Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Ensefalitis
December 11, 2017 | Author: ARIF WIBOWO | Category: N/A
Short Description
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan tentang Penyakit Ensefalitis...
Description
Konsep dasar Asuhan Keperawatan Ensefalitis
I. Riwayat Penyakit A. Keluhan Utama Hal yang sering menjadi alasan klien atau orang tua membawa anaknya untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kejang disertai penurunan tingkat kesadaran. B. Riwayat Penyakit Sekarang Pada pengkajian klien ensefalitis biasanya didapatkan keluhan yang berhubungan dengan akibat dari infeksi dan peningkatan TIK. Keluhan tersebut diantaranya sakit kepala dan demam yang merupakan gejala awal yang sering terjadi. Sakit kepala berhubungan dengan ensefalitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi selaput otak. Demam umumnya ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit. C. Riwayat Penyakit Dahulu Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkan klien mengalami campak, cacar air, herpes, dan bronkopneumenia. Pengakajian pada anak mungkin didapatkan riwayat menderita penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti virus influenza, varisela, adenovirus, coxsachie, ekhovirus, atau parainfluenza, infeksi bakteri, parasit sel satu, cacing, fungus, riketsia. Pengkajian penggunaan obatobat yang sering digunakan klien, seperti pemakaian obat kortikosteroid, antibiotik dan reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotik) dapat meningkatkan kompherensifnya pengkajian. D. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-lain. E. Pengkajian Psikososiospiritual Pengkajian psikologis klien ensefalitis meliputi beberapa penilaian yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif dan perilaku klien. Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon dan pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, cemas, serta ketidak mampuan untuk untuk melakukan aktifitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Pengkajian mengenai mekanisme koping yang secara sadar biasa digunakan klien selama masa setres, meliputi kemampuan klien untuk mendiskusikan masalah kesehatan saat ini yang telah diketahui dan perubahan perilaku akibat setres.
II. Pemeriksaan Fisik 1) Tanda-Tanda Vital (TTV) Pada klien ensefalitis biasanya didapatkan peningkatan suhu lebih dari normal 39-41. Keadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dari selaput otak yang sudah mengganggu pusat pengatur suhu tubuh. Penurunan denyut nadi terjadi berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK. Jika disertai peningkatan frekuensi nafas sering berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme umum dan adanya infeksi pada sistem pernafasan sebelum mengalami ensefalitis. Tekanan darah biasanya normal atau meningkat karena tanda-tanda peningkatan TIK. 2) B1 (Breathing) Inspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi nafas yang sering didapatkan pada klien ensefalitis yang disertai adanya gangguan pada sistem pernafasan. Palpasi biasanya taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi bunyi nafas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan ensefalitis karena akumulasi sekret dari penurunan kesadaran. 3) B2 (Blood) Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok hipovelemik) yang sering terjadi pada klien ensefalitis yang telah mengganggu autoregulasi dari sistem kardiovaskuler. 4) B3 (Brain) Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. · Pengkajian tingkat kesadaran Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien ensefalitis biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor dan semikomatosa. Jika klien sudah mengalami koma, penilaian GCS
sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk memantau pemberian asuhan. · Pengkajian fungsi serebral Status mental : observasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara, ekspresi wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien ensefalitis tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan. · Pengkajian saraf kranial Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan saraf I-XII Saraf I
: biasanya pada klien ensefalitis tidak ada kelainan dan fungsi
penciuman tidak ada kelainan. Saraf II
: tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal. Pemeriksaan
papiledema mungkin didapatkan terutama pada ensefalitis supuratif disertai abses serebri dan efusi subdural yang menyebabkan terjadinya peningkatan TIK. Saraf III, IV dan VI
: pemeriksaan fungsi dan reaksi pupil pada klien ensefalitis
yang tidak disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan. Pada tahap lanjut ensefalitis yang telah mengganggu kesadaran, tanda-tanda perubahan dari fungsi dan reaksi pupil akan di dapatkan. Dengan alasan yang tidak diketahui, klien ensefalitis mengeluh mengalami fotofobia atau sensitif yang berlebihan terhadap cahaya. Saraf V
: pada klien ensefalitis didapatkan paralisis pada otot sehingga
mengganggu proses mengunyah. Saraf VII
: persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris
karena adanya paralisis unilateral. Saraf VIII
: tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X
: kemampuan menelan kurang baik, sehingga mengganggu
pemenuhan nutrisi via oral. Saraf XI
: tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Adanya usaha dari klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku kuduk. Saraf XII
: lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan normal. ·
Pengkajian sistem motorik
Kekuatan otot menurun, kontrol keseimbangan, dan koordinasi pada ensefalitis tahap lanjut mengalami perubahan. ·
Pengkajian refleks
Pemeriksaan refleks profunda, pengetukan pada tendon, ligamentum atau periosteum derajat refleks pada respon normal. Refleks patologis akan didapatkan pada klien ensefalitis dengan tingkat kesadaran koma. -
Gerakan involunter : tidak ditemukan adanya tremor, tic dan distonia. Pada keadaan tertentu klien biasanya mengalami kejang umum, terutama pada anak dengan ensefalitis disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan ensefalitis. Kejang terjadi sekunder akibat area fokal kortikal yang peka.
·
Pengkajian sistem sensorik Pemeriksaan sensoris pada ensefalitis biasanya didapatkan sensasi raba, nyeri dan
suhu yang normal, tidak ada sensasi abnormal dipermukaan tubuh, sensasi propriosefsi dan diskriminatif normal. Inflamasi pada selaput otak mengakibatkan sejumlah tanda yang mudah dikenali pada ensefalitis. Tanda tersebut adalah kaku kuduk, yaitu adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena adanya spasme otot-otot leher. 5) B4 (Bladder) Pemeriksaan pada sistem kemih biasanya didapatkan penurunan volume urine output, yang berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal. 6) B5 (Bowel) Mual sampai muntah karena peningkatan produksi asam lambung. Pemenuhan nutrisi pada klien ensefalitis menurun karena anoreksia dan adanya kejang. 7) B6 (Bone) Penurunan kekuatan otot dan penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas klien secara umum. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien lebih banyak dibantu oleh orang lain. III.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyerri berhubungan dengan proses inflamasi 2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake in adekuat 4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan/keterbatasan kemampuan 5. Defisist perwatan diri berhubungan dengan kelemahan 6. Distresi spiritual berhubungan dengan penyakit kronis diri/kelemahan. 7. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur perawatan infasif / kebersihan diri
3
RENCANA KEPERAWATAN 3.1 Intervensi Keperawatan
N O 1.
DIAGNOSA
NOC
Nyeri berhubungan Setelah dengan inflamasi
dilakukan
NIC tindakan -
proses keperawatan selama .....x24 jam pasien
dapat
mengontrol
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
nyeri
dengan indikator: - Mengenali faktor penyebab
lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
faktor presipitasi -
observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
-
gunakan teknik komunikasiterapeutik untuk mengetahui
- Mengenali onset (lamanya sakit)
pengalaman nyeri pasien
- Menggunakan
kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
metode -
pencegahan - Mencari
bantuan
tenaga -
kesehatan
kesehatan
bantu
pasien dan keluarga untuk
