Laporan 1 Fisiologi Hewan Fungsi Ginjal (Kualitas Urin)
April 12, 2017 | Author: Yudi Yahya | Category: N/A
Short Description
Download Laporan 1 Fisiologi Hewan Fungsi Ginjal (Kualitas Urin)...
Description
FUNGSI GINJAL (KUALITAS URINE)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
OLEH : NAMA
: YUDI YAHYA
NIM
: J1C111011
KELOMPOK
: II (DUA)
ASISTEN
: TAUFIK NOOR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI BANJARBARU MARET, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena
sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat (Kimball, 1993). Sistem metabolisme di dalam tubuh mahluk hidup melibatkan 2 sistem penting, yaitu sistem ekskresi dan sekresi. Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat.
Sistem eksresi sangat
beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional (Schmidt, 1990). Pembentukan urine dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam tubuh maupun lingkungan, misalnya minum cairan hipotonik dalam jumlah besar, tingkat stress, ketakutan, dan lain-lain. Faktor dari luar tubuh berupa pengaruh suhu lingkungan, topografi, tempat tinggal seseorang. Sekresi dan ekskresi memiliki nilai yang sangat penting dalam proses metabolisme dan kehidupan hewan dan manusia. Tanpa kedua sistem ini pastilah mahluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup dan kesintasannya tidak akan terjaga (Yuwono, 2001). 1.2
Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menjelaskan fungsi ginjal
melalui serangkaian pemeriksaan warna urine, kejernihan urine dan pH urine.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem eksresi menghasilkan urine dari filtrat melalui dua mekanisme, dan keduanya melibatkan transpor aktif. Transpor selektif air dan zat-zat terlarut penting, seperti glukosa, garam, dan asam amino dari filtrat dan kembali ke dalam cairan tubuh disebut sebagai reabsorpsi. Karena filtrasi bersifat nonselektif, maka sangatlah penting bahwa molekul kecil yang essensial bagi tubuh akan dikembalikan ke cairan tubuh. Hal yang demikian disebut sebagai sekresi. Di dalam sistem sekresi, zat-zat terlarut (misalnya, kelebihan garam dan toksin) dikeluarkan dari cairan tubuh hewan dan ditambahkan ke dalam filtrat (Kimball, 1993). Ginjal merupakan salah satu organ terpenting dari kehidupan manusia. Tanpa ginjal, tubuh manusia takkan mampu memasok darah yang bersih dan memompa jantung karena sisa ekskresi yang tidak dikeluarkan menjadi sisa metabolisme yang berlangsung didalam tubuh manusia. Fungsi utama ginjal adalah mensekresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya ammonia. Selain itu ginjal juga berfungsi mensekresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air jika berlebihan serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa, dan sekresi dari ginjal berupa urin (Campbell, 2004). Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran
lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin (Campbell, 2004). Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen (Campbell, 2004). Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal (Wulangi, 1993).
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal (Wulangi, 1993). Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki
banyak
mitokondria
yang
menghasilkan
ATP
dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari tubulus penghubung, tubulus kolektivus kortikal, tubulus kloektivus medularis. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk
membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter (Wulangi, 1993).
BAB III METODE PRAKTIKUM 3. 1.
Waktu dan Tempat Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 14.00-16.00 WITA
tanggal 22 Maret 2013 bertempat di Laboratorium Anatomi dan Fisiologi, Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. 3. 2.
Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, kertas
lakmus (pH), pipet tetes, gelas ukur dan kertas label. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 4 sampel urine. 3. 3.
Cara Kerja
3.3.1 Mengamati Warna Urine 1. 2. 3. 4.
Dimasukkan urine kedalam tabung reaksi. Dicari arah datangnya cahaya (sumber cahaya). Diamati dengan memiringkan tabung reaksi tersebut. Dinyatakan warna urine dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat kehijauan, atau putih
seperti susu. 5. Dicatat hasilnya pada tabel pengamatan dan difoto. 3.3.2 Mengamati Kejernihan Urine 1. Dilakukan hal yang sama seperti menguji warna urine. 2. Dinyatakan kejernihan urine jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. 3. Diamati kejernihan urinenya. 4. Dicatat hasilnya pada tabel pengamatan dan difoto. 3.3.3 Pemeriksaan pH Urine 1. 2. 3. 4. 5.
Dilakukan seperti menguji warna urine. Diambil kertas lakmus merah dan biru Dicelupkan pada urine yang akan diperiksa Diperhatikan reaksinya apakah asam atau basa. Dicatat pH nya pada tabel pengamatan dan difoto.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1.
Hasil
Tabel 1. Pemeriksaan Kejernihan Urine, Warna Urine dan Keasaman Urine (pH) No 1.
Perlakuan Pengamatan Warna Urine Pengamatan Warna Urine Sampel A : Kuning Tua Sampel B : Kuning Muda Sampel C : Kuning Muda Sampel D : Kuning Tua
2.
Pengamatan Kejernihan Urine Sampel A : Agak Jernih Sampel B : Jernih Sampel C : Jernih Sampel D : Agak Jernih
3.
Pengamatan pH Urine Sampel A : 6 Sampel B : 7 Sampel C : 7 Sampel D : 6
Keterangan
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kejernihan Urine, Warna Urine dan Keasaman Urine (pH) No . 1. 2. 3. 4.
Kode Urine
Warna Urine
pH Urine
Kejernihan Urine
A B C D
+ -+ -+ +
6 7 7 6
+ -+ -+ +
Keterangan : Warna Urine -
= tidak berwarna
-+
= kuning muda
+
= kuning tua
++ = kuning kecokelatan +++ = kuning kemerahan Kejernihan Urine -
= tidak berwarna
-+
= jernih
+
= agak jernih
++ = agak keruh +++ = keruh 4. 2.
Pembahasan Praktikum Fungsi Ginjal (Kualitas Urine) ini bertujuan agar mahasiswa
dapat menjelaskan fungsi ginjal melalui serangkaian pemeriksaan warna urine, kejernihan urine dan pH urine. Sampel urine didapatkan dari 4 orang praktikan dan kemudian urine diberi kode A, B, C dan D. Masing-masing sampel kemudian diberikan perlakuan sesuai dengan cara kerja. Berdasarkan hasil yang didapat, urine A berwarna kuning tua, pH 6 dan agak jernih. Urine B berwarna kuning muda, pH 7 dan jernih. Urine C berwarna kuning muda, pH 7 dan jernih. Urine D berwarna kuning tua, pH 6 dan agak jernih. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa semua sampel berada dalam keadaan normal karena urine normal berwarna kuning jernih sampai kuning kecokelatan, jernih dan memiliki rentang pH antara 5 – 7,5.
Ginjal mempunyai bentuk seperti kacang merah dan berwarna merah keunguan/coklat, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Beratnya sekitar 200 gram. Struktur ginjal terdiri dari bagian kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula),rongga ginjal (pelvis), ureter, kandung kemih dan uretra. Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari badan malpighi dan saluran panjang (tubula) yang bergelung. Badan malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat glomerulus. Secara umum, fungsi ginjal adalah untuk menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh dan mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan. Selain itu terdapat pula fungsi reabsorbsi yakni penyerapan kembali elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal. Di luar dari sistem ekskresi, ginjal berfungsi menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia dan menghasilkan hormon adrenalin bekerja sama dengan kelenjar adrenal. Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses. Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahanbahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya. Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urine. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urine sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea. Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urine akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urine, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urine akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan melalui uretra adalah 95% air, urea, asam urine, amoniak, zat warna empedu dan zat berlebihan di darah seperti vitamin B dan C, hormon, enzim dan obat-obatan. Berdasarkan hasil pengujian diharapkan kepada pemilik sampel agar menjaga kesehatannya, terutama kesehatan ginjal. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan memperbanyak minum air putih, menjaga porsi gula dalam makanan agar tidak berlebihan untuk mencegah diabetes, tidak meminum minuman keras yang dapat merusak kerja ginjal dan tidak menahan proses mikturisi terlalu lama untuk mencega penyakit-penyakit ginjal lainnya.
BAB V PENUTUP 5. 1.
Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum ini adalah:
1. Ekskresi merupakan proses pengeluaran sekret oleh kelenjar ekskresi yang langsung dibuang keluar tubuh dengan tujuan menjaga homeostasis di dalam tubuh. 2. Struktur ginjal terdiri dari bagian kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), rongga ginjal (pelvis), ureter, kandung kemih dan uretra. 3. Fungsi ginjal adalah untuk menyaring dan membersihkan darah, mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, menyerap kembali elektrolit, menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia dan menghasilkan hormon adrenalin. 4. Proses pembentukan urine berawal dari glomerulus, kapsul bowman, tubula proksimal, tubula distal, tubula kolektivus, pelvis, ureter, kandung kemih dan berakhir di uretra. 5. Semua sampel urine berada dalam keadaan normal karena urine normal berwarna kuning jernih sampai kuning kecokelatan, jernih dan memiliki rentang pH antara 5 – 7,5. 5. 2.
Saran Praktikan diharapkan dapat mempelajari konsep cara kerja ginjal terlebih
dahulu sebelum memulai praktikum, lebih teliti dan tertib dalam pelaksanaan praktikum dan lebih antusias terhadap pelaksanaan praktikum. Selain itu pengambilan sampel dapat diperluas tidak hanya dalam lingkup mahasiswa tetapi juga lingkup masyarakat umum karena akan menambah keragaman hasil.
DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A, Jane B.C, dan Lawrence G.M. 2004. Biologi. Jilid III 2nd edition. Erlangga: Jakarta. Kimball, J. W. 1993. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta. Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiology – Adaptation and Environment Fourth Edition. Cambridge University Press: Cambridge. Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Yuwono, Edy. 2001. Fisiologi Hewan I. Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Biologi: Purwokerto.
View more...
Comments