Laporan 1

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan 1 ...

Description

 

 Laporan Praktikum Teknik Pengolahan Hasil Pertanian

PERCOBAAN I  ANGLE OF REPOSE REPOSE DAN DAN BULK  BULK DENSITY

 NAMA  NIM KELOMPOK ASISTEN

: MUH. RINALDI : G41116307 : VIII (DELAPAN) : ANDYKA SAPUTRA S.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

 

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di dalam penanganan hasil pertanian dibutuhkan beberapa alat dan mesin yang bisa mempermudah proses penanganan. Mesin-mesin yang akan dibuat  berdasarkan karakteristik dari bahan itu sendiri khususnya memperhatikan karakteristik hasil pertanian dari sisi bentuk. Proses penanganan komoditas pertanian akan berhubungan dengan beberapa  bentuk perlakukan seperti gaya gesek, gaya tekan dan suhu atau pemanasan dan  pendinginan. Untuk memperoleh hasil yang memenuhi persyaratan mutu, maka setiap perlakuan yang diberikan terhadap bahan harus tetap pada kisaran yang aman untuk menghindari kerusakan pada komoditas. Salah satu sifat fisik bahan hasil pertanian yang sangat penting dalam  perancangan suatu alat untuk hasil pertanian yaitu angle of repose atau sudut curah dan bulk density atau densitas curah. Karakteristik dari sifat fisik hasil  pertanian juga dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, luas permukaan, warna,  penampakan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Selain itu, proses  penanganan komoditas pertanian juga berhubungan dengan beberapa bentuk  perlakuan seperti gaya gesek dan gaya tekanan, suhu yang berkaitan dengan  pemanasan dan pendinginan. Selain angle of repose  repose  sifat fisik bahan yang lain yang juga perlu untuk diketahui sebelum pembuatan desain peralatan atau mesin adalah sifat bulk density  bahan. Variabel-variabel yang harus diketahui dalam menentukan bulk   density   seperti massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu.  Bulk   density density   ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan marupakan density hasil pembagian dari berat granular dengan volume wadah. Berdasarkan hal di atas, maka diperlukan pemahaman tentang sifat bahan hasil pertanian dengan cara melakukan pengukuran densitas dan angle of repose  produk pertanian yang berbentuk biji-bijian. Serta diperlukan dalam perancangan maupun pengoperasian berbagai peralatan yang digunakan dalam proses  penanganan maupun pengolahan pengolahan bahan hasil pertanian.

 

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum angle of repose dan bulk density  density  yaitu mahasiswa mampu mempelajari cara penentuan angle of repose  repose  dan bulk density  density  dari  bahan-bahan hasil pertanian serta untuk mengetahui hubungan antara angle of repose dan bulk density dari repose dan density dari bahan-bahan hasil pertanian. Kegunaan dari praktikum ini angle of repose dan bulk density yaitu density yaitu mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang teknik pertanian seperti

digunakan

dalam

 penyimpanan dan lain-lain.

perancangan

hopper,  bangunan

silo,

gudang

 

