Laporan Akhir Head Loss

September 18, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Akhir Head Loss...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng

Untuk mengalirkan mengalirkan fluida dari tempat tempat yang satu ke tempat yang lain diperlukan diperlukan suatu  peralatan. Selain peralatan utama yang digunakan, ada bagian-bagian yang tidak kalah  penting dimana dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-peristiwa peristiwa-peristiwa yang dapat mengurangi efisie efisiensi nsi kerja kerja yang diingi diinginka nkan. n. Bagian Bagian dari dari perala peralatan tan ini dapat dapat berupa berupa pipa-p pipa-pipa ipa yang yang dihubungkan. Dalam menggunakan pipa yang harus diperhatikan adalah karakteristik dari fluida yang digunakan, misalnya : sifat korosi, explosive explosive,, racun, suhu dan tekanan. Apabila fluida flu ida dilewa dilewatka tkan n ke dalam dalam pipa pipa maka maka akan terjad terjadii geseka gesekan n antara antara pipa pipa dengan dengan fluida fluida tersebut. Besarnya gesekan yang terjadi tergantung pada kecepatan, kekerasan pipa, diameter  dan viskositas fluida yang digunakan. Bentuk-bentuk kerugian energy pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam pipa. Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya gesekan dengan dinding,  perubahan luas penampang, sambungan, katup-katup, belokan pipa dan kerugian-kerugian khusus lainnya. Pada belokan atau lengkungan kerugian energy aliran yang terjadi lebih  besar dibandingkan dengan pipa lurus hal ini lah yang dinamkan head loss. Besarnya head loss yang dipengaruhi dalam pipa yaitu debit. Dimana debit adalah  banyaknya volume zat cair( fluida) yang dialirkan ke dalam pipa tiap satuan waktu. Untuk lebih mengetahui tentang pompa beserta bagian-bagiannya, apa saja faktor –faktor  yang mempengaruhi head loss yang loss yang terjadi pada pipa, cara kerja pompa, serta perhitungan  pada tiap katub. Maka dari itu, dilakukan praktikum rugi-rugi aliran

1.2 Tujua Tujuan n

Adapun tujuan dilakukan nya praktikum rugi rugi aliran ini adalah sebagai berikut: 1. Meng Menget etah ahui ui nil nilai koef koefis isiien ,min minor or losses losses   pada belok okaan knee knee   90 ͦ . Suddenly constraction dan constraction  dan expantion.

 

2. Menget Mengetahui ahui pengaruh variasi kecepatan kecepatan aliran rata rata terhadap terhadap koefisien koefisien minor  losses. 1.3 Manfa Manfaat at

Adapun manfaat yang didapatkan dari praktikum rugi rugi aliran yaitu sebagai berikut: 1. Dapat Dapat meng menget etahu ahuii nilai nilai koefi koefisi sien en ,minor , minor losses  losses  pada belok belokan an knee knee   90 ͦ . Suddenly constraction dan constraction  dan expantion. 2. Dapat mengetahui pengaruh variasi kecepatan aliran rata rata terhadap koefisien minor losses. 1.4 Batasan Batasan Masala Masalah h

Adapun batasa masalah pada praktikum rugi rugi aliran yaitu sebagai berikut: 1. Mengg Menggun unaka akan n tig tigaa pom pompa. pa. 2. Meng Menggu guna naka kan n tiga iga ins insta tallas asii deng dengan an geom geomet etri ri yang yang ber berbeda beda,, yai yaitu knee knee 90, 90, constraction dan expantion.

1.5 Sistematika Sistematika Penulisan Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang,tujuan,manfaat,batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori umum,teori khusus dan berisi alat ukur. BAB III METODOLOGI Berisi diagram alir,alat dan bahan,prosedur praktikum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi data hasil percobaan,perhitungan dan grafik serta pembahasan.

BAB V PENUTUP

 

Berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

BAB II DASAR TEORI

2.1 Teori umum Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang  bekerja atas dasar mengkonversikan mengk onversikan energi mekanik menjadi energi kinetik. Energi mekanik  yang diberikan alat tersebut digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian). Pada umumnya pompa digerakkan oleh motor, mesin atau sejenisnya. Banyak faktor  yang menyebabkan jenis dan ukuran pompa serta bahan pembuatnya berbeda, antara lain  jenis dan jumlah bahan cairan tinggi dan jarak pengangkutan pen gangkutan serta tekanan yang diperlukan dan sebagainya. Dalam suatu pabrik atau industri, selalu dijumpai keadaan dimana bahan-bahanyang diol diolah ah dipi dipind ndah ahka kan n da dari ri suat suatu u temp tempat at ke kete temp mpat at ya yang ng la lain in at atau au da dari ri suat suatu u te temp mpat at  penyimpanan ketempat pengolahan maupun sebaliknya. Pemindahan ini dapat juga dimaksudkan unuk membawa bahan yang akan diolah dari sumber dimana bahan itu diperoleh. Kita tahu bahwa cairan dari tempat yang lebih tinggi akan sendirinya mengalir ketempat yang lebih rendah, tetapi jika sebaliknya maka  perlu dilakukan usaha untuk memindahkan atau menaikkan fluida, alat yang lazim digunakan adalah pompa.[1]  Pemindahan Pemin dahan fluida dengan menaikkan menaikkan tekanan tekanan pada pompa adalah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain hambatan Kecepatan ini terjadi karena aliran flui fluida da dida didala lam m ta tabu bung ng at atau au pipa pipa memp mempun unya yaii ke kece cepat patan an te tert rten entu tu,, maka maka po pomp mpaa harus harus memberikan tekanan yang diinginkan. Hambatan Gesekan hambatan ini terjadi pada gesekan sepanjang pipa-pipa yang dilaluinya.

