Kumpulan Cerita Fantasi

September 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kumpulan Cerita Fantasi...

Description

 

Dunia Anak   Hari ini, Zahwa dan Zahra pulang cepat. “Hei Awa, aku ada kejutan untukmu!” seru Zahra “Sesuatu?” tanya Zahra heran, “Yap sesuatu yang bisa membuatmu terkejut 100 persen” jawab Zahra girang.  girang.   Zahra membawa Zahwa adik kembarnya ke tempat sejenis pintu. “Ada apa kamu membawa aku ke sini?” tanya Zahwa bingung. Zahra tidak menjawab dan memencet sejenis tombol dan pintu besar itu terbuka lebar, karpet merah pun tergerai menyambut kedatangan mereka. “I.. ini a.. aapa” gagap Zahwa tak percaya, perca ya, “Sudah masuk saja” ajak Zahra. Zahra.   Sebuah kerajaan ada di depan mata mereka, seorang pelayan pun membawa tas mereka  berdua. “Zahra!” panggil seorang putri cantik dengan mahkotanya yang indah. “Ini yang kemarin aku  bilang. Zahwa namanya, namanya, adik kembarku” jawab Zahra memberitahu, “Kau juga tak kalah cantik dengan kakakmu” puji putri itu, “Zahwa ini Zeta, sahabat kita dulu” Zahra mengenalkan, “Zeta?!” seru Zahwa tak percaya, “Iya Awa dia Zeta” jawab Zahra. Mereka bertiga bersenda gurau dan bermain bersama sampai s ampai waktu sudah sore, Zahwa dan Zahra pamit pulang. “Terimakasih pelayanan dan penyambutannya” ucap Zahwa, “Iya samasama-sama” jawab Zeta.  Zeta.  Ternyata di bumi, masih siang dan belum sore. “Bagaimana kamu tahu itu Zah?” tanya Zahwa, “Hahaha. Saat Saa t itu aku pulang sendirian dan  bersandar di pintu itu lalu tak sengaja aku menekan tombol tombol dan sejak itu aku mengetahu dunia fantasi ini” jawab Zahra menjelaskan.  menjelaskan.   Sejak Zahwa mengetahui ini. Zahra dan Zahwa setiap hari bermain di sana dan ternyata sepulang dari sana selalu membawa benda tanpa sepengetahuan mereka.

 

Sahabatku Malaikat  Malaikat  “Sausan!” teriakku pada Sausan. ia menoleh. Kuhampiri dia  dia   “Hari ini cerah, kicauan burung pagi yang merdu membuatku senang..” Kata Sausan.  Sausan.  “Iya kau benar Sausan” Kataku. Hai, Aku Sherina Aliskha. cukup panggil aku Sher. Aku dan Sausan telah 1 minggu bersahabat. dia murid baru yang cantik, baik hati, pintar, dan imut. Rambutnya bewarna coklat diikat dua setiap hari. Dia selalu mengatakan hal yang sama seperti tadi. Aku dan Sausan bermain setiap sore di rumahku. Namun, ketika kuajak bermain ke rumahnya, dia menolak katanya rumahnya jauh. Aku mengerti, mungkin dia takut ibunya marah atau semacamnya. Jam istirahat…  istirahat…  “Sausan, ayo ke kantin!” seruku.  seruku.  “Terima kasih, aku tidak lapar..” katanya. lapar..”  katanya. Aku menghampirinya. “Sausan, ada apa?” tanyaku. Kupegang tangannya ia begitu dingin, tak seperti biasanya.. Wajahnya begitu pucat. “Sausan?” tanyaku lagi.  lagi.  Ia berhenti bernafas, aku kaget. “Sausan!!, tolong! temanteman-teman! bantu Sausan!!” aku berter iak iak kencang. Sausan pun pingsan. Kami membawanya ke klinik sekolah. 2 jam kemudian…  kemudian…  “Tidak!! jangan Sausan!!” Aku berteriak histeris. Sausan telah te lah meninggalkanku. “Tidak!!!”  “Tidak!!!”  Aku terbangun dari mimpiku, untung itu hanya mimpi. Aku pergi ke luar lalu ke rumah Sausan diam-diam. Saat sampai…  sampai…  Rumahnya begitu sepi.. tak ada seorang pun… “Sausan!, Sausan!” teriakku. Aku pergi ke halaman belakang Sausan. Kulihat batu nisan bertuliskan nama Sausan. Aku tercegang begitu kaget. Aku pun pulang lari bergitu cepat. Di sekolah… sekolah…   “Kamu kenal sama Sausan ga?” tanyaku pada Mella temanku.  temanku.   “Dia udah pergi, udah ke alam sana..” jawab Mella. kukira kemarin mimpi tapi… nyata..  nyata..   Lalu siapa yang bersamaku 1 minggu yang lalu? Apa itu arwah Sausan? Sesampainya di rumah… kuceritakan semua semua pada ibu “Bu.. Sausan..” gumamku sedih.  sedih.  “Iya.. dia meninggal 7 tahun yang lalu..” jelas ibu.  ibu.   “Apa? lalu siapa yang bersamaku semasa 1 minggu mi nggu yang lalu bu?” tanyaku. tanyaku.   “Dialah Sausan.. dia malaikat yang bersamamu..” jawab ibu. Aku pun pergi ke tempat Sausan berbaring tenang. Aku berdoa agar ia Tenang di alam sana… Dan aku tahu itulah akibatnya Sausan menolak bermain di rumahnya.. Terimakasih Sausan…

