Kurva PDF dan CDF
October 18, 2017 | Author: Sekar Ayu Kanti Weningkinasih | Category: N/A
Short Description
Kurva sebaran probabilitas curah hujan...
Description
Hari, Tanggal : Senin, 18 Maret 2015 Asisten
:1. Prahditiya Riskiyanto 2. Nihayatul Zulfa
Nama : Sekar Ayu Kanti W NRP : G24120043 (G24110026) (G24110067)
ANALISIS IKLIM EKSTRIM METODOLOGI Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum analisis iklim ekstrim adalah sebagai berikut : 1. Data curah hujan harian Medan Tahun 1979-2008. 2. Microsoft Excel Langkah Kerja 1. Membuat CDF
Menyiapkan data curah hujan harian 30 tahun
Membagi data curah hujan harian 30 tahun menjadi data 10 tahunan
Mengurutkan nilai data dari terkecil ke terbesar dan memberi urutan (ranking)
Mencari nilai peluang
Membuat grafik CDF dengan sumbu x: CH, dan sumbu y: peluang
Melakukan analisis CDF
Gambar 1 Langkah kerja membuat grafik CDF 2. Membuat PDF
Menyiapkan data curah hujan harian 30 tahun
Mengurutkan nilai data dari terkecil ke terbesar
Menghitung nilai ratarata dan stdev CH
Menghitung nilai PDF, dan menentukan nilai maksimum, batas atas, dan batas bawah
Membuat grafik PDF menggunakan data CH dan PDF, serta ratarata CH dan PDF maksimum
Melakukan analisis PDF
Gambar 2 Langkah kerja membuat grafik PDF
HASIL DAN PEMBAHASAN Dampak perubahan cuaca dan iklim ekstrim merupakan Dampak perubahan cuaca dan iklim ekstrem merupakan bagian permasalahan yang paling serius bagi kehidupan masyarakat di dunia (WMO, 2009). Kejadian ekstrem akan lebih sering terjadi, lebih luas atau meningkat intensitasnya pada abad ke21 (IPCC, 2007). Berbagai masalah timbul akibat iklim dan cuaca ekstrem mulai dari wabah penyakit, gangguan kesehatan, nelayan yang tidak berani melaut akibat ombak tinggi sampai petani yang gagal panen dan kerawanan sosial lainnya. Berkaitan dengan masalah di bidang pertanian (ketahanan pangan) yang melanda belahan dunia, produksi padi merupakan tanaman yang rentan terhadap kejadian ekstrem: El-Nino dan La-Nina (Naylor et al., 2001). Dengan demikian dibutuhkan informasi dan pengetahuan khususnya dalam faktor cuaca dan iklim tentang perilaku nilai-nilai ekstrem. Pada praktikum kali ini, analisis iklim ekstrim dilakukan dengan metode pendekatan Cumulative Distribution Function (CDF) dan Probability Distribution Function (PDF) 1.2 1 0.8 p
0.6 0.4 0.2 0 0
50
100
150
200
250
300
350
400
CH
Gambar 3 Grafik CDF tahun 1979-1988 Cumulative Distribution Function (CDF) merupakan suatu fungsi distribusi untuk variabel acak x yang memberikan nilai peluang dari nilai variabel acak x bernilai kurang atau sama dengan nilai variabel tersebut. Pada praktikum kali ini, variabel yang digunakan adalah curah hujan. CDF dapat memperlihatkan pola curah hujan berdasarkan klasifikasi untuk data tahunan. Ini berarti masing-masing komposit tahun-tahun kering (15% terbawah), normal (antara 15-85%), dan basah (15% teratas) (Topo 2012). Berdasarkan grafik yang tertera pada gambar 3 di atas, diketahui bahwa curah hujan 0 mm memiliki peluang kejadian ekstrim semakn meningkat. Peluang kejadian iklim ekstrim yang tinggi di Medan pada tahun 1979-1988 terjadi jika curah hujan lebih besar dari 30 mm. Hal ini ditunjukkan oleh peluang kejadian ekstrim pada curah hujan di atas 30 mm mendekati satu. Batasan untuk penentuan nilai curah hujan ekstrim yaitu ketinggian curah hujan harian yang berada di atas persentil 95. Data curah hujan di atas memiliki nilai persentil sebesar 30 mm. Artinya nilai tersebut menjadi nilai batas atas dan batas bawah terjadinya curah hujan ekstrim.
1.2 1 0.8 p
0.6 0.4 0.2 0 0
20
40
60
80
100 120 140 160 180 200 CH
Gambar 4 Grafik CDF tahun 1989-1998 Berdasarkan grafik yang tertera pada gambar 3 di atas, diketahui bahwa curah hujan 0 mm memiliki peluang kejadian ekstrim semakn meningkat. Peluang kejadian iklim ekstrim yang tinggi di Medan pada tahun 1989-1998 terjadi jika curah hujan lebih besar dari 24 mm. Batasan untuk penentuan nilai curah hujan ekstrim yaitu ketinggian curah hujan harian yang berada di atas persentil 95. Data curah hujan di atas memiliki nilai persentil sebesar 24 mm. Artinya nilai tersebut menjadi nilai batas atas dan batas bawah terjadinya curah hujan ekstrim. Nilai curah hujan 181,1 mm memiliki nilai peluang sebesar 1, yang berarti grafik di atas mempunyai hubungan linear antara tinggi curah hujan dan peluang kejadian. Semakin tinggi curah hujan, peluang kejadiannya semakin tinggi. 1.2 1 0.8 p
0.6 0.4 0.2 0 0
50
100
150
200
250
CH
Gambar 5 Grafik CDF tahaun 1999-2008 Berdasarkan kurva CDF pada gambar 5 diketahui bahwa batasan kejadian iklim ekstrim yaitu sebesar 28,67 mm yang didapatkan dari nilai persentil. Peluang kejadian ekstrim kecil terjadi saat curah
hujan rendah, dan semakin tinggi saat curah hujannya tinggi pula. Pada tahun 1999-2008, kejadian iklim ekstrim tidak sebesar pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai persentil yang lebih kecil 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0 0
50
100
150
200
250
300
350
400
Gambar 6 Grafik hubungan CH dan PDF tahun 1989-2008 Probability Distribution Function (PDF) dapat menggambarkan probabilitas suatu kejadian curah hujan yang muncul sehingga dapat ditentukan mana yang akan menjadi indicator suatu kejadian hujan tertentu. Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa curah hujan rendah memiliki peluang kejadian yang lebih tinggi dibandingan curah hujan tinggi. Dapat diketahui pula bahwa kejadian hujan di atas 62 mm sangat jarang yang ditunjukkan dengan nilai peluang mendekati nol. Tinggi curah hujan yang paling sering terjadi adalah curah hujan yang memiliki peluang tertinggi KESIMPULAN Peluang suatu kejadian curah hujan ekstrim rendah terjadi pada curah hujan yang rendah, dan peluang kejadian ekstrim akan meningkat beriringan dengan meningkatnya curah hujan. Kota medan curah hujan ekstrim secara umum terjadi di atas sekitar 30 mm. DAFTAR PUSTAKA IPCC. 2007. Climate Change 2 007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M.Tignor and H.L. Miller (eds.)]. CambriDge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY,USA Topo, Akhmad Kunio Fadlullah Pra. 2012. Analisis dan Proyeksi Curah Hujan dan Temperatur. Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB. WMO. 2009. Guidelines onAnalysis of extremes in a changing climate in support of informed decisions for adaptation. Publications Board. Geneva 2, Switzerland.
View more...
Comments