Komitmen Dan Kontinjensi

July 9, 2017 | Author: Arif Nugroho | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Akuntansi Perbankan. Liabilitas pos: Komitmen dan kontinjensi...

Description

AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJENSI BANK Perbankan merupakan industri yang berusaha menghimpun dana dan menempatkan dana untuk memperoleh pendapatan bank. Bank memiliki dua jenis produk, yaitu menghimpun dana yang terlatak di sisi pasiva neraca, dan penyaluran dana, yang terletak di sisi aktiva neraca. Kedua produk yang ada pada neraca dapat disebut sebagai Interest Bearing Product yang terdiri dari Interest Bearing Assets yang menghasilkan Interest Income dan Interest Bearing Liabilities yang menimbulkan Interest Cost. Kedua sisi ini pada prinsipnya akan menimbulkan rugi/laba. Bank ternyata mencari alternatif lain untuk memperoleh pendapatan yaitu melalui penciptaan non Interest Bearing Product yang kemudian dikenal sebagai produk yang belum tercantum dalam neraca bank (off balance sheet), transaksi ini sebenarnya merupakan transaksi bank dengan nasabahnya yang belum dicantumkan dalam laporan neraca keuangan, karena belum diterima atau dikeluarkan dana pada waktu diawali transaksi. Bahwa transaksi off balance sheet adalah transaksi yang mengandung resiko, untuk itu transaksi off balance sheet harus dicatat walaupun belum mempengaruhi neraca bank, agar dapat diperoleh informasi yang akurat sehingga bank dapat mengelola serta mengatur strategi lebih lanjut. Transaksi off balance sheet dalam akuntansi dikenal sebagai transaksi yang bersifat administratif yang ditampung dalam rekening administratif bank. Rekenig ini digolongkan menjadi dua yaitu komitmen dan kontigensi bank: A. Komitmen Bank Komitmen bank adalah suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak oleh bank baik dalam rupiah maupun valuta asing, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Komitmen ini dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. Komitmen tagihan adalah komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan komitmen kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan atau pihak lain. Tempat pencatatan transaksi seperti ini adalah rekening administratif. Pos administratif komitmen ini pada tanggal jatuh waktunya akan berubah menjadi transaksi yang akan merubah neraca dan pos pendapatan dan biaya. Komitmen disajikan dalam laporan komitmen dan kontijensi tanpa pos lawan. Standar

Keuangan

Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) mewajibkan bank untuk mencatat transaksi komitmen ini secara single entry, karena pada tanggal laporan keuangan harus terlihat jelas komitmen bersih dari suatu bank. Tagihan komitmen antara lain : a. Fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum digunakan b. Posisi pembelian valuta asing Kewajiban komitmen antara lain : a. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik b. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik c. Irrevocable L/C yang masih berjalan d. Posisi pembelian valuta asing Komitmen Tagihan Komitmen

tagihan

adalah

komitmen

yang

menjadi

hak

bank

untuk

menguasai/mendapatkan apa yang tertuang dalam kontrak/perjanjian. Komitmen ini pada akhirnya akan mempengaruhi posisi pasiva bila telah menjadi rekening on balance sheet. Adapun komitmen tagihan dimaksud misalnya : a. Fasilitas Pinjaman yang diterima yang belum digunakan. Fasilitas ini merupakan fasilitas pinjaman yang diterima oleh bank dari bank atau pihak lain dan belum digunakan pada tanggal laporan. Contoh : Apabila bank Mandiri menyetujui perjanjian pinjaman yang akan diterima dari bank BCA sebesar Rp. 500 milyar, oleh bank Mandiri transaksi ini harus dicatat pada sisi rekening administrative. Adapun jurnalnya adalah : Dr. Fasilitas pinjaman yang akan diterima dan belum digunakan

Rp 500 M

Rekening merupakan suatu tagihan bagi bank mandiri dan rekening ini akan tetap outstanding hingga tanggal realisasi pinjaman. Apabila pada tanggal jatuh tempo diterima pinjaman sebesar Rp. 175 milyar dari bank BCA, dan dimasukkan ke rekening giro bank Mandiri pada bank BCA, maka bank Mandiri akan membukukan dengan jurnal:

Dr. Giro – Bank BCA

Rp. 175 M

Kr. Pinjaman yang diterima

Rp. 175 M

Dengan demikian jurnal single entry diperlukan untuk menghapus rekening administratif seperti dibawah ini : Kr. Fasilitas pinjaman yang akan diterima dan belum digunakan

Rp 175 M

b. Penjualan valuta asing berjangka Penjualan valuta asing berjangka adalah transaksi berjangka valuta asing (forward) yang masih outstanding pada saat tanggal laporan. Tagihan atau kewajiban yang timbul dari transaksi berjangka valas dicatat dan disajikan sebesar tagihan atau kewajiban bank. Saldo tagihan atau kewajiban berjangka dalam valas dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah tanggal laporan. Contoh : Bank Mandiri menutup kontrak penjualan berjangka dengan bank BCA untuk menjual valas US$ 20.000 dengan kurs Rp.9670,- yang akan direalisasikan sebulan kemudian. Pada saat menutup kontrak ini akan dibukukan sebagai komitmen tagihan dalam Rupiah dan kewajiban dalam valas, maka jurnal yang dibuat oleh bank Mandiri adalah sebagai berikut : Dr. RAR – Transaksi forward yang belum direalisasikan Rp.193.400.000,c.

Penjualan Valuta Asing Tunai (Spot) yang belum diselesaikan Penjualan Valuta Asing Tunai adalah merupakan komitmen bank yang berupa tagihan karena transaksi valuta asing secara tunai yang masih belum diselesaikan pada tanggal laporan. Contoh: Bank Mandiri menjual valuta US$ 20.000 kepada seorang nasabah giro rupiah dengan kurs Rp.9650,-. Penjualan valas (bank note) ini akan menciptakan kewajiban dalam valuta asing yang dijual (US$) dan tagihan dalam valuta Rp sebesar nilai lawannya, maka jurnal yang dibuat oleh bank Mandiri sebagai berikut : Dr. RAR - Transaksi Penjualan Valas Tunai (SPOT) Yang Belum Diselesaikan

Rp.193.000.000,-

Kewajiban Komitmen a. Fasilitas kredit yang diberikan Fasilitas kredit yang diberikan kadang tidak langsung dicairkan setelah kredit disetujui dengan limit tertentu. Selama belum dicairkan, kewajiban nasabah harus dicatat bank dengan nilai yang tepat sebagai dasar pengelolaan dana dan likuiditasnya yang harus disediakan kepada nasabah jika dicairkan. Sebagai komitmen bank mencatat dalam rekening administratif tanpa nilai lawan. Contoh : Kredit Rizky telah disetujui oleh bank Mandiri sebesar Rp. 200 juta, transaksi ini harus dicatat sebagai komitmen kewajiban oleh bank Mandiri dengan jurnal: Kr. Fasilitas kredit yang diberikan dan belum digunakan

Rp. 200.000.000

Jika Rizky akan menarik kredit tersebut sebesar Rp. 50 juta, maka akan menarik komitmen tersebut dengan cek dan disetorkan ke nasabah melalui kliring dan akan mengurangi saldo rekening administratif. Jurnalnya adalah : Dr. Debitur Kr. Bank Indonesia

Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000

Jurnal untuk mencatat rekening administratif : Dr. Fasilitas kredit yang diberikan

Rp. 50.000.000

Sedangkan sisanya sebesar Rp. 150 juta terlihat dalam reekning adminstratif hingga saldonya nol yang berarti kredit telah dicairkan seluruhnya. b. Pembelian valuta asing berjangka Pembelian valuta asing berjangka adalah transaksi berjangka valuta asing (forward) yang masih outstanding pada saat tanggal laporan. Tagihan atau kewajiban yang timbul dari transaksi berjangka valas dicatat dan disajikan sebesar tagihan atau kewajiban bank. Saldo tagihan atau kewajiban berjangka dalam valas dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah tanggal laporan. Contoh : Bank Mandiri menutup kontrak pembelian berjangka dengan bank BCA untuk membeli valas US$ 20.000 dengan kurs Rp.9670,- yang akan direalisasikan sebulan kemudian. Pada saat menutup kontrak ini akan dibukukan sebagai komitmen tagihan

dalam valas dan kewajiban dalam Rupiah, maka jurnal yang dibuat oleh bank Mandiri adalah sebagai berikut : Kr. RAR – Transaksi forward yang belum direalisasikan

Rp.193.400.000,-

c. Pembelian Valuta Asing Tunai (Spot) yang belum diselesaikan Contoh: Bank Mandiri membeli valas sebesar US$ 10.000 dari bank BCA dengan kurs Rp. 9.690,- per US$. Pada waktu menutup transaksi tersebut dan belum ada penyerahan valuta, oleh bank Mandiri akan dianggap sebagai komitmen tagihan dalam valuta asing dan komitmen kewajiban dalam Rupiah, maka jurnal yang dibuat oleh bank Mandiri : Kr. Transaksi Penjualan Valas Tunai (SPOT) yang belum diselesaikan

Rp.96.900.000,-

d. Kewajiban pembelian kembali aset Bank yang dijual dengan syarat repo Kewajiban pembelian kembali aset Bank yang dijual dengan syarat repo adalah komitmen/kewajiban bank untuk membeli kembali aset bank sesuai waktu yang disepakati dan harga yang disepakati pada akhir periode aset tersebut. Akuntansi rekening ini menimbulkan kewajiban pembelian atas aset yang telah dijual dan harus dicatat dan disajikan sebesar harga yang disepakati kedua belah pihak. Dalam rekening administratif dicatat sesuai dengan nilai kewajiban yang timbul. Jurnalnya sebagai berikut : Kr. Kewajiban pembelian kembali aset Bank yang dijual dengan syarat repo

Rp. …………

Saat jatuh tempo transaksi di nol kan, jurnalnya : Dr. Kewajiban pembelian kembali aset Bank yang dijual dengan syarat repo

Rp. …………

e. Letter of Credit Irrevocable (tidak dapat dibatalkan) yang masih berjalan Adalah jaminan dalam bentuk penerbitan L/C berdokumen (documentary Letter of credit) atau surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) yang tidak dapat dibatalkan dalam rangka lalulintas perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan dikreditkan dalam rekening administrative. Jurnal yang diperlukan saat penerbitan L/C adalah : Kr. Irrevocable L/C (SKBDN) yang masih berjalan

Rp. ………

Jurnal saat L/C dibayar oleh bank adalah : Dr. Irrevocable L/C (SKBDN) yang masih berjalan

Rp. ………

Contoh : Bank Mandiri menerbitkan L/C irrevocable senilai Rp.300.000.000,- untuk PT XYZ, maka jurnalnya adalah : Kr. Rekening Administratif Rupiah – Irrevocable L/C Dalam Negeri yang masih berjalan

Rp.300.000.000,-

f. Akseptasi Wesel Impor atas dasar L/C berjangka Adalah komitmen bank melaksanakan pembayaran kepada pihak terkait yang diberikan dalam bentuk penandatanganan terhadap wesel impor yang ditarik atas dasar L/C berjangka yang diterbitkan oleh bank. Akseptasi Wesel Impor adalah pemberian perintah kepada bank koresponden untuk mengaksep wesel atas nama bank sepanjang semua dokumen yang menjadi syarat L/C berjangka dipenuhi dan bank telah mendapat konfirmasi pelaksanaannya dari bank koresponden yang melaksanakan perintah tersebut. Akseptasi Wesel Impor atas dasar L/C berjangka ini dicatat dan disajikan sebesar nilai wesel dalam komitmen kewajiban dengan dengan jurnal : Kr. RAR-wesel berjangka L/C (SKBDN) yang telah diaksep

Rp. ………………

Laporan Komitmen Laporan Komitmen adalah laporan suatu kewajiban bagi bank untuk melaporkan besarnya tagihan atau kewajiban bersih atas seluruh transaksi komitmen yang telah dilakukan. Tujuannya adalah sebagai

alat

kontrol

bagi

bank

yang

bersangkutan

dalam

mengelola aset dan kewajibannya termasuk didalamnya pengelolaan alat likuid untuk memenuhi kewajiban yang diperkirakan akan terjadi beberapa hari atau bulan yang akan datang yang akan dikaitkan dengan tagihan yang akan diterima. Laporan komitmen dibuat setiap tanggal laporan bersamaan dengan pembuatan neraca dan laporan laba rugi. Isi dari laporan ini adalah untuk memerinci seluruh kewajiban dan tagihan komitmen yang dimiliki oleh suatu bank. Manfaatnya untuk dapat diketahui

apakah bank memiliki suatu kewajiban atau tagihan bersih dari sejumlah komitmen yang telah ada. LAPORAN KOMITMEN Per 31 Desember 2011 (dalam Jutaan Rupiah) TAGIHAN Fasilitas PYD………...Rp. Penj. Spot Valas……. Rp. Penj. Forward Valas…Rp

125.000,193,145,125,-

Jumlah tagihan……… Rp. 125.338,125,Jml tagihan bersih

KEWAJIBAN Fasilitas KYD……………. Rp. 150,Irrevocable L/C DN Repo Rp. 300,Pemb. Spot Valas…………… Rp. 96,9 Pemb. Forward Valas……….. Rp. 193,4 Jumlah kewajiban……

Rp. 1.140,3

Rp. 124.197,825 Juta

B. Kontinjensi Bank Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan. Pengungkapan akan peristiwa kontinjensi diharuskan dalam laporan keuangan. Penyajian Dalam Laporan Keuangan Transaksi kontinjensi belum mempengaruhi posisi dalam neraca dan laba-rugi perusahaan. Peristiwa kontinjensi ini sebenarnya dapat saja diabaikan, maksudnya tidak diungkapkan dalam laporan keuangan, apabila nilai transaksi kontinjensi ini tidak materil artinya tidak akan mempengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan. Akan tetapi, dalam transaksi perbankan sehari-hari frekuensi transaksi kontinjensi banyak ditemukan yang apabila dikumpulkan dalam satu periode menghasilkan nilai yang cukup atau bahkan sangat materil sehingga mempengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan. Karena nilai yang sangat materil ini, bank diwajibkan untuk melakukan pencatatan transaksi yang bersifat kontinjensi ini.

PSAK No. 31 mengatur masalah kontinjensi ini. Kontinjensi harus disajikan sedemikian rupa sehingga bila dikaitkan dengan pos-pos aktiva dan pasiva dapat menggambarkan posisi keuangan bank secara wajar. Kontinjensi merupakan transaksi yang belum mengubah posisi aset dan liabilitas ekuitas bank pada tanggal laporan, tetapi harus dilaksanakan oleh bank apabila persyaratan yang disepakati dengan nasabah terpenuhi. Kontinjensi tersebut dapat bersifat tagihan atau kewajiban baik dalam Rupiah maupun valuta asing. PSAK No. 31 menyatakan bahwa sistimatika penyajian laporan komitmen dan kontinjen disusun berdasarkan urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank. Selanjutnya komitmen dan kontinjensi, baik yang bersifat sebagai tagihan maupun kewajiban, masing-masing disajikan secara tersendiri tanpa pos lawan. Dengan demikian pengungkapan dalam laporan dilakukan dengan single entry melalui Rekening administratif yang merupakan pos diluar neraca (off balance-sheet). Azas Konservatif Dalam Kontinjensi Pengungkapan data transaksi kontinjensi dalam laporan keuangan dikaitkan dengan penerapan konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi kontinjensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kedua kondisi berikut dipenuhi : a. Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca. b. Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar. Sedangkan terhadap laba kontinjensi tidak dicantumkan dalam perhitungan laba-rugi, tetapi perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Jenis Transaksi Kontinjensi Dalam transaksi bank dapat ditemukan beberapa jenis transaksi kontinjensi seperti garansi bank, L/C yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan, pendapatan bunga dalam penyelesaian. Semua jenis transaksi diatas apabila ditemukan dalam transaksi seharihari wajib untuk dilaporkan dalam laporan keuangan melalui rekening administratif, yang dapat berupa tagihan maupun kewajiban. a. Garansi Bank Salah satu jenis transaksi kontinjensi yang paling sering ditemukan dalam transaksi bank adalah Garansi Bank. Garansi Bank adalah semua bentuk garansi atau

jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi atau cidera janji. Diterbitkan dengan maksud memberikan bantuan fasilitas kepada nasabah yang bersangkutan agar dapat memperlancar transaksi ayng sedang dijalankannya. Garansi bank yang diterbitkan oleh suatu bank dapat berupa penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi baik dalam rangka pemberian kredit maupun dalam rangka pelaksana proyek. Garansi bank dapat dipergunakan untuk transaksi-transaksi:

• Tender Dalam Negeri • Perdagangan • Tender Luar Negeri • Uang Muka Kerja • Penanggungan Bea Masuk • Cukai Rokok • Pelaksanaan Pembelian Aktiva Tetap Akuntasi Untuk Garansi Bank Meliputi saat penerbitan dan jatuh tempo. Dalam jatuh waktu bank dihadapkan pada dua situasi : 1. Apabila nasabah mampu melunasi sisa kewajibannya Contoh : Apabila bank Mandiri cabang Surabaya menerbitkan Garansi Bank atas permintaan PT. XYZ yang ditujukan kepada PT. CVS di Denpasar senilai RP 500.000.000,-. Setoran jaminan dibayarkan oleh PT. XYZ sebesar 60% atas beban rekening gironya, maka ayat jurnalnya : Dr. Giro – PT.XYZ Kr. Setoran Jaminan Garansi Bank

Rp. 300.000.000,Rp. 300.000.000,-

Ayat jurnal untuk mencatat kontijensi Garansi Bank adalah sebesar kewajiban penuh atau 100 % yaitu : Kr. Rekening Administratif Rupiah – Garansi Bank

yang belum jatuh tempo

Rp.

500.000.000,-

Pada saat jatuh waktu, apabila PT XYZ melunasi seluruh sisa kewajibannya atas beban rekening giro, pada saat itu pula bank Mandiri cabang Surabaya akan mengkredit rekening antar kantor cabang Denpasar dengan memerintahkan untuk membayar kepada PT.CVS, ayat jurnalnya adalah sebabagi berikut : Dr. Giro – PT.XYZ

Rp. 200.000.000,-

Dr. Setoran Jaminan Garansi Bank

Rp. 300.000.000,-

Kr. RAK-Cabang Denpasar

Rp. 500.000.000,-

Cabang Denpasar akan mencatat : Dr. RAK – cabang Surabaya Kr. Giro – PT. CVS

Rp. 500.000.000,Rp. 500.000.000,-

Untuk menghapus pos kontijensi Garansi bank dan mencatat penerimaan kekurangan setoran jaminan adalah : Dr. Rekening Administratif Rupiah – Garansi bank yang belum jatuh tempo

Rp. 500.000.000,-

2. Apabila terjadi Wanprestasi Wanprestasi akan mengakibatkan bank penerbit garansi bank harus mengkonversi menjadi debitur umum dengan membebankan nasabah sejumlah biaya tertentu. Contoh : PT. DSK membuka garansi bank pada bank Mandiri cabang Surabaya senilai Rp. 350.000.000,- dengan setoran jaminan sebesar 60% yang dibayar atas beban rekening gironya. Garansi bank ditujukan kepada nasabah cabang Bandung PT. DCK, maka jurnalnya : Dr. Giro – PT DSK

Rp. 210.000.000,-

Kr. Setoran Jaminan Garansi Bank

Rp. 210.000.000,-

Ayat jurnal administratifnya : Kr. Rekening Administratif Rupiah – Garansi Bank yang belum jatuh tempo

Rp. 350.000.000,-

Pada saat jatuh waktu nasabah PT.DSK belum datang untuk melunasi sisa kewajibannya, bank Mandiri cabang Surabaya terlebih dahulu membukukan rekening administratif atas garansi bank yang belum jatuh tempo dan menggantinya dengan garansi bank yang telah jatuh tempo, dengan ayat jurnalnya : Dr. RAR – Garansi Bank yang belum jatuh waktu

Rp. 350.000.000,-

Kr. RAR – Garansi Bank yang sudah jatuh waktu

Rp. 350.000.000,-

Apabila paling lambat dalam waktu 2 minggu nasabah tidak sanggup melunasi sisa kewajibannya, maka akan dibebankan kepada nasabah tesebut biaya provisi kredit sebesar Rp. 350.000,- dengan ayat jurnalnya : Dr. Giro – PT DSK

Rp. 140.350.000,-

Dr. Setoran Jaminan Garansi Bank

Rp. 210.000.000,-

Kr. RAK – cabang Bandung

Rp. 350.000.000,-

Kr. Pendapatan Provisi Kredit

Rp.

350.000,-

Pada saat rekening administratif atas garansi bank jatuh waktu maka jurnalnya : Dr. Rekening Administratif Rupiah – Garansi Bank Yang Sudah Jatuh Waktu

Rp. 350.000.000,-

b. Letter Of Credit Letter of credit yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan adalah jaminan dalam bentuk L/C yang dapat dibatalkan dalam rangka impor dan ekspor atau lalu lintas perdagangan dan disajikan sebesar sisa jumlah L/C yang belum direalisasi. Contoh : Apabila bank Mandiri cabang Surabaya menerbitkan L/C dalam negeri revocable atas permintaan PT.DKS sebesar Rp.300.000.000,- dan ditujukan kepada seorang nasabah di cabang Bandung. Setoran jaminan dilakukan sebesar 40 % dan dibayarkan oleh PT.DKS atas beban rekening gironya, maka jurnal pada saat penerbitan : Dr. Giro – PT.DKS Kr. Setoran Jaminan L/C DN Revocable

Rp. 120.000.000,Rp. 120.000.000,-

Jurnal administratif untuk mencatat transaksi kontijensi ini adalah : Kr. RAR - L/C DN Revocable yang diterbitkan

Rp. 300.000.000,-

Apabila terjadi pembatalan L/C atas permintaan nasabah PT.DKS, maka bank Mandiri akan mencatat jurnal : Dr. Setoran Jaminan L/C Dalam Negeri Revocable

Rp. 120.000.000,-

Kr. Giro – PT.DKS

Rp. 120.000.000,-

c. Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian Pendapatan bunga dalam penyelesaian adalah perhitungan bunga dari asset produktif non-performing (kurang lancar) yang belum dapat diakui sebagai pendapatan bunga dalam periode berjalan. Jumlah pendapatan bunga dalam penyelesaian ini akan dikelompokkan sebagai tunggakann bunga sejak perhitungan bunga atas kredit atau aktiva produktif non-performing dilakukan sampai dengan tanggal laporan. Contoh : Apabila semenjak tanggal 1 Juli 2010 nasabah debitur bank Mandiri cabang Surabaya, PT. CKN, yang bersaldo Rp. 400.000.000,- dan suku bunga 18%, tidak sanggup membayar bunga semenjak bulan Mei 2010, dan oleh bank Mandiri digolongkan sebagai debitur yang kurang lancar. Pada pembuatan laporan keuangan tanggal 31 Juli 2010 diadakan perhitungan tunggakan bunga sebagai berikut : Tunggakan bunga

= 3 bulan (Mei-Juli)

Besarnya Bunga = 3/12 * 18% * Rp.400.000.000,- = Rp. 18.000.000,Dr. Rekening Administratif Rupiah – Tunggakan bunga

Rp 18.000.000,-

Laporan Kontinjensi Dibuat setiap tanggal laporan yang akan mejabarkan posisi kontinjen bank, apakah terjadi short atau long position. Berikut contoh Laporan Kontinnjen dari beberapa transaksi. TAGIHAN

KEWAJIBAN

1)Tunggakan Bunga ......

Rp. 18 jt

1.Bank Garansi YangBelum Jatuh Waktu …… Rp 500 jt 2.Bank Garansi YangSudah Jatuh Waktu …... Rp. 350 jt 3. L/C DN Revocable …... Rp. 300 jt

Jumlah tagihan…………….

Rp. 18 jt

Jumlah Kewajiban

..…. Rp 1.150 jt

Saldo kewajiban Bersih Kontijensi ………………….. Rp. 1. 132 Juta

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF