 9. Lembar angket siswa 10. Soal test siklus I dan siklus II 11. Foto KBM 9
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan,berbagai inovasi dan program pendidikan telah dilaksanakan.Antara lain penyempurnaan kurikulum,pengadaan buku ajar,buku referensi pengadaan multimedia disekolah. Peningkatan mutu
bahkan
Pendidik dan tenaga
kependidikan melalui berbagai pelatihan, penataran dan peningkatan kualifikasi pendidikan juga telah dilaksanakan. Dari berbagai indikator menunjukkan bahwa upaya tersebut belum menunjukan bahwa mutu pendidikan meningkat secara signifikan. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,mengapa dan bagaimana gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi dinamika dan energenetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan produk temuan sains dan proses.Oleh sebab itulah dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Dirasakan oleh para pendidik, banyak siswa yang kurang berminat pada pelajaran kimia. Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sering dianggap sebagai pelajaran yang “ sulit “.Apabila anggapan tersebut terus melekat,maka akan berakibat pada penurunan hasil belajar.Padahal pada 10
tahun ajaran 2009 / 2010 ini mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional.Oleh karena itulah perlu adanya inovasi pembelajaran menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi agar lebih menarik dan mudah dimengerti. Selama ini para siswa umumnya menerima pelajaran kimia dengan metode ceramah dan diskusi tanpa dikenalkan dengan model pembelajaran yang menggambarkan proses yang mendekati kenyataan yang sebenarnya. Bertolak dari sulitnya mengajarkan kimia khususnya pada topik-topik yang abstrak mendorong penulis untuk mencari alternatif cara mengajar kimia sehingga mampu menumbuhkan minat siswa untuk belajar kimia. Dengan timbulnya rasa senang belajar,diharapkan penguasaan siswa terhadap mata pelajaran kimia menjadi lebih baik.Pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia. Pada topik-topik abstrak yang sulit dijelaskan dengan cara diskusi informasi dikelas dapat dijelaskan secara visualisasi melalui komputer. Misalnya pada topik ikatan kimia. Pada topik ini akan digambarkan bagaimana terjadinya ikatan ion dan kovalen khususnya pada proses pelepasan dan penangkapan electron valensi. Dalam Penelitian ini saya menggunakan program animasi komputer sederhana hasil rekayasa software dari beberapa program komputer antara lain;
Bahasa
pemrograman
Visual
Basic
Aplication
pada
Excel
,PowerPoint,Word dan untuk perhitungan menggunakan program Excel.
11
Program ini telah peneliti gunakan disekolah tempat peneliti bertugas. Hasil belajar menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Untuk pokok bahasan ikatan ion dan ikatan kovalen Situasi belajar siswa akan lebih kondusif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI, dengan dukungan software animasi komputer. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe SAVI membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia,terutama pada pokok bahasan yang abstrak seperti pada ikatan ion dan ikatan kovalen.
C.
Pembatasan dan Rumusan Masalah. a. Masalah dalam penelitian ini batasi pada : 1. Proses pembelajaran Kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia khususnya pada konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen) 2. Proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan hasil belajar Kimia konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen).
12
b. Dalam penelitian ini peneliti memberikan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Kimia konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen). 2. Apakah proses kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen). D.
Tujuan Penelitian Dari permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan motivasi belajar Kimia pada konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen) melalui proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI pada siswa kelas X.1 MAN Lahat. 2. Meningkatkan hasil belajar Kimia pada konsep Ikatan Kimia ( ikatan ion dan ikatan kovalen) melalui proses pembelajaran kooperatif tipe SAVI pada siswa kelas X.1 MAN Lahat.
E.
Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi
guru,
kegiatan
pembelajaran
kooperatif
tipe
SAVI
dapat
menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif dan efisien (suasana belajar yang kondusif), mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dan inovatif serta meningkatkan pemahaman guru dalam melakukan tindakan kelas.
Sebagai upaya untuk mengatasi pembelajaran yang 13
konvensional, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. 2.
Bagi
siswa,
kegiatan
pembelajaran
dengan
tipe
SAVI
dapat
meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegairahan belajar, karena bisa menarik perhatian siswa dengan
anggota
kelompoknya
yang akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup, maka hasil belajarnya pun meningkat. 3.
Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Kimia, sehingga sekolah bisa memfasilitasi segala keperluan untuk kelancaran proses pembelajaran tersebut.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan oleh orang lain atau situasi yang tercipta begitu adanya. Peristiwa belajar yang terjadi karena dirancang oleh orang lain di luar diri individu sebagai pebelajar biasa disebut proses pembelajaran. Proses ini biasa dirancang oleh guru. Istilah belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku pada diri individu yang biasanya terjadi setelah adanya interaksi dengan sumber belajar, sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau sesama teman. Dalam Sardiman ( 1986 : 23) mengemukakan bahwa : “Belajar adalah berubah.” perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,ketrampilan sikap,pengertian minat watak dan penyesuaian diri. Adapun istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Dari berbagai peran guru,dalam hal ini peran sebagai fasilitator lebih dominan dari peran-peran yang lain.Guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif.
15
Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu bentuk pendidikan yang multi variable sudah tentu dalam proses penyelenggaraannya akan turut dipengaruhi serta melibatkan faktor-faktor lain. Faktor tersebut menurut Muhibbin Syah (2003 : 144) secara umum terbagi atas tiga macam berupa : (1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti halnya minat, bakat dan kemampuan. (2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar siswa seperti keadaan keluarga, latar belakang ekonomi dan kemampuan guru dalam mengajar. (3) Faktor pendekatan mengajar, berupa upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, untuk menciptakan proses pembelajaran yang tepat dibutuhkan suatu formula bentuk pembelajaran yang utuh dan tentu saja menyeluruh, dalam arti proses pembelajaran melibatkan aktivitas siswa. Jadi pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lainnya dalam suatu proses belajar mengajar di kelas. Tetapi terdapat banyak keaktifan yang tak dapat dilihat dengan mata atau tak dapat diamati, misalnya menggunakan hasanah ilmu pengetahuannya untuk memecahkan masalah, memilih teorama-teorama untuk membuktikan proposisi, melakukan asimilasi dan atau akomodasi untuk 16
memperoleh ilmu pengetahuan baru. Jadi yang dimaksud siswa belajar secara aktif adalah belajar dengan melibatkan keaktifan mental walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan fisik. Setelah berakhirnya proses pembelajaran biasanya diperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 3).
B. Motivasi Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002 : 90) Motivasi dapat bersumber ari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal dan dari luar yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Motivasi internal adalah dorongan yang disebabkan karena siswa tersebut senang melakukannya.Sementara itu motivasi eksternal adalah dorongan terhadap perilaku seorang siswa yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya.Misalnya ia melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan hadiah atau untuk menghindari hukuman. Agar pembelajaran menjadi lebih berkualitas maka guru harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, sebab jika tidak ada dorongan dalam diri siswa untuk belajar, maka proses pembelajaran tidak akan efektif. Siswa yang termotivasi belajar akan berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran yang berlangsung tanpa rasa terpaksa, tetapi secara sukarela atas inisiatif sendiri. Sebagai akibat dari hal ini maka hasil belajar yang dicapai akan lebih 17
lama diserap, karena dengan adanya motivasi belajar tersebut maka dorongan dalam diri siswa akan terpenuhi; dan siswa akan merasa puas dengan hasil belajar yang dirasakan sebagai pemenuhan kebutuhan. Dalam kegiatan belajar di kelas ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu: 1) kemana siswa menuju pada akhir kegiatan, 2) bagaimana caranya agar siswa tiba pada sasaran yang dituju, 3) bagaimana agar dapat diketahui apakah sasaran yang dituju itu sudah tercapai atau belum. Agar melalui ketiga hal tersebut guru harus menciptakan kondisi yang dapat merangsang timbulnya motivasi belajar siswa. Hal tersebut senada dengan pendapat Sardiman (1986 : 76 ) yang menyatakan bahwa yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002 : 94) “Penguatan motivasi –motivasi belajar berada ditangan para pendidik dan anggota masyarakat yang lain. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogis. Ia menyusun desain pembelajaran, dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Orang tua dan Ulama bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002 : 97) Motivasi yang terkuat adalah motivasi belajar yang ada didalam diri siswa. Siswa benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau hadiah, motivasi ini muncul dari kesadaran siswa itu sendiri. Kemungkinan penyebab rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya, siswa beranggapan bahwa mata pelajaran KIMIA itu sulit. kemungkinan lainnya 18
adalah model pembelajaran yang digunakan masih berorientasi pada guru sehingga
siswa
belum
terlibat
aktif
secara
maksimal
dalam
proses
pembelajaran, oleh karena itu maka perlu upaya untuk membangkitkan motivasi belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran KIMIA agar hasil pembelajaran menjadi bermakna perlu menggunakan pendekatan yang sesuai, antara lain dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Tipe SAVI C. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif tipe SAVI merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kooperatif tipe SAVI adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif tipe SAVI merupakan strategi belajar mengajar dengan mengutamakan gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara,
presentasi,
argumentasi,
mengemukakan
pendapat,
dan
menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, dan
memecahkan
masalah. 19
Siswa sebagai anggota kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Menurut W.Gulo (2004 : 144), Pada kegiatan belajar mengajar alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin. Untuk maksud tersebut media pengajaran divariasikan, sehingga fungsi melihat (visual),fungsi mendengar (audio),dan fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal-hal tertentu. Alternatif variasi media dapat disusun sebagai berikut : a. Media audio – media visual – media audio b. Media audio – psikomotor c. Media visual – media audio – media visual d. Media visual – perabaan – penciuman
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe SAVI akan memberikan hasil yang efektif kalau animasi multimedia yang digunakan memadai untuk kegiatan siswa belajar. Langkah-langkah Model pembelajaran tipe SAVI adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 20
3. Siswa menggunakan perangkat multimedia ( Animasi multimedia komputer ) secara berpasangan 4. Untuk mengetahui daya serap siswa, dilakukan uji kompetensi pada akhir pelajarn. 5. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum pahami siswa 6. Kesimpulan/penutup
F.
Gambaran Umum Konsep Ikatan Kimia ( Ikatan ion dan ikatan kovalen ) Pada pokok bahasan ini, guru sering kali mengalami kesulitan untuk
menjelaskan / menyampaikan konsep pada siswa dikelas,Oleh karena itu penulis mencoba membuat alat Bantu pembelajarn pada topik tersebut dengan menggunakan komputer. Pada pokok bahasan ikatan Kimia dijelaskan bagaimana terjadinya ikatan ion dan ikatan kovalen. Pada Ikatan Ion, program komputer memvisualisasikan bagaimana proses terjadinya ikatan ion , contoh : 11
Na +17 Cl → NaCl
pada reaksi tersebut terjadi transfer electron valensi dari
unsure Na ke unsure Cl, komputer menggambarkan bagaimana electron valensi yang
abstrak dapat divisualisasikan
dengan animasi yang
mendekatkan siswa kepada kenyataan,electron-elektron digambarkan dengan bentuk bola-bola yang atraktif sehingga akan membuat siswa tertarik untuk 21
mengetahui nya labih lanjut. Kemudian pada topik ikatan kovalen mengandung konsep yang abstrak yaitu bagaimana 2 unsur yang memiliki kecenderungan sifat afinitas yang sama dapat membentuk satu ikatan dan menjadi satu senyawa Kimia. Contoh : 1
H +1 H → H 2
Pada reaksi antara sesama atom hydrogen masing-masing atom hanya memiliki satu electron valensi sehingga tidak mungkin bagi salah satunya untuk memberikan satu electronnya kepada atom yang lain, untuk itu kedua atom akan menyumbangkan masing-masing satu electron untuk digunakan secara bersama-sama. Proses ini dapat digambarkan oleh program komputer berupa gambar konfigurasi electron masing-masing atom, pasangan electron yang digunakan secara bersama divisualisasikan dengan gambar-gambar yang menarik dan atraktif seolah mendekati kenyataan teori dan konsep yang ada.
22
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research ( CAR ). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, khususnya pada pemahaman konsep Ikatan Ion dan ikatan Kovalen dengan menggunakan animasi multimedia sederhana dan metode pembelajaran kooperatif tipe SAVI . Langkah-langkah yang ditempuh mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian akan dijabarkan dalam uraian berikut ini. A.
Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2009-2010 di MAN Lahat mulai dari bulan September sampai November sebanyak 4 kali pertemuan yang dibagi menjadi 2 siklus. Siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Jumlah jam pelajaran Kimia dalam satu minggu adalah 2 jam pelajaran dimana satu jam pelajaran waktunya 45 menit. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X.1 MAN Lahat Tahun ajaran 2009 / 2010
B.
Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun
tahapan yang akan dilakukan dalam PTK ini menggunakan model yang 23
dikembangkan oleh Kurt Lewin seperti disebutkan dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap-tahap tersebut atau biasa disebut siklus (putaran) terdiri dari empat komponen yang meliputi : (a) perencanaan (planning), (b) aksi/tindakan (acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi (reflecting). Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1 : Siklus Kegiatan Penelitian • Merencanakan pembelajaran yang akan
Siklus I
diterapkan dilaksanakan. • Menentukan pokok bahasan Perencanaan
• Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). • Menyiapkan sumber belajar seperti buku • Mengembangkan format evaluasi • Melaksanakan KBM yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan.
Tindakan • Melakukan evaluasi dalam bentuk tes kemampuan pemahaman konsep yang dipelajari. Melakukan observasi dengan Pengamatan Refleksi
menggunakan format observasi • Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi efektifitas waktu yang 24
telah dilaksanakan. • Membahas hasil tindakan. • Memperbaiki pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan yang belum mencapai sasaran. • Evaluasi tindakan. • Instrument-instrumen yang telah disiapkan pada siklus I dapat dilaksanakan semua Indikator • Siswa mampu melaksanakan KBM keberhasilan siklus I dengan aktifitas yang tinggi. • Siswa mampu menunjukan bentukbentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. • Identifikasi masalah dan penetapan Siklus II
Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi Indikator keberhasilan siklus II
alternatife pemecahan masalah • Pengembangan program tindakan II • Pelaksanaan program tindakan II • Pengumpulan data tindakan II • Evaluasi tindakan II • Instrument-instrumen yang telah disiapkan pada siklus II dapat terlaksanakan semua • Aktifitas siswa dalam KBM meningkat. • Motivasi siswa dalam KBM meningkat 25
• Hampir 100 % pencapaian hasil belajar menunjukan peningkatan. C.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Data Sumber data penelitian ini adalah siswa, sedangkan jenis data yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi : • Data hasil pretes dan postes • Hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar • Jawaban angket • Jurnal harian/catatan lapangan • Foto kegiatan 2
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, pretes, dan
postes pada tiap siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian). e.
Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut dapat dilihat peningkatan aktivitas belajar yang meliputi frekuensi aktivitas dan peningkatan kerjasama antar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
f.
Angket 26
Angket digunakan untuk melihat motivasi siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan, dimana angket adalah merupakan tanggapan dari seluruh siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, bermanfaat atau dapat dirasakan oleh siswa dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. g.
Jurnal Harian (Catatan Harian) Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya tercantum
dalam lembar observasi. Oleh karena itu di lengkapi lagi dengan jurnal harian / catatan harian yang merupakan alat bantu perekam yang paling sederhana yang memuat perilaku khusus siswa maupun permasalahan yang dapat di jadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah-langkah berikutnya. h.
Foto Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas, aktivitas
kelas atau untuk memperjelas data dan hasil observasi dari penelitian ini, di gunakan foto. Foto ini juga dapat membantu dalam evaluasi tentang data – data lainnya.
i.
Data Tes Hasil Belajar Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh melalui
pretes sebelum diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan postes setelah berakhirnya setiap siklus. Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya disetiap siklus dapat diketahui kemajuan dan perkembangan yang didapat oleh siswa
melalui
pembelajaran
pemahaman
materi
pembelajaran
melalui 27
pembelajaran kooperatif tipe SAVI. Data hasil tes tersebut bisa di jadikan acuan, pertimbangan, bahan refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya. 3.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : a.
Data Observasi Data obsevasi ini di ambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh
kolaborator sebagai observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan menggunakan rumus : A − X 100% , B
b.
dimana
A = Jumlah siswa yang melakukan kegiatan B = Jumlah siswa keseluruhan
Data Angket Menganalisis data hasil angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut Jumlah responden actual −−−−−−−−−−−−−−−−−−− X 100 % Jumlah seluruh responden
c.
Data Tes Hasil Belajar
28
Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari hasil pretes dan postes masing-masing siklus dengan pemberian nilai skala 100, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran Kimia adalah 62. Kemudian menentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 62 (siswa yang sudah tuntas). Banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 62 di hitung prosentasenya dengan menggunakan rumus : Jumlah siswa yang tuntas X 100 % Jumlah seluruh siswa Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa. d.
Data Jurnal Harian Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan
tindakan,
dan
juga
guru
lain
sebagai
observer
menyimpulkan
dan
mendeskripsikan kejadian selama penelitian berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hasil implementasi dari proses pembelajaran dengan model kooperatif learning tipe SAVI dalam rangka
29
meningkatkan motivasi serta aktivitas siswa dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Di awal setiap siklus diadakan pretes I dan pretes II, demikian pula diakhir setiap siklus diadakan postes yaitu postes I dan postes II setelah proses pembelajaran berakhir atau setelah diberi tindakan. Hasil penelitian dan beberapa temuan saat pelaksanaan berlangsung beserta pembahasannya akan diuraikan pada masing-masing siklus berikut ini : A.
Siklus I.
1.
Aktivitas Belajar Pada pertemuan pertama di siklus I, yaitu hari Selasa tanggal 29
Septemberi 2009, dilakukan pretes siklus I, setelah melakukan pretes siswa berada pada tatanan kelompok masing-masing yang terdiri dari 16 kelompok yang beranggotakan 2 orang setiap kelompok , kemudian guru menjelaskan materi pelajaran secara global, terutama cara penggunaan software aplikasi animasi multimedia sederhana pada komputer. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode kooperatif learning model SAVI , peneliti melakukan pengamatan diantaranya kerjasama dalam kelompok, bertanya, dan kemampuan penguasaan komputer terutama penguasaan penggunaan software. Pada saat berlangsungnya kegiatan belajar di laboratorium TIK ini, Pada pertemuan pertama ini belum nampak adanya aktivitas siswa yang mencolok, namun siswa lebih cenderung untuk bertanya tentang cara penggunaan software aplikasi animasi tersebut. Berdasar data 30
hasil observasi, diperoleh 4 kelompok siswa (25 %) yang bekerjasama, 12 kelompok siswa (75 %) yang bertanya, 4 kelompok siswa (25 %) yang menguasai penggunaan software tersebut. dan yang menjawab soal uji kompetensi diatas KKM sebanyak 2 kelompok siswa (12,5 %). Prosentase aktivitas belajar secara keseluruhan diperoleh sebesar 36 %. Data tersebut diperoleh melalui lembar observasi kegiatan siswa. Pada pertemuan kedua di siklus I yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 6 Oktober 2009 guru masih meminta siswa untuk menggunakan animasi multimedia sederhana yang dilaksanakan di laboratorium komputer. Aktivitas kelas pada pertemuan kedua ini sudah ada peningkatan dibandingkan pertemuan pertama.
8 kelompok siswa (50 %), bekerja sama, 9 kelompok
siswa (56 %), aktivitas yang bertanya,
8 kelompok
siswa (50 %), yang
menguasai software animasi tersebut. dan yang menjawab soal uji kompetensi diatas KKM sebanyak 6 kelompok siswa (37 %). Prosentase aktivitas kelas secara keseluruhan yaitu 68 %. Dibandingkan dengan pertemuan pertama, sudah ada peningkatan aktivitas kelas sebesar 32 %.
2.
Hasil Belajar. Pada awal kegiatan penelitian, sebelum pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan pertama siklus I, tepatnya hari Senin, 29 September 2009 , siswa diberikan tes awal berupa pretes I yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diadakan proses pembelajaran tentang Ikatan ion 31
dan Kovalen. Hasil pretes I ternyata diperoleh skor nilai rata-rata 44,20 dan prosentase ketuntasan belajar sebesar 28 % yaitu hanya 7 orang siswa yang sudah tuntas dari 25 siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman konsep ikatan ion dan kovalen secara umum masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 62. Walaupun demikian skor nilai ini masih dianggap wajar, karena memang belum diajarkan (belum dilakukan proses pembelajaran di kelas). Waktu yang digunakan untuk pretes I adalah 30 menit. Berdasarkan hasil pretes I yang diperoleh, yaitu ketuntasan belajar hanya 28 %, maka dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep ikatan ion dan kovalen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI. Setelah proses pembelajaran yang berlangsung di siklus I, sebanyak 2 kali pertemuan maka untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar setelah diberi tindakan, siswa diberikan postes I yang dilaksanakan hari Selasa tanggal 6 Oktober 2009. Berdasarkan hasil dari postes I diperoleh skor nilai rata-rata 64,60 dan prosentase ketuntasan belajar mencapai 76 %, yaitu sebanyak 19 siswa yang sudah tuntas, dan hanya 6 orang siswa yang belum tuntas. 3.
Refleksi Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi di
siklus I, bahwa setelah proses pembelajaran yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan ( setelah diberi tindakan ), ternyata penerapan pembelajaran 32
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI konsep ikatan ion dan kovalen memberikan hasil yang cukup memuaskan sesuai dengan target yang diharapkan.
Hal ini dapat dikatakan adanya peningkatan
prosentase aktivitas kelas.
Secara keseluruhan aktivitas belajar di siklus I
meningkat dari 36 % menjadi 68 %.
Dalam hal ini aktivitas kelas sudah
termasuk kategori aktif, karena kriteria keaktifan kelas dikatakan cukup apabila proses aktivitas kelas berkisar antara 50 – 75%. Namun ada beberapa jenis aktivitas siswa yang masih dianggap rendah, yaitu aktivitas dalam hal penguasaan software.
Diperkirakan bahwa siswa masih belum menguasai
betul materi pelajaran yang sedang dibahas, sehingga berpengaruh terhadap hasil postes yang dilakukan pada akhir pelajaran. Rendahnya penguasaan software aplikasi kimia tersebut membuat peneliti harus bekerja keras kembali menjelaskan langkah-langkah pengoperasian aplikasi tersebut.Oleh karena itu nampaknya perlu ada pendekatan guru terhadap siswa untuk bisa merangsang atau menumbuhkan rasa percaya diri bagi siswa dengan cara belajar yang maksimal dan menjelaskan bahwa hal ini masih sedang taraf belajar. Siswa juga perlu dilatih keberanian mentalnya untuk mau mencoba aktif dalam hal mengemukakan pendapat, ataupun ada keberanian menyanggah, apabila hal itu tidak sesuai dengan konsep yang dia yakini (misalkan dari buku sumber). Adapun hasil belajar yang diperoleh melalui postes I, setelah berakhirnya pembelajaran pada pertemuan di siklus I, diperoleh skor nilai rata-rata kelas sebesar 64,60 dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 76 %. Apabila dibandingkan dengan hasil pretes I, terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas 33
sebesar 20,40 dan peningkatan prosestase ketuntasan belajar sebesar 48 %. Peningkatan ini cukup besar dan bisa dikatakan memenuhi kategori berhasil, karena siswa yang mencapai nilai diatas 62 (diatas KKM yang telah ditetapkan) sudah lebih dari 75%. Dengan demikian bahwa pengaruh proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI cukup besar sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada akhirnya hasil belajarnyapun meningkat. Berbeda dengan hasil belajar yang diperoleh sebelumnya selalu dibawah target (dibawah KKM) dimana proses pembelajarannya hanya penjelasan langsung dari guru melalui papan tulis. Dengan demikian hal ini perlu dipertahankan untuk proses pembelajaran pada pertemuan selanjutnya di siklus II. B.
Siklus II
1.
Aktivitas Belajar Pada pertemuan pertama di siklus II, yaitu hari Senin tanggal 13 Oktober
2009
dilanjutkan kembali proses pembelajaran mengenai konsep ikatan
kovalen. Prosentase aktivitas siswa secara keseluruhan meningkat dari pertemuan sebelumnya yaitu 68 % menjadi 72 %. Peningkatannya sebesar 4 %. Pada pertemuan ini, yang bekerjasama sebanyak 10 kelompok siswa (62,5 %), bertanya 6 kelompoksiswa (37,5 %), yang menguasai software sebanyak 12 kelompok siswa (75 %). dan yang menjawab soal uji kompetensi diatas KKM sebanyak 9 kelompok siswa (56 %). Kemudian dilanjutkan dengan petemuan kedua di siklus II, sekaligus sebagai pertemuan terakhir dari seluruh aktivitas penelitian ini, yang 34
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2009. Ternyata suasana belajar semakin terlihat kondusif, karena hampir seluruhnya siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran baik yang bekerjasama, yang menjawab, yang menyanggah ataupun yang mengemukakan pendapat. Hasil yang diperoleh dari lembar observasi bahwa yang bekerjasama yaitu sebanyak 16 kelompok siswa (100 %), yang bertanya dan 3 kelompok siswa (18 %), yang menguasai software sebanyak 15 kelompok siswa (93%) dan yang menjawab soal uji kompetensi diatas KKM sebanyak14 kelompok siswa (87 %).
Prosentase
aktivitas kelas keseluruhannya mencapai 88 %. 2.
Hasil Belajar Pretes II dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran di siklus II.
Konsep yang dipelajari di siklus II ini adalah ikatan kovalen.
Hasil yang
diperoleh dari pretes II memberikan skor nilai rata-rata kelas sebesar 50,60 dan ketuntasan belajar siswa mencapai 48 %, yaitu 12 orang siswa yang sudah tuntas dari 25 orang siswa. Setelah pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, diperoleh hasil dari postes II dengan ketuntasan belajar sebesar 84 % dan nilai rata – rata sebesar 72,00. Kenaikan dari pretes ke postes sebesar 36 % dan kenaikan nilai rata – ratanya sebesar 21,40.
3.
Motivasi Setelah proses pembelajaran ditempuh sebanyak 4 kali pertemuan mulai
dari siklus I sampai siklus II, siswa diberikan angket isian untuk mengetahui motivasi siswa dalam model pembelajaran tipe SAVI, karena dengan adanya 35
motivasi belajar tersebut akan ada dorongan belajar dalam diri siswa. Dari angket yang diberikan pada siswa diantaranya ditanyakan merasa senang kegiatan belajar Kimia, belajar Kimia dengan menggunakan animasi sederhana terasa lebih mudah untuk memahami konsep ikatan ion dan kovalen Berdasar hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh hasil siswa yang senang dengan kegiatan belajar Kimia 19 orang siswa setuju (76 %), 5 orang siswa ragu-ragu (20 %) dan 1 orang siswa tidak setuju (4 %), sedangkan belajar dengan diskusi kelompok 23 orang siswa setuju (92 %), 2 orang siswa ragu-ragu (8 %), yang merasa senang belajar dari penjelasan teman 23 orang siswa setuju (92 %), 2 orang siswa ragu-ragu (8 %), yang merasa mudah memahami penjelasan teman 20 orang siswa setuju (80 %), 3 orang siswa ragu-ragu (12 %), dan 2 orang siswa tidak setuju (8 %), dan yang berpendapat perlu dikembangkan sebanyak 21 orang siswa setuju (84 %), sedangkan 4 orang siswa ragu-ragu (16 %).
4.
Refleksi Setelah proses pembelajaran ditempuh sebanyak 4 kali pertemuan mulai
dari siklus I sampai siklus II maka berdasarkan analisis data kegiatan siswa diperoleh peningkatan aktivitas siswa yang cukup berarti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2 : Prosentase Aktivitas Kelas Siklus
Siklus I
Siklus II 36
Pertemuan
1
2
1
2
Prosen Aktivitas Kelas (%)
36
68
72
88
Peningkatan prosentase aktivitas kelas ini, ternyata
bisa terwujud
apabila proses pembelajarannya diperbaiki dan disempurnakan. Adapun hasil belajar (ketuntasan belajar dan skor nilai rata-rata) yang diperoleh setelah proses pembelajaran di siklus I dan siklus II melalui postes I dan postes II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3 : Prosentase Ketuntasan Belajar
Siklus
Pretes
Postes
Perbedaan
I
28 %
76 %
48 %
II
48 %
84 %
36 %
Tabel 4 : Skor Nilai Rata-rata Kelas Siklus
Skor Nilai Rata-rata Pretes
Skor Nilai Ratarata Postes
Perbedaan
I
44,20
64,60
20,40
II
50,60
72,00
21,40
Berdasarkan data tabel tersebut di atas, secara umum dikatakan bahwa hasil belajar meningkat. Kenyataan ini bisa dijelaskan bahwa proses 37
pembelajaran pada konsep ikatan ion dan kovalen dengan menggunakan model pembelajaran tipe SAVI menarik bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi pembelajaran secara sungguh-sungguh dengan belajar sendiri yang menggunakan animasi multimedia sederhana. Hal ini juga terlihat dari hasil angket siswa yang dapat dilihat pada tabel angket siswa berikut ini : Tabel 5 : Motivasi Siswa
No
Pernyataan
Jumlah Responden
Prosentase Pernyataan Responden % % %
S
RR
TS
19
5
1
76
20
4
23
2
-
92
8
-
23
2
-
92
8
-
20
3
2
80
12
8
21
4
-
84
16
-
64
12
13
2
Saya senang dengan kegiatan belajar 1 Kimia Belajar Kimia dengan menggunakan 2
animasi multimedia sederhana menyenangkan Saya merasa senang belajar
3 menggunakan komputer Saya merasa mudah memahami 4
penjelasan dengan animasi multimedia Menurut saya kegiatan belajar ini
5 perlu dikembangkan Jumlah Rata-rata Prosentase (%)
42 4 85
Dari tabel diatas terlihat motivasi yang dimiliki siswa dengan belajar tipe SAVI sangat menyenangkan, maka pembelajaran akan dirasakan lebih efektif 38
dan efisien dalam menyampaikan materi pelajaran atau mengajarkannya, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Berdasarkan uraian, bahwa proses pembelajaran konsep ikatan ion dan kovalen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI terdapat hubungan antara motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan hasil belajar setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Jadi bisa dikatakan apabila siswa aktif pada saat diskusi membahas materi pembelajaran, baik dalam hal bertanya ataupun mengemukakan pendapat, maka berarti siswa sudah mengerti dan paham apa yang sedang dipelajarinya, sehingga hasil belajarnya pun cukup memuaskan. Dengan demikian apabila pemahaman konsep sudah baik/meningkat, maka bisa dipastikan hasil belajarnya pun baik pula / meningkat.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan Berdasarkan analisis, temuan dan pembahasan yang diuraikan pada
Bab IV tentang proses pembelajaran pada konsep ikatan ion dan ikatan kovalen dengan menggunakan animasi multimedia sederhan hasil ciptaan peneliti dan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 39
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa dan angket siswa. Di siklus I dari 36 % menjadi 68 %. Di siklus II dari 72 % menjadi 88 %. Dan dari hasil angket siswa rata-rata 85 % setuju. 2.
Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat meningkatkan
hasil belajar konsep ikatan ion dan kovalen.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Ternyata di siklus I ada peningkatan ketuntasan belajar sebesar 48 % , yaitu dari 28 % menjadi 76 %. Dan di siklus II meningkat sebesar 36 % , yaitu dari 48 % menjadi 84 %.
B.
Saran Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.
Guru
hendaknya
mengadakan
penelitian
lebih
lanjut
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI, agar siswa lebih termotivasi minat belajarnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2.
Siswa hendaknya lebih bergairah dan lebih termotivasi serta lebih aktif dalam berpartisifasi dalam diskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
40
3.
Sekolah hendaknya lebih membantu menyediakan / meningkatkan fasilitas sarana multimedia dan bahan untuk kegiatan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
DAFTAR PUSTAKA Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, P.T. Rineka Cipta. Mendiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Muhibin Syah, (2003), Psikologi Belajar, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada W.Gulo (2004), Strategi Belajar Mengajar . Jakarta, PT. Grasindo Rooyakkers, A. (1984), Mengajar dengan Sukses, Bandung, Gramedia. Sudjana, N. (1989), Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru. 41
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996) Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen. Suhardjono, (2006), Laporan Penelitian Sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di Pusdiklat Diknas Sawangan, Jakarta, Februari 2006. Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2006) , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara. Dr,M.Sobry Sutikno (2009), Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Prospect
42
JADWAL PENELITIAN
No
Kegiatan
Bulan September Oktober November I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan Proposal Penelitian 2 Konsultasi Dosen Pembimbing 3 Penyusunan instrument,skenario pembelajaran, soal 4 Pelaksanaan A. Menyiapkan kelas dan perangkat pembelajaran B. Melaksanakan tindakan siklus I C. Konsultasi dosen pembimbing D. Melaksanakan tindakan Siklus II 5 Penyusunan Laporan 6 Konsultasi dosen pembimbing
43
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF Nama Guru
: AGUS SUTIONO, S.Pd Kelas
: X.1
Tanggal
: ………………..
:………
Pertemuan ke : ……………….
Konsep
Sub Konsep :…………
Petunujk. Berilah tanda ceklis (v) pada kolom yang sesuai menurut penilaian anda. N o I
Aspek yang dinilai
0
Penilaian 1 2 3
4
PENGAMATAN PBM A. Pendahuluan 1. Mengaitkan pelajaran sekaranng dengan pelajaran sebelunnya 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Memotivasi siswa B. Kegiatan Inti 1. Mempresentasikan informasi 2. Mengorganisasi siswa dalam kelompokkelompok belajar 3. a. Membimbing kelompok b. Mengajukan pertanyaan c. Menjawab / menanggapi pertanyaan d. Bekerja dan belajar bersama C. Penutup Evaluasi II. SUASANA KELAS 1. Siswa antusias 2. Guru antusias 3. Waktu sesuai dengan alokasi 4. PBM sesuai dengan skenario dalam RPP Jumlah Keterangan : 0 = tidak melakukan 3=baik 1 = kurang baik 4= sangat baik 2 = cukup
Lahat, Oktober 2009 Pengamat, Drs. Efransah 44
NIP. Lembar Jurnal Harian ( Catatan Harian )
I.
Pertemuan ke
: …………………………
Hari/ Tanggal
: …..……………………..
Pukul
: …..……………………..
Guru
: …..……………………..
Penguasaan Konsep ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………. …………………..
II.
Relevansi Materi dengan Metode Pembelajaran ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………
III.
Penguasaan Software ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …..…………. 45
Daftar Nilai Pretes dan Postes Pada Hasil Belajar Konsep Ikatan Ion dan Kovalen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama siswa
Agus Sidarman Agustini Ana Mariawati Andika Elia Susanti Febriani Putrawan Febrina Ramadani Fenni Puspita Sari Hariani Hendra Eko Saputra Indah Permata Sari Khusnairo Lestriwana Lisma Hayati Luluk Naziro Lusi Mareza M.Imriadi Mirliana Muhammad.B Mutia Dewi Nur Anggraini Nur Hayati Pera Yulia Santi Hodia Ningsih Sheila Laurincin Rata – rata skor nilai Jumlah siswa yang tuntas Prosentase Ketuntasan Belajar (%)
Siklus I Pretest I Postest I Tanggal Tanggal T/TT T/TT 29/9/2009 11/2/2009 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 65 Tuntas 75 Tuntas 30 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 80 Tuntas 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas 60 Tuntas 75 Tuntas 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas 30 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 75 Tuntas 25 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 Tidak Tuntas 45 Tidak Tuntas 35 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 60 Tuntas 75 Tuntas 30 Tidak Tuntas 60 Tuntas 60 Tuntas 80 Tuntas 35 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 30 Tidak Tuntas 60 Tuntas 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 60 Tuntas 70 Tuntas 44.20 64.60 7 19 28.00
Ket
76.00
Keterangan : Nilai di isi dengan skala 100 46
-
SKBM (standar ketuntasan belajar minimal) untuk mata pelajaran KIMIA adalah 60 Siswa dikatakan tuntas jika skor nilai ≥ 60 T = Tuntas ; TT = tidak tuntas
Prosentase ketuntasan belajar =
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah seluruh siswa
X 100%
Daftar Nilai Pretes dan Postes Pada Hasil Belajar Ikatan ion Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama siswa Agus Sidarman Agustini Ana Mariawati Andika Elia Susanti Febriani Putrawan Febrina Ramadani Fenni Puspita Sari
9 Hariani 10 Hendra Eko Saputra 11 Indah Permata Sari 12 Khusnairo 13 Lestriwana 14 15 16 17
Lisma Hayati Luluk Naziro Lusi Mareza M.Imriadi
18 19 20 21 22 23
Mirliana Muhammad.B Mutia Dewi Nur Anggraini Nur Hayati Pera Yulia
Pretest II Tanggal T/TT 13/9-2009 40 Tidak Tuntas 60 Tuntas 40 Tidak Tuntas 60 Tuntas 60 Tuntas 45 Tidak Tuntas 60 Tuntas 50 Tidak Tuntas 30 Tidak Tuntas 65 30
Tuntas Tidak Tuntas
40 60 40
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
65 40 60 40
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
65 40 65 30 60
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Postest II Tanggal T/TT 18-10-2009 65 Tuntas 85 Tuntas 65 Tuntas 85 Tuntas 80 Tuntas 60 Tuntas 85 Tuntas 70 Tuntas 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 80 Tuntas 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 60 Tuntas 80 Tuntas 45 Tidak Tuntas 85 Tuntas 65 Tuntas 85 Tuntas 60 Tuntas 85 Tuntas
Ket
47
24 25 26 27 28 29 30 31 32
Santi Hodia Ningsih Sheila Laurincin Siti Hulia Wahida Nurmala Widia Hertiana Wulan Dari Yessi Oktaviani Yuliana Yuni Marlina Rata – rata skor nilai Jumlah siswa yang tuntas Prosentase Ketuntasan Belajar (%)
55 65
Tidak Tuntas Tuntas
50.60
75 85
72.00 12
48.00
Tuntas Tuntas
21 84.00
Keterangan : Nilai di isi dengan skala 100 SKBM (standar ketuntasan belajar minimal) untuk mata pelajaran KIMIA adalah 60 Siswa dikatakan tuntas jika skor nilai ≥ 60 T = Tuntas ; TT = tidak tuntas Prosentase ketuntasan belajar =
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah seluruh siswa
X 100%
48
ANGKET SISWA
Berilah tanda ceklis (v) pada kolom S, RR atau TS
No
Pernyataan
S
1
Saya senang dengan kegiatan belajar KIMIA.menggunakan multimedia
2
Belajar KIMIA dengan animasi komputer menyenangkan.
3
Saya merasa mudah memahami penjelasan melalui animasi komputer
4
Menurut saya kegiatan belajar seperti ini perlu dikembangkan.
RR
TS
Keterangan : S = Setuju NAMA : RR = Ragu-ragu
KELAS:
TS = Tidak Setuju
49
Hasil angket siswa terhadap minat siswa belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen dengan metode Kooperatif Learning tipe SAVI
No
Pernyataan
Jumlah Responden pada setiap pernyataan S
RR
TS 1
Prosentase Pernyataan Responden %
%
%
76
2 0
4
8
-
8
-
80
1 2
8
Jumlah
424
6 4
1 2
Rata-rata Prosentase
85
1 3
2
1
Saya senang dengan kegiatan belajar KIMIA.menggunakan multimedia
19
5
2
Belajar KIMIA dengan animasi komputer menyenangkan.
23
2
92
3
Saya merasa mudah memahami penjelasan melalui animasi komputer
23
2
92
4
Menurut saya kegiatan belajar seperti ini perlu dikembangkan.
20
3
2
Keterangan : S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju
50
TES UJI KEMAMPUAN (jawaban anda di ketik pada kolom sebelah) Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar 1. Unsur
11
Na dan
17
Cl akan memiliki kestabilan jika mencapai konfigurasi
electron,seperti unsure… a. Ne dan Ar c. Ar dan Kr e. He dan Ne b. Ne dan Kr d. Kr dan Xe 2. Atom suatu unsure akan membentuk ion positif jika…. a. menerima pasangan elektron b. mengikat 7 elektron c. melepas 7 proton d. menerima 1 elektron e. melepas 1 elektron 3. Ikatan ion terjadi karena adanya… a. penggunaan bersama pasangan elektron b. gaya tarik antar electron c. serah terima electron d. penggunaan proton dan electron e. ikatan sesama unsure logam 4. Jika unsure Na (nomor atom 11) berikatan dengan Unsur O (nomor atom 16) maka akan terbentuk senyawa… a. NaO c. NaO2 e.Na3O b. Na2O d. Na2O2 5. Ikatan kimia yang terjadi karena penggunaan pasangan electron bersama adalah… a. ikatan ion b. ikatan logam c. ikatan hydrogen d. ikatan kovalen e. ikatan elektrovalen 6. Jumlah electron yang digunakan bersama dalam molekul N2 untuk berikatan …. ( No.atom 7) a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 1 7. Diantara unsure Na,Cl,Ca,O,H,Al yang dapat membentuk senyawa dengan ikatan kovalen adalah… a. Na dan O c. Al dan Cl e. Al dan O 51
b. Ca dan H
d. H dan O
8. berikut berturut-turut nomor atom dari ; H, Cl, O, N, F ( 1, 17, 16, 7, 9 ) Maka ikatan kovalen rangkap dua akan terjadi pada : a. O dan O c. N da O e. N Dan H b. H da Cl d. N dan N
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 52
Sekolah
: MAN Lahat
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas
:X
Semester
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Tahun Pelajaran
: 2009-2010
A. Standar Kompetensi Memahami struktur atom,sifat-sifat periodic unsure, dan ikatan kimia. B. Kompetensi dasar Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen C. Indikator •
Mampu menjelaskan bagaimana suatu unsure untuk
mencapai kestabilan konfigurasi electron menggunakan konsep ikatan ion. D. Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan Software Aplikasi Ikatan Kimia berbasis Multimedia (komputer) Siswa Dapat : 1. menjelaskan bagaimana terjadinya ikatan ion 2. menjelaskan Unsur apa saja yang dapat melakukan ikatan ion 3. menjelaskan proses serah terima elektron valensi dari kation ke anion
E. Materi Pembelajaran 53
Ikatan Kimia
Kestabilan unsur Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai konfigurasi stabil dengan cara menangkap atau melepas sejumlah elektron pada kulit terluarnya. Lambang Lewis Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Ikatan ion dan ikatan kovalen Ikatan ion ( antara unsur logam (IA s/d IIIA )dan non logam (VA s/d VIIA) Atom yang kehilangan elektron berubah menjadi ion positif. Atom yang menangkap elektron berubah menjadi ion negatif. Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik-menarik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion terbentuk akibat serah terima elektron. katan ion terbentuk dari logam dan non logam. Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.
Struktur Lewis Penggambaran molekul dua dimensi yang menunjukkan kedudukan atom-atom dalam suatu ikatan melalui distribusi elektron valensi. Setiap atom yang berikatan cenderung memenuhi kaidah oktet untuk setiap jenis atom kecuali atom H (Duplet). • Penyimpangan aturan oktet 54
a.
Oktet tidak sempurna
b.
Jumlah elektron ganjil
c.
superoktet
F. Metode Pembelajaran -
Praktikum ( kelompok )
-
Berdiskusi,Tanya jawab
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Uraian
Pendahuluan Inti
-
Penutup -
Waktu
Siswa mendengarkan informasi tentang tujuan 7 menit pembelajaran Memotivasi siswa agar mampu menggunakan komputer untuk mengatasi suatu masalah Guru menjelaskan bagaimana cara 76 menit menggunakan Software aplikasi kimia pada komputer Siswa dikelompokan menjadi 2 orang perkelompok Setiap kelompok menghadapi 1 buah komputer Setiap kelompok diberi waktu selama 35 menit untuk menggunakan aplikasi kimia pada komputer (jumlah ideal komputer minimal 15 unit ) Selesai menggunakan aplikasi tersebut, siswa 7 menit diharuskan melakukan tes uji kemampuan selama 10 menit Guru langsung menilai hasil tes uji kemampuan yang dikerjakan siswa Guru menyimpulkan hasil kegiatan praktikum dengan kembali menegaskan konsep yang telah dipelajari oleh siswa dari komputer
55
Sumber Belajar
: - Buku Pegangan siswa - Software Aplikasi Kimia ( PowerPoint,Basic,Word dan Excel)
Tempat Belajar Penilaian
: Laboratorium Komputer (TIK) : Terekam pada komputer dan tertulis
Lahat ,Oktober 2009 Mengetahui Kepala MAN Lahat
Yan Hery Darmansyah,S.Pd.MM NIP.197101271997031001
Guru Mata Pelajaran
Agus Sutiono,S.Pd NIP. 196806242005011005
56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah
: MAN Lahat
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas
:X
Semester
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Tahun Pelajaran
: 2009-2010
H. Standar Kompetensi Memahami struktur atom,sifat-sifat periodic unsure, dan ikatan kimia. I. Kompetensi dasar Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen J. Indikator •
Mampu menjelaskan bagaimana suatu unsure untuk
mencapai kestabilan konfigurasi electron menggunakan konsep ikatan ion. K. Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan Software Aplikasi Ikatan Kimia berbasis Multimedia (komputer) Siswa Dapat : 1. menjelaskan bagaimana terjadinya ikatan kovalen 2. menjelaskan Unsur apa saja yang dapat melakukan ikatan kovalen 3. menjelaskan proses penggunaan elektron valensi secara bersama antara 2 unsur non logam
57
L. Materi Pembelajaran Ikatan Kimia
Kestabilan unsur Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai konfigurasi stabil dengan cara menangkap atau melepas sejumlah elektron pada kulit terluarnya. Lambang Lewis Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Ikatan ion dan ikatan kovalen . • Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaaan bersama pasangan
elektron.
Ikatan kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara sesama
nonlogam.
Senyawa
yang
berikatan
hanya
dengan
ikatan
kovalen
merupakan senyawa molekul. Ikatan kovalen dapat berupa: a.
Ikatan kovalen tunggal, yaitu ikatan yang menggunakan sepasang
elektron milik bersama. b.
Ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang menggunakan dua
pasang elektron milik bersama. 58
c.Ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang menggunakan tiga pasang elektron milik bersama. d.
Ikatan kovalen koordinasi
Struktur Lewis Penggambaran molekul dua dimensi yang menunjukkan kedudukan atom-atom dalam suatu ikatan melalui distribusi elektron valensi. Setiap atom yang berikatan cenderung memenuhi kaidah oktet untuk setiap jenis atom kecuali atom H (Duplet). • Penyimpangan aturan oktet d.
Oktet tidak sempurna
e.
Jumlah elektron ganjil
f. superoktet
M. Metode Pembelajaran -
Kooperatif learning model SAVI
N. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Uraian
Pendahuluan Inti
-
Waktu
Siswa mendengarkan informasi tentang tujuan 7 menit pembelajaran Memotivasi siswa agar mampu menggunakan komputer untuk mengatasi suatu masalah Guru menjelaskan bagaimana menggunakan Software aplikasi kimia pada komputer
cara 76 menit
59
-
Penutup -
Siswa dikelompokan menjadi 2 orang perkelompok Setiap kelompok menghadapi 1 buah komputer Setiap kelompok diberi waktu selama 35 menit untuk menggunakan aplikasi kimia pada komputer (jumlah ideal komputer minimal 15 unit ) Selesai menggunakan aplikasi tersebut, siswa 7 menit diharuskan melakukan tes uji kemampuan selama 10 menit Guru langsung menilai hasil tes uji kemampuan yang dikerjakan siswa Guru menyimpulkan hasil kegiatan praktikum dengan kembali menegaskan konsep yang telah dipelajari oleh siswa dari komputer
Sumber Belajar
: - Buku Pegangan siswa - Software Aplikasi Kimia ( PowerPoint,Basic,Word dan Excel)
Tempat Belajar Penilaian
: Laboratorium Komputer (TIK) : Terekam pada komputer dan tertulis
Lahat ,Oktober 2009 Mengetahui Kepala MAN Lahat
Guru Mata Pelajaran 60
Yan Hery Darmansyah,S.Pd.MM NIP.197101271997031001
Agus Sutiono,S.Pd NIP. 196806242005011005
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PTK
61
View more...
Comments