 

Nia In Wonderland  Wonderland  Aku baru saja tersadar dan aku terkaget aku ada di mana sekarang?. padahal beberapa saat yang lalu aku sedang tidur di kamarku sambil sambil membaca buku. tapi sekarang aku berada di tengah hutan. Aku berjalan tanpa arah, mengikuti jalan setapak yang ada di depanku, entah ada di mana aku sekarang, tapi yang jelas aku takut. aku melihat seseorang sedang membelah kayu dengan kapaknya di di depan mataku, seorang anak yang mengayunkan kapaknya ke arah kayu hingga menimbulkan  bunyi nyaring, TAK!!!, TAK!!!, Dia m melakukannya elakukannya berulang-ulang, aku aku menyipitkan mataku, mataku, untuk melihat melihat  jelas wajah anak anak itu dan sepertinya sepertinya aku mengenalnya mengenalnya.. dia adalah tem temanku anku jerry, aku aku memanggilnya memanggilnya dengan suara lantang dan dia menoleh. aku segera menghampirinya, perasaanku sangat senang karena setidaknya ada orang yang aku kenal. “Siapa kau?”  kau?”  Aku kaget mendengar dia mengatakan itu “ini aku nia” kataku “teman satu kelasmu”  kelasmu”   “Maaf aku tidak mengenalmu” jawabnya  jawabnya   Aku terkejut saat mendengar jawabanya, entah apa dia mungkin terkena amnesia. aku akan menanyakannya menanyak annya sekali lagi, tetapi t etapi saat aku ingin bertanya aku mendengar suara teriakan, di ujung sana aku melihat kobaran api yang menyala-nyala menimbulkan asap pekat yang melambung di udara. aku tersentak t ersentak “Ayo ikut aku” tiba-tiba tiba-tiba jerry tersentak, dia menarik pergelangan pergelangan tanganku dan mengajaku berlari. “Kita mau kemana?” Tanyaku  Tanyaku   “Kita akan ke desa tempat tinggalku” sahutnya. Aku hanya terdiam mendengar jawabanya, jawabanya, dan kakiku terus berlari di atas rumput hijau, dan kami sampai di desa itu. Aku terkejut saat melihat keadaan desa telah hancur, porakporanada, kepingan kepingan bangunan di manamana, kobaran api yang menari-nari, mayat-mayat yang bertebaran seperti daun-daun di musim gugur, dan yang melakukan itu semua adalah raksasa besar yang ada di hadapan kami. raksasa hijau itu sangat menakutkan dia menatap jerry dan aku dengan mata merah seramya. Jerry menyuruhku bersembunyi bersembunyi dan aku menuruti apa maunya. jerry berlari dengan gagah berani dia  berlari ke arah arah makhluk besar besar hijau itu, dan baju baju jerry berubah berubah menjadi baju baju seorang kesatria kesatria dan.  jerry terbang dia mengarahka mengarahkan n kapaknya yang yang bercahaya bercahaya ke arah m monster onster itu, namun dia berhasil menagkisnya, dan dia menembakan laser dari matanya, laser itu mengenai jerry hingga dia terluka dan terjatuh ke tanah, dan monster itu ingin menginjak jery dengan kaki besarnya. aku memejamkan memejamkan mata karena tidak ingin melihat pemandangan pemandangan ini. Tiba-tiba ada suara muncul di kepalaku suara yang menyurhku untuk menyelamatkan jerry. Aku kembali membuka mataku dan melihat tubuhku mengeluarkan cahaya sesaat setelah cahaya itu hilang  baju piyama yang tadi aku kenakan kenakan berubah berubah menjadi baju baju dress biru yang yang indah, tapi yang yang membuat membuat aku terkejut kini aku memeiliki sayap di punggungku. Aku masih takut dengan monster itu tapi aku harus menyelamatkan menyelamatkan jerry, aku terbang dengan sayapku. dan tiba-tiba muncul sebuah busur panah di tanganku, aku belum pernah memanah sebelumnya tapi apa salahnya aku mencoba, aku membidik tepat di matanya dan melesatkan anak  panah yang bercahaya bercahaya itu. itu. Dan monster monster itu pun lenyap. Aku berhasil mengalahkanya, aku kembali ke wujud semulak semulaku, u, dan saat aku menghampiri jerry tibatiba tubuhnya menghilang, semuanya menghilang dan tiba-tiba turun hujan. yang membuatku tersadar  bahwa semua semua hanyalah mimpi, aku terbangun terbangun dan merasakan merasakan celanaku celanaku ynag ynag basah bukan karena hujan tapi karena aku mengompol. mungkin inilah akibatnya jika tidak berdoa sebelum tidur.

 

Kubah Besi  Besi  Dua ribu? Sepuluh ribu? Entah berapa banyak liter yang sudah aku habiskan hanya untuk  bernapas, atau hanya untuk membelai rambut jagungku jagungku saja. Waktu itu layaknya seorang penguasa Eurasia, aku menghambur hamburkannya. Dan sekarang sudah bisa kurasakan karmanya. Rasanya tercekik. Bernapas bukan lagi suatu kebutuhan tetapi kegiatan yang dicaci dan d an harus dimusnahkan. Sayang, masih banyak yang ingin kucapai dan aku tidak mau mati dulu. Jadi kukumpulkan semua yang tersisa dari seluruh penjuru bumi yang bulat ini. Menyimpannya dalam sebuah kubah besar berbahan dasar besi langka yang kudapat dari seorang petani tua pesakitan. Mencoba berbagai cara mengembangbiakkan udara… gila memang. Tapi apalah aku yang egois ini, yang masih mau bermimpi dan mewujudkannya. Entah kekuatan dari mana, tapi kubah besiku bekerja dengan sempurna. Tidak mau menerima karma yang buruk, dengan senang hati kubagikan semuanya ke makhluk yang mengiba udara, termasuk mereka yang kehilangan muka karena mencaci kubah besiku. Waktu terus berjalan dan orang orang memuakkan yang tumbuh semakin subur itu siap melakukan fungsinya bahkan tanpa ada tanda peringatan. Mereka yang berpundi, melalui  pengkhinat yang bekerja untukku, untukku, menukarnya lebih bany banyak ak hanya untuk disimpan dan dipamerkan kepada mereka yang terlunta. Kututup kubah besi kebanggaanku karena demi Tuhan.. aku hanya ingin membuat keadaan sedikit membaik bukan malah memperumitnya! Ada apa sih dengan orang orang itu? Apa harus aku lagi yang mencari solusinya? Tidak! Tidak sudi. Kalau sudah tau begini, kenapa dulu mereka tidak memperbanyak apa yang sering mereka sebut ‘sampah’?  ‘sampah’?  Demi Tuhan kurindu dengan semua zamrud itu. Sungguh.

 

Sahabat Cermin  Cermin  Aku termenung di balkon sekolah. Termenung sedih dan berkhayal, bahwa akan punya sahabat. Sahabat setia yang tidak akan meninggalkan diriku sendiri. Tapi, tak ada yang ingin berteman denganku. Bahkan semua orang membenciku. Padahal, aku tak pernah berbuat jahat kepada mereka. Aku juga selalu berusaha yang terbaik agar mereka tak menganggapku aneh. Caseyla Diandra. Itulah namaku. Orangtuaku memangil aku Casey. Tapi teman-temanku memanggilku Bad Girl. Panggilan yang sangat menyayat hati. Yah sebenarnya mereka yang kusebut teman tidak menganggapku teman. Mereka lebih mirip dengan musuhku. Setiap hari, kucoba jalani hari dengan senyuman. Tapi dibalik senyuman itu tersimpan beribu luka yang sangat menyakitkan. Dan hari ini aku akan pergi membeli sebuah cermin untuk hiasan di kamar  baruku. Dengan Dengan segera aku aku pergi ke Mirror Mirror Shop. Di sana sana terdapat banyak banyak model cermin cermin terbaru. Tetapi, pandanganku hanya tertuju kepada sebuah cemin besar yang dikelilingi ukiran yang sangat indah. Dan setelah kutanya harganya Rp. 895.000. Karena tertarik, aku segera membelinya tanpa pikir  panjang. Kata penjaga di sana, sana, cermin cermin itu akan dikirim tepat tepat jam 4 sore. “Tiiiiiin!!! tiiiiiin!!!” klakson mobil pengantar cermin itu pun terdengar. Casey segera segera berlari untuk membukakan pintu rumahnya. “Silakan masuk Pak. Kamar saya ada di sana.” Ujar Casey sembari menunjukan kamarnya.  kamarnya.   Tak lama kemudian cermin itu sudah dipasang. Orang-orang yang mengantar cerm cermin in itu, juga sudah  pulang. Casey yang yang sendirian di di rumah, asyik asyik meratapi cermin cermin itu. “Ah, ind indah ah sekali cermin cermin itu.” Pikir Casey. Tapi, karena merasa janggal dengan cermin itu, Casey mulai mendekati cermin itu. “Aaaaaa…” Casey berteriak keras. Ia sangat ketakutan. Itu karena ada bayangan seseorang di cermin itu. Tapi bayangan itu bukan bayangan dirinya. Bayangan itu adalah bayangan gadis seusia Casey dengan wajah riang. “Aaaaaa…” Casey kembali berteriak. Ia berteriak kali ini karena bayangan itu  bersuara kecil. kecil. Lalu Casey pun membalas suara itu. “Siapa kau?”  kau?”  “Hai Casey, jangan takut. Namaku Mirrory. Kau bisa memanggilku Rory. Aku tidak akan menyakitimu. menyakitim u. Aku di sini hanya ingin menjadi temanmu.” Jelas bayangan itu yang ternyata bernama Rory. “Oh, mmm… kalau begitu maafkan aku ya Ro…ry.” Ucap Casey ragu.   “Tentu,” jawab Rory.  Rory.  “Oh ya, bagaimana kau bisa ada di cermin itu Rory?” Tanya Casey.   “Aku bisa ada di cermin ini karena kejadian 3 tahun lalu. Saat itu aku masih berumur  8  8 tahun. Waktu itu aku menemukan cermin ini. Dan memencet tombol kecil di belakang cermin. Seketika aku tersedot masuk ke dalam cermin. Lalu cermin ini ditemukan oleh seseorang. Kemudian cermin in dijual di Mirror Shop.” Jelas Rory panjang lebar. Casey yang yang mendengarkan hanya diam setia mendengarkan. “Oh… Gitu,” Casey ber -oh -oh ria. “Rory, kau mau tidak jadi sahabatku?” Tanya Casey tiba-tiba. tiba -tiba. “Aku sangaaat… mau.” Jawab Rory.  Rory.  “Tapi, aku hanya bisa menjadi sahabat cermin untukmu.” Lanjut Rory tak bersemangat.   “Tidak apa-apa apa-apa kok. Begini saja aku sudah senang.” Balas Casey. Lalu mereka asyik mengobrol tanpa  peduli apapun. Kini Casey sudah punya sahabat. Walaupun ia tau bahwa sahabatnya itu ada dicermin. Rory pun setia menjadi sahabat cermin cermin seperti apa yang diinginkan Casey. Casey pun tak perlu lagi punya sahabat lain. Baginya, Rory sudah lebih dari cukup. Dan tak ada yang bisa menggantikan kedudukan Rory di hati Casey. Setiap hari, Casey berharap Rory akan menjadi manusia utuh. Dan tidak lagi menjadi sahabat cermin. Tapi, entahlah, kapan itu semua akan terjadi.

 

Kotaku Yang Malang  Malang   Namaku Sasha. Setiap hari aku berangkat sekolah dengan dengan menaiki mobil yang pin pintu tu dan  jendelanya ditutup rapat. Orang lain pun juga sama sepertiku. Sekarang sudah jarang sekali orang berjalan kaki bila ingin bepergian. Hanya ada beberapa orang saja yang berjalan kaki, yaitu orang yang kurang mampu. Mengapa mereka semua bertingkah seperti ini? Tidak seperti Dulu yang menaiki apa saja dengan ruang, berjalan kaki dengan sedang. Semua ini ulah manusia yang tidak memperhatikan atau at au mempedulikan lingkungan sekitar. Sampah  plastik berserakan, kaleng-kaleng bekas, makanan sisa dan semua sampah kecil maupun  besar, semuanya ada di jalan yang biasa mamusia pakai. “Ckiit..” mobilku sudah berhenti di depan  depan  gerbang sekolahku. “Sudah sampai nak” kata ayah, aku mengangguk lalu bilang “terimakasih ayah, jangan lupa ya kalo keluar mobil pake masker, jaket dan kacamata biar ayah nggak sakit” jelasku. Ayah tersenyum, lalu aku melambaikan tangan dan langsung menuju ke dalam sekolah. Saat aku masuk ke dalam kelas, hanya ada 12 orang anak termasuk aku. Banyak sekali anakanak anak yang telah meninggal ada 8 orang anak, yang jatuh sakit ada 19 orang anak dan yang keluar sekolah ada 5 orang anak. “Hai Lili” kataku kepada teman tem an sebangkuku. Dia terlihat pucat dan sering batuk-batuk. “Kamu sakit?” tanyaku cemas. Dia tidak menjawab.  menjawab.   Besoknya saat aku masuk kelas Lili tidak ada. Lalu aku menanyakan keberadaan Lili kepada Akia. Sungguh sedih mendengar kabar dari Akia bahwa Lili sekarang dirawat di rumah sakit ditempatkan di ICU, dia sekarat. Aku langsung menangis tak henti-henti. Andaikan seperti 10 tahun kebelakang, kota ini begitu bersih, indah, udaranya sejuk, dan lebih banyak orang yang berjalan kaki. “Kita doakan saja semoga Lili Li li baik- baik  baik saja” jelas Akia sambil menenangkanku. Pulangnya saat aku sampai rummah. Ibu langsung memelukku dan berkata Lili telah tiara. Aku langsung menangis, ibu menenangkanku. menenangkanku. “Kita melayat yuk sayang” jelas ibu sambil membelaiku. Aku mengangguk. Lalu kami pergi menggunakan mobil satu lagi. Mulamya kami pergi ke rumah sakit yang ditempati Lili. Tapi jelas perawat jeazahnya sudah dibawa ke rumahnya. Lalu kami pun pergi ke rumahnya. Setelah sampai aku langsung keluar dari mobil tanpa menggunakan masker. Aku sudah tak peduli. Saat aku masuk ke rumahnya aku langsung menemui jenazahnya dan memeluknya sembari mengatakan “Semoga kau baik  baik saja di sana” tangisku semakin deras. Mama yang sedang menenangkan menenangkan ibunya Lili pun saat melihatku ikut menangis. “Jangan lupakan aku sobat”. Setelah aku mengucapkan itu aku melihat sosok perempuan yang anggun dan cantik, wajahnya bersinar layaknya sinar bulan. Lulu gadis itu mengucapkan “aku tidak akan pernah melupakammu Sa, terimakasih untuk segalanya”. Tangisku menjadi deras deras sekali. Aku yakin Lili bahagia di sana.

 

Pewaris Terakhir erakhir   Aku memandangi senjataku yang sudah berlumur darah, Ini semua salah mereka.. Siapa yang suruh menyerang dan memburuku. Mentari semakin bersembunyi dibalik gusarnya kekacauan kerajaan. Takdirku bagai tertulis di lembar usang, terlupakan dan juga dicari disaat yang bersamaan, kutarik rambut panjangku ke belakang telinga dan mulai melangkah melalui sekumpulan mayat tentara berbaju besi yang tamak akan kenaikan pangkat. Bodoh… Mereka hany han ya memikirkan hasil tanpa peduli  prosesnya, padahal jelas-jelas Akulah Sang Pewaris Terakhir dari kerjaan yang penuh kutukan itu. Pewaris dari Pedang yang akan memakan sisi manusiamu jika kau lengah, Pewaris dari mahkota berkarat yang diperebutkan begitu keras. Muncul lagi seseorang di hadapanku, kembali kutarik pedang yang adalah musuh sekaligus kawanku, Lelaki itu tersenyum kecil, dia adalah salah satu sat u orang yang ikut serta dalam  perebutan Takhta. Mata hitamnya memandangiku tajam “Tidak apa-apa apa-apa jika kau tidak ti dak ingin, tapi… kenapa kau  juga menarik pedang untukku?” untukku?” ujarnya, Aku menatapnya siaga. siaga.   “Aku… Tidak peduli dengan siapapun, aku hanya ingin hidup” sahutku.  sahutku.   “Bohong” ia menyahut tanpa ragu “kau juga ingin ditemukan” lanjutnya, Aku terdiam sesaat tanpa melonggarkan pertahananku. Ia maju berberapa langkah la ngkah dan mengusap darah di wajahku “Aku menemukanmu” ujarnya ujarn ya lagi sambil tersenyum. “Kenapa? Kenapa? semuanya seperti ini? Padahal Papa bilang semuanya akan baik -baik -baik saja Jika aku tidak tidur terlalu malam, dan Mama bilang semuanya akan berakhir bahagia jika Aku menjadi anak baik, tapi kenapa? Mereka meninggalkanku dengan beban begitu besar.. Aku tidak ingin menjadi Raja, aku tidak menginginkan Mahkota ataupun kekuasaan, aku hanya ingin rakyatku bahagia” Aku sudah suda h tidak tahan lagi, Lelaki tadi memelukku, dialah Tunanganku ketika situasi masih baik-baik saja, Dan saat itu juga darah mengucur dari  perutnya yang sudah berlubang. berlubang. “Tapi Akulah sang Pewarias terakhir” Aku masih berada dalam dekapannya yang penuh darah atas atas senjataku “Akulah orang yang akan menguasai semuanya, bukan dirimu, bukan Paman ataupun musuh kita… Hanya Aku… Aku seorang” s eorang” lanjutku.  lanjutku.  Ia memelukku semakin erat, kurasakan bahuku basah akan sesuatu yang hangat. “tidak apa-apa.. apa-apa.. Aku sudah menemukanmu, karena karena itu… Jangan sembunyi lagi, My Lady” ujarnya dan tubuhnya gontai kehilangan nyawa, Kutelentangkan jasadnya dan kututup dengan jaket yang biasa kupakai.

 

Aku Bukan Patung  Patung  Awalnya gelap, tapi tiba-tiba… tiba-tiba… cahaya mentari menyilaukan. Sangat menyilaukan, ta pi kenapa aku tidak bisa menutup mataku? Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku? Tubuhku, oh tubuhku tidak  bisa bergerak. Kenapa tubuhku tubuhku membeku seperti seperti ini? Kenapa ini Tuhan? Tuhan? Air, ikan koi, bunga teratai merah muda? Aku dikelilingi mereka. Aku berada di tengah-tengah… tengah- tengah… kolam? Kenapa aku  bisa berada di tengah kolam ini, Tuhan? Burung pipit kecil hinggap di bahuku, meloncat, lalu pergi. Hei burung pipit kecil, tolong aku, aku tidak bisa bergerak. Hei, jangan pergi.. ya Tuhan, bagaimana ini? Apakah suaraku tidak terdengar? Siapapun, aku mohon tolong aku! Sepanjang hari, orang-orang yang lewat menyebutku tampan. Ah, benarkah. Aku bahkan tidak menyadarinya. Aku terdiam lagi, mendengarkan gemericik pancuran air kolam, mengamati bunga teratai merah muda yang perlahan mekar, meninggalkan masa kuncupnya. Bunga mawar merah muda, bunga lily, anyelir, bunga kertas di tepi kolam juga j uga ikut mekar. Rumput yang hijau  berembun dan pohon-pohon pohon-pohon rindang yang yang meneteskan embun di ujung-ujung ujung-ujung daunnya daunnya terlihat segar. Indah sekali mereka, aku baru menyadarinya. Embun itu menguap sekarang. Gemericik pancuran kolam, ikan koi yang tenang, bunga teratai merah muda kuncup dan mekar. Aku menikmati semuanya. Berulang-ulang. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku terperangkap di sini selamanya? Begini selamanya di tengah-tengah kolam? Lalu, entah kenapa kali ini pandanganku tertuju pada sosok gadis cantik berbaju krem lembut. Ia  berjalan perlahan. Rambut Rambut lurus hitam terurai, bola mata coklat coklat indah, bulu mata len lentik, tik, bibir merekah, kulit putih langsat berjalan perlahan, ke arahku. Ah tidak, ia berjalan lalu lal u duduk di kursi tepat di depanku. Ia mengeluarkan buku dari tas tangan kecil putihnya dan membuka perlahan  buku itu. Lalu, bola matanya matanya bergerak ke kanan kanan dan ke kiri dengan dengan lincah. Tapi, tiba-tiba matanya matanya memandang padaku, melihatku agak lama, dan kemudian berjalan ke arahku. Apakah dia bisa mendengarku? “Patung ini bagus sekali, terlihat tampan.” Ia lalu mengambil sesuatu di tas di  tas  putihnya. Sebuah ponsel. ponsel. Ia lalu mengambi mengambill gambarku dengan ponsel ponsel itu dan kemudian kemudian tersenyum. Oh, Tuhan. Sementara ia di dekatku, ingin sekali aku memetik dan memberikan setangkai mawar merah muda yang ada di pinggir kolam ini padanya. Ah, tidak, menyapanya saja, itu sudah cukup  bagiku. Tapi apa daya, daya, aku tidak bisa bergerak. bergerak. Tubuhku beku. beku. Bibirku bisu. Aku Aku hanya sebuah  patung tembaga di tengah-tengah tengah-tengah kolam ikan ko koii kecil. Satu-satunya yang yang bisa kulakukan adalah adalah melihatnya, melihatnya, dan… melihatnya pergi. Gadis itu pergi, gadis itu pergi. Oh, Tuhan,  betapa menyedihkannya menyedihkannya aku. Aku tidak bisa bisa apa-apa. Aku hanya hanya patung, tidak bisa bergerak, bergerak,  berjalan, ataupun berlari. Bicara pun aku tak bisa. bisa. Menutup mataku karena karena mentari yang menyilaukan pun aku tak bisa. Kenapa aku hanya sebuah patung? Patung yang indah, tampan, tapi tidak berguna. Kenapa? kenapa aku hanya sebuah patung? Kenapa? Kenapaaaa? Perlahan, aku membuka mataku. Terasa berat. Kukedipkan mataku, berkali-kali. Kuraba wajahku, masih lengkap dan tidak ti dak keras. Hanya tulang hidungku yang keras. Kugerakkan kepalaku, ke kanan dan ke kiri, jari tanganku, lenganku, kakiku, semuanya, dan yang terakhir adalah badanku. Oh, aku masih berbaring di atas kasur empukku dan selimut hangat. Ternyata hanya mimpi. Aku sedikit lega. Tuhan, aku bukan patung, aku bukan patung, dan jangan jadikan aku patung. Aku adalah manusia. Aku janji akan mearaih tujuanku, cita-citaku, hidupku. Aku tidak akan malas. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku tidak akan membiarkannya pergi. Sekarang.

 

Dunia Manisan  Manisan  Dahulu kala ada seorang anak yang sangat baik dan pintar, namanya adalah ely, ely adalah anak yang sangat baik dan pintar. Suatu peristiwa terjadi Pada malam yang sunyi ada sebuah cahaya yang masuk ke kamar ely, lalu ely mengikutinya, sampailah ely di titik cahaya itu, dia melihat meli hat sesosok wanita yang cantik bagaikan peri, dan ternyata itu memanglah peri yang dikirim oleh tuhan untuk ely. “Siapa kamu”  kamu”  “Aku adalah peri kiriman tuhan, dia yang telah mengirimku untukmu, dia mengirimku hanya untuk anak baik sepertimu, kau adalah anak yang mulia dan terpuji, maka ikutlah denganku”  denganku”   “Tapi apakah ini nyata, apakah kakak peri?”  peri?”   “Iya ely aku memang peri mendekatlah wahai anak baik”.  baik”.   Tanpa berpikir lama ely mendekat ke peri itu, ely el y sungguh tidak percaya akan hal itu, tetapi dia juga senang. Peri memegang tangan ely dengan lembut dan erat, ely merasa nyaman. nyam an. Tetapi dalam sekejap ely dan peri itu hilang hil ang dan pergi ke dunia yang berbeda “Di mana aku peri, aku tidak percaya ini, tetapi bagaimana ba gaimana jika orangtuaku memcariku”.  memcariku”.  “Tidak apa nak kamu akan aman bersamaku”  bersamaku”  Dan ternyata ely dan peri berpindah ke dunia manisan, ely terkaget kaget saat di sana dipenuhi dengan berbagai macam manisan, yaitu coklat, permen, buah buahan, danau susu dan masih banyak lagi. “Bolehkah aku memakan semua ini peri”  peri”   “Boleh ely semuanya memang untukmu, peri. Ely mencicipi semua makanan dengan gembira. Ely sudah lelah karena banyak makan permen dan coklat dan dia pun akhirnya terlelap tidur. Dan saat dia bangun dia sudah di rumah, serta ada banyak manisan di dalam kamarnya, ely sangat berterimakasih kepada tuhan karena telah mengirim peri per i yang sangat baik kepadanya. Ely memanglah pantas untuk menerima semua ini, dia adalah anak yang sangat baik dan terpuji…!   terpuji…!

 

Mesin Waktu  aktu  Pada tahun 2026 dimana dunia sudah mulai dikuasai teknologi canggih, ada 3 sahabat yang  bernama jack, nicole dan alex. Mereka baersekolah di sekolah yang sama tepatnya di smp ABC, jika pulang sekolah mereka biasanya selalu bersama. Saat itu mereka menuju ke stasiun kereta melayang mel ayang yang jaraknya dekat dari sekolah mereka. Saat mereka sudah mulai naik, beberapa menit kemudian kereta yang mereka naiki terlempar keluar dari rel yang ada di atas kereta, mereka terlempar ke sebuah hutan yang sangat luas dan gelap bersama dengan penumpang lainnya yang sebagian tewas karena benturan yang sangat kencang saat mereka terjatuh. Alice pun berkata “di mana kita?”  Alice pun kita?”  Alex menjawab “aku pun tak tau” sambil kebingungan  kebingungan  Jack berakata “sudah jangan khawatir, yang penting kita selamat”  selamat”   “iya” alex dah nicole menjawab  menjawab   Mereka pun berjalan mencari jalan keluar dan mencari me ncari pertolongan dengan berjalan ke dalam hutan, saat mereka di dalam hutan.. terdengar suara “BUUMM..” yang kencang dan membuat tanah bergetar, mereka pun menghampiri sumber suara itu dengan rasa berani. Saat sudah hampir dekat dengan sumber suara, mereka melihat sebuah cahaya yang sangat terang dari sana. Saat mereka lihat ternyata itu adalah sebuah mesin waktu yang jatuh dari langit, dengan rasa penasaran mereka mendekati mesin waktu itu dan membukanya/ “1, 2, 3 waaaaaw…” kata mereka bersamaa, mereka masuk dan tak sengaja alex menekan suatu tombol yang membuat mesin waktu tersebut membawa mereka keluar dari hutan yang gelap itu ke kota yang dekat dengan rumah mereka… Saat sampai mereka hampir tak t ak percaya  bahwa mereka mendapat petualangan yang sangat sangat aneh dari mesin waktu itu. Saat mereka keluar dari mesin waktu itu, mesin waktu itu pun tiba-tiba lenyap menghilang dan mereka kembali ke rumah mereka masing masing.

 

Pelukan Terakhir Untuk Ibu  Ibu  Di tepi sungai yang agak luas, terdapat anak pohon apel dan ibu pohon apel, anak pohon bernama Trei, berkelamin lelaki, dan ibu pohon bernama Treina. Trei ingin sekali memeluk ibunya, lalu menciumnya, mencium nya, tapi.. Trei tidak bisa.., karena apa? Teman Teman teman pasti taulah…  taulah…  Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan beserta ayahny ayahnyaa berjalan melewati Trei, dan ibu Trei. Anak itu bertanya pada ayahnya, “yah, bolehkah aku memetik satu buah apel?”  apel?”   “tentu saja, boleh!” jawab ayahnya. Lalu anak perempuan itu memetik 1 buah apel dari daun daun Trei. Setelah mengambilnya, anak perempuan itu memakan buah apel yang dia ambil. “hmm.., enak banget!, aku jadi ingin semuanya!” seru anak perempuan itu. “ayah!, bolehkah aku membawa pohon apel kecil ini ke dalam taman rumah kita?” Tanya anak perempuan itu.  itu.  “hmm.., ayah agak ragu sih, untuk menjawabnya.., tapi, ayah bolehkan saja d eh! Nanti, ayah  panggilkan tukang tukang taman untuk mencabut pohon pohon apel kecil kecil ini! Kamu tenang saja ya, Rara!, besok ayah panggilkan!” ayah anak perempuan itu, menuruti permintaan anaknya. anaknya.   “makasih, ya, yah!” seru anak perempuan itu, yang ternyata bernama Rara. Ayahnya hanya tersenyum manis. Mereka pun pulang. Trei kaget mendengarkan obrolan anak perempuan itu terhadap ayahnya. “ibu.. bagaimana, ini?, besok, aku akan dipindahkan ke tempat lain.., jadinya, aku tidak bisa bertemu ibu lagi dong.. Huhuhu…” tangis Trei. Trei. “tenang Trei.. kalau kamu dipindahkan, pasti Allah akan mempertemuk mempertemukan an kita lagi di surga…” hibur ibusaja Trei. “terima kasih ya, bu..” kata Trei.  Trei.  Esoknya…  Esoknya…  Rara, ayahnya, dan tukang taman siap siap mencabut Trei. “tukang taman.., ayo, cepat cabut pohon apel kecil ini!, dan masukk masukkan an ke dalam mobil pick up, ya…”  pinta ayah Rara. Rara. “siap, pak!” seru tukang taman.  taman.   Tukang taman pun mencabut Trei. “dadah, ibu..” pamit Trei. Trei.   “dadah Trei..” kata ibu Trei.  Trei.   Di rumah Rara…  Rara…  “ayo cepat, yah!, tanam pohonnya di taman belakang!” pinta Rara.  Rara.   “oke, Ra!” seru ayah Rara sambil mengacungkan jempol.  jempol.   Setelah Trei sudah ditanam di taman belakang rumah Rara, Trei hanya bisa menangis tersedu sedu tanpa dilihat oleh Rara, Rara hanya tersenyum senyum melihat Trei ditanam di rumahnya. Setelah bertahun tahun lamanya, akhirnya Rara sudah bertumbuh dewasa dan Trei?, yaa sama seperti Rara, Trei sudah dewasa, sayangnya, Ayahnya Rara sudah lebih dulu meninggal. “Ya Allah.., pertemukanlah pertemukanlah aku kepada ibu di surga nanti..” do’a Trei saat dewasa.  dewasa.  Kini, Trei dan Rara sudah beranjak ke masa tua. Rara sudah memiliki cucu. Senang sekali bila menjadi Rara. “Ya Allah.., pertemukanlah pertemukanlah aku kepada ibu di surga nanti..” do’a Trei saat tua.  tua.   Sekarang Trei sudah mengganggu rumah R ara ara dan tibalah saatnya Trei ditebang…  ditebang…  SREK! SREK! SREK! Suara gergaji memotong Trei dan Trei MATI! “ibu…!!” seru Trei sambil berjalan menemui ibunya dan memeluknya. Memang, Trei dan ibunya  berada di…, ya! ya! Betul!, berada berada di SURGA!, SURGA!, Trei dan ibunya ibunya memiliki tangan memiliki tangan dan kaki! Wah, menyenangkan.. “Trei.. ibu senang sekali kamu berada di sini..” seru ibu Trei.  Trei.  Lalu Trei mencium pipi ibunya seraya berkata, “aku juga senang bu.., aku sayang ibu…”. ibu…”.  

 

Ramalan Bintang  Bintang  Hazel sedang memainkan piano miliknya sambil sesekali meneguk jus blueberry dan memakan fettucini carbonara yang ia beli tadi pagi. Sekarang sudah menjelang sore, Hazel Haz el  belum beranjak dari piano. Padahal, mamanya mamanya sudah memanggilnya dari tadi tapi Hazel diam tak menghiraukan. Kali ini, ke 1000 kalinya mama meneriaki Hazel. “Hazel, ayo ikut mama ke tempat mboko Zevo. Mau melihat bola kristalnya yang baru”  baru”   “Ya sudah, Hazel ikut”  ikut”  Hazel dan mamanya sudah sampai di rumah mboko Zevo. “Tumbenan kau dan kau ke sini?” secara secara antusias mboko Zevo menyambut dengan ramah. “Kami ingin melihat ramalan bintang dari bola kristal berwarna biru laut untuk memastikan  besok bukan hari sial bagi putriku karena karena besok ia akan mengadakan acara sesembahan dan tolong carikan tanggal ulang tahunnya. t ahunnya. Tanggal 12 Enorologi”  Enorologi”  “Baik kuambilkan sebuah bola kristal itu agar besok kau dan anakmu tidak terkena sial oleh Frozcie”   Frozcie” “Ikuti ucapanku Hazel. Bombazo Bazaoka Petorinjus Blak!” Blak!”   Hazel mengikuti petunjuk mboko Zevo. “Baik sudah. Bayaranya hanya 90  90  porip”   porip”  “Baik mboko, ini uangnya” mama menyerahkan uang itu kepada mboko Zevo. Esoknya, Hazel dipakaikan kostum yang telah dibelikan mamanya di pasar. “Ayolah nak, percaya. Mboko Zevo pasti benar”  benar”   Hazel mengangguk mengerti. Sebenarnya ia berpikir, manusia biasa mana mungkin bisa mengubah nasib seseorang dan yang bisa hanyalah tuhan. Hazel telah sampai diacara sesembahan kepada Nattel. Nattel tersenyum senang melihat Hazel datang di tempatnya.  Namun ketika Hazel diajak Zesco pergi menaiki kapal menuju pulau pulau Batho, kapal mereka terkena arus badai. Mboko Zevo tersenyum puas melihat kesenangan abadinya karena ia bisa  berkuasa dengan Ramalan Bintang.

 

Nana dan Si Nakal Sasa  Sasa  Di negeri Lollywod tinggallah peri-peri yang hidup di rumah Lolipop. Salah satu dari mereka adalah Nana si anak baik, Sasa si anak nakal, Dadi Polly si hakim, dan mami lally si superstar. 23, Mortano (bulan ke-10) 193 “ma, Nana berangkat sekolah dulu ya”  ya”  “mi, Sasa berangkat dulu ya”  ya”  “iya!”   “iya!” Di sekolah sihir luckwod “manipurase incopase makerto, makerto, songater mimonia santonia? (selamat siang anak-anak, apa kabar kalian?)” sapa guru Caran, guru bahasa  bahasa   “mimonia skutarmi me (kabar kami baik)” seru para murid serentak.  serentak.   “sengto barime ningse (baik kita mulai pelajaran)”  pelajaran)”   “ma tau nggak, tadi di kelas aku kena marah bu Caran, nyebelin!” n yebelin!”   “memangnya kenapa?”  kenapa?”  “nggak kumpul pr”  pr”  “halah, Sasa.. Sasa kamu ini bandel banget sih, udah mami bilang kamu harus bikin pr tiap  jam 7 malam kenapa nggak nurut nurut sih. Coba contohin kakak kamu kamu pinter, baik, sopan lagi. Pokoknya mama mama nggak mau tau, mama mau pergi latihan ke kota sebelah s ebelah mama ada konser”  jelas mama panjang lebar “huh, ya udah”  udah”  “Dek bikin pr yuk”  yuk”  “hhhuuuh, iyalah!”  iyalah!”  “nana kumpulkan pr!”  pr!”  Ibu Caran memeriksa pr “bagus nana pr kamu betul semua”  semua”  “hehe… Iya dong kakakku kan pintar”  pintar”   “Iya. Contohin tuh, mantan murud ibu” gurau ibu Caran.  Caran.   “na, kamu udah besar kakak mau naik tingkat lagi sekolahnya kamu harus pintar ya!”  perintah kakak Sasa “iya kak”  kak”  “Dadadadah…” jumpa para keluarga Sasa.  Sasa.   “Dadadadah…” balik jumpa pada keluarganya keluarganya Akhirnya Nana menjadi anak baik, pintar, patuh dan sopan kepada semua orang. Dan meneruskan jalan kakaknya.

 

TUGAS BAHASA INDONESIA KUMPULAN CERITA FANTASI

Disusun Oleh Kelompok Hari Selasa Kelas VII F Ketua

: Rindi Sari

Anggota

: Grace Maurina A Siti Kurnia Adrian Juliano Wildan Febriansyah Supriatna M Naufal M

SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA 2017 - 2018

 

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul K um ump pulan C er i ta F ant anta asi . Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar  –  besarnya   besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikanya makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Amin. Rengasdengklok, Oktober 2017

Penyusun

 

TUGAS BAHASA INDONESIA KUMPULAN CERITA FANTASI

Disusun Oleh Kelompok Hari Kamis Kelas VII F Ketua

: Hasanah Mar’atus S  S 

Anggota

: Retno Sri Rahayu Siti Sarah M Taufik N Fuzy Fadilah Ahmad Nandi R

SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA 2017 - 2018

 

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah kami diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul K um ump pulan C er i ta F ant anta asi . Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar  –  besarnya   besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikanya makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Amin. Rengasdengklok, Oktober 2017

Penyusun

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF