Konsep Wilayah: Tugas Geografi
July 27, 2019 | Author: parmanmalam | Category: N/A
Short Description
Download Konsep Wilayah: Tugas Geografi...
Description
TUGAS GEOGRAFI
KONSEP WILAYAH
Uploader : Parman Milanisty
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1. Pengertian Wilayah Banyak ahli memberikan batasan mengenai wilayah, akan tetapi definisi tersebut memiliki beragam perbedaan, tergantung sudut pandang bidang studi ahli tersebut. Salah satu batasan wilayah dikemukakan oleh E.G.R. Taylor pada tahun 1950 sebagai berikut: ‘A region may be defined as a unit area of the earth’s sur face face distingui shable fr om a ’. more area area by the exh exh ibi tion of some some un if ying char acter acter istic or pr opert opert y
Wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu daerah tertentu di permukaan bumi yang dapat dibedakan dengan daerah tetangganya atas dasar kenampakan karakteristik atau properti yang menyatu.
Walaupun ada bermacam batasan pengertian wilayah, ada beberapa unsur kesamaan yang bila disimpulkan akan menjadi tiga dasar penggolongan, yaitu: kelompok pertama mendasarkan definisi pada gejala-gejala kemanusiaan (human phenomena), kelompok kedua mendasarkan pada gejala-gejala alamiah (natural phenomena) dan kelompok ketiga mendasarkan pada gejala-gejala geografi (geographical phenomena) dengan mengkaitkan faktor alamiah dan manusiawi dalam jalinan yang harmonis. Dari pengertian tentang wilayah tersebut, konsep wilayah dapat dikelompokkan dalam: 1. Konsepsi wilayah ditinjau dari segi tipenya, 2. Konsepsi wilayah ditinjau dari rank/hierarkinya, 3. Konsepsi wilayah ditinjau dari segi kategorinya, (Minshull, 1970).
2. Konsepsi wilayah A. Konsep Wilayah Berdasarkan Tipe
Menyoroti arti dan eksistensi wilayah berdasarkan tipe, titik tolaknya ada pada ide-ide homogenitas dan heterogenitas. a. Ide Homogenitas
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dengan kesukaran dalam delimitasinya maka muncul istilah wilayah inti/core inti/core region region (Alexander,1963). Wilayah dari segi homogenitas, yang dipentingkan bukan semata-mata pengenalan sejauh mana batas-batas terluar wilayah tertentu, melainkan mengenal bagian intinya. Mengingat karakter utama suatu wilayah tercermin dari bagian intinya. Daerah inti adalah bagian dari suatu wilayah yang memiliki derajat diferensiasi paling besar diantara wilayah lain, sedang batas batas wilayah dalam pandangan ide homogenitas merupakan bagian dengan derajat diferensiasi terkecil atau nol dari wilayah tetangganya. Daerah peralihan semata-mata merupakan wilayah tersendiri dengan ciri tersendiri. b. Ide Heterogenitas
Dalam ide ini tercermin pola interdependensi dan pola interaksi antara subsistem utama ecosystem ecosystem dengan subsistem utama social system. system. Penekanan utamanya menyangkut segi-segi kegiatan manusia (man’s
activities).
Dalam ide
ini tercermin pola unity in diversity diversity dengan keberbagaian gejala dalam batas batas tertentu tercipta kesatuan hubungan dan pola ketergantungan. Biasanya sistem yang ada dalam batas wilayah tersebut terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Selain menekankan ide heterogenitas juga menekankan pandangan pada ide sentralitas. Banyak cara dalam penentuan batas wilayah (delimitation (delimitation of region), region), baik secara kualitatif maupun kuantitatif, atau generalisasi maupun klasifikasi atau keduanya. Titik berat pada hubungan fungsional maka disebut wilayah fungsional ( functional functional region). region).
B.
KONSEPSI WILAYAH BERDASARKAN HIERARKI
·
landschaftstell : mencerminkan orde suatu wilayah
·
landschaft : gabungan dari landschaftteil
·
landsteil : gabungan dari landschaft
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Berbeda dengan wilayah formal yang statis, wilayah fungsional lebih dinamis karena lebih menekankan pada aspek penggunaan atau perkembangan suatu wilayah. Wilayah fungsional didasarkan atas konsep heterogenitas. Wilayah ini tercermin dengan adanya suatu pola interdependensi dan pola interaksi gejala-gejala yang terdapat di wilayah yang bersangkutan. Misalnya, adanya interdependensi dan interaksi antara industri dan tenaga kerja di wilayah itu. Adanya pabrik di suatu tempat akan mengakibatkan terjadinya arus pekerja di pagi hari yang berangkat dari tempat tinggalnya menuju ke lokasi industri dan pad a sore hari akan terjadi arus pekerja yang pulang menuju rumahnya masing-masing. Dalam hal ini akan terbentuk suatu wilayah yang mencakup pabrik sebagai pusat (core) dan area sekitar pabrik sebagai tempat para pekerja pabrik. Wilayah yang terbentuk seperti itu disebut wilayah fungsional. Penekanan utama wilayah fungsional adalah hubungan fungsional. Dengan adanya kegiatan di suatu pabrik, akan tercipta suatu kesatuan hubungan dan pola ketergantungan antara core (dalam hal ini berarti pabrik) dengan daerah disekitarnya yang berisi orang-orang yang beraktivitas di daerah core. Menurut V. B. Stauberry, wilayah fungsional disebut organic region
karena di dalam wilayah tersebut terdapat hubungan yang hidup. Sementara itu, J. W. Alexander memandang wilayah fungsional sebagai nodal region karena dalam wilayah ini terdapat pusat aktivitas sebagai mata rantai utama dalam sistem ini. Dalam skala besar, region nodal dapat berupa sebuah kota, kota-kota besar , ibu kota (kabupaten, provinsi atau negara), pelabuhan, dan CBD (central bussiness district). Zona yang menjadi pusat suatu sirkulasi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
a. Adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia. b.
Adanya node (pusat) yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir.
c. Adanya wilayah yang makin meluas. d. Adanya jaring-jaring rute tempat berlangsungnya tukar menukar.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa wilayah fungsional terkait dengan interaksi yang berlangsung, baik interaksi yan g bersifat fisik maupun sosial. Interaksi fisik meliputi interaksi antara kota yang dikelilingi daerah sekitarnya, sedangkan interaksi sosial merupakan interaksi antar masyarakat yang menghasilkan perbedaan struktur masyarakat sehingga akan kita jumpai adanya pusat-pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh daerah sekitarnya. Contoh yang paling jelas mengenai wilayah fungsional ialah Kota Jakarta. C. KONSEPSI WILAYAH BERDASARKAN KATEGORI
Wilayah berdasarkan katgorinya memiliki realisasi bermacam-macam. Penggolongan yang umum digunakan adalah: 1. Sin gle Topic Region (wilayah bertopik tunggal) (wilayah
Wilayah yang eksistensinya didasarkan pada satu macam unsur saja. Bila ditinjau dari tipenya dapat berupa wilayah formal atau wilayah fungsional. Contoh: delimitasi wilayah atas curah hujan. Region (wilayah bertopik gabungan) 2. Combined Topic Region
Wilayah yang dibentuk sebagai realisasi gabungan beberapa unsur yang masih satu topik. Contoh: delimitasi regional berdasarkan beberapa topik seperti curah hujan, temperatur dan tekanan udara, dalam jangka waktu panjang akan menghasilkan wilayah dengan iklim berkarakteristik berbeda.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pertanian, data yang diperlukan iklim, keadaan tanah, geomorfologi dan lainnya yang dianggap penting. Region (wilayah total) 4. Total Region
Delimitasi mencakup semua unsur dalam suatu wilayah. Regionalisasi bersifat klasik dengan kesatuan politik sebagai dasar. Keuntungan total region terletak pada pelaksanaannya, terutama ditinjau dari segi administratic convenience. convenience. Akan tetapi kesulitan yang dihadapi lebih banyak karena luasan masalah yang dicakup. 5. Compage
Pertimbangan utama dalam delimitasi adalah menonjolnya aktivitas manusia di suatu tempat, bukan banyak sedikitnya topik. Orientasi titik berat bukan pada physical pada physical setting tapi bobot kegiatan manusia. Konsepsi wilayah berdasarkan kategori ini tidak mengharuskan kita untuk menganut salah satu dari konsep tersebut tapi juga dapat dilakukan kombinasi silang antara berbagai konsep. Hal ini tergantung pada jenis kegiatan, lingkup usaha, masalah, luas daerah dan tujuan perancangan program.
3. Perwilayahan ( Regionalisasi )
Regional (perwilayahan) didalam geografi adalah suatu upaya mengelompokan atau mengklasifikasi unsur-unsur yang sama. Menyusun dan mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu. Sehinnga informasi dapat dipeoleh secara efisien dan ekonomis. Didalam suatu program perencanaan, perwilayahan mempunyai peranan yang sangat penting. Hal itu disebabkan perwilayahan sangat berguna untuk mengetahui variasi karakter dalam suatu wilayah tertentu. Perwilayahan dapat be rmanfaat untuk berbagai kepentingan, antara lain sebagai berikut : 1. Memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna. 2. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi. 3. Menyederhanakan informasi dari suatu gejala dipermukaan bumi yang sangat
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tujuan perwilayahan sebagai berikut.
1.
Menyebar-ratakan pembangunan sehingga dapat dihindarkan adanya pemusatan kegiatan pembangunan yang berlebih-lebihan di daerah tertentu;
2.
Menjamin keserasian dan koordinasi antara berbagai kegiatan pembangunan yang ada di tiap-tiap daerah;
3.
Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan, bukan saja pada para aparatur pemerintah, baik pusat maupun daerah, tetapi juga kepada masyarakat umum dan para pengusaha ( Hariri Hariri Hady, Hady, 1974).
A. Penyamarataan Wilayah (Regional Generalization)
Penyamarataan wilayah (generalisasi regional) adalah suatu proses/usaha untuk membagi permukaan bumi atau bagian dari permukaan bumi tertentu menjadi beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor tertentu dalam populasi yang dianggap kurang penting atau kurang relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter-karakter tertentu. Walaupun pengertian penyamarataan itu sendiri memberi kesan yang bersifat kualitatif, namun dalam pelaksanaannya dapat pula dikerjakan secara kuantitatif. Dalam mengadakan generalisasi regional, perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain sebagai berikut. 1. Skala Peta
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Akibat yang timbul dari penggunaan skala-skala peta yang berbeda-beda tersebut adalah sebagai berikut : 1) makin besar skala peta yang digunakan (makin detail features detail features yang diamati), akan makin kecil derajat penyamarataan wilayah yang dilakukan; 2) makin kecil skala yang digunakan (makin tidak detail detail features yang diamati), features yang akan semakin besar derajat penyamarataan wilayah yang dilakukan. James, (James, 1952). 2. Tujuan Pewilayahan
Tujuan pewilayahan akan mempengaruhi derajat generalisasi yang dilakukan. Untuk pemetaan tata guna tanah misalnya, akan mempunyai derajat geeralisasi yang lebih kecil dianding dengan generalisasi regional untuk tujuan analisis klimatologis. Hal ini banyak dipengaruhi oleh ‘visual features’ yang ada dalam penelitian yang dimaksud. Untuk ‘visual data’ akan mengalami derajat generalisasi yang lebih kecil disbanding dengan dengan ‘unvisual data’, dengan pengertian bahwa faktor -faktor -faktor lain adalah sama. B.
Delemitasi dalam Generalisasi regional
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1) generalisasi wilayah yang menggunakan cara-cara kualitatif 2) generalisasi wilayah yang menggunakan cara-cara kuantitatif. 1. Delimitasi Kualitatif dalam Generalisasi Wilayah
Sifat-sifat yang ada dalam suatu wilayah ditinjau secara menyeluruh akan menimbulkan image image tentang kenampakan-kenampakan yang menyolok dari wilayah tersebut. Dalam konsepsi wilayah inti ini ditekankan bahwa arti penting suatu wilayah bukan terletak pada batas-batasnya, melainkan terletak pada bagian intinya. Hal ini dikarenakan wilayah inti dianggap sebagai bagian yang betul betul mewakili (representative) terhadap sesuatu wilayah. Ide-ide ini sangat menentukan baik-tidaknya suatu penelitian, karena angat berhubungan dengan teknik-teknik teknik-teknik penentuan pemilihan ‘area sampel’ dalam penelitian tertentu. Contoh tentang ide delimitasi kualitatif dal;am regionalisasi wilayah adalah pembagian Indonesia ke dalam beberapa wilayah pembangunan Hariry ( Hady, 1974).
Dalam
hal
ini
Indonesia
dibagi-bagi
kedalam
sepuluh
wilayah
pengembangan, yaitu : 1) Wilayah Pengembangan Utama A, dengan pusat utamanya Medan yang terdiri dari :
Wilayah pembangunan I, meliputi pro[insi Aceh dan Sumatera Utara; Wilayah pembangunan II, meliputi propinsi Sumatera Barat dan Riau.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3) Wilayah Pembangunan Utama C , denganm pusat utamanya Surabaya, yang
terdiri dari :
Wilayah pembangunan V, meliputi propinsi Jawa Timur dan pulau Bali.
Wilayah pembangunan VII, meliputi propinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan propinsi Kalimantan Timur.
4) Wilayah Pembangunan Utama D , dengan pusat utamanya Ujung Pandang,
yang terdiri dari :
Wilayah pembangunan VIII, meliputi propinsi Nusa Tenggara Barat minus pulau Bali, Nusa Tenggara Timur, propinsi Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah;
Wilayah pembangunan IX, meliputi propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara;
Wilayah pembangunan X, meliputi propinsi Maluku dan propinsi Irian Jaya.
2. Delimitasi Kuantitatif dalam Generalisasi Wilayah
Delimitasi yang dikerjakan pada golongan yang kedua ini tidak semata-mata menggunakan parameter-parameter yang sifatnya kualitatif, melainkan lebih ditekankan pada parameter-parameter yang sifatnya kuan titatif.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk mengadakan penggolongan wilayah
secara sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu berdasarkan property tertentu. Penggolongan yang dimaksud haruslah memperhatikan keseragaman sifat dan memperhatikan semua individu. Semua individu yang ada dalam populasi mendapat tempat dalam golongannya masing-masing. Usaha untuk mengubah atau mengeliminir (menghilangkan) data seperti yang terjadi dalam proses generalisasi, tidak terdapat dalam klasifikasi. Tujuan utama klasifikasi adalah tidak untuk menonjolkan sifat tertentu dari sejumlah
individu, melainkan mencari defferensiasi antar golongan. Cara-cara yang dapat dikerjakan dalam klasifikasi dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif. 1. Deferensiasi Jenis dalam Klasifikasi Wilayah
Dalam program-program perencanaan, deferensiasi jenis sangat penting. Hal ini terutama dilakukan untuk mendapat gambaran tentang sifat sesuatu wilayah yang ada. Defeerensiasi jenis kebanyakan dilakukan secara kualitatif. Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini tentang usaha klasifikasi wilayah yang mendasarkan pada penyebaran tata guna tanahnya. Dari data tata-guna tanah yang ada dapat digambarkan tentang wilayah-wilayah yang berbeda-beda dengan masing-masing karakteristiknya. Sampai pada batas-batas tertentu, derajat generalisasi yang ada dalam cara ini masih tampak, walaupun tidak besar. Makin teliti suatu klasifikasi, akan memberikan informasi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Deferensiasi Tingkat dalam Klasifikasi Wilayah nterval M ethod) 1. Metode Interval (I nterval
Oleh karena regionalisasinya didasarkan atas dasar statistic, sifat utamanya adalah kuantitatif. Yang perlu diperhatikan dalam deferensiasi tingkat ini adalah parameter parameter klas yang digunakan untuk dasar penggolongan. Semakin banyak klas-klas yang dibentuk dalam deferensiasinya, atau makin kecil interval yang digunakan sebagai dasar penggolongan, akan semakin banyak informasi yang dapat disadap dari data yang bersangkutan ( Robinson Robinson A. H. & R. D. Sale, 1969). Sale, 1969). archical M ethod 2. Metode Hirarkhis ( H ir archical )
Dalam klasifikasi ini masing-masing klas mempunyai hubungan dengan klas-klas di bawahnya atau di atasnya, karena orde yang lebih tinggi merupakan gabungan dari klas yang dibawahnya (Chorley (Chorley & Haggett, 1970). Haggett, 1970).
View more...
Comments