Kompresor Fan and Blower
March 16, 2018 | Author: PuspitaAnggrainiLim | Category: N/A
Short Description
qq...
Description
KOGENERASI SIKLUS ATAS SISTEM KOMBINASI
Di Susun Oleh : Ridho Anugerah
061440410806
Rizka Elvira Husni
061440410807
Dosen Pengajar : Tahdid S.T.,M.T
Program Studi Teknik Energi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, listrik merupakan salah satu kebutuhan utama kehidupan modern dan ketersediaannya dalam jumlah dan mutu yang cukup, menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju. Kebutuhan masyarakat akan energi listrik sudah mencapai taraf adictif (ketergantungan), sehingga bisa dikatakan listrik juga termasuk kebutuhan primer manusia selain sandang, pangan dan papan. Kebutuhan manusia terhadap listrik yang semakin meningkat setiap harinya membuat pihak terkait perlu memikirkan pembangkit tenaga listrik. Ada bermacam-macam jenis pembangkit tenaga listrik, jenisnya tergantung dari medium kerjanya. Cara umum (konvensional) untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan energi panas ialah dengan membangkitkan listrik dengan generator dan membangkitkan panas dengan boiler, tungku pembakaran dan lain–lain. Meski demikian, pengurangan dari total pemakaian bahan bakar dapat dicapai, jika kogenerasi (dikenal juga dengan combined heat and power, CHP) diterapkan. Dua bentuk energi yang umumnya digunakan adalah energi mekanik dan energi panas. Energi mekanik biasanya digunakan untuk menjalankan generator, sehingga kogenerasi disebut juga: “is the combined production of electrical (or mechanical) and useful thermal energy from the same primary energy source (The European Educational Tool On Cogeneration, 2nd Edition. 2007).
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Kogenerasi ? 2. Bagaimana proses Kogenerasi pada sistem kombinasi ? 3. Jelaskan diagram Ts pada Kogenerasi sistem kombinasi? 4. Bagaimana contoh perhitungan sistem kombinasi?
1.3 Tujuan 1. Menjelaskan yang pengertian Kogenerasi secara tepat. 2. Menjelaskan proses Kogenerasi pada sistem kombinasi. 3. Menjelaskan diagram Ts pada Kogenerasi sistem kombinasi. 4. Menjelaskan perhitungan pada Kogenerasi sistem kombinasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kogenerasi (Cogeneration) Kogenerasi adalah nama baru untuk teknologi yang sudah dimanfaatkan sejak tahun 1800-an. Dalam pengertian yang lebih luas, kogenerasi adalah produksi bersamaan dari uap (fluida panas lainnya) dan listrik dengan satu peralatan konversi energi (BPPT, 2012). Perbedaan fundamental antara alat konversi energi konvesional dengan kogenerasi adalah bahwa pada sistem konvensional hasil yang diproduksi hanya listrik atau uap saja, sedangkan pada sistem kogenerasi keduanya diproduksi sekaligus secara bersamaan dengan penghematan energi. Kogenerasi adalah sumber alternatif energi yang dapat bertahan terus karena potensi penghematan energi yang dihasilkan. Konsep ini membutuhkan pengaturan kerja teknis, ekonomis, dan kelembagaan antara industri serta penyedia utilitas. Suatu peralatan kogenerasi dalam memproduksi listrik dan uap dengan bahan bakar kurang dari 10-30% yang dibutuhkan untuk suatu pembangkit energi konvensional. Perbandingan efisiensi sistem pembangkit konvensional dan kogenerasi dapat dilihat pada gambar 2.1 yang menunjukkan bahwa sistem kogenerasi mampu membangkitkan listrik dan uap dengan jumlah yang sama seperti pembangkit konvensional dimana konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil (UNESCAP, 2000).
Gambar 2.1 Perbandingan efisiensi sistem pembangkit konvensional dan kogenerasi (UNESCAP, 2000)
2.2 Klasifikasi Sistem Kogenerasi Sistem kogenerasi biasanya diklasifikasikan menurut jenis steam (fluida), urutan penggunaan energi dan skema operasi yang diambil. Klasifikasi sistem kogenerasi berdasarkan urutan energi yang digunakan adalah sebagai berikut (UNEP, 2006): a.Siklus atas Dalam siklus atas bahan bakar yang dipasok digunakan untuk memproduksi daya terlebih dahulu dan kemudian energi panas yang merupakan produk samping siklus digunakan untuk memenuhi permintaan proses panas lainnya. Terdapat empat jenis sistem kogenerasi siklus atas: 1) Sistem atas siklus kombinasi Sebuah turbin gas memproduksi listrik atau daya mekanis diikuti oleh boiler pemanfaat panas untuk menghasilkan steam yangdigunakan untuk menggerakan turbin uap sekunder seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Sistem atas siklus kombinasi (UNEP, 2006)
2) Sistem atas turbin uap Pada jenis sistem atas tubin uap (jenis apapun) bahan bakar dibakar untuk menghasilkan steam tekanan tinggi yang kemudian melewati turbin uap untuk
menghasilkan
daya
dengan
buangan steam dari
proses
merupakan steam
bertekanan rendah.
Gambar 2.3 Sistem atas turbin uap (UNEP, 2006)
3) Sistem atas pemanfaatan kembali panas Jenis ini memanfaatkan panas yang diambil dari buangan mesin dan/atau sistem pendingin yang mengalir menuju boiler pemanfaat panas, dimana panas ini diubah menjadi steam untuk proses penggunaan lebih lanjut.
Gambar 2.4 Sistem atas pemanfaatan kembali panas (UNEP, 2006)
4) Sistem atas Turbin Gas Turbin gas menggerakan sebuah generator dan gas buang mengalir ke boiler pemanfaatan panas (HRSG) yang membuat steam dan panas untuk proses.
Gambar 2.5 Sistem atas turbin gas (UNEP, 2006)
2.2 Siklus Brayton 2.2.1 Pengertian Siklus Brayton Siklus
Brayton
adalah siklus
pembangkit
energi
listrik
dengan
menggunakan udara. Udara dihisap masuk oleh kompresor, lalu kemudian dialirkan menuju combustion chamber. Di combustion chamber, udara akan bercampur dengan gas hasil biomassa yang dibakar, sehingga energi pada udara bertambah (dalam bentuk energi panas/entalpi). Udara panas inilah yang kemudian akan digunakan untuk memutar turbin gas, yang kemudian akan memutar generator listrik.Siklus Brayton, atau sering juga disebut open cycle gas turbine, merupakan siklus yang sederhana (karena hanya memiliki 3 komponen utama, kompresor, combustion chamber dan turbin). Selain itu, peralatan yang dibutuhkan juga tidak berat dan ukurannya kecil.
Gambar 2.6 Siklus Brayton Namun, siklus ini juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah sensitivitasnya yang tinggi, dimana efisiensi siklus ini sangat bergantung pada efisiensi tiap komponen dalam siklus (efisiensi kompresor, turbin dan perpindahan kalor pada combustion chamber), karena perubahan efisiensi komponen sejauh beberapa persen punya pengaruh signifikan pada siklus ini. Selain itu, perubahan pada kondisi udara (seperti tekanan atmosfir) juga akan berpengaruh pada efisiensi, karena udara yang digunakan dalam siklus ini diambil dari lingkungan, dan debit udara yang diambil pun lumayan banyak. Selain itu, umumnya komponen dari siklus ini pun tergolong mahal jika dibandingkan dengan komponen siklus lain. Ada beberapa cara untuk meningkatkan efisiensi dari Siklus Brayton, seperti meningkatkan rasio tekanan, regenerasi kalor (panas) gas keluaran turbin, memanfaatkan panas yang keluar untuk menghangatkan ruangan dalam sistem Combined Heat and Power (CHP), atau menggabungkan Siklus Brayton dan Siklus Rankine dengan metode cogeneration atau Combined Cycle Gas Turbine (CCGT). Pada metode cogeneration, gas panas keluaran dari turbin masuk ke heat exchanger untuk disalurkan kalornya ke tempat lain, yaitu air pada siklus rankine. Dengan melibatkan kompresi dan ekspansi pada entropi konstan, disertai penambahan dan pembuangan kalor pada tekanan konstan. Berbeda dengan siklus
bolak-balik lain, seperti siklus diesel, otto, stirling atau siklus lain yang mengkombinasikan isentropi, isobarik, isotermal dan/atau isokorik.
Open Cycle Gas Turbine Engine
Closed Cycle Gas Turbine Engine Seperti siklus lain, siklus ini digambarkan dengan diagram T-s dan diagram p-v, sebagai berikut.
Diagram p-v
Diagram T-s
Dengan batasan, siklus pada loop tertutup fluida kerja, penambahan dan pengurangan kalor terjadi saat tekanan konstan dan fluida kerja adalah gas ideal dengan specific heat property konstan. Keempat proses yang terjadi pada siklus ini berada dalam aliran fluida berkeadaan tunak sehingga kita menganalisanya dengan batasan keadaan tunak. Disertai pengabaian energi kinetik dan potensial sistem. Karena udara mengalir melalui penukar panas pada siklus ideal saat tekanan konstan, maka berlaku P4 / P3 = P1 / P2 Hubungan antara perbandingan tekanan dan perbandingan temperatur dalam kompresi atau ekspansi isentropik, sebagai berikut. rp = P2 / P1 = (T2 / T1)k/(k-1) Kita tinjau kembali skema closed cycle gas turbine engine. Dari sana, dapat kita peroleh efisiensi termal dari siklus, sebagai berikut. η = (Wturbin / m – Wcompressor / m) / (Qin / m) = {(h3 – h4) – (h2 – h1)} / (h3 – h2) dengan (h3 – h4) = cp (T3 – T4) (h2 – h1) = cp (T2 – T1) (h3 – h2) = cp (T3 – T2) η = {cp (T3 – T4) – cp (T2 – T1)} / {cp (T3 – T2)} η = 1 – (T4 – T1)/(T3 – T2) η = 1 – T1/ T2 * {(T4/T1 – 1)/(T3/T2 – 1)
Karena T4/T1 = T3/T2, maka η = 1 – T1/ T2 lalu T1/ T2 = (P1 / P2)(k-1)/k η = 1 – (P1 / P2)(k-1)/k = 1 – 1/(P2 / P1)(k-1)/k sedang kita ketahui bahwa P2 / P1 = rp maka “efisiensi teoritis siklus Brayton”… η = 1 – 1 / rp(k-1)/k dengan k = cp / cv = konstan. Usaha netto satu siklus dideskripsikan awal sebagai berikut Wcycle = (h3 – h4) – (h2 – h1) Wcycle = cp {(T3 – T4) – (T2 – T1)} Wcycle = cp T1 (T3/T1 – T4/T3 * T3/T1 – T2/T1 + 1) Dari persamaan sebelumnya kita ketahui bahwa T4/T3 = (P1 / P2)(k-1)/k T2/T1 = (P2 / P1)(k-1)/k rp = P2 / P1 = (T2 / T1)k/(k-1) Sehingga persamaan daya efektif siklus menjadi… Wcycle = cp T1 (T3/T1 – 1/(rp)(k-1)/k * T3/T1 – (rp)(k-1)/k + 1) Wcycle / cp T1 = T3/T1 (1 – 1/(rp)(k-1)/k) – (rp(k-1)/k – 1)
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor, ruang bakar (combustion chamber), dan turbin. Media kerja udara atmosfer masuk melalui sisi inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali ke atmosfer setelah melewati turbin. Fenomena-fenomena termodinamika yang terjadi pada siklus Brayton ideal adalah sebagai berikut:
(1-2) Proses Kompresi Isentropik Udara atmosfer masuk ke dalam sistem turbin gas melalui sisi inlet kompresor. Oleh kompresor, udara dikompresikan sampai tekanan tertentu diikuti dengan volume ruang yang menyempit. Proses ini tidak diikuti dengan perubahan entropi, sehingga disebut proses isentropik. Proses ini ditunjukan dengan angka 1-2 pada kurva di atas.
(2-3) Proses Pembakaran Isobarik Pada tahap 2-3, udara terkompresi masuk ke ruang bakar. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan diikuti dengan proses pembakaran bahan bakar tersebut. Energi panas hasil pembakaran diserap oleh udara (qin), meningkatkan temperatur udara, dan menambah volume udara. Proses ini tidak mengalami kenaikan tekanan udara, karena udara hasil proses pembakaran bebas berekspansi ke sisi turbin. Karena tekanan yang konstan inilah maka proses ini disebut isobarik.
(3-4) Proses Ekspansi Isentropik Udara bertekanan yang telah menyerap panas hasil pembakaran, berekspansi melewati turbin. Sudu-sudu turbin yang merupakan nozzle-nozzle kecil berfungsi untuk mengkonversikan energi panas udara menjadi energi kinetik (baca artikel berikut). Sebagian energi tersebut dikonversikan turbin untuk memutar kompresor. Pada sistem pembangkit listrik turbin gas, sebagian energi lagi dikonversikan turbin untuk memutar generator listrik. Sedangkan pada mesin turbojet, sebagian energi panas dikonversikan menjadi daya dorong pesawat oleh sebentuk nozzle besar pada ujung keluaran turbin gas.
(4-1) Proses Pembuangan Panas Tahap selanjutnya adalah pembuangan udara kembali ke atmosfer. Pada siklus Brayton ideal, udara yang keluar dari turbin ini masih menyisakan sejumlah energi panas. Panas ini diserap oleh udara bebas, sehingga secara siklus udara tersebut siap untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.
Efisiensi Siklus Brayton Perhitungan energi panas / kalor masuk (qin): qin = h3 – h2 = cp ( T3 – T2 ) Perhitungan energi panas keluar (qout): qout = h4 – h1 = cp ( T4 – T1 ) Perhitungan efisiensi termal (η th):
dimana: η th = efisiensi termal siklus Brayton T1
= temperatur udara inlet kompresor (atmosfer)
T2
= temperatur udara outlet kompresor
P1
= tekanan udara inlet kompresor (atmosfer)
P2
= tekanan udara outlet kompresor
γ
= rasio kapasitas kalor (γ udara pada 20°C adalah 1,67)
2.3 Siklus Rankine 2.3.1 Pengertian Siklus Rankine Siklus
Rankine
adalah
siklus
termodinamika
yang
mengubah
panas
menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% daris eluruh energi listrikyang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari. Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagaisiklus Carnot, terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis, range temperature akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565oC (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30oC. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis
sebesar
63%,
namun
kenyataannya
efisiensi
pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar42%. Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun terdapat dalam jumlah besar, dan murah. Sistem siklus Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Pompa 2. Boiler 3. Turbin 4. Condenser Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa danekspansi dalam turbin tidak isentropic,dengan kata lain proses ini tidak bolak balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yangdibu tuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin.Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik airselama ekspansi
ke
turbin
akibat
kondensasi.
Titik-titik
air
ini
menyerang
turbin,menyebabkan erosidan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkantemperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensisiklus Rankine.
Siklus Rankine dengan pemanasan ulang, dalam siklus ini duaturbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler padatekanan tinggi, Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dandipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah.Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selamaekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensiturbin.
2.3.2 Siklus Rankine regeneratif Konsepnya
hampir
sama
seperti
konsep
pemanasan
ulang.
Yangmembedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenserakan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua.Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampurantemperature, hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
2.3.3 Siklus Rankine Organik Siklus Rankine Organik menggunakan fluida organik seperti n-pentana atau toluene menggantikan air dan uap. Penggunaan kedua jenis fluida tersebutakan mengurangi suplai panas yang dibutuhkan karena rendahnya titik didih dari kedua jenis fluida tersebut sehingga energi matahari sudah cukup untuk mengubah fase fluida tersebut. Meski efisieensi karnot akan berkurang namun pengumpulan panas
yang
dilakukan
pada
temperature
yang
dilakukan pada temperatur rendah akan mengurang banyak biaya operasional.Siklus Rankine sesungguhnya tidak membatasi fluida jenis apa yang digunakan karena pada dasarnya siklus Rankine adalah mesin kalor sehingga efisiensinya dihitung berdasarkan efisiensi Carnot. Konsepnya tidak boleh dipisahkan dengan siklus termodinamika
2.3.4 Proses Siklus Rankine Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Seperti halnya pada siklus Brayton, pada siklus Rankine juga terdapat proses kompresi isentropik, penambahan panas isobarik, ekspansi isentropik, dan pelepasan panas isobarik.
Perbedaan antar
keduanya
terletak pada
fluida kerja
yang digunakan,Siklus Rankine fluida kerjanya adalah dua fase fluida, yaitu cair (liquid) dan uap(vapor), sedangkan siklus Brayton merupakan siklus tenaga gas.Pada siklus tenaga uap Rankine, fluida yang umum digunakan adalah air,sedangkan fluida kerja lainnya adalah potassium, sodium, rubidium, ammonia dansenyawa karbon aromatik. Merkuri juga pernah digunakan sebagai fluida kerjasiklus Rankine, hanya saja harganya sangat mahal dan berbahaya.
Gambar 2.7. Skema Peralatan pada Siklus Rankine Sumber : http://montaraventures.com
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanantinggi.
Pada
tahap
ini
fluida
kerja
berfase
cair
sehingga
hanyamembutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung padatekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja berupa putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunantemperatur
dan
tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat akhirkondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler,kerja yang dihasilkan turbin dan panas yang dibuang pada Kondenser dapat diperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-entropy air-uap air.
Gambar 2.8 Contoh T-s diagram Siklus Rankine
2.3.5 Siklus Rankine Ideal Jika fluida kerja mengalir melalui berbagai komponen dari sebuah siklustenaga uap sederhana tanpa ireversibilitas, penurunan tekanan secara fraksionaltidak akan terjadi pada boiler dan Kondenser, fluida kerja mengalir melaluikomponen komponen ini pada tekanan konstan. Selain itu dengan tidak adanyaireversibilitas dan perpindahan kalor dengan lingkungan sekitar, proses yangterjadi melalui turbin dan pompa adalah isentropic (s=konstan), maka siklus inidisebut siklus Rankine ideal. Mengacu pada gambar dibawah ini , terlihat fluidakerja melewati urutan proses yang reversible secara internal sebagai berikut:
Gambar 2.9. Diagram temperatur-entropi untuk siklus Rankine ideal
Sumber : Moran,Michael j, 20
proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui turbin danuap jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondenser.
proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanan konsan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada kondisi 3.
proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke kondisi 4dalam daerah hasil kompresi.
proses 4- 5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus
2.4 Studi Kasus
2.4.1 Siklus Brayton a. Reaksi Pembakaran CH4 + 2(O2 + 3.76 N2) CO2 + 2 H2O + 7.52 N2 Karena udara yang disupplai 400 % dari udara teoritis sehingga persamaan menjadi CH4 + 8(O2 + 3.76 N2) CO2 + 2 H2O + 6 O2 + 30.08 N2
b. Neraca Energi 0=
𝑄𝑐𝑣 𝑊𝑐𝑣 − + ̅̅̅ ℎ𝑅 − ̅̅̅ ℎ𝑃 𝑛𝑓 𝑛𝑓
Laju perpindahan panas 10 % dari daya bersih yang dihasilkan, sehingga 𝑄𝑐𝑣 = − 0,1 𝑊𝑐𝑣 0=
− 0,1𝑊𝑐𝑣 𝑊𝑐𝑣 − + ̅̅̅ ℎ𝑅 − ̅̅̅ ℎ𝑃 𝑛𝑓̇ 𝑛𝑓̇ 1,1 𝑊𝑐𝑣 = ̅̅̅ ℎ𝑅 − ̅̅̅ ℎ𝑃 𝑛𝑓̇ 1,1 𝑊𝑐𝑣 = ̅̅̅ ℎ𝑅 − ̅̅̅ ℎ𝑃 𝑛𝑓̇
𝑜 𝑜 𝑜 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅ ̅ ̅ ̅ ℎ𝑅 = (ℎ 𝑓 + ∆ℎ)𝐶𝐻4 + 8(ℎ𝑓 + ∆ℎ)𝑂2 + 30,08(ℎ𝑓 + ∆ℎ)𝑁2
̅̅̅ ℎ𝑅 = (−74,850 + 0 )𝐶𝐻4 + 8(0 + 0)𝑂2 + 30,08(0 + 0)𝑁2 = −74,850
𝑘𝐽⁄ 𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒
𝑜 𝑜 𝑜 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅ ̅ ̅ ̅ ℎ𝑃 = (ℎ 𝑓 + ∆ℎ)𝐶𝑂2 + 2(ℎ𝑓 + ∆ℎ)𝐻2 𝑂(𝑔) + 6(ℎ𝑓 + ∆ℎ)𝑂2 𝑜 ̅̅̅̅ ̅ + 30,08(ℎ 𝑓 + ∆ℎ)𝑁2
̅̅̅ ℎ𝑃 = (−393,520 + 28,622 − 9,364)𝐶𝑂2 + 2(−241,82 + 25,218 − 9,904)𝐻2 𝑂(𝑔) + 6(0 + 22,177 − 8,682)𝑂2 + 30,08(0 + 21,529 − 8,669)𝑁2 𝑘𝐽 ̅̅̅ ℎ𝑃 = −359,475 ⁄𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒 1,1 𝑊𝑐𝑣 𝑘𝐽 = [−74,850 − (−359,475)] ⁄𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒 𝑛𝑓̇ 𝑊𝑐𝑣 [−74,850 − (−359,475)] 𝑘𝐽 1 ⁄𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒 𝑥 = 𝑘𝑔 𝑛𝑓̇ 1,1 16,04 ⁄𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒 𝑊𝑐𝑣 𝑘𝐽 = 16,131 ⁄𝑘𝑔 𝑛𝑓̇ Qin adalah LHV(low heating value) dari CH4, karena H2O pada gas buang berfase gas 𝑄𝑖𝑛 = 50,02
𝑘𝐽 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝐽 16,131 ⁄𝑘𝑔 𝑊𝑐𝑣 ƞ= 𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 32,24 % 𝑘𝐽 𝑄𝑖𝑛 50,02 ⁄𝑘𝑔
Panas pada gas buang yang masih bisa dimanfaatkan
𝑘𝐽 −359,475 ⁄𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒 𝑘𝐽 ̅̅̅ ℎ𝑃 = = 22,411 ⁄𝑘𝑔 𝑘𝑔⁄ 16,04 𝑘𝑚𝑜𝑙𝑒 2.4.2 Siklus Rankine
P1 = 80 bar h1 = 2758 kj/kg P2 = 0,08 bar Untuk mendapatkan h2 , terlebih dahulu mencari nilai x (kualitas steam) 𝑠1−𝑠𝑓
5,7432−0,5926
X = 𝑠𝑔−𝑠𝑓 = 8,2287−0,5926 x 100 % = 67,45 % h2 = ℎ𝑓 + 𝑥 ℎ𝑓𝑔 = 173,88 𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔 + 0,6745 (2403,1 𝑘𝑗⁄𝑘𝑔) = 1794 , 77 𝑘𝑗⁄𝑘𝑔 h3 = ( h cair pada kondisi 2 ) = 173,88 h4 = h3 +
𝑤𝑝 𝑚
𝑘𝑗
⁄𝑘𝑔
= h3 + v3 ( P4-P3 ) 5𝑁
10 ⁄ 3 = 173,88 𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔 + (1,0084 x 10−3 𝑚 ⁄𝑘𝑔 ( 80 − 0,08)𝑏𝑎𝑟 𝑥 1 𝑏𝑎𝑟𝑚2 𝑥 1013𝑘𝑗𝑁𝑚 )
= 181,93 𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔 Ƞ =
𝑤𝑡−𝑤𝑝 𝑄𝑖𝑛
=
(ℎ1−ℎ2)−(ℎ4−ℎ3) (ℎ1−ℎ4)
=
(2758−1794 ,77)−( 181,93−173,88) (2758− 181,93)
𝑥 100 %
= 37, 07 % 𝑤 = 𝑤𝑡 − 𝑤𝑝
= (ℎ1 − ℎ2) − (ℎ4 − ℎ3) = (2758 − 1794 , 77) − ( 181,93 − 173,88) = 955,18
𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔
𝑄𝑖𝑛 = (ℎ1 − ℎ2) = (2758 − 181,93 ) = 2576,07
𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔
2.4.3 Sistem Kombinasi Model 1
Turbin
Heater Kompr esor
Boiler Cooler
Turbin
pump
Qin siklus rankine = 2576, 07 Qout siklus brayton = 22,411 Basis 1000
⁄𝑘𝑔
𝑘𝐽 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑔 ⁄ ℎ 𝐶𝐻4
Qout siklus brayton = 22,411 Msteam yang bisa dihasilkan =
Ƞ=
𝑘𝑗
𝑘𝑗
⁄𝑘𝑔 𝑥 1000
Qout siklus brayton Qin siklus rankine
𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝑗 ⁄ ℎ = 22411 ℎ =
𝑘𝑗 ⁄ ℎ 𝑘𝑗 2576,07 ⁄𝑘𝑔 22411
= 8,7
𝑘𝑔⁄ ℎ
𝑚1 ( 𝑊𝑐𝑣 ) + 𝑚2 (𝑤) 𝑚1 (𝑄𝑖𝑛1)
1000 =
𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽 𝑘𝐽 ℎ (16,131 ⁄𝑘𝑔) + 8,7 ℎ (955,18 ⁄𝑘𝑔) 𝑥 100 % 𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝐽 1000 (50,02 ) ⁄ ℎ 𝑘𝑔
= 48,86 %
Daya yang dihasilkan (efisiensi turbin 86 %)
𝑊 = 0,86 (1000 = 21023,805
𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽 𝑘𝐽 ℎ (16,131 ⁄𝑘𝑔) + 8,7 ℎ (955,18 ⁄𝑘𝑔) ) 𝑘𝑗 ⁄ ℎ𝑥
1 𝑘𝑊ℎ 𝑘𝑗 1 ⁄ℎ
𝑥
1 𝑀𝑊ℎ 1000 𝑘𝑊ℎ
= 21,023 𝑀𝑊ℎ
Model 2
S.heater
Turbin
Boiler Cooler
Heater Kompr esor
Turbin
Basis 1000 𝑘𝑔 ⁄ℎ 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 Qout siklus brayton = 22,411 𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔 𝑥 1000 𝑘𝑔 ⁄ℎ = 22411 𝑘𝑗 ⁄ℎ Kita ingin membuat super-heated steam pada 80 bar dengan suhu 740 o C Sehingga panas yang dibutuhkan = h1’ - h1 = 3978,7 𝑘𝑗⁄𝑘𝑔 − 2758 𝑘𝑗⁄𝑘𝑔 = 1220,7
𝑘𝑗 ⁄𝑘𝑔
Msteam yang bisa dihasilkan = Ƞ=
Qin siklus rankine
=
𝑘𝑗 ⁄ ℎ 𝑘𝑗 1220,7 ⁄𝑘𝑔 22411
= 18,3591
𝑘𝑔⁄ ℎ
𝑚1 ( 𝑊𝑐𝑣 ) + 𝑚2 (𝑤) 𝑚1 (𝑄𝑖𝑛1) + 𝑚2 (𝑄𝑖𝑛2)
1000 =
Qout siklus brayton
𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽 ℎ (16,131 ⁄𝑘𝑔) + 18,3591 ℎ ((3978,7 − 1794 ,77) − ( 181,93 − 173,88)) 𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽 1000 ℎ (50,02 ⁄𝑘𝑔) + 18,3591 ℎ ((2576,07))
= 0,5762 𝑥 100 % = 57,62 % Daya yang dihasilkan (efisiensi turbin 86 %) 𝑊 = 0,86 (1000
𝑘𝑔 ⁄ 𝑘𝑔⁄ 𝑘𝐽 ℎ (16,131 ⁄𝑘𝑔) + 18,3591 ℎ ((3978,7 − 1794 ,77) − ( 181,93
− 173,88))) = 48227,25072
𝑘𝑗 ⁄ ℎ 𝑥
1 𝑘𝑊ℎ 𝑘𝑗 1 ⁄ℎ
𝑥
1 𝑀𝑊ℎ 1000 𝑘𝑊ℎ
= 48,227 𝑀𝑊ℎ
BAB III KESIMPULAN
1. Kogenerasi adalah produksi bersamaan dari uap (fluida panas lainnya) dan listrik dengan satu peralatan konversi energi (BPPT, 2012).
2. Sistem atas siklus kombinasi Sebuah turbin gas memproduksi listrik atau daya mekanis diikuti oleh boiler pemanfaat panas untuk menghasilkan steam yangdigunakan untuk menggerakan turbin uap sekunder. 3.
Panas buang yang dapat dimanfaatkanuntuk memanaskan boiler dari studi kasus adalah sebesar 22,411 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔 .
4. Dengan menggunakan kogenerasi sistem kombinasi model 1 dalam hal seperti studi kasus di peroleh tambahan daya yang dihasilkan sebesar 21,023 MWh, sedangkan jika menggunakan model 2 di peroleh tambahan daya yang dihasilkan sebesar 48,227 MWh,
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Hasan M. 2011. Analisis Eksergi Siklus Kombinasi Gas-Uap Unit PLTGU Inderalaya. Prosiding Seminar Nasional AVoER. Palembang.
Nuryansah, Adi. 2014. Analisa Kesetimbangan pada sistem pembangkit kogenerasi pltg. Apriansyah, ddk. 2016. Kogenerasi siklus atas sistem kombinasi. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
View more...
Comments