Konsep Dasar Dan Asuhan Keperawatan Personal Hygiene
October 3, 2018 | Author: Syahrul | Category: N/A
Short Description
konsep...
Description
KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE 2.1 Definisi Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, Wartonah, 2006:78) Hygiene personal juga merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit (http://tiovirgo.blogspot.com/2011/12/personal-hygiene.html. Tio D' vertigo. diakses pada 22 Maret 2014 pukul 18.00 WITA) Definisi personal hygiene menurut beberapa ahli diantaranya: a. Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). b. Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005) c. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). d. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan (Potter & Perry. 2005) 2.2 Macam-macam personal hygiene Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), macam-macam personal hygiene diantaranya 2.2.1 Perawatan kulit kepala dan rambut 2.2.2 Perawatan mata 2.2.3 Perawatan hidung 2.2.4 Perawatan telinga 2.2.5 Perawatan kuku kaki dan tangan 2.2.6 Perawatan genetalia 2.2.7 Perawatan kulit seluruh tubuh 2.2.8 Perawatan tubuh secara keseluruhan 2.3 Tujuan perawatan personal hygiene 2.3.1 Meningkatkan derajat kesehatan seseorang 2.3.2 Memelihara kebersihan diri seseorang 2.3.3 Memperbaiki personal hygiene yang kurang 2.3.4 Pencegahan penyakit 2.3.5 Meningkatkan percaya diri seseorang 2.3.6 Menciptakan keindahan 2.4
Faktor-faktor yang memengaruhi personal hygiene
Menurut Potter & Perry.2005, faktor-faktor yang memengaruhi personal hygiene antara lain: 2.4.1 Citra tubuh Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. citra tubuh ini dapat seringkali berubah. Citra tubuh memengaruhi cara mempertahankan hygiene. 2.4.2 Praktik sosial Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat memengaruhi praktik hygiene pribadi. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang memengaruhi perawatan kebersihan. Remaja dapat menjadi lebih perhatian pada hygiene seperti ketertarikan mereka pada teman kencannya 2.4.3 Status sosioekonomi Sumber daya ekonomi seseorang memengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Dalam lingkungan rumah ada kebutuhan untuk menambah alat-alat yang membantu klien dalam memelihara hygiene dalam keadaan yang aman. 2.4.4 Pengetahuan Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. 2.4.5 Variabel kebudayaan Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi memengaruhi perawatan higienis. Orang dari latar kebudayaan berbeda mengikuti perawatan diri yang berbeda 2.4.6 Pilihan pribadi Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih produk yang berbeda (misalnya sabun, sampo, deodoran dan pasta gigi) menurut pilihan dan kebutuhan pribadi. 2.4.7 Kondisi fisik Orang yang menderita penyakit tertentu (misalnya kanker tahap lanjut) atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. 2.5 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu: mandi ,kebersihan mulut, cuci rambut dan kulit, kuku, pakaian. Maka dari itu akan timbul suatu dampak sebagai berikut: 2.5.1 Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. 2.5.2 Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dangangguan interaksi sosial. 2.6 Tanda dan gejala klinis personal hygiene Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut : a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan b. Hidung kotor dan telinga juga kotor c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. e. f. g.
Kulit panjang dan tidak terawat Kuku panjang-panjang dan tidak terawat Badan kotor dan pakaian kotor Penampilan tidak rapi
2.7 Prinsip personal hygiene Kebersiahan kulit dan membran mukosa sangatlah peting karena kulit merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya, kulit menrima berbagai rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman patogen kedalam tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit, gangguan, atau mungkin kelainan yang muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat seseoarang terliaht cantik. Prinsip hygiene personal dapat meliputi beberapa hal: 1. Kulit. Umumnya kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya mengguanakan sejenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat mencegah hilangnya kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, deodoran, dan sampo hendaknya pilih produk yang tidah menimbulkan rasa perih/iritasi. Kulit anak-anak harus rutin membersihkanya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain kotoran. Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut: a. Biasakan mandi minimal 2 kali sehari/setelah beraktivitas b. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif c. Sabuni seluruh tubuh terutama lipatan area kulit seperti sela jari, ketiak belakang telinga, dll d. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah e. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan, hingga kaki. Hal-hal yang membahayakan kulit adalah sinar matahari, rokok, alcohol dan kondisi stress. Pengaruh sinar matahari dapat menyababkan kerusakan pada serat elastin yang memberi kelenturan pada kulit juga kolagen yang membentuk serta menunjang jaringan kulit.rokok dapat mempercepat penuaan jaringan kulit karena zat yang terkandung didalamnya dapat mengurangi cadangan vitamin C dalam tubuh. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan vitamin B dan cadangan vitamin C. kondisi stress dapat memicu berbagai kelainan dalam tubuh termasuk kulit. 2. Kuku Kuku merupakan perlengkapan kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku adalah jaringan yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terletak di dalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku yang sehat berwarna merah muda. Cara-cara dalam merawat kuku antara lain: a. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan mengikir atau memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki di potong dalam bentuk lurus. b. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bias melukai selaput kulit dan kulit disekitar kuku. c. Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan dibawah kuku. d. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan. e. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
3. Rambut Rambut merupakan struktur kulit. Rambur terdiri atas tangkai rmbut yang tumbuh melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung rambut yang terletak di dalam dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilau, tidak berminyak, tidak kering atau mudah patah. Pertumbuhan rambut tergantung pada keadaan umum tubuh. Normalnya rambut tumbuh karena mendapat suplai dari pembuluh-pembuluh darah disekitar rambut. Beberapa hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut antara lain panas dan malnutrisi. Fungsi rambut sendiri adalah untuk keindahan dan penahan panas. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Umumnya, rambut yang pendek mudah perawatannya dibandingkan rambut yang panjang. Cara-cara merawat rambut antara lain: a. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai sampo yang cocok. b. Pangkas rambut agar terlihat rapi. c. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut kerinting dan olesi dengam minyak. d. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena dapat melukai kulit kepala. e. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut. f. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga kepangkal dengan pelan dan hati-hati. 4. Gigi dan mulut Mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan merupakan bagian tambahan dari sistem pernapasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan. Kerusakan gigi dapat disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan manis, mengigit benda keras, dan kebersihan mulut yang kurang. Perawatan gigi dan mulut pada balita ternyata cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia mereka selanjutnya. Beberapa panyakit yang mungkin muncul akibat perwatan gigi dan mulut yang kurang buruk pada balita adalah karier, gingivitis (radang gusi), dan sariawan (Kumpulan Artikel Kesehatan Anak, 2002). Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah pernyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal; tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, Syamsyunir, 1994). Cara merawat gigi dan mulut antara lain; a. Tidak makan yang terlalu manis dan asam. b. Tidak menggunakan gigi dan mulut untuk menggigit dan mencongkel benda keras (misal membuka tutup botol). c. Menhindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah. d. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur. e. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, dan kecil sehingga dapat menjangkau bagian dalam gigi. f. Meletakan sikat gigi 45 derajat dipertemuan gigi dan gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi. g. Menyikat gigi kearah atas bawah seterusnya. h. Memeriksakan gigi secara teratur setiap enam bulan. 5. Mata Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menempel pada pembuluh mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain: a. Usapkan kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar.
b. Saat mengusap mata, guanakan kain yang paling bersih dan lembut. c. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran. d. Bila menggunakan kaca mata hendaklah dipakai. e. Bila mata sakit hendaklah ke dokter. 6. Hidung Cara merawat hidung antara lain: a. Jaga lubang hidung dari kemasukan air atau benda kecil. b. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan napas serta menyebabkan luka pada membran mukosa. c. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka. d. Jangan mengeluarkan kotoran dari hidung dengan menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung. 7. Telinga Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara merawat telinga adalah sebagai berikut: a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan-pelan menggunakan penyedot telinga. b. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan. c. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan ke saluran telinga dan bukan lansung ke gendang telinga. d. Jangan langsung menggunakan peniti atau jepit telinga karena dapat menusuk gendang telinga. 8. Perineum Tujuan perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan pada kulit, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri. Pada wanita, perawatan perineum dilakukukan dengan membersihkan area genitalia eksterna pada saat mandi. Umumnya, wanita lebih suka melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain apabila mereka mampu secara fisik. Sedangkan pada pria, perawatan yang sama juga dilakukan dua kali sehari saat mandi, terutama pada mereka yang belum disirkimsisi. Adanya kulup pada penis menyebabkan urin mudah terkumpul disekitar glans penis. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan berbagai penyakit, contohnya kanker penis. ASUHAN KEPERAWATAN PERSONAL HYGIENE PROSES KEPERAWATAN DAN PERAWATAN KULIT Pengkajian Pengkajian keperawatan terus-menerus sepanjang perawatan higienis. Pertama perawat harus menentukan apakah klien dapat mentoleransi prosedur higienis, yang sering melelahkan. Pengkajian memandu perawat mengidentifikasi tipe perawatan yang diperlukan klien. Kebanyakan pengkajian terjadi pada saat perawat melengkapi kebutuhan higienis klien. Misalnya selama mandi perawat dapat mengobservasi kondisi kulit. Perawat higienis memungkinkan perawat membuat hasil pengkajian untuk beragam hasil masalah pelayanan kesehatan dan menolong menyusun prioritas pelayanan kesehatan. 1. Pengkajian Fisik Kulit Selama klien melakukan hygiene pribadi, perawat mengkaji seluruh permukaan luar menggunakan keterampilan inspeksi dan palpasi untuk mencari perubahan dalam intergumen
misalnya terdapat lesi pada kulit atau terdapat suatu indikasi alergi. Disamping itu perawat juga menentukan kondisi kulit dengan mengobservasi warna, tekstur, turgor, temperature, dan hidrasi kulit. Perawat mengkaji masalah kulit yang disebabkan oleh cara higienis misalnya kulit kering akibat mandi berlebihan. 2. Perubahan Perkembangan Umur memengaruhi kondisi normal kulit dan tipe tindakan higienis yang diperlukan. Kulit neonatus relatif belum matang dimana epidermis dan dermis sehingga kulit terlihat tipis sehingga perawat harus hati-hati dalam merawat neonatus agar tidak terjadi infeksi pada kulit. Lapisan kulit toddler lebih menyatu dari neonatus dan anak memiliki resistensi yang lebih besar terhadap infeksi dan iritasi kulit. Pada tingkat ini anak mulai diajarkan kebiasaan hygiene. Pada tingkat remaja perumbuhan dan maturasi intergumen meningkat. Pada wanita, hormon estrogen menyebabkan kulit menjadi halus, lembut, dan tebal, sedangkan pria hormonnya memproduksi peningkatan ketebalan kulit beberapa berwarna gelap. Kelenjar sebaesa aktif dan mempengaruhi remaja untuk berjerawat. Kondisi kulit dewasa tergantung praktif higienis dan paparan iritan lingkungan. Kulit normalnya elastic, terhidrasi baik, kuat, dan halus/ sedangkan kulit lansia kering dan berkerut. 3. Kemampuan Perawatan Diri Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau teman-teman bagaimana memberikan hygiene. Ketika mandi perawat harus mengkaji keseimbanagan, toleransi aktivitas, kekuatan otot, dan koordinasi klien. Disamping itu ketika mandi perawat juga melihat kebiasaan pasien misalnya kemampuan duduk tanpa didukung, genggaman tangan, alat yang dihubungkan, dan jarak rengtang gerak pada ektremitas klien. Perawat diperlukan jika klien mengalami gangguan kognitif. 4. Risiko Kerusakan Kulit Perawat mencari kondisi tertentu yang menempatkan klien berisiko kerusakan integritas kulit. Imobilisasi, Seorang klien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit atau beberapa penghalang eksternal beresiko kerusakan kulit. Perawat harus waspada akan kloien yang memerlukan bantuan untuk bergerak dan mengubah posisi. Penurunan Sensasi, Banyak klien yang tidak mampu merasakan cedera pada permukaan kulitnya. Klien paralisis, insufisiensi sirkulasi, atau kerusakan saraf local tidak menerima transmisi normal inpuls saraf ketika terlalu panas ataupun terlalu dingin, tekanan, friksi, atau iritan kimia yang dirasakan kulit. Selama mandi perawat mengkaji status fungsi sensori saraf dengan memeriksa nyeri, sensasi, atau sensasi temperature. Perubahan Nutrisi dan Hidrasi, Nutrisi yang adekuat penting untuk mempertahankan integritas kulit yang normal. Klien yang dibatasi asupan kalori dan protein merusak sintesis jaringan, kulit menjadi lebih tipis, kurang elastic, dan lebih lembut. Lansia yang memiliki gigi palsu yang kurang pas akan sulit memenuhi kebutuhan nutrisi yang oenting untuk kesehatan kulit. Klien yang dihospitalisasi yang tidak diizinkan makan menjadi calon untuk masalah nutrisi dan hidrasi sehingga memengaruhi integritas kulit. Sekresi dan Eksresi pada Kulit, pelembab pada permukaaan kulit adalah media untuk pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi local, menghaluskan sel epidermis, dan menyebabkan maserasi kulit yang enghasilkan kerusakan infeksi. Peralatan Eksternal, klien memiliki beberapa jenis alat eksternal yang digunakan pada atau sekitar kulit, jenis alat eksternal yang digunakan pada atau sekitar kulut misalnya alat untuk mengeluarkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit misalnya gips, baju pengikat, pembalut, balutan dan sebagainya.
Diagnosa Keperawatan Pengkajian perawat menampakkan kondisi kulit klien dan kebutuhan klien dan kemampuan memenuhi kebutuhan hygiene pribadi. Perawat meninjau ulang data klien, mempertimbangkan perawatan, meninjau ulang pengetahuan mengenai kondisi awal, mengelompokkan batasan karakteristik dan membuat diagnose keperawatan khusus. Apabila klien mengalami perubahan pada integritas kulit atau sedang berada pada risiko tinggi akan menentukan focus intervensi perawatan, misalnya jika klien berpotensi mengalami kerusakan kulit, perawat merencanakan tindakan preventif, jika klien mengalami kerusakan kulit maka perawat harus memberikan perawatan yang meningkatkan penyembuhan permukaan kulit yang cedera dan mencegah infeksi. Perencanaan Perencanaan harus berfokus pada metode perawatan kulit yang perawat berikam, tujuan yang diharapkan, untuk meningkatkan kondisi kulit, dan beragam tindakan asuhan keperawatan yang perawat lakukan seperti klien mandi, memberikan pengajaran, memberikan dukungan emosional, klarifikasi nilai, dan membantu untuk latihan rentang waktu merupakan beberapa tipe interaksi perawat yang dapat dimasukkan selama hygiene. Perawat harus merencanakan bantuan yang diperlukan bagi klien lemah atay yang mempunyai kekuatan otot yang buruk dan koordinasi yang lemah. Misalnya klien yang mengalami kegemukan dan memerhatikan kondisi klien misalnya klien yang sudah tua atau yang memiliki penyakit serius. Perawat harus mencoba merencanakan asuhan keperawatan higienis selama tes, prosedur, dan kebutuhan klien. Hal ini menjadi sulit di rumah sakit karena tes tidak terjadwal untuk waktu yang khusus. Lingkungan rumah memungkinkan klien lebih berkesempatan untuk memutuskan rencana asuhan. Tujuan klien yang menerima asuhan keperawatan kulit termasuk berikut ini: 1. Klien akan memiliki kulit utuh yang bebas bau badan. 2. Klien akan mempertahankan rentang gerak. 3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan sejahtera. 4. Klien akan berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit. Implementasi 1. Memandikan Orang Dewasa Keleluasaan andi klien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan kemampuan fisik klien dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan untuk klien dengan ketergantungan todal dan memerlukan perawatan higienis total. Jika klien lansia berkulit kering maka direkomendasikan untuk menggunakan sabun pada daerah aksila, genitalia, dan kaki. Mandi sebagian di tempat tidur termasuk memandikan hanya bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi. Klien bergantung dalam kebutuhan hygiene sebagian atau klien terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu mencapai semua bagian tubuhnya. Mandi bak atau shower dapat digunakan untuk memberikan mandi yang lebih teliti daripada mandi di tempat. Keamanan merupakan perhatian utama karena permukaan bak atau pancuran licin. Perawat harus taat pada garis peduman berikut ketika klien menerima atau sedang mandi: 1. Memberikan privasi dengan menutup pintu atau gorden di sekitar ruang mandi. 2. Memelihara keamanan dengan menjaga penghalang samping tempat tidur pada posisi di atas ketika jauh dari sisi tempat tidur klien. 3. Memeilihara kehangatan dengan memberika selimut pada pasien untuk melindungi panas badan yang dapat hilang selama mandi. 4. Meningkatkan kebebasan klien sebanyak mungkin selama aktivitas mandi.
2.
Perawatan Perineum Klien yang membutuhkan perawatan perineum adalah klien yang berisiko besar memperoleh infeksi, sembuh dari operasi rectal atau genital, atau telah menjalani kelahiran. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberika perawatan perineum, terutama yang berlainana jenis kelamin. Oleh karena itu dibutuhkan sikap professional perawat untuk mengurangi rasa malu dan membuat klien tentram. Perawat harus menyadari keluhan panas terbakar selama urinasi, kesakitan yang telokalisasi, eksoriasi, atau nyeri perineum. Klien yang berisiko kerusakan perineum adalam klien yang inkontinensia urine atau fekal, balutan operasi rectal dan perineum, dan kateter urin tetap. 3. Gosokan Punggung Gosokan punggung dilakukan untuk meningkatkan relaksasi, mengendurkan tensi otot, dan menstimulasi sirkulasi kulit. Selama gosokan punggung, perawat dapat mengkaji kondisi kulit pasien. Gosokan yang efektif memerlukan waktu 3 sampai 5 menit perawat harus bertanya pertama kali apakah klien menyukai gosokan karena beberapa klien tidak suka kontak fisik. 4. Memandikan Bayi Bayi dapat dimandikan dengan cara yang sama seperti orang dewasa dengan mandi menggunakan spon atau bak mandi yang kecil. Tetapi perawat harus mengambil tindakan pencegahan khusus karena temperature bayi yang belum matang. Permukaan kulit bayi memiliki pH sekitar 4,95 segera setelah kelahiran. Keasaman yang menutupi ini membantu mencegah perkembangan bakteri pada permukaan kulit. Dengan demikian, air biasa lebih disukai untuk mandi. Perawatan tali pusan merupakan perhatian khusus bagi bayi baru lahir. Ujung umbilicus merupakan perhatian khusus bagi bayi baru lahir sehingga ketika mandi menggunakan spon diberikan pada tali pusat lepas dan kulitnya sembuh. Triple dye digunakan oleh banyak institusi untuk mencega infeksi. Penggunaan alcohol setiap hari pada bagian dasar tali pusat. Mandi Spon, bayi baru lahir dimandikan setelah tanda vitalnya telah stabil. Perawat memakai sarung tangan saat pertama memegang bayi yang kulitnya kotor akibat darah ibunya. Verniks kaseosa, substansi putih keabu-abuan seperti keju, yang menutupi kulit yang sementara memberikan insulasi dan lubrikasi. Peralatan mandi meliputi kemeja, popok, pin pengaman, air biasa agar meminimalkan iritasi kulit dari sabun dan minyak dan peralatan tambahan meliputi tali pusat dan jeli petrolautum. Adapun urutan langkah dalam memandikan bayi adalah perawat mempersiapkan baskom air hangat bertujuan mencegah bayi agar tidak kedinginan. Perawat membersihkan muka, mata dan telinga, dan kulit kepala bayi sebelum melepaskan kemeja dan popok. Mata dan telinga dibersihkan dengan bola kapas dan muka dibersihkan dengan kain yang dilembabkan. Kulit kepala bayi dibersihkan dengan menyeka sekresi apapun dengan kain pembersih. Kemudian perawat menanggalkan baju bayi untuk mandi dengan memandikan daerah genitalia lebih dahulu dan terakhir memandikan bokong menggunakan waslap. Setelah mandi perawat memakaikan popok bersih yang harus pas pada sekitar paha dan perut untuk mencegah kebocoran urin. Mandi di Bak, bayi dapat diberikan mandi di bak setelah umbilicus telah sembuh. Peralatan untuk mandi di bak sama dengan mandi dengan spon. Peralatan harus dalam jangkauan yang mudah antara lain muka, lehar, telinga, mata, dan kulit kepala dicuci sebelum bayi dilepaskan pakainnya dan sebelum dicelupkan ke dalam bak. Perawat menurunkan bayi perlahan ke bak untuk menghindari mereka kaget. Anak harus selalu dipegang dengan benar menggunakan satu tangan. Seringkali bayi menyukai sensasi pencelupan di air, dan bayi yang lebih besar lebih menyukai bermain selama mandi. Setelah mandi perawat membungkus bayi keseluruhan dengan handuk dan dengan lembut tekan sampai mongering, memberikan
perhatian khusus pada lipatan badan. Evaluasi Perawat mengevaluasi mandi dan perawatan kulit klien, prosesnya adalah dinamis karena kondisi klien dapat berubah. Perawat harus mempersiapkan untuk mengubah rencana jika hasil tidak dicapai. Evaluasi melibatkan tindakan pemeriksaan fisik, dan juga pertanyaan yang mengukur pengetahuan klien tentang teknik higiene. PROSES KEPERAWATAN DAN PERAWATAN KAKI Pengkajian 1. Pengkajian Fisik Pengkajian kaki melibatkan pemeriksaan yang teliti tentang semua permukaan kulit yaitu bentuk, ukuran, dan jumlah jari, bentuk kaki, dan kondisi jari kaki. Perawat menginspeksi kaki untuk melihat adanya luka dan mencatat adanya daerah yang kering, inflamasi, atau pecah-pecah. Perawat juga mengkaji gaya berjalan klien, perawat bertanya apakah klien memiliki ketidaknyamanan kaki dan menentukan faktor yang meningkatkan nyeri. Masalah kaki dapat dihasilkan dari perubahan tulang atau otot daripada gangguan kulit. Klien berpenyakit vascular perifer, harus dikaji keadekuatan sirkulasi kaku. Palpasi dari pedis dorsalis dan denyut tibial posterior mengindikasikan apakah dariah yang cukup mencapai jaringan perifer. Edema dan perubahan pada warna kulit, tekstur, dan temperature dapat mengindikasikan bahwa klien membutuhkan perawatan higienis khusus. Jika klien juga diabetic maka perawat harus memeriksa adanya neuropati, yaitu degenerasi saraf perifer yang dicirikan dengan kehilangan sensasi. Hal ini dilakukan dengan memeriksa sensai klien terhadap sentuhan ringan, tusukan peniti, dan suhu. Kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut, dan konveks dengan alas jari pink dan ujung putih tembus cahaya. Pada lansia jari dapat menjadi tebal dan kuning, kuku dikelilingi kutikula, yang tumbuh perlahan melewati jari dan harus secara teratur ditekan ke belakang. Perawat harus menanyakan kepad klien wanita apakah mereka mengecat kukunya karena zat kimia di produk ini menyebabkan kekeringan pada kuku yang berlebihan. Lesi yang meradang pada dasar kuku menyebabkan pembentukan kuku yang tebal, kuku tanduk, yang dapat dilepas dari dasar kuku. 2. Faktor Perkembangan Lansia seringkali memiliki kaki yang kering akrena penurunan sekresi kelenjar sebasea, dehidrasi sel epidermis dan kondisi alas kaki yang buruk. Retakan yang menyebabkan kegatalan umumnya berkembang. Masalah yang umum meliputi metatarsalgia (nyeri di bagian bawah metatarsal), jari palu atau jari cakar, katimumul dan kalus, atritis, kehilangan sensasi, dan kondisi kuku patologis. Infeksi jamur secara umum terjadi di bawah jari kaki yang menyebabkan coretan kuning yang kotor atau perubahan warna total, kuku dapat menjadi buram, bersisik, dan hipertofi. Jika klien lansia memiliki masalah kaki yang kronis maka perawat harus mengkaji masalah jenis pengobatan rumah yang digunakan. 3. Alas Kaki Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku klien. Anakanak atau dewasa yang tidak memakai kaus kaki memiliki keringat yang berlebihan. Perawat juga mengkaji apakah klien menggunakan alas kaki yang bersih setiap hari karena pengulangan pemakaian menyebabkan infeksi. Sepatu yang kebesaran akan mengakomodasi ibu jari yang bengkak atau jari cakar. Bantalan alas kaki bagian dalam membantu mendistribusikan kembali tekanan kepala metatarsal. Pojok sepatu membantu untuk ambulansi. Pengetahuan tentang Praktik Perawatan Kaki dan Kuku Perawat menentukan pengetahuan klien tentang perawatan kaki dan kuku untuk
mengkaji kebutuhan pendidikan. Perawat mengobservasi apakah klien mengetahui bagaimana momotong kuku atau menggunakan produk bebas untuk perawatan kuku dan pemeliharaannya. Jika klien tidak mampung menggambarkan seluruh kakinya, orang lain harus melakukan tugas ini setiap hari. Diagnosa Keperawatan Pengkajian kondisi kaki dan kuku klien menyatakan batasan karakteristik adanya masalah kesehatan actual atau potensial. Faktor yang berhubungan menyebabkan masalah kesehatan klien mengarahkan perawat untuk melakukan asuhan keperawatan suportif atau preventif. Identifikasi yang akurat dari faktor yang berhubungan memastikan perawat memilih intervensi keperawatan yang benar. Perencanaan Perawat memberikan perawatan kuku dan kaki selama mandi di bak atau pada waktu yang terpisah menurut pilihan klien. Jika kuku klien keras atau jika klien tidak mampu melakukan perawatan kuku pribadi maka podiatrist dapat memberika perawatan kuku. Podiatrist dilatih dalam pengobatan masalah kuku dan kaku. Tujuan klien yang menerima perawatan kuku dan kaku meliputi hal-hal berikut: 1. Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut. 2. Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih. 3. Klien akan berjalan dan menganggung berat badan dengan normal. 4. Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar. Implementasi Perawatan kaki dan kuku termasuk perendaman untuk melembutkan kutikula dan lapisan sel tanduk, pembersihan dengan teliti, pengeringan dan pemotongan kuku yang tepat. Perawat dapat memberikan perawatan di tempat tidur dengan klien imobilisasi atau mendudukan klien di kursi. Perawat harus menyisihkan waktu selama prosedur untuk mengajarkan klien dan keluarganya. Perawat dapat menekankan prinsip yang berhubungan untuk meningkatkan sirkulasi yang baik dan mencegah infeksi serta cedera jaringan. Klien yang diabetes atau seseorang berpenyakit vascular berisiko untuk masalah kaki dan kuku akibat darah perifer yang kurang baik ke kaki. Perawat harus mengobservasi perubahan yang menunjukkan neuropati perifer atau insufisiensi vascular. Trauma pada kaki diabetes seringkali tidak diketahui. Dengan adanya kerusakan kulit maka infeksi lebih mudah berkembang karena sirkulasi yang buruk. Perawat menyarankan klien untuk menggunakan pedoman berikut: 1. Periksa kaki setiap hari, meliputi bagian atas dan telapak kaki, tumit, dan daerah di antara jari.’ 2. Mencuci dan merendam kaki setiap hari menggunakan air hangat tidak lebih dari 370C. 3. Jangan memotong katimulmul atau kalus atau menggunakan pembersih. Konsultasi dengan dokter atau podiatrist. 4. Jika kaki berkeringat, gunakan bedak kaki yang lunak. Gunakan sepatu yang berporos sebelah atasnya. 5. Jika ditemuka kekeringan di sepanjang kaku atau di antara jari, gunakan lanolin, baby oil, atau bahkan minyak jagung dan gosok secara lembut di kulit. 6. Mengikir jari kaki lurus dan kotak, jangan menggunakan gunting atau klip, konsultasi ke podiatrist jika diperlukan. 7. Jangan menggunakan sedian bebas untuk mengobati infeksi jamur kaki atau kuku jari yang masuk ke dalam. 8. Hindari pemakaian stoking elastic, kaos kaki tinggi lutut, atau mengikat kaos kaki,
jangan menyilangkan kaki karena dapat merusak sirkulasi ekstermitas bawah. 9. Gunakan kaos kaki dan stoking yang bersih setiap hari. Ganti kaos kaki dua kali sehari jika kaki berkeringat banyak. Kaos kaki harus bebas lubang atau jahitan yang menyebabkan tekanan. 10. Jangan berjalan dengan kaki tanpa sepatu atau kaos kaki. 11. Gunakan sepatu yang pas. Alas sepatu harus fleksibel dan licin. Kain wol dapat digunakan di antara jari yang bergesekan atau saling melengkapi. 12. Sepatu ekstra lebar dan ekstra dalam akan mengakomodasi jari yang cacat, dan bantalan alas mendistribusikan kembali tekanan kepala metatarsal yang menonjol. 13. Jangan menggunakan sepatu baru untuk waktu yang panjang. Gunakan waktu yang singkat beberapa hari untuk melatihnya. 14. Latihan teratur untuk meningkatkan sirkulasi pada kaki. Jalan perlahan dan angkat, putar, lenturkan, dan panjangkan kaki pada pergelangan kaki. 15. Jangan menggunakan botol air panas atau bantalan yang panas pada kaki. Gunakan kaos yang hangat atau lebih baik penutup tambahan. 16. Segera bersihkan luka kecil dan keringkan secara teliti. Hubungi dokter untuk mengobati luka yang lambat sembuh atau laserasi. Peningkatan Kesehatan Untuk membantu klien mengikuti pedoman perawatan kaki dan kuku, mungkin akan bermanfaat untuk memasukkan hal penting lainnya dalam sesi pengajaran, terutama klien adalah lansia. Perawatan yang tepat membantu mereka menjadi lansia yang aktif, dengan demikian memungkinkan mereka berpartisipasi dalam meningkatkan aktivitas promosi kesehatan lain. Evaluasi Respons klien terhadap perawatan kaki dan kuku dievaluasi dengan baik selama beberapa hari atau minggu. Jika klien memiliki masalah, hal ini membutuhkan waktu bagi perubahan untuk meningkatkan. Evaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan dan perawat diperlukan untuk menentukan keberhasilan intervensi. Perawat juga menginstruksi klien dengan cara mengevaluasi praktik perawatan kaki dan kuku pribadi. PROSES KEPERAWATAN DAN PERAWATAN MULUT Pengkajian 1. Pengkajian fisik Perawat memeriksa semua daerah mulut dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti Treponema pallidum, Neissera gonorrhea, dan hominus virus herpes. Jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi, sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan (Greifzu, Radjeski, Winnick,1990) 2. Perubahan perkembangan Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Anak dapat terjadi karies gigi pada gigi susu karena pola makan atau kurangnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanen dan memerlukan perhatian teratur untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah masalah pada tahun-tahun berikutnya. Pada saat orang bertambah tua, praktik hygiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan
mukosa lebih lanjut. Usia yang berhubungan dengan perubahan di dalam mulut,dikombinasi dengan penyakit kronis, ketidakmampuan fisik dan medikasi yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan perawatan mulut yang buruk 3. Faktor-faktor risiko untuk masalah hygiene mulut Klien tertentu berisiko untuk masalah mulut karena kurang pengetahuan tentang hygiene oral, ketidakmampuan melakukan perawatan mulut, atau perubahan integritas gigi dan mukosa akibat penyakit atau pengobatan 4. Masalah umum mulut Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea). Karies gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Untuk yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum adalah peridontal. Penyakit peridomtal adalah penyakit jaringan sekitar gigi seperti peradangan membran periodontal atau ligament periodontal (Mosbly,1994). Halitosis (bau napas) merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini akibat hygiene mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes. Perawat sering menghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi riboflavin, napas mulut, dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis. 5. Masalah mulut lain Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi seperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil karena infeksi atau cedera. Gingivitis adalah peradangan gusi, biasanya karena hygiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus. Diagnosa keperawatan Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan diri. Identifikasi diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan mukosa mulut akibat pemaparan radiasi akan memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan selang endotrakea Perencanaan Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan hygiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawat harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktek hygiene mulut. Beberapa klien sangat sensitive tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien juga tidak sadar mereka berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa mulut akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan hygiene. Tujuan klien yang membutuhkan hygiene mulut
meliputi 1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik 2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar 3. Klien akan mencapai rasa nyaman 4. Klien akan memahami praktik hygiene mulut Implementasi 1. Hygiene mulut Hygiene mulut yang baik meliputi kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan hygiene bergantung pada kondisi rongga mulut klien. 2. Diet Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan makanan, mengurangi asukan kabohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Memakan buah yang mengandung asam juga mengurangi plak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi bakteri yang membentuk pada gigi. Untuk wanita hamil, nutrisi yang tepat penting untuk perkembangan gigi utama dalam kandungan. Jumlah asupan kalsium yang direkomendasikan setiap hari adalah 1200 mg untuk dewasa yang hamil dan 1600 mg untuk remaja yang hamil. 3. Gosok gigi Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus memiliki pengangan yang lurus dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan. Pada lansia dengan penurunan kecekatan dan pegangan membutuhkan pegangan sikat gigi yang lebih lebar yang memberikan kemudahan pegangan. Hal ini dapat dicaoau dengan melubangi bola karet yang lembut dan mendorong pegangan sikat melalui atau dengan menempelkan potongan pendek selang plastik sekitar pegangan. Bulu halus yang bundar menstimulasi gusi tanpa menyebabkan abrasi atau perdarahan. 4. Hygiene mulut khusus Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atau adanya masalah mukosa mulut. Klien yang tidak sadar. Klien ini lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien berisiko stomatis. Kemoterapi, radiasi, dan intubasi selang nasogatrik menyebabkan stomatis. Klien harus membilas mulutnya sebelum dan sesudah makan menggunakan larutan garam setengah sampai satu sendok teh atau baking soda sampai 1 pt air. Klien diabetes. Kunjungan ke dokter gigi diperlukan setiap 3 atau 4 bulan. Semua jaringan ditangani dengan lembut dengan meminimalkan trauma. Klien infeksi mulut. Perawat memberitahukan dokter bila tanda infeksi seperti ulserasi yang tertutupi merah, kering, lidah yang bengkak, halitosis, lidah yang berselaput terjadi . 5. Penggunaan fluoride Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Orang yang tidak memiliki air berfluorida dapat memperoleh fluorid dalam bentuk obat kumur, pasta gigi atau suplemen. Kebanyakan pasta gigi di took sekarang terdiri dari fluorida. Fluorida berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna pada email gigi. Klien harus diberikan nasehat untuk memperhatikan kondisi ini. 6. Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi yang berlilin atau tidak berlilin diantara semua permukaan gigi satu per satu. Gerakan menggergaji digunakan untuk menarik serat halus diantara gigi mengangkat plak dan tartar dari email gigi. Untuk mencegah perdarahan, klien yang menerima kemoterapi atau radiasi harus menggunakan serat halus yang tidak berlilin dan menghindari flossing yang kuat dekat garis gusi. Menempatkan kaca di depan klien membantu perawat mendemonstrasi metode yang tepat untuk memegang serat halus dan membersihkan diantara gigi. 7. Perawatan gigi palsu Klien harus dimotivasi untuk membersihkan gigi palsunya sendiri seperti frekuensi gigi alami untuk mencegah infeksi gingival dan iritasi. Perawat harus membantu perawatan gigi palsu jika klien cacat, tidak punya kemampuan atau bingung. Gigi palsu harus dilepas sebelum pergi tidur untuk memberi istirahat pada gusi dan mencegah bakteri tumbuh dan mukosa meradang Evaluasi Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mukosa atau mencegah cedera mukosa mulut. Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hygiene yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi PROSES KEPERAWATAN DAN PERAWATAN RAMBUT PENGKAJIAN 1. Pengkajian Fisik Sebelum melakukan perawatan rambut, perawat mengkaji kondisi rambut dan kulit kepala. Rambut normal adalah bersih, bercahaya,dan tidak kusut , unuk kulit kepala harus bebas dari lesi. Rambut klien berkulit gelap biasanya lebih tebal, lebih kering, dan lebih keriting daripada rambut klien berkulit terang. Kehilangan rambut (alopesia) dapat disebabkan praktek perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. 2. Perubahan Perkembangan Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan, distribusi, dan kondisi rambut dapat memengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang. 3. Kemampuan Perawatan Diri Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk merawat rambut. Kondisi yang menyakitkan tangan, pegangan tanggan yang lemah, kelemahan, dan hambatan fisik (misalnya gips dan balutan) merupakan beberapa ondisi yang dapat merusak kemampuan klien dalam melakukan perawatan rambut. 4. Praktik Perawatan Rambut Cara untuk mengkaji praktik perawatan rambut seseorang adalah dengan mengobserpasi penampilan rambut. Rambut yang kotor, tidak bersinar, dan kusut mengidentifikasikan perawatan rambut yang tidak tepat. Dengan mengkaji perawatan rambut pilihan klien, perawat dapat mengatur pola rambut klien yang sama dengan bantuan klien untuk member tahu pola rambut klien. Perawat juga mengkaji tipe produk perawatan rambut klien gunakan dan kapan perawatan rambut biasanya dilakukan. DIAGNOSA KEPERAWATAN Masalah yang paling sering didefinisikan perawat setelah melakukan pengkajian rambut dan kulit kepala berpusat pada rasa nyaman dan penampilan. Apabila terdapat lesi
actual atau ketidaknormalan pada kulit kepala maka diagnosa keperawatan berfokus pada integritas kulit kepala. Contoh diagnosa keparawatan NANDA untuk perawatan rambut dan kulit kepala : 1. Defisit perawatan diri: berpakaian berias yang berhubungan dengan: a. Perubahan tingkat kesadaran b. Imobilisasi fisik atau kelemahan 2. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan: a. Laserasi kulit kepala b. Gigitan serangga 3. Nyeri yang berhubungan dengan: a. Lesi kulit kepala b. Akumulasi secret di rambut 4. Gangguan citra diri yang berhubungan dengan: a. Penampilan fisik yang tidak di sisir 5. Risiko infeksi ynag berhubungan dengan: a. Laserasi kulit kepala b. Gigitan serangga PERENCANAAN Praktik perawatan rambut yang baik harus dilakukan rutin untuk memenuhi kebutuhan hygiene klien. Perawat harus ingat bahwa klien tetap sadar akan penampilan mereka. Dengan demikian rencana yang efektif rencana yang efektif memperbolehkan klien untuk memulai dan berpartisipasi dalam tindakan apabila memungkinkan. Pemilihan factor yang tepat berhubungan mempengaruhi rencana asuhan keperawatan. Tujuan klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi: 1. Klien akan memiliki kulit kepala dan rambut yang sehat. 2. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri. 3. Klien akan berpartisipasi dalam praktik keperawatan. IMPLEMENTASI 1. Penyikatan dan Penyisiran Penyikatan membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk rambut dan mencegah pengusutan. Klien yang mampu melakukan perawatan diri harus di motivasi untuk memelihara perawatan rambutnya sehari-hari. Namun untuk klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi, koordinasi yang kurang baik, dan yang bingung memerlukan bantuan perawat. Penyikatan dan penyisiran yang sering menjaga rambut panjang terlihat rapi. 2. Bersampo Frekuensi bersampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal di tempat tidur, perspirasi berlebih, atau pengobatan yang meninggalkan darah atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan bersampo lebih sering. Jika klien mampu mandi shower atau mandi, biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan.jika klien tidak mampu duduk tapi dapat bergeser, perawat perawat dapat memindahkan klien ke brankar untuk transportasi ke bak mandi atau shower yang dilengkapi semprotan yang dipegang. Jika klien tidak mampu untuk duduk dikursi atau berpindah ke brankar maka bersampo dilakukan pada klien dilakukan di tempat tidur. 3. Pencukuran Pencukuran rambut yang berada di bagian wajah dapat dilakukan setelah mandi atau bersampo. Klien yang mudah berdarah seperti yang menerima medikasi antikoagulan, dosis
tinggi aspirin, atau obat anti peradangan nonsteroidal, dan gangguan peerdarahan diinstuksikan untuk menggunakan pisau cukur listrik yang sebelumnya sudah di periksi oleh perawat. Ketika pisau cukur digunakan, kulit harus diperhalus untuk mencegah tarikan, goresan, atau pemotongan. 4. Perawatan Kumis dan Jenggot Klien pria yang berkumis dan berjenggot memerlukan perawatan sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tersebut pening karena partikel makanan dengan mudah berkumpul di rambut. Jika klien tidak mampu merawat diri sendiri maka perawat harus memotong, menyisir, atau mencuci ketika diperlukan atau diminta oleh klien. EVALUASI Evaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk keperawatan rambut klien berdasarkanhasil yang diharapkan dan tujuan perawatan. Perawat menggunakan ukuran evaluativef, seperti meminta klien mendemonstrasikan praktik perawatan rambut atau merawat kembali kondisi rambut dan kulit kepala untuk menentukan keberhasilan intervensi perawatan. PROSES KEPERAWATAN DAN PERAWATAN MATA, TELINGA, DAN HIDING PENGKAJIAN 1. Pengkajian Fisik Secara normal mata terbebas dari infeksi dan iritasi. Sclera terlihat seperti bagian putih dari mata pada anterior. Konjungtiva (garis kelopak mata) jernih, merah muda, dan tanpa inflamasi. Margin kelopak mata kira-kira berdekatan dengan bola mata, dan bulu mata di sebelah luar. Margin kelopak tanpa inflamasi, drainase, atau luka. Bulu mata harus simetris. Pengkajian struktur telinga luar meliputi pemeriksaan aurikel, kanal telinga luar, dan membrane timpani. Selama melakukan tindakan higienis, perawat lebih memperhatikan keberadaan akumulasi serumen atau drainase pada kanal telinga, inflamasi local, atau nyeri. Perawat memeriksa nares untuk tanda-tanda inflamasi, pengeluaran, luka, edema dan deformitas. Mukosa nasal secara normal merah muda, jernih dan memiliki sedikit atau tidak ada pengeluaran. 2. Penggunaan Alat Bantu Sensorik Jika klien meggunakan kacamata, lensa kontak, mata buatan atau alat bantu pendengaran, perawat mengkaji pengetahuan klien, metode yang digunakan untuk merawat alat bantu, dan keberadaan masalah apapunyang disebabkan alat bantu. Penemuan perawat mempunyai implikasi untuk pendidikan klien. 3. Kemampuan Perawatan Diri Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk melakukan perawatan mata, telinga, hidung seperti halnya merawat alat bantu sensorik. Klien yang tidak mampu menggenggem benda kecil, memiliki keterbatasan mobilisasi tangan, memiliki penglihatan yang berkurang, atau kelelahan yang serius memerlukan bantuan perawat atau anggoa keluarga. DIAGNOSA KEPERAWATAN Pengkajian dapat menunjukkan perubahan actual dalam fungsi organ sensorik, masalah pada kemampuan klien untuk melakukan higienis pribadi, atau deficit pemahaman klien tentang higienis. Berfikir kritis digunakan untuk memilih diagnose yang tidak hanya memerlukan peninjauan masalah yang klien tunjukkan tapi pertimbangan klien sebelumnya dengan masalah yang sama. Contoh diagnose keperawatan NANDA untuk masalah mata, telinga, dan hidung: 1. Defisit perawatan diri mandi/higienis yang berhubungan dengan: a. Keterbatasan fisik
b. Kerusakan penglihatan 2. Difisit pengetahuan higienis pribadi yang berhubungan dengan: a. Kekurangan pemaparan informasi b. Kesalahan menginterpretasi informasi 3. Nyeri yang berhubungan dengan: a. Iritasi fisik dari mata b. Inflamasi kanal mata c. Iritasi mekanis nares 4. Risiko infeksi yang berhubungan dengan: a. Praktik higienis yang buruk 5. Perubahan sensorik/perceptual (penglihatan, pendengaran, dan penciuman) yang berhubungan dengan: a. Obstruksi kanal telinga b. Obstruksi nasal c. Inflamasi mata atau infeksi mata lokal IMPLEMENTASI 1. Perawatan Dasar Mata Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap bersih yang dilembabkan dalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Membersihkan kacamata. Kacamata terbuat dari kaca yang diperkeras atau plastic yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Air hangat adalah cukup untuk membersihkan lensa kacamata. Kain yang lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastic dapat tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering. Perawatan lensa kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan, dan kadangkadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkank di atas kornea mata. Langkah dasar perawatan lensa kontak meliputi membersihkan untuk melepas akumulasi dari simpanan airmata, membilas untuk mengangkat kotoran setelah pembersihan, mendesinfeksi untuk melindungi mata dari infeksi, dan melubrikasi untuk mengganti kembali kehilangan air dari lensa dan air mata mealalui evaporasi. Mata palsu. Klien yang menggunakan mata palsu telah memiliki enukleasikeseluruhan bola mata sebagai akibat perubahan tumor, infeksi yang hebat, atau trauma mata. Klien yang menggunakan mata palsu biasanya menyukai merawat mata sendiri.namun ada kalanya perawat harus membantu membersihkan mata buatan. Peningkatan kesehatan penglihatan. Semua klien memperoleh maanfaat dari pembelajaran pedoman sederhana, berikut untuk kesehatan penglihatan. a. Klien berusia di bawah 40 tahun harus melakukan pemeriksaan mata setiap 3 sampai 5 tahun. Pemeriksaan mata dan tes urin untuk glaucoma disarankan setiap 2 tahun untuk semua orang dewasa berusia lebih dari 40 tahun. b. Gejala umum dari gangguan mata meliputi nyeri, fotofobia, penglihatan yang kabur, panas, gatal, air mata yang berlebih, lingkaran cahaya di sekitar cahaya, dan pengapungan. c. Klien harus menghindari obat yang dipakai di rumah untuk masalah mata dan cidera. d. Klien jangan pernah berusaha mengeluarkan benda asing dari mata tepi harus mencari penanganan medis segera. e. Klien harus menggunakan pelindung mata untuk perlindungan ketika terpapar zat kimia yang terbang atau debu di lingkungan kerja. 2. Membersihkan Telinga Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat
tidur. Pembersihan berakhir dengan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk membersihkan. Alat bantu pendengaran adalah instrument yang dibuat miniature yang bekerja sama sebagai system untuk memperkuat suara pada perilaku terkontrol. Ada tiga alat bantu pendengaran yang popular. Alat bantu di dalam kanal (ITC) adalah alat bantu yang terbaru, terkecil, sedikit terlihat dan mesuk seluruhnya dan pas di dalam kanal telinga. Alat bantu di dalam telinga (ITE) cocok ke dalam telinga auditori eksternal dan memberikan penyetelan yang lebih baik. Alat bantu di belakang telinga (BTE) melingkar sekitar dan di belakang telinga yang dihubungkan dengan selang plastic pendek, jernih, pada daun telinga dimasukkan ke dalam kanal auditori. Perawatan alat bantu pendengaran termasuk pembersihan rutin, perawatan baterai, dan teknik insersi yang tepat. 3. Perawatan Hidung Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan telinga ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencederai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struksur mata yang sensitive. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Jika klien menggunakan selang makan atau suksion dimasukkan ke dalam melalui hidung maka perawat harus mengganti plaster yang mengikat selang minimal sekali sehari. Perawat harus selalu membersihkan lubang hidung dengan teliti di sekitar selang karena tempat tersebut terdapat secret yang mengumpul. EVALUASI Evaluasi perawatan mata, telinga, dan hidung harus individual pada dasar fungsi sensori klien dan hasil yang dikehendaki. Perawatan hygiene sendiri tidak meningkatkan fungsi sensori di luar tingkat data dasar klien. Evaluasi harus terus dilakukan. Setelah membuat klien mampu mendemonstrasikan perawatan dan mendapatkan klien mempunyai masalah dlam memanipulasi peralatan maka perawat memperbaiki rencana dan melibatkan anggota keluarga secara langsung.
View more...
Comments