laporan 5 HPLC
November 30, 2018 | Author: Agus Salim | Category: N/A
Short Description
laporan HPLC...
Description
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Latar Belakang Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Tswett pada tahun 1903, ia menggunakannya untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna dan nama kromatografi diambil dari senyawa-senyawa yang berwarna. Senyawa berwarna yang digunakan Tswett sebagai sampel adalah pigmen-pigmen daun, karena warnanya maka cepat terlihat lokasinya dalam kolom. Saat ini kromatografi tidak lagi digunakan untuk
pemisahan
senyawa-senyawa
berwarna
saja.
Senyawa-
senyawa tidak berwarna dapat dilihat melalui fluoresensi dalam sinar ultraviolet. Pada dasarnya semua teknik kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa diam (stationary) dan fasa gerak (mobile); pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fasa ini. Perlu diperhatikan bahwa fasa gerak yang digunakan tidak mempunyai efek terhadap fasa diam atau hanya sangat lemah diserap oleh fasa diam. Salah satu jenis kromatrografi yang sering digunakan adalah HPLC. HPLC atau High Performance Liquid Chromatography adalah sebuah
instrumen
yang
menggunakan
prinsip
kromatografi
(pemisahan) dengan menggunakan fase gerak cair yang dialirkan melalui 2 kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor dengan bantuan pompa. Sampel dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah metoda kromatografi cair bertekanan tinggi. HPLC sangat berguna untuk analisis kimia secara kualitatif dan kuantitatif senyawa organic atau anorganik yang berkadar sangat kecil, dalam skala mg/L. juga metoda ini hanya memerlukan jumlah cuplikan yang sangat kecil (ml). oleh karena itu HPLC, dapat digunakan dalam analisis cuplikan Kimia Lingkungan, Farmasi, atau kedokteran. HPLC lebih bermanfaat untuk
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT isolasi zat tidak mudah menguap, demikian juga zat yang secara termal tidak stabil. Dalam praktikum ini, digunakan kromatografi HPLC untuk melakukan penetapan kadar pada parasetamol dan penetapan kadar pada krim miconazole. Sebagaimana kita ketahui bahwa Parasetamol merupakan analgesik dan antipiretik, sedangkan miconazole dan econazole merupakan antifungi. Parasetamol adalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus kromofor yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik senyawa ini memungkinkan analisis dengan teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar seperti air atau metanol. 1.2. Maksud Maksud Praktikum Maksud
dalam
pelaksanaan
praktikum
ini
yaitu
untuk
mengetahui cara penetapan kadar parasetamol dengan metode standar eksternal dan krim miconazole dengan metode standar internal econazole dalam sediaan secara Kromatografi HPLC 1.3. Tujuan Tujuan Praktikum Tujuan dalam praktikum ini ialah untuk menentukan kadar parasetamol dengan metode standar eksternal dan krim miconazole dengan metode standar internal econazole dalam sediaan secara Kromatografi HPLC
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum a. Definisi HPLC Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur unsur yang akan dipisahkan terdistribusikan antara dua f asa, satu dari fasa fasa ini membentuk suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui lapisan yang stasioner. Fasa stasioner/diam dapat berupa zat padat atau cairan, dan fasa gerak dapat
berbentuk
cairan
ataupun
gas.
Maka
semua
jenis
kromatografi yang dikenal, terbagi menjadi empat golongan : cairpadat, gas- padat, cair-cair, dan gas-cair (Underwood, 2002 h. 85). HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan degan menggunakan fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang terdistribusi ukurannya sempit (kolom) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan
memakai
tekanan
tinggi
sehingga
menghasilkan
pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurniaan senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, anatar lain farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industry industry makanan (Riyadi, 2009 h. 126). HPLC merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Keterbatasan metode HPLC adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika HPLC dihubungkan dengan spektrofotometer massa (MS).
Keterbatasan
lainnya
adalah
jika
sampelnya
sangat
kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh (Rohman, 2007 h. 97).
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT b. Prinsip Kerja HPLC Prinsip
kerja
Chromatography) Chromatography)
HPLC adalah
(High
Performance
Liquid
komponen
analit
pemisahan
berdasarkan kepolarannya, artinya komponen pada suatu analit (sampel) akan terpisah berdasarkan sifat kepolaran masingmasing komponen dalam sampel.Dengan bantuan pompa, fasa gerak cair dialirkan melalui kolom detektor. Cuplikan (sampel) dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di
dalam
kolom
terjadi
pemisahan
komponen-komponen
campuran. Setiap campuran (komponennya) yang keluar kolom dideteksi
oleh
detector
yang
kemudian
direkam
dalam
bentuk kromatogram. Kromatogram HPLC (High Performance Liquid
Chromatography) Chromatography)
serupa
dengan
kromatogram
kromatografi gas, dimana jumlah peak menyatakan jumlah kompenen, sedangkan luas peak meyatakan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC
(High
Performance
mengumpulkan
serta
Liquid
mengolah
Chromatography) Chromatography) data
hasil
dan
pengukuran
(Hendayana, 2006 h.113). c. Cara Kerja HPLC Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam. Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok yaitu: (1) wadah fase gerak, (2) sistem penghantaran fase gerak, (3) alat untuk memasukkan sampel, (4) kolom, (5) detektor, (6) wadah penampung buangan fase gerak, (7) tabung penghubung, dan (8) suatu komputer atau integrator atau perekam (Rohman, 2007 h.97).
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Mekanisme kromatografi terdiri atas 4 tipe yaitu adsorpsi, partisi, penukar ion, dan eksklusi ukuran. Kromatografi adsorpsi didasarkan pada kondisi antara zat terlarut dan fase diam padat. Umumnya eluen yang digunakan untuk kromatografi adsorpsi kurang polar dari fase diam (fase normal). Kromatografi partisi melibatkan fase diam cair yang bercampur dengan eluen. Sistem partisi dapat berupa fase normal (fase diam lebih polar daripada eluen) atau kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada eluen). Kromatografi penukar ion melibatkan fase diam padat dengan kelompok anionic atau kationik pada permukaan zat yang terlarut. Kromatografi eksklusi ukuran melibatkan fase diam cair dengan ukuran pori yang terkontrol. Pemisahan dilakukan berdasarkan ukuran molekul suatu zat, dimana molekul berukuan besar akan mengalami elusi terlebih dahulu (Moffat, 2011). d. Fase Gerak Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar dari pada fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar dari pada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut (Rohman, 2007 h.98). e. Fase Diam Kebanyakan fase diam pada HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Chromatography) berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH). Silika dapat MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain. Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawasenyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan (Rohman, 2007 h.98). f.
Pompa HPLC Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu
nilam.
Pompa
yang
digunakan
sebaiknya
mampu
memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit. Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan (Rohman, 2007 h. 99). g. Detektor Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu (1) detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif); dan (2) golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif (Rohman, 2007 h. 99).
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut (Rohman, 2007 h. 99): 1. Mempunyai
respon
terhadap
solut
yang
cepat
dan
reprodusibel 2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi 3. Stabil dalam pengoperasiannya pengoperasiannya 4.
Mempunyai
sel
volume
yang
kecil
sehingga
mampu
meminimalkan pelebaran pita. 5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solute pada kisaran yang luas (kisaran dinamis linier) 6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan dan kecepatan kecepatan alir fase gerak h. Kolom Ada 2 jenis kolom pada HPLC (High Performance Liquid Chromatography) yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional yakni (Haines, 2002 h.145) 1. Konsumsi fase gerak kolom kolom mikrobor hanya 80% atau atau lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100 µL/menit). 2. Adanya aliran fase gerak gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spektrofotometer massa. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT i.
Jenis-Jenis HPLC Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik. Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan jenis-jenis HPLC sebagai berikut berikut (Rohman, 2007 h. 101-105).: 1. Kromatografi Adsorbsi Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam
kromatografi
kolom
dan
kromatografi
lapis
tipis.
Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor. 2. Kromatografi Fase terikat Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbonhidrokarbon
non-polar
seperti
dengan
oktadesilsilana,
oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan
adalah
oktadesilsilan
(ODS
atau
C18)
dan
metanol
atau
kebanyakan pemisahannya pemisahannya adalah fase terbalik. Sebagai
fase
gerak
adalah
campuran
asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk solut MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT yang bersifat asam asam lemah lemah
atau basa lemah, peranan pH
sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat. 3. Kromatografi Penukar ion HPLC penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya airalkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin. 4. Kromatografi Pasangan ion Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel ionik dan mengatasi masalahmasalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan. 5. Kromatografi Eksklusi Ukuran Ukuran Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara
partikel
fase
diam.
Dengan
demikian,
dalam
pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain. 6. Kromatografi Afinitas Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan antibodi). Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim) dari campuran yang sangat kompleks. j.
Persyaratan Eluen Untuk Untuk HPLC (Putra, HPLC (Putra, 2004 h. 7-8) Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau fase gerak adalah salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT/HPLC, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu fase gerak harus : 1. Murni, tidak terdapat kontaminan 2. Tidak bereaksi dengan wadah wadah (packing) 3. Sesuai dengan defektor 4. Melarutkan sampel
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT 5. Memiliki visikositas rendah 6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery" recovery" 7. Diperdagangan
dapat
diperoleh
denganharga
murah
(reasonable price) Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang
karena
prosedur
pemumiannya
kembali
sangat
membosankan dan mahal biayanya. Dari Dari semua persyaratan persyaratan di di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting. Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT/HPLC
yang menggunakan pompa bolak balik
(reciprocating pump) sangat diperlukan
terutama bila detektor
tidak tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the data may be useless).
Menghilangkan gas (degassing) juga
sangat baik bila menggunakan kolom yang sangat sensitif terhadap udara (contoh : kolom berikatan dengan NH2). 2.2. Uraian Uraian Bahan a. Asam asetat (Ditjen asetat (Ditjen POM, 1979 h. 41) Nama Resmi
: ACIDUM ACETIUM
Nama Lain
: Asam asetat
RM / BM
: CH3COOH / 60,05
Rumus Struktur :
Pemerian
: Cairan jernih, tak berwarna, bau busuk, rasa asam tajam
Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) dan gliserol P
Penyimpanan MUH.AGUS SALIM 15020150007
: Dalam wadah tertutup rapat FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Kegunaan
: sebagai zat tambahan
b. n-heksana (Ditjen n-heksana (Ditjen POM, 1979 h. 283) Nama resmi
: HEXAMINUM
Nama lain
: Heksamina
RM / BM
: C6H12N4 / 140,19
Rumus Struktur :
Pemerian
: Hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa membakar an manis kemudian agak pahit. Jika di panaskan dalam suhu ± 260⁰ menyublim.
Kelarutan
: Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol (95 %) P dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Antiseptikum
c. Paracetamol (Ditjen Paracetamol (Ditjen POM, 1979 h. 37) Nama Resmi
: ACETAMINOPHENUM
Nama Lain
: Asetaminofen, paracetamol
RM / BM
: C8H9NO2 / 151,16
Rumus Struktur :
Kelarutan
: Larut dalam 27 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Khasiat
: Analgetikum, antipiretikum
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT d. Miconazole Merek dagang
: Miconazole, Clearderma, Daktarin, Daktazol
Komposisi
: Miconazole nitrat 20 mg
Indikasi
: Kulit dan kuku infeksi yang disebabkan oleh dermatophytes, yeastsnand berbagai jamur lain, misalnya. Tinea capitis, tinea corporis, tinea manum, tinea pedis
2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2017 : 15-17) A. Penetapan Kadar Kadar Tablet Tablet Parasetamol Parasetamol dengan Metode Standar Standar Eksternal 1) Ditimbang 125 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok). 2) Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml. 3) Dilakukan penetapan penetapan kelima kelima larutan standar di atas dengan dengan HPLC. 4) Timbang berat berat 20 tablet tablet parasetamol parasetamol yang dianalisis, adalah adalah 12,1891 gram 5) Serbuk tablet tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat asetat 0,05 M sampai 100 ml
dalam labu takar. Selanjutnya,
diencerkan dengan lebih lanjut dengan memipet 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai batas tanda. 6) Larutan, dilakukan penetapan mengunakan kromatografi HPLC pada kondisi sama pada larutan baku. Adapun hasilnya diperoleh luas puncak kromatogram = 45,205 7) Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT B. Penetapan Kadar Krim Krim Miconazole dengan Metode Metode Standar Internal Econazol 1) Buat larutan stok standar standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar. 2) Pipet 25 ml larutan econazol stok standar standar masukkan masukkan ke ke dalam dalam lima buah labu takar 100 ml. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas. 3) Kelima deret konsentrasi konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC. Data pengamatan :
Berat miconazol yang yang digunakan digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg
berat krim untuk dianalisis = 1,0368 1,0368 g
4) Sampel krim yang diuji mengandung mengandung miconazol miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg. 5) Ditimbang 201,5 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 25 ml larutan fase fase gerak dalam corong pisah sambil sambil dikocok selama 5 menit. Ekstraksi
dengan
50
ml
heksan
dan
lapisan
heksan
dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk
dilakukan
pengukuran
kromatografi
HPLC
menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm. 6) Hasil pengukuran pengukuran HPLC diperoleh data, seperti berikut : MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT
Luas puncak kromatogram sampel miconazol = 119923
Luas puncak puncak kromatogram kromatogram pembanding pembanding econazol econazol = 124118 124118
7) Hitung persentase persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 3 METODE KERJA 3.1. Alat Praktikum Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah kromatografi HPLC, timbangan analitik, labu takar, corong, pipet volume, dan bulk. 3.2. Bahan Bahan Praktikum Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah aluminium foil, asetonitril, asam asetat 0,05 M, Buffer pH 4,0 Natrium Asetat, tablet parasetamol, econazol, miconazol nitrat, econazol nitrat. 3.3. Cara Cara Kerja 1. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Ekstrenal a. Menggunakan kolom ODS (oktadesisilen, C18) : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm. b. Fase gerak : campuran campuran dari asetonitril : asam asetat asetat 0,05 M (85:15) c. Kecepatan alir 1 mL/menit Prosedur: 1) Ditimbang 125 mg parasetamol baku dimasukkan dalam labu takar 250 mL dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok) 2) Buat seri
larutan baku
dari larutan
stok dengan
deret
konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 mL. 3) Dilakukan penetapan penetapan kelima larutan standar di
atas dengan dengan
HPLC. 4) Timbangan berat 20 tablet parasetamol yang yang dianalisis, adalah adalah 12,1891 gram 5) Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M dalam labu takar 250 mL, lalu disaring 6) Dipipet 25 mL alikot dan encerkan encerkan dengan asam asetat 0,05 0,05 M sampai 100 mL dalam labu takar. Selanjutnya, larutan diencerkan lebih lanjut dengan mempipet 10 mL ke dalam labu MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT takar 100 mL dengan dengan larutan asam asam asetat 0,05 M sampai tanda batas 7) Larutan,
dilakukan
penetapan
menggunakan
kromatografi
HPLC pada kondisi sama pada larutan baku. Adapun hasilnya diperoleh luas puncak kromatogram = 45.205 8) Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia 2. Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazol a. Menggunakan kolom ODS : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm b. Fae gerak gerak : campuran asetonitril : buffer pH 4,0 Na. Asetat 0,1 M (70:30) c.
Kecepatan alir 1 ml/menit
Prosedur : 1) Buat larutan stok standar miconazol miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masinh 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 mL dalam labu takar. 2) Pipet 25 mL larutan econazol stok standar standar masukkan kedalam kedalam lima buah labu takar 100 mL. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 mL, 20 mL, 30 mL, dan 35 mL, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas 3) Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatigrafi HPLC. 4) Sampel krim yang diuji mengandung micoazole nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g, berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg 5) Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 25 mL larytan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5 menit. MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Ekstraksi
dengan
50
Ml
heksan
dan
lapisan
heksan
dikeluarkan/dibuang. Larutan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 mL untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm 6) Hasil pengukuran pengukuran HPLC HPLC diperoleh data, seperti seperti berikut: a. Luas puncak kromatogram sampel sampel miconazol = 119 923 923 b. Luas puncak kromatogram pembanding pembanding econazol econazol = 124 118 7) Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil a. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Concentration of paracetamol
Area of chromatographic
standard solution mg/ 100 ml
peak
0,5044
17 994
1,009
36 109
1,513
54 121
2,018
71 988
2,522
89 984
Pers. Liner : y = 35656,585x + 80,803; r = 1,000
KURVA BAKU y = 35657x + 80,803 R² = 1 r=1
100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
k a e p c i h p a r g o t a m o r h c f o a e r A
Series1 Linear (Series1)
0
1
2
3
Consentration of paracetamol mg/100 ml
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT b. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Concentrartion of
Area of
Area of
Area
miconazole in
miconazole
econazole
miconazole
calibration
peak
peak
Area econazole
12,09
70 655
123 563
0,5718
16,12
96 218
125 376
0,7674
20,15
119 793
126 783
0,9449
24,18
151 310
127 889
1,183
28,21
166 673
125 436
1,329
solution mg/100ml
– 0,006 ; r = 0,998 Persamaan Linear, y = 0,048 x – 0,006
KURVA BAKU 1.6
e l o z 1.4 a n o 1.2 c E a 1 e r A0.8 / e 0.6 l o z a n 0.4 o c 0.2 i M a 0 e r 0 A
y = 0,0479x 0,0479x - 0,0058 0,0058 R² = 0,9962 r = 0,998
Series1 Linear (Series1)
10
20
30
Concentration of miconazole mg/100 ml
Data pengamatan :
Berat miconazol yang digunakan digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg
berat krim untuk dianalisis = 1,0368 1,0368 g
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT 4.2. Pembahasan High performance liquid chromatography (HPLC) atau yang sering disebut kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) adalah jenis kromatografi yang penggunaannya paling luas. Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan dan pemurnian senyawa obat serta untuk analisis kuantitatif senyawa obat dalam sediaan farmasetika. Disamping itu, HPLC juga digunakan untuk identifikasi kualitatif senyawa obat berdasarkan pada parameter waktu retensi senyawa obat standar serta senyawa obat dalam sampel Adapun
tujuan
dilakukannya
percobaan
ini
ialah
untuk
menentukan kadar parasetamol dengan metode standar eksternal dan krim miconazole dengan metode standar internal econazole dalam sediaan secara Kromatografi HPLC. Alat HPLC diset sesuai dengan kebutuhan pengukuran yaitu dengan laju alir 1mL/menit. Pada saat memasukan larutan standar maupun larutan sampel tidak terlalu banyak cukup dengan 20 mikoliter, karena jika terlalu banyak dapat menyebabkan band broadening (pelebaran peak) dan pada saat memasukan cuplikan pada syringe syringe tidak ada gelembung udara agar menghasilkan pemisahan yang baik. Sebelum digunakan, syringe syringe harus dibilas dengan mengunakan metanol agar terbebas dari kotoran. Pada proses pemasukan cuplikan kedalam alat HPLC dilakukan dengan menggunakan alat injeksi syiringe. Syringe disuntikan melaui septum (seal karet), cuplikan yang masuk kemudian dialirkan oleh fasa gerak dengan bantuan pompa. Dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen
campuran.
Karena
perbedaan
kekuatan
interaksi antara solute-solut terhadap fasa diam. Solute yang kuat interaksinya dengan dengan fasa diam akan tertahan. Kolom yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom yang berisi fasa diam C-18 dengan panjang 150 mm yang bersifat nonpolar dan merupakan hasil reaksi antara silika dengan alkilklorosilana MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT dimana gugus alkilnya (R) adalah n-oktadesil. Fasa diam tersebut terikat pada fasa pendukung yaitu silika. Dalam hal ini, fasa diam le bih nonpolar dari fasa geraknya sehingga mode yang digunakan adalah mode fasa terbalik. HPLC fasa terbalik ini baik untuk memisahkan campuran komponen-komponen yang bersifat polar. Fasa diam yang digunakan dalam HPLC harus tahan terhadap tekanan tinggi, karena apabila digunakan struktur dengan pori yang besar
akan
mudah
rusak.
Hal
ini
disebabkan
menurunnya
permeabilitas akibat tekanan tekanan tinggi. Sementara proses elusi
yang
digunakan
pada
adalah
isocratic.
Mode
isokratik
dilakukan
temperature tetap dan komposisi fasa geraknya sama selama pengukuran berlangsung yaitu pada suhu 27 0C dan laju alir nya 1mL/menit. Maksud dari lajy alir 1 mL/menit adalah kecepatan alir suatu eluan 1 mL dalam 1 menit. Metode standar internal merupakan campuran dari larutan standar baku dengan larutan standar sampel, sehingga larutan standar baku berada di dalam sampel. Sedangkan metode standar eksternal merupakan larutan yang dimana larutan standar bakuya berada di luar dari sampel. Hasil yang diperoleh pada penetapan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu -0,0663360133 %. Hal ini tidak sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi III, yang menyatakan bahwa Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2. Sehingga hasilnya tidak sesuai. Pada penetapan kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazole ialah 10,00208 %. Hal ini tidak sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV, krim mikonazol nitrat mengandung mikonazol nitrat tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu -0,0663360133%, -0,0663360133%, dan kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazole yaitu 10,00208 %. Sehingga kedua sediaan tersebut tidak sesuai dengan kadar yang terdapat pada Farmakope Indonesia. 5.2. Saran Sebaiknya sebelum praktikum alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
agar
praktikum
dapat
berjalan
dengan
lancar
dan
menghasilkan hasil yang maksimal, selain itu praktikan harus teliti dalam melakukan percobaan ini.
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Umum, Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Ditjen POM. 1979, Farmakope Indonesia Edisi Indonesia Edisi III , Depkes RI, Jakarta. Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, Chemistry, BIOS Scientific Publisher Limited, New York. Hendayana, Sumar, 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektrolisis Modern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Moffat, A.C., Osselton, M.D., and Widdop, B., 2011, Clarke’s Isolation and Identification of Drug , 4 st edition, 1111,1112, The Pharmaceutical Press, London. Putra, Effendy de Lux., 2004, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi, Farmasi, Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara. Rohman, A dan Gandjar, I. G., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Riyadi, W, 2009, Identifikasi signal kromatogram HPLC , Gramedia, Jakarta Underwood, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Konsumen, Gramedia, Jakarta.
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT
LAMPIRAN PERHITUNGAN a. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Penyiapan larutan stok 150,5 mg 250 ml (602 ppm) 25 ml
100 ml (150,5 ppm) 10 ml
100 ml (15,05 ppm)
Diketahui : Faktor Pengenceran = 10 x 4 = 40 Luas puncak kromatogram (nilai y) = 45,205 Volume sampel = 250 ml Persamaan linear, y = 35656,585x + 80,803 r = 1,000 Penyelesaian : y = bx + a x = y – y – a a b x = 45,205 – 45,205 – 80,803 80,803 35656,585 x = - 35,598 35656,585 x = - 0,998357 x 10 -3 mg/100 ml x = - 0,998357 x 10 -5 mg/ml
% Kadar = X . V awal . Fp x 100 % MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Berat sampel = - 0,998357 x 10 -5 mg/ml . 250 ml . 40 . 100 % 150, 5 mg = -9,98357 % 150,5 = -0,0663360133 %
b. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Penyelesaian y = Luas Puncak Puncak Kromatogram Kromatogram Miconazole Miconazole Luas Puncak Kromatogram Econazole y = 119 923 124 118 y = 0,9662
y = bx + a x = y – y – a a b x = 0,9662 – 0,006 – 0,006 0,048 x = 0,9602 0,048 x = 20,00416 mg/100 ml x = 0,2000416
% Kadar = X . V awal . Fp x 100 % Berat sampel = 0,2000416 mg/ml . 100 . 1 . 100 % 201,5 mg = 2000,416 % MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT LAMPIRAN SKEMA KERJA Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Ditimbang 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok).
Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml.
Dilakukan penetapan kelima larutan standar di atas dengan HPLC.
Timbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis adalah 12,1891 gram
Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 100 ml dalam labu takar
Diencerkan dengan lebih lanjut dengan memipet 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai batas tanda.
Larutan, dilakukan penetapan mengunakan kromatografi HPLC pada kondisi sama pada larutan baku. Adapun hasilnya diperoleh diperoleh luas puncak kromatogram kromatogram = 45,205
Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.
Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazol MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Buat larutan stok standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg.
masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar.
Pipet 25 ml larutan econazol stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 ml.
pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas.
Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC.
Sampel krim yang diuji mengandung miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg.
Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 ml m l larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama selama 5 menit.
Ekstraksi dengan 50 ml heksan dan lapisan heksan dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk m enghilangkan sisa heksan,
setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak.
Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT pada panjang gelombang 220 nm.
Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.
GAMBAR Gambar skema instrument HPLC:
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT
LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT
OLEH:
NAMA
: ANDI AFIFAH GANI
STAMBUK
: 15020150088
KELAS
: C4
KELOMPOK
:3
ASISTEN
: RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm
FAKULTAS FARMASI MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017
MUH.AGUS SALIM 15020150007
FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt
View more...
Comments