Komplikasi Hipertensi Pada Lansia
October 11, 2017 | Author: Hapsari Nurjanah | Category: N/A
Short Description
Download Komplikasi Hipertensi Pada Lansia...
Description
Komplikasi Hipertensi pada Lansia Oleh Rosyatul Hikmiya, 1006672945 Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang biasa dialami oleh lansia. Penyakit ini bisa terjadi karena adanya dampak penurunan fisiologis dari tubuh lansia secara alami maupun akibat dari patofisiologis penyakit lain. Diluar dari faktor risiko tersebut, sebenarnya hipertensi sendiri merupakan penyakit yang cukup serius. Karena berawal dari hipertensi bisa berdampak pula pada sirkulasi sistemik atau biasa disebut komplikasi hipertensi. Maka dari itu dalam lembar tugas mandiri ini, akan dibahas mengenai komplikasi yang dapat terjadi dari adanya hipertensi kronik yang dialami lansia pada khususnya. Organ jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Fungsi utama dari organ ini yaitu sebagai mesin pemompa darah pada sistem sirkulasi tubuh (Sherwood, 2001). seiring bertambahnya usia, keadaan serta fungsional jantung semakin mengalami penurunan pula. Dibawah ini merupakan perubahan yang terjadi pada organ jantung lansia: Perubahan terkait usia - Kekakuan vaskuler - Hipertropi ventrikel kiri - Lebih menebal, kurang elastis, lebih besarnya vena - Perubahan mekanisme baroreflek - Perubahan mekanisme konduksi - Peningkatan kekuatan sekelilingnya
Dampak negatif fisiologis - Peningkatan tekanan darah - Berkurangnya respon adaptif terhadap stres fisiologi - Meningkatnya kerentanan aritmia - Meningkanya kerentanan hipotensi postrunal dan posprandial - Aterosklerosis - Varikositis
Faktor risiko - Inaktivitas - Obesitas - Kebiasaan pola makan yang mengakibatkan dislipidemia - Hipertensi - Merokok
( Miller, 2004) Perubahan fisiologis lansia secara normal akan mampu dikompensasi oleh tubuhnya. Namun apabila ada penyakit yang menyertai (dalam hal ini hipertensi), maka akan membawa efek yang kemungkinan bisa memperburuk keadaan. Pada hipertensi ringan- sedang, klien akan mengalami kelelahan, pusing, sakit kepala, vertigo, dan palpitasi. Sedangkan pada tingkat sedang – berat akan merasa kebingungan, kehilangan penglihatan, defisit fokal, apistaksis serta koma. (Leueckenotte, 1995). Berikut ini adalah beberapa contoh komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi: 1. LVH (left ventricular hypertropy) akibat dari adanya peningkatan tekanan darah sistemik, sehingga beban kerja jantung bertambah yang berakibat pada keadaan LVH. Keadaan ini akan memperparah kondisi pada lansia, karena pada dasarnya tanpa adanya hipertensi ventrikel kiri lansia sudah mengalami hipertrofi serta kekakuan vaskuler. sehingga jantung akan lebih resisten terhadap kebutuhan darah sistemik.(Price, 2005) 2. MI (miocardial infarction) bertambahnya LVH serta adanya faktor aterosklerosis koroner mengakibatkan asupan oksigen berkurang, sehingga kebutuhan darah semakin meningkat yang bisa berakibat pada keadaan MI.(Price, 2005)
3. Disritmia akibat dari kelaianan hemodinamik. Terdapatnya penurunan dari perfusi koroner jantung yang menyebabkan perubahan pula pada baroreflek.(Price, 2005), (Miller, 2004) 4. Syok kardiogenik efek lanjut dari adanya iskemi dan MI, keadaan ini terjadi akibat dari perubahan hemodinamik progresif yang ireversibel seperti 1) penurunan perfusi perifer, 2) penurunan perfusi koroner, 3) peningkatan kongesti paru.(Price, 2005) 5. CHFmerupakan komplikasi dari segala jenis penyakit jantung. CHF bisa terjaid karena adanya peningkatan terhadap beban awal, beban akhir serta penurunan terhadap kontraktilitas miokard. Pada penyakit hipertensi sistemik terjadi proses peningkatan beban akhir yang membawa dampak pada penyakit jantung lain (LVH, MI, syok kardiogenik) serta penekanan terhadap sirkulasi secara mendadak (disritmia). Adanya CHF menandakan bahwa jantung sudah gagal fungsi dalam memompa darah secara sistemik. (Price, 2005) 6. Mata ( terjadi hemoragi/ eksudat, dengan atau tanpa papiledema), (Leueckenotte,1995) 7. CNS (central nervous system) stroke,( Leueckenotte,1995) 8. ginjal ( serum kreatinin > 1,5 mg/100ml, proteinuria, mikroalbuminuria.(Leueckenotte,1995) Komplikasi hipertensi pada lansia akan lebih cepat terjadi apabila tidak ditangani secara cepat dan khusus. Dalam proses asuhan yang diberikan harus menyesuaikan dengan penurunan kondisi fisiologis lansia. Penurunan fisiologis yang bersifat alamiah akan lebih mudah dikompensasi jika dibandingkan dengan penurunan disertai dengan penyakit yang dialami. Maka dari itu penyebaran penyakit ke penyakit yang lain harus segera diketahui dan diatasi. Karena sifat dari komplikasi hipertensi pada lansia bisa terjadi secara mendadak.
Referensi Tulisan Leueckenotte, A.G.(1995).Gerontologic Nursing.St. Louis Misouri: Mosby Miller, Carol.A.(2004).Nursing Wellness inOlder Adults: theory and practice.Philadelphia: Lippincott Price,Sylvia Anderson.(2001).Patofisiologi : konsep klinis proses- proses penyakit( terj. Bram U. Pendit... et.al).Jakarta EGC Sherwood, lauraice.( 2001).Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, edisi 2, ( erj. Brahm U. Pendit...[ et.al]).Jakarta: EGC Referensi bacaan Depkes. (2006) Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Stanley, Mickey.(2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, edisi 2.( Terj. Nety Juniarti, Sari Kurnianingsih. Jakarta:EGC.
View more...
Comments