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. A  Angle ngle of R epose 

2.1.1. Definisi Sudut curah (angle (angle of repose) repose) adalah sudut antara permukaan gundukan terhadap permukaan horizontal. Besarnya angle of repose  repose  ini dipengaruhi oleh kadar air, massa jenis, luas permukaan dan koefisien gesekan bahan. Misalkan untuk mengetahui sudut curah (angle ( angle of repose) repose) dapat dihitung dengan cara mencurahkan sorgum pada satu titik sehingga sorgum berbentuk sebuah curahan yang menyerupai kerucut (Pangaribuan dkk., 2016). Sudut curah atau sering dikenal angle of repose adalah repose adalah sudut yang terbentuk antara bidang datar dengan sisi miring curahan bila sejumlah biji atau tepung dituangkan di atas bidang datar. Sudut curah suatu produk perlu diketahui karena dalam rancangan hopper   pada mesin pengolahan atau lubang pengeluaran pada silo diperlukan suatu parameter yaitu sudut curah (Priastuti, (Priastuti , 2016). Dalam perancangan hopper  pada   pada mesin pengolahan atau lubang pengeluaran  pada silo diperlukan suatu s uatu parameter yaitu angle of repose atau repose atau sudut curah. Nilai ini mempengaruhi proses pengosongan bahan pada hopper   atau silo. Sudut tumpukan erat hubungannya dengan gaya kohesi partikel bahan yaitu bahan yang mempunyai gaya kohesi yang tinggi akan menyebabkan men yebabkan kebebasan bergerak suatu  bahan tersebut akan rendah. Suatu bahan yang memiliki kebebasan gerak yang rendah akan menyebabkan sudut tumpukan menjadi besar. Adapun faktor lain yang mempengaruhi angle of repose  repose  adalah kadar air dan adanya bahan asing pada tumpukan (Syah dkk., 2013). 2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angle Mempengaruhi Angle of Repose  Repose  Menurut Syah dkk. (2013), beberapa faktor yang mempengaruhi angle of repose   yaitu ukuran partikel bahan, bentuk bahan, karakteristik permukaan repose  partikel, kandungan air, berat jenis dan kerapatan tumpukan. a.  Partikel bahan, pengecilan ukuran dapat memperbesar sudut tumpulan yang terbentuk.

 

 b.  Kerapatan tumpukan, semakin besar kerapan tumbukan maka semakin besar sudut curah yang terbentuk karena porositas bahan semakin kecil. c.  Kandungan air, semakin tinggi kandungan air suatu bahan maka semakin  besar sudut tumbukan yang terbentuk. 2.1.3. Penerapan Angle Penerapan Angle of Repose  Repose  Data sifat-sifat fisik dari bahan pertanian mempengaruhi bagaimana bahan tersebSifat bahan pertanian penting dalam disain mesin, struktur, proses dan kontrol. Sifat tersebut juga penting untuk analisis efisiensi mesin, pengembangan pengembangan  produk baru dan evaluasi evaluasi mutu produk (Andasuryani dkk dkk., ., 2015). Walaupun sekarang sudah banyak aplikasi teknologi pengolahan kakao akan tetapi pengetahuan sifat produk ini masih terbatas. Sifat angle of repose  repose  dan  friction   dari biji-bijian memegang peranan yang penting dalam disain hopper ,  friction media transportasi, penyimpanan, saluran untuk meluncurkan produk ke bawah,  pengeringan, kotak penyimpanan dan beberapa peralatan untuk aliran biji-bijian. Koefisien friction Koefisien  friction antara  antara biji-bijian adalah sama dengan sudut tangen dari gesekan internal bahan. Koefisien  friction  friction   tergantung pada bentuk biji, karakteristik  permukaan dan kandungan air. Densitas dan  specific gravity  gravity  digunakan untuk  perhitungan diffusivitas thermal  dan  dan bilangan Reynold bilangan Reynold (Andasuryani dkk., 2015). 2.2. Bulk Density

2.2.1. Definisi  Bulk density  density  adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu. Densitas bulk ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan merupakan hasil pembagian dari berat granular dengan volume wadah. Densitas kamba atau bulk density merupakan density merupakan sifat fisik bijian yang penting untuk merencanakan gudang, volume alat pengolahan, dan alat transportasi. Untuk  pengukuran volume pada densitas kamba dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur volume, misalnya wadah literan liter an (Retnani dkk., 2010).  Bulk density  density  adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu. Bulk tertentu.  Bulk density ditentukan density  ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan marupakan hasil pembagian dari berat granular dengan volume wadah. Untuk menghitung nilai bulk density  density  yang harus dilakukan adalah memasukkan bahan

 

ke dalam wadah yang telah diketahui volumenya, lalu menimbang bahan yang  berada dalam wadah (Pangaribuan, 2016). 2016). Densitas memiliki peranan penting dalam penanganan komoditas pertanian seperti pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, stabilitas makanan ringan,  penentuan kemurnian biji, sortasi dan grading, evaluasi kemasakan buah, tekstur dan kemasakan buah, estimasi ruang udara di dalam jaringan tanaman, serta evaluasi kualitas produk seperti pada jagung manis, kacang-kacangan, kentang, dan lain-lain (Sari, 2016). 2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bulk Mempengaruhi Bulk Density Menurut Rohmah (2012), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bulk density sebagai berikut: a.  Massa dan volume bahan  Nilai bulk density sangat ditentukan dari perbandingan jumlah massa dengan volume yang ditempati bahan.  Bulk density  density  akan semakin tinggi apabila massa suatu bahan lebih besar dibanding volume wadah begitupun sebaliknya semakin  besar volume wadah yang ditempati dibanding dengan massa bahan maka nilai bulk density akan density akan semakin kecil, karena bergantung pada persamaan: ρ=

m v

 .......................................................(1)

dimana ρ adalah nilai bulk density, m yaitu massa bahan dalam wadah dan v adalah volume wadah yang ditempati bahan.  b.  Kerapatan tumpukan Keraptan tumpukan dipakai untuk menghitung volume ruang yang dibutuhkan untuk menempatkan suatu bahan dengan berat tertentu. Semakin besar nilai kerapatan tumpukan suatu bahan, volume ruang yang dibutuhkan akan semakin sedikit dan efisiensi penyimpanan akan semakin baik. c.  Ukuran partikel Ukuran partikel berpengaruh terhadap kerapatan tumpukan, yaitu pembesaran ukuran partikel secara nyata akan menyebabkan penurunan nilai kerapatan tumpukan pada bahan pakan sehingga volume yang dibutuhkan bahan juga akan semakin besar.

 

d.  Kadar air Hal lain yang mempengaruhi nilai kerapatan tumpukan yang menyebabkan  perubhan volume yaitu kadar air, semakin tinggi nilai kadar air maka akan menurunkan nilai kerapatan tumpukan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yaitu  peningkatan kadar air menyebabkan penurunan penurunan nilai kerapatan tumpukan. 2.2.3. Penerapan Bulk Penerapan Bulk Density Densitas berguna dalam konversi matematika dari massa biji terhadap volume dan mempengaruhi teksturnya. Selain itu, juga bermanfaat pada operasi pindah  panas.  Bulk density  density  dapat mengidentifikasikan derajat perkecambahan selama  pertumbuhan dan selanjutnya indikator kualitas dan prediksi didalam sifat si fat mudah  pecah dan kekerasan, penepungan dan kualitas pemanggangan (baking quality). quality). Data kecambah dan bulk density telah digunakan di dalam penentuan sifat dielektrik biji-bijian dan untuk menentukan fraksi volume yang yang digunakan di dalam persamaan campuran dielektrik (Retnani dkk., 2010).

 

III.  METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Angle Praktikum  Angle of Repose dan dan Bulk  Bulk Density ini Density ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2018 pukul 13.00 sampai selesai di Laboratorium Teknik Tanah dan Air Departemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. 3.2.Alat dan Bahan 

Adapun alat yang digunakan dalam prak praktikum tikum ini yaitu yaitu penggaris, wadah atau gelas ukur berukuran 500 ml, pensil dan corong dan alat tulis menulis Sedangkan bahan yang digunakan yaitu gabah 1 L, beras 1 L, kedelai 1 L,  jagung 1L dan kertas A3 3.2  Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilaksanakan yaitu: 3.2.1. Angle 3.2.1.  Angle Of Repose  Repose  1.  Menyiapkan alat dan bahan. 2.  Mencurahkan bahan dari ketinggian tertentu. Hingga, Hin gga, terbentuk tumpukan. 3.  Mengukur tinggi tumpukan yang terbentuk. 4.  Menggambar lingkaran dari tumpukan yang terbentuk. 5.  Mengukur diameter lingkaran. 6.  Mengulangi prosedur 1-5 dengan bahan yang berbeda. 3.2.2. Bulk  3.2.2.  Bulk  Density   Density  1.  Menyiapkan alat dan bahan. 2.  Memasukkan bahan kedalam wadah yang telah diketahui volumenya. 3.  Menghitung dengan membagi berat bahan dengan volume bahan. 4.  Mengulangi prosedur 1-3 dengan bahan yang berbeda.

