Komunikasi Antarpribadi Dan Komunikasi Kelompok
April 23, 2019 | Author: Ipank Pramudyananta | Category: N/A
Short Description
Download Komunikasi Antarpribadi Dan Komunikasi Kelompok...
Description
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN KOMUNIKASI KELOMPOK
1. KOMUNI KOMUNIKA KASI SI ANTAR ANTARPRI PRIBAD BADII 1.1
PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komuni Komunikas kasii antarp antarpri ribadi badi (interpersonal interpersonal communicati communication on)) adal adalah ah komuni komunika kasi si antara individu-individu (Littlejohn, 1999). Jenis komunikasi ini melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri suami-isteri,, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya. Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi komunikasi yang paling paling lengkap lengkap dan paling sempurna, sempurna, komuni komunikas kasii antarp antarprib ribadi adi berper berperan an penting penting hingga hingga kapanpu kapanpun, n, selama selama manusi manusiaa masih masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun. Komunikasi Komunikasi antarpribad antarpribadii dipengaruhi dipengaruhi oleh persepsi persepsi interperso interpersonal; nal; konsep diri; diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal. •
Persepsi Interpersonal
Persep Persepsi si adalah adalah member memberikan ikan makna makna pada stimul stimulii indera inderawi, wi, atau atau menafs menafsirk irkan an informasi informasi inderawi. inderawi. Persepi Persepi interperso interpersonal nal adalah memberikan makna terhadap terhadap stimuli stimuli inderawi inderawi yang berasal dari seseorang(komuni seseorang(komunikan), kan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhada terhadap p keberha keberhasil silan an komuni komunikas kasi, i, seoran seorang g pesert pesertaa komuni komunikas kasii yang yang salah salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
•
Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu : 1. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; 2. Merasa stara dengan orang lain; 3. Menerima pujian tanpa rasa malu; 4. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; 5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. •
Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal: 1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif. 2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorangorang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
•
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal
Communication,
menyatakan
bahwa
”Memahami
proses
komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut .”
2. PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK 2.1 Pengertian Komunikasi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin,
1984). Michael
Burgoon (dalam Wiryanto,
2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
2.2
Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.
Para ahli psikologi dan juga hali sosiologi telah mengembangkan berbagai cara untuk mengklasifikasikan kelompok. Ada tiga penjelasan dikotomi : premier-sekunder , rujukan keanggotaan, deskriptif-preskriptif. •
Kelompok Primer-Sekunder Secara sederhana, kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggotaanggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggotaanggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Berdasar karakteristik komunikasinya, kelompok primer-sekunder dibedakan sebagai berikut : -
Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
-
Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
-
Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
-
Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
-
Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
•
Kelompok Rujukan Keanggotaan Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
•
Kelompok Deskriptif-Preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: -
kelompok
tugas
merupkan
kelompok
yang
memiliki
tujuan
untuk
memecahkan masalah -
kelompok penyadar merupakan kelompok yang tugas utamanya menciptakan identitas sosial politik yang baru
-
kelompok pertemuan merupakan kelompok yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus
ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
2.3 •
Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
Konformitas Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekanrekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
•
Fasilitas sosial Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggapmenimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
•
Polarisasi Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung
tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
DAFTAR PUSTAKA Rakhmat, Jalaluddin, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar , Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
View more...
Comments