KOSNTRUKSI TEORI AKUNTANSI
March 20, 2019 | Author: gina07 | Category: N/A
Short Description
konstruksi teori akuntansi...
Description
TEORI AKUNTANSI RMK KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Disusun Oleh: Ayu Novitasari Nasir
(A31110103)
Ayunita Rizky Muis
(A31114012)
Birgita Carla Octavianus
(A31114029)
Regina Maria Aziz
(A31114030)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016
BAB 1 PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN TEORI Teori didefinisikan sebagai sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan
antarvariabel
yang
ada
dan
bertujuan
untuk
menjelaskan
serta
memprediksi fenomena tersebut. Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam yang menyajikan pandangan yang sistematisfenomena dengan menunjukkan hubungan antara variable yang satu dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Webster Third New International Dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan dengan hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dipertanyakan.memberikan tiga elemen teori, yaitu: 1.
Membuat kode sebagai simbol fenomena
2.
Mengkombinasikannya sesuai dengan peraturan
3.
Menterjemahkannya ke dalam fenomena
Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai “ suatu pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena.” Teori dapat juga dianggap sebagai kerangka atau susunan ide, penjelasan fenomena, dan prediksi perilaku yang akan datang. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific. Kenneth menambahkan bahwa teori memiliki tiga dimensi sebagai berikut : 1.
Reductionism yang berarti bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsi dimana teori itu tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi dan bukan pula pernyataan yang dapat diuji kebenarannya, tetapi dia merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena. Ia adalah sejenis alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.
2.
Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrument atau alat menghitung yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Di sini peranan teori adalah menjelaskan dan meramalkan.
3.
Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan suatu kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena atau objek.
B. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode. Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori kuntansi sebagai berikut. 1.
Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya.
2.
Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.
3.
Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
4.
Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.
5.
Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut. 1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi. 2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru. Soewardjono mengemukakan, sebenarnya banyak pengertian yang dapat dilekatkan pada kata teori dalam akuntansi, diantaranya: 1. Teori sebagai lawan praktik, biasanya teori dalam pengertian ini diibaratkan dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan senyatanya. Teori sering dianggap sebagai das sein dan praktik dianggap sebagai das sollen. Dari pengertian tersebut, teori akuntansi sering diartikan
sebagai
seperangkat
konsep-konsep
yang
membahas
tentang
bagaimana seharusnya praktik akuntansi berjalan. 2. Teori sebagai penjelasan ilmiah, merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara variabel-variabel alam atau sosial yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam atau sosial. 3. Teori sebagai penalaran logis yang melandasi praktik dalam dunia nyata. Teori ini berusaha untuk memberikan justifikasi terhadap praktik agar praktik dapat dipertanggungjawabkan kelayakannya.
Periodisasi teori akuntansi: 1. Pre-theory period (1494-1800) Goldberg mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau pertanyaanpertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis. 2. General-scientific period (1800-1955) Pada periode ini, pengembangan teori akuntansi berfokus pada penyediaan kerangka kerja untuk menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan, yang mana didasarkan dari observasi praktik atau menggunakan metode empiris. Periode ini juga menghasilkan beberapa publikasi mengenai akuntansi seperti pada tahun 1936, American Accounting Association (AAA) merilis “A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports” dan pada tahun 1938 American Institute of Certified Practising Accountants (AICPA) menyusun review independen tentang prinsip-prinsip akuntansi dan merilis “ A Statement of Accounting Principles” serta pada tahun yang sama AICPA membentuk Accounting Procedures Committee , yang mempublikasikan serial dari bulletin penelitian akuntansi. 3. Normative period (1956-1970) Periode 1956-1970 disebut sebagai periode normatif karena para ahli teori akuntansi mencoba menyusun ‘norma-norma’ untuk ‘praktik akuntansi yang baik’.. Pada tahun 1965, AAA mempublikasikan “ An Inquiry into the Nature of Accounting” , yang bertujuan untuk pengembangan kerangka kerja dari teori akuntansi dengan menyediakan diskusi tentang sifat dan arti dari akuntansi. Setahun berikutnya, AAA merilis “ A Statement of Basic Accounting Theory ” yang bertujuan untuk menyediakan sebuah pernyataan yang terintergrasi dari teori dasar akuntansi sebagai panduan bagi para pendidik, para praktisi, dan pihak lain yang tertarik pada akuntansi. 4. Spesific Scientific Period (1970-2000) Periode ini disebut positive era. Disini teori akuntansi tidak cukup hanya dengan sifat normatif, tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subjektif jadi harus di uji secara positif. 5. Mixed development period (2000- sekarang) Periode ini menggunakan teori normatif dan teori positif.
BAB 2 KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Cara yang mudah untuk mempelajari dan menilai teori akuntansi adalah dengan mengklasifikasi
teori-teori
tersebut
berdasarkan
asumsi,
proses
terbentuk,
dan
pendekatan teori dalam menjelaskan dan memprediksi kejadian yang terjadi. Menurut Godfrey, bserikut adalah klasifikasi teori yang telah terbukti berguna yaitu: pendekatan pragmatis, sintatik, semantic, normatif, positif dan naturalistik.
TEORI PRAGMATIS Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. 1. Pendekatan pragmatis deskriptif Pendekatan pragmatis deskriptif atas konstruksi teori akuntansi adalah sebuah pendekatan induktif – hal ini didasarkan pada pengamatan terus-menerus dari perilaku akuntan dalam rangka untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi mereka. Oleh karena itu, sebuah teori dapat dibangun dengan mengamati bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu. Teori dapat diuji dengan mengamati apakah akuntan bertindak sesuai dengan yang ditunjukkan teori. Pendekatan pragmatis deskriptif adalah metode tertua dan secara keseluruhan digunakan metode konstruksi teori akuntansi, hingga saat ini, itu adalah cara yang popular untuk belajar keterampilan akuntansi. Beberapa kritik terhadap pendekatan pragmatis atas konstruksi teori akuntansi: a. Pendekatan ini tidak termasuk penilaian analitis atas kualitas tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara mereka seharusnya b. Pendekatan ini tidak memungkinkan teknik akuntansi untuk ditantang, maka hal ini tidak memungkinkan untuk adanya perubahan c. Pendekatan ini memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan, bukan pada mengukur atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan. Dalam mengambil sebuah pendekatan pragmatis deskriptif, kita tidak memfokuskan diri dengan semantik fenomena akuntansi. 2. Pendekatan pragmatis psikologis Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif yaitu teori yang mengamati perilaku akuntan , pendekatan pragmatis psikologis memerlukan teori untuk
mengamati tanggapan pengguna terhadap output akuntan (seperti laporan keuangan). Reaksi oleh pengguna diambil sebagai bukti bahwa laporan keuangan berguna dan mengandung informasi yang relevan. Masalah dari pendekatan pragmatis psikologis ini adalah bahwa beberapa penguna mungkin bereaksi dengan cara yang tidak logis, beberapa mungkin memiliki respon atas kondisi sebelumnya, dan lainnya mungkin tidak bereaksi ketika mereka seharusnya bereaksi. Kelemahan ini diatasi dengan berkonsentrasi pada teori-teori keputusan dan mengujinya pada sampel besar, bukan berkonsentrasi pada respon individu.
TEORI SINTAKSIS DAN SEMANTIK Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu. Teori semantik diperlukan untuk memberikan pengertian tentang konsep-konsep akuntansi sehingga sehingga penafsiran konsep-konsep oleh pembuat (akuntan) sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi. Interpretasi teori akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai berikut: input semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian dimanipulasi (dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi kos historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa inflasi tidak perlu dicatat dan nilai pasar (nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan kemudian menggunakan konsep pembukuan berpasangan (double entry ) dan prinsip-prinsip akuntansi kos historis untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil atau prinsip individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara mengecek kebenaran perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kas historis telah dipraktekkan sejak dahulu sampai sekarang. Beberapa ahli teori akuntansi kritis terhadap pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya berdasarkan input. Tidak ada verifikasi empiris independen dari output yang dihitung, contohnya profit atau total aset. Angka-angka ini tidak diamati, mereka adalah penjumlahan sederhana dari saldo rekening, dan proses audit adalah , pada dasarnya hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang mendasari dan mengecek perhitungan matematik, namun hal ini tidak memverifikasi output akhir. Akuntansi biaya historis dapat menghasilkan output akurat namun tetap hanya memiliki sedikit atau tidak ada utilitas/kegunaan. Artinya, mereka tidak berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi kecuali untuk memverifikasi catatan akuntansi.
TEORI NORMATIF Pada tahun 1950-an dan 1960-an digambarkan sebagai “zaman keemasan “ penelitian normatif akuntansi. Selama periode ini, para peneliti akuntansi menjadi lebih berfokus pada kebijakan yang harus direkomendasikan dan dengan apa yang harus dilakukan, bukan dengan menganalisis dan menjelaskan praktik yang saat ini diterima. Teori normatif dalam periode ini terkonsentrasi baik pada untuk penciptaan ‘true income’ (keuntungan) untuk periode akuntansi atau mendiskusikan jenis informasi akuntansi yang akan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. True income : teori pendapatan yang sesungguhnya terkonsentrasi pada penciptaan ukuran tunggal untuk aset dan profit. Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang merupakan ukuran benar atau tepat atas nilai dan keuntungan. Decision-usefulness: Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan tertentu ‘pengguna’ atas laporan akuntansi dengan menyediakan data akuntansi yang berguna dan relevan. Dalam kebanyakan kasus decision-usefulness teori akuntansi didasarkan pada konsep-konsep ekonomi klasik atas keuntungan dan kekayaan atau membuat keputusan rasional. Mereka biasanya membuat penyesuaian terhadap ukuran biaya historis untuk memperhitungkan inflasi atau nilai pasar dari aset. Mereka, pada dasarnya, teori pengukuran akuntansi. Mereka normatif di alam karena mereka membuat asumsi sebagai berikut: a. Akuntansi seharusnya sebuah sistem pengukuran b. Keuntungan dan nilai dapat diukur secara tepat c. Akuntansi keuangan berguna untuk membuat keputusan ekonomi d. Pasar tidak efisien atau dapat tertipu oleh “akuntan kreatif” e. Akuntansi konvensional tidak efisien (dalam arti informasi) f.
Ada satu ukuran laba yang unik.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak
TEORI POSITIF Teori ini diterapkan pada tahun 1970-an. Penelitian akuntansi positif yang pertama difokuskan pada pengujian empiris beberapa asumsi yang dibuat oleh ahli teori normatiif akuntansi. Sebagai contoh, dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lain, sikap terhadap kegunaan teknik akuntansi yang berbeda ditentukan.Pendekatan seperti itu
untuk mensurvei pendapat analis keuangan, petugas bank dan akuntan terhadap kegunaan metode akuntansi inflasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan tugas mereka. Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya asumsi output akuntansi di pasar. Ujian-ujian ini berusaha untuk menentukan apakah akuntansi inflasi meningkatkan efisiensi informasi pasar saham, apakah laba merupakan penentuan penting dalam penilaian saham, apakah biaya mengumpulkan data a kuntansi ‘halus’ melebihi manfaat, atau apakah penggunaan teknik-teknik akuntansi yang berbeda mempengaruhi nilai. Perbedaan utama antara teori-teori normatif dan positif adalah bahwa teori-teori normatif preskriptif (bersifat memberi petunjuk atau ketentuan), sedangkan teori-teori positif adalah deskriptif, menjelaskan, atau prediktif. Teori normatif menjelaskan bagaimana orang-orang seperti akuntan harus bersikap untuk mencapai hasil yang dinilai benar, moral, adil, atau hasil yang baik. Teori positif tidak menjelaskan bagaimana akuntan harus berperilaku untuk mencapai hasil yang dinilai baik. Sebaliknya, mereka menjelaskan mengapa orang-orang harus bertindak dengan cara tepat. Banyak penelitian teori positif meremehkan sudut pandang normatif. Demikian pula, teori normatif banyak yang tidak menerima nilai penelitian akuntansi positif. Faktanya, teori dapat hidup berdampingan, dan dapat saling melengkapi. Teori akuntansi positif dapat membantu memberikan pemahaman tentang peran akuntansi yang pada gilirannya, dapat membentuk dasar untuk mengembangkan teori-teori normatif untuk meningkatkan praktek akuntansi.
PERSPEKTIF YANG BERBEDA Berbeda dengan pendekatan normatif dan induktif terhadap perumusan teori dan pengujian, pendekatan naturalistik lebih merupakan pendekatan eksploratif yang tidak berusaha untuk menarik kesimpulan skala besar, melainkan mencoba untuk menjelaskan situasi yang kompleks dan berpotensi unik dengan menggunakan pendekatan terstruktur. Pendekatan naturalistik menganggap akuntansi sebagai realitas yang dibangun bukan realitas obyektif, dan penelitian naturalistik lebih mungkin untuk menggunakan studi kasus dan pengalaman individu terhadap peristiwa dibandingkan dengan pendekatan ilmiah dari formulasi model sintaksis dan induksi empiris untuk mengembangkan hipotesis, diikuti dengan pengujian statistik hipotesis.
PENDEKATAN ILMIAH DITERAPKAN UNTUK AKUNTANSI Beberapa berpendapat bahwa pendekatan ilmiah terhadap konstruksi teori dalam akuntansi adalah tidak patut karena hal itu mencoba untuk membuat para ilmuwan di luar praktisi akuntansi atau karena metode ilmiah mengasumsikan bahwa ada ‘kebenaran mutlak’ yang akuntansi harus capai. Kedua pandangan ini tidak benar. Meskipun seorang
peneliti akuntansi dapat menerapkan metode ilmiah untuk konstruksi teori, praktisi tidak bertindak sebagai ilmuwan, mereka menggunakan bukti empiris dan penjelasan logis dari pendekatan tersebut untuk mendukung praktik mereka. Metode ilmiah tidak mengklaim untuk memberikan ‘kebenaran’. Sebaliknya, ia mencoba untuk mem berikan bukti persuasif, pada keseimbangan probabilitas yang dapat memberikan baik deskripsi, penjelasan, atau penelitian sebagaimana teori dapat sediakan.
ISU AUDIT UNTUK KONSTRUKSI TEORI Audit adalah proses verifikasi yang diterapkan pada input dan proses akuntansi. Auditor tidak memverifikasi output untuk menyesuaikan dengan satu ukuran ekonomi yang unik dari profit, tetapi memberikan pendapat tentang apakah laporan keuangan sesuai dengan kerangka kerja pelaporan yang berlaku, Di samping itu, tergantung pada yuridiksi, auditor memberikan pendapat tentang apakah laporan menyajikan secara wajar dalam semua hal material atau memberikan pandang yang benar dan adil. Secara umum, konstruksi teori audit telah diikuti dengan pengembangan teori akuntansi. Literatur awal audit difokuskan pada maslaah yang timbul dalam pelaksanaan audit, seperti pada penekanan pada deteksi penipuan, penemuan kesalahan prinsip dan sifat verifikasi akun. Era normatif teori akuntansi dan riset juga bertepatan dengan pendekatan normatif teori audit. Pada awal tahun 1970, American Accounting Association (AAA) membentuk Komite pada Konsep Audit Dasar untuk menyelidiki peran dan fungsi audit, untuk membuat rekomendasi untuk proyek-proyek penelitian, memeriksa masalah bukti, dan mengeluarkan kertas posisi pada ruang lingkup audit akuntan, Pertumbuhan teori akuntansi positif di tahun 1970 didampingi oleh perubahan arah penelitian audit. Dua aliran utama penelitian dikembangkan, baik yang bergantung pada data empiris dan yang dirancang dalam kerangka positif atau ilmiah. Ekperimentalis difokuskan pada pemahaman tingkat mikro dari proses pengujian/ penilaian audit (dikenal sebagai Judgment/Decision Making Research).
Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah sebagai berikut :
Pendekatan informal terbagi atas :
1. Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis. 2. Pendekatan otoriter Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
Pendekatan Teoritis terbagi atas :
1. Deduktif Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi. 2.
Induktif Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran
khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Tahapan yang dilalui adalah:
Mengumpulkan semua observasi
Menganalisis golongan observasi
Penarikan kesimpulan umum
Pengujian kesimpulan umum
Etik Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran,
keadilan, pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil.
Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga masyarakat secra keseluruhan.
Makro Ekonomi Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control
perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi. Dari literatur lain kita mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang menganggap akuntansi adalah sebagai suatu system yang terpadu dalam proses komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu dan disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Banyak lagi pendekatan yang perlu dikemukakan disini antara lain behavioural approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi akuntansi, pragmatic , nontheoritical approach, theory of account approach yang melihat akuntansi dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori double entry . Daftar Pustaka: Yadiati, Winwin. 2010. Teori Akuntansi: Suatu Pengantar . Jakarta: Kencana. https://ikhwamuji.wordpress.com/2014/01/09/teori-akuntansi-dan-perumusannya/ http://mas-dhar.yolasite.com/teori-akuntansi.php wahbranz.wordpress.com/2012/12/18/konstroksi-teori-akuntansi diakses tanggal 26 Agustus 2016 pukul 22.30
View more...
Comments