Konsep Dasar Konseling

March 10, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Konsep Dasar Konseling...

Description

KONSEP DASAR KONSELING Pengertian konseling Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara dan teknikteknik pengubahan tingkah laku lainnya oleh seorang ahli (biasa disebut konselor) kepada individu atau individu-individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien. Ciri-ciri konseling Ciri-ciri pokok konseling adalah sebagai barikut : a. Dilakukan oleh seorang konselor yang kompeten dan ahli dalam menangani konflik atau masalah. b. Melibatkan dua orang yang saling berinteraksi. c. Menggunakan berbagai model interaksi multi dimensional, tidak terbatas pada dimensi verbal saja. d. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah pada pencapaian tujuan. e. Terjadi perubahan tingkah laku klien kearah yang lebih baik. f. Konseling merupakan proses yang dinamis, dimana individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya. Tujuan konseling Tujuan konseling antara lain : a. Perubahan tingkah laku. b. Kesehatan mental. c. Pemecahan masalah. d. Keefektifan pribadi. e. Pengambilan keputusan. Teknik konseling Beberapa macam teknik konseling antara lain : a. Latihan Asertif. Digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar  Terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya Cara : permainan peran dengan bimbingan konselor, diskusi kelompok b. Desensitisasi Sistematis. Memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap Tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. c. Pengkondisian Aversi.

Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki kemunculannya Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan. d. Pembentukan Tingkah Laku Model. Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk Konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor : dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial. Fungsi konseling Fungsi konseling adalah sebagai berikut : a. Fungsi remedial dan rehabilitasi, yaitu fungsi untuk menyembuhkan dan memperbaiki tingkah laku. b. Fungsi edukatif, yaitu upaya mendidik dan mengembangkan diri klien. c. Fungsi preventif, yaitu upaya aktif untuk mencegah individu mengalami masalah. Prinsip-prinsip konseling Prinip-prinsip konseling meliputi : a. Prinsip yang berhubungan dengan sasaran konseling : 1. Melayani semua individu. 2. Menjangkau semua keunikan dan kekompleksan pribadi individu. 3. Sesuai dengan kebutuhan individu. 4. Mengembangkan penyesuaian individu terhadap segala bidang. b. Prinsip yang berhubungan dengan masalah individu : 1. Menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu. 2. Memperhatikan keadaan sosial, ekonomi, dan politik. c. Prinsip yang berhubungan dengan program layanan : 1. Konseling disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan masyarakat. 2. Program konseling harus fleksibel. 3. Pelayanan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan pada anak-anak sampai dewasa. 4. Diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh. d. Prinsip yang berhubungan dengan pelaksanaan layanan : 1. Diarahkan untuk mengembangkan klien. 2. Keputusan yang diambil hendaknya atas kemauan klien sendiri. 3. Permasalahan khusus harus ditangani tenaga ahli yang relevan. 4. Dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dalam perkonselingan. 5. Ada kerja sama antara konselor dengan guru dan orang tua. 6. Tanggung jawab pelayanan konseling dipegang oleh orang yang terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan konseling.

7. Ada program pengukuran dan penilaian terhadap individu. 8. Dilakukan penilaian secara periodik. e. Prinsip di sekolah : 1. Konselor memiliki program yang jelas dan telah ditetapkan. 2. Mempertahankan sikap profesional. 3. Dapat menrerjemahkan peranannya dalam kegiatan nyata. 4. Konselor bertanggung jawab pada semua siswa. 5. Konselor memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa yang mengalami masalah. 6. Konselor harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah. Karakteristik klien dan konselor a. Karakteristik klien : 1. Kepribadian dan keberhasilan konseling. 2. Harapan-harapan klien. 3. Kebutuhan untuk berubah. 4. Kesukaan klien terhadap konselor pria dan wanita. 5. Kewenangan. 6. Kesehatan mental. 7. Introversi. 8. Ketergantungan. b. Karakteristik konselor : 1. Konselor sebagai model. 2. Hubungan konseling. 3. Keberanian melakukan konseling. BAB 3 KONSELING SEBAGAI SUATU SISTEM Sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat unsur yang secara saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Dengan melihat pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sekolah bisa dipandang sebagai suatu sistem dalam proses pendidikan. Karena sekolah merupakan unsur dari berbagai unsur lain yang termasuk dalam pencapaian tujuan pendidikan. Bimbingan dan Konseling merupakan usaha pendidikan, ia merupakan salah satu unsur yang menjadi bagian integral dari sistem pendidikan sekolah. Hal ini dikukuhkan pula dengan dimasukkannya Bimbingan dan Konseling menjadi bagian dari kurikulum sejak diberlakukanya kurikulum 1975. Karena itu Bimbingan dan Koseling yang mempunyai layanan-layanan khusus berfungsi memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Sebagai contoh dapat dilihat antara keterkaitan antara unsur Bimbingan dan Konseling dengan unsur Administrasi atau Supervisi dan unsur Pengajaran atau Kurikulum di dalam proses pendidikan sekolah. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh suatu pengertian bahwa Konseling Sebagai Suatu Sistem adalah cara memandang unsur-unsur yang terdapat dalam proses konseling sebagai suatu sistem dengan mengkaji secara seksama dan mendalam hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam kaitannya dengan masalah klien sehingga konselor dengan mudah dapat menetapkan alternatif bantuan atau teknik konseling yang sesuai, dalam upaya membantu klien mewujudkan bahwa dirinya sebagai individu yang memiliki pribadi yang mandiri. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam proses konseling, antara lain yaitu : 1. Konselor

Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang konselor apabila ia memiliki pendidikan yang cukup dan menguasai teori-teori tentang konseling, serta mempunyai keahlian dan keterampilan dalam melakukan proses konseling. Dalam proses konseling ini, konselor mempunyai peranan untuk dapat membantu klien dalam mengungkapkan masalahnya. Hal ini dilakukan dengan cara berinteraksi sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada klien. 2. Klien Dalam proses konseling, klien adalah penderita. Berperan sebagai penerima alternatif bantuan dari konselor agar bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik. 3. Teknik Konseling Adalah cara atau tindakan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang mengalami masalah yang bermuara pada teratasinya masalah. Teknik ini berperan sebagai alat bantu konselor dalam memberikan masukan yang terbaik untuk kliennya. 4. Suasana Lingkungan Susana lingkungan dalam proses konseling juga memiliki peranan penting, karena dapat dijadikan acuan bagi seorang konselor dalam meberikan alternatif bantuan kepada klien, yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat. Unsur-unsur dalam proses konseling ini harus terpadu dan dipandang sebagai suatu sistem. Perubahan status dari suatu unsur menjadi sistem atau sebaliknya tidak lain adalah pada cara memandang ruang lingkup suatu permasalahan. Jika sebuah unsur dari suatu sistem dipisahkan dengan unsur-unsur yang lain untuk dikaji secara tersendiri, maksudnya ialah agar unsur tersebut dapat dipahami secara mendalam. Demikian pula hubungan antara bagian yang satu dengan yang lainnya dapat ditemukan dan dipahami lebih seksama. Sehingga dapat ditemukan metode-metode pemecahan masalah secara lebih baik. Ditulis dalam Uncategorized

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF