Korea Resto

August 29, 2017 | Author: juli | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

pemasaran...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia membutuhkan makanan demi kelangsungan hidupnya. Tetapi seiring dengan perkembangan yang ada, makanan beralih fungsi yaitu sebagai salah satu kesenangan atau kenikmatan dalam kehidupan manusia. Mencari makanan yang enak, mencicipinya, dan merasakan kegembiraan dengan melihat orang yang memakan masakan yang dibuatnya merupakan satu unsur yang penting dalam menikmati hidup. Makanan juga mengandung nilai seni, baik dalam teknik memasak maupun cara penyajiannya sehingga terlihat menggugah dan memberikan kesenangan terhadap konsumen. Menurut survey dari The Nielsen Company menyatakan bahwa 44% dari orang Indonesia suka makan di luar rumah atau di restoran. Kegiatan ini semata-mata dilakukan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, melainkan lebih kepada sosialisasi. “Frekuensi makan di luar rumah mencerminkan budaya lokal,” kata Direktur Eksekutif dan Periset Konsumen The Nielsen Company. Selain itu dalam riset juga disebutkan bahwa orang Indonesia banyak makan di luar rumah pada hari kerja (Senin hingga Kamis), meski presentase terbanyak tetap jatuh pada hari 2 Sabtu. Hasil survey juga menunjukkan, masyarakat Indonesia paling sering makan di restoran

untuk makan malam. Hari favorit untuk keluar makan adalah Sabtu. Mayoritas orang keluar makan bersama keluarga, teman, dan pasangan mereka. Sementara itu, peringkat pertama jenis makanan yang disukai adalah makanan lokal. Peringkat kedua adalah makanan China dan makanan Jepang menduduki peringkat ketiga selanjutnya disusul oleh makanan Italia, Korea, Thailand, dan beberapa makanan khas negara lainnya. Suasana interior di dalam restoran juga sangat mempengaruhi tingkat pengunjung yang datang. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan pola pikir manusia. Mereka datang ke restoran juga ingin mencari sensasi dan pengalaman yang baik. Dalam hal ini interior restoran berperan sangat penting dalam mengatur suasana ruang, mendesain ruang, dan memberikan sensasi serta pengalaman yang baik bagi pengunjung. Kota Bandung kini telah menjelma menjadi salah satu wisata kota terpopuler di Indonesia. Kota yang dikenal sebagai “Paris van Java” ini berhasil menarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati ragam wisata belanja dan kuliner. Perpaduan unik gedung tua, factory outlet, restoran, wisata alam, dan akses yang mudah menjadikan Bandung sebagai tempat yang ideal untuk liburan. Potensi-potensi inilah yang membuat industri pariwisata, wisata kuliner, dan fashion di Bandung berkembang pesat dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitarnya. Akhir-akhir ini bisnis restoran di Bandung berkembang pesat. Warga di Bandung dan

sekitarnya sangat tertarik terhadap restoran-restoran baru yang memiliki interior yang baik. Hal itu disebabkan oleh keinginan untuk mencari pengalaman baru dari setiap restoran. Bukan hanya makanannya saja tetapi dari interior ruangan yang juga berperan sangat penting. Suasana yang didukung oleh interior ruangan yang baik akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Sedangkan warga asing di Indonesia, baik dari Jepang, Amerika, Korea, dan lain sebagainya tersebar di wilayah Jawa Barat termasuk juga di kota Bandung. Kota Bandung merupakan salah satu wilayah yang memiliki komunitas warga asing yang signifikan di samping kota Jakarta, Tangerang, dan Bogor. Semakin baiknya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Korea juga membuktikan bahwa di dalam masing-masing pihak mempunyai ketertarikan untuk menjalin kerja sama yang lebih dalam segala bidang. Korea Selatan sedang gencar mengadakan 3 promosi pariwisata dan kebudayaan di Indonesia. Di koran harian Kompas, 5 Oktober 2010 memuat beberapa lembar halaman tentang negara yang biasa disebut dengan negeri ginseng itu, terdapat iklan “Indonesia-Korea week festival” yang diadakan di Jakarta dari tanggal 1116 Oktober 2010 membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mulai tertarik dengan budaya dan serba-serbi dari negeri Korea. Berikut ini kerjasama Sosial Budaya dan Pariwisata antara Indonesia dengan Korea menurut situs departemen luar negeri di Indonesia:

“Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Persetujuan kerjasama kebudayaan dengan ROK (Republic of Korea) yang ditandatangani pada tahun 2000. MOU di bidang Pariwisata antara kedua negara juga telah ditandatangani tahun 2006. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama bidang kebudayaan tersebut, pada tanggal 14-15 Mei 2008 di Yogyakarta diadakan “The First Cultural Committee Meeting RI–ROK”. Keberadaan kedua kesepakatan tersebut merefleksikan komitmen kedua negara untuk lebih memperkuat hubungan persahabatan people to people, serta memajukan dan mengembangkan hubungan di bidang-bidang seperti kebudayaan, seni, pendidikan (akademis), ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan masyarakat, olah raga, media massa, informasi, dan kewartawanan serta pariwisata. Sejalan dengan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ROK maka potensi wisatawan ROK sangat besar. Berdasarkan data dari Depbudpar, jumlah wisatawan ROK yang berkunjung ke Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami pasang surut karena relatif dipengaruhi oleh sejumlah peristiwa di dalam negeri yang berdampak negatif terhadap industri pariwisata termasuk bencana alam dan flu burung. Tahun 2007 kunjungan wisatawan Korea mencapai 327.843 orang atau berada pada peringkat ke empat setelah Singapura, Malaysia dan Jepang (http://www.budpar.go.id/). Untuk itu, Indonesia telah memberlakukan pemberian visa on arrival bagi warga negara Korea untuk memudahkan warga negara Korea berkunjung ke Indonesia. Diharapkan Pemerintah Republik Korea juga dapat mempertimbangkan pemberlakuan kebijakan yang sama terhadap warga negara Indonesia. Sejalan dengan semakin meningkatnya investasi dan bisnis ROK di Indonesia,

maka kehadiran orang Korea di Indonesia juga meningkat. Saat ini diperkirakan 35.000 orang Korea yang berdiam di Indonesia, yang merupakan komunitas asing terbesar yang bermukim di Indonesia. Sedangkan sekitar 30.000 pekerja Indonesia yang bekerja di Korea. Semakin meningkatnya hubungan kedua bangsa telah pula ikut 4 mendorong semakin tingginya intensitas people to people contact antara masyarakat Indonesia dan Korea. Hal ini diikuti dengan pembentukan Indonesia-Korea Friendship Association (IKFA) di Jakarta pada awal 2007. Sebelumnya di Seoul, telah dibentuk KoreaIndonesia Friendship Association (KIFA). Kedua organisasi tersebut memiliki tujuan untuk mengembangkan saling pengertian dan meningkatkan hubungan serta kerjasama antara masyarakat kedua negara melalui kegiatan-kegiatan sosial budaya yang pada gilirannya mendorong semakin eratnya hubungan kedua Negara.’’ Hubungan dalam bidang kuliner antara Indonesia-Korea juga semakin kuat. berikut ini merupakan salah satu bukti dari semakin meningkatnya hubungan yang erat antara Indonesia-Korea dalam bidang kuliner: Gambar 1.1Pameran kuliner masakan Korea Sumber: KBRI Seoul Pakar kuliner Indonesia Wiliam Wongso memamerkan kebolehannya, Wisma Duta KBRI Seoul kembali menjadi tuan rumah olah masakan. Kali ini atas permintaan negara tuan rumah Republik Korea (11/4). Society for the Research of Korean Dishes, lembaga penelitian kuliner Korsel, meminta KBRI untuk memfasilitasi acara yang dinamakan Korean Traditional

Dishes. Duta Besar RI Seoul Nicholas T. Dammen dalam sambutan acara tersebut menyatakan apresiasi atas pemilihan Wisma Duta sebagai tempat penyelenggaraan promosi kuliner Korea. 5 “Kegiatan ini merupakan salah satu upaya memperkuat hubungan bilateral khususnya di bidang budaya”, tambah Dubes Nicholas pada sambutannya yang disampaikan dalam bahasa Korea. Seperti halnya pameran kuliner Indonesia yang dilakukan William Wongso beberapa hari sebelumnya, sekitar 50 undangan antara lain para Duta Besar ASEAN, Jepang, Rusia, Hungaria dan Paraguay serta tamu lainnya memadati Wisma Duta malam itu guna mencicipi berbagai hidangan. Tidak kurang dari 27 orang juru masak memenuhi dapur Wisma Duta untuk mengolah lebih dari 13 jenis masakan tradisional Korea. Mulai dari sup kacang, sashimi ala Korea, daging panggang sampai es krim strawberry dan kacang merah sebagai penutup. Semua masakan itu langsung disajikan di meja para undangan. Para juru masak tersebut bekerja pada berbagai restoran dan hotel di Seoul namun tergabung dalam Society for the Research of Korean Dishes. (Sumber: KBRI Seoul) 1.2 Ide Gagasan Proyek Konsep yang akan diambil dalam perancangan “Korean Restaurant and Cooking Course” ini terinspirasi dari hanok (rumah tradisonal Korea) yang akan dirancang secara moderen atau memakai penerapan konsep “Modern Hanok” (hanok yang telah mengalami

perubahan/diberi sentuhan moderen). Berikut ini beberapa data yang didapat melalui wawancara terhadap Amy (orang Korea yang membuka restoran di Bandung mengenai beberapa perusahaan Korea yang ada di Bandung:  PT. Samudera Industri, merupakan salah satu dari holding company PT. Hilon Indonesia yang merupakan sebuah perusahaan PMA dari Korea dan berlokasi di 3 (tiga) Negara, meliputi : Korea, Australia, dan Indonesia (Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Medan, Bali, dll). Perusahaan ini sudah 40 tahun berpengalaman di bidang Padding, Quilting, HDP dan Bedding Goods (Kasur, Bantal, Bed Cover, Mattress, dll.) cabang di Bandung berada di daerah Soreang.  E-NOPI, berasal dari Daekyo Co. Ltd. yang merupakan perusahaan asal Korea yang bergerak di bidang pendidikan. Memiliki visi untuk menjadi pemimpin (leader) secara global dalam hal pelayanan pendidikan dan berbagi kebahagiaan bersama sama untuk membangun masyarakat yang sehat. Cabang di bandung berada di daerah mekarwangi  Bandung Korea Community (반둥 한사모), merupakan komunitas orang-orang Bandung yang ingin mengenal tentang budaya ataupun serba-serbi Korea, terletak di jl. Naripan. Komunitas ini mempunyai anggota kurang lebih sekitar 450 orang.6 Ide gagasan perancang dalam merancang “Korean Restaurant and Cooking Course” ini adalah: 1. Dengan memakai konsep “Modern Hanok” perancang mempunyai pertimbangan supaya para tamu yang datang dapat merasakan suasana yang moderen tetapi masih bernuansa Korea, terlebih bagi orang Korea itu sendiri yang rindu dengan

suasana di kampung mereka. 2. Melalui data di atas dapat disimpulkan bahwa orang Korea sudah mulai melirik kota Bandung sebagai tempat mereka berbisnis. Peminat serba-serbi Korea di Bandung juga semakin bertambah tetapi fasilitas yang tersedia masih belum mencukupi. Oleh karena itu perancang ingin membuat fasilitas ini untuk mewadahi permintaan konsumen yang cukup banyak yang disebabkan oleh beberapa hal seperti yang sudah dijelaskan di atas. 3. Fasilitas ruang serba guna juga disediakan untuk acara pernikahan, ulang tahun, seminar dan lain sebagainya 4. Terdapat ruang VIP yang dibuat terpisah dengan ruang makan biasa. 5. Sedangkan program “cooking course” dirancang sebagai fasilitas pendukung bagi warga Bandung dan wilayah sekitarnya yang ingin menambah wawasan mengenai masakan Korea pada khususnya. 6. Di bagian gedung cooking course tidak hanya tempat kursus saja, tetapi juga tersedia perpustakaan kecil dan perpustakaan bahan makanan sehingga mereka yang mengikuti kursus memasak dapat menambah wawasan dan teknik memasak masakan Korea secara maksimal. Site denah yang dipakai adalah Bandung Spa & Health Club yang terletak di daerah Cigadung, Dago Bandung-Jawa Barat. Pertimbangan yang diambil dalam pemilihan lokasi “Korean Restaurant and Cooking Course” adalah sebagai berikut:  Dari segi tempat, di Dago, karena Dago merupakan salah satu k awasan strategis wisata di Bandung, dekat dengan banyak fasilitas umum, serta merupakan area komersil dimana banyak tempat untuk berwisata kuliner. Akses yang tersedia mudah dijangkau oleh wisatawan domestik dari luar kota Bandung maupun wisatawan mancanegara.

 Dari segi penghawaan, karena terletak di dataran tinggi maka udaranya pun menjadi sejuk dan menjadi sesuai dengan konsep “Modern Hanok” itu sendiri.7 1.3 Identifikasi Masalah  Bagaimana penerapan tema dan konsep “Modern Hanok” yang sesuai pada desain “Korean Restaurant and Cooking Course”?  Apa saja fasilitas di dalam sana yang tersedia untuk mendukung kinerja pengguna?  Bagaimana program ruang pada desain interior ruang yang ada sehingga tercipta kenyamanan, efisiensi, dan fungsional bagi pengguna serta sesuai dengan tema dan konsep “Modern Hanok”? 1.4 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:  Menerapkan tema dan konsep “Modern Hanok” yang sesuai dan fungsional sehingga membuat pengguna merasa nyaman.  Perancangan fasilitas apa saja yang tersedia untuk mendukung kinerja pengguna.  Perancangan program ruang yang efisien dan fungsional untuk mendukung kinerja pengguna di dalamnya. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan pengantar Tugas Akhir ini meliputi hal-hal sebagai berikut:  Pada Bab I, perancang menjabarkan mengenai latar belakang masalah, ide gagasan proyek, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika perancangan.  Pada Bab II, perancang akan menjabarkan tentang deskripsi umum restoran, standar dapur pada restoran, tradisi Korea yang dikhususkan pada berbagai jenis

masakan Korea, sejarah perkembangan arsitektur Korea dan rumah tradisional Korea (hanok).  Pada Bab III, perancang akan menjabarkan tentang deskripsi perancangan interior pada “Korean Restaurant and Cooking Course”, site analysis, dan building analysis  Pada Bab IV, perancang akan menjelaskan tentang keputusan desain, penerapan konsep, dan gambar kerja  Pada Bab V, perancang akan mencantumkan tulisan berupa simpulan dan saran yang diambil selama proses Tugas Akhir dilaksanakan hingga selesainya laporan pengantar Tugas Akhir ini dan hasil karya perancangan.

9. Jaksal Chicken Milik Kim Hyun Joong

KapanLagi.com - Di tempat makan yang terletak di Ilsan ini, pengunjung bisa memesan menu makanan yang berbahan dasar ayam. Tidak hanya fans, pengunjung lainnya sering datang karena kenikmatan makan di Jaksal Chicken.

Kakak Kim Hyun Joong yang siap melayani kalian di Jaksal Chicken @allkpop.com

Meski kesempatan untuk bertemu langsung dengan Kim Hyun Joongkecil, kalian masih bisa bertemu dengan sang kakak loh. Tidak perlu kecewa, kakak sang idol tersebut tak kalah ganteng dari adiknya. Fans Kim Hyun Joong pastinya mendapat servis yang special nih. Pasalnya sebuah cake ulang tahun KHJ yang dibuat fans boleh loh dipajang di sana.

Cake buatan fans Kim Hyun Joong yang dipajang di tengah restoran @allkpop.com

Kim Hyun Joong sendiri sedang melakukan persiapan untuk konser tur dunianya. Konser bertajuk 2014 Kim Hyun Joong World Tour: Fantasy itu akan dimulai di Seoul 28 Juni besok. (all/jje)

Rekomendasi Restoran Halal di Korea Selatan

Berada di luar negeri yang mayoritas penduduknya bukan muslim tentu akan sedikit susah menemukan label halal pada setiap makanan atau restaurant yang ada di sana. Seperti di Korea yang mayoritas beragama bukan muslim bahkan atheisme, menemukan makanan halal cukup susah. Ada satu daerah yang khusus banyak menyediakan makanan halal yaiti Itaewon. Jika Anda berada di daerah tersebut atau tidak jauh dari situ mungkin cukup mudah mendapatkan makanan halal. Tapi bagaimana jika Anda berada di lokasi yang jauh dari Itaewon, akan sangat merepotkan setiap makan harus menuju ke Itaewon. Berikut ini beberapa rekomendasi restaurant halal yang dapat Anda temukan di beberapa daerah. 1. Area Itaewon Bagi orang muslim di Korea, nama Itaewon cukup dikenal dengan baik. Di daerah tersebut menyediakan berbagai makanan halal seperti makanan khas Indonesia, kebab, nasi bryani, dan makanan khas India dan sebagainya. Berbagai restaurant waralaba terkenal di dunia terdapat di daerah itu seperti Mr. Kebab, Pasha, Starbucks, Dunkin Donut.

Untuk restauran halalnya sendiri Anda bisa mencoba Foreign Food Mart yang menyediakan bahan-bahan masakan dari luar negeri juga makanan halal untuk muslim, Little India Seoul merupakan restoran India dan menu halal yang disediakan cukup beragam seperti nasi bryani, kari ayam, ayam vindaloo, ayam masala, ayam tandoori dan sebagainya. Selain restauran di atas juga ada Salam, Agra (Restoran India), Pulhayanggi (Restoran Korea), yang juga terkenal dengan makanan halalnya. 2. Area Gangnam, Seoul Gangnam Seoul merupakan distrik terkenal dai Korea yang menjadi pusat keramaian saat konser musik, festival tradisional Korea dan sebagainya. Restauran halal juga terdapat beberapa yang dapat Anda coba. Seperti Dal (Restoran India) yang berlokasi di Sinsa-dong menyediakan menu makanan India seperti Kari ayam, keju, ayam, ging domba keju.

Jika ingin mencoba makanan Korea namun halal pergilah ke restoran Baengnyeonok di Soecho3-dog dan Cheagundam di Daechi-dong. Kedua restoran tersebut menjual makanan Korea seperti Dubu jeongol, Bimbimbap, Jayeonsik, sundudu baekban, menu sayuran organik tradisional Korea, seafood dan sebagainya. 3. Myeong-Dong/Jongno, Seoul Area ini cukup sering didatangi wisatawan mancanegara sehingga banyak restoran asing yang berlokasi di sini. Di sini Anda juga bisa menemukan beberapa restoran halal yang wajib Anda coba menunya. Asia adalah restorant makanan khas Uzbekistan yang terletak di Jangchung-dong 2-ga dengan menu kebanyakan daging domba. Ada juga Balwoo Gongyang untuk makanan Korea, letaknya di Gyeonji-dong. Restoran ini hanya untuk orang – orang vegetarian dengan banyak menu variasi dari sayuran. Selain tiga area di atas, juga masih ada daerah seperti Gyeonggi-Do atau Incheon, Gangwon-Do dan Busan. Ketiga kota tersebut juga merupakan kota penting di Korea terkenal dengan keindahan pemandangan, dan wisata kuliner yang menjanjikan serta banyak restorant halal terdapat di daerah tersebut.

Diwawancara KOMPAS TV untuk Acara Ide Bisnis refaldofanther

January 11, 2014 Diwawancara KOMPAS TV untuk Acara Ide Bisnis2014-01-

11T16:40:42+00:00

Enterpreneurship

No Comment

Hari Kamis tanggal 9 Januari 2013, saya Refaldo Fanther berkesempatan diwawancara untuk acara Ide Bisnis KOMPAS TV. Ini bukan kali pertama saya masuk TV, sudah beberapa kali saya dan Daebak Fan Cafe diliput oleh beberapa acara stasiun TV beberapa diantaranya adalah Penjuru Kota KOMPAS TV, Break Lunch NET 12 NET TV, Weekendlist NET TV, dan DEPOK TV. Liputan sebelumnya fokus membahas secara mendetail tentang keunikan dan keramaian Daebak Fan Cafe sebagai Restoran Korea Pertama di Indonesia dengan Konsep Fan Cafe (The First Korean Fan Cafe in Indonesia). Namun, kali ini liputan Ide Bisnis lebih menonjolkan dari segi inspirasi ide bisnis dan perjalanan bisnis saya selama ini sebelum akhirnya bisa mulai membesarkan Daebak Fan Cafe.

Saat sesi wawancara Ide Bisnis Kompas TV, ada beberapa poin penting yang ditanyakan.

Pertama adalah terkait pengalaman bisnis saya, kedua adalah darimana ide ini berasal, bagaimana bisa merealisasikan sebuah ide bisnis, apa saja yang harus siapkan untuk bisa punya bisnis kuliner. Empat poin tersebut saat sesi wawancara Ide Bisnis Kompas TV akan saya jelaskan secara lengkap (lebih lengkap), silahkan lanjut membaca.

Sejak pertama kali saya kuliah memang sudah bermimpi untuk menjadi seorang entrepreneur atau pengusaha setelah lulus kuliah. Oleh karena itu, saya terus mendekatkan diri dengan berbagai acara maupun kegiatan yang berhubungan dengan dunia entrepreneurship. Selain itu saat masa kuliah, saya pernah mencoba bisnis kecil-kecilan untuk merasakan sensasi dan mendapatkan pengalaman berbisnis. Kebetulan saya asli Cirebon, saat zaman kuliah saya coba bawa batik dari Cirebon untuk dijual kepada temanteman kuliah dan orang tua teman. Sampai pernah saya bawa masuk tumpukan batik ke dalam kelas hehe, anak-anak Teknik Mesin UI 2008 pasti tahu banget. Karena bermodalkan badan sendiri, akhirnya lama-lama ga kuat juga apalagi ditambah ketemu semester neraka

di Teknik Mesin UI, bisnis batiknya bubar deh hehe. Selain itu pernah juga coba-coba ternak lele (apalagi nih teknik mesin, ternak lele hehehe), kan udah dibilang namanya juga cobacoba. Lagi-lagi rugi bandar, bangkrut di musim pertama dan fokus menyelesaikan kuliah agar bisa tepat waktu (alhamdulilah terwujud tepat waktu).

Ide Daebak Fan Cafe ini sebenarnya sudah ada dari sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu Daebak dipikiran dan dicatatan-catatan kecil saya, Daebak masih bernama Soul of Seoul. lebih dari 2 tahun mengendap dipikiran, akhirnya saat semester 7 masa kuliah saya putuskan harus membentuk tim agar bisa merealisasikan Daebak sesaat setelah lulus

kuliah. Selanjutnya, pencarian pun dimulai untuk mencari orang yang bisa membantu saya dalam hal mengurus keuangan, produk (makanan korea), desain, dan human resources. Believe it or not, orang pertama yang menjadi tim Daebak saya dapatkan dari social media (facebook dan twitter). Saya punya requirement tertentu yang saya tanyakan kepada teman-teman lewat facebook dan twitter. Alhamdulilah ketemu, orang pertama adalah Afrizal Juansyah Teknik Industri UI. Setelah itu kita berdua buat survey untuk mengetahui permintaan pasar terhadap dunia kuliner korea (riset). Dalam masa riset market ini, eh malah ketemu 2 orang penggila kuliner korea Wiranti Sitoresmi dan Asiah Syahidah yang keduanya ternyata anak Arsitektur UI. Akhirnya karena memiliki visi, mimpi, keinginan yang sama untuk berbisnis setelah kuliah dan mempunyai restoran korea, kita berempat membentuk tim Enjinio (artinya adalah engineer dalam bahasa korea). Setelah perjuangan merumuskan konsep, riset pasar mendalam, pencarian investor, supplier, selama sebelas bulan akhirnya Daebak Fan Cafe bisa Grand Opening pada tanggal 23 Februari 2013.

Merealisasikan sebuah ide bisnis itu bukan hal yang mudah, tapi bisa diperjuangkan. Bahkan untuk ide bisnis yang menang berbagai lomba pun, belum tentu bisa terealisasi dan konsisten. Ide Bisnis akan tetap menjadi ide tanpa sebuah perencanaan dan visi yang jelas. Sebuah rencana bisnis pun tanpa persistensi akan kandas ditengah jalan. Jadi alangka jauh lebih baik ketika kita punya ide bisnis, kita tahu tujuan visi bisnis ini apa, goalsnya bagaimana, dan mau sejauh mana. Karena ketika kita punya tujuan yang jelas, usaha kita pun akan jelas pula. Selanjutnya bentuk sebuah tim kecil yang solid, yang mau berjuang dalam kondisi apapun, yang memiliki visi yang sama, dan punya kapabilitas yang sesuai dengan keinginan kita. Selanjutnya buat perencanaan, dan mulai realisasikan step by step

dan karena kita sudah memiliki tim yang punya spesifikasi yang jelas kita bisa bagi tugas dalam merealisasikan rencana yang kita sudah sepakati sebelumnya. Jika kita sudah yakin bahwa ide bisnis kita menjual dan terkonfirmasi dengan riset pasar yang kita lakukan, maka tinggal kita usahakan dan perjuangkan sampai terwujud. Saya dan teman-teman pernah ada di satu titik akan bubar karena wujud Daebak Fan Cafe belum kunjung terlihat setelah lebih dari 6 bulan kita berjuang bersama. Namun, karena keyakinan dan persistensi kita bersama kita bisa melewati titik tersebut dan setelahnya sedikit demi sedikit perencanaan Daebak Fan Cafe bisa terealisasi. Jangan menunggu sempurna untuk merealisasikan ide bisnis karena hanya menghentikan langkah kita untuk memulai bisnis tersebut. Pertanyaan terakhir adalah apa saja yang harus disiapkan untuk bisnis kuliner. Yang pasti harus ide atau konsep yang jelas, karena persaingan dunia kuliner sangat ketat. Sebagai bisnis restoran atau kuliner yang baru, jika kita tidak punya unique selling proposition yang jelas, maka kita akan sulit bersaing restoran yang sudah eksis. Atau jika mau, kita bisa membuat niche yang lebih spesifik atau membentuk market place sendiri seperti Daebak Fan Cafe, The First Korean Fan Cafe in Indonesia. Selain konsep, menurut saya lokasi masih sangat menentukan untuk bisnis restoran. Jadi, cari tempat yang cocok dengan area pasar utama kita, hal tersebut membuat kita lebih mudah menggiring konsumen kita. Berikutnya adalah marketing strategy yang kita lakukan harus sesuai dengan target market kita. Kalo kita pasarnya anak muda mungkin social media facebook atau twitter bisa sangat efektif untuk memperkenalkan produk kita. Namun jika mungkin pasarnya ibu rumah tangga, menyebarkan flyer di perumahan-perumahan, mall, atau pasar masih terbilang efektif. Intinya adalah sesuaikan strategi pemasaran dengan konsumen utama kita. Terakhir, satu hal yang sangat penting adalah menguasai bidang makanan yang kita akan jual. Percuma kan konsep tempat keren, lokasi strategis, tapi makanannya ga enak yang membuat konsumen ga bakal balik lagi. Konsep itu layaknya sebuah attraction atau penarik awal, setelah tertarik datang kembali lagi ya karena makanannya juga.

Tulisan kali ini cukup panjang juga ya hehehe, saya inget-inget lagi sepertinya lebih lengkap dari sesi wawancara untuk Ide Bisnis Kompas TV. Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Mohon doanya juga ya biar Daebak Fan Cafebisa terus eksis, terus berkembang di masa yang akan datang, dan bisa mewujudkan cita-cita sebagai restoran korea terbesar di Indonesia. Sukses buat semuanya ya, amin

36

Sedapnya Masakan Korea

Banyak restoran Korea di Jakarta menyajikan makanan korea yang bisa membuat OpenRicers meneteskan air liur. Sayangnya, makanan tersebut dibanderol harga yang lumayan menguras kantong. Kenapa bisa makanan Korea bisa dihargai sebegitu mahal? Jawabnya mudah OpenRicers, beberapa bahan baku untuk membuat bulgogi dan kawan-kawan memang harus diimport langsung dari negeri asalnya, mengingat tidak ditemukan bahan pengganti yang tepat di Indonesia. Lantas bagaimana jika keinginan menyantap makanan Korea sudah tak terbendung lagi? Tenang OpenRicers, masih ada restoran Korea yang harganya 'ramah' dengan isi dompet kamu. Dimana sajakah restoran tersebut berada, berikut ulasannya.

Ccozi

&

Friends

Terletak di Mall Ciputra Lt.4, resto yang membanderol harga semua menunya di bawah Rp. 35.000 per porsi ini kerap disambangi penggemar masakan Korea. Sekalipun terbilang murah bukan berarti rasanya tak berkualitas lho OpenRicers. Coba tengok menu-menu Korea populer seperti japchae, bulgogi, ramyun, bibimbap dan fenomenalKorean street food, tteokbokki, tetap terasa lezat seperti yang disajikan di restoran mahal. Ccozi & Friendstampaknya menjadi alternatif kamu yang ingin menyantap masakan Korea di saat kondisi finansial sedang kurang baik ya! Tertarik mencoba rasa masakan Korea ala Ccozi & Friends?

Food

Plus

Konsep resto ini berbeda dengan resto sebelumnya OpenRicers. Food Plus yang berada di dalam area foodcourtSupermall Karawaci, Tangerang membuat konsep layaknya resto fast food ala western. Dan kebanyakan menu Korea yang disajikan berupa menu-menu siap saji dan masakan ala rumahan orang Korea seperti sup rumput laut, japchae,bulgogi, sapo tahu, sup jagung dan lainnya. Dijual dalam bentuk paket seharga di bawah Rp. 30.000an. OpenRicers yang ingin bergaya ala artis drama Korea yang sedang makan, agaknya cocok bersantap di Food Plus dengan menu masakan rumahan.

Han

Min

Jok

Di resto ini harga makanan yang disajikan sedikit lebih mahal dari dua resto sebelumnya. Namun masih cukup terjangkau. Kisaran harga per porsi makanan di Han Min Jok antara Rp. 55.000 – Rp. 150.000. Aneka macam chigae (sup Korea), korean BBQ (kalbi, pork belly) sampai bokum (tumisan Korea) bisa kamu cicipi sepuas hati. Seperti halnya orang Korea yang selalu menyajikan banyak side dish, Han Min Jok juga melakukan hal yang sama. Aneka banchan disajikan cantik dengan porsi 'sopan' di piring kecil, mungkin tujuannya agar kamu bisa

mencicipi

semua

rasaside

dish yang

dihidangkan.

Bagaimana sudah tahu akan kemana melangkahkan kaki saat lapar melanda OpenRicers? Dan tak perlu lagi terganjal tipisnya isi dompet kamu saat ingin menyantap masakan Korea bukan? Siksa hasipsiyo OpenRicers! Diposkan 23rd April 2013 oleh rinhasiicewemanja

Wisata Kuliner jilid 1- Resto Korea n Jepang Han Gug Gwan

February 3, 2010

Posted by yudhaindrawan in Bandung, homey korean, homeykorean, korea,restoran korea bandung, tempat baru, Tempat makan, Wisata Kuliner, Wiskul. trackback

Bagi penggemar drama Korea tentu tidak asing lagi dengan serial Dae Jang Geum. Sebuah drama yang mengisahkan perjalanan seorang gadis menjadi Dayang istana(tukang masak di istana). Para penonton serial tersebut tentu sedikit banyak ada rasa penasaran ingin mencicipi makanan yang dimasak oleh para dayang istana. Nah, bagi kalian yang ingin sekali mencoba masakan Korea, tidak ada salahnya bagi kalian untuk mengunjungi restoran Korea dan Jepang: Han Guk gwan. Restoran ini terletak di dekat jalan sukajadi Bandung. Kalau dari ITB, kita bisa naik angkot Caheum ledeng yang ke arah ledeng. Terus bilang aja sama supirnya tuk turun di restoran Korea. Pokoknya restoran ini terletak sebelum restoran Jepang-Tomodachi. Kesan pertama yang kita dapat mungkin adalah harga. Yups, harga menu-menu di restoran ini benar-benar

mahallll. Bukan tipe-tipe restoran mahasiswa. Seingat saya, harga menunya berkisar antara Rp. 60.000 sampai Rp. 150.000 per porsi. Sekali lagi per-porsi saudara-saudara ku. Eitss…. jangan kaget dulu. Sebenarnya boleh dibilang harga tersebut cukup sebanding lho dengan apa yang kita dapatkan. Nah, apa aja sih kelebihan-kelebihan restoran ini sehingga harga makanan perporsinya cukup wah?

Pertama: layaknya restoran Minang, pada saat kita tiba pramusaji akan menyediakan belasan piring dengan hidangan yang berbeda-beda di meja kita. Bedanya dengan restoran Minang, hidangan-hidangan tersebut gratis alias tidak bayar. Kita boleh menghabiskan semua hidangan2 tersebut. Mungkin hidangan2 itu adalah appetizer atau hidangan selamat datang. Kedua: kita akan disuguhi minuman berupa teh Korea. Rasa, aroma, dan warna tehnya benar-benar berbeda dengan teh sari wangi atau teh hijau biasa. Ada sedikit rasa-rasa kacang kedelai di teh tersebut. Yang lebih heboh, kita boleh refill sesuka kita. Ketiga: menu hidangan utama itu sendiri. Satu porsi makanan mungkin cukup untuk dinikmati dua orang atau lebih. Karena memang ukuran satu porsi itu benar-benar banyak. Sebagai contoh, satu porsi ayam ginseng itu terdiri dari satu ekor ayam seutuhnya seluruhnya (minus kepala, cakar, bulu, ma komponen ga penting lainnya), ginseng, nasi ketan, dan satu bowl gede kuah. Atau satu porsi soup seafood yang isinya benar-benar satu mangkuk ukuran jumbo bersisi soup seafood. Atau menu yang lebih familiar: ayam goreng yang satu porsi yang terdiri dari belasan potongan ayam yang digoreng (dengan bumbu2 tambahan tentunya). Mungkin sebaiknya saat kalian datang, kalian memesan satu menu untuk dua orang supaya lebih hemat. Kalau kalian sempat datang ke restoran ini, saya merekomendasikan untuk memesan Bulgogi. Bulgogi ini dihidangkan dengan kompornya serta daun selada, mint, potongan bawang putih dan lombok. Cara makannya pun cukup berbeda. Ambil daging yang kita panaskan tadi, kemudian ‘cocolkan’ ke sambal yang tersedia, lalu letakkan di atas daun mint atau daun selada, lalu tambahkan sayur-sayur atau potongan bawang putih, kemudian bungkus dengan daun mint tadi, lalu kita lahap semuanya ke dalam mulut. Hap.. Sungguh, cara makan yang sangat jenius. Daun mint bercampur dengan daging yang gurih serta sambal yang lezat. mmmm….mmmmm… lezat sekali. Entah kenapa moment-moment saat diriku menikmati Bulgogi masih terngiang-ngiang di benak ku. Menu lainnya yang saya rekomendasikan adalah nasi campur. Nasi campur ini dihidangkan hangat-hangat di mangkuk yang gedhe. Untuk menikmatinya, kita diberikan sendok ukuran aga panjang (bukan sendok biasa seperti yang ada di warteg tau restoran indonesia lainnya). Waktu itu saya dan teman-teman saya menikmati nasi campur ini di dalam mangkuk besar yang sama. ha..ha…ha.. makanya sendoknya panjang. Supaya memudahkan kita untuk berkompetisi dengan teman-teman kita saat mengambil nasi.

Akan tetapi, namanya juga masakan Korea tentu berbeda dengan masakan Indonesia. Saya pribadi merasa masakan-masakan Korea tidak menggunakan terlalu banyak bumbu atau tidak terlalu menonjolkan bumbu-bumbu tertentu. Rasa yang dominan adalah asem (seems like kimchi or doenjang). Berbeda halnya dengan masakan Minang atau masakan Nusantara lainnya yang bumbunya benar-benar bhineka tunggal ika (maksudnya segala macam bumbu di masukkin ke dalam satu menu). Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu teman-teman ingat saat makan di restoran ini, terutama bagi yang muslim. Restoran ini juga menyediakan menu-menu daging Beybi(babi maksudnya). Sebagai contoh, Kita sebut saja sup daging (saya aga lupa nama menunya apa). Di menu tertulis sup daging sapi/beybi. Nah, supaya aman, lebih baik kita tidak memesan menu tersebut karena kemungkinan besar mangkuk atau wajan yang digunakan untuk menyediakan sup daging sapi dipakai juga untuk menyediakan sup daging beybi. Mau lebih amannya lagi, sebaiknya kita memesan menu-menu seafood atau vegetarian. Soal kuahnya? sudah dikonfirmasikan ke waitressnya kalau kuahnya halal dan tidak ada campuran minuman keras, arak, beybi, dan kawan-kawan. Kemudian, sebaiknya sebelum ke restoran ini kita telah Sholat terlebih dahulu. Kenapa? Bukan karena musholanya. Mushola lumayan nyaman dan bersih. Tapi tempat wudhunya sedikit kurang nyaman. Waktu itu teman-teman saya terpaksa wudhu di wastafel atau pakai semprotan di toilet. Saya sendiri wudhu di taman menggunakan selang yang dipakai untuk menyiram tanaman. Dilihatin sama tamu-tamu lain. he..he.. Sebenarnya ada satu hal yang membuat saya sedikit bingung mengenai konsep restoran ini. Pertama: suasanya seperti restoran Sunda. Dindingnya dari bambu yang dianyam,atapnya juga dari semacam daun2 gitu. Tapi musik yang diputar itu musik K-POP modern: SNSD, super Junior, dll. Kemudian kita juga duduk di kursi. Padahal dari serial2 korea yang kita tonton, biasanya restoran Korea itu duduknya ‘lesehan’ alias duduk di lantai. Saat saya mendengar restoran korea yang saya pikirkan adalah suasana duduk lesehan diiringi musik tradisional Korea dan dilayani oleh pramusaji yang mengenakan baju tradisional Korea.ha..ha..ha.. (saya terlalu banyak berkhayal). Intinya sih dari segi dekorasi dan suasana, saya belum mendapatkan gambaran yang jelas atau tegas mengenai konsep restoran ini. Apakah temanya restoran Korea yang di-sundakan sehingga cocok dengan karakter masyarakat Bandung? Atau temanya adalah Korea yang modern sehingga diputarlah musik-musik modern Korea (lalu kenapa dekorasinya sunda pisan?)? Terlepas dari paragraf yang sebelumnya, saya pribadi sangat merekomendasikan restoran ini kepada kalian. Kalau boleh saya ucapkan satu kata yang menggambarkan restoran ini saya akan memilih kata ‘kebersamaan’. Yups, semua hal yang berkaitan dengan restoran ini mendorong kita untuk saling berbagi (bayangin aja makan satu porsi bulgogi sendirian). Sekali dalam satu semester tidak ada salahnya kalian mengunjungi restoran ini bersama sahabat. Atau jika kalian mempunyai kolega dari Korea, kalian bisa memberikan kesan yang sangat positif ke kolega anda dengan mengajaknya ke restoran ini. Bagi anda atau kekasih anda yang doyan nonton serial atau drama

Korea, saya rasa restoran ini cocok untuk anda (bayangin aj nyuapin bulgogi ke pacar anda, ha..ha…ha..ha.. so sweet). About these ads Loading...

Comments» 1. demut - March 21, 2010

assalamu’alaikum… aduuuh… k’yudhaaaa…. ati atiiii walaupun kita pesen makanan yang gak mengandung ‘beibeh’ tapi itu nggak jaminan lho…. karena kemungkinan tercemarnya gede banget… nggak cuma dari wajan… tapi dari alat2 masak,, piso en the geng… talenan en the bro… dan yang nggak kalah penting adalah tempat penyimpanan/storage… nggak ada ceritanya bahan makanan yang disimpen barengan ama daging ‘beibeh’ terjamin kehalalannya… kecuali resto tsb menerapkan aturan separate kitchen (dapur tempat masak ‘beibeh’ dan non ‘beibeh’ bercerai, pisah ranjang -ini kayak abis kdrt…- termasuk peralatan masak, alat makan, serta tempat nyimpen tentunya… ) atau abis masak ‘beibeh’, sgl peralatannya dicuci 7 kali dan salahsatune pake tanah… (yang naga2nya kemungkinan untuk tidak mungkin lebih gede daripada mungkin..-pan belom tentu si empu resto faham bener tentang beginian…-) belum lagi masalah bumbu2an… kalo masakan jepang sih saya taunya yang lazim dipake dan bisa dibilang main ingredients tuh mirin (sejenis arak khas jepang selaen sake), terus kecap asin kikkoman (yang dari hasil pengolahannya menghasilkan alkohol sebesar 2%… ada juga yang nggak menghasilkan alkohol sih,, tp kalo tempat produksinya gak dipisah ya sami aji dooong…), terus lagi ada cuka beras a.k.a rice vinegar yang biasanya dicampurin di nasi pas bikin sushi2an itu lho.. (kenapa haram? soalnya cuka beras ini dibuat dari arak beras, jadi haram deeh… berlaku juga bwt cuka apel -yg bikinnya (mostly) dr minuman beralkohol yaitu apple cider-, balsamic vinegar jg -dr tulisan yg ada dihttp://www.modenabalsamic.com: The basic procedure of production of Balsamic vinegar involves two major steps of transformation:1. Alcoholic fermentation and 2. Acetic oxidation.-, dsb… Hadits yg sy tau tntg ini tuh dr Abu Daud yang meriwayatkan dari Anas, “sesungguhnya Abu Thalhah bertanya kepada Nabi tentang anak yatim yang mendapatkan warisan khamar. Kemudian Nabi bersabda, maka tumpahkanlah dia. Abu Thalhah menyatakan apakah tak sebaiknya dibuat cuka saja. Namun Nabi menjawab, tidak.” wallahu a’lam….)

Honestly i’m a big fan of culinary world too.. i loove food,, always staring to the cook when they cook their food, curious to eat different kind of it and experience the uniqueness of the taste… terus suka ngiri dan kepingiiin banget kalo ada temen cerita2 atw ngajak ke resto ini dan itu tapi statusnya meragukan… sbg seorang muslim yang doyan makan,, aturan Allah SWT yang satu ini jadi ujian cinta banget bangeeet,, sejauh apa kita berusaha buat nurut sama aturannya… Jadi ya begitulah,, saya jd concern sangat terhadap kehalalan apa2 yang masuk ke perut.. because it will flow within our blood and become our flesh.. it’s true right? that we are what we eat… lagian juga daripada ibadahnye kagak diterima gara2 makan begituan doang,, mendingan cerewet sm yang jual deh… udah mana saya ibadahnya masih balelol… bisa berabe dong kalo dikorting lagi… ehehe… maap,, ini komen jadi kayak dongeng gini… pake acara numpang curcol lagi… anyway, smg kita dikuatkan dan diberi kemudahan unuk ngejalanin syari’ah-Nya ya… maap kalo ada keserimpet2 lidah yg bikin gak enak ati,, trus kalo ada yang salah mohon dikoreksi.. demi kesejahteraan dan kemakmuran kita bersama… hidup gembul! (lho?) wassalamu’alaikum… Reply

 Mencicipi Masakan Korea Otentik di Gahyo Korean Restaurant 

2 years ago by Octafiyenie M.Dj





8650 Hits

courtesy of SendokGarpu.com Hai SG Lovers, masih ingat dengan artikel tentang makanan Korea yang pernah di bahas oleh SendokGarpu.com? Sekarang, SendokGarpu.com berkesempatan untuk mengunjungi salah satu Restoran Korea yang otentik di daerah Sudirman. Gahyo Korean Restaurant yang terletak di SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan ini menyediakan beragam masakan Korea dengan resep asli Korea. Semua resep makanan korea yang disediakan merupakan resep keluarga turun temurun dari sang pemilik restoran yang juga merupakan penduduk asli Korea. Jadi rasa dari setiap makanan ini tidak usah diragukan lagi, semua memiliki rasa otentik masakan Korea. Itu semua juga terbukti dari banyak nya pengunjung dengan mayoritas orang Korea. Interior dari Restoran ini juga sangat nyaman, didominasi dengan warna coklat kayu, disana kita juga bisa memilih ingin duduk tatami, tempat duduk biasa, atau di privat room. Tim SendokGarpu.com berkesempatan untuk mencicipi beberapa makanan Korea yang menjadi andalan restoran ini, beberapa dari makanan itu tidak bisa ditemui di restoran Korea yang bukan otentik. Beberapa makanan itu contoh nya, Jap Chae, Dolsot Bibimbap, Haemul Pajeon (Seafood Pancake), Teuk Seng Galbi (Short Rib Boneless), dan Wooseol Steak (Tongue Steak). Seperti

yang tadi sudah dibilang, untuk rasa benar-benar tidak usah diragukan, dan harga nya pun masih tergolong wajar jika dilihat dari porsi nya yang banyak. Untuk menu dessert nya, ada beberapa yang menjadi rekomendasi seperti Puding Mangg, Puding Kelapa dan yang paling unik yaitu Sujonggwa. Kalau di Indonesia kita mengenal Wedang Jahe, di Korea Sujonggwa ini lah yang merupakan minuman yang menyehatkan, hanya saja Sujonggwa terasa sedikit lebih pedas dan dingin, bukan hangat seperti wedang jahe yang kita kenal. Gahyo Korean Restaurant menggunakan bahan-bahan berkualitas, mulai dari bahan utama sampai bumbu-bumbu pelengkap nya. Restoran ini buka setiap hari mulai dari jam 11 pagi sampai jam 11 malam. Saat ini Gahyo sudah memiliki 1 cabang yaitu di Sport Mall Kelapa Gading Blok A No.26-27, Jakarta Utara. JAdi bagi para SG Lovers pecinta kuliner masakan Korea, wajib untuk mengunjungi Restoran Gahyo ini dan dianjurkan untuk reservasi terlebih dahulu terutama jika ingin datang di sore hari.

estoran-restoran Korea di Indonesia

world.kbs.co.kr > Home > Program > Kami Menyapa Anda Bukan hanya kelompok musik Boys Band dan Girl Band Korea saja yang cukup fenomenal saat ini di Indonesia. Kini telah banyak dibuka restoran serta tempat-tempat makan Korea di Indonesia, khususnya Jakarta. Kali ini saya akan merekomendasikan beberapa restoran Korea yang enak dan harganya pun terjangkau. Kehadiran restoran siap saji asal Korea Selatan ini diusung PT Micheilindo Food Internasional dengan nama Bon Chon Chicken Indonesia. Bon Chon Chicken pertama kali dibuka di Busan, Korea Selatan, pada tahun 2002. Kemudian, mulai menggurita dan masuk ke pasar Amerika, Filipina, Thailand, Dubai, dan Singapura. Di Indonesia master franchisenya dipegang oleh PT. Michelindo Food International. Bon Chon Chicken yang terkenal dengan fried chicken khas Korea ini membuka outletnya di 4 mall bergengsi yaitu di Mall Grand Indonesia, Living World Alam Sutera Serpong, Super Mall Karawaci dan Citywalk Sudirman. Penggorengan ayam dilakukan dengan teknik double frying sehingga sajian menu Bon Chon diklaim bebas lemak trans dan tidak berminyak. Meskipun demikian, rasanya tetap lezat dan renyah dengan menggunakan saus soy garlic spesial ala Bon Chon. Selain ayam goreng, Bon Chon Chicken juga menyajikan menu ikan, bulgogi, mochi, dan sajian khas Korea lainnya. BonChon Chicken memiliki keunggulan dibanding restoran sejenis. Menumenu yang disajikan Bon Chon berasal dari bahan-bahan yang segar. Restoran Korea yang satu ini menawarkan pengalaman bersantap yang berbeda. Pengunjung bisa menikmati seporsi besar hidangan yang terdiri dari berbagai macam menu. Nama restoran Korea ini adalah Mr.Park yang menawarkan berbagai menu hidangan Korea seperti bulgogi, kimchi, bimbibap. Untuk menu paket ada pilihan 'Family Set Menu'. Makanan disajikan dalam piring yang sangat besar dan disekat-sekat . Ada yang Isinya adalah nasi goreng, salad, udon, soun goreng ala Korea, sayap ayam goreng bumbu, chicken katsu, pelengkap yaitu acar timun. Porsi makanan di Mr.Park ini sangat pas dan lezat. Restoran ini terletak di Grand Indonesia West Mall Lantai 3. Yaitu di area Food Louver yang merupakan food court di Grand Indonesia, gerai nya cukup besar dan mudah untuk ditemukan. Selain itu di bagian depan stand ini terdapat display aneka pilihan makanan yang mereka sajikan sehingga memudahkan kita untuk memilih menu apa yang kita mau. Tempatnya yang simple dan desainnya cukup unik, tampilannya yang hadir dengan sentuhan kayu klasik berwarna eboni ini memang sangat nyaman untuk dikunjungi. Omo Chicken merupakan restoran Fast Food Korea yang menyediakan makanan olahan ayam dari Korea. Restoran ini terletak di Lantai 3 Mall Central Park, Jakarta. Tempatnya terdiri dari outdoor dan indoor. Desain Interior restoran ini simple dan konsepnya yang unik yaitu berbentuk seperti taman dengan mascot ayam ayamnya dan identik dengan warna merah dan putih, terdapat ruangan indoor dan outdoor, di ruangan outdoor terdapat balkon yang bisa melihat langsung ke arah Tribeca Park, selain itu di ruangan indoor terdapat LCD TV yang selalu memutar video music KPOP yang mengalun indah di dalam restoran ini. Di omo! Chicken ini ada beberapa menu paket dan jg ala carte. Misalnya

Spicy Chicken Fingers, Chicken Katsu Curry, Combo Chicken Hot dan masih banyak lagi menu lezat lainnya. Makanan Korea memang cukup booming sekarang ini.begitu banyak restoran korea yang bermunculan. Namun beberapa dari mereka yang memang bercitarasa enak biasanya memberikan harga yang cukup tinggi bagi kantong kita.namun ada juga beberapa restoran Korea yang memberikan harga cukup pas dikantong,salah satunya Seoul Garden Express ini. Jika ingin menikmati makanan ala Korea dengan harga yang terjangkau cobalah mampir ke Seoul Garden Express. Di resto ini disediakan aneka makanan khas Korea yang harganya masih terjangkau. Seoul Garden Express berlokasi di Emporium Pluit Mall Lantai 4. Dengan suasana makan yang nyaman dan desain interior Korea yang cukup unik, makan disini dapat menjadi salah satu alternatif yang baik . Menu makanan yang ditawarkan juga variatif seperti berupa Bibimbap, Hotplate Set, Ramyon, dan juga soup dan beberapa cemilan lainnya seperti Jamur Goreng, dan masih banyak menu lezat lainnya. Suka · Komentari

Restoran Halal rekomendasi Seoul Central Mosque

Bagi umat muslim atau pengunjung yang mengunjungi Seoul Central Mosque dapat menemukan beberapa restoran di sekitar Masjid yang menawarkan hidangan-hidangan halal sesuai aturan Islam. Antara lain:

SALAM

Salam adalah salah satu restoran paling terkenal di ‘Islamic Street’ dan menjadi salah satu restoran yang memperkenalkan masakan tradisional Turki ke Korea. Restoran ini menghidangkan kebab daging sapi dan domba dan hidangan domba yang lain digabungkan dengan sayuran. Makanan yang disediakan di SALAM Restoran antara lain: sup Merjimek Turki, kebab, salad Coban, ayran, teh dan kue.

Informasi:

Business hours: Weekdays and weekends 12:00-22:00 Closed on the first and third Monday of every month Main menu: Salam course (for 2 or more): 24,000 won

Kebabs: 10,000-12,000 won Address: Seoul-si, Yongsan-gu, Hannam-dong 732-21 Contact: +82-2-793-4323 (Korean, English, Chinese) Homepage: www.turkeysalam.com (Korean)

Thomas Arie Setiawan

Michigo, restoran di Jogjakarta dengan sajian menu masakan Korea NOVEMBER 10, 2013 / THOMAS ARIE SETIAWAN / 1 COMMENT

Soal makanan, saya sebenarnya tidak terlalu memiliki selera yang khusus. Mulai dari makanan/camilan tradisional sampai dengan mungkin kategori makanan

yang “ini namanya apaan, dan makannya juga bagaimana caranya nggak ngerti”. Di Jogjakarta sendiri, muncul semakin banyak pilihan bagi mereka yang ingin melampiaskan hobi kuliner. Banyak pilihan tempat makan mulai dari yang menyediakan menu tradisional, sampai dengan sajian dengan cita rasa luar (negeri). Salah satu yang sempat beberapa kali saya lihat adalah hadirnya restoran Korea dengan nama Michigo — dengan tagline: “The Awesome Korean Food“, di daerah Jalan Colombo, tidak jauh dari kawasan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Cuma, walaupun sering lewat, saya malah belum pernah mampir untuk mencicipi. Sebelumnya saya pernah mencoba makan di restoran dengan label “Korean Restaurant”. Ada yang cukup cocok dengan selera lidah saya, tapi ada yang memberikan sensasi kurang cocok. Ya, maklumlah karena lidah saya bisa dikatakan lidan ndheso. :) Belum juga sempat merasakan suasana dan menu dari Michigo yang sering saya lewati, restoran tersebut baru saja membuka gerai keduanya di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. Kebetulan, beberapa kali saya sempat terlibat

obrolan dengan orang yang berada dibelakang hadirnya restoran ini. Dan, pada saat pembukaan gerai baru pada akhir pekan ini, saya mendapat kesempatan untuk mencicipi dan merasakan beberapa menu yang ditawarkan.

Konsep (digital) self-service Sempat saya lihat informasi di situsnya, Michigo ini menawarkan konsep selfservice. Memang, konsep semacam ini mungkin belum terlalu populer (di

Indonesia). Betapa tidak, konsep secara umum ketika makan di tempat makan adalah konsumen mendapatkan layanan mulai dari pemesanan, makanan sampai di meja, dan meninggalkan tempat makan. Hanya itu. Michigo melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Ada sesuatu yang menarik disini. Apakah ini akan bisa berjalan? Saya sempat tanyakan, dan ternyata walaupun belum 100% bisa berjalan, tapi konsep seperti ini mulai diterima. Parameternya, lebih banyak konsumen yang akhirnya “ikut dalam permainan/aturan main ini”.

Make an Order, Pick Your Order, Throw the Waste Konsep self-service yang dimaksud ini mulai dari pemesanan, pengambilan pesanan, sampai dengan membuang sampah/sisa makanan yang dilakukan seluruhnya oleh konsumen. Pemesanan dilayani dengan menggunakan piranti iPad yang ada di counter pemesana. Pilih menunya, dan setelah selesai konsumen akan mendapatkan video pager. Kalau pesanan sudah siap, maka konsumen dapat mengambilnya. Setelah selesai, sisa makanan dan kemasan diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Bagi saya pribadi sih ini bisa menjadi sebuah value tersendiri dalam cara menikmati (dan menghargai) makanan. Susah dan ribet, atau malah sebenarnya tidak repot juga? Kunjungan pertama saya ke Michigo kebetulan kemarin dalam acara pembukaan. Jadi mungkin kapan-kapan saya akan buktikan sendiri dalam kondisi biasa.

Atmosfer dan pengalaman Ada yang berbeda dalam hadirnya Michigo ini, yaitu tentang kehadiran beberapa produk teknologi dalam konsep layanannya. Adopsi kepada konteks “memberikan pengalaman yang lain” kepada konsumen dicoba untuk dikemas dengan lebih efisien dan menarik. Tiga buah iPad berjajar dalam bagian pemesanan.

Empat buah layar besar terpasang di salah satu sisi restoran. Bukan hanya sebagai bagian dari disain interior, tapi ini juga dimanfaatkan sebuah medium interaksi antara restoran dengan pengunjung. Michigo menyebutnya dengan Social Wall.

Konsep dari Social Wall versi Michigo ini adalah untuk menampilkan percakapan/interaksi atau informasi baik dari Michigo dan konsumen (termasuk calon konsumen) yang termonitor melalui situs jejarin sosial seperti Twitter, Foursquare, Instagram, dan juga Pinterest.

Icip-icip Saya sempat mencicipi beberapa menu yang ditawarkan. Salah satu yang wajib dicoba dalam menu adalah: kimchi. Oh ya, foto-foto yang saya ambil memang tidak dalam kondisi kemasan/penyajian yang sebenarnya. Namun, untuk bentuk makanan dan rasa tetap dengan standar yang ditawarkan Michigo. Selain kimchi, saya juga mencicipi Grilled Bulgogi, Gimbab, Spicy Chicken, Sugogi Pajeon, Japchae, dan juga Fishcake Topokkie. Yang mengherankan, kesemuanya cocok di lidah dengan bukti bahwa semua yang saya ambil dalam piring habis tak bersisa.

Rasa dan Harga Sajian ditawarkan dengan kisaran harga Rp 30.000,- sampai Rp. 50.000,-. Apakah ini sesuai dengan rasa dan kualitas makanan? Saya rasa, harga yang ditawarkan masih masuk di kantong. Kalau soal menu favorit dan yang paling enak, saya sendiri juga belum tahu, karena memang belum mencoba dalam kondisi sajian yang penuh. Mungkin nanti lain kali akan mampir. :) Jika ingin mencoba menu yang ditawarkan, berikut informasi seputar Michigo di Jogjakarta: 

Michigo Colombo — Jl. Colombo 7, Yogyakarta Lokasi sebelah timur Bundaran UGM



Michigo Ambarrukmo Plaza — Jl. Adisutjipto, Yogyakarta Lokasi ada di lantai 3



Informasi melalui website di michigoid.com



Michigo sendiri memiliki arti “going crazy“.

Bagikan:



Twitter2



Facebook136



Google

 Related

Madam Tan Ristorante: Sajian Italia dengan cita rasa IndonesiaMay 19, 2014In "Umum" Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di JogjakartaJanuary 3, 2014In "Umum" Cerita Perjalanan ke Malaysia (Hari Kedua dan Ketiga)February 2, 2013In "Umum"

Categories: Umum

Tags: jogja, kuliner, restoran, ulasan, yogyakarta

Kolektif dan Individu »« Senam yang iya iyalah

0 Comments 1 Pingback 1.

Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di Jogjakarta

Tinggalkan komentar HELLO!

Saya Thomas Arie Setiawan, saat ini berdomisili di Jogjakarta. Beberapa profil dan tautan tentang saya dapat dilihat di about.me/thomasarie. TULISAN TERBARU

       

Kabinet Kerja Jokowi-JK Konfirmasi Melalui Telepon untuk Transaksi Kartu Kredit BCA Pengalaman terbang dengan Citilink Indonesia Madam Tan Ristorante: Sajian Italia dengan cita rasa Indonesia Kucing Kehilangan iPad Pengalaman Makan di Holycow! Steakhouse Jogja dan Sedikit Tentang (salah satu) Vouchernya Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di Jogjakarta KOMENTAR TERBARU

     

Yogi Yuanda on Tentang Saya dan Kopi Jullieant Peni Qhebantt onPermasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus? zam on Pengalaman terbang dengan Citilink Indonesia Orie Bina Insani on Ulasan: Pengalaman makan di Michigo, restoran Korea di Jogjakarta Widya Tjua on Permasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus? wahyu on Permasalahan akun Internet Banking BCA diblokir karena antivirus? BERLANGGANAN TULISAN

Masukkan alamat surel Anda, dan tulisan terbaru akan terkirim. Surel yang terkirim hanya terkait dengan artikel di blog ini saja. Email Address

Berlangganan

TAUTAN



LinkedIn

      

Twitter Google+ Facebook Instagram Flickr Pinterest about.me Copyright © 2014 Thomas Arie Setiawan Theme by Anders Noren — Up ↑

Michigo, restoran di Jogjakarta dengan sajian menu masakan Korea NOVEMBER 10, 2013 / THOMAS ARIE SETIAWAN / 1 COMMENT

Soal makanan, saya sebenarnya tidak terlalu memiliki selera yang khusus. Mulai dari makanan/camilan tradisional sampai dengan mungkin kategori makanan yang “ini namanya apaan, dan makannya juga bagaimana caranya nggak ngerti”.

Di Jogjakarta sendiri, muncul semakin banyak pilihan bagi mereka yang ingin melampiaskan hobi kuliner. Banyak pilihan tempat makan mulai dari yang menyediakan menu tradisional, sampai dengan sajian dengan cita rasa luar (negeri). Salah satu yang sempat beberapa kali saya lihat adalah hadirnya restoran Korea dengan nama Michigo — dengan tagline: “The Awesome Korean Food“, di daerah Jalan Colombo, tidak jauh dari kawasan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Cuma, walaupun sering lewat, saya malah belum pernah mampir untuk mencicipi. Sebelumnya saya pernah mencoba makan di restoran dengan label “Korean Restaurant”. Ada yang cukup cocok dengan selera lidah saya, tapi ada yang memberikan sensasi kurang cocok. Ya, maklumlah karena lidah saya bisa dikatakan lidan ndheso. :) Belum juga sempat merasakan suasana dan menu dari Michigo yang sering saya lewati, restoran tersebut baru saja membuka gerai keduanya di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. Kebetulan, beberapa kali saya sempat terlibat obrolan dengan orang yang berada dibelakang hadirnya restoran ini. Dan, pada saat pembukaan gerai baru pada akhir pekan ini, saya mendapat kesempatan untuk mencicipi dan merasakan beberapa menu yang ditawarkan.

Konsep (digital) self-service Sempat saya lihat informasi di situsnya, Michigo ini menawarkan konsep selfservice. Memang, konsep semacam ini mungkin belum terlalu populer (di Indonesia). Betapa tidak, konsep secara umum ketika makan di tempat makan adalah konsumen mendapatkan layanan mulai dari pemesanan, makanan sampai di meja, dan meninggalkan tempat makan. Hanya itu.

Michigo melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Ada sesuatu yang menarik disini. Apakah ini akan bisa berjalan? Saya sempat tanyakan, dan ternyata walaupun belum 100% bisa berjalan, tapi konsep seperti ini mulai diterima. Parameternya, lebih banyak konsumen yang akhirnya “ikut dalam permainan/aturan main ini”.

Make an Order, Pick Your Order, Throw the Waste Konsep self-service yang dimaksud ini mulai dari pemesanan, pengambilan pesanan, sampai dengan membuang sampah/sisa makanan yang dilakukan seluruhnya oleh konsumen. Pemesanan dilayani dengan menggunakan piranti iPad yang ada di counter pemesana. Pilih menunya, dan setelah selesai konsumen akan mendapatkan video pager. Kalau pesanan sudah siap, maka konsumen dapat mengambilnya. Setelah selesai, sisa makanan dan kemasan diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Bagi saya pribadi sih ini bisa menjadi sebuah value tersendiri dalam cara menikmati (dan menghargai) makanan. Susah dan ribet, atau malah sebenarnya tidak repot juga? Kunjungan pertama saya ke Michigo kebetulan kemarin dalam acara pembukaan. Jadi mungkin kapan-kapan saya akan buktikan sendiri dalam kondisi biasa.

Atmosfer dan pengalaman Ada yang berbeda dalam hadirnya Michigo ini, yaitu tentang kehadiran beberapa produk teknologi dalam konsep layanannya. Adopsi kepada konteks “memberikan pengalaman yang lain” kepada konsumen dicoba untuk dikemas dengan lebih efisien dan menarik. Tiga buah iPad berjajar dalam bagian pemesanan.

Empat buah layar besar terpasang di salah satu sisi restoran. Bukan hanya sebagai bagian dari disain interior, tapi ini juga dimanfaatkan sebuah medium interaksi antara restoran dengan pengunjung. Michigo menyebutnya dengan Social Wall.

Konsep dari Social Wall versi Michigo ini adalah untuk menampilkan percakapan/interaksi atau informasi baik dari Michigo dan konsumen (termasuk calon konsumen) yang termonitor melalui situs jejarin sosial seperti Twitter, Foursquare, Instagram, dan juga Pinterest.

Icip-icip Saya sempat mencicipi beberapa menu yang ditawarkan. Salah satu yang wajib dicoba dalam menu adalah: kimchi. Oh ya, foto-foto yang saya ambil memang tidak dalam kondisi kemasan/penyajian yang sebenarnya. Namun, untuk bentuk makanan dan rasa tetap dengan standar yang ditawarkan Michigo. Selain kimchi, saya juga mencicipi Grilled Bulgogi, Gimbab, Spicy Chicken, Sugogi Pajeon, Japchae, dan juga Fishcake Topokkie. Yang mengherankan, kesemuanya cocok di lidah dengan bukti bahwa semua yang saya ambil dalam piring habis tak bersisa.

Rasa dan Harga Sajian ditawarkan dengan kisaran harga Rp 30.000,- sampai Rp. 50.000,-. Apakah ini sesuai dengan rasa dan kualitas makanan? Saya rasa, harga yang ditawarkan masih masuk di kantong. Kalau soal menu favorit dan yang paling enak, saya sendiri juga belum tahu, karena memang belum mencoba dalam kondisi sajian yang penuh.

Mungkin nanti lain kali akan mampir. :) Jika ingin mencoba menu yang ditawarkan, berikut informasi seputar Michigo di Jogjakarta: 

Michigo Colombo — Jl. Colombo 7, Yogyakarta Lokasi sebelah timur Bundaran UGM



Michigo Ambarrukmo Plaza — Jl. Adisutjipto, Yogyakarta Lokasi ada di lantai 3



Informasi melalui website di michigoid.com

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF