Laporan Akhir Ekstraksi P1
July 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Akhir Ekstraksi P1...
Description
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FITOKIMIA PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI
Disusun oleh: Nama
: 1. Intan Tia Nur R
2. Fernando Andreas T
I1C018037 I1C018039
3. Dafi Fischellya
I1C018041
4. Farisa Adin S.P.
I1C018043
5. Anik Susilowati
I1C018045
6. Ukhti Ika N.R.
I1C018047
Golongan / kelompok : A1 / 4 Tanggal Praktikum
: Senin, 2 Maret 2020
Dosen pe pembimbing
: Nur Amalia Choironi, M.Sc, Apt.
Asisten
: LABORATORIUM BIOLOGI FISIKA JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ULMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2020
EKSTRAKSI 1. Tuju Tujuan an pr prak akti tiku kum m
Memahami prinsip ekstraksi dan melakukan ekstraksi terhadap simplisia menggunakan metode maserasi dan soxhlet. 2. Alat Alat dan dan Baha Bahan n a. Perc Percoba obaan an Mase Masera rasi si Shak Shaker er Bahan :
Simplisia : Temulawak (Curcuma (Curcuma xanthorrixa) xanthorrixa)
Pelarut : Etanol 96%
Alat : Seperangkat alat maserasi (erlenmeyer 250 ml) dan shaker, waterbath, cawan porselen,
batang pengaduk, corong, gelas ukur, dan kertas saring. b. Perc Percoba obaan an Soxhle Soxhletas tasii a. Alat
Adapun alat yang diguna digunakan kan dalam percobaan, percobaan, antara lain labu alas bulat, mantel mantel pemanas, kondensor, termometer, chamber ekstraksi, kertas saring, cawan porselen, waterbath, statif, dan klem. b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan, percobaan, antara lain simplisia simplisia secang (Caesalpinia sappan) sappan) dan pelarut n-heksan.
3. Cara Ke Kerja 1. Perc Percob obaan aan Masera Maserasi si Sha Shaker ker
Simplisia
Ditimbang 2 x 50 gr Dimasukan pada Erlenmeyer 250 ml Ditambah etanol 96% sebanyak 200 ml
Campuran di Erlenmayer
Diletakkan pada shaker dengan kecepatan 20 rpm
Dilakukan maserasi selama 30 menit
Dilakukan maserasi sebanyak 2x dengan metode dan pelarut yang sama
Ekstrak Cair
Dipekatkan diatas penangas air (waterbath (waterbath))
Ekstrak Kental
Dihitung rendemen ekstrak
Hasil Rendemen
2. Perc Percob obaa aan n Soxhl Soxhlet etas asii
Simplisia
Pelarut n-heksana
Ditimbang masing-masing
sebanyak 50 g Dibungkus pada kertas
saring
Disiapkan dalam labu bulat Diletakkan di atas mantel pemanas
Dimasukkan pada chamber ekstraksi Pelarut n-heksana yang sudah siap
Simplisia dalam chamber
Soxhlet
Dipasang sesuai dengan petunjuk
Mantel pemanas
Dinyalakan dan disesuaikan dengan titik didih pelarut
Dilakukan siklus ekstraksi dan dicatat waktu
disetiap siklusnya Alat dimatikan dan ditunggu hingga suhu ruang
Filtrat hasil soxhlet
Diambil dan dipekatkan di atas waterbath
Ekstrak kental
Dihitung rendemen ekstrak yang diperoleh
Hasil perhitungan
4. Hasi Hasill dan dan perh perhit itun unga gan n a. Hasi Hasill mase masera rasi si Sha Shake kerr
Adapun pemerian ekstrak kental yang diperoleh adalah berwarna kuning kecoklatan, bau khas, dan rasa pahit. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pemerian dari ekstrak ekstra k kental kental tem temula ulawak wak adalah adalah berwar berwarna na kuning kuning kecokel kecokelata atan, n, bau khas, khas, dan rasa rasa pahit pahit (DepKes RI, 2008, hal.154). senyawa identitas nya adalah xanthorrizol.
Hasil rendemen yang diperoleh : 8,247 mg Massa bahan baku serbuk temulawak (Curcuma (Curcuma xanthorriza) xanthorriza) : 50 mg x 2 = 100,004 mg Perhitungan % rendemen = % Rendemen
Hasil maserasi
x 100%
massabahanbakuawal 8 , 247 mg = x 100% 100 , 004 mg = 8,24 %
5. Pembahas hasan
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Dirjen POM, 2000 hal: 207). Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk ser buk simpli simplisia sia dalam dalam cairan cairan penyar penyarii selama selama beberap beberapaa hari hari pada temper temperatu aturr kamar kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988). Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur
keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut : Ø Modifikasi maserasi melingkar Ø Modifikasi maserasi digesti Ø Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat Ø Modifikasi remaserasi Ø Modifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988). Pada praktikum kali ini, dilakukan uji coba maserasi shaker dengan bahan baku yaitu bubuk simplisia temulawak (Curcuma xanthorriza). xanthorriza). Ba Baha han n ba baku ku te temu mula lawa wak k (Curcuma xanthorriza xanthorri za)) yang ditimbang sejumlah 100 mg. Kemudian, temulawak dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambah etanol 96% sebanyak 200 ml. Campuran temulawak dan etanol kemudian diletakkan pada shaker dengan kecepatan 20 rpm. Dilakukan maserasi selama 30 menit dan ulangi maserasi sebanyak 2x dengan metode dan pelarut yang sama. Ekstrak cair yang dihasilkan dipekatkan di atas penangas air (Waterbath ( Waterbath)) hingga ekstrak mengental. Ekstrak kental yang dihasilkan kemudian dihitung nilai rendemennya. Nilai rendemen yang diperoleh ketika praktikum sebesar 8,24%. Menurut penelitian Anggo Ang goro ro et al (2015 (2015)) mase masera rasi si te temu mula lawa wak k ya yang ng di dila lakuk kukan an meng menggu gunak nakan an et etan anol ol 96% menghasilkan rendemen sebanyak 8,85-12,1 %, hal tersebut tidak sesuai dengan rendemen yang dipero dip eroleh leh ketika ketika prakti praktikum kum,, yakni yakni 8,24%. 8,24%. Sedangk Sedangkan an menuru menurutt lit litera eratur tur FHI menyeb menyebutk utkan an bahwa seharusnya pelarut yang digunakan adalah etanol 70% dengan rendemen sebesar tidak kurang dari 18,0% (DepKes RI,2008 hal: 154). Hal ini bisa saja terjadi karena disebabkan oleh adanya komponen-komponen komponen-komponen lain non kurkuminoid kurkuminoid dari temulawak temulawak yang terlarut kedalam pelarut karena etanol memiliki dua gugus fungsi yang berbeda tingkat kepolarannya, yaitu gugus hidroksil (OH) yang bersifat polar dan gugus alkil (-R) yang bersifat non polar. Tidak sesuainya rendemen yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah konsentrasi dari pelarut yang digunakan. Maserasi menggunakan etanol 70% cenderung memberikan hasil rendemen ekstrak yang lebih besar jika dibandingkan dengan etanol 96% (Anggoro et al, 2015). Menurut Shadmani et al (2004), semakin tinggi konsentrasi etanol maka semakin rendah tingkat kepolarannya, karena air lebih polar daripada etanol yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pelarut dalam mengekstrak kandungan senyawa yang juga bersifat kurang polar seperti kurkumin. Faktor selanjutnya yaitu pengaruh lama
waktu maserasi semakin lama waktu maserasi yang digunakan, waktu kontak antara sampel dan pelarut semakin lama sehingga jumlah senyawa yang terekstraksi akan semakin banyak, kondisi ini akan terus berlanjut berlanjut hingga tercapai tercapai kondisi kondisi kesetimbanga kesetimbangan n antara antara konsentras konsentrasii senyawa senyawa didalam bahan baku degan konsentrasi senyawa dipelarut (Srijanto,2010). Soxhle Sox hletas tasii adalah adalah Penyari Penyarian an berkes berkesina inambu mbungan ngan merupak merupakan an cara cara penyar penyarian ian yang yang menghasilk menghas ilkan an ekstra ekstrak k cair cair kemudi kemudian an dilanj dilanjutk utkan an dengan dengan proses proses penguap penguapan an sehing sehingga ga akan akan diperoleh ekstrak yang lebih pekat (Anonim, 1986). Alat ekstraksi yang digunakan adalah soxhlet (gambar 2). Pelarut yang berada di dalam labu dipanaskan kemudian mengembun. Apabila volumenya mencukupi, pelarut yang telah membawa zat terlarut akan keluar melalui pipa kecil dalam labu (Anwar, 1994). Keuntungan metode ini adalah (Sudjadi, 1988): Ø Dapa Dapatt digun digunak akan an un untu tuk k sa samp mpel el de denga ngan n te teks kstu turr ya yang ng lu luna nak k da dan n ti tidak dak ta taha han n te terh rhad adap ap pemanasan secara langsung. Ø Digunakan pelarut yang lebih sedikit Ø Pemanasannya dapat diatur Kerugian dari metode ini (Sudjadi, 1988): Ø Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terusmenerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Ø Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Ø Bila dilakukan dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif. Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah (Sudjadi, 1988). Prinsi Pri nsip p kerja kerja ekstra ekstraksi ksi dengan dengan soxhle soxhletas tasii adalah adalah Serbuk Serbuk simple simpleks ks yang dibung dibungkus kus dengan kertas saring dimasukkan ke dalam tabung, sedangkan cairan penyari yang berada di labu dipanaskan hingga mendidih. mendidih. Uap cairan cairan penyari penyari akan naik ke atas melalui melalui pipa samping kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak. Cairan penyari akan turun melarutkan zat
aktif serbuk simpleks, seluruh cairan tersebut akan kembali lagi ke labu (Anonim, 1986). Proses ekstraksi ekstr aksi ini berlangsung berlangsung secara secara terus-menerus terus-menerus sehingga sehingga zat yang
diekstraks diekstraksii harus tahan
terh terhada adap p peman pemanas asan an.. Cara Cara ini ini le lebi bih h prak prakti tiss dan hanya hanya ada ke kemu mungk ngkin inan an ke keci cill za zatt ya yang ng diekstraksi hilang selama proses ekstraksi berlangsung. Efisiensi yang tinggi pada soxhletasi dipe dipenga ngaru ruhi hi oleh oleh visk viskos osit itas as fa fase se dan fa fakt ktor or-f -fak akto torr la lain in ya yang ng me memp mpeng engar aruhi uhi ke kece cepa pata tan n tercapainya kesetimbangan (Khopkar, 1990). Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah secang ( Caesalpania sappan). sappan). Kandungan utama dari tanaman secang berupa komponen fenolik yang terdiri dari 4 macam subtipe struktur yaitu brazilin, kalkon, protosapannin, dan homisoflavonoid (Fu et al., 2008). Brazil Bra zilin in berwar berwarna na kuning kuning pada larutan larutan alkali alkali dan akan akan berubah berubah warna warna menjad menjadii merah merah tua apabilaa teroksidas apabil teroksidasii (Wallis, (Wallis, 1985) Kayu secang juga mengandung asam tanat, tanat, galat, galat, resin, resin, resorsin, minyak atsiri, brazilein, d-alfa-phellandrene, oscimene (Anonim, 1985). Selain itu daun dan batang secang juga mengandung polifenol, batangnya juga mengandung tanin (Sugati dan Hutapea, 1991). Cara kerja soxhletasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah persiapan simplisia sebanyak sebanya k 50 gram, kemudian kemudian dibungkus dibungkus pada kertas kertas saring saring dan dijahit, kemudian dimasukkan dimasukkan dalam chamber ekstraksi. Pelarut n-heksana disiapkan dalam labu bulat kemudian diletakkan di atas mantel pemanas. Alat soxhlet dipasang sesuai dengan petunjuk, kemudian nyalakan mantel pemanas dan disesuaikan dengan titik didih pelarut. Dilakukan siklus ekstraksi dan dicatat waktu di setiap siklusnya. Alat dimatikan dan ditunggu hingga suhu ruang. Filtrat hasil soxhlet diambill dan dipekatkan di atas waterbath diambi waterbath.. Ekstrak kental yang dihasilkan dihitung rendemen ekstrak yang diperoleh.
View more...
Comments