Lapak Pasta Zinc Oxide
November 5, 2017 | Author: Arvin Cester Rastafara | Category: N/A
Short Description
Download Lapak Pasta Zinc Oxide...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA PASTA ZINC OXIDE 25%
Disusun oleh:
Rika Nuraeni P17335113038
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JURUSAN D-III FARMASI 2014
PASTA ZINC OXIDE 25% I.
TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan pasta Zinc Oxide 25% 2. Mengetahui permasalahan pada sediaan dan menentukan penyelesaian yang diambil untuk sediaan. 3. Mengetahui efek farmakologi dan kegunaan dari bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi. 4. Melakukan uji evaluasi sediaan pasta Zinc Oxide 25% 5. Mengetahui hasil uji evaluasi sediaan pasta Zinc Oxide 25%
II.
PENDAHULUAN Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. (Departemen Kesehatan RI, 1995)
1
III.
FORMULASI 1. Bahan Aktif 1.1 Zinc Oxide [BM 81.4] [British Pharmacopoea hal 6448] Zat
Zinc Oxide
Sinonim
Zinci Oxydum
Pemerian
Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, lambat laun menerap karbon dioksida dari udara
Kelarutan
Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam encer
Stabilitas
Jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan hilang pada pendinginan. Ketika kontak dengan udara ZnO perlahan akan menyerap uap lembab dan CO2.
Inkompabilitas
Zinci Oxide inkompatibel dengan benzil penisilin. Zinci oxide bereaksi lambat dengan asam lemak dalam minyak dan lemak untuk membuat ester asam lemak.
Keterangan lain
Kegunaannya sebagai antiseptik lokal [FI IV hal]
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup dan terhindar dari paparan suhu diatas 30o C pada penggunaan jangka panjang.
Kadar penggunaan
Sebagai pasta 24-26%
2
2
Eksipien 2.1 Amylum Tritici [HOPE 6th, p : 685 - 690]
Zat
Amylum Tritici
Sinonim
Tritici amylum
Struktur
Rumus Molekul
(C6H10O5)n dimana n = 300-1000
Pemerian
Tidak berbau, tidak berasa, serbuk putih. Terdiri dari serbuk granul atau butiran yang sangat kecil.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam dingin.
Amylum
etanol (95%) dan dalam air
mengembag
dalam
air
dengan
o
konsentrasi 5-10% pada suhu 37 C. amylum menjadi larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelanisasi. Amylum praktis
tidak
larut
dalam
dimetilsulfoksida
dan
dimetilformamide. Stabilitas
Amylum
Inkompatibilitas
Petrolatum
adalah
bahan
inert
dengan
sedikit
inkompatibel. Penyimpanan
Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan
Basis salep
Kadar kegunaan
Sampai 100%
3
2.2 Methylparaben [HOPE 6th : 442] Nama Zat
Methylparaben
Sinonim
Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; metagin; Methyl Chemosept; methylis parahydroxybenzoas; methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol M; Tegosept M; Uniphen P-23.
Struktur
Rumus molekul
C8H8O3
Pemerian
Kristal tidak berwarna atau kristal putih bubuk. Tidak berbau atau berbau khas lemah. Mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam benzena, dan dalam karbon tetrachlorida, mudah larut dalam ethanol dan dalam eter. [FI IV Hal 551]
Stabilitas
Stabil pada pH larutan 3-6 [kurang dari 10% terdekomposisi]. Larutan air pada pH 8 terjadi hidrolisis secara cepat.
Inkompabilitas
Aktivitas antimikroba methylparaben sangat berkurang dengan adanya surfaktan no-ionik, seperti tween 80. Namun, propylenglycol [10%] telah ditunjukkan untuk mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben. Inkompatible dengan bahan lain, seperti bentonit, Na. Alginat, minyak essensial, sorbitol,= dan atropin. Juga
4
bereaksi dengan berbagai gula. Methylparaben berubah warna dengan adanya besi, dan akan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. pH
4-8
Penyimpanan
Disimpan dalam wadah tertutup baik, sejuk dan kering.
Kegunaan
Antimicrobial preservative
Kadar penggunaan
0,18%
2.3 Propylparaben [BM 180.20] [HOPE 6th hal 596] Zat
Propylparaben
Sinonim
Aseptoform P, CoSept P, E216, 4-hydroxybenzoic acid propylester, Nipagin P, Nipasol M, propagin, Propyl Aseptoform, propylbutex, Propyl Chemosept, propylis parahydroxybenzoas, propyl phydroxybenzoate, Propyl Parasept, Solbrol P, Tegosept P, Uniphen P-23.
Struktur
Rumus molekul
C10H12O3
BM 180.20
Titik lebur
295oC
Pemerian
Bubuk putih, Kristal, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam ethanol 95% dan dalam eter, sukar larut dalam air mendidih.
5
Stabilitas
Pada pH 3-6 stabil dalam larutan berair, [kurang dari 10% dekomposisi]. Terjadi hidrolisis cepat pada pH 8 [10% atau lebih, setelah sekitar 60 hari pada suhu kamar]
Inkompabilitas
Aktivitas mikroba berkurang apabila ada surfraktan nonionic. Zat yang mengurangi aktivitas propylparaben yaitu, magnesium alumunium silicat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, propylparaben berubah warna dengan adanya besi dan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.
Keterangan lain
Kegunaan untuk pengawet atau antimicrobial preservative dengan
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat sejuk dan kering.
Kadar penggunaan
konsentrasi 0.01-0.02 %.
2.5 BHT (Butylated Hydroxytoluene ) [ FI IV hal 157] [HOPE 6th hal 73] Zat
BHT (Hydroxytoluene Butylated)
Sinonim
Agidol, 2,6-bis(1,1-dymethylethyl)-4-methylphenol, Dalpac, Dybutylated Hidroxytoluene, 2,6-tert-butylpcresol.
Struktur
Rumus molekul
C15H24O
Titik leleh
70 º C
Pemerian
Butylated Hydroxytoluene merupakan serbuk atau zat 6
padat kristalin kuning pucat atau putih dengan bau karakteristik Kelarutan
BHT tidak dapat larut di dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali hidroksi, dan cairan asam mineral encer. Sangat mudah dapat larut di dalam aseton, benzen, etanol (95%), eter, metanol, toluena-toluena, minyak lemak, dan obat cuci perut.
Stabilitas
Tidak stabil, panas menyebabkan pelunturan dan hilangnya aktivitas.
Penyimpanan hydroxy ha
Disimpan dengan baik tertutup kontainer, terlindung dari cahaya, dalam suatu tempat kering, dan dingin.
Inkompatibilitas
Butylated hydroxytoluene adalah phenolic dan mengalami karakteristik reaksi-reaksi dari zat asam karbol. Itu adalah yang tidak cocok atau bertentangan dengan bahan pengoksida kuat seperti permanganat-permanganat dan peroksida-peroksida.
Menghubungi
dengan
bahan
pengoksid boleh menyebabkan pembakaran sertamerta. Besi/ setrika menggarami pelunturan penyebab dengan hilangnya aktivitas. Memanaskan dengan sejumlah katalitis dari penyebab-penyebab asam pembusukan cepat dengan pelepasan(release gas mudah terbakar isobutene Titik didih
26.5 º C
Kegunaan
Sebagai anti oksidan
Kadar kegunaan
Topical formulations 0.0075–0.1%
2.3 Vaselinum Album [HOPE 6th, p : 481 - 483] Zat
Vaselin Album
Sinonim
Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White; Soft White; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow petroleum jelly.
Titik lebur
38º-60ºC
Pemerian
Berwarna kuning muda sampai kuning, transparan, massa 7
lembut. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak lebih dari sedikit berpendar di siang hari, bahkan ketika meleleh. Kelarutan
Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etanol (95%) panas atau dingin, gliserin dan air. Larut dalam benzene, karbon disulfide, kloroform, eter heksan, dan banyak dari campuran minyak dan minyak atsiri.
Stabilitas
Petrolatum
merupakan
bahan
dasar
yang
stabil
dikarenakan sifat komponen hidrokarbonnya. Masalah stabilitas kebanyakan terjadi karena adanya sejumlah kecil kotoran. Petrolatum harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering. Inkompatibilitas
Petrolatum
adalah
bahan
inert
dengan
sedikit
inkompatibel. Penyimpanan
Disimpan dalam tempat tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan
Basis salep
Kadar kegunaan
Sampai 100%
2.6 Ethanol [HOPE 6th; Hal. 17] Zat
Ethanol
Sinonim
Alcohol; Aethanolum.