 

3.3. Rumus yang Digunakan

Adapun rumus yang digunakan praktikum ini yaitu: 1. Menghitung Radius (r) ………………………………..(2)    = /2 ………………………………..(2) Keterangan: R = Radius (cm) d = Diameter (cm) 2. Menghitung tan θ  θ   ℎ

tan tan  =  ……………………………….(3) ……………………………….(3)   

Keterangan:

 = angle of repose (º) h = ketinggian (cm) r = radius (cm) 3. Menghitung θ  θ   h

θ = tan−1  ………………………………(4) ………………………………(4)   r

Keterangan:

 = angle of repose (º) h = ketinggian (cm) r = radius (cm)

 

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN  4.1 

Hasil

4.1.1  Tabel Hasil Angle Hasil Angle of Repose a.  Biji gabah Tabel 1. Hasil Angle Hasil Angle of Repose untuk biji gabah Pengulangan r (cm) h (cm) 1 2 3

9,975 9,9 10,1

5 5,5 5,5

 (ᵒ  (ᵒ) 26.6224 29.0546 28.5706

Sumber: data primer setelah diolah, 2018.  b.  Biji jagung Tabel 2. Hasil Angle Hasil Angle of Repose untuk biji jagung Pengulangan r (cm) h (cm)

 (ᵒ  (ᵒ)

1

11,25

3

14.9314

2 3

10,7 10,4

3,8 3,5

19.5519 18.600

Sumber: data primer setelah diolah, 2018. c.  Biji kedelai Tabel 3. Hasil Angle Hasil Angle of Repose untuk biji kedelai Pengulangan

r (cm)

h (cm)

 (ᵒ)  (ᵒ

1 2 3

9,725 9,65 10,125

4,5 4 4

24.8311 22.5143 21.3179

Sumber: data primer setelah diolah, 2018 d.  Biji beras Tabel 4. Hasil Angle Hasil Angle of Repose untuk biji beras Pengulangan r (cm) h (cm) 1 2 3

9,125 9,775 9,875

Sumber: data primer setelah diolah, 2018.

5,5 5 5

 (ᵒ  (ᵒ) 31.0790 27.0901 26.8544

 

4.1.2  Tabel Hasil Bulk Hasil Bulk Density a. 

Biji gabah

Tabel 5. Hasil Bulk Hasil Bulk Density untuk biji gabah Pengulangan V (cm3) 1 2 3

250 250 250

m (g)

ρ (cm3/g)

3 344,27 44,27 3 344,27 44,27 3 344,27 44,27

1,37708 1,37708 1,37708

m (g)

ρ (cm3/g)

4 409,68 09,68 412,70 412,70

1,63872 1,6508 1,6508

m (g)

ρ (cm3/g)

3 390,73 90,73 4 402,58 02,58 4 402,58 02,58

1,56292 1,61032 1,61032

m (g)

ρ (cm3/g)

Sumber: data primer setelah diolah, 2018.  b. 

Biji jagung

Tabel 6. Hasil Bulk Hasil Bulk Density untuk biji jagung Pengulangan V (cm3) 1 2 3

250 250 250

Sumber: data primer setelah diolah, 2018.

 

c. Biji kedelai Tabel 7. Hasil Bulk Hasil Bulk Density untuk biji kedelai Pengukuran V (cm3) 1 2 3

250 250 250

Sumber: data primer setelah diolah, 2018. d. 

Biji beras

Tabel 8. Hasil Bulk Hasil Bulk Density untuk biji beras Pengukuran V (cm3) 1

250

431,45

1,7258

2 3

250 250

431,45 431,45

1,7258 1,7258

Sumber: data primer setelah diolah, 2018.

 

4.2  Grafik Hasil

4.2.1  Grafik Gabungan Hasil  Angle of Repose dan Bulk Density  2     )    g     /    3    m    c     (    y    t    i    s 1    n    e     d     k     l    u     b

gabah  jagung kedelai beras

0 10

15

20

25

30

35

angle of repose (ᵒ)

Gambar 1. Grafik hubungan antara bulk density dan density dan angle of repose pada repose pada gabungan bahan. 4.2.2  Grafik Hasil per Bahan 1.  Grafik biji gabah

    ) 2    g     /    3    m2    c     (    y    t    i 1    s    n    e     d 1     k     l    u     b

y = 1.3771 angle of repose dan bulk density Linear (angle of repose dan bulk density)

0 26.62246176

29.0546041 28.57069855 angle of repose (ᵒ)

Gambar 2. Grafik hubungan antara densitas dan sudut curah pada gabah.

 

2.  Grafik biji jagung

Angle of Repose dan Bulk Density     ) 2    g     /    3 2    m    c     ( 1

angle of repose dan

   y    t    i    s 1    n    e     d     k 0    u 0     b

bulk density

y = -0.0084x + 1.8124

Linear (angle of repose dan bulk density) 5

10

15

20

25

angle of repose (ᵒ)

Gambar 3. Grafik hubungan antara densitas dan sudut curah pada jagung. 3.  Grafik biji kedelai   Angle of Repose dan Bulk Density     ) 3    g     / 2    3    m    c     (    y 2    t    i 1    s    n    e 1     d     k     l 0    u     b

angle of repose dan bulk density y = -0.0144x + 1.9249 Linear (angle of repose dan bulk density) 21

22

23

24

25

26

angle of repose (ᵒ)

Gambar 4. Grafik hubungan antara densitas dan sudut curah pada kedelai. 4.  Grafik hasil untuk jagung  Angle of Repose dan Bulk Bulk Density  2 2     ) 2    g     / 1    3    m    c 1     (    y    t    i 1    s    n    e 1     d     k     l 1    u     b

y = -2E-15x + 1.7258 angle of repose dan bulk density Linear (angle of repose dan bulk density)

0 0 0 26

27

28

29

30

31

32

angle of repose (ᵒ)

Gambar 5. Grafik hubungan antara densitas dan sudut curah pada Beras.

 

4.2. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa angle of repose adalah repose  adalah suatu sudut curah yang terbentuk karena dicurahkan dari ketinggian tertentu sehingga membentuk kerucut atau sebuah gundukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Priastuti (2016), bahwa sudut curah atau angle of repose adalah repose adalah sudut yang terbentuk antara bidang datar dengan sisi miring curahan bila sejumlah  biji atau tepung dituangkan dengan dengan cepat di atas bidang datar. Gundukan atau tumpukan yang terbentuk dari setiap bahan setelah diukur memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Misalnya pada sampel pertama, sudut curah gabah adalah 26,6224ᵒ 26,6224ᵒ, untuk jagung yaitu 1,9314ᵒ 1,9314ᵒ, untuk kedelai yaitu 24,8311ᵒᵒ  dan untuk beras yaitu 3,0790ᵒ 24,8311 3,0790ᵒ. Perbedaan sudut curah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti permukaan, bentuk dan berat jenis bahan, Hal ini sesuai dengan pendapat Syah dkk. (2013), beberapa faktor yang mempengaruhi angle of repose  repose  yaitu ukuran partikel bahan, bentuk bahan, karakteristik  permukaan partikel, kandungan kandungan air, berat jenis dan kerapatan tumpukan. Selain angle of repose  pada praktikum ini dapat pula diketahui bulk density dari bahan bahan yang digunakan.  Bulk density itu sendiri adalah ukuran massa suatu partikel yang menempati volume tertentu di dalam suatu wadah atau tempat. Hal ini sesuai dengan pendapat Retnani dkk. (2010), bahwa bulk density  density  adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu.

 

V.  PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1.  Sudut curah (angle (angle of repose) repose) adalah sudut antara permukaan gundukan terhadap permukaan horizontal. 2.  Semakin kecil partikel bahan maka semakin besar sudut curah yang terbentuk. Begitu pula sebaliknya, semakin besar partikel bahan maka semakin kecil pula sudut yang terbentuk. 3.  Bulk density  density  adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu. 4.  Apabila ukuran partikel bahan besar maka niali dari bulk density yang terbentuk juga akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, apabila apabila ukuran partikel bahan semakin kecil maka niali dari bulk density yang terbentuk juga akan semakin kecil. 5.2. Saran

Saran saya yaitu agar teori yang telah didapatkan dalam praktikum ini dapat diterapkan dalam bidang pertanian khususnya di bidang keteknikan pertanian seperti pada penanganan masa simpan hasil pertanian dalam jumlah besar.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Andasuryani, Nurluthfi, P. dan Sandra, MS. 2015.  Kajian Sifat-sifat Fisik Buah dan Biji Kakao. Kakao. Universitas Andalas: Padang. Pangaribuan, S., Titin, N. dan Anjar, S. 2016. Sifat Fisik dan Mekanik serta  Pengaruh Penyosohan terhadap Negeri Sifat Lampung: Fisik danLampung.  Mekanik  Biji Sorgum Varietas KD 4. 4. Politeknik Lampung. Priastuti, R.H., Tamrin., dan Diding S. 2016.  Pengaruh Arah Ketebalan Irisan  Kunyit Terhadap Sifat Fisik Tepung Kunyit yang Dihasilkan. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol 5, No. 2: 101-108. Retnani, Y., Reani, SR. dan Heri, AS. 2010.  Pengaruh Pengurangan Jagung Sebagai Sumber Pati terhadap Laju Alir Pellet pada Proses  Produksi Berkesinambungan. Institut Berkesinambungan. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Rohmah, M. 2012. Karakterisasi 2012. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung dan Pati Pisang Kapas (Musa Comiculata). Universitas Mulawarman: Samarinda. Sari, RTW. 2016. Sifat Fisik Biji Kedelai (Glycine max) Varietas Baluran dari  Berbagai Lokasi pertumbuhan. pertumbuhan. Universitas Jember: Jember.  Jember.  Syah, H., Yusmanizar dan Oki, M. 2013. Karakteristik Fis ik Bubuk Kopi Arabika 2013.  Karakteristik Fisik  Hasil Penggilingan Mekanis dengan Penambahan Penambahan Jagung dan Beras  Ketan.. Universitas Syiah Kuala: Aceh.  Ketan

 

LAMPIRAN



Tabel Lampiran Angle of Re Rep pose 

a.  Biji gabah Tabel 9. Pengukuran Angle Pengukuran Angle Pengukuran d (cm)of Reposeruntuk (cm) biji gabahh (cm) 1 2 3

19,95 19,8 20,2

9,975

5

9,9

5,5

10,1

5,5

tan   0,501253 0,555556 0,544554

Sumber : data primer sebelum diolah, 2018.  b.  Biji jagung Tabel 10. Pengukuran Angle Pengukuran Angle of Repose untuk biji jagung Pengukuran d (cm) r (cm) h (cm) 1 2 3

22,5 21,4 20,8

11,25

3

10,7

3,8

10,4

3,5

tan   0,266667 0,35514 0,336538

Sumber : data primer sebelum diolah, 2018. c.  Biji kedelai Tabel 11. Pengukuran Angle Pengukuran Angle of Repose untuk biji kedelai Pengukuran d (cm) r (cm) h (cm) 1 2 3

19,45 19,3 20,25

9,725

4,5

9,65

4

10,125

4

Sumber : data primer sebelum diolah, 2018.

tan  

0,462725 0,414508 0,395062

 

d.  Biji beras Tabel Pengukuran Angle Pengukuran Angle of Repose untuk biji beras Pengukuran d (cm)  r (cm) 1 2 3

18,25 19,55 19,75

h (cm)

9,125

5,5

9,775

5

9,875

5

tan   0,60274 0,511509 0,506329

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF