laporan 5 HPLC

November 30, 2018 | Author: Agus Salim | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan HPLC...

Description

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Latar Belakang Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Tswett pada tahun 1903, ia menggunakannya untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna dan nama kromatografi diambil dari senyawa-senyawa yang berwarna. Senyawa berwarna yang digunakan Tswett sebagai sampel adalah pigmen-pigmen daun, karena warnanya maka cepat terlihat lokasinya dalam kolom. Saat ini kromatografi tidak lagi digunakan untuk

pemisahan

senyawa-senyawa

berwarna

saja.

Senyawa-

senyawa tidak berwarna dapat dilihat melalui fluoresensi dalam sinar ultraviolet. Pada dasarnya semua teknik kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa diam (stationary) dan fasa gerak (mobile); pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fasa ini. Perlu diperhatikan bahwa fasa gerak yang digunakan tidak mempunyai efek terhadap fasa diam atau hanya sangat lemah diserap oleh fasa diam. Salah satu jenis kromatrografi yang sering digunakan adalah HPLC. HPLC atau High Performance Liquid Chromatography adalah sebuah

instrumen

yang

menggunakan

prinsip

kromatografi

(pemisahan) dengan menggunakan fase gerak cair yang dialirkan melalui 2 kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor dengan bantuan pompa. Sampel dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah metoda kromatografi cair bertekanan tinggi. HPLC sangat berguna untuk analisis kimia secara kualitatif dan kuantitatif senyawa organic atau anorganik yang berkadar sangat kecil, dalam skala mg/L. juga metoda ini hanya memerlukan jumlah cuplikan yang sangat kecil (ml). oleh karena itu HPLC, dapat digunakan dalam analisis cuplikan Kimia Lingkungan, Farmasi, atau kedokteran. HPLC lebih bermanfaat untuk

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT isolasi zat tidak mudah menguap, demikian juga zat yang secara termal tidak stabil. Dalam praktikum ini, digunakan kromatografi HPLC untuk melakukan penetapan kadar pada parasetamol dan penetapan kadar pada krim miconazole. Sebagaimana kita ketahui bahwa Parasetamol merupakan analgesik dan antipiretik, sedangkan miconazole dan econazole merupakan antifungi. Parasetamol adalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus kromofor yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik senyawa ini memungkinkan analisis dengan teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar seperti air atau metanol. 1.2. Maksud Maksud Praktikum Maksud

dalam

pelaksanaan

praktikum

ini

yaitu

untuk

mengetahui cara penetapan kadar parasetamol dengan metode standar eksternal dan krim miconazole dengan metode standar internal econazole dalam sediaan secara Kromatografi HPLC 1.3. Tujuan Tujuan Praktikum Tujuan dalam praktikum ini ialah untuk menentukan kadar parasetamol dengan metode standar eksternal dan krim miconazole dengan metode standar internal econazole dalam sediaan secara Kromatografi HPLC

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum a. Definisi HPLC Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur unsur yang akan dipisahkan terdistribusikan antara dua f asa, satu dari fasa fasa ini membentuk suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui lapisan yang stasioner. Fasa stasioner/diam dapat berupa zat padat atau cairan, dan fasa gerak dapat

berbentuk

cairan

ataupun

gas.

Maka

semua

jenis

kromatografi yang dikenal, terbagi menjadi empat golongan : cairpadat, gas- padat, cair-cair, dan gas-cair (Underwood, 2002 h. 85). HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan degan menggunakan fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang terdistribusi ukurannya sempit (kolom) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan

memakai

tekanan

tinggi

sehingga

menghasilkan

pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurniaan senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, anatar lain farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industry industry makanan (Riyadi, 2009 h. 126). HPLC merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Keterbatasan metode HPLC adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika HPLC dihubungkan dengan spektrofotometer massa (MS).

Keterbatasan

lainnya

adalah

jika

sampelnya

sangat

kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh (Rohman, 2007 h. 97).

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT b. Prinsip Kerja HPLC Prinsip

kerja

Chromatography)  Chromatography) 

HPLC adalah

(High

Performance

Liquid

komponen

analit

pemisahan

berdasarkan kepolarannya, artinya komponen pada suatu analit (sampel) akan terpisah berdasarkan sifat kepolaran masingmasing komponen dalam sampel.Dengan bantuan pompa, fasa gerak cair dialirkan melalui kolom detektor. Cuplikan (sampel) dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di

dalam

kolom

terjadi

pemisahan

komponen-komponen

campuran. Setiap campuran (komponennya) yang keluar kolom dideteksi

oleh

detector

yang

kemudian

direkam

dalam

bentuk kromatogram. Kromatogram HPLC (High Performance Liquid

Chromatography)  Chromatography) 

serupa

dengan

kromatogram

kromatografi gas, dimana jumlah peak menyatakan jumlah kompenen, sedangkan luas peak meyatakan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC

(High

Performance

mengumpulkan

serta

Liquid

mengolah

Chromatography)  Chromatography)  data

hasil

dan

pengukuran

(Hendayana, 2006 h.113). c. Cara Kerja HPLC Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam. Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok yaitu: (1) wadah fase gerak, (2) sistem penghantaran fase gerak, (3) alat untuk memasukkan sampel, (4) kolom, (5) detektor, (6) wadah penampung buangan fase gerak, (7) tabung penghubung, dan (8) suatu komputer atau integrator atau perekam (Rohman, 2007 h.97).

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Mekanisme kromatografi terdiri atas 4 tipe yaitu adsorpsi, partisi, penukar ion, dan eksklusi ukuran. Kromatografi adsorpsi didasarkan pada kondisi antara zat terlarut dan fase diam padat. Umumnya eluen yang digunakan untuk kromatografi adsorpsi kurang polar dari fase diam (fase normal). Kromatografi partisi melibatkan fase diam cair yang bercampur dengan eluen. Sistem partisi dapat berupa fase normal (fase diam lebih polar daripada eluen) atau kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada eluen). Kromatografi penukar ion melibatkan fase diam padat dengan kelompok anionic atau kationik pada permukaan zat yang terlarut. Kromatografi eksklusi ukuran melibatkan fase diam cair dengan ukuran pori yang terkontrol. Pemisahan dilakukan berdasarkan ukuran molekul suatu zat, dimana molekul berukuan besar akan mengalami elusi terlebih dahulu (Moffat, 2011). d. Fase Gerak Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar dari pada fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar dari pada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut (Rohman, 2007 h.98). e. Fase Diam Kebanyakan fase diam pada HPLC (High Performance Liquid Chromatography)  Chromatography)  berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH). Silika dapat MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain. Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawasenyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan (Rohman, 2007 h.98). f.

Pompa HPLC Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu

nilam.

Pompa

yang

digunakan

sebaiknya

mampu

memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit. Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan (Rohman, 2007 h. 99). g. Detektor Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu (1) detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif); dan (2) golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif (Rohman, 2007 h. 99).

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut (Rohman, 2007 h. 99): 1. Mempunyai

respon

terhadap

solut

yang

cepat

dan

reprodusibel 2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi 3. Stabil dalam pengoperasiannya pengoperasiannya 4.

Mempunyai

sel

volume

yang

kecil

sehingga

mampu

meminimalkan pelebaran pita. 5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solute pada kisaran yang luas (kisaran dinamis linier) 6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan dan kecepatan kecepatan alir fase gerak h. Kolom  Ada 2 jenis kolom pada HPLC (High Performance Liquid Chromatography) yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional yakni (Haines, 2002 h.145) 1. Konsumsi fase gerak kolom kolom mikrobor hanya 80% atau atau lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100 µL/menit). 2. Adanya aliran fase gerak gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spektrofotometer massa. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT i.

Jenis-Jenis HPLC Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (jika fase diamnya lebih polar dibanding dengan fase geraknya) atau fase terbalik (jika fase diamnya kurang non polar dibanding dengan fase geraknya). Berdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali HPLC dikelompokkan menjadi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik. Selain klasifikasi di atas, HPLC juga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada mekanisme sorpsi solut, dengan  jenis-jenis HPLC sebagai berikut berikut (Rohman, 2007 h. 101-105).: 1. Kromatografi Adsorbsi Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam

kromatografi

kolom

dan

kromatografi

lapis

tipis.

Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor. 2. Kromatografi Fase terikat Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbonhidrokarbon

non-polar

seperti

dengan

oktadesilsilana,

oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan

adalah

oktadesilsilan

(ODS

atau

C18)

dan

metanol

atau

kebanyakan pemisahannya pemisahannya adalah fase terbalik. Sebagai

fase

gerak

adalah

campuran

asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk solut MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT yang bersifat asam asam lemah lemah

atau basa lemah, peranan pH

sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat. 3. Kromatografi Penukar ion HPLC penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya airalkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin. 4. Kromatografi Pasangan ion Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel ionik dan mengatasi masalahmasalah yang melekat pada metode penukaran ion. Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan. 5. Kromatografi Eksklusi Ukuran Ukuran Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara

partikel

fase

diam.

Dengan

demikian,

dalam

pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain. 6. Kromatografi Afinitas Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat spesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan antibodi). Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim) dari campuran yang sangat kompleks.  j.

Persyaratan Eluen Untuk Untuk HPLC (Putra, HPLC (Putra, 2004 h. 7-8) Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau fase gerak adalah salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT/HPLC, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu fase gerak harus : 1. Murni, tidak terdapat kontaminan 2. Tidak bereaksi dengan wadah wadah (packing) 3. Sesuai dengan defektor 4. Melarutkan sampel

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT 5. Memiliki visikositas rendah 6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery" recovery" 7. Diperdagangan

dapat

diperoleh

denganharga

murah

(reasonable price) Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang

karena

prosedur

pemumiannya

kembali

sangat

membosankan dan mahal biayanya. Dari Dari semua persyaratan persyaratan di di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting. Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT/HPLC

yang menggunakan pompa bolak balik

(reciprocating pump) sangat diperlukan

terutama bila detektor

tidak tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the data may be useless).

Menghilangkan gas (degassing) juga

sangat baik bila menggunakan kolom yang sangat sensitif terhadap udara (contoh : kolom berikatan dengan NH2). 2.2. Uraian Uraian Bahan a. Asam asetat (Ditjen asetat (Ditjen POM, 1979 h. 41) Nama Resmi

: ACIDUM ACETIUM

Nama Lain

: Asam asetat

RM / BM

: CH3COOH / 60,05

Rumus Struktur :

Pemerian

: Cairan jernih, tak berwarna, bau busuk, rasa asam tajam

Kelarutan

: Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) dan gliserol P

Penyimpanan MUH.AGUS SALIM 15020150007

: Dalam wadah tertutup rapat FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Kegunaan

: sebagai zat tambahan

b. n-heksana (Ditjen n-heksana (Ditjen POM, 1979 h. 283) Nama resmi

: HEXAMINUM

Nama lain

: Heksamina

RM / BM

: C6H12N4 / 140,19

Rumus Struktur :

Pemerian

: Hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa membakar an manis kemudian agak pahit. Jika di panaskan dalam suhu ± 260⁰ menyublim.

Kelarutan

: Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol (95 %) P dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform P

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: Antiseptikum

c. Paracetamol (Ditjen Paracetamol (Ditjen POM, 1979 h. 37) Nama Resmi

: ACETAMINOPHENUM

Nama Lain

: Asetaminofen, paracetamol

RM / BM

: C8H9NO2 / 151,16

Rumus Struktur :

Kelarutan

: Larut dalam 27 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat

: Analgetikum, antipiretikum

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT d. Miconazole Merek dagang

: Miconazole, Clearderma, Daktarin, Daktazol

Komposisi

: Miconazole nitrat 20 mg

Indikasi

: Kulit dan kuku infeksi yang disebabkan oleh dermatophytes, yeastsnand berbagai jamur lain, misalnya. Tinea capitis, tinea corporis, tinea manum, tinea pedis

2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2017 : 15-17) A. Penetapan Kadar Kadar Tablet Tablet Parasetamol Parasetamol dengan Metode Standar Standar Eksternal 1) Ditimbang 125 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok). 2) Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml. 3) Dilakukan penetapan penetapan kelima kelima larutan standar di atas dengan dengan HPLC. 4) Timbang berat berat 20 tablet tablet parasetamol parasetamol yang dianalisis, adalah adalah 12,1891 gram 5) Serbuk tablet tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat asetat 0,05 M sampai 100 ml

dalam labu takar. Selanjutnya,

diencerkan dengan lebih lanjut dengan memipet 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai batas tanda. 6) Larutan, dilakukan penetapan mengunakan kromatografi HPLC pada kondisi sama pada larutan baku. Adapun hasilnya diperoleh luas puncak kromatogram = 45,205 7) Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT B. Penetapan Kadar Krim Krim Miconazole dengan Metode Metode Standar Internal Econazol 1) Buat larutan stok standar standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar. 2) Pipet 25 ml larutan econazol stok standar standar masukkan masukkan ke ke dalam dalam lima buah labu takar 100 ml. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas. 3) Kelima deret konsentrasi konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC. Data pengamatan : 

Berat miconazol yang yang digunakan digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg



berat krim untuk dianalisis = 1,0368 1,0368 g

4) Sampel krim yang diuji mengandung mengandung miconazol miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg. 5) Ditimbang 201,5 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 25 ml larutan fase fase gerak dalam corong pisah sambil sambil dikocok selama 5 menit. Ekstraksi

dengan

50

ml

heksan

dan

lapisan

heksan

dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk

dilakukan

pengukuran

kromatografi

HPLC

menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm. 6) Hasil pengukuran pengukuran HPLC diperoleh data, seperti berikut : MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT 

Luas puncak kromatogram sampel miconazol = 119923



Luas puncak puncak kromatogram kromatogram pembanding pembanding econazol econazol = 124118 124118

7) Hitung persentase persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 3 METODE KERJA 3.1. Alat Praktikum  Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah kromatografi HPLC, timbangan analitik, labu takar, corong, pipet volume, dan bulk. 3.2. Bahan Bahan Praktikum Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah aluminium foil, asetonitril, asam asetat 0,05 M, Buffer pH 4,0 Natrium Asetat, tablet parasetamol, econazol, miconazol nitrat, econazol nitrat. 3.3. Cara Cara Kerja 1. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Ekstrenal a. Menggunakan kolom ODS (oktadesisilen, C18) : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm. b. Fase gerak : campuran campuran dari asetonitril : asam asetat asetat 0,05 M (85:15) c. Kecepatan alir 1 mL/menit Prosedur: 1) Ditimbang 125 mg parasetamol baku dimasukkan dalam labu takar 250 mL dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok) 2) Buat seri

larutan baku

dari larutan

stok dengan

deret

konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 mL. 3) Dilakukan penetapan penetapan kelima larutan standar di

atas dengan dengan

HPLC. 4) Timbangan berat 20 tablet parasetamol yang yang dianalisis, adalah adalah 12,1891 gram 5) Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M dalam labu takar 250 mL, lalu disaring 6) Dipipet 25 mL alikot dan encerkan encerkan dengan asam asetat 0,05 0,05 M sampai 100 mL dalam labu takar. Selanjutnya, larutan diencerkan lebih lanjut dengan mempipet 10 mL ke dalam labu MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT takar 100 mL dengan dengan larutan asam asam asetat 0,05 M sampai tanda batas 7) Larutan,

dilakukan

penetapan

menggunakan

kromatografi

HPLC pada kondisi sama pada larutan baku. Adapun hasilnya diperoleh luas puncak kromatogram = 45.205 8) Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia 2. Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazol a. Menggunakan kolom ODS : diameter 4,6 mm dan panjang 150 mm b. Fae gerak gerak : campuran asetonitril : buffer pH 4,0 Na. Asetat 0,1 M (70:30) c.

Kecepatan alir 1 ml/menit

Prosedur : 1) Buat larutan stok standar miconazol miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masinh 200,0 mg. Kemudian, masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 mL dalam labu takar. 2) Pipet 25 mL larutan econazol stok standar standar masukkan kedalam kedalam lima buah labu takar 100 mL. Selanjutnya, pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 mL, 20 mL, 30 mL, dan 35 mL, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas 3) Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatigrafi HPLC. 4) Sampel krim yang diuji mengandung micoazole nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g, berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg 5) Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 25 mL larytan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama 5 menit. MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Ekstraksi

dengan

50

Ml

heksan

dan

lapisan

heksan

dikeluarkan/dibuang. Larutan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring larutan dan pipet sebanyak 20 mL untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 220 nm 6) Hasil pengukuran pengukuran HPLC HPLC diperoleh data, seperti seperti berikut: a. Luas puncak kromatogram sampel sampel miconazol = 119 923 923 b. Luas puncak kromatogram pembanding pembanding econazol econazol = 124 118 7) Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil a. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Concentration of paracetamol

Area of chromatographic

standard solution mg/ 100 ml

peak

0,5044

17 994

1,009

36 109

1,513

54 121

2,018

71 988

2,522

89 984

Pers. Liner : y = 35656,585x + 80,803; r = 1,000

KURVA BAKU y = 35657x + 80,803 R² = 1 r=1

100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0

    k    a    e    p    c    i     h    p    a    r    g    o    t    a    m    o    r     h    c     f    o    a    e    r    A

Series1 Linear (Series1)

0

1

2

3

Consentration of paracetamol mg/100 ml

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT b. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Concentrartion of

Area of

Area of

Area

miconazole in

miconazole

econazole

miconazole

calibration

peak

peak

Area econazole

12,09

70 655

123 563

0,5718

16,12

96 218

125 376

0,7674

20,15

119 793

126 783

0,9449

24,18

151 310

127 889

1,183

28,21

166 673

125 436

1,329

solution mg/100ml

 – 0,006 ; r = 0,998 Persamaan Linear, y = 0,048 x – 0,006

KURVA BAKU 1.6

   e     l    o    z 1.4    a    n    o 1.2    c    E    a 1    e    r    A0.8     /    e 0.6     l    o    z    a    n 0.4    o    c 0.2    i    M    a 0    e    r 0    A

y = 0,0479x 0,0479x - 0,0058 0,0058 R² = 0,9962 r = 0,998

Series1 Linear (Series1)

10

20

30

Concentration of miconazole mg/100 ml

Data pengamatan : 

Berat miconazol yang digunakan digunakan membuat larutan stok = 201,5 mg



berat krim untuk dianalisis = 1,0368 1,0368 g

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT 4.2. Pembahasan High performance liquid chromatography (HPLC) atau yang sering disebut kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) adalah jenis kromatografi yang penggunaannya paling luas. Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan dan pemurnian senyawa obat serta untuk analisis kuantitatif senyawa obat dalam sediaan farmasetika. Disamping itu, HPLC juga digunakan untuk identifikasi kualitatif senyawa obat berdasarkan pada parameter waktu retensi senyawa obat standar serta senyawa obat dalam sampel  Adapun

tujuan

dilakukannya

percobaan

ini

ialah

untuk

menentukan kadar parasetamol dengan metode standar eksternal dan krim miconazole dengan metode standar internal econazole dalam sediaan secara Kromatografi HPLC.  Alat HPLC diset sesuai dengan kebutuhan pengukuran yaitu dengan laju alir 1mL/menit. Pada saat memasukan larutan standar maupun larutan sampel tidak terlalu banyak cukup dengan 20 mikoliter, karena jika terlalu banyak dapat menyebabkan band broadening   (pelebaran peak) dan pada saat memasukan cuplikan pada syringe  syringe  tidak ada gelembung udara agar menghasilkan pemisahan yang baik. Sebelum digunakan, syringe  syringe  harus dibilas dengan mengunakan metanol agar terbebas dari kotoran. Pada proses pemasukan cuplikan kedalam alat HPLC dilakukan dengan menggunakan alat injeksi syiringe. Syringe disuntikan melaui septum (seal karet), cuplikan yang masuk kemudian dialirkan oleh fasa gerak dengan bantuan pompa. Dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen

campuran.

Karena

perbedaan

kekuatan

interaksi antara solute-solut terhadap fasa diam. Solute yang kuat interaksinya dengan dengan fasa diam akan tertahan. Kolom yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolom yang berisi fasa diam C-18 dengan panjang 150 mm yang bersifat nonpolar dan merupakan hasil reaksi antara silika dengan alkilklorosilana MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT dimana gugus alkilnya (R) adalah n-oktadesil. Fasa diam tersebut terikat pada fasa pendukung yaitu silika. Dalam hal ini, fasa diam le bih nonpolar dari fasa geraknya sehingga mode yang digunakan adalah mode fasa terbalik. HPLC fasa terbalik ini baik untuk memisahkan campuran komponen-komponen yang bersifat polar. Fasa diam yang digunakan dalam HPLC harus tahan terhadap tekanan tinggi, karena apabila digunakan struktur dengan pori yang besar

akan

mudah

rusak.

Hal

ini

disebabkan

menurunnya

permeabilitas akibat tekanan tekanan tinggi. Sementara proses elusi

yang

digunakan

pada

adalah

isocratic.

Mode

isokratik

dilakukan

temperature tetap dan komposisi fasa geraknya sama selama pengukuran berlangsung yaitu pada suhu 27 0C dan laju alir nya 1mL/menit. Maksud dari lajy alir 1 mL/menit adalah kecepatan alir suatu eluan 1 mL dalam 1 menit. Metode standar internal merupakan campuran dari larutan standar baku dengan larutan standar sampel, sehingga larutan standar baku berada di dalam sampel. Sedangkan metode standar eksternal merupakan larutan yang dimana larutan standar bakuya berada di luar dari sampel. Hasil yang diperoleh pada penetapan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu -0,0663360133 %. Hal ini tidak sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi III, yang menyatakan bahwa Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2. Sehingga hasilnya tidak sesuai. Pada penetapan kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazole ialah 10,00208 %. Hal ini tidak sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV, krim mikonazol nitrat mengandung mikonazol nitrat tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal yaitu -0,0663360133%, -0,0663360133%, dan kadar krim miconazole dengan metode standar internal econazole yaitu 10,00208 %. Sehingga kedua sediaan tersebut tidak sesuai dengan kadar yang terdapat pada Farmakope Indonesia. 5.2. Saran Sebaiknya sebelum praktikum alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu

agar

praktikum

dapat

berjalan

dengan

lancar

dan

menghasilkan hasil yang maksimal, selain itu praktikan harus teliti dalam melakukan percobaan ini.

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT DAFTAR PUSTAKA  Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Umum, Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Ditjen POM. 1979, Farmakope Indonesia Edisi Indonesia Edisi III , Depkes RI, Jakarta. Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry,  Chemistry,  BIOS Scientific Publisher Limited, New York. Hendayana, Sumar, 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektrolisis Modern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Moffat, A.C., Osselton, M.D., and Widdop, B., 2011, Clarke’s Isolation and Identification of Drug , 4 st edition, 1111,1112, The Pharmaceutical Press, London. Putra, Effendy de Lux., 2004, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi,  Farmasi,  Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara. Rohman, A dan Gandjar, I. G., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Riyadi, W, 2009, Identifikasi signal kromatogram HPLC , Gramedia, Jakarta Underwood, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Konsumen, Gramedia, Jakarta.

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT

LAMPIRAN PERHITUNGAN a. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Penyiapan larutan stok 150,5 mg 250 ml (602 ppm) 25 ml

100 ml (150,5 ppm) 10 ml

100 ml (15,05 ppm)

Diketahui : Faktor Pengenceran = 10 x 4 = 40 Luas puncak kromatogram (nilai y) = 45,205 Volume sampel = 250 ml Persamaan linear, y = 35656,585x + 80,803 r = 1,000 Penyelesaian : y = bx + a x = y – y – a  a b x = 45,205 – 45,205 – 80,803  80,803 35656,585 x = - 35,598 35656,585 x = - 0,998357 x 10 -3 mg/100 ml x = - 0,998357 x 10 -5 mg/ml

% Kadar = X . V awal . Fp x 100 % MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Berat sampel = - 0,998357 x 10 -5 mg/ml . 250 ml . 40 . 100 % 150, 5 mg = -9,98357 % 150,5 = -0,0663360133 %

b. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Penyelesaian y = Luas Puncak Puncak Kromatogram Kromatogram Miconazole Miconazole Luas Puncak Kromatogram Econazole y = 119 923 124 118 y = 0,9662

y = bx + a x = y – y – a  a b x = 0,9662 – 0,006  – 0,006 0,048 x = 0,9602 0,048 x = 20,00416 mg/100 ml x = 0,2000416

% Kadar = X . V awal . Fp x 100 % Berat sampel = 0,2000416 mg/ml . 100 . 1 . 100 % 201,5 mg = 2000,416 % MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT LAMPIRAN SKEMA KERJA Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar Eksternal Ditimbang 125 mg parasetamol baku dimaksudkan dalam labu takar 250 ml dan diencerkan dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai tanda batas. (larutan stok).

Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mg/100 ml.

Dilakukan penetapan kelima larutan standar di atas dengan HPLC.

Timbang berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis adalah 12,1891 gram

Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M sampai 100 100 ml dalam labu takar

Diencerkan dengan lebih lanjut dengan memipet 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai batas tanda.

Larutan, dilakukan penetapan mengunakan kromatografi HPLC pada kondisi sama pada larutan baku.  Adapun hasilnya diperoleh diperoleh luas puncak kromatogram kromatogram = 45,205

Tetapkan tablet parasetamol sesuai persyaratan sesuai persyaratan tablet dalam Farmakope Indonesia.

Penetapan Kadar Krim Miconazole dengan Metode Standar Internal Econazol MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT Buat larutan stok standar miconazol nitrat dan econazol nitrat (standar internal) dengan menimbang masing-masing 200,0 mg.

masing-masing dilarutkan dengan larutan fase gerak sampai 250 ml dalam labu takar.

Pipet 25 ml larutan econazol stok standar masukkan ke dalam lima buah labu takar 100 ml.

pada kelima labu takar tersebut ditambahkan larutan stok standar miconazol masing-masing 15 ml, 20 ml, 30 ml, dan 35 ml, lalu encerkan dengan larutan fase gerak hingga tanda batas.

Kelima deret konsentrasi standar tersebut, masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC.

Sampel krim yang diuji mengandung miconazol nitrat 20 mg dalam 1000 mg krim (2%). Berat krim miconazol adalah 1,0368 g., berat krim yang digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg.

Ditimbang 201,5 mg krim dilarutkan dengan 25 ml m l larutan fase gerak dalam corong pisah sambil dikocok selama selama 5 menit.

Ekstraksi dengan 50 ml heksan dan lapisan heksan dikeluarkan/ dibuang. Larutkan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk m enghilangkan sisa heksan,

setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak.

Saring larutan dan pipet sebanyak 20 ml untuk dilakukan pengukuran kromatografi HPLC menggunakan detektor UV MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT pada panjang gelombang 220 nm.

Hitung persentase kadar miconazol dalam krim dan tetapkan berdasarkan persyaratan sediaan krim miconazol yang tertera dalam Farmakope Indonesia.

GAMBAR Gambar skema instrument HPLC:

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT

LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT

OLEH:

NAMA

: ANDI AFIFAH GANI

STAMBUK

: 15020150088

KELAS

: C4

KELOMPOK

:3

 ASISTEN

: RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm

FAKULTAS FARMASI MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR SEDIAAN OBAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017

MUH.AGUS SALIM 15020150007

FAZRUL PERMADI.S,farm.Apt

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF