Kulit Singkong Sebagai Pemadam API

July 25, 2018 | Author: Siti Mahmudah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

LAPORAN...

Description

KULIT SINGKONG SEBAGAI PEMADAM API Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Disusun oleh : Nama

: DEVILIA

Kelas

: XI IPS 2

No. Abs : 09

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat, Inayah, Taufik dan hidayahnyalah saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini sesuai waktu yang ditentukan. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab. 2. Bu Jayanti Ferliana E.,S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya. 3. Dan teman-teman semua yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun tujuan penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai syarat unuk melengkapi tugas –  tugas kelas XI semester II pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2015/2016. Harapan penulis semoga laporan Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya untuk menambah pengetahuan dan dijadikan acuan,  petunjuk maupun pedoman dalam memanfaatan kulit singkong yang lebih bermanfaat yaitu sebagai pemadam api. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih butuh penyempurnaan baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun saya harapkan khususnya dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan juga  pembaca guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik dimasa yang akan datang. .

Jakenan, 30 Maret 2016

Penulis

ABSTRAK  Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang mudah dijumpai di sekitar kita. Walaupun limbah, namun banyak manfaatnya selain dijadikan makanan ringan yaitu kulit singkong dapat digunakan sebagai pemadam api yang menghemat biaya dan juga efektif. Kebakaran tidaklah mudah untuk memadamkannya dan untuk memadamkannya biasanya kita menggunakan mobil  pemadam kebakaran ( DAMKAR ) dengan menyemprotkan air ke lahan yang terbakar tetapi hasilnya  pun tidak begitu efektif, karena api yang sudah padam dapat hidup kembali akibat lambatnya proses  pemadamannya. Dan sebab itu, banyak orang menginginkan dapat memadamkan api dengan waktu  yang singkat dan juga menghemat biaya. Solusinya ialah dengan menggunakan limbah kulit singkong  yang sangat efektif memadamkan api. Karena kulit singkong mempunyai zat yang paling baik untuk memadamkan api, ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan Randall Hartolaksono. Menurutnya,  saripati kulit singkong terbukti dapat memutus reaksi kimia berantai dalam proses kebakaran. Zat aktif itu bisa mencegah lompatan energi elektron melewati titik kritis di lapisan terluar atom saat  pembakaran.  Kulit singkong diolah dan diproses menggunakan teknologi kimia sampai menghasilkan  sebuah cairan yang dapat memadamkan api super cepat. Lalu cairan tersebut dicampurkan air dengan  perbandingan 1:1, barulah campuran tersebut disemprotkan pada hutan atau lahan yang terbakar, otomatis api akan langsung padam dan tidak bisa hidup kembali. Oleh karena itu, cara ini dapat digunakan untuk mengatasi kebakaran dengan waktu yang singkat dan juga menghemat biaya.  Kata kunci : pemadam api yang efektif, pemadam api super cepat dan menghemat biaya, kandungan kulit singkong yang dapat memadamkan api.

DAFTAR ISI

1. 2. 3. 4. 5.

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….… i KATA PENGANTAR………………………………………………………...... ii ABSTRAK…………………………………………………………………….... iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………..... iv BAB 1…………………………………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 6. BAB 2…………………………………………………………………………… 3 2.1 Pengertian Singkong 2.2 Pengertian Kulit Singkong 7. BAB 3…………………………………………………………………………… 4 8. BAB 4…………………………………………………………………………… 5 9. BAB 5…………………………………………………………………………… 10. LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 11. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bagi masyarakat Indonesia, tidak ada orang yang tidak mengenal singkong. Semua orang dari berbagai kalangan mengenal singkong karena singkong mudah dijumpai di daerah sekitar kita dan jumlahnya pun tidak sedikit. Karena singkong banyak ditemui di daerah sekitar kita, masyarakat mengenal singkong hanya sebagai makanan tradisional untuk kebutuhan makanan sehari –  hari. Selain dijadikan makanan tradisional, masyarakat juga mengolah singkong untuk dijadikan makanan ringan yang disukai banyak orang. Di Indonesia sendiri produksi singkong sangatlah melimpah. Karena j umlah pengolahannya  banyak sehingga menghasilkan limbah kulit singkong yang banyak pula akibat produksi kulit singkong sebagai makanan ringan. Oleh kebanyakan orang, tidak banyak yang mengetahui bahwa kulit singkong sebenarnya  banyak manfaatnya selain untuk dijadikan makanan ringan yang enak. Para pengolah industri singkong hanya memanfaatkan umbinya saja untuk diolah menjadi beragam jenis makanan, setelah itu kulit singkongnya tidak diperhatikan lagi karena menganggap bahwa kulit singkong tidak penting atau tidak ada manfaatnya sehingga mereka membuang kulit singkong tersebut tanpa berfikir panjang. Padahal kulit singkong yang biasanya kita buang tern yata dapat digunakan untuk memadamkan api. Sesuatu hal yang kecil, murah, dan mudah untuk didapatkannya bisa dijadikan bahan untuk memadamkan api. Api yang telah membesar atau yang biasa kita sebut kebakaran tidaklah mudah untuk memadamkannya dan untuk memadamkannya biasanya kita menggunakan mobil pemadam kebakaran ( DAMKAR ) dengan menyemprotkan air ke lahan yang terbakar tetapi hasilnya pun tidak begitu efektif, karena api yang sudah padam dapat hidup kembali akibat lambatnya proses pemadamannya. Dan sebab itu, banyak orang menginginkan dapat memadamkan api dengan waktu yang singkat dan juga menghemat

 biaya. Solusinya ialah dengan menggunakan limbah kulit singkong yang sangat efektif memadamkan api. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui mengapa bisa limbah kulit singkong dapat dijadikan pemadam api yang efektif. Sehingga dalam penulisan Karya Ilmiah ini penulis memilih judul “ KULIT SINGKONG SEBAGAI PEMADAM API ”.

1.2 RUMUSAN MASALAH Dalam Karya Ilmiah ini, adapun rumusan masalah yang akan dibahas penulis. Rumusan masalah itu adalah mengapa limbah kulit singkong dapat dijadikan pemadam api yang efektif.

1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan Karya Ilmiah ini adalah: 1. Untuk mengetahui zat yang terdapat pada kulit singkong sehingga dapat dijadikan sebagai pemadam api. 2. Dapat memperkenalkan limbah kulit singkong kepada banyak orang sebagai  pemadam api. 3. Untuk dapat memanfaatkan kulit singkong menjadi lebih bermanfaat lagi. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Melalui penelitian ini, adapun manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat terse but antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini menjadi rujukan untuk mengetahui segala hal yang  berhubungan dengan kulit singkong yang ternyata dapat dijadikan sebagai pemadam api yang sebelumnya belum diketahui lebih rinci oleh penulis. 2. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan re ferensi untuk menambah wawasan pembaca.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SINGKONG Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, singkong ( Manihot utilissima) adalah  perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok  penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Singkong adalah suatu tanaman yang banyak sekali mengambil zat makanan dari dalam tanah terutama zat kalilah yang banyak diambilnya. (R. Soekadis Sosro Prawiro, 1958) Singkong (Manihot utilissima) merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan memiliki panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Dagingnya umumnya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Singkong mengandung karbohidrat serta kaya akan prootein dan zat besi pada daunnya. (Valentine, 2012) 2.2 PENGERTIAN KULIT SINGKONG Menurut Sudaryanto, 1998, Kulit singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. 2.3 SEJARAH TANAMAN SINGKONG Singkong atau cassava pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brazil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan, Mesoamerika, dan Karibia sebelum Colombus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah

itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol. Di Indonesia, singkong dari Brazil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke- 16. Selanjutnya, singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810. Hingga kini, tanaman singkong telah dikenal hampir seluruh masyarakat diseluruh Indonesia. (Gracea, 2010)

2.4 PENGERTIAN API Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan  panas, cahaya,  dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.[1] Proses oksidasi yang lebih lambat seperti  pengkaratan atau  pencernaan tidak termasuk dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan  panas yang juga dapat menimbulkan asap.  (Wikipedia Bahasa Indonesia) 2.5 PENGERTIAN ALAT PEMADAM API Alat pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika api sudah membakar langit-langit. Umumnya alat pemadam api terdiri dari sebuah tabung ber tekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api. (Wikipedia Bahasa Indonesia)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A. Teknik yang digunakan Teknik yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 metode yaitu : 1. Metode Eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh  perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan secara langsung di lapangan, dimana penulis melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu hipotesis yang dipelajari lalu mengamati prosesnya ser ta menuliskan hasil  percobaannya. 2. Metode Dokumentasi yaitu metode yang mengabadikan gambar atau mendokumentasikan proses terjadinya suatu hal dari awal hingga akhir. 3. Studi Pustaka yaitu segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangankarangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. B. Rancangan waktu Penelitian ini dilaksanakan selama beberapa minggu, dengan pembagian waktu : 1. Masa persiapan 2. Masa penelitian di lapangan 3. Masa penyusunan laporan

: 30 menit : 30 menit : 2 minggu

C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 April 2016 pada pukul 15.00-16.00 bertempat di belakang rumah penulis di Desa Sidomulyo RT/RW : 07/01 Kec. Jakenan Kab. Pati. D. Alat dan Bahan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, adapun alat dan bahan yang menunjang dalam melakukan penelitian, alat dan bahan tersebut sebagai berikut : 1. Kulit singkong 2. Kertas 3. Korek api E. Prosedur penelitian 1. Membuat rencana penelitian tentang waktu dan agenda kegiatan. 2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan penelitian. 3. Melaksanakan eksperimen dengan membakar kertas lalu menyiramkan cairan kulit singkong ke kertas yang terbakar. 4. Menganalisis kejadian yang terjadi. 5. Mengiterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 KANDUNGAN GIZI DARI SINGKONG Menurut pakar tanaman obat Prof. Hembing Wijayakusuma, efek farmalogis dari singkong adalah sebagai antioksidan, antikanger, antitumor, dan menambah nafsu makan. Bagian yang biasa diapakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi. Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C dan amilum, Daun mengandung vitamin A, B1, dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang mengandung tannin, enzim perosidase, glikosida, dan kalsium oksalat. Penyakit aterosklerosis atau timbunan lemak di dinding  pembuluh darah dapat dicegah dengan hanya makan daun singkong. Perlu diketahui bahawa kulit singkong pun masih mengandung zat gizi yang baik sebagaimana yang dikandung oleh daging singkong. Kualitas kulit singkong bisa dilihat dari kualitas daging singkongnya, apabila daging singkong enak dan tidak pahit rasanya maka kulit singkong pun tidak akan terasa pahit, kecuali ada faktor lain yang menyebabkan kulit singkong mnejadi pahit. (Mizuna, 2013) Singkong mulai dari umbi, batang, dan daun umumnya mengandung racun asam si anida (HCN/asam biru). Dari kandungan racun umbi, singkong dapat dibedakan menjadi 4s golongan antara lain: · Kadar racun lebih kecil 50 mg/kg umbi yang diparut; singkong ini aman dikonsumsi. · Kadar racun 50-80 mg/kg umbi yang diparut.

· Kadar racun 80-100 mg/kg umbi yang diparut. · Kadar racun lebih besar dari 100 mg/kg umbi yang diparut. 4.2 KANDUNGAN KULIT SINGKONG Kulit singkong mempunyai persentase jumlah limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari  berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini mengandung beberapa komposisi nutrisi seperti tennim, enzimperoksidase, kalsi um oksalat dan glikosida sebesar 74,73% , 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar, 0,63% Ca, dan 0,22% P. Dari hasil penelitian menunjukkan, kulit singkong lebih banyak mengandung racun asam biru dibanding daging umbi yakni 3-5 kali lebih besar . Pada jenis singkong yang umbinya ter golong manis, kandungan racun asam biru pada kulitnya lebih rendah (antara 0,0140,042%). Sedangkan untuk umbi, hanya 0,003-0,015%. Jenis singkong pahit, kadar kandungan racun asam biru jauh lebih besar yakni antara 0,012-0,056% pada kulit dan 0,01-0,037% pada daging umbi. Jadi untuk mudahnya, antara singkong banyak racun dengan yang sedikit racun  bisa dibedakan melalui rasanya. Singkong yang rasanya manis, kandungan racun asam birunya rendah sedangkan yang rasanya pahit kandungan racun asam birunya lebih banyak. Kandungan asam biru setiap singkong tidak tetap. Umumnya kandungan asam biru akan meningkat bila  pertumbuhan singkong pada musim kemarau yang panjang, dan bila saat bibitnya terbalik. Kandungan racun asam biru pada daun yang muda lebih banyak dibanding daun yang sudah tua. Kecuali itu singkong yang banyak mengandung racun biasanya produksinya melimpah dan karena itu banyak ditanam oleh perusahaan yang memproduksi tapioka. Kulit singkong ini termasuk dalam kategori sampah organic, karena sampah ini dapat terdegradasi ( membusuk/hancur ) secara alami. Untuk pengolahan limbah singkong selama ini  biasanya dimanfaatkan sebagai kompos, makan ternak dan sebagai bio energy, tetapi limbah singkong dapat juga dijadikan sebagai pemadam api. 4.3 PEMANFAATAN KULIT SINGKONG SEBAGAI PEMADAM API Pemanfaatan kulit singkong sebagai pemadam api adalah dengan ekstrak kulit singkongnya yang lebih unggul dan efektif karena memiliki daya kerja yang lebih bagus, bukan hanya menutup oksigen tetapi juga mampu memutus mata rantai reaksi kimianya. Ini dibuktikan oleh Randall Hartolaksono yang dapat mengubah kulit singkong menjadi bahan anti api kelas dunia. Temuan revolusioner arek Suroboyo kelahiran 16 Maret 1956 itu terjadi secara tak sengaja.

Penemuan Pak Randall itu terjadi saat ia kuliah di jurusan Teknik Mesin Universitas London (ia masuk 1977, karena para dosennya sulit mengeja Hartolaksono maka kemudian namanya dipanggil Hart). Kala meneliti saripati kulit singkong untuk bahan pelumas engsel robot, tak sengaja ia menumpahkan bahan itu di atas nyala api. Ternyata api padam. Randall takjub. Di  bawah bimbingan Professor Evans, ia meneliti keampuhan kulit singkong. Menurutnya, saripati singkong terbukti dapat memutus reaksi kimia berantai dalam proses kebakaran. Zat aktif itu bisa mencegah lompatan energi elektron melewati ti tik kritis di lapisan terluar atom saat pembakaran. Randall menjuluki teorinya “ free radical “ atau radikal bebas. Teori ini sempat ditolak pakar Inggris dalam pertemuan tahunan di Edinburgh University, Skotlandia, 1982.

Gambar : Uji coba cairan kulit singkong oleh Pak Randall

Baru setelah uji coba laboratorium selama lima tahun, teori Randall diakui dan disebut seba gai teori pemutusan rantai kimia. Dalam penelitian lanjutan, zat aktif dari kulit singkong, seperti tripotasium sitrat, bisa dikembangkannya menjadi aneka produk anti api. Sebagai contoh, ada yang di buat seperti cat, dioleskan pada kayu, dapat membuat kayu tersebut tahan api selama 200 tahun. Ada juga yang dimasukkan pada tabung semprot untuk memadamkan nyala api. Jadi jika cairan kulit singkong ini di campurkan dengan air, kemuadian air tersebut di semprotkan pada hutan atau lahan yang terbakar, maka otomatis api tersebut akan langsung  padam, karena efek dari cairan kulit singkong tersebut.

4.4 TEKNIK IMPLEMENTASI GAGASAN

Dengan menggunakan zat aktif dari kulit singkong, seperti tripotasium sitrat, dapat diolah dan diproses menggunakan teknologi kimia, sehingga menghasilkan sebuah cairan yang dapat memadamkan api super cepat. Setelah itu, cairan tersebut dicampurkan dengan air dengan  perbandingan 1 : 1. Setelah dicampur barulah campuran tersebut di semprotkan pada lahan yang terbakar, dan otomatis api akan langsung padam. Apapun yang telah terkena cairan ini kemungkinan besar tidak akan bisa terbakar kembali, akibat efek dari zat cairan yang ada pada kulit singkong.

BAB 5 PENUTUP belom 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas tentang “Kulit Singkong sebagai Pemadam Api”, dapat disimpulkan bahwa untuk menghemat biaya dan juga mempercepat proses penanggulangan Bencana kebakaran, kita dapat memanfaatkan limbah kulit singkong, zat aktif yang terdapat didalamnya bisa dijadikan pemadam api yang sangat baik. Tentu hal ini dapat mempermudah kita untuk memadamkan api kebakaran, dan juga biaya yang dikeluarkan untuk memadamkan api dengan kulit singkong ini ti dak begitu banyak. Jadi, selain kita dapat mempermudah dan menghemat biaya untuk penanggulangan kebakaran, kita  juga dapat mengurangi limbah kulit singkong dengan cara memanfaatkannya. 5.2 SARAN Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, hingga penulis merasa masih perlu belajar lagi dalam pembuatan Karya Ilmiah. Dengan demikian, penulis berharap kepada pembaca bersedia memberikan saran maupun kritik yang membangun kepada penulis mengenai laporan ini sebagi bahan bekal pengalaman untuk lebih  baik di masa yang akan datang. Penulis juga meminta maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan laporan ini. Selain itu, penulis berharap laporan ini dapat  bermanfaat sebagai bahan referensi bagi pembaca untuk menambah wawasan.

DAFTAR PUSTAKA Sosroprawiro, R. Soekadis. 2007. UBI  KAYU atau KETELA POHON. Jakarta: SOERONGAN. Apriadji, Wied. 2007. Makan Enak untuk Hidup Sehat, Bahagia, dan Awet Muda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Faisal, S. 1985. Tanaman Umbi Banyak Manfaat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. http://beritabaik.web.id/2014/09/05/kulit-singkong-menjadi-pemadam-api-kelasdunia by-hartalaksono/ https://indonesiaproud.wordpress.com/2012/07/22/randall-hartolaksono-penemuformulakimia-pemadam-api-ramah-lingkungan/

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF