Landasan Normatif dan Landasan Filosofis.docx

January 8, 2019 | Author: Tian Ariansyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

landasan normatif dan filosofis...

Description

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata “norm”, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak manusia sebagai individu atau sebagai masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Landasan normatif yang berasal dari dari ajarar islam, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah, dan berlaku pula untuk ajaran-ajaran lainnya yang banyak dianut oleh umat manusia. 2. Landasan normatif dari adat kebiasaan atau norma budaya. 3. Landasan normatif dari pandangan-pandangan filsafat yang kemudian menjadi pandangan hidup dan asas perjuangan suatu masyarakat atau suatu bangsa. 4. Landasan normatif yang memaksa dan mengikat akhlak manusia, yaitu norma hokum yang telah diundangkan oleh Negara yang berbentuk konstitusi, undang-undang, dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang secara hierarkis berlaku pada proses penyelenggaraan Negara, seperti yang dianut oleh Negara republic Indonesia bahwa pancasila sebagai sebagai sumber hokum, UUD 1945 sebagai dasar hukum. Kebutuhan pada hukum bertujuan agar manusia melaksanakan hubungan antar individu dalam bermasyarakat kedalam bentuk hubungan yang harmonis. Norma hukum dibuat untuk membentuk akhlak warga Negara yang baik, yaitu memberikan kemaslahatan pada kehidupan individu dan masyarakat. Demikian pula, undang-undang dan sistem penyelenggaraan Negara yang rumusnya senantiasa mengacu pada paradigma tenteng akhlak mulia, baik secara politik maupun ideologis. Pendekatan normatif dalam mempelajari norma-norma yang menjadi ekspresi perilaku

manusia,

disamping

mengikat,

mengendalikan

pergaulan

antar

masyarakat dengan lingkungannya. Tingkah laku manusia dibatasi oleh kaidah-

kaidah normatif yang berlaku didalam kehidupan masyarakat dengan tujuan tercapainya kehidupan yang tertib, aman, dan damai. Akan tetapi untuk mencapai tujuan normatif tersebut diperlukan sosialisasi yang membutuhkan waktu relatif lama, sehingga norma yang ada disepakati dan cukup efektif dalam mengendalikan kehidupan masyarakat untuk meraih kemampuan social.

B. Al-Quran Sebagi Landasan Normatif Dalam agama islam, landasan normatif akhlak manusia adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Diantaranya dalam firman Allah SWT. Dalam surat Al-Qalam ayat 4 :







  Artinya : “Dan Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur” Ayat diatas menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW, memiliki akhlak yang paling mulia. Oleh karena itu, seluruh umat manusia yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW wajib menjadikan akhlak beliau sebagai rujukan perilaku dan suri teladan. Bagi umat Islam Allah SWT adalah sumber utama yang dirujuk untuk dijadikan landasan bertingkah laku. Jika Allah SWT adalah sumber rujukan dan landasan normatif dalam berakhlak, pada hakikatnya akhlak manusia adalah cermin dari akhlak penciptanya karena Dzat-Nya memiliki sifat af’al (perilaku). Apabila manusia menyadari dan menyakini dengan semua fitrah alamiah ini, tiada landasan normatif yang paling benar kecuali yang berasal dari Allah SWT. Keyakinan umat Islam bahwa landasan normafif akhlak manusia adalah Allah SWT merupakan yang terpenting dari segala yang penting. Hal ini karena

landasan normatif merupakan syariat Islam, yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai asy-Syari’, yaitu yang menciptakan atau menurunkan hukum syara’. Umat islam menyakini bahwa yang di ciptakan dan diturunkan-Nya merupakan wahyu yang terbebas dari campur tangan makhluk-Nya. Wahyu yang dijaga dan diperihara langsung oleh pembuat-Nya.