Struktur
Rumus molekul
C2H6O
Titik lebur
-112oC
Pemerian
Cairan tak berwarna; Jernih; Mudah menguap dan mudah bergerak; Bau khas; Rassa panas; Mudah terbakar dengan memberika nyala biru yang tak berasap.
8
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Stabilita
Mudah terbakar dengan adanya nyala biru tak berasap.
Inkompabilitas
Dalam kondisi asam, larutan ethanol bereaksi keras dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi dengan jumlah sisa aldehid. Garam oraganik atau akasia dapat diendapkan dari larutan atau disperse. Larutan ethanol juga kompatibel dengan alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat.
Keterangan lain
Pelarut
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kadar penggunaan
Secukupnya.
9
IV.
PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN No. 1.
2.
Permasalahan
Penyelesaian
Sediaan dibuat pasta berlemak,
Maka digunakan Vasellin album
agar menghasilkann efek yang
sebagai basis
lebih lama di kulit.
[HOPE 6 , p 822]
Karena sediaan pasta harus
Maka digunakan Amylum Tritici.
mengandung bahan padat >50%
[USP hal 3500]
th
sehingga diperlukan bahan peningkat kekentalan. 3.
4.
Sediaan mengandung basis
Ditambahkan Butylated
berlemak yang mudah
Hydroxytoluene sebagai antioksidan.
teroksidasi.
[FI IV hal 157, HOPE 6 , p 73]
Pada penyimpanan, untuk
Maka ditambahkan Methylparaben
mencegah pertumbuhan mikroba
dan propylparaben sebagai
karena digunakan dalam
pengawet.
multipledose.
[HOPE 6 , p 596]
th
th
10
V.
PENDEKATAN FORMULA No
VI.
Bahan
Jumlah
Fungsi
1.
Zinc Oxide
25% b/b
Zat Aktif [antiseptik lokal]
2.
Amylum Tritici
25% b/b
Pengental [USP p 3500]
3.
Methylparaben
0.18% b/b
Pengawet [HOPE 6 p 596]
4.
Propylparaben
0.02% b/b
Pengawet [HOPE 6 p 596]
5.
BHT
0.1% b/b
Antioksidan [HOPE 6 p75]
6.
Ethanol
Qs
7.
Vaselin Album
Pelarut [HOPE 6 p75] Basis Hidrokarbon [FI IV p 822]
th th th th
Ad 100% b/b
PENIMBANGAN BAHAN Jumlah sediaan yang dibuat sebanyak 100 gram No
Bahan
Jumlah
1.
Zinc Oxide
25 gram
2.
Amylum Tritici
25 gram
3.
Methylparaben
0.18 gram
4.
Propylparaben
0.02 gram
5.
BHT
0.1 gram
6.
Ethanol
Qs
7.
Vaselin Album
Ad 100 gram 25 gram
11
VII.
PROSEDUR PEMBUATAN Pembuatan Sediaan 100 gram 1. Dicuci alat menggunakan air kran, kemudian dibilas dengan aquadest dan dikeringkan. 2. Menimbang semua bahan, satu per satu di neraca analitik Zinc oxide (yang sudah diayak dengan ayakan nomer 100) = 25 gram menggunakan kertas perkamen Amylum tritici sebanyak 25 gram menggunakan kertas perkamen Methylparaben sebanyak 0.18 gram menggunakan kertas perkamen Propylparaben sebanyak 0.02 gram menggunakan kertas perkamen BHT sebanyak 0.1 gram menggunakan kaca arloji Ethanol sebanyak Vaselin album sebanyak 49.7 gram menggunakan kertas perkamen 3. Dimasukan 0.2 gram vaselin album ke dalam mortir, digerus 4. Dilarutkan propylparaben sebanyak 0.02 beserta methylparaben sebanyak 0.18 gram dengan menggunakan ethanol 96% di dalam
kaca arloji, setelah larut
dimasukan kedalam mortir, gerus halus homogen. 5. Dimasukan Amylum tritici sebanyak 25 gram kedalam mortir, gerus ad halus, Tambahkan sebagian vaselin album sebanyak 25.2 gram gerus halus homogen 6. Didalam kaca arloji yang sudah berisi BHT sebanyak 0.1 gram, ditetesi dengan ethanol aduk ad larut, kemudian dimasukan kedalam mortir, digerus ad homogen, Ditambahkan zinc oxide yang telah diayak sebelumnya sebanyak 25 gram, tambahkan sisa vaselin album, gerus halus homogen. 7. Sediaan yang telah jadi, ditimbang masing-masing sebanyak 10 gram dalam 8 wadah (pot salep). 8. Dikemas dan diberi etiket.
12
VIII.
DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN No
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Jumlah sampel
1.
Isi Minimum
Ditimbang wadah beserta isi obat
3
didalamnya dan tutup wadahnya,
wadah
sebelum
ditimbang
diberi
label
terlebih dahulu. Kemudian dicatat
Hasil pengamatan
Syarat
Wadah 1
Volume rata-tidak lebih
W1= 14.178 gram
dari satu dari 30 wadah
Wo= 4.183 gram
volume
W1-Wo = 9.995 gram
95%,
volume awal dari wadah tersebut.
kurang tetapi
dari tidak
kurang dari 90% seperti
Setelah itu isi wadah yang sama
Wadah 2
yang tertera pada etiket.
dikeluarkan dan wadah dicuci bersih,
W1= 14.195 gram
[FI IV hal 1089]
dikeringkan, lalu ditimbang kembali,
Wo= 4.167 gram
kemudian
W1-Wo = 10.028 gram
dicatat
hasil
volume
kosongnya. Dan dihitung volume isi dari
wadah
tersebut
dengan
Wadah 3
mengurangkan volume awal dengan
W1= 14.377 gram
volume akhir.FI 997
Wo= 4.304 gram W1-Wo = 10.073 gram
Rata-rata uji volum terpindahkan adalah 10.023 gram 13
3.
Organoleptik
Dilakukan pengujian bau, warna dan penampilan.
3 wadah
Tidak berbau, terdispersi Kondisi
organoleptik
secara merata, berwarna sebelum dan sesudah putih
penyimpanan sama.
harus
Tidak
berbau
tengik. 4.
Uji pH
Dilakukan menggunakan indikator universal
dengan
mencelupkan
3
Dari ketiga wadah yang Perbedaan rentang pH
wadah
diuji dengan menggunakan dari setiap botol tidak
indikator ke dalam larutan dan hasil
pH universal menghasil- boleh lebih dari ± 1.
yang didapatkan dicocokan dengan
kan nilai pH 7.
trayek pH. 5.
Uji
Dilakukan
dengan
mengambil
Homogenitas
sampel sediaan kemudian dioleskan
3 wadah
Sediaan memiliki partikel Jika yang terdispersi homogen.
dioleskan
sekeping
kaca
pada atau
tipis pada kaca arloji, kemudian
bahan transparan lain
diamati menggunakan indra peraba.
yang
cocok,
menunjukan yang
harus susunan
homogen
tidak
terdapat butiran-butiran yang tidak terdispersi. (Syamsuni,2007)
14
IX.
PEMBAHASAN Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. (Departemen Kesehatan RI, 1995) Karena sediaan mengandung minyak yang mudah teroksidasi dan terhidrolisis, sehingga akan menghasilkan massa pasta yang bau tengik, oleh karena itu kami menambahkan antioksidan BHT, untuk mencegah minyak mengalami oksidasi dengan agen bebas di udara. Selanjutnya, karena dikhawatirkan akan terjadi kontak dengan udara yang mengandung berbagai macam mikroorganisme bebas dan juga terjadinya kontak dengan jari pengguna ketika mengambil sediaan untuk mengoles sehingga akan memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba yang akan mengubah penampilan dan homogenitas dari sediaan,
maka kami menambahkan methylparaben dan
propilparaben sebagai zat antimikroba atau pengawet. Methylparaben dan propilparaben merupakan kombinasi pengawet yang efektif bekerja pada pH basa sesuai dengan bahan aktif kami. Sediaan disimpan diwadah tertutup baik, dan terhindar dari kontak cahaya atau sinar matahari langsung. Agar menghindari terjadinya perubahan konsistensi massa pasta dan terhindar dari penurunan efektifitas zat aktif. Setelah satu minggu, dilakukan
uji evaluasi sediaan, yaitu uji
organoleptik, uji pH, isi minimum, dan uji homogenitas. Pada uji organoleptik sediaan masih menunjukan penampilan yang sama yaitu memiliki warna putih, tidak berbau. Kemudian ketika diuji pH ternyata sediaan masih menunjukan pH yang sama dengan sebelumnya yaitu dengan nilai pH 7. Pada uji isi minimum sediaan memiliki rata-rata volum dalam tiga kali replikasi yaitu 10.023 hasil ini menunjukan bahwa sediaan pasta ZnO 25% ini memenuhi syarat
15
X.
KESIMPULAN Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut : No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1.
Zinc Oxide
25% b/b
Zat Aktif [antiseptik lokal]
2.
Amylum Tritici
25% b/b
Pengental [USP p 3500]
3.
Methylparaben
0.18% b/b
Pengawet [HOPE 6 p 596]
4.
Propylparaben
0.02% b/b
Pengawet [HOPE 6 p 596]
5.
BHT
0.1% b/b
Antioksidan [HOPE 6 p75]
6.
Ethanol
qs
7.
Vaselin Album
Pelarut [HOPE 6 p75] Basis Hidrokarbon [FI IV p 822]
Ad 100% b/b
th th th th
Menurut hasil evaluasi, sediaan pasta ZnO 25% baik dan stabil. Secara organoleptika, sediaan berwarna warna putih, tidak berbau. dan tidak ditemukannya bau tengik akibat proses oksidasi pada sediaan, dan homogenitasnya pada sediaan terlihat homogen, sediaan terdispersi secara merata. Dalam sediaan tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme. Pada uji pH sediaan, masih tetap memberikan pH yang sama dengan proses pembuatannya yaitu nilai pH 7. kemudian pada uji Isi minimum, sudah dapat dikatakan lolos uji.
16
XI.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi II. Jakarta: Departemen Kesehatan. Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed. London : Pharmaceutical Press. Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Langley, Chris & D.Belcher. 2008. Pharmaceutical Compounding and Dispensing. London : Pharmaceutical Press Aulton, M.E. 2002. Pharmaceutic The Science of Dosage from Design. Elsevier Ltd.. The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan : Ministry of Health Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
17
LAMPIRAN
Kemasan Sekunder
Etiket
18
BROSUR SEDIAAN Tetrasikin
KOMPOSISI Tetrasiklin ………………………………….... 3% Setara dengan 3 gram Tetrasiklin HCl FARMAKOLOGI Tetrasiklin HCl adalah antibiotik bakteriostatik dengan aktivitas terhadap sejumlah besar bakteri gram positif dan gram negatif, aerob dan anaerob. Obat ini secara intrinsik lebih aktif terhadap mikroorganisme gram positif dari pada gram negatif, tetapi juga melawan mikroorganisme seperti Rickettsia, Coxiella burnetti, Mycoplasma pneumoniae, Clamydia sp. Beberapa mikobakteria atipikal yang resisten terhadap senyawa antimikroba aktif dinding sel. Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan pada ribosom bakteri 30S dan mencegah akses aminoasil t RNA ke tempat akseptor (A) pada kompleks ribosom mRNA. Merupakan obat pilihan terhadap infeksi-infeksi yang diakibatkan oleh organisme intraseluler karena dapat menembus makrofag dengan baik. INDIKASI Infeksi serangan bakteri Infeksi luka sayatan Luka bakar Abrasi kulit Pengobatan Akne vulgaris KONTRAINDIKASI Hipersensitif terhadap tetrasiklin atau komponen apapun; Penggunaan Kedokteranmerupakan kontraindikasi pada herpes simpleks keratitis epitel, penyakit jamurstruktur okular dan setelah penghapusan senyawa kornea. PERHATIAN digunakan berkepanjangan dapat menyebabkan bakteri atau jamur berlebih. CARA PAKAI 2 sampai 3 jam sekali, oleskan pada bagian yang terinfeksi atau pada bagian yang sakit. HINDARKAN DARI CAHAYA MATAHARI LANGSUNG. SIMPAN DALAM SUHU 25oC TUTUP KEMASAN RAPAT-RAPAT DAN JAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK.
No. Batch B05140509 No. Reg. DKL 13B0193339A1 Mfg Date 5 Mei 2014 Exp Date 5 Mei 2017 PT. BOUMPOUKI FARMA Tbk. BANDUNG – INDONESIA
19
20
View more...
Comments