Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
February 28, 2019 | Author: Ratna Candradewi | Category: N/A
Short Description
Etika Bisnis...
Description
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis, yang berarti berguna, berfaedah, menguntungkan. Menurut aliran ini prinsip pokok yang harus dikedepankan dalam berbuat adalah asas manfaat/keuntungan. Perilakudan perbuatan manusia dikatakan baik jika mendatangkan keuntungan dan kegunaan. Dengan demikian, utilitarianisme merupakan sebuah istilah umum untuk semua pandangan yang menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan perlu dievaluasi berdasarkan keuntungan dan biaya yang dibebank an kepada masyarakat. Pendekatan utilitarianisme sering disebut pendekatan konsekuensialis, karena menekankan pentingnya konsekuensi atas keputusan yang diambil. Kualitas moral suatu perbuatan, baik buruknya tergantung pada konsekuensi atau akibat yang ditimbulkan. Utilitarianisme Tradisional
Jeremy Bentham (1748-1832) dianggap sebagai pendiri utilitarianisme tradisional. Bentham berusaha mencari dasar objektif dalam membuat keputusan yang mampu memberikan norma yang dapat diterima publik dalam menetapkan kebijakan peraturan sosial. Cara yang paling menjanjikan dalam memperoleh dasar objektif adalah dengan melihat pada berbagai kebijakan yang dapat ditetapkan dan membandingkan keuntungan serta konsekuensinya. Tindakan yang tepat dari sudut pandang etis adalah memilih kebijakan yang mampu memberikan utilitas paling besar. Prinsip utilitarianisme menyatakan suatu tindakan dianggap benar jika menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut. Demikian juga prinsip utilitarian tidak menyatakan bahwa suatu tindakan b enar sejauh keuntungan dari tindakan tindak an tersebut lebih besar dari biayanya. Dalam analisis terakhir utilitarian meyakini bahwa tindakan yang memberikan keuntungan paling besar dibandingkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari semua tindakan alternatif lainnya. Dengan demikian, untuk memastikan apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu, perlu dilakukan tiga hal, yaitu : 1. Tentukan tindakan-tindakan alternatif apa yang harus dilakukan dalam situasi tersebut.
2. Untuk setiap tindakan alternatif ditentukan keuntungan, dan biaya langsung, secara tidak langsung yang akan diperoleh dari tindakan tersebut pada masa yang akan datang. 3. Alternatif yang memberikan utilitas paling besar wajib dipilih sebagai tindakan yang secara etis tepat. Utilitarianisme juga menjadi dasar teknik analisis biaya-keuntungan ekonomi. Jenis analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan investasi dalam suatu proyek dengan mencari tahu apa keuntungan ekonomi untuk saat ini dan masa mendatang. Terdapat 3 (tiga) kriteria prinsip etika utilitarianisme (Keraf, 1998:94), yakni : 1. Manfaat, yaitu bahwa kebijakan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Suatu kebijakan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau keuntungan. 2. Manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijakan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar dibandingkan dengan alternatif lainnya. Di antara berbagai kebijakan atau tindakan yang sama baiknya, kebijakan atau tindakan yang mendatangkan manfaat terbesar adalah tindakan yang paling baik. 3. Manfaat terbesar diterima oleh sebanyak mungkin orang. Di antara berbagai kebijakan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat terbesar, kebijakan atau tindakan yang yang baik adalah kebijakan atau tindakan yang bermanfaat bagi lebih banyak orang. Jadi, suatu tindakan dikatakan baik, apabila tidak hanya mendatangkan manfaat terbesar, tetapi juga manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Contoh : Produksi makanan ringan biskuit Oreo sangat digemari oleh masyarakat terlebih anakanak. Produk makanan ini dapat dikatakan produk yang harganya terjangkau bagi masyarakat. Pada awal produksinya berjalan dengan baik dan sesuai uji kesehatan dan gizi makanan. Namun, belakangan ini terdengar bahwa ada penyelewenangan terhadap bahan baku digunakan yang sangat merugikan masyarakat. Hal ini terjadi dengan alasan adanya krisis ekonomi global yang mengakibatkan bahan baku produksinya lebih mahal dan implikasinya ke profit yang diinginkan manajemen produk makanan Oreo tersebut menurun. Sehingga mereka ingin mengurangi biaya
produksi dengan menggunakan bahan baku yang tidak semestinya. Yang mengakibatkan adanya dampak medis dan kerugian material bagi konsumen. Sesuai dengan teori utilitarianisme menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan pengambilan keputusan ini perlu dievalusi menjadi tindakan yang “benar”. Sehingga keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus dilakukan dengan produksi yang benar, sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat mengembalikan nama baik perusahaan ke konsumen.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme Etika utilitarianisme menggambarkan apa yang sesungguhnya yang dilakukan oleh orang yang rasional dalam mengambil keputusan, khususnya keputusan moral, termasuk dalam bidang bisnis. Menurut Keraf (1998:96) terdapat 3 (tiga) nilai positif etika utilitarianisme, yaitu : 1. Rasional Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional. 2. Otonom Etika utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral untuk berpikir dan bertindak dengan hanya memperhatikan 3 (tiga) kriteria objektif dan rasional seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya. 3. Universal Etika utilitarianisme mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.
Contoh : Perusahaan A menggunakan sumber daya alam di suatu daerah untuk diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai dan dapat dijual kembali. Produk yang dihasilkan perusahaan A tersebut tentunya produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Selain itu, perusahaan A juga memberdayakan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan di sekitar daerah tersebut untuk
ikut bekerja di perusahaan A. Dalam hal tersebut tentu perusahaan A telah melaksanakan nilai positif etika utilitarianisme yaitu universal dalam hal memberikan manfaat bagi banyak orang.
Simpulan 1. Terdapat tiga prinsip utilitarianisme, yaitu: a. Manfaat, yaitu tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. b. Manfaat terbesar, yaitu tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar dibandingkan dengan alternatif lainnya. c. Manfaat terbesar diterima oleh sebanyak mungkin orang, yaitu tindakan dikatakan baik, apabila tidak hanya mendatangkan manfaat terbesar, tetapi juga manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. 2. Ada tiga nilai positif etika utilitarianisme, yaitu: rasional, otonom, dan universal.
Daftar Referensi Sutrisna Dewi. (2010). Etika Bisnis, Konsep Dasar, Implementasi dan Kasus.Denpasar: Udayana University Press Keraf, Dr. A. Sonny. (1998). Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius
View more...
Comments