Laporan Akhir Praktikum Tpt Rosela Kelas Ac

December 5, 2016 | Author: Dony Firman Fajariza | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Akhir Praktikum Tpt Rosela Kelas...

Description

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN KOMODITAS ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)

Disusun Oleh:

SYARIFATUL IZZAH (155040200111194) HAIDAR ILHAM (155040201111049) NADIA BUDI LESTARI(155040207111033)

Kelas: AC Kelompok: ROSELA Asisten Kelas: Erizka Dwi Isyanti Asisten Lapang: Zaid

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN Komoditas Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)

Kelompok : Rosela Kelas : AC

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas,

Erizka Dwi Isyanti NIM.

Asisten Lapang,

Zaid NIM.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rosella merupakan tanaman herbal tahunan yang bisa mencapai ketinggian 3-5 meter. Batangnya bulat, tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm. Awalnya, bagi sebagian masyarakat awam, mendengar rosella masih sangat jarang. Wajar memang karena tanaman ini belum begitu populer. Namun, dikalangan para pecinta tanaman obat, rosella adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak khasiat, kini rosella sudah mulai populer di masyarakat. Kepopuleran rosella tak lepas dari peran para pecintanya yang terus memperkenalkannya ke masyarakat. Mulai produk olahannya, khususnya teh rosella, tanaman tersebut semakin populer. Kini, sebagian masyarakat telah cukup mengenalnya bahkan antara mereka ada yang menjadikan sebagai salah satu tanaman koleksi di halaman rumah. Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) adalah tanaman dari keluarga sejenis kembang sepatu. Tanaman ini berasal Afrika dan Timur Tengah. Tanaman perdu ini bisa mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan mengeluarkan bunga berwarna merah. Bagian bunga dan biji inilah bermanfaat baik untuk kesehatan. Saat ini terdapat lebih dari 100 varietas rosella yang tersebar di seluruh dunia. Dua varietas yang terkenal adalah sabdariffa dan altissima webster. Varietas sabdariffa mempunyai kelopak bunga yang dapat dimakan, berwarna merah atau kuning pucat, dan kurang banyak mengandung serat. Sementara itu, varietas altissima webster sengaja ditanam untuk mendapatkan seratnya, karena kandungan seratnya memang tinggi. Namun, kelopak bunga varietas ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Rosella sudah sejak dulu tumbuh liar di pinggir-pinggir hutan, perkebunan, dan sawah di Indonesia. Warna, bentuk, dan ukurannya sedikit berbeda-beda. Ada yang menyebutnya kembang flambosen. Bisa jadi karena warnanya yang mirip dengan buah flambosen. Ada juga yang menyebutnya kembang gandaria,

mungkin karena rasa kecutnya mirip dengan buah gandaria. Ada pula yang menyebutnya pohon asem-aseman.

1.2 Tujuan Praktikum Dengan penanaman rosela ini kita dapat lebih mengetahui lebih mendalam tentang apa itu tanaman rosella dan berapa lama proses penanaman sampai pemanenan serta perawatannya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Rosela di Indonesia Nama latin rosella adalah Hibiscus sabdariffa L. Hibiscus termasuk tanaman tropis yang tumbuh tahunan. Berbagai jenis varietas dari hibiscus tersebar di seluruh dunia termasuk India, Afrika, Sudan, Jamaika, Cina, Filifina, dan Amerika. Nama hibiscus berbeda disetiap negara. Di Australia tanaman ini dikenal sebagai rosella atau buah rosel. Di India, rosela dikenal dengan nama meshta atau chin baung. Di indonesia dikenal sebagai rosela, asam paya, asam susur, dan frambozen. Terdapat berbagai pendapat mengenai daerah asal rosella. Ada yang berpendapat bahawa rosella merupakan tanman asli India yang dibawa ke Malaysia, kemudian dibudidayakan di seluruh negara tropis. Ada juga yang menyatakan ini sudah lama dibudidayakan di Afrika.ahmad dan Van der Vossen mengemukakan kemungkinan rosella berasal dari Afrika tropik, kemungkinan masuk ke Amerika dan Asia pada abad ke – 17. Di Indonesia, nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922. tanaman ini tumbuh subur di sepanjang lintasan rel kereta api Indramayu, Jawa Barat. Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela. Bunga rosella yang bermekaran dipakai sebagai tanaman hias di taman luar ruangan, tanaman pagar, dan tanman hias didalam ruangan berupa bunga rangkai. Negara

Indonesia

berada

didaerah

tropis

yang

banyak

keanekaragaman tanaman yang ada di Indonesia. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman rosella merah yang dalam bahasa latin Hibiscus sabdariffa L.

Budidaya tanaman rosella merah ini sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Tanaman rosella merah memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan. Produk hasil olahan rosella merah ini juga beraneka ragam sehingga dapat memikat masyarakat yang biasa mengkonsumsi produk herbal.Namun pada kenyataannya pembudidayaan rosella merah di Indonesia masih terpusat didaerah-daerah tertentu padahal pembudidayaannya mudah dilakukan.

2.2 Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa) 2.2.1 Klasifikasi Tanaman Menurut Comojime (2008) klasifikasi tanaman rosella sebagai berikut : Tanaman rosella dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio

: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Malvales

Familia

: Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus

: Hibiscus

Spesies

: Hibiscus sabdariffa L.

2.2.2 Karakteristik Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa) Menurut Daryanto-Agrina (2006 ) karakteristik tanaman ini sebagai berikut : a) Batang Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bula tegak, berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter. b) Akar Tanaman Rosella ini mempunyai akar tunggal. c) Daun

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5-8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7. d) Bunga Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. e) Biji Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm.

2.3 Budidaya Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menurut Gunawan (2009) tenik budidaya tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L) sebagai berikut : 1. Persiapan lahan Persiapan lahan untuk menanam rosella sama seperti tanaman tahunan lainnya. Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus diolah terlebih dahulu. Agar perakaran dapat berkembang dengan baik dilakukan pengolahan tanah yang agak dalam. Jika benih langsung ditanam, lubang

tanaman

dapat

dibuat

langsung

pada

saat

tanam

dengan

menggunakan tugal yang terbuat dari kayu bulat berdiameter 20 cm. Tanah dicampur dengan pupuk dasar berupa xx pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik bedengan setinggi 15-20 cm.

1,5 m. Dibuat alur atau

2. Persiapan bahan tanaman Rosella dapat dibiakkan dengan cara vegetatif (setek batang) atau cara generative (biji). Namun perbanyakan tanaman rosella merah biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosella direndam terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru dipilih biji yang tenggelam untuk ditanam.

3. Pembibitan Benih rosella

merah

dapat

langsung

ditanam

di

lapangan

atau

dipindahtanamkan. Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir perlubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan terbaik. 4. Penanaman di polibag Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosella dapat pula ditanam di polibag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam). Media tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan 4:1. Penanaman di polybag memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam di lapangan. 5. Jarak tanam Tanaman rosella yang ditanam dengan jarak yang rapat menyebabkan tanaman saling menaungi sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih tinggi, tetapi produksi kelopak per tanaman menurun. Cabang-cabang yang saling menaungi akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal dengan diameter cabang dan ukuran kelopak bunga lebih kecil serta warna kelopak lebih pucat. Sedangkan cabang bagian atas yang terkena cahaya matahari penuh tidak mengalami gangguan seperti disebutkan di atas. 6. Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk rosella bervariasi antara daerah dan negara. Rosella sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N berpengaruh pada fase awal pertumbuhan rosella karena Nitrogen berperan mendorong pertumbuhan xxi vegetatif, yang berkolerasi dengan produksi kelopak bunga. Namun, pemberian pupuk amonia yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetative menjadi pesat, tetapi produksi buah menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan Kalium mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat kelopak bunga. Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar juga mendorong pembentukan bunga. 7. Pemangkasan Pemangkasan (pengaruh

ditujukan

penghambatan

untuk

ujung

menghilangkan

pucuk

terhadap

dominansi pertumbuhan

apikal tunas

dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping. Jumlah cabang yang banyak akan meningkatkan jumlah daun yang tumbuh. Bunga rosella tumbuh pada ketiak daun, sehingga jumlah daun per tanaman yang besar akan semakin meningkatkan produksi kelopak bunga. Peningkatan jumlah bunga akan menaikkan jumlah kelopak bunga dan biji per hektar. Selain itu pemangkasan akan menghasilkan tanaman yang kompak dengan percabangan yang banyak sebagai tempat tumbuhnya bunga. Untuk meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada umur 2 bulan setelah tanam. 8. Pengendalian hama Sebagai kompetitor cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan setelah tanam. Pada fase awal penanaman, rosella tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 60 hari, rosella tumbuh dengan lambat dan mulai membentuk kelopak serta bakal biji. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Hama tanaman utama yang menyerang rosella adalah nematoda (Heterodera rudicicola) yang menyerang batang dan akar, sementara hama lainnya adalah belalang yang biasa menyerang daun rosella.

2.4 Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas pada Tanaman Rosela Ukuran jarak tanam tergantung daari varietas,waktu tanam,dan kesuburan tanah. Jika tujuan utama penanaman rosella adalah untuk diambil serat maka jarak pertanamannya adalah rapat. Ditinjau dari sudut fisiologi ini diakibatkan oleh pengaruh sinar matahari yang kurang menyinari batang sehingga batang dapat tumbuh lurus dan memanjang lebih cepat ke atas. Jarak bertanam tergantung keadaan tanah, tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organik akan memberikan pertumbuhan yang lebat berbentuk besar tinggi dan berdahan. Untuk mencegah munculnya dahan maka jarak tanam dirapatkan. Jarak tanam yang dianjurkan untuk pertanaman rosella yang diambil seratnya yaitu berukuran 12x12 cm ;15x15 cm; 12,5x15 cm ; 12,5x20 cm, atau 20x20 cm.

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Teknologi Produksi Tanaman dilaksanakan setiap hari Selasa. Praktikum ruang dilaksanakan di Gedung Baru Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ruang 2.3 pada jam ke-3 yaitu pukul 10.30-12.10. Sedangkan

praktikum lapang dilaksanakan dilahan percobaan Jatimulyo

Malang pada pukul 13.30-selesai. Pada Praktikum Teknologi Produksi Tanaman kali ini kelompok kami mendapat komoditas Rosella. Berikut adalah table timeline kegiatan yang telah kelompok kami lakukan selama praktikum : Minggu keI II III IV V VI VII VIII

tanggal

Kegiatan

15 September 2016 20 September 2016 27 September 2016 4 Oktober 2016 11 Oktober 2016 18 Oktober 2016 25 Oktober 2016 3 November 2016

Pendahuluan Pembibitan kastuba Pengambilan sampel tanah Penanaman Perawatan,penyulaman,penyiraman,pemupukan Perawatan,penjarangan,penyiraman Pengamatan,perawatan,penyiraman Pengamatan,perawatan,penyiraman

3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum Teknologi Produksi Tanaman untuk komoditas Rosella yaitu : cangkul dan cangkil untuk pengolahan tanah, cetok untuk membuat lubang tanam, raffia untuk pembatas lahan dan penanda, ember dan gayung sebagai wadah air untuk penyiraman,kamera untuk dokumentasi,bolpoin

dan

form

pengamatan

untuk

mencatat

hasil

pengamatan. Bahan yang digunakan dalam praktikum Teknologi Produksi Tanaman yaitu Bibit rosella varietas Roselit II sebagai objek pengamatan, air untuk menyiram tanaman,PGPR untuk memacu pertumbuhan dan fisioligi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga,SP-36 untuk pemupukan.

3.3 Cara Kerja Kegiatan

yang

pertama

kali,diawali

dengan

pengolahan

lahan.

Pengolahan lahan ini diawali dengan penggemburan tanah dengan cara membalik tanah menggunakan cangkul atau cangkil. Lalu diberi sedikit air agar tidak kering. Kegiatan yang selanjutnya yaitu penanaman. Penanaman dilakukan dengan jarak 75x75cm lalu dibuat tugal untuk selanjutnya ditanami benih rosella varietas roselit II. Setiap lubang tanam diberikan 3 benih lalu ditutup kembali dengan tanah. Agar memudahkan pengamatan diberi penanda untuk mempermudah pengamatan. Apabila tanaman yang ditanam tidak tumbuh maka dilakukan penyulaman dan pengairan kembali. Penyulaman dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam lubang tanam sesuai tanaman yang tidak tumbuh setelah itu ditutup

tanah

dan

dilakukan

pengaplikasian

PGPR

untuk memacu

pertumbuhan dan fisioligi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan. Dan diberikan pemberian pupuk berupa SP-36 untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Cara pemberian SP-36 yaitu dengan penugalan disamping tanaman sekitar 4-5cm lalu ditabur dan ditutup kembali dengan tanah. Setelah semua tanaman tumbuh kegiatan yang dilakukan adalah perawatan. Perawatan dilakukan dengan pencabutan gulma yang ada di sekitar lahan tujuannya untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman rosella untuk mendapat makanan. Selain itu penyiraman yang rutin juga perlu dilakukan. Dan melakukan pengamatan dengan beberapa parameter seperti tinggi tanaman, banyak daun tiap tanaman serta intensitas hama dan penyakit yang ada pada tiap tanaman.

3.4 Parameter Pengamatan Parameter yang digunakan untuk mengamati tanaman Rosella yaitu tinggi tanaman,jumlah daun,jumlah bunga, hama dan musuh alami, serta jumlah indeks penyakit. Masing-masing parameter hanya diambil lima sampel tanaman yang terbaik tujuannya untuk memperoleh data yang bias mewakili semua tanaman yang ada pada baris tanam. 1. Tinggi tanaman Data tinggi tanaman dapat diperoleh dengan cara mengukur tanaman menggunakan penggaris dari batas bawah yang bersentuhan dengan tanah hingga pangkal daun tertinggi. Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan dan sebagai parameter untuk menilai pengaruh lingkungan dan merupakan parameter paling mudah untuk diamati. 2. Jumlah daun Pengamatan jumlah daun sangat diperlukan untuk indicator pertumbuhan serta kemampuan tanaman untuk bertahan hidup pada suatu lingkungan. Karena daun merupakan bagian yang sangat penting untuk tanaman terutama sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Jumlah daun dihitung secara manual dengan melihat banyaknya daun yang muncul pada tangkai. 3. Jumlah hama dan musuh alami Pengamatan hama dan musuh alami digunakan sebagai indikator seberapa besar tanaman rusak yang disebabkan hama. Selain itu juga sebagai pengamatan dan penilaian serangan penyakit pada tanaman. 4. Intesitas penyakit Pengamatan intensitas digunakan sebagai parameter ketahanan tanaman terhadap gangguan dari luar. Gangguan yang dimaksud bisa dari serangan hama atau penyakit. Adanya kerusakan dari bagian tanaman dibandingkan dengan bagian tanaman yang sehat. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui berapa intensitas tanaman yang terkena penyakit.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF