Komponen Dan Prinsip Sistem Homeostatis
March 30, 2019 | Author: Priyanka Prima Putri | Category: N/A
Short Description
-...
Description
komponen dan prinsip sistem homeostatis FAAL SELULER Fisiologi (ilmu faal) yaitu ilmu yang mempelajari tentang fungsi tubuh atau bagaimana tubuh bekerja Pendekatan faal 1. Pendekatan mekanis yaitu yaitu bagaimana tubuh tubuh bekerja 2. pendekatan teleogis yaitu fenomena berdasarkan kebutuhan tubuh itu sendiri Berkaitan dengan anatomi yaitu fungsi yang terkait dengan struktur (bentuk ,susunan ,interaksi dengan bagian) TINGKAT ORGANISASI DALAM TUBUH Organisme multi sel Fungsi dasar yang dijalankan : Memperoleh zat gizi dan oksigen Menjalankan reaksi kimia Mengaluarkan karbondioksida dan zat sisa Memsintesis protein dan komponen lain Sensitive dan respontif terhadap perubahan Mengontrol pertukaran gas Bereproduksi JARINGAN 4 jaringan besar : jaringan otot ,epitel ,syaraf ,ikat
SISTEM Ada 11 sistem tubuh : Sistem sirkulasi ( cardiovascular ) Sistem pencernaan ( digestive ) Sistem respirasi ( respiratori ) Sistem kemih ( urinary ) Sistem rangka ( skeletal ) Sistem otot ( muscular ) Sistem kulit ( integument ) Sistem pertahanan tubuh ( imun ) Sistem saraf ( neuron ) Sistem hormone ( endokrin ) Sistem reproduksi
SEL Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel y ang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik. Kenapa dinamakan sel prokariotik dan eukariotik? Apa perbedaannya? Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti sebelum dan karyon yang artinya ker nel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya. Sedangkan sel eukariotik, eu berarti sebenarnya dan karyon berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus. Tabel perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik Struktur
Prokariotik
Eukariotik
Membran nucleus
-
+
Membran plastid
-
+
Nukleus
-
+
Nukleolus
-
+
Plastida (plasma sel)
-
+/-
Mitokondria
-
+
Badan golgi
-
+
Kromosom
+ (tunggal)
+ (ganda)
DNA
+ (telanjang)
+ (dengan protein)
RNA
+
+
Histon
-
+
Pigmen
+
+
Pembelahan
amitosis
mitosis/meiosis
Contoh
Hanya bakteri dan arkhea; Protista, tumbuhan, jamur alga hijau biru yang memiliki dan hewan sel prokariotik
Sel terbagi : ORGANEL SEL: 1) Membrane Sel Membrane sel dibentuk oleh lipid dan protein ,lipid berperan untuk menghambat gerakan air dan zat
terlarut antara berbagai kompartemen sedangkan protein membentuk celah yang dapat berupa enzimgolong dalam membrane plasma adalah intisel , retikulum endolplasma,mitokondria ,lisosom dan apparatus golgi. Membrane sel berfungsi untuk membungkus sel ,membrane sel berbentuk t ipis ,lentur dan tebal 7,5 – 10 nm dengan persentase protein55,phospolipid 25 ,kolesterol 13 ,lipid lain 4 dan karbohidrat 3 lipid bilayer phospolipid setebal 2 molekul dengan ujung bipolar bagian hidrofobik ( asam lemak ) ditengah – non polar mudah dilewati oleh O2 dan CO2 serta alcohol bersifat cair dan tidak padat —mudah bergeser ujung polar—hidrofilik bermuatan listrik ,mengandung gugus fosfat yang bermuatan negative Membrane berisi kolesterol—menimbulkan stabilitas cairan dan membrane. Protein umum pada membrane plasma adalah : umumnya adalah glikoprotein Integral: muncul dikedua permukaan ,merupakan saluran air dan ion larut air serta bersifat selektif dan berperan dalam transfor aktif dan enzim Protein perifer:terdapat pada suatu permukaan dalam berperan dalam pengontrolan fungsi intrasel Karbohidrat Bentuk glikoprotein atau glikolipid Proteoglikan :glokokaliks diluar permukaan bersifat bermuatan negative dan akan menolak muatan negative lainnya ,melekat pada glikoliks sel lain,kemudian sebagai substansi reseptor hormone dan terlibat dalam reaksi imun 2) Reticulum Endoplasma - jaringan vesikel dan tubulus berisi enzim - luas permukaan bias 30-40x membrane sel - RE granularis : RNA + protein dan ber peran dalam sintesa protein baru - RE agranulari: berperan dalam sintesa substansi lipid dan proses enzimatik - Fungsi RE: ? Sintesis protein RE granularis yang dikirim ke sitoplasma dan matriks endoplasma ? Sintesis lipid :RE agranularis yaitu phospolipid dan kolesterol dan bergabung bersama lipid bilayer RE ,kemudian RE membentuk vesikel —memisahkan dri ? Sintesis enzim:pengontrol glikogenolisis dan enzim detoksifikasi zat peruksak sel 3) Mitokondria - Merupakan generator sel yang mem bentuk ATP - Biasa memperbanyak diri dan mengandung DNA 4) Lisosom - Merupakan organel vesikuler ,lepas dari golgi - Berperan dalam system pencernaan intrasel - Berisi enzim hidrolisis guna memecah protein , glikogen dan lipid - vesikel bersifat digestif - sisa digesti dikeluarkan secara eksositosis 5) Apparatus Golgi - bersama vesikel RE memproses zat m enjadi lisosom ,vesikel sekresi dan komponen lainnya - berfungsi sebagai: sintesis karbohidrat tertentu ? komponen utama proteoglikan ? komponen utama substansi interstitium ? komponen utama matrik rawan dan tulang
? pemprosesan protein dari RE ? pembentukan vesikel sekresiyang bergabungbersama membrane sel dan mengeluarkan isi secar a eksositosis Nucleus Merupakan pusat kontol sel : DNA Membrane nucleus: terdiri dari 2 lapis dimana lapisan luar menyatu dengan RE ruang antar lapisan berhubungan dengan RE berisi ribuan pori – pori Nucleoli: tanpa membrane dan merupakan akumulasi RNA dan protein Sitoplasma o Berisi elektrolit ,protein ,lipid dan karbohidrat o Air ( 70 -85% ) kecuali sel lemak
HOMEOSTASE DAN HOMEOSTASIS Homeostase dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu keadaan internal tubuh suatu organisme yang dalam keadaan setimbang atau stabil. Homeostasis dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu mekanisme di dalam tubuh suatu or ganisme yang senantiasa mengupayakan keadaan setimbang atau stabil. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh Walter Bradford Cannon pada tahun 1932 dari istilah Yunani homoios yang berarti sama, serupa atau menyerupai dan stasis yang berarti kedudukan atau keadaan. Sebagai contoh: Dalam keadaan homeostase yang terjaga, suhu normal tubuh manusia adalah 36,5º. Dalam cuaca yang panas, agar supaya suhu tubuh tetap terjaga pada kondisi homeostase, terjadi reaksi homeostasis berupa pembuangan panas tubuh melalui berkeringat dan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) pada kulit sehingga wajah dan kulit memerah, rasa haus agar banyak minum sehingga terjadi pendinginan badan di samping mengganti kembali cairan yang banyak keluar, nafsu makan berkurang agar tidak terjadi peningkatan metabolisme yang menghasilkan panas, rasa lesu dan kantuk agar badan beristirahat sehingga mengurangi metabolisme, dsb. HOMEOSTASIS Permasalahan yang dihadapi oleh hewan Lingkungan (faktor fisika dan kimia) senantiasa be rubah sepanjang waktu. Sistem fisiologi dapat terganggu oleh perubahan lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap kondisi internal tubuh hewan dan dapat menyebabkan kematian. Bagaimana hewan memelihara kondisi internal t ubuhnya?? KONSEP HOMEOSTASIS Pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil Homeo yaitu sama dan Stasis yaitu berdiam dan menetap Berfungsi bagi sel untuk hidup dan berfungsi
Harus ada Lingkungan eksternal (plasma ,cairan ,ekstraseluler) Lingkungan internal (dalam sel) Faktor internal 1. Kosentrasi melekul gizi 2. Kosentrasi O2 dan CO2 3. Kosentrasi zat sisa 4. PH 5. Kosentrasi air,garam,dan elektrolik lain 6. Suhu 7. Volume dan tekanan
Perubahan kondisi fisika dan kimia perairan yang terjadi secara terus me nerus merupakan ancaman bagi kehidupan organisme yang hidup didalam lingkungan tersebut. Pe rairan tawar, payau dan laut memiliki sifat yang tidak sama. Perairan tawar bersifat lebih e ncer dari konsentrasi cairan internal tubuh internal hewan yang hidup dalam habitat air tawar, sedangkan air laut ber sifat lebih pekat dibandingkan cairan tubuh internal. Kepiting bakau (Scylla serrata) akan hidup dengan baik jika berada dalam k isaran salinitas 14-20 ppt, walaupun dapat toleran pada salinitas 5 ppt dan 25 ppt. Suhu perairan juga senantiasa berubah dan suhu dalam perairan tertentu dapat menjadi te rlalu tinggi atau terlalu rendah bagi proses fisiologi dalam tubuh. Sifat perairan sebagai kondisi lingkungan eksternal berpengaruh terhadap kondisi lingkungan internal (Claude Bernard menyebutnya milieu intérieur). hewan air cenderung menjaga stabilitas lingkungan internalnya agar organ, jaringan, sel dan molekul dalam tubuhnya berfungsi normal. Kecenderungan untuk mengatur dan mempertahankan stabilitas lingkungan internal, menurut Walter Canon (1929) disebut homeostasis. Stabilitas lingkungan internal hewan air tersebut dijaga dengan sistem pengendalian fisiologis. Meskipun kondisi (fisika & kimia) eksternal fluktuasinya besar, kondisi (fisika & kimia) internal tubuh hewan fluktuasinya kecil dan dijaga agar senantiasa stabil . Stabilitas lingkungan internal tubuh hewan air harus senantiasa dijaga dalam kisaran yang sempit, agar dapat hidup dengan baik dalam habitatnya. Sel-sel dalam tubuh hewan air dijaga sedemikian rupa sehingga tidak saja se nantiasa berada dalam suhu yang konstan, tetapi pH, konsentrasi gula, tekanan osmotic, konsentrasi ion dan sebagainya juga dalam kondisi konstan. Jadi, hewan air yang dapat lulus hidup dalam lingkungan yang beragam dan berubah-ubah mencerminkan kemampuan hewan tersebut dalam menjaga stabilitas kondisi lingkungan internalnya. Homeostasis merupakan konsep terpenting dalam sejarah perkembangan biologi. Hal itu memberikan kerangka konseptual guna menginterpretasikan berbagai data fisiologis dalam tubuh hewan. Evolusi homeostasis dan sistem fisiologis yang memelihara homeostasis tersebut merupakan faktor penting agar hewan dapat hidup baik dalam lingkungan yang sesuai guna mendukung proses fisiologis, maupun dalam lingkungan yang kurang se suai bagi proses kehidupan. Fenomena pemeliharaan lingkungan internal tubuh hewan yang disebut homeostasis ini dilakukan oleh semua spesies hewan, secara terus mener us. Pemeliharaan lingkungan internal tubuh hewan meliputi mekanisme fisiologi berbagai organ dan mencakup proses fisiologi pada level sel. Organisme uniseluler yang hidup di habitat perairan juga
menunjukkan homeostasis. Protozoa dapat hidup dalam lingkungan air tawar dan lingkungan lain yang lebih buruk karena konsentrasi garam, gula, asam amino dan bahan terlarut lainnya diregulasi oleh permeabilitas selaput sel, pengangkutan aktif dan mekanisme lainnya. Permeabilitas selaput, transport aktif memelihara kondisi intraseluler untuk senantiasa berada dalam batas-batas yang sesuai untuk kebutuhan metabolik sel. Kondisi homeostasis dalam sel dan didalam tubuh organisme multiseluler dijaga dengan proses umpan balik (feedback). Wujud Dari Faktor-Faktor Mekanisme Kontrol Homeostasis Pada tingkat sistemik: Pusat kontrolnya adalah SSP, reseptornya berupa organ-organ rese ptor seperti retina pada mata, organ penghidu pada hidung, dsb, sedang efektornya berupa organ-organ efektor yang terdapat pada jaringan otot-otot polos maupun otot-otot seran lintang (otot skelet) Pembawa komunikasinya adalah sistem saraf tepi; serabut-serabut saraf aferent yang dari organ reseptor menuju SSP, dan serabut-serabut saraf eferen yang dari SSP menuju organ efektor. Bentuk sinyal-sinyal untuk komunikasi (lewat jaringan saraf) disebut impuls, dan mediator penghubung sinyal-sinyal itu berupa hormon atau neurotransmiter. Pada tingkat seluler: Pusat kontrolnya DNA pada inti sel (nukleus), reseptor dan efektornya berupa rantai-rantai polipeptid yang spesifik pada membran sel, mediator komunikasinya adalah RNA, dan sinyal-sinyal komunikasinya dihasilkan oleh reaksi-reaksi biokimiawi sesuai dengan stimulus perubahan lingkungan yang terjadi. Apa itu reaksi negatif, reaksi positif dan ketidakseimbangan homeostasis ? Reaksi negatif homeostasis adalah reaksi yang bersifat mengurangi terhadap tekanan kuat yang diterima pusat kontrol, sedang reaksi positif homeostasis adalah reaksi yang bersifat meningkatkan terhadap tekanan lemah yang dialami pusat kontrol, akibat dari perubahan-perubahan lingkungan yang dimonitor reseptor. Contoh reaksi negatif adalah: bagaimana pusat kontrol mempertahankan suhu badan terhadap tekanan suhu luar yang terlalu panas, ataupun terlalu dingin (termoregulasi); bagaimana tetap menjaga kadar gula darah tidak naik (glukoregulasi), atau bagaimana agar cairan tubuh tidak menjadi pekat akibat dehidrasi (osmoregulasi). Contoh reaksi positif adalah: pengeluaran oksitosin pada saat partus untuk meningkatkan kontraksi uterus, pengeluaran trombin untuk pembekuan darah pada saat terjadi per darahan, dsb Ketidakseimbangan homeostasis terjadi bila faktor kontrol homeostasis tidak lagi mampumenjaga homeostase kembali setimbang seperti semula. Faktor-faktor penyakit, keracunan, kurang gizi, kecapain dan usia lanjut bisa menjadi penyebabnya.
SIFAT SYSTEM PENGATUR Umpan balik Didalam proses umpan balik, informasi indrawi tentang variabel suhu atau pH misalnya, digunakan untuk mengendalikan proses dalam sel dan jaringan serta organ yang berpengaruh terhadap level variabel tersebut. Homeostasis diregulasi dengan umpan balik negatif. Umpan balik negatif
Sebagai gambaran tentang umpan balik negatif adalah dengan mengamati bekerjanya thermostat yang dipasang dalam akuarium untuk menjaga agar suhu air dalam akuarium tersebut berada pada suhu yang diinginkan. Bilamana suhu air medium lebih rendah dari suhu yang diinginkan, sensor memberikan informasi agar pemanas memanaskan medium. Jadi pengaturan suhu tubuh membutuhkan “thermostat” yang informasinya harus diberikan pada sistem pengendali suhu.
Jika informasi yang sampai pada sistem pengendali suhu adalah bahwa suhu tubuh lebih re ndah dari yang semestinya, maka sistem pengendali akan meningkatkan suhu tubuh sampai kondisi semestinya dan pemanasan berhenti sampai terjadinya penurunan suhu lebih rendah dari yang semestinya. Umpan balik positif Peran umpan balik positif dalam pemeliharaan homeostasis sangat kecil. Contoh umpan balik positif adalah proses pembekuan darah. Mekanisme umpan balik positif berperan dalam memelihara volume darah yang beredar dalam tubuh agar senantiasa konstan. Mekanisme umpan balik positif dalam mengendalikan fungsi fisiologis pada hewan dapat berbahaya. Misalnya, suhu tubuh mamalia meningkat, jika gangguan awal ini kemudian mengalami umpan balik positif maka hasilnya adalah peningkatan suhu tubuh lebih lanjut yang tentunya berbahaya bagi hewan tersebut. Contoh lain umpan balik positif adalah pada fungsi saraf. Jika terdapat rangsang pada sel syaraf akan me nyebabkan perubahan permeabilitas selaput yang memungkinkan adanya aliran ion sodium (Na+) masuk kedalam neuron. Aliran masuk ion Na+ pada fase awal terjadinya potensial aksi me nghasilkan respon depolarisasi yang menyebabkan aliran masuk ion Na+ lebih lanjut. Sistem umpan balik terdiri atas reseptor, pusat integrasi dan efektor. MEKANISME KONTROL HOMEOSTASIS Prinsip mekanisme kontrol homeostasis dalam bidang fisiologi ditentukan oleh 3 faktor penting, yakni: I.
Reseptor
Reseptor adalah faktor yang menerima dan mengolah setiap rangsang yang timbul dari setiap perubahan lingkungan sekitar, untuk dijadikan stimulus dan dikirim (dilaporkan) ke pusat kontrol. II.
Pusat kontrol
Pusat kontrol adalah faktor yang menerima stimulus dari reseptor untuk diolah dan diinterpretasi dan dijadikan stimulus balik sebagai reaksi-reaksi untuk menjawab (mengendalikan) perubahan lingkungan yang dilaporkan reseptor.
III.
Efektor
Efektor adalah faktor penerima stimulus balik dari pusat kontrol, yang mengolah stimulus tersebut menjadi suatu aktifitas gerak untuk menjawab (mengendalikan) perubahan lingkungan sesuai yang dikehendaki pusat kontrolnya. Reseptor mendeteksi perubahan lingkungan, baik lingkungan eksternal dimana hewan itu hidup (misalnya perubahan suhu lingkungan) atau lingkungan internalnya (misalnya pH intraseluler). Reseptor banyak jumlahnya dan masing-masing hanya dapat memantau aspek lingkungan tertentu. Fungsi reseptor adalah mengkonversi perubahan lingkungan yang terdeteksi menjadi potensial aksi yang dikirim melalui sistem saraf ke pusat integrasi. FEEDFORWARD Selain mekanisme feedback, metode fisiologis lain yang terpenting untuk mengendalikan kondisi internal hewan adalah feedforward Untuk mengurangi gangguan fisiologis, hewan menunjukkan perilaku yang mencegah terjadinya gangguan tersebut, jadi feedforward merupakan aktivitas antisipatif. Contohnya, sambil makan biasanya hewan minum juga.
Masuknya pakan kedalam meningkatkan osmolaritas isi saluran pence rnaan yang dapat menyebabkan hilangnya air dari cairan tubuh (melalui osmosis), mengakibatkan dehidrasi dan kesetimbangan osmotik terganggu. Segera setelah makan atau sambil, umumnya hewan minum air untuk mengurangi gangguan homeostasis cairan tubuh. Perilaku menghindari makanan yang menyebabkan muntah membantu hewan untuk memelihara homeostasis. Conformer dan Regulator Jika hewan air dipaparkan dalam lingkungan yang mengalami perubahan (misalnya perubahan salinitas medium, perubahan kandungan oksigen terlarut, perubahan suhu medium, dll.), maka hewan tersebut dapat memberikan respon konformitas atau regulasi. Perubahan lingkungan eksternal dapat menginduksi perubahan internal tubuh hewan sesuai dengan kondisi eksternal Hewan yang memungkinkan kondisi internalnya berubah bilamana m enghadapi variasi lingkungan eksternal disebut konformer (conformer). Suhu tubuh ikan akan rendah ketika berada dalam perairan yang dingin dan akan tinggi ketika berada dalam perairan yang hangat. Jadi, tiap sel dalam tubuh ikan tersebut harus mengatasi pengaruh per ubahan suhu eksternal.
Osmoconformer Berbagai hewan air tidak dapat memelihara konsentrasi osmotik cairan internal tubuhnya jika salinitas mediumnya berubah-ubah. Bintang laut, Asterias, adalah hewan osmokonformer (osmoconformer) yang cairan internal tubuhnya dengan cepat mencapai kesetimbangan dengan air laut yang mengelilinginya. Hewan ini meningkatkan konsentrasi cairan tubuh jika berada dalam air bersalinitas tinggi dan menurunkan cairan tubuhnya bilamana berada dalam air bersalinitas rendah Oxyconformer Cacing Annelida yang bersifat oksikonformer (oxyconformer), yakni hewan yang laju konsumsi oksigennya menyesuaikan dengan ketersediaan O2terlarut di lingkungan eksternalnya. Jika Annelida berada dalam lingkungan perairan yang kaya akan oksigen, maka konsumsi oksigennya meningkat, sebaliknya jika hewan tersebut berada dalam lingkungan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah, konsumsi oksigennya menurun.
Batas perubahan eksternal bagi hewan konformer dipengaruhi oleh toleransi jaringantubuhnya terhadap perubahan internal yang disebabkan o leh adanya perubahan lingkungan eksternal. hubungan antara nilai lingkungan eksternal (misalnya salinitas, kandungan O2 terlarut, dll) dengan nilai internal (garis yang tidak putus-putus) berupa garis lurus dengan kemiringan 1. Bilamana hewan tidak dapat menghasilkan respon fisiologi atau respon lain yang diperlukan untuk mengatasi perubahan eksternal, maka nilai internalnya bergantung dengan nilai eksternalnya, menyerupai “garis konformitas” (garis putus-putus). grafik hubungan antara nilai variable eksternal dengan nilai internal menunjukkan bahwa hewan regulator dapat mempertahankan stabilitas internal dalam kisaran lingkungan eksternal yang luas. Garis konformitas dibuat sebagai pembanding. Pada lingkungan yang ekstrim, hewan regulator tidak dapat meregulasi kondisi internal dan terpaksa menjadi konformer. Lebar zona stabilitas dipengaruhi oleh spesies dan variabel lingkungan yang dihadapinya Regulator Hewan air yang termasuk regulator menggunakan mekanisme perilaku, biokimia maupun fisiologis untuk senantiasa menjaga kondisi internal tubuhnya ketika berada dalam kondisi lingkungan eksternal yang berubah, sehingga senantiasa dalam keadaan homeostasis. Osmoregulator Hewan yang bersifat osmoregulator memiliki konsentrasi cairan internal tubuh lebih tinggi dari konsentrasi mediumnya ketika berada dalam perairan dengan salinitas rendah, sebaliknya konsentrasi carian tubuhnya lebih re ndah dari konsentrasi mediumnya ketika berada dalam salinitas tinggi. Oxyregulator Oksiregulator yang meliputi hampir semua vertebrata senantiasa mempertahankan level konsumsi oksigen walaupun kandungan oksigen terlarut dalam mediumnya mengalami penurunan.
Jika kandungan oksigen terlarut di mediumnya menurun terus sampai batas minimumnya, hewan air dapat teraklimasi menjadi conformer. Setelah teraklimasi, maka konsumsi oksigennya menurun manakala kandungan oksigen terlarut di lingkungan eksternalnya rendah. Homeostasis Adalah keadaan yang stabil, yang sebenernya berubah namun bersifat konstan. Semua organ berfungsi sesuai dengan kerja dan fungsinya masing masing, namun semuanya bbertujuan sama, yaitu bertujuan homeostasis. System yang terlibat : Transportasi Perolehan nutrient Pembuangan sisa metabolism Kontrol oleh Syaraf dan hormone Reproduksi TRANSPORTASI Dengan tramsportasi, darah dapat ,menjaga stabilitas tubuh, sehingga homeostasis dalam tubuh dapat terjaga. Contoh : Pergerakan darah di pembuluh dengan cara darah lewat di organ organ dalam tubuh. Pergerakan cairan dari kapiler ke sel. PEROLEHAN NUTRIEN Dengan adanya homeostasis, maka tubuh akan mendapatkan nutrisi yang tersebar secara merata. Contoh : Respirasi, dengan memanfaatkan tebal alveoli – kapiler (0,4 – 2,0 nanometer ), sehingga O2 (oksigen) mudah di difusi. Pencernaan : pada saat proses penyerapan makanan. Hati : fungsi untuk metabolism dalam tubuh. PEMBUANGAN SISA METABOLIK Dalam tubuh terdapat proses pembuatan dan juga tentunya terdapat proses pembuangan agar terjadi kesetimbangan dalam tubuh. Contoh : Paru – paru : CO2 di buang supaya tubuh tidak terjadi ke racunan zat buangan. Ginjal : membuang asam urat dan urea pada tubuh dan membuang kelebihan air dan juga ion dalam tubuh. PENGATURAN FUNGSI Proses dalam tubuh berlangsung dengan baik, juga merupakan adanya sistem pengarturan yang sangat baik sehingga homeostasis dapat terjadi. Contoh : System syaraf : 1. Sensoris : panca indra 2. Pusat : otak dan medula 3. Motorik : pelaksana 4. Otonom : control bawah sadar Hormon : berfungsi untuk mengatur metabolism dalam tubuh agar tetap terjaga kestabilan tubuh. REPRODUKSI Sebenernya dalam proses homeostasis tidak terlalu penting, namun dalam masa pergantian muda dan tua, sangatlah bergantung dari sisem ini. Contoh :
Untuk penerus kehidupan di dunia Pengganti generasi Adanya dorongan kuatpada usia reproduksi Sistem Pengatur Tubuh Contoh mekanisme: Pengaturan konsentrasi oksigen Di atur oleh hemoglobin, sifat kimiawi hemoglobin yang secara otomatis mengatur berapa banyak konsentrasi O2 yang dilepas ke cairan jaringan. Pengaturan konsentrasi karbondioksida Diatur dengan merangsang pusat respirasi, saat kadar CO2 tinggi paru-paru dirangsang sehingga CO2 dilepas keluar atmosfer. Pengaturan tekanan arteri Diatur oleh system baroreseptor, saat arte ri tegang system baroreseptor menghambat vasomotor sehingga arteri lebih longgar. Batas nilai normal Dalam mengatur homeostatis ada nilai-nilai batas normal yang harus dipenuhi. Jika nilai sudah melewati batas bisa mempengaruhi keseimbangan tubuh dan merusak sel-sel tubuh. Contoh batas nilai normal: Suhu tubuh à 6o – 7o C pH à 0,5 Sifat Sistem Pengatur 1. negative feedback feedback ini mengakibatkan system untuk memberi respon yang melawan ke adaan. Contohnya: saat kelebihan karbondioksida, paru2 di rangsang untuk mengeluarkan CO2 sehingga kembali ke keadaan normal. 2. positive feedback feedback ini mengakibatkan system untuk memberi respon yang mendukung keadaan. Contohnya: saat seorang ibu melahirkan, serviks teregang, kemudian serviks di tambah lagi regangannya sehingga bayi dapat keluar. II.2. Komposisi Daarah Komponen darah secara garis besar akan ter bagi menjadi 2 bagian: 1.plasma darah 55% 2.sel darah 45% PLASMA DARAH terdiri atas : 1.90% air 2.7% protein a. Albumin Berperan dalam menjaga tekanan osmotic darah. Berfungsi mengikat ber bagai macam ligand seperti asam lemak bebas, Ca, Cu, Zn, hormone steroid, bilirubin, metheme. Disintesis dalam hati b. Globulin, yg terdiri atas 3 yaitu: - alfaglobulin (ceruloplasimin) - betaglobulin (transferin) -gamaglobulin (immunoglobulin) Berfungsi sebagai komponen zat kekebalan tubuh untuk melawan pathogen yang masuk ke dalam tubuh. Terdiri atas IgG, IgE, IgD, IgA, IgM c. Fibrinogen Penting untuk proses pembekuan darah
3.senyawa2 lainnya SEL-SEL DARAH terdiri atas: 1. Eritrosit Pada laki2 4,5-5 juta /mm kubik Pada wanita 4-4, 5 juta / mm kubik Bebentuk bikonkaf dan tidak memiliki inti. Dibentuk di sumsum tulang merah. Tidak dapat bergerak bebas dan menembus dinding pembuluh kapiler. Berumur 115 – 120 hari. Fungsi Hb: Mengangkut O2 sebagai oksohemoglobin, mengangkut CO2 sebagai Karbominohemoglobin, menjaga keseimbangan asam-basa. 2. Leukosit Sel darah putih, leukosit (en:white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga 11×109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat – sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Yg terdiri atas :
Tipe
% dalam Gambar Diagram tubuh manusia
Keterangan
Neutrofil
65%
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil
4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
View more...
Comments