C. As-Sunnah Sebagai Landasan Normatif Akhlak umat Islam wajib berlandaskan secara normatif pada As-Sunnah, artinya mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW, terutama dalam masalah ibadah, sedangkan dalam masalah muamalah, umat Islam menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai acuan dasar yang dapat dikembangkan sepanjang tidak menyimpang dari prinsip-prinsip akhlak Islami. Beberapa ayat Al-Quran memerintahkan agar umat islam yang beriman berpegang teguh pada As-Sunnah sebagai cermin dari ketaatan kepada Rasulullah, yang juga merupakan cermin utama dari ketaatan kapada Allah. Salah satu ayat Allah yang popular mengenai hal ini adalah:

   

  





  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jangan lah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintahperintah-Nya)” (Q.S Al-Anfal:20)

  

  



 

 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu”. (Q.S Muhammad:33) Ayat diatas mebetapkan bahwa ketaatan kepada Allah harus dibarengi dengan ketaatan kepada Rasulullah. Siapa pun yang taat kepada Rasulullah dia telah taat kepada Allah SWT. Cera logika ketaatan kepada Allah adalah mengikuti semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya dengan merealisasikannya dalam kehidupan. Perintah-perintah-Nya adalah wahyu yang tertuang di dalam AlQuran. Dengan demikian, ketaatan kepada Rasul berarti mengikuti sunah-sunahnya. Sunah-sunah rasulullah merupakan contoh teladan yang dijelaskan semua perkataan, perbuatan, dan taqrir-nya. Semua yang menjadi Sunnah merupakan personifikasi perilaku Rasulullah yang telah terjaga dan terperihara dari berbagai kesalahan. Oleh karena itu taat kepada Rasulullah merupakan ketaatan umat Islam pada wahyu kedua setelah Al-Quran. Al-Quran sebagai landasan normatif akhlak yang pertama ditetapkan langsung oleh Allah. Demikian pula dengan As-Sunnah sebagai landasan normatif yang kedua. Hadis menempati urtutan kedua setelah Al-Quran. Landasan normatif akhlak umat Islam dalam masalah ibadah menurut Syafi’iyah terdiri dari empat macam yaitu : (1) Al-Quran, (2) As-Sunnah, (3) ijma’1, dan (4) qiyas2.

1 Ijma’ merupakan kesepakatan para ulama

D. Landasan Filosofis Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, landasan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan. Landasan filosofis adalah landasan yang bedasarkan filsafat. Sesuai dengan sifatnya, maka landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Pemahaman filosofis tentang hakikat segala sesuatu dapat mengacu pada dua hal mendasar, yaitu pada kenyataan adanya firman-firman Tuhan yang diyakini sebagai petunjuk dan pada ciptaan-Nya yang setiap hari dirasakan fungsinya oleh manusia. Perenungan filosofis terhadap segala hal yang ada dan yang mungkin ada sehingga menemukan presepsi dan konsepsi tertentu atas sesuatu yang direnungi hakikatnya adalah cikal bakal adanya pengetahuan. Sumber pengetahuan bukan hanya berakar dari akal pikiran manusia tetapi karena dilengkapi kecerdasan memahami semua yang ada, real, dan menantang manusia untuk menduga-duga dalam memikirkan dan memahami pada setiap kejadian yang mungkin terjadi secara fenomologis. Kejadian sebagaimana yang tampak dan dirasakan manusia merupakan hakikat keberadaan alam yang tidak pernah pasti dan mutlak. Perubahan yang terjadi pada alam memungkinkan pertumbuhan filsafat universal yang diimplikasinya melahirkan ilmu pengetahuan yang keberadaannya relatif, sebagai wujud dan adanya kebenaran mutlak.

2 Qiyas adalah upaya menganalogikan peristiwa hukum yang baru yang belum ada dalilnya dengan peristiwa hukum lama yang telah ada dalilnya dan memiliki kedudukan yang jelas

Kesimpulan Landasan normatif mempelajari norma-norma yang menjadi ekspresi perilaku manusia, disamping mengikat, mengendalikan pergaulan antar masyarakat dengan lingkungannya. Sedangkan dalam agama islam, landasan normatif akhlak manusia adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Landasan filosofis adalah landasan yang bedasarkan filsafat, landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, landasan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan, yang bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan

Daftar Pustaka: Saebani, Beni Ahmad dan Hamid, K.H. Abdul. 2010. Ilmu Akhlak. Bandung: Cv Pustaka Setia www.enisetiawatiyuli.blogspot.com

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF