April 12, 2017 | Author: Roni Hepson Tambun | Category: N/A
Download Kondisi Geologi Dan Geomorfologi Gunung Ungaran Dan Sekitarnya...
KONDISI GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI KOTA SEMARANG DAN SEKITARNYA RONI HEPSON TAMBUN 21100112140089 Email :
[email protected] JURUSAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
ABSTRAK Geology Structure of Semarang city generally in the form of fault, anticline, and breaking. Consisted by the existing Fault type of normal fault, fault shift and fault go up. While for the type of existing anticline cover the Structure of Anticline Bergota, Anticline Candi, and Anticline Karanganyar gunung. and for the structure of breaking which is there in Town Semarang that is Breaking of Tinjomoyo I, II And Breaking Jomblang-Jangli.Pursuant to process of geomorphology and material of compiler of divisible geomorphology Town Semarang for four set of geomorphology that is set of geomorphology of floods plain, river / fan the aluvial, coastal plain / delta and set of geomorphology of fold mountain. Process the geomorphology that happened [in] Town Semarang [is] decay process, erosion, slide, deposisi material, flooding, precipitation and abrasi. Effect of process the sedimentation that happened at coastal plain aluvial between year 1840 until year 1991 there is coastline growth of equal to 303 meter.Several things of related to environmental degradasi in Town Semarang for example ground water potency, diffusion reduction irrigate the, ground water intake, changing of ground water condition, landsubsidence, ground, critical farm erosion, erosivitas rain ( R), erodibilitas land;ground ( K), farm erosion Keyword : Geology, Geomorphologyi, Environmental Degradation
PENDAHULUAN Semarang pada masa lampau adalah perairan.Material Gunung api Ungaran yang terbawa aliran sungai secara intensif membentuk delta yang lambat laun menjadi daratan. Saat ini proses fluvial, marine, dan antropogenik lah yang intensif membentuk morfologi Semarang.
Proses antropogenik bekerja di Kota Semarang dan di pantai marina dimana proses reklamasi pantai dilakukan. Proses fluvial terjadi secara intensif ditambah dengan terjadinya penggundulan hutan di Gunungapi Ungaran, sedimen dalam volume yang banyak terendapkan di Sungai dan menyebabkan terjadinya
pendangkalan.Pendangkalan menyebabkan terjadinya banjir yang sering melanda kota semarang. Secara umum satuan geomorfologi berdasarkan proses yang intensif, Semarang dapat dibagi menjadi 3 satuan bentuklahan yaitu daratan aluvial, kota semarang dan zona reklamasi marina (bentuklahan antropogenik), dan gisik. Tidak setiap zona perubahan lereng dapat ditemukan mata air. Faktor yang mempengaruhi antara lain geologi dan klimatologi lereng.Jika zona perubahan lereng (break of slope) terdapat pada lereng batuan yang masif yang kedap air (impermeable) maka tidak akan ada mata air. Demikian juga bila zona perubahan lereng terdapat pada daerah beriklim kering, maka walau material tekuk lereng dapat menyerap air (permeable) tetap tidak akan ada mataair. Zona tekuk lereng yang dapat ditemukan mata air bila material penyusun lereng adalah material akuifer (dapat menyimpan air) misalnya material gunungapi lepaslepas (volkanoklastika) dan terdapat curah hujan yang cukup. GEOLOGI REGIONAL UNGARAN DAN SEKITARNYA Pulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas empat bagian utama (Bemmelen, 1970) yaitu: – Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat) – Jawa Tengah (antara Cirebon dan Semarang) – Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya) – Cabang sebelah timur Pulau Jawa, meliputi Selat Madura dan Pulau Madura Jawa
Tengah merupakan bagian yang sempit di antara bagian yang lain dari Pulau Jawa, lebarnya pada arah utara-selatan sekitar 100 – 120 km. Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat. Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian barat dibatasi oleh Gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh endapan gunung api muda dari Gunung Rogojembangan, Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Gunung Ungaran merupakan gunung api kuarter yang menjadi bagian paling timur dari Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur gunung api Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu), sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng (Gambar 2.1). Bagian utara Pulau Jawa ini merupakan geosinklin yang memanjang dari barat ke timur (Bemmelen,1970). METODOLOGI Pembuatan paper ini didasarkan pada ketentuan dari praktikum Geologi Dasar acara Geomorfologi. Pada acara praktikum kali ini praktikum dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan untuk
mengetahui keadaan bentang alam yang ada di semarang khususnya Gunung Ungaran dan sekitarnya.Pada praktikum ini dapat diketahui struktur dan bentang alam kota Semarang berdasarkan bentuk bumi ataupun morfologinya.Ledakan gunung ungaran yang sudah lama terjadi memberikan andil terhadap proses pembentukan atau morfogenesa daerah-daerah yang ada di sekitarnya terkhusus kota Semarang. PEMBAHASAN Secara garis besar keadaan geomorfologi dan geologi Semarang dan sekitarnya dapat dibedakan menjadi dua sub unit yaitu, daerah perbukitan di bagian selatan dan dataran aluvial pantai disebelah selatan dan dataran pantai di bagian utara. a.) Daerah Perbukitan Daerah perbukitan ini terletak di bagian selatan yang masih dapat di kelompokkan menjadi : 1. Volkan Ungaran Volkan Ungaran yang ada sekarang ini adalah volkan Ungaran muda yang terbentuk dari aktivitas magma pada awal holosen, yaitu sesudah peruntuhan kerucut utama Ungaran tua. Volkan ini terletak di sebelah selatan Semarang dengan jarak ± 25 km. berdasarkan bentuknya volkan ini dapat di golongkan ke dalam volkan strato. Hal ini karena pada lereng dan kaki volkan terdiri dari bahan lepas seperti breksi lahar dan lapisan tuff. Volkan Ungaran mempunyai beberapa puncak, dari puncak-puncak inilah terjadi aliran lava berbentuk lidah mengalir turun ke
segala arah. Pada lerengnya masih Nampak adanya bekas (sisa Ungaran tua, yang mencapai ketinggian antara 1300-1600 mdpl). Sekarang volkan ini pada fase istirahat, sehingga yang ada berupa gejala-gejala post volkanis seperti sumber air panas, sumber gas belerang di dekat kompleks candi Gedong Songo. 2. Plato Breksi Notopuro Plato Breksi Notopuro adalah daerah di sekitar kompleks Ungaran yang di batasi oleh escarpment (lereng terjal bekas patahan) yang berbentuk lingkaran. Patahan-patahan transversal yang melingkar ini terjadi ketika peruntuhan kerucut volkan Ungaran tua pada akhir Pleistosen. Di bagian utara patahan ini memotong plato breksi notopuro dengan bukit candi. Plato breksi notopuro seluruhnya tertutup oleh bahan-bahan volkanik yang terdiri dari breksi lahar, konglomerat, kerikil, batu pasir, dan tuff hasil erupsi volakn Ungaran tua. Dewasa ini bagian permukaan plato mengalami proses erosi sehingga terjadi lembah-lembah yang berbentuk huruf “V”. 3. Perbukitan Candi (Bukit-Bukit Lipatan) Perbukitan Candi adalah termasuk pegunungan lipatan yang terletak di sebelah utara plato breksi notopuro. Perbukitan ini meliputi daerah selebar antara 4 - 8 km, dengan bukit-bukit yang tidak teratur letaknya pada ketinggian rata-rata 100 mdpl. Lipatan-lipatan pada Bukit Candi terjadi akibat peluncuran ke bawah kerucut volkan Ungaran Tua pada
waktu peruntuhan, sehingga dataran di sebelah utaranya terdesak dan terlipat. Batuan dasar Bukit Candi terdiri dari lapisan Notopuro dan lapisan Seri Damar. lapisan Semi Damar adalah lapisan sedimen klastika dari Ungaran tua. Batuan seri dammar dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1) Seri Damar Bawah, terdiri dari konglomerat bercampur dengan komponen batu kapur, pasir dan tanah liat; (2) Seri Damar Tengah, terdiri dari breksi bercampur dengan komponen batu kapur, batu pasir dan tanah liat; (3) Seri Damar Atas, terdiri dari batu pasir, tuff, dan berselingan dengan lapisan endapan marine yang berupa tanah liat napalan yang mengandung pasir. b.) Dataran Aluvial Pantai Dataran aluvial pantai merupakan daerah yang mempunyai struktur horizontal, dan terjadi karena hasil pengendapan material di pantai laut. Daerah ini mempunyai ketinggian rata-rata kurang dari 200 dpal. Daerah aluvial pantai Semarang adalah daerah yang ada di bagian utara, dan di apit oleh bukit candi di sebelah selatan dan laut Jawa di sebelah utara. Daerah aluvial pantai yang membujur dari arah barat-timur sepanjang pantai utara Jawa. Lebar dataran ini antara 3-4 km, tetapi di antara Weleri dan Kaliwungu (muara Kali Bodri) lebarnya mencapai 16 km. Dataran aluvial pantai ini mempunyai relief yang lebih halus,
dan agak miring ke arah utara. Delta kali Garang misalnya, di tepi laut ketinggian sekitar 1.5 m, bahkan disekitar pelabuhan hanya 0.5 m, tetapi ke arah selatan berangsur-angsur naik mencapai ketinggian antara 5-7 m di perbatasan dengan bukit candi. Batuannya berupa endapan marine holosen yang sebagian besar terdiri dari lempung dan pasir, dengan ketebalan rata-rata 50 m.
KESIMPULAN Struktur Geologi kota Semarang umumnya berupa sesar, antiklin, dan breaking. Terdiri dari jenis sesar yang ada sesar normal,dan kesalahan pergeseran naik.Sedangkan untuk jenis antiklin yang ada mencakup Struktur Antiklin Bergota, Antiklin Candi, dan Antiklin Gunung Karang Anyar. Berdasarkan proses geomorfologi dan bahan penyusun Kota Semarang geomorfologi dibagi untuk empat set geomorfologi yang diatur geomorfologi dataran banjir, sungai / kipas, aluvial pantai polos / delta dan set geomorfologi gunung lipat. Proses geomorfologi yang terjadi di Kota Semarang adalah proses pembusukan, erosi, slide, bahan deposisi, banjir, curah hujan dan abrasi. Pengaruh proses sedimentasi yang terjadi pada aluvial dataran pesisir antara tahun 1.840 sampai tahun 1991 terdapat pantai pertumbuhan sebesar 303 meter. Beberapa hal yang berkaitan dengan degradasi lingkungan di Kota Semarang untuk potensi contoh air tanah, pengurangan difusi mengairi
intake, air tanah, perubahan kondisi air tanah, landsubsidence, tanah, erosi lahan kritis, erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah, tanah (K), erosi pertanian. DAFTAR PUSTAKA Asisten Geologi Dasar, 2012, Praktikum Geomorfologi, Universitas Diponegoro, Semarang. Indonesia
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Penerbit LPP dan Percetakan UNS : Surakarta Gilluly, James., Aaron C. Waters, A. O. Woodford. 1968. Principles of Geology, 3rd Edition. San Francisco and London: W.H. Freeman dan Company. http://alvathea.wordpress.com/ discussion/geomorfologi-semarang/