mencari
dan
menemukan dukungan
- Mengenali gejala-gejala nyeri
sebelumnya
evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
- Melaporkan gejala pada tenaga -
- Mencatat
evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
pengalaman
-
nyeri
kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
-
kurangi faktor presipitasi
- Melaporkan
nyeri
sudah -
terkontrol
2. Hipertermi Faktor
Setelah yang keperawatan
pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
dilakukan selama
....x24
ajarkan tentang teknik non farmakologi
-
berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
-
evaluasi keefektifan kontrol nyeri
-
tingkatkan istirahat
- Monitor suhu sesering mungkin - Monitor IWL
-
Penyakit/trauma
normal dengan indicator :
-
Peningkatan
-
Suhu tubuh dalam rentang normal - Monitor tekanan darah, nadi dan RR
metabolisme
-
Nadi dan RR dalam rentang - Monitor penurunan tingkat kesadaran
berlebihan -
-
yang
pasien
-
pengaturan
Aktivitas
tubuh
jam
kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
berhubungan:
-
suhu
tindakan
-
normal -
Pengaruh
- Lakukan monitoring suhu secara kontinyu - Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor WBC, Hb dan Ht
Temperatur kulit sesuai dengan - Monitor input rentang yang diaharapkan
dan output
monitor keabnormalan
elektrolit
anestesi/
-
Tidak ada sakit kepala
- Monitor adanya aritmia
medikasi
-
Tidak ada nyeri otot
- Monitor ketidakseimbangan asam basa
Tidak ada perubahan warna kulit
- Berikan antipiretik
Ketidakmampua -
n/ penurunan
-
Tidak ada tremor
kemampuan
-
Denyut nadi sesuai dengan yang - Selimuti pasien
berkeringat -
Terpapar
- Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
diharapkan di -
lingkungan
- Berikan cairan IV
Pernafasan sesuai dengan yang - Kompres pada lipatanpaha dan ketiak diharapkan
- Tingkatkan sirkulasi udara - Berikan pengobatan untuk mencegah pasien menggigil
panas
-
Hidrasi adekuat
-
Dehidrasi
-
Melaporkan kenyamanan suhu
-
Pakaian
yang
tubuh
tidak tepa 3. Ketidak
Setelah
dilakukan
tindakan
MONITOR NUTRISI
seimbangan nutrisi
keperawatan selama .....x24 jam
-
Berat badan pasien dalam batas normal
:
status nutrisi pasien normal dengan
-
Monitor adanya penurunan berat badan
indikator :
-
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
Kurang
dari
kebutuhan. Faktor
yang -
berhubungan: -
-
Ketidakmampua
Intake nutrien normal Intake
makanan
dan
dilakuakn cairan
-
Monitor interaksi anak dan orang tua selama makan
normal
-
Monitor lingkungan selama makan
-
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
n menelan
-
Berat badan normal
-
Penyakit kronik
-
Massa tubuh normal
-
Intoleransi
-
Pengukuran biokimia normal
makan -
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
makanan -
-
Kesulitan
Setelah
mengunyah
keperawatan
-
Mual
status nutrisi: intake nutrient pasien -
Monitor makanan kesukaan
-
Muntah
adekuat dengan indikator :
-
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-
Hilang
nafsu -
-
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
makan
-
-
Intake inadekuat -
dilakukan selama
intake kalori
tindakan -
Monitor turgor kulit
.....x24
jam
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
intake protein
konjungtiva
intake lemak
-
Monitor kalori dan intake nutrisi
-
intake karbohidrat
-
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah
-
intake vitamn
-
intake mineral
-
intake zat besi
-
intake kalsium
dan cavitas oval -
Catat jika lidah berwarna megenta, scarlet
MANAJEMEN NUTRISI - Kaji adanya alergi makanan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi - Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi) - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 4. Hambatan
Setelah
dilakukan
tindakan - tentukan batasan gerakan
mobilitas fisik
keperawatan selama
Batasan
......x24
karakteristik :
melakukan ambulasi
- tentukan level gerakan pasien
berjalan dengan indikator:
- jelaskan pada keluarga/pasien tujuan dan rencana latihan
- mempertahankan berat badan
- monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama
- Postur
tubuh
yang tidak stabil - Keterbatasan kemampuan
jam
pasien
- kolaborasi dengan fisioterapis dalam mengembangkan dapat
- melangkah - berjalan lambat
untuk melakukan - berjalan dengan kecepatan sedang ketrampilan motorik kasar - Keterbatasan kemampuan
- berjalan dengan kecepatan lebih cepat - berjalan naik tangga - berjalan menuruni tangga
untuk melakukan - berjalan mendaki
dan menentukan program latihan
gerakan atau aktivitas - lindungi pasien dari trauma selama latihan - bantu pasien untuk mengoptimalkan posisi tubuh untuk gerakan pasif atau aktif - dorong ROM aktif - instruksikan pada pasien atau keluarga tentang ROM pasif dan aktif - bantu pasien untuk mengembangkan rencana latihan
ketrampilan
- berjalan dengan jarak yang dekat
motorik halus - Tidak
(keliling kamar)
- dorong klien untuk menunjukan gerakan tubuh sebelum
ada - berjalan dengan jarak yang sedang
koordinasi
( keluar kamar)
gerakan
- berjalan dengan jarak yang lebih
- Keterbatasan
jauh (mengitari bangsal)
ROM - Kesulitan
Setelah
berbalik
dilakukan
gaya
berjalan
tingkat mobilitas pasien meningkat dengan indikator:
(penurunan
- keseimbangan tubuh
kecepatan
- posisi tubuh
berjalan,
- gerakan otot
kesulitan
- gerakan sendi
memulai berjalan, langkah
sempit
,kaki
diseret,
goyangan
tindakan
keperawatan selama ...x24 jam
- Perubahn
yang
ROM aktif
latihan
berlebihan
pada
posisi lateral) - Penurunan waktu reaksi - Bergerak menyebabkan nafas
menjadi
pendek 5. Defisit
perawatan
Setelah
dilakukan
tindakan -
monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang
diri: Mandi, makan,
keperawatan selama ...x24 jam
mandiri
toileting
pasien dapat melakukan kebersihan -
monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
Batasan
diri dengan indikator pasien dapat :
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
karakteristik : -
-
Mencuci tangan
makan
ketidakmampua -
Menggunakan deodoran
n untuk mandi, -
Membersihkan area perinea
berpakaian,
-
Membersihkan telinga
makan,
-
Menjaga oral hygiene
toileting.
-
Menjaga kebersihan hidung
Faktor
yang
Setelah
dilakukan
-
sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-carae
-
dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki
tindakan
-
dorong untuk
melakukan secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak mampumelakukanya
berhubungan:
keperawatan selama ....x24 jam -
ajarkan klien/keluarga untuk mendorong kemandirian,
-
kelemahan
pasien dapat melakukan aktivitas
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
-
Kerusakan
sehari-hari secara mandiri dengan
mampu untuk melakukanyaberikan aktivitas rutin
kognitif
indikator pasien dapat :
sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
-
6.
Kerusakan
-
makan
neuromuskular
-
berpakaian
-
toileting
-
mandi
-
hygiene
-
oral hygiene
Distres
Spiritual
faktor
yang
Setelah
-
aktivitas sehari-hari
dilakukan
tindakan
pasien dapat meningkatkan rasa
- mengasingkan
keseimbangan terhadap yang Maha
- kesendirian, atau pengasingan sosial,
-
keperawatan selama ....x24 jam
berhubungan :
diri,
Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan
Buka ekspresi pasien terhadap kesendirian dan ketidakberdayaan
-
Beri semangat untuk menggunakan sumber – sumber spiritual
Besar indikator pasien dapat :
-
Siapkan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan pasien
- Mampu
-
Tunjuk penasihat spiritual pilihan pasien
-
Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu
beristirahat
dengan
tenang - Menyatakan
penerimaan
keputusan moral / etika
pasien mengklarifikasi kepercayaan dan nilai, jika diperlukan
- cemas,
- Mengekspresikan
- kurang
deprivasi,
- Menunjukkan hangat
dan
sekarat diri atau orang lain, - nyeri, perubahan
-
damai
berhubungan dengan Tuhan
sosiokultural/
- kematian
rasa
dan
hubungan terbuka
dengan
-
Fasilitasi pasien dalam meditasi, berdoa atau ritual keagamaan
-
pemuka agama - Mengekspresikan terhadap
arti
positif
situasi
dan
atau ritual keagamaan -
keberadaannya
Yakinkan kepada pasien bahwa perawat dapat mensupport pasien ketika sedang menderita
- Menunjukkan afek positif tanpa
penyakit kronis
ansietas
-
perilaku
lebih
Buka perasaan pasien terhadap rasa sakit dan kematian
-
- Menunjukkan
Dengarkan dengan baik komunikasi pasien dan kembangkan rasa pemanfaatan waktu untuk berdoa
perasaan marah, rasa bersalah dan
lain.