 

2.2 Teori khusus

Dasar teori dari praktikum rurgi-rugi aliran sebagai berikut. 2

2.2.1Pompa

Pompa adalah mesin atau peralatan mekanik yang digunakan untuk melihat aliran dari dataran rendah ke dataran dataran tinggi tinggi dan untuk mengalirkan mengalirkan cairan dari daerah bertekanan bertekanan rendah ke daerah bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada sistem jaringan  perpipaan. Hal ini diacapai dengan membuat suatu tekanan yang mudah pada sisi masuk dan tekanan yang tinggi pada keluar dari pompa. Pada prinsipnya pompa mengubah energy mekanik menjadi motor menjadi energy aliran fluida.Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengetahui tekanan tekanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.Pompa juga digunakan pada proses proses yang membutuhkan tekanan hidrolik hidro lik yang besar. Dalam operasi mesin mesin mesin besar membutuhkan membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan hisap yang rendah. [2] Per Perform formaa

su suat atu u

pom pompa

par paramet ameter er

yang yang

har harus

di dipe perh rhat atik ikan an

adal adalah ah

debi debitt

menumbuhkan banyaknya volume zat cair yang dapat dialirkan pompa. Hubungan debit  performa dan head yang dihasilkan bias disajikan dalam bentuk grafik yang disebut karakteristik pompa. Dapat dilihat pada Gambar 2.1

 

Gambar 2. 1 Pompa Mengalirkan Air Ketempat Tinggi [2]

2.2.2 Klasifikasi Pompa

Pompa Pom pa dibagi dibagi berdas berdasark arkan an head head atau berdasarkan debit. Klasifikasi pompa dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2. 2  Klasifikasi Pompa[2]

 Positive displacement pump  pump  bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada  pompa. Pompa energi kinetik pada volume fluida yang dari inlet  sampai  sampai outlet. Non Positive displacemen displ acementt pump adalah pompa  pompa  yang beroperasi dengan menghasilakan kecepatan fluida yang berkecepatan sangat tinggi. Jenis pompa non positive displacement pump ini pump  ini memiliki efisiensi yang rendah dan tidak dianjurkan untuk industri. 2.2.3 Macam Macam Pompa

Macam macam pompa sebagai berikut yaitu: 1. Pom Pompa pa Din Dinam amik ik ( Non  Non Positive Displacement Pump) Pump) Pom Po mpa

dinamik

bisa

terba bag gi

menjadi

beb ebeerapa

macam

yaitu

pompa

sentrifugal,pompa aksial,dan pompa special efek (special efek pump). Pompa ini beroperasi

 

dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui penambahan penampang aliran fluida.

a. Pompa Sentrifugal

Tersus Ter susun un atas sebuah impeler   dan salu salura ran n in inle lett ditengah tengahnya. Dengan desain ini maka saat impeler berputar,fluida mengalir pada casing disekitar impeler sebagai akibat dari gaya sentrifugal[3]. Pompa sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2. 3 Pompa Sentrifugal[3] b. Pompa Aksial

Pompa aksial disebut juga dengan pompa impeler. Pompa ini menghasilkan sebagian besar tekanan dan  propeller  serta  serta gaya lifting  dan  dan sudut terhadap fluida. Pompa ini  banyak digunakan pada system saluran dan drainase serta irigasi[3]. Pompa aksial vertikal lebih umum digunakan, akan tetapi pompa horizontal aksial lebih digunakan untuk debit aliran fluida yang besar. Pompa aksial dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2. 4 Pompa Aksial[3] c. Pompa Spesial Effect  Spesial Effect 

 

Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Sistem kerja venture vent ure dan nozzle nozzle dikonversikan  dikonversikan energi tekanan dari fluida gerak menjadi energi gerak [3]. Pompa special effect dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2. 5 Injector Pump[3] d. Pompa Pompa Hydraulic  Hydraulic  Ram  Ram

Pompa hydraulic hydraulic  ram ram adalah  adalah pompa air yang siklusnya menggunakan tenaga hydro (hydrolic Power). Pompa hydraulic ram dapat ram dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2. 6 Pompa Hydraulic[3] e. Pompa Elektromagnetik

Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan  jalan menggunakan gaya elektromagnetik atau menggunakan sumber listrik. Pompa elektromagnetik dapat dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2. 7 Pompa Elektromagnetik [3]

 

Pompa Positive Pompa  Positive Displacement  Pompa ini bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume fluida tetap dan sisi inlet menuju titik outlet pompa [4]. Tipe tipe tipe pompa pompa  positive displacement   adalah sebagai berikut : a.

Tipe Rotary Pompa jenis ini memindahkan fluida kerja melalui mekanisme rotasi dengan

cara menimbulkan efek volume. Berikut adalah macam macam pompa tipe rotary rotary yaitu:  yaitu: 1) Pompa Roda Roda Gigi Gigi Interna Internall Pompa ini menggunakan dua roda gigi sebagai penggerak fluida bekerjanya yang mengalir melalui celah celah roda gigi dengan dinding rumahnya, disebut pompa karena fluida yang dialirkannya dialirkannya berupa cairan. Pompa roda gigi internal internal dapat dilihat pada Gambar 2.8

Gambar 2. 8 Pompa Roda Gigi Internal[4]

Prinsip kerja dari pompa roda gigi internal dapat dilihat pada Gambar 2.9

Gambar 2. 9 Prinsip Kerja Pompa Roda Gigi Internal[4]

 

2) Pompa Pompa Roda Roda Gigi Gigi Ekster Eksternal nal Pompa ini juga menggunakan dua roda gigi asli. Pompa roda gigi eksternal dapat dilihaat pada Gambar 2.10

Gambar 2. 10 Pompa Roda Gigi Eksternal [4]

3) Pompa Screw Screw (Ulir)  (Ulir) Pomp Pompaa

ulir ulir

pe pert rtam amaa

ka kali li

dike dikemb mban angk gkan an

ol oleh eh

Ar Arch chim imed edes es,,

de deng ngan an

menggunakan satu buah ulir untuk memindahkan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi. Pompa screw Pompa screw dapat  dapat dilihat pada Gambar 2.11

 

Gambar 2. 11 Pompa Screw (Ulir)[4]

4) Pr Prog ogre ress ssiv ivee Carit Carityy Pump Pump Pompa ini dapat digunakan pada berbagai macam jenis fluida kerja dari yang encer ke kental. Progressive kental. Progressive carity pump dapat pump dapat dilihat pada Gambar 2.12

 

  Gambar 2. 12 Progressive Carity Pump[4]

5)  Rotary Lope  Lope  Pump dan Pump dan Piston Pump Piston Pump Pompa Pom pa rotary lope  lope  mirip dengan pompa roda gigi,hanya saja menggunkan rotor berbentuk keeping. Putaran dari rotor ini menimbulkan ruang kosong sehingga fluida dapat masuk kedalamnya dan ikut berpindah. Pompa rotary lope dapat lope dapat dilihat pada Gambar 2.13

Gambar 2. 13  Rotary Lope Pump[4]

Seda Sedang ngka kan n rot rotary ary piston piston pump pump  ad adal alah ah penge pengemb mban angan gan da dari ri po pomp mpaa rotary rotary   lope lope.. Bentuk dari rotary piston pump dapat pump dapat dilihat pada Gambar 2.14

[4]

Gambar 2. 14  Rotary Piston Pump

6)

Vane pump Pompa Pom pa jenis jenis ini menggun menggunakan akan silind silinder er di bagian bagian motor. motor. Bentuk Bentuknya nya dapat dapat

dilihat pada  pada Gambar 2.15

 

Gambar 2. 15 Vane Pump[4]

7) Pompa Pompa pe peri rist stat atik  ik  Pompa jenis ini menggunakan jenis pompa mrip dengan gerakan peristatik   pada kerangka. Pompa peristatik dapat dilihat pada Gambar 2.16

Gambar 2. 16 Pompa peristatik [4]

 b.

Tipe Reciprocating  Tipe Reciprocating  Tipe ini menggunakan piston yang bergerak maju munur sebagai komponen

kerjanya. Berikut macam macam pompa reciprocating  yaitu:  yaitu: 1)

Piston pump Pompa Pom pa piston piston ini menggun menggunaka akan n piston piston untuk untuk menghi menghisap sap dan mendor mendorong ong

fluida kerjanya. Pompa piston dapat dilihat pada Gambar 2.17

Gambar 2. 17 Piston pump[5]

2)

Plunger Pump ump

 

 Plunger pump  pump  sama dengan jenis piston, akan tetapi bagian pompa yang mendorong tidak secara penuh memenuhi ruangan silinder. Perbedaannya dapat dilihat pada Gambar 2.18

Gambar 2. 18 Perbedaan Piston Pump dan Plunger Pump [5]

3) Pom Pompa Diaf Diafra ragm gmaa Mirip dengan piston tetaapi komponen yang bergerak adalah difragma difragma   yang terhub terhubung ung dengan dengan engkol engkol pengger penggerakn aknya. ya. Bentuk Bentuk pompa pompa dif difrag ragma ma dapat dapat dilihat dilihat pada pada Gambar 2.19

Gambar 2. 19  Pompa Diafragma[5]

4) Swas Swash h Plat late Pump Pump Pompa Pom pa jenis jenis ini adalah adalah pompa pompa penyeim penyeimban bang g dari dari bentuk bentuk pompa pompa piston piston.. Bentuk dari swash dari swash plate pump dapat pump dapat dilihat pada Gambar 2.20

  Gambar 2. 20  Swash Plate Pump[5]

 

1.1

2.2.4 Karakteristik Pompa Berdasarkan Head 

Setiap pompa yang dibuat oleh produsen memiliki karakteristik yang berbeda beda sesuai dengan fungsi dan desain pembuatannya. pembuatannya. Hal ini dipengaruhi dipengaruhi oleh ukuran besar dan desain pompa,diameter,serta putarannya. Karakteristiknya ditunjukkan melalui kurva hed vs debit yang dapat dilihat pada Gambar 2.21.

  Gambar 2. 21 Kurva head vs Flow rate[6]

Selain Selai n itu dapat juga dilihat dari kurva head vs capacity  capacity   dengan diameter diameter impeller   bervariasi . Dapat dilihat pada Gambar 2.22

  Gambar 2. 22  Head vs Capacity Pompa dengan Diameter Impeller [6]

Begitu Begit u pula perbandingan perbandingan antara antara head vs capacity dengan capacity  dengan putaran poros bervariasi yang dapat dilihat pada Gambar 2.23

 

Gambar 2. 23 Head vs Capacity Diafragma Capacity  Diafragma Putaran Poros[6]

Variasi pompa diatas memang kurang lazim. Namun di dunia industri merupakan hal yang lumrah. Pada pembangkit misalnya pompa utama yang mensuplay air menuju boiler  dapat divariasikan supaya kinerja pompa bejalan maksimal.

2.2.5 Klasifikasi Pompa Sentrifugal Menurut Jumlah Tingkatannya

Klasifikasi pompa sentrifugal menurut tingkat yaitu sebgai berikut: 1. Pompa Pompa Satu Satu Ting Tingkat kat Pompa ini hanya mempunyai satu impeller.  Head   total yang ditimbul ditimbulkan kan hanya  berasal dari satu impeller  saja  saja jadi relative lebih rendah menghasilkan head total. Pompa satu tungkat dapat dilihat pada Gambar 2.24

  Gambar 2. 24  Pompa Sentrifugal Sentrifugal Satu tingkat[6]

2. Pompa Pompa Bertin Bertingkat gkat Banya Banyak  k  Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang secara bertingkat pada satu poros. Pompa sentrifugal bertingkat banyak dapat dilihat pada Gambar 2.25

Gambar 2. 25  Pompa Bertingkat Banyak [6]

 

2.2.6 Bagian Bagian Pompa Sentrifugal

Bagian-bagian dari pompa sentrifugal yang berfungsi mengubah energy mekanik  menjad men jadii energi energi fluida fluida menggunak menggunakan an energi energi putar putar atu rotasi. rotasi.

Bagian Bagian bagian pompa pompa

sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.26

Gambar 2. 26  Bagian Bagian Pompa Sentrifugal Sentrifugal[7]

Keterangan: a. Stuffing box berfungsi box berfungsi untuk mencegah kebocoran.  b.  Packing  untuk  untuk mencegah bocor dari casing. c. Shaft  untuk  untuk meneruskan momen punter dari casing. d. Shaft Steeve untuk Steeve untuk melindungi panas dan erosi e. Vane Vane untuk  untuk tempat berlalunya cairan. f. Casing  bagian  bagian luar pompa utuk melindungi pompa. g.  Eye Of impeller  bagian  bagian sisi masuk  h.  Impeller  untuk  untuk mengubah energy mekanis dan kecepatan. i.

Casing Wear Ring  untuk  untuk memperkecil kebocoran

 j.  Bearing  untuk  untuk bantalan poros k.  Discharge Nozzle untuk Nozzle untuk menambah kecepatan aliran.

 

2.2.7 Head Pompa

Head pompa adalah sebuah saluran linier vertical untuk menunjukkan ketinggian maksimum sebuah pompa spesifik saat fluida menuju outlet.Jikaada dua pompa yang identic memompa fluida yang berbeda massa. Perbedaan tekanan pompa pada fluida berbeda dapat dilihat pada Gambar 2.27

Gambar 2. 27  Tekanan Keluaran Pompa pada Variasi Fluida[7] 2.2.8 Head Losses Pada

Pipa

 Head losses pada losses pada pipa adalah sebagai berikut: 1. Head Losses Losses Mayor Mayor Untuk menghitung kerugian gesek anatar dinding pipa dengan aliran kedua fluida tanpa adanya perubahan luas permukaan didalam pipa.

Dapat memakai rumus berikut:

 Hf = fx

 10,67 x Q 1,85

C   x d

1,85

4,87

[8]   xL ……………………………….…(2.1) ……………………………….…(2.1)

 Keterangan: Hf 

= Kehilangan tekanan/ head loss (m)

C

= Ko Koefisien pi pipa (Pip Pipa PV PVC, PE PE, PP PPR = 150)

Q

m = Debit air (   ) s

3

 

d

= Diameter pipa (mm)

L

= Panjang instalasi pipa (m)

2. Head Head Loss Loss Mino Minorr  Head loss minor  secara  secara umum dengan rumus sebagai berikut: 2

  Hf =k x

 v ………………………….....………….(2.2)[8] 2g

Keterangan : Hf

= Head loss Minor loss Minor (m)

k

=Besarnya minor head loss

v

=Kecepatan rata rata (m/s)

g

=Gaya gravitasi (

m 2

)

s Untuk menghitung debit dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: Q=

V  ………………………………………..............................(2.3)[8]  A

Keterangan : 3

m  ¿ s

Q

=Debit (

V

=Kecepatan aliran ( m / s )

A

=Luas penampang ( m 2)

2.2 .2.9 .9

VV-No Nottch Weir 

V-notch weir  adalah   adalah alat untuk mengukur debit aliran air dengan memanfaatkan naiknya permukaan air sebagai akibat dari bertambahnya debit aliran yang melalui saluran. Alat tersebut secara sederhana digambarkan sebagai sebuah "cek dam" dengan alur yang  berbentuk "V". Aliran yang diukur dilewatkan dalam saluran “V" tersebut. Jika debit aliran  bertambah maka tinggi permukaan air dalam da lam saluran “V" bertambah. Ketinggian permukaan air tersebut dijadikan parameter untuk menghitung besarnya debit yang melewati saluran.

 

Secara Sec ara sederh sederhana ana besarn besarnya ya debit debit air yang yang melewa melewati ti V-natc V-natch h dirumu dirumuska skan n dengan dengan  persamaan berikut.

Q= ( k )

 8 15

( )

 x √ 2 g tan

 θ

5 2

 H    .................................................(2.4)[8]

2

Keterangan : 3

2.3

Q

m = Debit aliran (   ) s

g

= Gravitasi (

Ɵ H

= sudut padat takikan (notch notch)) = Ketinggran air padat takikan v-notch weir  (m)  (m)

K

= Konstanta v-nocth

m s

2

 )

Teori Alat Ukur

Teori alat ukur yang digunakan pada praktikum rugi-rugi aliran yaitu sebagai berikut: 1. Mano Manome mete ter  r  Manometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup. Manometer dapat dilihat pada Gambar 2.28

Gambar 2.28 Manometer [3]

2. Mist Mistar ar

 

Al Alat at uk ukur ur pa panj njan ang g yang yang digu digunak nakan an un untu tuk k meng menguk ukur ur ketin ketinggi ggian an ai airr pa pada da ba bak  k   penampungnya. Mistar dapat dilihat pada Gambar 2.29

Gambar 2. 28 Alat Ukur Mistar [3]

3. Rota Rotame mete ter  r  Merupakan Merupa kan alat untuk mengukur mengukur tingkat aliran aliran dalam tabung tertutup. tertutup. Mengukur   berbagai laju aliran luas penampang fluida bergerak. Rotameter dapat dilihat pada Gambar 2.30

Gambar 2.30  Rotameter [3]

2.4 Parameter

Pada praktikum ini ada parameter yang dapat digunakan sebagai berikut. 1. Tekanan ( pressure)  pressure) Persamaan sistematis yang digunakan pada tekanan sebagai berikut:

 

 P= ρair ( cairan ) . g . ∆ h..............................................................(2.5) [8] Keterangan : 

P 

= Tekanan (Pa) = Massa jenis cairan (

  ρ cairan cairan 

m

 kg m

3

 )

)



g

= Gaya gravitasi (



Δh

= Perubahan tinggi yang terjadi (m)

s

2

Debit Persaaan sistematis yang digunakan pada debit sebagai berikut:

( )

Q= 4,28 .Cc. tan

 θ

2

5 2

. H   ........................................................(2.6)[7]

Keterangan : 3



Q

m = Debit (   ) s



Cc

= Koefisien



  θ 



H

= Sudut takik  = Ketinggian permukaa air (m)

1.  Head Losses Mayor Untuk menghitung kerugian gesek anatar dinding pipa dengan aliran kedua fluida tanpa adanya perubahan luas permukaan permukaan didalam pipa. Persa Persamaan maan yang digunakan digunakan sebagai  berikut.

 10,67 x Q

 Hf = fx C   x d 1,85

1,85

4,87

[8]

  xL ……………….............…...................…(2.7)

 

 Keterangan: 

Hf 

= Kehilangan tekanan/ head loss (m)



C

= Koef efiisien p piipa (P (Pipa PV PVC, PE PE, PPR PPR = 1 15 50)



Q

= Debit air ( m   ) s



D

= Diameter pipa (mm)



L

= Panjang instalasi pipa (m)

3

2. Head Head Loss Loss Mino Minorr Persamaan sistematis yang digunakan pada head loss minor  sebagai  sebagai berikut:

2

  Hf =k x   v …………………..........……......................…........(2.8)[8] 2g Keterangan : 

Hf

= Head loss Minor loss Minor (m)



k

=Besarnya minor head loss



V

=Kecepatan rata rata (m/s)



g

=Gaya gravitasi (

m s

2

)

3. Kece Kecept ptan anan an ali alira ran n Persamaan sistematis yang digunakan pada kecepatan kecep atan aliran sebagai berikut:

V =

Q [8] …………………...............…………………….................(2.9)  A

Keterangan :

 

3



Q

m =Debit (   ¿ s



v

=Kecepatan aliran ( m / s )



A

=Luas penampang ( m

2

)

 

 

BAB III

METODOLOGI 3.1 Dia Diagra gram m Alir Alir

Diagram alir pada percobaan ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1

Mulai

Studi Literatur

Persiapan alat Dan bahan

Pengujian Karakterisk

Hasil Dan Pembahasa n

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir 

 

3.2 Peran Perangkat gkat Percobaan Percobaan

Perangkat percobaan pada praktikum ini dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3. 2 Perangkat Percobaan

Keterangan : 1.Rangka

5.Bak penampung air  

2.Katup

6.Saklar  

3.Pompa

7.Manometer  

4.Pipa

8.Rotameter   Pompa yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Model

: GP-125

Tegangan

: 60 Hz

Frekuensi

: 120 Hz

Daya Keluar

: 400 W

Daya Masukan Tinggi Hisap

: 6 PS/450 W :9m

Tinggi Potong

: 30 m

Tinggi total max

: 39 m

Kapasitas

: 300 / min

Pipa Hisap

: 1 inch

Suhu Cairan

: 35 0 C

Instalasi

: 13

PPN

: 2350

 

3.3 Ala Alatt Dan Dan Bahan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 3.3.1 Alat

yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Penggaris Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian manometer. Dapat dilihat  pada Gambar 3.3

Gambar 3. 3  Penggaris

2. Pompa Mesin atau peralatan mekanik yang digunakan untuk menaikan fluida dari tempat rendah ke tempat tinggi. Dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3. 4  Pompa

3. Katup Katup dalam praktikum ini digunakan sebagai pengendali, yaitu membuka atau menutup aliran fluida. Dapat dilihat pada Gambar 3.5.

 

Gambar 3. 5  Katup

4. Pipa Pipa digunakan sebagai saluran keluar masuknya air kedalam percobaan. Dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3. 6 Pipa

5. Pena Penam mpung pungan an ai air  Digunakan sebagai penampungan air saat proses fluida dialirkan oleh pompa. Dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3. 7  Penampungan Air 

 

6. Samb ambun ung gan L Digunakan untuk membelokkan pipa dengan sudut 90 o sesuai dengan arah yang di inginkan. Dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3. 8 Sambungan L

7. Rotameter  Digunakan untuk mengatur debit arah aliran arus yang masuk kedalam pipa. Dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3. 9  Rotameter 

8. Manomater  Digunakan untuk mengukur ketinggian air ( ∆h ). Dapat dilihat pada Gambar  3.10.

Gambar 3. 10 Manometer 

 

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Air   Air digunakan sebagai fluida uji untuk mencari nilai debit air ataupun head loss. loss. Dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3. 11 Air 3.4 Instalas Instalasii Pipa

 Pada praktikum ini terdapat 3 instalasi pipa yang digunakan, antara lain instalasi 1, instalasi 2 dan instalasi 3. 3.4.1 Instalasi 1

Pada instalasi ke 1 ini terdapat pengecilan diameter pipa yang digunakan, yaitu dari pipa 3/4 inchi ke 1/2 inchi. Dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3. 12  Instalasi 1

 

3.4.2 Instalasi 2

Pada instalasi ke 2 ini terdapat pembesaran diameter pipa yang digunakan, yaitu dari pipa 3/4 inchi ke 1 inchi. Dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3. 13 Instalasi 2 3.4.3 Instalasi 3

Pada instalasi ke 3 ini ukuran diameter pipa yang digunakan 3/4 inchi, sama sampai ke ujung pipa dengan diberikan halangan atau belokan 90°. Dapat dilihat  pada Gambar 3.14.

Gambar 3. 14  Instalasi 3

 

3.5

Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum yang dilakukan pada praktikum ini sebagai berikut: 3.5.1 Prosedur Pengambilan Data Instalasi 1

Prosedur pengambilan data yang dilakukan pada instalasi 1 adalah sebagai  berikut: 1.

Memper Mempersia siapka pkan n alat dan dan bahan yang yang akan akan diperl diperluka ukan n untuk untuk praktiku praktikum m

2.

Menghubungkan Menghubungkan kabel pompa kesumber kesumber listrik. listrik. Dapat dilihat dilihat pada Gambar Gambar 3.15.

Gambar 3. 15  Menghubungkan Kabel Pompa

3.

Menghi Menghidup dupkan kan pompa pompa dengan dengan manaik manaikan an saklar saklar pompa. pompa. Langkah Langkah penghi penghidupa dupan n saklar ini dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3. 16  Menghidupkan Saklar 

4.

Buka katup katup 1 hingga hingga penuh penuh dengan dengan katup katup 2 dan 3 tertutup. tertutup. Dapat dilihat dilihat pada pada Gambar 3.17.

Gambar 3. 17  Membuka Katup

 

5.

Atur Atur debit debit pada 25, 25, 30, dan 35 35 L/meni L/menitt dengan dengan mengat mengatur ur katup katup dan lihat lihat rotameter. Dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3. 18  Mengatur Debit

6.

Ukur Ukur keting ketinggia gian n air pada pada manomet manometer. er. Dapat Dapat dilih dilihat at pada pada Gambar Gambar 3.19. 3.19.

Gambar 3. 19  Mengukur ketinggian Air 

7.

Catat hasil pada tabel tabel yang yang telah telah disiapkan. disiapkan. Dapat dilihat dilihat pada pada Gambar Gambar 3.20. 3.20.

Gambar 3. 20 Catat Hasil pada tabel

 

3.5.2 Prosedur Pengambilan Data Instalasi 2

Prosedur pengambilan data yang dilakukan pada instalasi 2 adalah sebagai  berikut: 8.

Buka katup katup 2 hingga hingga penuh penuh dengan dengan katup katup 1 dan 3 tertutup. tertutup. Dapat dilihat dilihat pada pada Gambar 3.21.

Gambar 3. 21  Membuka Katup

9.

Atur Atur debit debit pada 25, 25, 30, dan 35 35 L/meni L/menitt dengan dengan mengat mengatur ur katup katup dan lihat lihat rotameter. Dapat dilihat pada Gambar 3.22.

Gambar 3. 22  Mengatur Debit

10. Ukur ketinggia ketinggian n air pada manometer. manometer. Dapat Dapat dilihat dilihat pada Gambar Gambar 3.23.

Gambar 3. 23  Mengukur ketinggian Air 

 

11. Catat hasil hasil pada tabel yang yang telah disiapkan disiapkan.. Dapat dilihat dilihat pada Gambar Gambar 3.24.

Gambar 3. 24  Catat Hasil Hasil pada tabel 3.5.3 Prosedur Pengambilan Data Instalasi 3

Prosedur pengambilan data yang dilakukan pada instalasi 3 adalah sebagai  berikut: 12. Buka katup 3 hingga penuh dengan katup 1 dan 2 tertutup. Dapat dilihat dilihat pada Gambar 3.25.

Gambar 3. 25  Membuka Katup

13 13.. Atur debit debit pada 25, 30, 30, dan 35 L/menit L/menit dengan dengan mengatur mengatur katup dan lihat lihat rotameter. Dapat dilihat pada Gambar 3.26.

Gambar 3. 26  Mengatur Debit

 

14. 14. Ukur ketingg ketinggian ian air pada manomet manometer. er. Dapat dilihat dilihat pada pada Gambar Gambar 3.27.

Gambar 3. 27  Mengukur ketinggian Air 

15. 15. Catat hasil hasil pada tabel tabel yang telah telah disiapkan. disiapkan. Dapat dilihat dilihat pada pada Gambar 3.28

tabel. Gambar 3. 28  Catat Hasil pada tabel.

 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Percobaan Data percobaan yang didapatkan didapatkan setelah pengujian head loss adalah sebagai sebagai

 berikut:   4.1.1 Data Percobaan Instalasi 1

Dataa percob Dat percobaan aan yang yang didapa didapatka tkan n pada pada intalas intalasii 1 yang yang mengal mengalami ami  pengecilan pipa (3/4 inch – ½ inch) adalah sebagai berikut. Yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4. 1  Data Percobaan Instalasi 1 Yang Mengalami Pengecilan Pipa (3/4 inch  – ½ inch)

 N

Debit

ΔH (cm)

O 1 2 3

25 30 35

4,5 6,0 8,5

  4.1.2 Data Percobaan Instalasi 2

Data percobaan yang didapatkan pada instalasi 2 yang mengalami  pembesaran pipa (3/4 inch – 1 inch) adalah sebagai berikut. Yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4. 2  Data Percobaan Instalasi 2 Yang Mengalami Pembesaran Pipa (3/4 inch – 1 inch)

 N

Debit

ΔH (cm)

O 1 2 3

25 30 35

4,5 5,0 5,5

  4.1.3 Data Percobaan Instalasi 3

Data percobaan yang didapatkan pada instalasi 3 dengan diameter   pipa (3/4 inch) dan dengan belokan 90° adalah adalah sebagai berikut. Yang dapat dilihat pada Tabel 4.3

 

Tabel 4. 3  Data Percobaan Instalasi 3 Dengan Diameter Pipa (3/4 inch) Dengan Dengan Belokan 90°

 NO 1 2 3

Debit 25 30 35

ΔH (cm) 14,5 16 20

4.2 Perhitungan

Perhitungan dari data yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:   4.2.1 Perhitungan Pada Percobaan Instalasi 1

Perhitungan pada percobaan instalasi 1 adalah sebagai berikut :

Diketahui: A : 0.000284875 m2 Q1 : 25 lpm = Q2 : 30 lpm = Q3 : 35 lpm =

25 / 1000 60 30 / 1000 60 35 / 1000 60

 =0.000416 m3/s  =0.0005 m3/s  =0.000583 m3/s

Ditanya : V, Δp,hm,k? Jawab : 

Data ke -1 V1 =

Q1 0.000416 m 3 / s  = 1,4602 m/s  = 0.000284875 m 2  A

Δp = ρair. g. Ah3 = 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,045 m = 440,118 N/m2

440,118 N  /  / m 2  Δp   kg Hm =  =  = 0,045 m .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 1,4602 m / s ) 2 V  2  2  = 0,0048953  = (0.045 m). K = hm.  m ) 2. g 2. ( 9,8 s2 

Data ke -2 V2 =

0.0005 m 3 / s Q2  = 1,755 m/s  = 0.000284875 m 2  A

 

Δp = ρair. g. Ah3 3

2

2

= 998 kg/m  . 9,8 m/s  . 0,06 m = 586,824 N/m 586,824  N / m 2  Δp   kg  = Hm =  = 0,06 m .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 1,755 m / s ) 2 V  2  2  =(0,06m). K = hm.   m  = 0,00943 2. g ) 2. ( 9,8 s2 

Data ke -3 V3 =

0.000583 m 3 / s Q3  = 2,0465 m/s  = 0.000284875 m 2  A

Δp = ρair. g. Ah3 = 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,085 m = 831,334 N/m2 831,334  N / m 3  Δp   kg  = Hm =  = 0,085 m .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 2,0465 m / s ) 2 V  2  2   = 0,01816  =(0.085 m). K = hm.  m 2. g 2. ( 9,8 ) s2   4.2.2 Perhitungan Pada Percobaan Instalasi 2

Perhitungan pada percobaan instalasi 2 adalah sebagai berikut : Diketahui: A : 0.000284875 m2 35 / 1000

3

Q1 : 25 L/menit

  0.000416 m /s

60

Q2 : 30 L/menit = Q3 : 35 L/menit =

30 / 1000 60 35 / 1000 60

 =0.0005 m3/s  = 0.000583 m3/s

Ditanya : V, Δp,hm,k? Jawab : 

Data ke -1 V1 =

0.000416 m 3 / s Q1  = 1,4602 m/s  =  A 0.000284875 m 2

Δp = ρair. g. Ah = 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,045 0,045 m = 440,118 N/m2

 

440,118 N / m 3

Hm =

 Δp  =   kg ¿ =0.045 m .9,8 m / s 2 ¿  ρair . g 998 m3

K = hm. 

( 1,4602 m / s ) 2 V  2  2  =(0.045 m).  = 0,0048953 2. g 2. ( 9,8 m / s 2)

Data ke -2 V2 =

0.0005 m 3 / s Q2  = 1,755 m/s  = 0.000284875 m 2  A

Δp = ρair. g. Ah = 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,05 m =489,02 N/m 2 489,02  N / m 2  Δp   kg  = Hm =  = 0,05 m .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 1,755 m / s ) 2 V  2  2  =(0,05 m). K = hm.   m  = 0,007857 2. g 2. ( 9,8 ) s2 

Data ke -3 V3 =

0.000583 m 3 / s Q3  = 2,0465 m/s  = 0.000284875 m 2  A

Δp = ρair. g. Ah 3

2

2

= 998 kg/m  . 9,8 m/s  . 0,055 0,055 m = 537,922 N/m 537,922 N  /  / m 2  Δp   kg  = Hm =  =0,055 m .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 2,0465 m / s ) 2 V  2  2  =(0,055 m). K = hm.   = 0,01175  m 2. g 2. ( 9,8 ) s2   4.2.3 Perhitungan Pada Percobaan Instalasi 3

Perhitungan pada percobaan instalasi 3 adalah sebagai berikut : Diketahui: A : 0.000284875 m2 Q1 : 25 lpm = Q2 : 30 lpm =

35 / 1000 60 30 / 1000 60

 = 0.000416 m3/s  = 0.0005 m3/s

 

Q3 : 35 lpm =

35 / 1000 60

 = 0.000583 m3/s

Ditanya : V, Δp,hm,k? Jawab :



Data ke -1 V1 =

0.000416 m 3 / s Q1  = 1,4602 1,4602 m/s.  =  A 0.000284875 m 2

Δp = ρair. g. Ah = 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,145 m = 1418,158 N/m2. 1418,158 N   // m 2.  Δp   kg  = Hm =  =0,145 m. .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 1,4602 m / s ) 2 V  2  2  = 0,01577  =(0,145 m). K = hm.  m ) 2. ( 9,8 2. g s2

Data ke -2



V2 =

Q2

 =

0.0005 m 3 / s

 = 1,755 m/s.

0.000284875 m 2  A Δp = ρair. g. Ah

= 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,16 m = 1564,864 N/m2. 1564,864  N / m 2.  Δp   kg  = Hm =  = 0,16 m. .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

( 1,755 m / s ) 2 V  2  2  =(0,16 m.). K = hm.   m  = 0,0251 2. g ) 2. ( 9,8 s2 Data ke -3



V3 =

0.000583 m 3 / s Q3  = 2,0465 m/s.  = 0.000284875 m 2  A

Δp = ρair. g. Ah = 998 kg/m3 . 9,8 m/s2 . 0,2 0,2 m = 1956,08 N/m2 1956,08 N  /  / m 2  Δp   kg Hm =  =  =0,2 m. .9,8 m / s 2  ρair . g 998 m3

 

( 2,0465 m / s ) 2 V  2  2  =(0,2 m.). K = hm.   = 0,0427  m 2. g 2. ( 9,8 ) s2 4.3 Tabel Data Perhitungan

Tabel data perhitungan yaitu sebagai berikut :   4.3.1 Tabel Data Data Perhitungan Perhitungan Pada Instalasi Instalasi 1

Tabel data perhitungan pada instalasi 1 dapat dilihat pada Tabel 4.4  

Pada Instalasi 1 Tabel 4. 4  Tabel Data Perhitungan Pada  N o 1

Q (m3/s)

A (m2)

Δh(m

V(m/s

ΔP(N/m2

Hm(m



0.00041

0.00028487

) 0,045

) 1,4602

) 440,118

) 0,045

0,0048

6

5

953

2 3

0.0005

0.00028487

0.00058

5 0.00028487

3

5

0,06 0,085

1,755 2,0465

586,824 831,334

0,06

0,0094

0,085

3 0,0181 6

  4.3.2 Tabel Data Perhitungan Pada Instalasi 2 Tabel data perhitungan pada Instalasi 2 dapat dilihat pada Tabel 4.5  

Tabel 4. 5 Tabel Data Perhitungan Pada Instalasi 2

 No Q (m3/s) 1 2 3

A (m2)

Δh(m) V(m/s

0.000416 0.000284875 0,045 0.0005

0.000284875 0,05

0.000583 0.000284875 0,055

) 1,4602 1,755 2,0465

ΔP(N/m2)

Hm(m



440,118

) 0,045

0,0048

0,05

953 0,0078

0,055

57 0,0117

489,02 537,922

5   4.3.3 Tabel Data Data Perhitungan Perhitungan Pada Katup Katup 3

Tabel data perhitungan pada instalasi 3 dapat dilihat pada Tabel 4.6   Tabel 4. 6 Tabel Data Perhitungan Pada Instalasi 3

 No Q (m3/s)

A (m2)

Δh(m

V(m/s

)

)

ΔP(N/m2)

Hm(m) K  

1418,158

0,145

0,015

0,16

77 0,025

0,2

1 0,042

 

1 2 3

0.000416 0.000284875 0,145 0.0005

0.000284875 0,16

0.000583 0.000284875 0,2

1,4602 1,755 2,0465

1564,864 1956,08

7

 

4.4 Grafik 

Grafik perbandingan antara debit dan nilai K pada setiap instalasi dapat dilihat  pada Gambar 4.1

Grafk Perbandingan Debit Terhadap K 0.05 0.04

0.04

0.03        K

0.02 0.02 0.01

0.03

0.01 0

0.02

K Instalasi 1 K Instalasi 2 K Instalasi 3

0.01

0.01 0 0.00 0416

0.0005

0.000583

Debit Q (m3/s)

Gambar 4. 1 Grafik Perbandingan Nilai K vs Debit (Q)

 

4.5 Pembahasan

Untuk Unt uk prakti praktikum kum kali kali ini dilaku dilakukan kan pengam pengambil bilan an data data dan mengam mengamati ati  perubahan pada tekanaan yang mengalami penurunan saat fluida mengaliri pipa atau biasa biasa disebu disebutt dengan dengan head loss  loss  atau rugi – rugi aliran . Secara garis besar   penyebab terjadinya head loss ada dua, yaitu major head loss dan minor head loss. Pada praktikum ini pengujian yang dilakukan menggunakan 3 instalasi yang telah

diberikan diberi kan gangguan pada tiap instal instalasi, asi, pertama pertama pengecilan pengecilan pipa, kedua kedua pipa dan adanya sambungan pipa yang berbentuk L dengan sudut pipa sebesar 90°. Proses  pengambilan data pada praktikum ini dilakukan dilakukan dengan tiga kali pengambilan data  pada tiap instalasi, dengan ukuran debit air 25 L/menit, 30 L/menit dan 35 L/menit L/men it pada tiap instalasi. Dimana rotameter rotameter digunakan digunakan untuk untuk mengukur mengukur debit air. Untuk pengambilan data pada praktikum ini, pengambilan data dilakukan menggunak menggu nakan an alat yaitu yaitu manome manometer ter fungsi fungsi manom manometer eter ini untuk untuk menguk mengukur  ur   perubahan ketinggian fluida. Pada instalasi petama nilai perubahan sebesar 0,045 kemudian instalasi kedua sebesar 0,06 sedangkan pada instalsi ketiga sebesar  0,08. 0,0 8. Sehing Sehingga ga dapat dapat dinyat dinyataka akan n nilai nilai peruba perubahan han keting ketinggia gian n fluida fluida terend terendah ah  berada pada instalsi pertama dan nilai tertinggi pada instalasi ketiga. perbedaan ketinggian yang jauh antara instalasi 3 dibandingkan instalasi lainnya dipengaruhi dari jenis gangguan pada instalasi itu sendiri, contohnya pada instalasi 3 adanya  belokan sebesar 90°. Dan pengaruh lain yang dapat mempengaruhi seperti diameter pipa dan valve. Jikaa tel Jik telah ah melaku melakukan kan percob percobaan aan maka maka data data yang yang dipero diperoleh leh dilaku dilakukan kan  perhitungan. Kemudian didapatkan hasil kecepatan aliran, perubahan tekanan dan head loss minor. Untuk minor. Untuk nilai kecepatan tertinggi pada debit 35 L/menit, dengan nilai nil ai sebesar sebesar 2,0465 2,0465 m/s. m/s. Dan dari dari ketiga ketiga instal instalasi asi yang yang diguna digunakan kan dipero diperoleh leh koefisien minor head loss tertinggi loss tertinggi terjadi pada instalasi ke 3 dengan nilai sebesar  0,0427 dan dengan menggunakan debit yang berukuran 35 L/menit. Perubahan tekanan tertinggi pada instalasi 3 dengan debit 35 L/menit dengan nilai sebesar  1956,08 N/m2. Dari hasi praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, semakin cepat aliran fluida maka perubahan tekanan dan perubahan ketinggian makin tinggi.

 

BAB V PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Dar Darii ketiga ketiga instal instalasi asi yang yang diguna digunakan kan,, diketa diketahui hui niai niai peruba perubahan han tekana tekanan n disetiap debit (Q) yang diberikan mengalami kenaikan. Nilai terkecil ada  pada instalasi 1 dan 2 dengan debit 25 L/menit sebesar 440,118 N/m 2  dan yang tertinggi ada di instalasi 3 pada debit 35 L/menit sebesar 1956,08  N/m2. Sel Selisih isih perbed perbedaan aan ini dipeng dipengaru aruhi hi dari dari ganggu gangguan an yang yang ada pada pada instalasi, dengan instalasi yang dibuat belokan maka perubahan tekanannya menjadi tinggi. Dan perubahan tekanan fluida dipengaruhi oleh debit yang digunakan. 2. Dari ketiga ketiga instalasi instalasi yang yang digunak digunakan, an, semakin semakin mening meningkatny katnyaa debit (Q) (Q) yang diguna dig unakan kan maka maka kecepa kecepatan tan aliran aliran akan akan tingg tinggii sehing sehingga ga akan akan membua membuatt koefisien minor head loss atau loss atau nilai K akan semakin besar. 5.2.

Saran

Saran yang diberikan untuk praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Se Seba baik ikny nyaa untu untuk k pr prak akti tiku kum m tent tentan ang g he head ad lo loss ss di dila laku kuka kan n de deng ngan an ca cara ra langsung agar praktikan dapat memahami dan mencoba mengoprasikan alat alat dari modul head loss. 2. Meng Menggu guna naka kan n alat alat pressure  pressure gauge untuk gauge untuk mengukur tekanan pada fluida air  yang ada didalam pipa.

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] [1]

F. D. Mesi Mesin, n, “Pan “Pandu duan an pr prak akti tiku kum, m,”” 2 202 020. 0.

[2]

S. Samudra, “Dasar Teori Pompa,” Semarang , 1998.

[3]

M. Mas Masyud yudii and and A A.. Z Zaya ayadi, di, “Uj “Ujii F Fung ungsi si Dan Kar Karakt akteri erisas sasii Pompa Sentrifugal,” J. Sentrifugal,” J. Ilm. Giga, Giga, 2019.

 [4] T. IIsh shik ikaw awa, a, ““Fl Flui uid d dy dyna nami mics cs,” ,” iin n Handbook of Physics in  Medicine and Biology, Biology, 2010. [5] [5]

“B “Bas asic icss o off T Tur urbu bule lent nt Fl Flow ow,” ,” 20 2004 04..

[6]

D. Yanto, Yanto, Y. S. Gao Gaos, s, aand nd H H.. A Alki lkindi ndi,, ““KAR KARAKT AKTERI ERISAS SASII TEKANAN AIR PANAS PADA ORGANIC RANKINE CYCLE BERBASIS SOLAR KOLEKTOR PIPA SIRIP JENIS LONGITUDINAL,” AME LONGITUDINAL,”  AME (Aplikasi Mek. dan Energi) Energi) J. Ilm. Tek. Mesin, Mesin, 2019.

[7] [7]

He Hend ndar arji ji,, “P “Pom ompa pa S Sen entr trif ifug ugal al,” ,” Kapal   Kapal , 1981.

[8] [8]

A. P Put utra rawa wan n an and d A. P Pri riya yati ti,, “ANA “ANALI LISI SIS S PENG PENGAR ARUH UH KEMIRINGAN PIPA OUTLET TERHADAP EFISIENSI,” vol. 7, no. 2, 2020.

 

LAMPIRAN

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF