Lapleng Tekos Krim Fixxxxx
October 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Lapleng Tekos Krim Fixxxxx...
Description
LAPORAN LENGKAP TEKNOLOGI SEDIAAN KOSMETIK “WHITENING CREAM”
OLEH: TRANSFER B 2018
ASISTEN: PUTRI DEWI ANGRIANI
PROGRAS STUDI SARJANA FARMASI LABORATORIUM FARMASETIKA SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR MAKASSAR 2019
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.
Masyar Mas yarak akat at ter teruta utama ma ka kaum um wan wanita ita,, sem semaki akin n sa sadar dar aka akan n pe penti ntingn ngnya ya kosmet kos metik ik seb sebaga agaii keb kebutu utuha han n se sehar hari-h i-hari ari.. Beg Begitu itu ban banyak yak wan wanita ita yan yang g terobsesi terlihat cantik dan memiliki kulit wajah yang putih. Mayoritas menganggap bahwa wanita yang memiliki kulit wajah putih lebih terlihat cantik, dan selalu melakukan perawatan kecantikan ke salon-salon mahal. Kein Ke ingi gina nan n un untu tuk k me memp mpun unya yaii ku kuli litt wa waja jah h pu puti tih h te ters rseb ebut ut ke kemu mudi dian an mendor men dorong ong pen penggu ggunaa naan n pro produk duk-pr -produ oduk k kos kosmet metik ik pe pemut mutih ih kul kulit. it. Tre Tren n peng pe nggu guna naan an
ko kosm smet etik ik
ya yang ng
se sema maki kin n
be berk rkem emba bang ng,,
se serta rta tu tunt ntut utan an
sese se seor oran ang g un untu tuk k be berp rpen enam ampi pila lan n me mena narik rik di de depa pan n kh khal alay ayak ak um umum um menjadi salah satu alasan industri kosmetik berkembang dengan baik di In Indo done nesi sia. a. De Deng ngan an pe perm rmin inta taan an
pa pasa sarr
ak akan an
kos osme meti tik k
ya yang ng te teru rus s
meningkat, menyebabkan para produsen kosmetik untuk saling bersaing ketat ket at men mencip ciptak takan an da dan n me menaw nawark arkan an pro produk duk ya yang ng mam mampu pu me memen menuhi uhi eksp ek spe ekt kta asi para ara calon alon pem emb beli. li. Me Men nur urut ut dat ata a yan ang g did idap apa at da dari ri Kement Kem entria rian n Per Perdag dagang angan an Rep Republ ublik ik Ind Indone onesia sia,, pen penjua jualan lan kos kosme metik tik di In Indo done nesi sia a pa pada da tahu tahun n 20 2012 12 me meni ning ngka katt seb ebes esar ar 12 12% % da dari ri ta tahu hun n sebe se belu lumn mnya ya ya yait itu u se sebe besa sarr Rp 8,5 8,5 tr tril iliu iun n menj menjad adii Rp Rp.. 9, 9,76 76 tr tril iliu iun n (Kemenperin, 2014). Salah Sal ah sat satu u per perawa awatan tan sec secara ara sed sederh erhan ana a yan yang g bia biasa sa dil dilaku akukan kan sendiri oleh para wanita dirumah adalah membersihkan dan merawat kulit wajah. Banyak jenis produk yang digunakan untuk jenis perawatan wajah secara sec ara se seder derha hana na di rum rumah, ah, mis misaln alnya ya pro produk duk pem pember bersih sih,, pen penyeg yegar, ar, pelemb pel embab, ab, pem pemuti utih, h, ant antii acn acne, e, an anti ti agi aging, ng, dan lai lain n seb sebaga againy inya. a. Dar Darii berbag ber bagai ai mac macam am pro produk duk kos kosmet metika ika unt untuk uk waj wajah ah ter terseb sebut ut yan yang g pal paling ing banyak digunakan oleh para wanita adalah krim pemutih wajah. sekarang ini tid tidak ak dap dapat at dir diragu agukan kan lag lagii bah bahwa wa ke kebut butuha uhan n ak akan an kos kosmet metik ik sud sudah ah
demiki dem ikian an pri primer mer bag bagii ham hampir pir se seluru luruh h wan wanita ita.. Lih Lihat at saj saja a pe pengg ngguna unaan an berbag ber bagai ai kri krim m pem pemuti utih h waj wajah ah ban banyak yak dig diguna unaka kan n wan wanita ita ba baik ik kal kalang angan an remaja, dewasa, bahkan lansia. Lihat pula besar dan kuatnya industri kosmetika yang tidak kalah kuatnya dengan industri - industri lain. Dan perangkat peran gkat pelayan seperti salo salon n dan penjuala penjualan n yang telah meni meningka ngkat. t. Semua itu menunjukkan peranan kosmetika yang sangat penting dewasa ini (Wasitaatmadja, 1997). Satu bahan aktif yang terbukti memiliki kegunaan yang baik untuk kulit yaitu asam kojic dimana cara kerja asam kojic sebagai sebagai pemutih, senyawa ini memilki efek sebagai inhibitor kompetitif dan reversible pada oksida oks idase se pol polife ifenol nol ya yaitu itu men mengha ghamba mbatt tir tirosi osinas nase, e, yan yang g men mengk gkata atalis lisis is perubahan tirosin. Berdasarkan hal tersebut dilakukan formulasi whitening krim dengan menggunakan asam kojic (Serra-Baldrich, dkk, 1998) I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan Adapun maksud dari percobaan ini adalah mengetahui bagaimana cara memformulasi sediaan whitening cream yang stabil secara fisik. I.2.2 Tujuan Percobaan
Adap Adapun un tujua tujuan n dari perco percobaan baan ini adalah adalah dapa dapatt meng mengetahu etahuii cara
memformulasi sediaan whitening cream yang stabil secara fisik. I.3 Prinsip Percobaan Ad Adapu apun n prin prinsip sip dar darii per percob cobaa aan n ini ad adala alah h ber berdas dasark arkan an pad pada a pembuatan sediaan whitening cream, dimana basis air dipanaskan dan basis minyak di leburkan. Kemudian keduanya di campurkan homogen dan zat aktif hingga antioksidan dimasukkan lalu dihomogenkan hingga terbentuk krim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kulit Kulit Ku lit mer merup upaka akan n pan panca ca ind indera era yan yang g ter terlet letak ak di per permuk mukaan aan tub tubuh uh yang berperan penting dalam melakukan proteksi tubuh. Secara alami, kulit ku lit ak akan an me meli lind ndun ungi gi tu tubu buh h da dari ri se sera rang ngan an mik mikro roor orga gani nism sme e de deng ngan an adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat serta adanya lapisan kulit (Wasitaatmadja, 2007). Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini meru me rupa paka kan n pe pemb mbun ungk gkus us ut utuh uh se selu luru ruh h pe perm rmuk ukaa aan n tu tubu buh h da dan n ad ada a kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar (Kalangi, Sonny, 2013). Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan merupa mer upakan kan ind indika ikator tor unt untuk uk me mempe mperol roleh eh ke kesan san umu umum m den dengan gan mel meliha ihatt perubahan pada kulit (Syaifuddin, 2009). Adapun struktur lapisan kulit, kulit, yaitu (Syaifuddin, 2009) 1. Epidermis Lapisan Lapi san paling luar yang terdiri atas lapis lapisan an epitel gepe gepeng. ng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit (keratinosit ) dan sel melanosit. Lapisan epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah bermitosis terus-menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan mengelupas dan gugur. Epidermis dibina oleh selsel epidermis terutama serat-serat kolagen dan sedikit serat elastis.
Dari sudu sudutt kosm kosmetik, etik, epidermi epidermis s merup merupakan akan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada lapisan epidermis. Meskipun ada beberapa jenis kosm kosmetik etik yang digun digunakan akan sampai ke dermi dermis, s, namun tetap penampilan epidermis menjadi tujuan utama. Ketebalan epidermis epid ermis berbeda berbeda-beda -beda pada berbaga berbagaii tubu tubuh, h, yang paling tebal berukuran 1 milimeter, misalnya ada telapak kaki dan telapak tangan, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut (Tranggono & Latifah, 2007).
Gambar1.Lapisan-lapisan epidermis (Mescher AL, 2010)
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan sel. Sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel, lapisan tersebut terdiri dari 5 lapisan meliputi (Syaifuddin, 2009): a. Stra Stratu tum m ko korn rneu eum m ((Stratum Stratum corneum) corneum) Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk (keratinosit (keratinosit )),, gepeng, kering, dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat keratin, makin keluar letak sel makin gepeng seperti sisik lalu terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas akan digantikan oleh sel yang yan g lai lain. n. Zat tan tanduk duk mer merupa upakan kan ker kerati atin n lunak lunak yan yang g sus susuna unan n kimianya kimia nya bera berada da dala dalam m sel-s sel-sel el kerat keratin in keras keras.. Lapis Lapisan an tandu tanduk k hampir ham pir tid tidak ak men mengan gandun dung g air ka karen rena a ada adanya nya pen pengua guap p air air,, elastisnya kecil, dan sangat efektif untuk pencegahan penguapan air dari lapisan yang lebih dalam (Syaifuddin, 2009).
b. Stra Stratu tum m lu lusi sidu dum m ((Stratum Stratum lucidum) lucidum) Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat gepeng dan bening. Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga lapisannya secara keseluruhan seperti kesatuan yang bening. Lapisan ini ditemukan pada daerah tubuh yang berkulit tebal (Syaifuddin, (Syaifuddin, 2009). Lapis Lapisan an ini terle terletak tak di bawa bawah h stratum corneum. Antara corneum. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan keratin tipis yang disebut rein's barrier (Szakall) yang tidak bisa ditembus (impermeable) (Tranggono & Latifah, 2007). c. St Stra ratu tum m gran granul ulos osum um Lapisa Lap isan n ini terd terdiri iri atas 2-3 lap lapis is se sell po poly lygo gona nall yan yang g aga agak k gepeng dengan inti ditengah dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohialin atau gabungan gabungan kerat keratin in deng dengan an hial hialin. in. Lapisan Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan bahan kimia masuk kedalam tubuh (Syaifuddin, 2009). d. St Stra ratu tum m sp spin inos osum um Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, poligonal, inti terda terdapat pat di tenga tengah h dan sitoplas sitoplasmany manya a beris berisii berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom (jembatan sel). Seluruh sel terikat rapat lewat serat-serat tersebut sehingga secara keseluruhan lapisan sel-selnya berduri. Lapisan ini untuk menahan gesekkan dan tekanan dari luar, tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki (Syaifuddin, 2009). e. Stra Stratu tum mb bas asal al (Stratum germinativum atau membrane basalis) Lapisan terbawah epidermis. Di dalam stratum germinativum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang ti tidak dak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikan membe rikannya nya
kepa kepada da
sel-s sel-sel el
kerat keratinos inosit it
melal melalui ui
dend dendritrit-
dendritnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit.
Kesatuan Kesa tuan ini diber diberii nama unit melan melanin in epidermal (Trangg (Tranggono ono & Latifah, 2007). 2. Dermis Berbeda deng Berbeda dengan an epid epidermis ermis yang tersu tersusun sun oleh sel-sel dala dalam m berbagai bentuk dan keadaan. Dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida. Batas dermis sulit ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipoderm (hipo dermis), is), ketebala ketebalannya nnya antara 0,5 - 3 mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis. Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Serabut kolagen dapat mencapai 72 % dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak. Di dalam dermis terdapat adneksa-adneks adneksa-adneksa a kulit seperti folikel rambut, rambu t, papi papilla lla rambu rambut, t, kele kelenjar njar kerin keringat, gat, salur saluran an kerin keringat, gat, kele kelenjar njar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subk (subkutis/h utis/hipode ipodermis) rmis) (Tran (Tranggon ggono o & Latif Latifah, ah, 2007 2007;; Syaif Syaifuddi uddin, n, 2009). 3. La Lapi pisa san n Sub Subku kuta tan n Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasiasu perfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan lapis an adip adiposa osa yang terdapat sus susunan unan lapis lapisan an subk subkutan utan untu untuk k menentukan mobilitas kulit diatasnya, bila terdapat lobules lemak yang merata, hypodermis membentuk bantal lemak yang disebut pannikulus disebut pannikulus adiposa. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. Sedangkan Sedangkan pada kelopa kelopak k mata, penis, dan skort skortum, um, lapisan subkutan tidak mengandung lemak. Dalam lapisan hypodermis terdapat anyaman pemnbuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit bawah dermis.
Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di bawahnya (Syaifuddin, 2009). II.2 Krim II.2.1 Definisi Krim Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sediaan ini merupakan sediaan setengan padat (semi solid) dan emulsi yang terdiri dari campuran antara fase minyak dan fase air (Dirjen POM, 1995). 1995). Krim Kri m umu umumny mnya a kur kuran ang g ke kenta ntall dan leb lebih ih rin ringan gan dar darii pa pada da sal salep, ep, sehi se hing ngga ga kr krim im lebi lebih h disu disuka kaii da dari ri pa pada da sa sale lep. p. Um Umum umny nya a krim krim mu muda dah h menyeb men yebar ar rat rata a da dan n kar karena ena kri krim m mer merupa upaka kan n emu emulsi lsi min minyak yak dal dalam am air air,, maka akan lebih mudah dibersihkan dari pada sebagian besar salep. Krim dianggap mempunyai daya tarik estetik lebih besar karena sifatnya yang tidak berminyak dan kemampuannya berpenetrasi dengan cepat ke dalam kulit (Ansel,1989). II.2.2 Keuntungan dan Kekurangan Krim a. Keu Keuntu ntung ngan an (An (Ansel sel,, 2 2008 008): ): 1. Muda Mudah hm menye enyebar bar rata 2. Prak Prakti tis s 3. Muda Mudah h dibe dibersika rsikan n atau d dicuc icucii 4. Cara kerja berlangsung pada jar jaringan ingan sete setempat mpat 5. Tida Tidak k lengk lengket et teru terutama tama tip tipe e M/A 6. Memberikan rrasa asa dingin (cool cream) berupa tipe A/M 7. Digu Digunaka nakan n seba sebagai gai ko kosmeti smetik k 8. Baha Bahan n untuk pemaka pemakaian ian topikan topikan,, jumlah yang diabso diabsorbsi rbsi tidak cukup beracun b. Kek Kekura urang ngan an (An (Ansel sel,, 2 2008 008): ): 1. Su Susa sah h da dala lam m pe pemb mbua uata tann nnya ya ka kare rena na ha haru rus s da dala lam m ke kead adaa aan n panas
2. Muda Mudah h pecah disebabk disebabkan an komposis komposisii dalam pemb pembuatan uatan formul formula a tidak sesuai 3. Mud Mudah ah ker kering ing dan mud mudah ah rus rusak, ak, khus khususn usnya ya tip tipe e A/M karena karena te terg rga ang ngg guny nya a sist siste em cam amp pur uran an te teru ruta tama ma penambahan salah-satu fase yang berlebihan
di dis seba bab bkan
II.2.3 Mekanisme Kerja Krim Pemutih a. Pro Protek teksi si sin sinar ar mat mataha ahari ri (Ta (Tabir bir su surya rya))
Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari
(panjang gelombang: 290-320 nm) disebabkan oleh reaksi fisik dan kimiaw kim iawii me mengg nggela elapka pkan n war warna na mel melani anin n ya yang ng bel belum um mu muncu ncull ke lua luar r mela me lano nosi sit, t, da dan n me mera rang ngsa sang ngny nya a se seca cara ra ce cepa patt un untu tuk k ma masu suk k ke keratinosit. Selain itu, terpapar radiasi matahari akan menyebabkan kecepatan kecepata n sinte sintesis sis melan melanin in dala dalam m melan melanosit osit meng mengalami alami akse akselerasi lerasi,, sehingga semakin meningkatkan jumlah pigmen melanin (Fitrie, 2004). Mekanisme tabir surya yaitu dengan memberikan tabir sehingga ra radi dias asii ma mata taha hari ri de deng ngan an pa panj njan ang g ge gelo loma mang ng 29 2900-32 320 0 nm ti tida dak k langsung atau mengurangi pemaparannya terhadap kulit (Zhai, 2009). b. Men Mengh ghamb ambat at ak aktiv tivita itas s mel melano anosit sit Menghamb Meng hambat at aktiv aktivitas itas mela melanosit nosit dilak dilakukan ukan deng dengan an meng menghinda hindari ri caha ca haya ya ma mata taha hari ri da dan n
ob obat at-o -oba batt
fo foto toto toks ksik ik..
Seba Sebaga gaim iman ana a
te tela lah h
dijelaskan bahwa melanosit akan masuk kedalam keratinosit jika kulit terpapar cahaya matahari. Selain itu kecepatan sintesis melanin dalam melanosit juga akan meningkat (Zhai, 2009). c. Men Mengh ghamb ambat at sin sintes tesis is mel melani anin n Mela Me lani nin n
dibe dibent ntuk uk oleh oleh me mela lano nosi sitt
de deng ngan an en enzi zim m ti tiro rosi sina nase se
memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akib ak ibat at da dari ri ke kerj rja a en enzi zim m ti tiro rosi sina nase se,, ti tiro roks ksin in di diub ubah ah me menj njad adii 3, 3,4 4 dihidr dih idroks oksife iferil ril ala alanin nin (DO (DOPA) PA) dan kem kemudi udian an men menjad jadii dop dopaqu aquino inone, ne, yan ang g
ke kem mud udia ian n
transf tra nsform ormasi asi
diko ikonv nve ers rsi, i,
men menjad jadii
set ete ela lah h
mel melani anin. n.
me mela lalu luii
Pen Pengh ghamb ambata atan n
bebe berrap apa a sin sintes tesis is
ta taha hap p mel melani anin n
dila dilaku kuka kan n de deng ngan an pe peng ngha hamb mbat atan an en enzi zim, m, ti tiro rosi sina nase se.. Ob Obat at ya yang ng
biasanya digunakan dan mampu menghambat enzim tersebut adalah hidrokuin hidro kuinon, on, asam kojik, asam azelaik, ekstrak ekstrak beng bengkuan kuang, g, arbut arbutin in (Zhai, 2009). d. Men Mengh ghamb ambat at p prod roduks uksii me melan lanin in Obat yang dapat digunakan untuk menghambat produksi melanin diantranya adalah asam askorbat dan glutation (Zhai, 2009). e. Toks Toksisita isitas s melano melanosit sit sele selektif ktif dan sup supresi resi mela melanoge nogenesi nesis s non selek selektif tif Obatt yan Oba yang g mem mempu punya nyaii efe efek k tok toksis sisita itas s mel melano anosit sit sel selekt ektif if ada adalah lah merkur mer kuri, i, iso isopro propil pil kat kateko ekol, l, dan N-a N-aset setilil sistei sistein n ya yang ng me menye nyebab babkan kan kerusakan kerus akan mela melanosit. nosit. Akib Akibatnya atnya melan melanin in tidak dapa dapatt disin disintesis tesis.Obat .Obat yang mempunyai efek supresan pada melanogenesis non selektif yaitu kort ko rtik ikos oste tero roid id da dan n
indo indome meta tasi sin. n. Ob Obat at te ters rseb ebut ut be beke kerj rja a
de deng ngan an
menekan proses melanogenesis (Zhai, 2009). f. Me Memi mind ndah ahka kan n me mela lani nin n Melanin yang sudah disintesis akan menumpuk dan berkumpul di kerati ker atinos nosit. it. Oba Obatt ini bek bekerj erja a un untuk tuk mem memind indahk ahkan an mel melani anin n ter terseb sebut ut untuk segera di metabolisme. Obat yang mempunyai aktivitas tersebut adalah asam kloroasetik, solutio jessner, asam glikolat (Zhai, 2009). II.2.4 Stabilitas Krim Umumnya suatu emulsi dianggap tidak setabil secara fisika jika, fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk agregatt dar agrega darii bul bulata atan-b n-bula ulatan tan,, jika jika bul bulata atan-b n-bula ulatan tan ata atau u agr agrega egatt dar darii agrega agr egatt na naik ik ke pe permu rmukaa kaan n ata atau u tur turun un ked kedasa asarr emu emulsi lsi ter terseb sebut ut akan akan membentuk suatu lapisan bekat dari fase dalam dan jika semua atau sebagian dan cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi, yang meru me rupa paka kan n
ha hasi sill
da dari ri
be berg rgab abun ungn gnya ya
bu bula lata tann-bu bula lata tan n
fa fase se
da dala lam. m.
Disamp Dis amping ing itu su suatu atu emu emulsi lsi san sangat gat dip dipenga engaruh ruhii ole oleh h ko konta ntamin minasi asi dan pertumbuhan mikroba (Ansel, 2005). Keti Ke tida daks ksta tabi bila lan n
fisi fi sika ka
da dan n
se sedi diaa aan n
di dita tand ndai ai
de deng ngan an
ad adan any ya
pemucatan warna atau munculnya warna, timbul bau, perubahan atau
pemisahan fase, pecahnya emulsi, pengendapan suspensi atau caking, peruba per ubahan han kon konsis sisten tensi, si, pe pertu rtumbu mbuhan han kri krista stal, l, ter terbe bentu ntukny knya a gas gas,, dan peruba per ubahan han fisik fisik lai lainny nnya. a. Kes Kestab tabila ilan n dar darii emulsi emulsi dit ditan andai dai den dengan gan tid tidak ak adanya pen ada engg ggab abun unga gan n fa fase se dala alam, ti tida dak k adan anya ya creaming , dan memberikan penampilan, bau, warna dan fisik lainnya yang baik (Martin et al ., ., 1993). Ketidakst Keti dakstabila abilan n dala dalam m emul emulsi si farma farmasi si dapa dapatt digol digolongk ongkan an seba sebagai gai berikut: a. Flokulasi dan Creaming Creaming merupakan pemisahan dari emulsi menjadi beberapa lapis cairan, dimana masing-masing lapis mengandung fase dispersi yang berbeda (Anief, 1997). Creaming kearah atas terjadi dalam suatu emulsi A/M ata emulsi atau u M/A ya yang ng tid tidak ak sta stabil bil dim diman ana a fas fase e ter terdis disper persi si mempunyai kerapatan lebih kecil dari pada kerapatan fase luar. Cre Cr eami min ng kear kearah ah bawah dalam emulsi yang tidak stabi stabill diman dimana a kerapatan fase dalam lebih besar dari pada kerapatan fase luar (Ansel, 2005). b. Koalesen dan pecahnya emulsi (crecking (crecking atau breaking ) Cre Cr eam amin ing g adala adalah h suatu proses yang bersifat dapa dapatt kemba kembali, li, berbeda dengan proses creaking (pecahnya emulsi) yang bersifat tidak dapatt kemb dapa kembali ali (Anie (Anief, f, 1997 1997). ). Hal ini dikar dikarenak enakan an lapis lapisan an pelin pelindung dung disekitar bulatan-bulatan fase terdispersi tidak adalagi (Ansel, 2005). c. Inversi Inverse fase yang fase yang meliputi perubahan tipe emulsi dari M/A menjadi A/M atau sebaliknya (Martin et al .,1993). .,1993). II.2.5 Komposisi Sediaan Krim Bahan-bahan penyusun krim, antara lain: 1. Zat aktif aktif,, yai yaitu tu zat berk berkhas hasiat iat pada su suatu atu sedia sediaan an.. co conto ntohny hnya a : Asam kojat, Arbutin, Vitamin C dll 2. Em Emul ulga gato tor, r, ad adal alah ah ba baha han n ak aktif tif pe perm rmuk ukaa aan n ya yang ng me menu nuru runk nkan an te tega gang ngan an pe perm rmuk ukaa aan n an anta tarr mu muka ka an anta tara ra mi miny nyak ak da dan n ai airr da dan n
mengelilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi. Contohnya : Asam stearate, Trietanolamin dll 3. Ba Baha han n Pe Peng ngaw awet et,, se seri ring ng digu diguna naka kan n um umum umny nya a me metil til para parabe ben n (n (nip ipag agin in)) 0,12 0,12-0 -0,1 ,18% 8%,, prop propil il pa para rabe ben n (n (nip ipas asol ol)) 0, 0,02 02-0 -0,0 ,05% 5%.. Pend Pe ndap apar ar,,
un untu tuk k
me memp mper erta taha hank nkan an
pH
se sedi diaa aan n
Pe Pele lemb mbab ab..
Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh (Lachman, 1994). 4. Pe Pele lemb mbab ab
(hum (humek ekta tan) n),,
dita ditamb mbah ahka kan n
da dala lam m
se sedi diaa aan n
to topi pik kal
dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyeb men yebabk abkan an jar jaring ingan an men menjad jadii lun lunak, ak, me menge ngemba mbang ng da dan n tid tidak ak berkeriput berke riput sehingga penetras penetrasii zat akan lebih efek efektif. tif. Cont Contohny ohnya: a: gliserol, PEG, sorbitol dll. Anti Oksidan 5. Ant Antiok ioksid sidan an dim dimaks aksudk udkan an unt untuk uk men menceg cegah ah tej tejadi adinya nya ke keten tengik gikan an akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak jenuh yang sifatnya autooksidasi. Contohnya: Contohnya: tokoferol, alkil gallat, BHA, BHT. 6. Pe Peni nin ngk gkat at Pe Pene netr tras asi, i,
za zatt
ta tam mbah aha an
in inii
di dim mak aksu sudk dka an
unt ntuk uk
meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan pengobatan sistemik lewat dermal (kulit). Contohnya : Cetyl alcohol, pyrrolidones, minyak atsiri dll (Lachman, 1994). II.2.6 Jenis-jenis Emulgator Emul Em ulg gat ator or
men ens sta tab bilk ilkan
de deng ngan an
ca cara ra
me mene nemp mpa ati
anta tara ra
permukaan antara tetesan minyak dan air. Emulgator juga mengurangi te tega gang ngan an an anta tarr mu muka ka an anta tara ra fa fase se se sehi hing ngga ga me meni ning ngka katk tkan an pr pros oses es emulsifikasi selama pencampuran. Contohnya, Gom Arabikum, Tragakan, Merah telur, Carboxymethyloellulose (CMC) (Fatmawaty, 2015). Menuru Men urutt bu buku ku Tek Teknol nolog ogii Sed Sediaa iaan n Far Farmas masi, i, Emu Emulga lgator tor ter terbag bagii menjadi dua, diantaranya : 1. Emulgator alami
a. Emul Emulgator gator alam yang membent membentuk uk film multim multimoleku olekuler. ler. Conto Contohnya hnya akasia dan gelatin. b. Emulgator alam yang membentuk film monomolekuler. Contohnya lesitin dan kolesterol. kolesterol . c. Emulgator yang membentuk film berupa partikel padat. Contohnya bentonit dan veegum. 2. Emulgator
sintesis
atau
surfaktan
yang
membentuk
film
monomolekuler. Kelompok bahan aktif permukaan ini dibagi menjadi anionik, kationik dan nonionik, tergantung dari muatan yang dimiliki oleh surfaktan. II.2.7 Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) Produksi 1. Bahan Awal a. Air 1. Air harus menda mendapat pat perhati perhatian an khusus karen karena a merupaka merupakan n bahan penting ing.
Peral ralatan
untuk
memproduksi
air
dan
sistem
pemasokannya pemasokanny a harus dapat memasok air yang berkualitas. Sistem pemasokan air hendaknya disanitasi sesuai Prosedur Tetap. 2. Air
ya yan ng
dig digun unak aka an
un untu tuk k
pro rodu duk ksi
se seku kura ran ngg-ku kura rang ngn nya
berkualitas air minum. Mutu air yang meliputi parameter kimiawi dan mikrobiologi harus dipantau secara berkala, sesuai prosedur tertulis tertul is dan set setiap iap ada kel kelain ainan an har harus us seg segera era dit ditind indak ak lan lanjut jutii dengan tindakan koreksi. 3. Pemilihan metoda pengolahan air seperti deion deionisasi, isasi, destilasi atau atau filtrasi tergantung dari persyaratan produk. Sistem penyimpanan maupun pendistribusian harus dipelihara dengan baik. 4. Pe Perp rpip ipaa aan n
he hend ndak akla lah h
diba dibang ngun un
se sede demi miki kian an
ru rupa pa
se sehi hing ngga ga
terhindar dari stagnasi dan resiko terjadinya pencemaran. b. Verif Verifikasi ikasi Mater Material ial (Ba (Bahan) han) 1. Semu Semua a pasokan baha bahan n awal (bah (bahan an baku dan bahan pengem pengemas) as) hendakla hend aklah h dipe diperiksa riksa dan dive diverifika rifikasi si meng mengenai enai peme pemenuha nuhannya nnya
terhadap terha dap spes spesifika ifikasi si yang telah diteta ditetapkan pkan dan dapa dapatt ditelu ditelusuri suri sampai dengan produk jadinya. 2. Con Contoh toh bah bahan an awa awall he henda ndakla klah h dip diperi eriks ksa a sec secara ara fis fisik ik men mengen genai ai pemenuhannya terhadap spesifikasi yang ditetapkan, dan harus dinyatakan lulus sebelum digunakan. 3. Baha Bahan n awal harus d diberi iberi lab label el yang jela jelas. s. 4. Semu Semua a bahan harus bersih dan diperiks diperiksa a kema kemasann sannya ya terhada terhadap p kemungkinan terjadinya kebocoran, lubang atau terpapar. c. Penc Pencatata atatan n Ba Bahan han 1. Semua baha bahan n hendaklah memiliki catatan yang lengkap mengenai nama bahan yang tertera pada label dan pada bukti penerimaan, tanggal penerimaan, nama pemasok, nomor batch dan jumlah. 2. Setiap penerimaan dan penyer penyerahan ahan bahan a awal wal hendaklah dicatat dan diperiksa secara teliti kebenaran identitasnya. d. Mater Material ial Ditola Ditolak k (Reject) 1. Pa Paso soka kan n ba baha han n ya yang ng ti tida dak k me meme menu nuhi hi sp spes esif ifik ikas asii he hend ndak akny nya a ditandai, dipisah dan untuk segera diproses lebih lanjut sesuai prosedur tetap. e. Siste Sistem m Pember Pemberian ian Nomor Batch 1. Setia Setiap p produk antara antara,, prod produk uk ruahan dan produk akhi akhirr hend hendaklah aklah diber iberii nomo morr iden identi tita tas s produ roduks ksii (no nom mor ba batc tch h ya yang ng dapa patt memungkinkan penelusuran kembali riwayat produk. 2. Sis Sistem tem pem pember berian ian nom nomor or batc batch h hen hendak dakny nya a spe spesif sifik ik dan tid tidak ak berulang
untuk
produk
yang
sama
untuk
menghindari
kebingungan/kekacauan. 3. Bila memun memungkink gkinkan, an, nomor batch hendak hendaknya nya dicet dicetak ak pada etiket wadah dan bungkus luar. 4. Catatan p pemberian emberian n nomor omor batch h hendaknya endaknya dipelihara. f. Pe Penim nimba banga ngan n dan P Peng enguku ukuran ran 1. Penim imb bangan
hendaknya
dilakukan
di
menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi.
tempat
tertentu
2. Semu Semua a pela pelaksana ksanaan an penimban penimbangan gan dan peng pengukura ukuran n harus dicat dicatat at dan dilakukan pemeriksaan ulang oleh petugas yang berbeda. g. Prose Prosedur dur dan Pengol Pengolahan ahan 1. Se Semu mua a ba baha han n aw awal al ha haru rus s lu lulu lus s uj ujii se ses sua uaii sp spes esif ifik ikas asii ya yang ng ditetapkan. 2. Semu Semua a prose prosedur dur pembuat pembuatan an harus dilaksan dilaksanakan akan sesuai sesuai pros prosedur edur tetap tertulis. 3. Se Semu mua a pe peng ngaw awas asan an se sela lama ma pr pros oses es ya yang ng di diwa waji jibk bkan an ha haru rus s dilaksanakan dan dicatat. 4. Produ Produk k ruahan harus diberi pena penandaa ndaan n sampai dinyata dinyatakan kan lulus oleh Bagian Pengawasan Mutu. 5. Per Perhat hatian ian khu khusus sus hen hendak daknya nya dib diberi erikan kan kep kepad ada a ke kemun mungki gkinan nan terjadinya kontaminasi silang pada semua tahap proses produksi. 6. He Hend ndak akny nya a dila dilaku kuka kan n pe peng ngaw awas asan an ya yang ng se seks ksam ama a te terh rhad adap ap kegiatan pengolahan yang memerlukan kondisi tertentu, misalnya pengaturan suhu, tekanan, waktu dan kelembaban. 7. Hasil ak akhir hir proses pro produks duksii harus dicat dicatat. at. h. Produ Produk kK Kering ering 1. Pen Penang angana anan n bah bahan an da dan n pro produk duk ker kering ing mem memerl erluk ukan an per perhat hatian ian khusus dan bila perlu dilengkapi dengan sistem pengendali debu, atau sistem hampa udara sentral atau cara lain yang sesuai. i. Pr Prod oduk uk Ba Basa sah h 1. Cai Cairan ran,, kri krim, m, dan lotio lotion n har harus us dip diprod roduks uksii dem demiki ikian an rup rupa a unt untuk uk mencegah dari kontaminasi mikroba dan kontaminasi lainnya. 2. Peng Pengguna gunaan an sistem produks produksii dan transfe transferr seca secara ra tertutup sangat dianjurkan. 3. Bila digunaka digunakan n sistem perpipa perpipaan an untuk trans transfer fer bahan da dan n produk ruahan harus dapat dijamin bahwa sistem yang digunakan mudah di bersihkan.
j. Produk Aerosol 1. Pem Pembua buatan tan aer aeros osol ol mem memerl erluka ukan n per pertim timban bangan gan khu khusus sus kar karena ena sifat alami dari bentuk sediaan ini. 2. Pe Pemb mbua uata tan n ha haru rus s dila dilaku kuka kan n da dala lam m ru ruan ang g kh khus usus us ya yang ng da dapa patt menjamin terhindarnya ledakan atau kebakaran. k. Pela Pelabelan belan dan Pen Pengema gemasan san 1. Lin Linii pen pengem gemasa asan n hen hendak daklah lah dip diperik eriksa sa se sebel belum um dio dioper peras asika ikan. n.
Peralatan harus bersih dan berfungsi baik. Semua bahan dan prod produk uk jadi jadi da dari ri ke kegi giat atan an pe peng ngem emas asan an se sebe belu lumn mnya ya ha haru rus s dipindahkan. 2. Selama proses pelabelan dan pengemasan berlangsung, harus
diambil contoh secara acak dan diperiksa. 3. Setiap lini pelabelan dan pengemasan harus ditandai secara jelas untuk mencegah campur baur. 4. Sisa label dan bahan pengemas harus dikembalikan ke gudang
dan dic dicata atat. t. Bah Bahan an pen pengem gemas as yan yang g dit ditola olak k har harus us dic dicata atatt dan diproses lebih lanjut sesuai dengan Prosedur Tetap. l. Produ Produk k Jadi, Kar Karantin antina a dan Peng Pengiriman iriman ke Gu Gudang dang Pro Produk duk Jad Jadii 1. Sem Semua ua pro produ duk k jad jadii har harus us dik dikara aranti ntina na ter terleb lebih ih dahulu dahulu.. Set Setela elah h dinyatakan lulus uji oleh bagian Pengawasan Mutu dimasukkan ke gudang produk jadi. Selanjutnya produk dapat didistribusikan. II.2.8 Evaluasi Sediaan Krim 1. Uj Ujii orga organo nole lept ptik ik be bert rtuj ujua uan n un untu tuk k me meli liha hatt ta tamp mpil ilan an fi fisi sik k su suat atu u sediaan meliputi warna, bau dan bentuk. Berdasarkan hasil yang didapat yaitu berwarna putih, tidak berbau dan konsistensi berupa setengah padat. Hasil ini telah sesuai dengan spesifikasi yang telah disyaratkan (Wibowo dkk, 2017). 2. Uj Ujii da daya ya se seba barr kr krim im be bert rtuj ujua uan n un untu tuk k me meng nget etah ahui ui ke kema mamp mpua uan n menyebar krim saat diaplikasikan pada kulit. Adanya penambahan beban menyebabkan diameter penyebarannya juga semakin besar sehingga sehin gga sema semakin kin besa besarr luas peny penyebar ebarannya annya.. Persy Persyarata aratan n daya
sebar sediaan setengah padat harus berada pada range 5-7 cm (Rachmalia dkk, 2016). 3. Uji daya llekat ekat be bertuju rtujuan an untu untuk k meng mengetahu etahuii waktu ya yang ng dibu dibutuhk tuhkan an kr krim im te ters rseb ebut ut un untu tuk k me mele leka katt pa pada da ku kuli lit. t. Da Daya ya le leka katt ya yang ng ba baik ik memungkinkan obat tidak mudah lepas dan semakin lama melekat pada pad a kul kulit, it, se sehin hingga gga dap dapat at me mengh nghasi asilka lkan n efe efek k ya yang ng dii diingi nginka nkan. n. Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah > 4 detik (Rachmalia dkk, 2016). 4. Met Metode ode pen penent entuan uan tipe emul emulsi si yang palin paling g sering sering digu digunak nakan an yaitu pewa pe warn rnaa aan. n.
Pa Pada da
me meto tode de
pe pewa warn rnaa aan n
me meng nggu guna naka kan n
ba baha han n
pewarna seperti metilen biru, dimana ketika metilen biru larut dan tersebar terse bar mera merata ta dala dalam m sedia sediaan an krim maka menu menunjukk njukkan an bahw bahwa a sediaan krim tersebut memiliki tipe emulsi M/A dan sebaliknya bila timbul bintik-bintik biru pada sediaan, maka krim yang dihasilkan tipe A/M. Hal ini dikarenakan metilen biru merupakan pewarna yang larut dalam air sehingga dapat dengan mudah larut dan menyebar pada emulsi M/A (Depkes RI, 1985). 5. Uji visko viskosit sitas as ber bertuj tujuan uan untu untuk k men menget getahu ahuii be besar sarnya nya taha tahana nan n dar darii sediaan untuk mengalir. Semakin besar viskositas sediaan semakin sukar suk ar men mengal galir. ir. Vis Viskos kosita itas s jug juga a ber berpen pengar garuh uh pad pada a kec kecepa epatan tan pem pe misah isaha an
kr krim im me menj nja adi fa fase se min inya yak k
dan air ir..
Kec ecep epa ata tan n
pemisa pemi saha han n ak akan an be berk rkur uran ang g de deng ngan an me meni ning ngka katn tnya ya visk viskos osit itas as sediaan sehingga krim menjadi lebih stabil. Perubahan temperatur dapa da patt
me memp mpen enga garu ruhi hi
vi visk skos osit itas as,,
di dima mana na
visk viskos osit itas as
se sedi diaa aan n
menurun jika temperatur dinaikkan (Sinko, 2006). Sifat alir yang diharapkan dari suatu sediaan setengah padat adalah tiksotropik, karena sediaan setengah padat diharapkan mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah pada saat penyimpanan, namun saat diberi gaya dapat dengan mudah dituang (Martin dkk, 1993). 6. Uji pH ber bertuj tujuan uan unt untuk uk meng mengeta etahui hui kea keaman manan an sedi sediaan aan krim saa saatt digunakan sehingga tidak mengiritasi kulit. pH sediaan tidak boleh
terlalu asam karena dapat mengiritasi kulit dan tidak boleh terlalu basa karena dapat membuat kulit menjadi kering/bersisik (Dureja, 2005 20 05). ). pH se sedi diaa aan n kr krim im ya yang ng di dipe pers rsya yara ratk tkan an ad adal alah ah 4, 4,55-6, 6,5 5 (Rachmalia dkk, 2016). 7. Uj Ujii irit iritas asii be bert rtuj ujua uan n un untu tuk k me meng nget etah ahui ui ju juml mlah ah/k /kad adar ar ob obat at ya yang ng mampu mam pu be berpe rpenet netras rasii dan ter terlep lepas as dar darii basisn basisnya. ya. Sed Sediaa iaan n sem semii padat dapat memberikan efek jika bahan obat telah terlepas dari basisnya. Pengujian iritasi dilakukan pada kulit hewan coba dengan cara ca ra me menc ncuk ukur ur bu bulu lu da dari ri he hewa wan n co coba ba te ters rseb ebut ut da dan n di diol oles eska kan n sediaan krim asam kojat, hal ini dilakukan untuk mengamati eritema dan edema yang terjadi pada kulit hewan coba tersebut dengan menggunakan metode Draize Draize (Pratimasari (Pratimasari dkk, 2015). II.2.9 Penomoran Notifikasi dan Nomor batch Kosmetik Penomoran notifikasi kosmetik terdiri dari dua huruf awal yang menunjukkan benua, diikuti 11 angka yang artinya sebagai berikut : 2 angka pertama menunjukkan kode negara, 2 angka kedua tahun notifikasi, 2 angka ketiga menunjukkan jenis produk, dan 5 angka terakhir menunjukkan nomor urutnotifikasi. Kode benua : NA = produk Asia (termasuk produk lokal). NB = Produk Australia NC = Produk Eropa. ND = Produk Afrika NE = Produk Amerika. Contoh,
suatu
produk
memiliki
nomor
notifikasi
NA18150900279, maka artinya adalah produk tersebut merupakan produk pro duk as asia ia dan dalam neg negeri eri kar karena ena angka 18 ad adala alah h ne negar gara a Indonesia. Angka selanjutnya, 15, artinya memperoleh notifikasi di tahun 2015. Kode produknya 09, dan nomor notifikasinya : 00279 (Depkes RI, 2013).
II.3 INFORMASI BAHAN AKTIF II.3.1 Uraian Farmakologi
1. As Asam am Ko Koja jact ct ((Ro Rowe we,, 2 200 009) 9) Nama Na ma
: As Asam am ko koja jact ct (Koj (Kojic ic ac acid id))
Kelas farmakologi
: Zat aktif (pemutih)
Indikasi
: Pemutih dan gangguan hiperpigmentasi
Mekanisme kerja
: Bekerja menghambat aktivitas tirosinase dalam sintesis melanin
Kontraindikasi
: Hipersensitivitas pada a as sam k ko ojact
Efek Efe k sa sampi mping ng
: Irit Iritasi asi rin ringan gan pad pada a kul kulit it rua ruam, m, mem memera erah h dan
Toksisitas
gatal : -
Konsentrasi pemberian
: 2%
Interaksi zat aktif
: Sensitif terhadap sinar matahari sehingga pent pe ntin ing g un untu tuk k me meng nggu guna naka kan n ta tabi birr su sury rya a terlebih dahulu
II.3.2 Uraian Sifat Fisika Kimia Bahan Akf
1. As Asam am ko koja jact ct ((Ro Rowe we,, 20 2009 09)) Nama resmi : KOJIC ACID Nama lain : Asam kojac RM : C6H6O4 BM : 142,11 g RB :
Pemerian
Kelarutan
pKa dan pH larutan Titik lebur
: Warna : Putih Rasa : Tidak berasa : Tidak berbau Bau : Kristal Bentuk : Dalam air : agak sukar larut dalam air Dala Da lam m pe pela laru rutt la lain in:: ag agak ak su suka karr la laru rutt da dala lam m benzene, larut dalam etanol, etil eter, aseton dan DMSO : 9,40 / 7,66 : 151-156
Polimorfisme Info Inform rmas asii ta tamb mbah ahan an Stabilitas
Inkompatibilitas
Sara Sa ran n pe peny nyim impa pana nan n
: : Pe Pem mutih utih,, pe pena nang nga ana nan n mela lasm sma a, ant ntif ifun ung gi, antibakteri konsentrasi 0,1-2% : Stabil : Suhu Cahaya : Terlindung cahaya : Stabil pada pH 3-10 pH : Air Lainnya : Stabil pada penyimpanan : : Gugus fungsi : Ion logam : Senyawa tertentu : Da Dala lam m wa wada dah h te tert rtut utup up ba baik ik
II.3.4 Informasi Bahan Tambahan (Sifat Fisika- Kimia dan Stabilitas)
1.
As Asam am s ste tear arat at ((Ro Rowe we,, 20 2009 09 ; Di Dirj rjen en PO POM, M,19 1979 79 Ha Hall : 5 57) 7) Nama resmi : ACIDUM STEARICUM Nama lain : Asam stearate Kelas fungsional Emulgator Konsentrasi RM BM
: 1 – 2% C18H36O2 : 284,47
RB
Pemerian
: Warna Rasa
: Putih atau kuning pucat : Rasa le lema mah h at atau au get etir ir dan khas
Kelarutan
Bau
: Tidak berbau
Bentuk
: Ha Habl blur ur
at atau au
ma mass ssa a
ha habl blur ur,,
sangat rapuh : Dalam air : Praktis tidak larut dalam air Dalam pelaru pelarutt lain: Larut d dalam alam 2 20 0 bagi bagian an etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P ,
pKa dan pH Titik lebur
dan dalam 3 bagian eter P : : 69,6
Informasi lain
: Titik didih 361
Stabilitas
: Stabil
terutama
dengan
penambahan
2.
Inkompatibilitas
antioksidan : Dengan h ha ampir
Pena Pe nang ngan anan an
hidroksida dan zat pengoksidas pengoksidasii : pe pegg ggun unaa aan n sa saru rung ng ta tang ngan an,, mask masker er da dan n
a attau
s se emua
llo ogam
pelindung mata Toksisitas : Non toksik Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n : Da Dala lam m wad adah ah te tert rtut utup up baik TEA (Rowe, 2 20 009 Hal : 754) Nama resmi : TRIETHANOLAMINUM Nama lain : Trietanolamin, TEA Kelas fungsional : Emulgator Konsentrasi : 4-4% RM : C6H15NO3 BM : 149,19 RB
:
Pemerian
: Warna
Kelarutan
: Jernih, tidak berwarna, kuning
Rasa
: pucat
Bau
: Tidak berbau
Bentuk
: Seperti amoniak
Cairan kental : Dalam air : Larut dalam air Dala Da lam m pe pela laru rutt la lain in : La Laru rutt da dala lam m as aset eton on,, methanol, sukar larut dalam eter
pKa dan pH Titik lebur
: : 20 - 21
Informasi lain Stabilitas
: Sangat higroskopik : Dapat berubah warna menjadi coklat apabila
In Inko komp mpat atib ibil ilit itas as
terpapar udara dan cahaya : Trie Trieth than anol olam amin ine e ak akan an be bere reak aksi si
de deng ngan an
asam asa m min minera erall ter terbe bentu ntuk k gar garam am dan est ester er Pena Pe nang ngan anan an
Kristal : pe pegg ggun unaa aan n sa saru rung ng ta tang ngan an,, mask masker er da dan n
Toksisitas Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n
pelindung mata : Non toksik : Da Dala lam m wad adah ah ke keda dap p udar udara a, te terl rlin indu dung ng da dari ri
3.
cahaya Ce Cety tyll a alk lkoh ohol ol (R (Row owe, e, 20 2009 09 Ha Hall : 15 155) 5) Nama resmi : CETYL ALKOHOL Nama lain : Ethial, ethol, cetyl alcohol Ko en lassefnutn K ragssiional RM BM
:: Z p% enetrasi 2 a–t 5 : C16H34O : 242,22
RB
:
Pemerian
: Warna
: Putih
Rasa
: Khas
Bau
: Khas
Kelarutan
Bentuk : Serpihan atau granul : Dalam air : Tidak larut dalam air Dala Da lam m pe pela laru rutt la lain in : Mu Muda dah h la laru rutt da dala lam m
4.
pKa dan pH pKa Titik lebur
etanol (95%) P dan dan eter : 8, 8,4 4/3 /3-6 -6 : 47-53
Informasi lain
: kelarutannya
Stabilitas
peningkatan temperatur : Stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya
Inko Inkomp mpat atib ibili ilita tas s
dan udara sehingga tidak menjadi tengik : Ti Tida dak k ko komp mpat atib ibel el de deng ngan an as asam am ku kuat at da dan n
Penang Pen angana anan n
pengoksidasi kuat : Pen Penggu ggunaa naan n pelind pelindung ung mat mata, a, sarung sarung tan tangan gan
Toksisitas Saran Penyimpanan
dan masker : Non toksik : Dalam wadah tertutup baik, tempat sejuk
meningkat
dan kering Prop Propil ilen engl glik ikol ol ((Di Dirj rjen en PO POM, M, 1 197 979 9 Ha Hall : 5 534 34)) Nama resmi : PROPYLENGLYCOLUM Nama lain : Propilenglikol Kelas fungsional : Humektan Konsentrasi : 15% RM : C3H8O2 BM
: 76,10
dengan
RB
:
Pemerian
: Warna Rasa
: Tidak berwarna : Agak manis
Bau Kelarutan
: Tidak berbau
Bentuk : Cairan kental, jernih : Dalam air : Dapat bercampur dengan air Dala Da lam m pe pela laru rutt la lain in:: Deng Dengan an et etan anol ol da dan n dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat bercampur dengan eter
pKa dan pH
minyak tanah P, dan dengan minyak lemak : o
5.
ikrm lea bsuir lain ITnifto Stabilitas Inko Inkomp mpat atib ibili ilita tas s
:: : :
-185 – 189 C Stabil pada suhu dingin Ti Tida dak k be berc rcam ampu purr de deng ngan an re reag agen en ok oksi sida dasi si
Penang Pen angana anan n
seperti kalium permanganat : Pen Penggu ggunaa naan n pelind pelindung ung mat mata, a, sarung sarung tan tangan gan
dan masker Toksisitas : Non toksik Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n : Da Dala lam m wad adah ah te tert rtut utup up baik Me Meti till P Par arab aben en (D (Dir irje jen nP POM OM,1 ,197 979 9H Hal al : 37 378) 8) Nama resmi : METHYLIS PARABENUM Nama lain : Nipagin Kelas fungsional : Pengawet Konsentrasi RM BM
: 0,02% - 0,03% : C3H8O3 : 152,51
RB
:
Pemerian
: Warna
Kelarutan
: Putih
Rasa
: Tidak berasa
Bau
: Hampir tidak berbau
Bentuk Serbuk hablur halus : D alam a aiir :: L La arut d da a lam 5 50 00 b ba agian a aiir,
dalam 20 bagian air mendidih Dalam pelarut pelarut lain : Mudah larut dalam e eter ter P, dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam dala m 60 ba bagi gian an gl glis iser erol ol P pa pana nas, s, da dan n dala da lam m 40 ba bagi gian an mi miny nyak ak le lema mak k na naba bati ti
6.
panas. 125-128oC Lar Laruta utan n enc encer er pad pada a pH 3-6 da dapat pat dis dister terilk ilkan an
pKa dan pH Titik lebur Informasi lain Stabil Sta bilita itas s
: : : :
Inko Inkomp mpat atib ibili ilita tas s
pada suhu 120oC : Ak Akti tivi vita tas s an anti timi mikr krob oba a
Penang Pen angana anan n
adanya surfaktan : Pen Penggu ggunaa naan n pe pelin lindun dung g ma mata, ta, ma maske skerr dan
Toksisitas Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n Pr Prop opil il pa para rabe ben n (D (Dir irje jen n Nama resmi Nama lain Kelas fungsional Konsentrasi RM BM
sarung tangan : : Da Dala lam m wad adah ah te tert rtut utup up baik P POM OM,1 ,197 979 9H Hal al:: 5 535 35 ; R Row owe, e, 20 2009 09)) : PROPYLIS PARABENUM : Nipasol : Pengawet : : C10H12O3 : 180,21
RB
:
Pemerian
: Warna
Kelarutan
be berk rkur uran ang g
de deng ngan an
: -
Rasa
: Tidak berasa
Bau
: Tidak berbau
Bentuk
: Serbuk hablur putih
: Dalam air : Sangat sukar larut Dalam pelarut pelarut lain: Larut dalam 3,5 bagian etanol P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P, dan dalam 40 bagian minyak lemak
pKa dan pH Titik lebur Informasi lain Stabilitas
: : : :
In Inko komp mpat atib ibil ilit itas as
: Ak Akti tivi vita tas s pe peng ngaw awet et be berk rkur uran ang g de deng ngan an adanya surfaktan : Pen Penggu ggunaa naan n pelind pelindung ung mat mata, a, sarung sarung tan tangan gan
Penang Pen angana anan n
7.
Toksisitas : Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n : To Toko kope pero roll (R (Row owe, e, 20 2009 09 ; Nama resmi : Nama lain : Kelas fungsional : Konsentrasi : RM : BM :
95-98oC Larutan propil paraben encer pada pH 3-6
dan masker Da Dala lam m wad adah ah te tert rtut utup up baik D Dir irje jen n PO POM, M,19 1979 79)) TOCOPHEROLUM Vitamin E Antioksidan 0,001 – 0,05% C29H50O2 430,72
RB
:
Pemerian
: Warna
Kelarutan
: Tidak berwarna
Rasa
: Tidak berasa
Bau
: Tidak berbau
Bentuk : Cairan minyak : Dalam air : Praktis tidak larut Dalam Dal am pel pelaru arutt lai lain n : La Larut rut dal dalam am min minyak yak,, -aseton, dan etanol Tokoferol teroksidasi perlahan oleh oksigen Ester lebih stab stabilil terha terhadap dap oksid oksidasi asi darip daripada ada
pKa dan pH Titik lebur Informasi lain Stabilitas Inkompatib Inkom patibilitas ilitas
: : : : :
Penang Pen angana anan n
tokoferol : Pen Penggu ggunaa naan n pelind pelindung ung mat mata, a, sarung sarung tan tangan gan
dan masker Toksisitas : Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n : Da Dala lam m wad adah ah te tert rtut utu up ra rapa patt 10. Ole Oleum um rrosa osae e ((Dir Dirjen jen POM POM,, 19 1978 78 Hal : 45 459) 9) Nama resmi : OLEUM ROSAE Nama lain : Minyak mawar
Kelas fungsional Konsentrasi RM BM
Pengaroma : 0,01 – 0,05% C10H18O : 154,35
Pemerian
: Warna Rasa
: Tidak berwarna atau kuning : khas
Bau
: Menyerupai bunga mawar
Kelarutan
Bentuk : Cairan : Dalam air : Dalam Dal am pel pelaru arutt lai lain: n: Larut Larut da dalam lam 1 ba bagia gian n
pKa dan pH Titik lebur Informasi lain
Kloroform, larutan jernih : 4 – 7,5 : : Pa Pada da suh uhu u 25 kent ntal al,, ji jik ka did idin ingi gink nka an perlah perl ahan an-la -laha han n be beru ruba bah h me menj njad adii ma mass ssa a hablur bening yang jika dipanaskan mudah
11.. 11
melebur Stabilitas : Stabil Inko Inkom mpa pati tib bilit ilitas as : Penanganan : Toksisitas : Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n : Da Dala lam mw wad adah ah te tert rtut utup up ra rapa patt Aq Aqua uade dest st ((Di Dirj rjen en P POM OM,, 19 1979 79 H Hal al:: 96 96)) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air suling, aquadest Kelas fungsional : Pelarut Konsentrasi : Ad 100% RM : H2O BM : 18,00 RB
:
Pemerian
: Warna
Titik lebur Stabilitas Toksisitas
: Tidak berwarna
Rasa
: Tidak berasa
Bau
: Tidak berbau
Bentuk : Cairan jernih : : Stabil : Non toksik
Sarran Pe Sa Pen nyim yimpa pana nan n
: Da Dala lam m wad adah ah te tert rtut utup up baik
BAB III METODE KERJA III.1 Formula III.1.1 Formula Asli Krim Asam Kojact III.1.2 Formula Disetujui Tiap 20 g sediaan mengandung Asam Kojat
2%
Asam Stearat
8%
TEA
2%
Propilenglikol
7%
Cetyl Alkohol
5%
Metil Paraben
0,01%
Propil Paraben
0,1%
Alfa- tokoferol
0,001%
Oleum Rosae
qs
Aquadest
ad
100%
III.1.3 Master Formula
Tanggal Pengesahan : 18 desember 2019 Nama Produk Beauty®
Nomor Registrasi : NA1 NA18190100003 8190100003 Nomor Batch : J903001
Tabel Formula Beauty® Isi Bersih : 20 gram
Produksi : PT. TeBe PharMa Tgl Formula: 18 Desember 2019
Tgl Produksi: 18 Januari 2019
Dibuat Oleh: Eka, Pace dan Fatmasari
Disetujui oleh: Putri Dewi Angriani
Kode bahan
Nama Bahan
Fungsi
Jumlah/Dosis
Jumlah/Batch
AK AS TEA
Asam Kojat Asam Stearat Stearat Triethanolamin
Zat Aktif Emulgator Emulgator Anionik Agen Pengemulsi
0,4 g 2,4 g 0,6 g
0,4 g 2,4 g 0,6 g
PG CA MP PP VITE
Propilenglikol Cetil Alkohol Metil Paraben Propil Paraben Tokoferol
Humektan Agen Pengemulsi Pengawet Pengawet Antioksidan
1,4 g 0,6 g 0,004 g 0,002 g 0,0002 g
1,4 g 0,6 g 0,004 g 0,002 g 0,0002 g
OR AQDS
Oleum Rosae Aquadest
Parfum Pelarut
3 tetes
3 tetes
III.1.4 Perhitungan Bahan Tiap 20 g 1. As Asam am Ko Koja jatt
2. Asam Stearat
3. TEA 4. Prop Propil ilen engl glik ikol ol
5. Ce Cety tyll A Alk lkoh ohol ol
6. Me Meti till pa para rabe ben n
7. Prop Propil il p par arab aben en
8. Tok okof ofer erol ol 9.
Aquadest ad 100 % = 100 – (0,44 + 1,76 + 0,44 +1,54 + 0,66 + 0,0044 + 0,0022 + 0,0022) g = 100 – 4,8488 = 95,1512
% kelebihan 1. Asa Asam m Koj Kojat at
= 0,4 g + 10% = 0,4 0,44 4g
2. Asam Stearat
= 1,6 g + 10% = 1,76 g
3. TE TEA A
= 0,4 0,4 g + 10 10% % = 0, 0,44 44 g
4. Pro Propil pileng englik likol ol
= 1,4 g + 10% = 1,5 1,54 4g
5. Cet Cetyl yl Alk Alkoho oholl
= 0,6 g + 10% = 0,6 0,66 6g
6. Met Metilil par parabe aben n
= 0,0 0,004 04 g + 10% = 0,0 0,004 044 4g
7. Pro Propil pil par parab aben en
= 0,0 0,002 02 g + 10% = 0,0 0,002 022 2g
8. Tok Tokofe oferol rol
= 0,0 0,002 02 g + 10% = 0,0 0,0022 022 g
III.1.5 Cara kerja 1. Disia Disiapkan pkan alat dan b bahan ahan 2. Ditimb Ditimbang ang baha bahan n sesuai perh perhitung itungan an bahan 3. Dilebur fase miny minyak ak (asam stearat, stearat, cetyl alkoho alkohol, l, propil paraben) s sambil ambil dila dilaku kuka kan n pe peng ngad aduk ukan an da dan n dipe diperta rtaha hank nkan an su suhu huny nya a sa samp mpai ai 70oC (Campuran 1) 4. Dipan Dipanaska askan n fase air (aquad (aquadest, est, metil paraben paraben,, propi propileng lenglikol) likol) sambi sambill di laku lakuka kan n
pe peng ngad aduk ukan an da dan n
dipe dipert rtah ahan anka kan n
su suhu huny nya a
hi hing ngga ga
70oC
(Campuran 2) 5. Ditam Ditambahk bahkan an fase minyak keda kedalam lam fase air sedikit demi sedik sedikit it sambil dilakukan pengadukan hingga terbentuk krim 6. Di Dita tamb mbah ahka kan n za zatt ak akti tiff (asa (asam m ko koja jat) t) ya yang ng su suda dah h di dila laru rutk tkan an de deng ngan an propilenglikol sedikit demi sedikit kedalam campuran krim, lalu aduk hingga homogen 7. Ditambahkan alfa-tokoferol ke da dalam lam camp campuran uran k krim rim 8. Dilak Dilakukan ukan evalu evaluasi asi 9. Dimas Dimasukka ukkan n kedalam kem kemasan asan prim primer er 10.Dimasukkan kedalam wadah sekunder III.2 Evaluasi 1. Organoleptik Dengan menggunakan panca indra melihat kesesuaian warna, bau dan ben bentuk tuk sed sedapa apatt mun mungki gkin n men mendek dekati ati spe spesif sifika ikasi si sed sediaa iaan n yan yang g telah ditentukan ditentukan selam selama a formu formulasi. lasi. Pemer Pemeriksaa iksaan n peme pemerian rian obat jadi dil dilaku akukan kan de denga ngan n met metode ode se sebag bagai ai berik berikut ut : amb ambilil 1 pcs pro produk duk,, pindah pin dahka kan n sel seluru uruh h isi ke kedala dalam m wa wadah dah kac kaca a (be (beker ker ge gelas las), ), ama amati ti warna, bau (aroma) dan konsistensi. 2. Pe Peng nguk ukur uran an pH Deng De nga an
men engg ggun una aka kan n
ker erta tas s
pH
univer iversa sall
tu tuju juan an
unt ntu uk
meng me nget etah ahui ui pH se sedi diaa aan n se sesu suai ai de deng ngan an pe pers rsya yara rata tan n ya yang ng te tela lah h ditentukan.
3. Ho Homo moge geni nita tas s Dilihat pada kaca pembesar jika warna pada dasar krim menyebar seca se cara ra
me mera rata ta
ma maka ka
kr krim im
dika dikata taka kan n
ho homo moge gen. n.
Pe Peme meri riks ksaa aan n
homogeni homo genitas tas obat jadi dilak dilakukan ukan denga dengan n metod metode e seba sebagai gai berikut : ambil 0,5 g, simpan diatas plat kaca (objek gelas) tutup dengan deg glass, amati bentuk sediaan. 4. Uj Ujii d day aya a llek ekat at Ini dapat dilakukan dengan cara krim diletakkan pada suatu sisi kaca ka ca ob obje jek k de deng ngan an si sisi si ba bawa wahn hnya ya te tela lah h di dipa pasa sang ngka kan n ta tali li un untu tuk k mengikat beban, kemudian ditempatkan pada kaca objek lain beban yang digunakan adalah 50 g kemudian diamati waktu yang dibutuhkan beban tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut. 5. Uj Ujii d day aya as seb ebar ar Kaca transparan diletakkan diatas kertas grafik pada kaca tersebut diletakkan 0,5 gram kemudian ditutup dengan kaca transparan baru dibiar dib iarka kan n sel selama ama 1 men menit it un untuk tuk beb bebera erapa pa dia diame meter ter dae daerah rah ya yang ng terbentuk terbe ntuk kemu kemudian dian dilan dilanjutka jutkan n deng dengan an pena penambah mbahan an beba beban n diata diatas s kaca kac a ter terseb sebut, ut, beb beban an yan yang g dib diberi erika kan n 50, 100 100,, 200 200,, dan 500 g da dan n dihitu dih itung ng set setiap iap be beban ban yan yang g dib diberi erikan. kan. Pem Pemeri eriksa ksaan an day daya a se sebar bar dila dilaku kuka kan n de deng ngan an me meto tode de se seba baga gaii be berik rikut ut : amb ambil il 1 pc pcs s pr prod oduk uk,, sediaan sebanyak sebanyak ±0,5 g letakkan pada plat kaca biarkan 1 menit, menit , beri beban tiap 1 menit 50 g hingga 250 g lalu diukur diameter sebar.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil IV.1.1 Alur Produksi Tahap Penimbangan
Bahan Zat akt aktif if dan dan baha bahan n tambahan
- Fase Fase minya minyak k (As (Asam am stearat, Cetil Penggolongan alkohol, Propil Bahan fase air Paraben) dan fase - Fase Fase air (TEA, (TEA, metil minyak paraben, propilenglikol Aquadest)
Alat Timbangan
Cawan porselin
Parameter Penimbangan seksama - Fase Fase minyak larut pada suhu 70oC - Fase air air larut larut pada suhu 75-80oC
Hasil Sesuai
Bahan dipisahkan sesuai fase masingmasing
Semua Peleburan
Pemanasan
Pencampuran
Pengemasan
Hot plate
Melebur pada suhu 70oC
Hot plate
Dipanaskan pada suhu 7580oC
Sesuai
Mortir dan Stamper
Terbentuk massa krim yang homogen
Homogen
Sediaan ruahan
Pot cream
Baik, terlindung cahaya
Baik
Sediaan jadi
Seperangkat alat untuk uji daya lekat dan daya sebar, kertas pH universal
Sesuai persyaratan sediaan krim yang baik
Sesuai persyaratan sediaan krim yang baik
Fase m miinyak
Fase air
Fase air, fase minyak, Asam kojat
Evaluasi
1. Hasil E Ev valuasi
bahan melebur sempurna
Nama Produk Beauty®
Tanggal Pengesahan : 18 desember 2019 Nomor Registrasi : NA1 NA18190100003 8190100003 Nomor Batch : J903001
Jenis Evaluasi
Alat
Bahan
Kriteria
Hasil Berwarna putih, tidak berbau, konsistensi semipadat
Uji Organoleptik
Panca indra
Sediaan krim
Berwarna putih, tidak berbau, konsistensi semipadat
Uji pH
Kertas pH universal
Sediaan krim 0,5 g
4,5-6,5
6
Uji Daya Lekat
Seperangkat alat uji daya lekat + stopwatch
Sediaan krim 1g
> 4 detik
3 detik
Uji Daya Sebar
Seperangkat alat uji daya sebar
Sediaan krim 1g
5.7 cm
5,6 cm
Penentuan Tipe Emulsi: Pewarnaan Pengenceran Konduktivitas listrik Kertas saring
Kaca objek & mikroskop Beaker glass Lampu dan kabel Kertas saring
Sediaan krim secukupnya
Viskositas dan Rheologi
Viskometer Brookfield
Sediaan krim
Uji Difusi
Sel difusi Franz dan Spektrofotometer UV-Vis
Uji Iritasi
Kulit
Metilen blue (M/A) & sudan III (A/M) Dapat diencerkan dengan air (M/A),sebaliknya Lampu menyala (M/A), sebaliknya Kertas saring terbasahi (M/A), sebaliknya
-
2000-5000 cps Sifat alir (thiksotropik) (thiksotropik)
-
Sediaan krim secukupnya
Diperoleh kadar zat aktif
-
Sediaan krim
Edema dan eritema
-
IV.2 Pembahasan
Pada perc percobaa obaan n ini dibua dibuatt krim asam kojat deng dengan an pena penambah mbahan an
bebrapa bahan tambahan, tambahan, dimana krim asam kojat merupakan salah satu produk kecantikan yaitu krim pemutih, produk ini banyak di pakai oleh masyar mas yarak akat at pad pada a umu umumny mnya a ya yang ng ing ingin in ter terlih lihat at bersi bersih, h, put putih ih se sehin hingg gga a dapat dap at mem membua buatt se seseo seoran rang g ak akan an per perca caya ya dir diri. i. Kri Krim m pe pemut mutih ih ber berfun fungs gsii seba se baga gaii prot protek eksi si sina sinarr ma mata taha hari ri (t (tab abir ir su sury rya) a),, me meng ngha hamb mbat at ak aktiv tivita itas s melanosit, menghambat sintesis melanin, menghambat produksi melanin, toksis tok sisita itas s me melan lanosi ositt sel selekt ektif if dan su supre presi si mel melano anogen genesi esis s non sel selekt ektif, if, memindahk memin dahkan an melan melanin. in. Prod Produk uk krim pemutih yang stab stabilil seca secara ra fisika maupun kimia sehingga nyaman digunakan dan memberikan efikasi yang opti op tima mall pad ada a pas asie ien. n. Kr Krim im ya yan ng di dib bua uatt kali in inii adala lah h krim krim ya yang ng ditambahkan
dengan
asam
kojat.
Asam
kojat
bekerja
dengan
menghambat aktivitas tirosinase dalam sintesis melanin. Dalam pembuatan krim ini, dilakukan dengan metode peleburan dan distabilkan dengan TEA (fase air) dan asam stearat (fase minyak) yang yan g mer merup upaka akan n emu emulga lgator tor non nonion ionik. ik. Dig Diguna unaka kan n emu emulga lgator tor non nonion ionik ik karena emulgator ini bersifat netral dan stabil dengan adanya asam/basa darii kom dar kompon ponen en kri krim. m. Ala Alasan san pem pemilih ilihan an 2 emu emulga lgator tor kar karena ena emu emulga lgator tor gabungan gabu ngan dapa dapatt meng menghasi hasilkan lkan penu penurunan runan tegangan antar muka yang lebih besar dibandingkan emulgator tunggal sehingga krim yang dibuat dengan sistem emulsi akan lebih stabil (Hamzah dkk, 2014). Fase minyak dan da n fase fase air air ya yang ng te tela lah h dile dilebu burk rkan an,, ke kemu mudi dian an di dica camp mpur urka kan n de deng ngan an penggerusan secara manual. Kemudian ditambahkan asam kojat dan alfa tokoferol sebagai antioksidan agar melindungi bahan-bahan yang mudah teroksidasi dan bahan yang memiliki bau tengik serta oleum rosae untuk menambah aroma yang menyenangkan bagi konsumen. Untuk pengujian sediaan dilakukan evaluasi fisik yaitu uji berat bersih, organoleptik, daya sebar, daya lekat, viskositas dan rheologi, tipe emulsi sedangkan untuk evaluasi kimia dilakukan pengujian pH, uji difusi dan uji iritasi.
Uji Uji orga organo nole lept ptik ik be bert rtuj ujua uan n un untu tuk k me melih lihat at ta tamp mpil ilan an fi fisi sik k su suat atu u sediaan meliputi warna, bau dan bentuk. Berdasarkan hasil yang didapat yaitu yai tu ber berwar warna na put putih, ih, tid tidak ak ber berbau bau dan kon konsis sisten tensi si be berup rupa a set seteng engah ah padat. Hasil ini telah sesuai dengan spesifikasi yang telah disyaratkan (Wibowo dkk, 2017). Uji Uji da daya ya se seba barr kr krim im be bert rtuj ujua uan n un untu tuk k me meng nget etah ahui ui ke kema mamp mpua uan n menyebar krim saat diaplikasikan pada kulit. Adanya penambahan beban menyebabk menye babkan an diame diameter ter peny penyebara ebarannya nnya juga sema semakin kin besar sehin sehingga gga semakin besar luas penyebarannya. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh daya sebar dengan diameter 5-6 cm dimana hasil tersebut telah memenuhi memen uhi persy persyaratan aratan yan yang g telah ditetapk ditetapkan an
yait yaitu, u, sediaan sete setengah ngah
padat harus berada pada range 5-7 cm (Rachmalia dkk, 2016). Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan krim
tersebut
untuk
melekat
pada
kulit it..
Daya
lekat
yang
baik
memungkinkan obat tidak mudah lepas dan semakin lama melekat pada kulit, sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan. Pada percobaan yang telah dilakukan diperoleh daya lekat krim hanya 3 detik dimana hasil tersebut tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah > 4 detik (Rachmalia dkk, 2016). Metode penentuan tipe emulsi yang paling sering digunakan yaitu pewarn pew arnaan aan.. Pa Pada da met metode ode pew pewarn arnaa aan n men menggu ggunak nakan an bah bahan an pe pewar warna na seperti metilen biru, dimana ketika metilen biru larut dan tersebar merata dalam dal am sed sediaa iaan n kri krim m mak maka a men menunj unjukk ukkan an bah bahwa wa sed sediaa iaan n kri krim m ter terseb sebut ut memiliki tipe emulsi M/A dan sebaliknya bila timbul bintik-bintik biru pada sediaan, maka krim yang dihasilkan tipe A/M. Hal ini dikarenakan metilen biru merupakan pewarna yang larut dalam air sehingga dapat dengan mudah larut dan menyebar pada emulsi M/A. pada percobaan yang telah dilakukan diperoleh tipe emulsi M/A (Depkes RI, 1985). Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga tidak mengiritasi kulit. pH sediaan tidak boleh terlalu
asam karena dapat mengiritasi kulit dan tidak boleh terlalu basa karena dapa da patt me memb mbua uatt ku kulit lit me menj njad adii ke keri ring ng/b /ber ersi sisi sik k (D (Dur urej eja, a, 20 2005 05). ). Dari Dari pengujian pH yang telah dilakukan diperoleh pH 6 dimana krim tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dimana pH sediaan krim yang dipersyaratkan adalah 4,5-6,5 (Rachmalia dkk, 2016). Hasil yang didapatkan didapatkan saat membua membuatt krim berwarna putih, bentuk bentuk semi padat, aroma khas, sediaan homogen ditandai dengan tidak ada bercak ber cak dan par partik tikel el tid tidak ak mer merata, ata, mem memilik ilikii pH 6, memilik memilikii day daya a lek lekat at selama 3 detik dan daya sebar 5.6 cm.
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa krim pemutih yang telah dibuat, stabil secara fisik setelah dilakukan beberapa pengujian seperti uji organoleptik, uji pH, uji daya lekat dan uji daya sebar semuanya telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan kecuali pada uji daya lekat dimana hasil yang diperoleh pada pengujian ini adalah 3 detik sedangkan kriteria yang telah ditetapkan adalah tidak boleh kurang dari 4 detik. V.2 Saran V.2.1Saran Untuk Dosen
Dihar Diharapka apkan n dose dosen n agar dapa dapatt mema memantau ntau deng dengan an baik setia setiap p
kegi ke giat atan an prak praktik tikum um ba baik ik ya yang ng te tela lah h te terla rlaks ksan ana a ma maup upun un ya yang ng be belu lum m terlaksana sehingga praktikum berjalan dengan baik. I.2.2 I.2 .2 Sar Saran an Unt Untuk uk As Asist isten en Untu Un tuk k as asis iste ten n diha dihara rapk pkan an un untu tuk k me menj njal alin in in inte tera raks ksii ya yang ng ba baik ik bersama bersa ma prak praktikan tikan yang melak melaksana sanakan kan prak praktikum tikum di labo laboratori ratorium um agar faktor-faktor kesalahan yang biasa terjadi dapat dikurangi dengan adanya komunikasi yang baik. I.2.3 I.2 .3 Sar Saran an Un Untuk tuk llabo aborat ratori orium um
Sebaiknya dalam menjalankan kegiatan praktikum ketersediaan alat
dan bahan yang akan digunakan saat praktikum lebih diperhatikan dan ditingkatkan serta sarana dan prasarana laboritorium lebih diperbaiki lagi terutamanya ketersediaan untuk alat penyejuk ruangan.
DAFTAR PUSTAKA Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat, 10-17, Gadjah Mada University Press: Jogyakarta. Ansel, H.C.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . UI Press; Jakarta Ansel, H.C.,2005. H.C.,2005.Pe Peng ngan anta tarr Be Bent ntuk uk Se Sedi diaa aan n Fa Farm rmas asii Edis Edisii Keem Keempat. pat. Penerjemah: Farida Ibrahim. Penerbit UI Press : Jakarta. Ansel, H. C., 2008, Pen Pengan gantar tar Ben Bentuk tuk Se Sedia diaan an Far Farma masi, si, ed IV , Al Alih ih bahasa Ibrahim, F. Jakarta : UI Press. Badan Stand Badan Standarisas arisasii Nasio Nasional. nal. 1998. SNI 01-48 01-4852-19 52-1998 98 Sistem Analisa dan Pengendalian Titik Krit itiis (HACCP) sert rta a Pedoman Penerapannya. Jakarta : BSN. Depkes Dep kes RI. 2013. Peraturan Peraturan Kepala Kepala BPOM BPOM RI; NOM NOMOR OR 34 TAHUN TAHUN 2013; 2013; Tent Tentan ang g1.23.1 Peru Peruba baha han n 3Atas Atas Pe ratu tura ran n0 Tentan Kepa Ke pala BPOM BP OM NOMO NOMOR HK.03. HK. 03.1.2 3.12.1 2.10.1 0.1198 1983 TAHUN TAHPera UN 2010 201 Ten tang gla Kriter Kri terian ian dan Tata TatR a CaraPengajuan Notifikasi Kosmetika.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III , Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV , Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dirjen POM, 2003 2003,, Ped Pedom oman an Car Cara a Pem Pembua buatan tan Kos Kosmet metik ik Yan Yang g Bai Baik k , Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dureja Harish, D Kaushik, M Gupta, V Kumar, V Lather, Cosmeceuticals : An Concept. of Pharmaceutical Sciences, M.D.Emerging University, Rohtak; Departement India Elmitra, ra, 2017, Da Dasa sarr-da dasa sarr Fa Farm rmas aset etik ika a Da Dan n Se Sedi diaa aan n Se Semi mi So Solid lid , Yogyakarta; Deepublish. Fitr Fitrie ie,, Alya Alya Am Amil ila. a.,, 20 2004 04,, Histo Histologi logi dari mela melanosit nosit , e-USU e-USU Rep Reposi ositor tory, y, Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara. Hamzah Mochtar, Adhi Djuanda Siti Aisah, 2014, Anatomi Kulit dan Ilmu Peny Pe nyak akit it Ku Kuli litt da dan n Ke Kela lami min. n. Ed Edis isii ke ke-3 -3.. Fa Faku kult ltas as Ke Kedo dokt kter eran an Universitas Indonesia, Jakarta Kala Ka lang ngi, i, So Sonn nny y J. R, 20 2013 13.. Histo Histofisio fisiologi logi Kulit. Jurna Jurnall Biom Biomedik edik (JBM), Volume 5, Nomor 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20
Kementerian Kementeria n Perin Perindustr dustrian ian Rep Republik ublik Indon Indonesia. esia. 2014 2014.. Konsumsi Energi Seiri Se iring ng Pe Pert rtum umbu buha han n In Indu dust stri ri .http://www.kemenperin.go.id/artikel/ .http://www.kemenperin.go.id/artikel/ 9897/Konsumsi EnergiSeiring-Pertumbuhan-Industri diakses tanggal 30 September 2017. Lachman, 1994, Teori Dan Praktek Farmasi Industri, Edisi II. Jakarta; UI Press Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. FarmasiFisik 2. Edisi III . Jakarta: UI Press. Pp. 940-1010, 1162, 1163, 1170. Mesche Mes cherr AL. AL.201 2010, 0, Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas.New Atlas .New York: McGraw Hill Medical. Pratimasari Diah, Nining Sugihartini , Tedjo Yuwono, 2015, Evaluasi Sifat Fisik Dan Uji Iritasi Sediaan Salep Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Dala Da lam m Ba Basi sis s La Laru rutt Air, Air, Jurna Jurnall Ilmiah Farmasi Unive Universita rsitas s Ahma Ahmad d Dahlan, Yogyakarta Vol. 11 No. 1 Rachmalia Izzatul, Mukhlishah, 2016, Daya Iritasi dan Sifat Fisik Sediaan Salep Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzigium aromaticum) pada Basis Hidrokarbon, Majalah Farmaseutik, Vol. 12 No. 1, Universitas Ahmad Dahlan: Yogyakarta, Yogyakarta, pp: 372 – 376 376 Rowe R. C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition, Edition , Pharma Pha rmace ceuti utica call Pre Press ss and Ame Americ rican an Pha Pharma rmacis cists ts Ass Assos osiat iation ion;; London Serra-Baldrich, Serra-Baldr ich, E., Tribo, M.J., Cama Camarasa rasa,, J.G., 1998. Allerg Allergic ic conta contact ct dermatitis from kojic acid. Contact Dermatitis, 39(2):86-87. Syaifuduin.2009. Anatomi Anatomi Tubuh Manusda, Manusda, Jukarta: Salenba Medica. Sinko, Patrick J. (2006). Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, Edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Tran Trangg ggon ono, o, R. R.I. I.,, & La Lati tifa fah, h, F. F.20 2007 07.. Buk Buku u Pen Pengan gantar tar lim limu u Kos Kosmet metik. ik.,, Jakarta: Gramnedia Pustaka Utarna, 6-8, 11-13, 30-3 1, 129. Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia, Jakarta. Wasita Was itaatm atmadj adja, a, S. M. 20 2007. 07. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Kelamin. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Wibowo. S.A, Arif. B, Dwi. H. 2017, Formulasi dan Aktivitas Anti Jamur Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum
Swartz) terhadap Candida albicans. J. Riset Sains dan Teknologi (1)1. Zhai Zh ai,, Ho Hong ngbo bo., ., Ma Maib ibac ach, h, Ho Howa ward rd I. I.,, 20 2009 09,, Sk Skin in Wh White iteni ning ng Ag Agen entt in Handbook Cosmetic ScienceUSA, and Inc Tecnology, Barel., Andre O., et all (editor), of Informa HealthCare
View more...
Comments