KOMUNITAS PHBS
June 14, 2019 | Author: Maria Woda | Category: N/A
Short Description
Download KOMUNITAS PHBS...
Description
Askepku keperawatan KAMIS, 22 MARET 2012
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakniPerilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat katamengenai
perilaku
seseorang
menyangkut
kebersihan
yang
dapat
mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah S alah satu faktor yang mendukung mendu kung PHBS adalah kesehatanlingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang harus dipahami dandiinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukandapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut. Sedangkankesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaandalam
hubungan
social,
ketersediaan
sumber
yang
diperlukan
dalam
mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit, p enyakit, mengatasi gangguan kesehatan keseh atan secara wajar, pekerjaan dan pendidikanyang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi terhadap perbedaan jenis, akses darigaris keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan perawatankomunitas. Maka guna tercapainya tercapain ya keberhasilan intervensi perawatan komunitas perlu adanya pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan lingkungan. 1.2 Tujuan 1.2.1 Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan 1.2.2 Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1.2.3 Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan 1.2.4 Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di negara berkembang 1.2.5 Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LINGKUNGAN Pengertian lingkungan berbeda-beda menurut disiplin berbagai disiplin ilmu. Menurut ahli cuaca dan iklim lingkungan berarti atmosfer, ahli sedangkan menurut ahli teknologi lingkungan, makalingkungan berarti atmosfer dengan ruangannya. Ahli ekologi berpendapat bahwa lingkungansama artinya dengan habitat hewan dan tumbuhan.Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada disekitar manusia. Secara lebnih rinci, lingkungan dibagi menjadi beberapa komponen yaitusebagai berikut : 1. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi diantara factorfactor tersebut 2. Lingkungan Biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah semua organisme hidupseperti binatang dan tumbuh ± tumbuhan, serta mikroorganisme lain. 3. Lingkungan sosial. Lingkungan social dimaksud adalah semua interaksi antara manusia, yangmeliputi factor budaya, ekonomi, dan psiko-sosial. 2.2 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap oranghidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992) Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber dayamanusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indikator Kesehatan a. Indikator Positif
Status Gizi
Tingkat Pendapatan b. Indikator Negatif
Mortalitas (Angka Kematian)
Morbiditas (Angka Kesakitan) Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan den gan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, mak anan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
ataumahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh: A. Nilai B. Sikap C. Pendidikan/pengetahuan phbs (perilaku hidup bersih sehat)
Perilaku Hidup Bersih Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. 2.3 KESEHATAN LINGKUNGAN 2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.2003) Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R.L) Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (World Health Organization Expert Commite). Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitasdengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit,serta mencari upaya penanggulangannya (Susanna D. Dkk). 2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan 1. PHBS Rumah Tangga 2. PHBS di Sekolah 3. PHBS di Tempat Kerja 4. PHBS di Tempat-tempat Umum 5. PHBS di Institusi Kesehatan 2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan a. Perumahan bersih dan sehat
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain adalah sebagian berikut: 1. Faktor lingkungan 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat 3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat 4. Kebijakan pemerintah b. Penyediaan air bersih Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak-anak sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia,tiap orang memerlukan air sekitar 30-60 liter per hari. c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja) Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi ilmukesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karenatinja dapat menyebabkan penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll. d. Penanganan sampah Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya berbagai serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikeloladengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat. e. Penanganan air limbah Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempatumum
lainnya.
Pada
umumnya
mengandung
bahan-bahan
atau
zat-zat
yang
dapatmembahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar, air limbah dapat dibagi menjadi:
Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)
Industrial wastes water (berasal dari industri)
Municipal waste water (berasal dari Kotapraja) 2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah: 1. Pembuatan standar kualitas air dan udara 2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan 3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan 4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait den gan lingkungan
5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru 6. Pemeliharaan data dasar 7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuat dapat ditepati. Adapun kegiatan-kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu : a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga 1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban sehat 3. Memberantas jentik di rumah 4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 5. Tidak merokok b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah 1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun 2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok 7. Membuang sampah pada tempatnya c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja 1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok 2. Bebas jentik 3. Jamban Sehat 4. Kesehatan dan keselamatan kerja 5. Olah raga teratur
d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum 1. Menggunakan jamban sehat 2. Memberantas jentik nyamuk 3. Menggunakan Air Bersih e. Kegiatan PHBS di institusi kesehata 1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 3. Membuang sampah pada tempatnya 4. Tidak merokok 5. Tidak meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antaramanusia dan lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Indikator kesehatan lingkungan : 1. Perumahan bersih dan sehat 2. Penyediaan air bersih 3. Penanganan air limbah 4. Penanganan sampah 5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja) 3.2 Saran PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan pemukiman. Oleh karena itu, sangat diharapkan untuk memperhatikan dan
mempraktekan Perilaku Hidup Bersih Sehat dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari penyakit. DAFTAR PUSTAKA http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13http:// www.asho-aceh.org/artikel/Training%20moduleHEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.Mukono.2000. Soemirat, Juli.2004. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya Sumijatun, et al.2005. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres _________ . (2007). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC Diposkan oleh rama di 05.37 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar: Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) CARI BLOG INI Cari
DAILY CALENDAR JUST SAY
Hai para blogger???? salam sehat dariku... :) Selamat datang di blog saya... Blog saya berisi sedikit tentang informasi Asuhan keperawatan yang saya buat dan saya kumpulkan dari beberapa sumber, dan juga berisi tentang informasi kesehatan... Kiranya dapat berguna bagi para blogger semua... God Bless You Full.... ARSIP BLOG
▼
o
►
2012 (18) Juni (4)
o
▼
Maret (14)
Askep Gagal Jantung
GIZI
MALPRAKTEK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI
Hak & Kewajiban Dalam Etika Profesi KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Askep Perdarahan Ante Partum ASKEP PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL
Konsep Personal Higiene askep strok non hemoragik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Karbohidrat ASKEP GAGAL JANTUNG ASKEP TRAUMA KEPALA
ASKEP PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN PADA IBU HAMIL
TOTAL MENGENAI TAYANGAN SAYA LAMAN
18271 rama Lihat profil lengkapku APA PENDAPAT ANDA TENTANG BLOG INI???
SHARE IT
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger .
tugas kelompok komunitas Minggu, 07 April 2013
PHBS SEKOLAH KEL-2 MAKALAH KOMUNITAS PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT ) DI SEKOLAH
Nama Kelompok II ( B-6 ): 1. Barokhatul ( 121.0007 BP ) 2. Choiriyah ( 121.0008 BP ) 3. Dewi Julah ( 121.0009 BP ) 4. Didik Dwi W ( 121.0010BP ) 5. Dyah Hartati ( 121.0011 BP ) 6. Endang ( 121.0012 BP ) 6. Sophia Purwanti ( 121.0032 BP ) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA T.A 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayahnya, serta karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tentang PERILAKU BERSIH HIDUP SEHAT ( PHBS ) DI SEKOLAH. Makalah ini kami susun dengan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan komunitas. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terimakasih
banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah tersebut. Kami menyadari dengan segenap hati bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami. Demikian atas perhatian kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penyusun Kelompok II
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana ( social support ), dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment ). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).
Tujuan PHBS
Menurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PHBS
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu: 1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment) Pemberdayaan
adalah
proses
pemberian
informasi
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau(aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses
pengorganisasian
masyarakat (community
organization) atau
pembangunan
masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. 2. Bina Suasana (Social Support) Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.
3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy) Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai
alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Tatanan PHBS
Ada lima tatanan PHBS yakni: tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan.
BAB II ISI PEMBAHASAN
2.1 PHBS di Tatanan Pendidikan (Sekolah) 2.11 Pengertian PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
Tujuan PHBS di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni: Tujuan Umum: Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Tujuan Khusus: a.
Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
b. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah. c.
Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.
Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat bagi siswa: a.
Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Meningkatkan semangat belajar c.
Meningkatkan produktivitas belajar
d. Menurunkan angka absensi karena sakit Manfaat bagi warga sekolah: a.
Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan
b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua c.
Meningkatnya citra sekolah yang positif Manfaat bagi sekolah:
a.
Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah Manfaat bagi masyarakat a.
Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota a.
Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang baik
b. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah
Sasaran PHBS di Sekolah
a. Siswa Peserta Didik b. Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite Sekolah, dan Orangtua Siswa) c. Masyarakat Lingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)
Strata PHBS di Sekolah Tabel Strata PHBS di Sekolah Strata Pratama Memelihara rambut agar bersih dan rapih Memakai pakaian bersih dan rapih
Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih Memakai sepatu bersih dan rapih Berolahraga teratur dan terukur Tidak merokok di sekolah Tidak menggunakan NAPZA
Strata Madya Perilaku di strata pertama ditambah: 8. memberantas jentik nyamuk
Strata Utama Perilaku di strata madya ditambah: 13. mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 9. menggunakan jamban yang 14. menimbang berat bersih dan sehat badan dan mengukur 10. menggunakan air bersih tinggi badan setiap bulan 11. mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun 12. membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah basah, sampah kering, sampah berbahaya)
Indikator PHBS di Sekolah
A. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
B. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
C. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
D. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. E. Berolahraga Teratur dan Terukur Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
F. Tidak Merokok di Sekolah Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang
rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
G. Tidak Menggunakan NAPZA Anak
sekolah/guru/masyarkat
sekolah
tidak
menggunakan
NAPZA
(Narkotika
Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.
H. Memberantas Jentik Nyamuk Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
I.
Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk lakilaki dan 1:20 untuk perempuan J. Menggunakan Air Bersih Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan seharihari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.
K. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kumankuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernap asan akut (ISPA), dan flu burung.
L. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.
M. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.
N. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.
2.1.2 Keterkaitan PHBS dengan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya untuk membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama sehingga akan membentuk perilaku hidup sehat dan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal. (Effendy, 1998). Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan perestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat
kesehatan peserta didik sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya. Usaha Kesehatan Sekolah juga bertujuan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup: a) menurunkan angka kesakitan anak sekolah, b) meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental, maupun sosial, c) agar peserta didik mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, d) meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah, e) meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol, dan obat berbahaya lainnya. Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program
pokok
(trias)
UKS
yakni:
pendidikan
kesehatan (Health
Education
in
School), pelayanan kesehatan(School Health Service), dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dengan demikian dengan adanya fasilitas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) akan sangat menunjang terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.
2.1.3 Keterkaitan PHBS dengan Keperawatan Kesehatan di Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan kepada anak di tatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat
sekolah
dalam
perencanaan
pelayanan.
Perawatan
kesehatan
sekolah
mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok, dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan, dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan
sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader (Roni, 2010). Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang ditempatkan untuk memberikan arahan terhadap program kesehatan sekolah terkoordinasi. Perawat dapat berperan sebagai manajer, konsultan, pendidik, pelaksana maupun peneliti di bidang keperawatan dengan area khusus sekolah. Perawat dapat melaksanakan skrining kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan keluarganya dan aktif juga dalam mengidentifikasikan anak-anak yang mempunyai masalah kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang ada menyangkut anak usia sekolah seperti memberikan libur kepada siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis, dan parasit lain. Dalam melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat khusus dan kecacatan (Sumijatun, 2005).
The National Association of School Nurses (NASN) menyatakan ada tiga peran perawat komunitas di sekolah yaitu: 1. Peran klinik (Generalist Clinical Role)
Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan pelayanan, konseling, pendidikan kesehatan kepada siswa dan keluarga. Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.
Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan selama jam sekolah. Perawat membaur dengan fungsional sehari-hari komunitas sekolah.
Mengindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan kesehatan (case finding), mengembangkan dan implementasi intervensi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan menyusun kebijakan dan program yang sesuai untuk memecahkan permasalahan baik yang aktual maupun potensial.
2. Peran Perawatan Primer (Primary Role)
Perawat komunitas melaksanakan teknik tindakan keperawatan sesuai prosedur. Selain itu dalam melaksanakan perannya berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain. Beberapa item yang menjadi perhatian dalam peran ini antara lain: kesehatan fisik, kesehatan emosional, kebiasaan (makan, merokok), perhatian sosial (lingkungan rumah, kemiskinan). 3. Peran Manajemen (Management Role) a.
Mengembangkan, koordinasi, dan evaluasi program kesehatan sekolah
b. Mengembangkan dan implementasi kebijakan dan prosedur kesehatan sekolah c.
Manajemen kasus pada siswa dan keluarga dengan kebutuhan kesehatan yang khusus
d. Supervisi dan evaluasi pada tenaga kesehatan yang lain dan mendukung personal
BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat ) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dimasyarakat. PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
3.2 Saran
Diharapkan PHBS di Tatanan Sekolah dapat terlaksana dengan semaksimalmungkin sehingga para peserta didik, guru, dan lingkungan sekitarnya dapat berperilaku hidup yang selayaknya / hidup bersih sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http ://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH/PHBS. Sumijatun,et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.Jakarta : EGC www.phbssekolah.com
h
Diposkan oleh progsus hangtuah di 19.43 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih BaruBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼
o
▼
2013 (4)
April (4) PHBS DI TEMPAT KERJA
SURVEY MAWAS DIRI
Perilaku Hidup Bersih Dalam Keluarga atau Rumah Ta...
PHBS SEKOLAH KEL-2 Mengenai Saya
progsus hangtuah Lihat profil lengkapku Template Awesome Inc.. Gambar template oleh Deejpilot. Diberdayakan oleh Blogger .
View more...
Comments