Mampu untuk mendengar perasaan pasien
yang
hidup,
diri atau orang
-
Bantu pasien untuk berekpresi yang sesuai dan bantu mengungkapkan rasa marah dengan cara yang baik
positif - Mengekspresikan terhadap
arti
situasi
positif dan
keberadaannya.
7.
RESIKO INFEKSI Faktor resiko :
etelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama .....x24 jam
KONTROL INFEKSI Intervensi :
-
prosedur infasif
status kekebalan pasien meningkat
-
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien Lain
-
ketidakcukupan
dengan indilaktor:
-
Pertahankan teknik isolasi
pengetahuan
-
tidak didapatkan infeksi berulang
-
Batasi pengunjung bila perlu
untuk
-
tidak didapatkan tumor
-
Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat
menghindari
-
status
paparan patogen
-
-
rspirasi
sesuai
yang
berkunjung dan setelah berkunjung
diharapkan
-
Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan
trauma
-
temperatur badan sesuai yang
-
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
kerusakan
-
diharapkan
-
Gunakan
jaringan dan
-
integritas kulit
peningkatan
-
integritas mukosa
-
Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
paparan
-
tidak didapatkan fatigue kronis
-
Berikan terapi antibiotik bila perlu
lingkungan
-
reaksi skintes sesuai paparan
-
Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti
ruptur membran -
universal precaution dan gunakan sarung
tangan selma kontak dengan kulit yang tidak utuh
WBC absolut dbn
kemerahan, panas, nyeri, tumor
amnion
-
Kaji temperatur tiap 4 jam
-
agen farmasi
-
Catat dan laporkan hasil laboratorium, WBC
-
malnutrisi
Setelah
-
peningkatan
keperawatan selama .....x24 jam -
Istirahat yang adekuat
paparan
psien
Kaji warna kulit, turgor dan tekstur, cuci kulit dengan
lingkungan
mengontrol
dilakukan
mengetahui infeksi
tindakan -
cara
cara -
dengan
Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial
hati-hati
patogen
indikator:
proses -
Pastikan perawatan aseptik pada IV line
imunosupresi
-
ketidakadekuata
penularan
-
Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
n imun buatan
penyakit
-
Berikan antibiotik sesuai autran
tidak
Mendeskripsikan
-
adekuat -
faktor
yang -
Ajari pasien dan keluarga tanda dan gejal
pertahanan
mempengaruhi terhadap proses
-
infeksi dan kalau terjadi melaporkan pada perawat
sekunder
penularan penyakit
-
Ajarkan klien dan anggota keluarga
(penurunan Hb, -
Mendeskripsikan tindakan yang
mencegah infeks
leukopenia,
dapat
PROTEKSI INFEKSI
penekanan
pencegahan
respon
penyakit
inflamasi) -
Mendeskripsikan
Ganti IV line sesuai aturan yang berlaku
-
-
-
-
tidak
-
adekuat
pertahanan
-
tubuh
primer
(kulit
tidak
utuh, traumajaringan, penurunan kerja
dialkukan
untuk
proses
penularan
Intervensi : -
Monitor tanda dan gejala infeksi
Mendeskripsikan tanda dan gejala -
Monitor hitung granulosit, WBC
infeksi
-
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Mendeskripsikan
-
Batasi pengunjung
penatalaksanaan yang tepat untuk infeks
bagaimana
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
silia,
cairan
tubuh
statis,
perubahan sekresi
PH,
perubahan
per
istaltik) -
penyakit kronis
View more...
Comments