KODE LOG.0012.002.00

June 14, 2019 | Author: Kangenbgtz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

KODE SKKNI...

Description

MODUL PELATIHAN BERBASIS B ERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM DAN MESIN

MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA LOG.OO12.002.00

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

KATA PENGANTAR Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi. Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence ( Competence Based Training ) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “ Mengukur Listrik / Elektronika “ yang mengacu pada SKKNI Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub Bidang Pengelasan SMAW yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor KEP.342/MEN/X/2007. Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif. Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Jakarta,

Nopember 2013

DIREKTUR STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN

KUNJUNG MASEHAT, S.H., M.M. NIP. 19591129 198603 1 002

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 1 dari dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 2 BAB I

STANDAR KOMPETENSI

KERJA

NASIONAL

(SKKNI) DAN

SILABUS

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) --------------------------------------------------------------------------- 3  A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) --------------------------------------------------------------- 3 B. Unit Kompetensi Prasyarat ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 7 C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) --------------------------------------------------------------- 8 BAB II MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA -------------------------------------------------------------------------------------------- 12  A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------- 12 B. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 12 C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------- 13 D. Pengertian Istilah ----------------------------------------------------------------- 13 E. Diagram Alir Alir Unjuk Kerja Pencapaian Pencapaian Kompetensi --------------------------------------------------- 14 F. Materi Pelatihan Mengukur Listrik/Elektronika ------------------------------- 15 1. Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel - 15 a. Cara memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 15 1). Dasar-Dasar Kelistrikan ------------------------------------------------------------------------------------------ 15 2). Besaran-Besaran listrik -------------------------------------------------------------------------------------------- 16 3). Pemilihan alat ukur listrik/elektronika ----------------------------------------------------------- 19 b. Cara mengeset peralatan yang tepat --------------------------------------------------------------------- 21 c. Cara menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 21 1). Rangkaia Listrik ------------------------------------------------------ 22 2). Jenis-Jenis Rangkaian Listrik --------------------------------------------------------------------------- 22 3). Menggunakan Multi Meter ----------------------------------------------------------------------------------- 27 4). Menggunakan Multi Analog Analog ------------------------------------------------------------------------------- 28 5). Menggunakan Multi Digital --------------------------------------------------------------------------------- 36 6). Menggunakan Menggunakan Tang Tang Amper ------------------------------------------------------------------------------- 40 7). Menggunakan Osiloskop --------------------------------------------------------------------------------------- 42 Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 2 dari dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

2. Memelihara Peralatan Pengukur listrik/Elektronika ------------------------------------------- 74 a. Cara memelihara peralatan pengukur listrik/elektronika ----------- 74 1). Pemeliharaan multimeter ------------------------------------------- 74 2). Mengganti baterei multi meter ------------------------------------------------------------------------- 74 3). Mengganti sekring multi meter ----------------------------------------------------------------------- 74 4). Pemeliharaan osiloskop -------------------------------------------- 75 b. Cara menyimpan menyimpan peralatan pengukur pengukur listrik/elektronika ----------- 75 1). Cara menyimpan multi meter ------------------------------------------------------------------------- 75 BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI  A. Sumber-sumber Perpustakaan Perpustakaan ------------------------------------------------------------------------------------------------ 77 1. Daftar Pustaka ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 77 2. Buku Referensi -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 77 B. Daftar Peralatan/Mesin dan dan Bahan --------------------------------------------------------------------------------------- 77 1. Daftar Peralatan/Mesin ------------------------------------------------------------------------------------------------------- 77 2. Daftar Bahan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 78

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 3 dari dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

 A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) 1. KODE UNIT

:

LOG.OO12.002.01

2. JUDUL UNIT

:

Mengukur listrik/elektronik

3. DESKRIPSI UNIT

Unit

ini

menggambarkan

kegiatan

pengukuran

dengan menggunakan alat ukur listrik/elektronik yang meliputi pemilihan peralatan dan pengesetan yang

sesuai,

melaksanakan

melakukan

pengukuran

serta

peralatan

ukur

pemeliharaan

listrik/elektronik sesuai dengan prosedur. 4. Bidang

:

Pengukuran

5. Bobot Unit

:

2

6. Unit Prasyarat

:

ELEMEN KOMPETENSI 1. Menggunakan

KRITERIA UNJUK KERJA 1.1

peralatan pengukur listrik

2.

Peralatan dan pengesetan yang tepat dipilih untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan

1.2

Rangkaian listrik yang tepat dihubungkan untuk

untuk mengukur

memperoleh hasil yang dibutuhkan sesuai dengan

variabel

prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

Memelihara

2.1

Perawatan dan penyimpanan penyimpanan peralatan secara rutin

peralatan

dilakukan sesuai dengan prosedur manufaktur atau

pengukur listrik.

prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

7. BATASAN VARIABEL Unit ini meliputi pengukuran tegangan, arus, hambatan, daya listrik, frekuensi, dll pada rangkaian arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC) sampai tegangan 1000V, dengan menggunakan peralatan pengukur yang tepat. Peralatan ini Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 4 dari dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

termasuk multimeter analog/digital, tang tester (pengukur arus listrik), osiloskop, potensiometer, dll. Peralatan pengukur listrik ada yang memerlukan hubungan atau tidak dihubungkan dengan sirkuit. Penyetelan peralatan pengukur dapat berupa penyetelan nilai nol dan linier. Pekerjaan Peke rjaan dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Untuk pengukuran yang sederhana seperti membaca peralatan pengukur, mengetes sambungan kabel, dan pengukuran yang mengharuskan penggunaan peralatan di atas peralatan pengukur, dan sebagainya. Unit LOG.OO02.005.01 (Mengukur dengan menggunakan alat ukur) dan/atau Unit LOG.OO12.001.01 (Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur Dasar) sebaiknya dipertimbangkan.

8. PANDUAN PENILAIAN a. Konteks penilaian Unit ini sebaiknya dinilai pada lokasi kerja, di luar lokasi kerja atau kombinasi keduanya. Kompetensi dalam unit ini ditunjukkan oleh individu yang bekerja sendiri atau bekerja dalam suatu tim/kelompok. Lingkungan penilaian sebaiknya tidak merugikan calon (siswa yang akan dinilai). b. Kondisi Penilaian Calon (siswa yang akan dinilai) akan menggunakan seluruh perkakas, perlengkapan, material dan dokumentasi yang diperlukan. Calon (siswa yang akan dinilai) diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut: 1) Prosedur kerja yang relevan. 2) Spesifikasi produk dan fabrikasi yang relevan. 3) Kode-kode,

standar-standar,

manual-manual,

dan

bahan-bahan

referensi yang relevan. 4) Calon (siswa yang akan dinilai) akan diminta untuk: a) Secara lisan, atau dengan cara-cara komunikasi lainnya, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penilai. b) Menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat didekati untuk mendapatkan bukti-bukti kompetensi apabila diperlukan. c) Menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 5 dari dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

kerja yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa calon (siswa yang akan dinilai) tersebut dapat melakukan secara cakap dan konsisten seluruh elemen-elemen unit ini seperti yang telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan. c.  Aspek Kritis Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit-unit lain mengenai keselamatan (safety), kualitas, komunikasi, penanganan material, pencatatan dan pelaporan

yang

listrik/elektronik

berhubungan atau

unit-unit

dengan lain

yang

mendapatkan

pengukuran

membutuhkan

penerapan

keterampilan dan pengetahuan yang dicakup oleh unit ini. Kompetensi dalam unit ini tidak dapat diminta hingga semua prasyarat telah dipenuhi. d. Catatan khusus 1) Selama penilaian setiap individu akan: a)

selalu menunjukkan praktek kerja yang aman.

b) memberikan informasi tentang proses, kejadian, atau tugas-tugas yang

dilaksanakan untuk menjamin suatu lingkungan kerja yang

aman dan efisien. c)

mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya.

d) selalu

merencanakan

tugas-tugas

dan

meninjau

kembali

persyaratan-persyaratan suatu tugas apabila diperlukan. e) melakukan seluruh tugas sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP) melakukan seluruh

tugas sesuai dengan

spesifikasi nya. f)

menggunakan cara-cara, praktek-praktek, proses-proses teknik dan prosedur di tempat kerja, tugas-tugas tersebut diselesaikan dalam  jangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas-aktivitas khusus di tempat kerja.

e. Pedoman penilai 1) Peralatan pengukur listrik dan pengesetannya yang tepat ditentukan dan digunakan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP) untuk mendapatkan suatu pengukuran listrik. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 6 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

2)  Aplikasi

berbagai

Kode Modul LOG OO 12.002.01

peralatan

pengukuran

listrik

dapat

diberikan.

Penentuan pengesetan pada setiap peralatan pengukur listrik dapat dijelaskan. Untuk suatu batas pengukuran yang diberikan, peralatan dan pengesetan yang tepat dapat diidentifikasi. Prosedur untuk memperoleh pengukuran listrik dapat diidentifikasi. 3) Rangkaian yang tepat menghubungkan peraalatan pengukur dengan sirkuit sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP) untuk memperoleh suatu hasil pengukuran listrik. 4) Rangkaian yang menghubungkan alat pengukur dengan sirkuit yang dites dapat diidentifikasi untuk setiap tipe pengukuran listrik. Prosedur untuk

menghubungkan

alat-alat

pengukur

dengan

sirkuit

dapat

diidentifikasi. 5) Pengukuran listrik tertentu diperoleh dan diinterpretasikan dengan benar sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP). Apabila diperlukan, nilai yang didapat dikonversikan ke satuan pengukuran yang dibutuhkan. 6) Skala yang tepat untuk setiap pengesetan alat pengukur listrik dapat diidentifikasi. Apabila diperlukan, faktor skala diterapkan pada hasil yang diperoleh dari alat pengukur listrik dapat diidentifikasi. Satuan yang dipakai untuk pengukuran listrik dan elektronik dapat diidentifikasi. 7) Seluruh peralatan yang telah diset dirawat dan disimpan sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP). 8) Persyaratan perawatan dan penyimpanan berbagai peralatan pengukur listrik dapat diidentifikasi. Prosedur pemeliharaan dan penyimpanan berbagai peralatan pengukur listrik dapat diidentifikasi. Spesifikasi dari peralatan pengukur listrik yang dipilih dapat diidentifikasi.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 7 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

9. KOMPETENSI KUNCI NO

B.

KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI

TINGKAT

1.

Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi

2

2.

Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi

2

3.

Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas

2

4.

Bekerja dengan orang lain dan kelompok

1

5.

Menggunakan ide-ide dan teknik matematika

2

6.

Memecahkan masalah

2

7.

Menggunakan teknologi

2

Unit Kompetensi Prasyarat Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Merumuskan Permasalahan Pelatihan di Daerah ini peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut: - Tidak ada.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 8 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

C.

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1. Judul Unit Kompetensi 2. Kode Unit Kompetensi 3. Deskripsi Unit Kompetensi

: : :

4. Prakiraan Waktu Pelatihan : 5. Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Elemen Kompetensi 1. Menggunakan peralatan pengukur listrik untuk mengukur variabel

Kriteria Unjuk Kerja

Mengukur listrik/elektronik LOG.OO12.002.00 Unit ini menggambarkan kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur listrik/elektronik yang meliputi pemilihan peralatan dan pengesetan yang sesuai, melakukan pengukuran serta melaksanakan pemeliharaan peralatan ukur listrik/elektronik sesuai dengan prosedur. 36 Jp @ 45 Menit

Indikator Unjuk Kerja

 1.1 Peralatan dan  Dapat menjelaskan cara memilih peralatan yang tepat pengesetan untuk memperoleh hasil yang yang tepat dibutuhkan  dipilih untuk  Dapat menjelaskan cara memperoleh mengeset peralatan yang hasil yang tepat untuk memperoleh hasil dibutuhkan yang dibutuhkan  Mampu memilih peralatan yang tepat untuk m emperoleh hasil yang dibutuhkan  Mampu mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan  Harus cermat, teliti dan taat asas dalam memilih dan mengeset peralatan dengan tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Materi Pelatihan Pengetahuan Cara memilih peralatan yang  tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan Cara mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh  hasil yang dibutuhkan

Keterampilan

Sikap

Memilih peralatan yang   Cermat tepat untuk   Teliti memperoleh hasil yang  Taat asas dibutuhkan Mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan

Prakiraan Waktu Pelatihan Penge- Keteramtahuan pilan 4

12

Halaman: 9 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

1.2 Rangkaian listrik yang tepat dihubungkan untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Materi Pelatihan

Indikator Unjuk Kerja















Dapat menjelaskan cara menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar Mampu menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar Dapat menjelaskan cara menginterpretasikan hasil pengukuran dengan benar

Pengetahuan 





Cara menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar Cara memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar Cara mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan

Keterampilan 





Menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar Menginterpretasikan hasil pengukuran dengan benar

Sikap 



Cermat

Prakiraan Waktu Pelatihan Penge- Keteramtahuan pilan

2

6

Teliti engikuti prosedur operasi standar

Mengkonversikan ke hasil pengukuran satuan ukuran yang dubutuhkan

Dapat menjelaskan cara mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan Mampu memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar Mampu mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan Harus cermat dan teliti dalam menghubungkan rangkain listrik untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan Harus sesuai dengan proseduer operasi standar

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 10 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Elemen Kompetensi

2. Memelihara peralatan pengukur listrik.

Kriteria Unjuk Kerja

2.1 Perawatan dan penyimpanan peralatan secara rutin dilakukan sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Materi Pelatihan

Indikator Unjuk Kerja











Dapat menjelaskan cara merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar Mampu merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar

Pengetahuan 



cara merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar cara menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar

Dapat menjelaskan cara menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar

Keterampilan  merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar



 menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar



Sikap

Prakiraan Waktu Pelatihan Penge- Keteramtahuan pilan

  Cermat   Teliti engikuti prosedur operasi standar pemeliharaan dan penyimpanan peralatan





Mampu menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar Harus cermat dan teliti dalam melakukan perawatan secara rutin Harus mengikuti prosedur operasi standar pemeliharaan dan penyimpanan peralatan Asesmen

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 11 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

BAB II MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA  A.

Latar Belakang Mesin-mesin dan peralatan produksi dalam melakukan produksinya mengonsumsi energi dan tidak sedikit mesin yang mengonsumsi energi listrik. Demikian penting nya energi listrik untuk melakukan proses produksi sehingga dalam konstruksi mesin, komponen mekanik, komponen listrik beserta rangkaiannya serta komponen lainnya menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu seorang mekanik dalam melaksanakan tugasnya bukan saja menangani hal-hal yang terkait dengan mekanik saja melainkan juga sampai taraf tertentu harus menangani hal-hal yang terkait dengan kelistrikan. Pemahaman tentang kelistrikan melalui berbagai macan besaran-besaran listrik bagi seorang mekanik sangatlah diperlukan . Besaran-besaran listrik seperti tegangan, arus, daya dan frekuensi serta besaran-basaran lainnya tidak dapat ditanggapi langsung oleh panca indera tetapi dapat diidentifikasi, diukur dan diuji menggunakan berbagai macam alat-alat ukur listrik, mulai dari aplikasi yang sederhana sampai kepada aplikasi lanjut. Oleh karena itu seorang mekanik yang menangani masalah-masalah kelistrikan harus menggunakan alat-alat ukur listrik. Modul pengukuran listrik/elektronika ini diharapkan dapat menjadi media bagi seorang mekanik untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan pengukuran menggunakan alat-alat ukur listrik dasar.

B.

Tujuan  Adapun tujuan mengukur listrik / elektronika adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui prinsip kerja peralatan Ukur Listrik/elektronika. 2.

Langkah/cara menggunakan bermacam-macam alat untuk mengukur dan menguji besaran listrik/elektronika .

3. Cara melakukan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat ukur dan uji kelistrikan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 12 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

C.

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan Mengukur listrik/elektronika adalah menangani jenis-jenis alat ukur/uji : multimeter dan tang ampere serta osciloscope yang digunakan dalam lingkup pekerjaan teknik listrik /elektronika, cara menggunakan peralatan dengan benar sesuai dengan standard keselamatan dan kesehatan kerja, cara melakukan perawatan berkala dan perbaikan ringan serta cara penyimpanan alat ukur/uji sesuai standar yang berlaku.

D. Pengertian-pengertian 1. AC  Alternating Current  (listrik arus bolak-balik). 2. DC Direct Current (listrik arus searah). 3.  Amper Satuan yang menyatakan besarnya laju aliran pada suatu arus listrik. 4.  Anode 1). Electrode positif yang memancarkan ion positif dalam suatu sel voltaik atau peralatan sejenis lainnya. 2). Kutub positif suatu baterei 5. Beban balans Merujuk kepada pembenanan yang sama pada setiap fasa dari sistem 3 fasa. 6.  Baterei Suatu kombinasi dari dua atau lebih sell kimia yang dihubungkan secara elektronik untuk menghasilkan energi listrik. 7. Capasitor bank Suatu rangkaian capasitor dan peralatan putus-hubung, pengendali dan lain-lain yang diperlukan untuk pengoperasian instalasi secara lengkap 8. Katode 1). Elektrode negatif yng memancarkan elektron atau memberikan ion negatif dan ke arah bergeraknya ion positif dalam suatu sel voltaik atau peralatan lain yang sejenis. 2). Kutub negatif dari suatu baterei,

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 13 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

9. Circuit Suatu jalur konduktif di mana muatan listrik dapat mengalir Program Pelatihan

E.

Diagram Alir

MULAI

MEMILIH DAN MENGESET PERALATAN UNTUK MEMPEROLEH HASIL YANG DIBUTUHKAN

MENGHUBUNGKAN PERALATAN DENGAN RANGKAIAN LISTRIK UNTUK MEMPEROLEH HASIL YANG DIBUTUHKAN

MELAKUKAN PERAWATAN DAN PENYIMPANAN PERALATAN SECARA RUTIN

SELESAI

= PREPARATION

= TRANSPORTATION

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

= MANUAL OPERATION

= DECISION

Halaman: 14 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

F.

Kode Modul LOG OO 12.002.01

MATERI PELATIHAN MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA 1. Menggunakan

Peralatan

Pengukur

Listrik

Untuk

Mengukur

 Variabel Pengetahuan yang diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel. a. Cara Memilih Peralatan Yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil Yang Dibutuhkan Pemilihan alat-alat ukur listrik sangat erat kaitannya dengan penerapan dasar-dasar kelistrikan di bidang mekanik karena banyaknya mesin dan peralatan mekanik yang mengonsumsi energi listrik. Mesin-mesin perkakas beroperasi dan dijalankan dengan bantuan motor listrik, transformator las memerlukan energi listrik, mesin-mesin pengujian memerlukan energi listrik, perlengkapan pemanas memerlukan energi listrik. Sering, bahwa seorang mekanik atau electrician harus melakukan trouble shooting jika mesin berhenti beropersi karena masalah sistem kelistrikan. 1)

Dasar-Dasar Kelistrikan Jika pemahaman tentang listrik sangat misterius bagi kita, hal ini akan menjadi jelas jika pemahaman tentang kelistrikan kita diskusikan dalam bahasa non teknik dengan analogi sederhana. Listrik adalah energi dan air adalah benda, tetapi keduanya dapat dibandingkan.

Sistem air pada gam

Gambar 1. Sistem air

bar 1 adalah sistem tertutup,

di

mana

 jumlah air dalam sis tem tersebut adalah tetap ada

karena tambahan

tidak air

dari luar dan tidak ada air yang keluar.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 15 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Sistem listrik pada gambar 2

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Gambar 2. Sistem listrik

adalah sama dalam bebera pa hal dengan sistem air. Pikirkan, listrik adalah muat an partikel kecil yang meng alir (elektron)

seperti air

sepanjang jalurnya dengan sedikit hambatan Hanya saja air mengalir ke bawah karena gaya grafitasi, listrik mengalir dari negatif ke posirif karena gaya seperti muatan yang menolak satu sama lain. Pompa air menghasilkan tekanan air di dalam sistem dengan mengang kat air sedangkan baterei mengasilkan tekanan listrik di dalam sistem dengan membangkitkan muatan negatif (dalam bentuk elektron) yang dibuat untuk bergerak. Muatan yang berbeda ini yang mirip dengan tekanan air pada sistem air disebut beda potensial. Secara umum dikatakan arus mengalir dari terminal positif

(+) ke

terminal negatif (-). Tetapi elektron mengalir dari terminal negatif ke terminal positif. Aliran elektron ini disebut arus. Terdapat listrik arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC)

2) Besaran-Besaran Listrik.  Arus listrik :  Aliran elektron yang terus-menerus disebut arus listrik dengan satuan Amper dan notasinya adalah huruf “I”.  Amper:  Muatan satu colom melewati suatu penampang penghantar dalam satu detik disebut satu Amper. Satu colom: Jumlah elektron 2 x 1018 disebut satu colom.  Voltase: Untuk membuat suatu aliran arus dalam suatu penghantar, yakni tekanan listrik yang digunakan untuk menggerakkan elektron disebut Voltase dengan satuan Volt dan notasinya adalah “V” 

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 16 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Satu Volt: Satu Volt berarti gaya yang diperlukan untuk menggerakkan satu kolom elektron dalam satu detik. Tahanan:

Sifat dari penghantar yang melawan aliran arus yang

melewatinya disebut tahanan, dengan satuan Ohm ( ) dan notasinya adalah “R” . Satu Ohm:  Jika penghantar punya potensi 1V antara dua titik ujung dan arus mengalir melalui penghantar tadi 1A, maka harga tahanan penghantar tersebut adalah 1Ohm. Gaya Gerak Listrik:  Dalam suatu rangkaian, gaya yang digunakan untuk menggerakkan elektron dari satu titik ke titik yang lain disebut gaya gerak listrik (GGL) dan satuannya adalah Volt. Gaya Gerak Listrik = Beda Potensial x Voltage Drop: (atau: GGL = BP x Voltage Drop) Beda Potensial: Adalah beda potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian listrik, disingkat BP dengan satuan Volt. Daya Listrik : Daya listrik didefinisikan sebagai produk dari voltase dan arus, dengan satuan Watt. Energi yang diserap oleh peralatan listrik dalam satu jam disebut konsumsi energi listrik dengan satuan Watt dan notasinya adalah “P”  P

= V x I watt

Kerja listrik Q = P x t watt jam Hukum Tahanan: Tahanan suatu penghantar dalam suatu rangkaian tergantung pada pernyataan berikut: a) Tergantung pada jenis bahannya b) Berbanding lurus dengan panjang penghantar c) Berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar d) Dan juga tergantung pada suhu penghantar

Menghitung tahanan: Tahanan = (tahanan spesifik kali panjang)

Gambar 3. Tahanan spesifik

dibagi luas penampang R = .l/a Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 17 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Di mana: R - tahanan, dalam ohm  - tahanan spesifik dalam ohm meter

l – panjang penghantar dalam meter a – luas penampang penghantar dalam cm 2

Tahanan spesifik : (gambar 3.) tahanan yang diberikan oleh satu sentimeter kubik bahan disebut tahanan spesifik. Di bawah ini adalah tabel tahanan spesifik untuk beberapa macam bahan: Bahan

Tahanan spesifik dalam Ohm meter

Emas

2,42 x 10-8

Perak

1,63 x 10-8

Tembaga

1,724 x 10-8

 Aluminium

2,83 x 10-8

Karet

8 x 107

Kaca

10 x 1011

Contoh 1: Hitung tahanan suatu penghantar tembaga yang luaspenampangnya 1cm2 dengan panjang 50 M (tahanan spesifiknya 1,72 x 10

-8

Ohm-cm)

Jawab: Panjang = 50m x 100 = 5000 cm Luas penampang

= 1 cm2

Tahanan spesifik

= 1,72 x 10

Tahanan R

= R = .l/a

Tahanan R

= (1,72 x 10

-8

Ohm-cm

-8

x 5000) : 1; R = 0,0086 Ohm

Contoh: Dari suatu penghantar Aluminium yang luas penampangnya 0,009 cm2 dengan tahanan spesifik 2,69 x 10 -8 Ohm-meter mempunyai beda

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 18 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

potensial

pada

kedua

Kode Modul LOG OO 12.002.01

ujungnya

20V.

Jika

arus

yang

mengalir

melewatinya 2A, hitung panjang penghantar tersebut!

Jawab: Luas penampang (a) = 0,009 cm 2 = 0,009 x 10-4 M2 Tahanan spesifik () = spesifik 2,69 x 10-8 Ohm-meter Beda potensial (V)  Arus (I) Tahanan (R) R = .l/a atau

= 20 V =2A = V/I = 20/2 = 10  l = R.a/

l = (10 x 0,009 x 10-4) : 2,69 x 10-8 l = 334,5 meter

Konduktan: Konduktan adalah kebalikan dar tahanan, dimana tahanan melawan aliran arus, sedangkan konduktan memberikan pancingan (inducement) terhadap aliran arus, dengan satuan Mho dan notasinya adalah G. Konduktan G 1/R Mho

Pada dasarnya bahan diklasifikasikan berdasarkan nilai konduktannya sebagai: a) Konduktor  –  yang berarti bahan yang memungkinkan arus mengalir melewatinya. Perak, tembaga dan aluminium adalah sedikit bahan sebagai konduktor yang baik b) Isolator  –  adalah bahan yang sama sekali menahan arus untuk mengalir melewatinya. Bahan seperti ini dalam teknik listrik digunakan sebagai isolator, seperti misalnya, kaca, mika, kayu asbes, karet,plastik, porselin, PVC, bakelit kertas dan lain-lain. c) Semi konduktor  –  Yaitu bahan yang konduktivitasnya antara konduktor dan isolator, seperti Silikon dan Germanium.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 19 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

3) Pemilihan Alat Ukur Listrik/Elektronika a) Klasifikasi Alat Ukur Listrik/Elektronika  Alat ukur listrik dan elektronika diklasifikasikan ke dalam dua kategori yakni: (1)  Alat ukur primer (atau absolut)  Alat-alat ukur absolut atau alat ukur primer ini memberikan nilai besaran atau variabel yang diukur dalam bentuk konstanta. Tidak ada kalibrasi atau pembandingan dengan alat lain sebelum nya. Contoh alat-alat ukur primer ini dapat kita jumpai pada laboratorium sebagai standar alat ukur . (2)  Alat ukur sekunder, di mana nilai besaran-besaran listrik yang diukur dapat ditentukan dari defleksi alat ukur tersebut hanya  jika alat ukur tersebut telah dikalibrasi menggunakan standar alat ukur atau alat ukur absolut.  Alat-alat ukur sekunder inilah yang biasa digunakan di lapangan seperti misalnya volt meter, amper meter, Ohm meter dan lainlain. Selanjutnya alat-alat ukur sekunder ini diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yakni:   Alat ukur pengidikasian: yang memberikan pembacaan atas

input besaran listrik selama interval waktu tertentu atau memberikan ukuran pada saat /proses pengukuran. Contoh alat-alat ukur seperti ini di antaranya adalah Volt meter,  Amper meter Ohm meter.   Alat-alat ukur perekaman: yang melakukan perekaman atas

besaran yang diukur selama periode waktu tertentu. Alat ini diperlengkapi dengan pena pada sistem bergerak yang akan melakukan jejakan atas besaran yang diukur dalam bentuk grafik pada suatu tromol (drum ) yang berputar perlahan .   Alat-alat

ukur

pengintegrasian:

yang

mencatat

secara

menyeluruh dalam periode waktu tertentu, perkalian antara waktu dan besaran listrik. Pencatatan biasanya dilakukan Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 20 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

melalui pointer dan dial. Contohnya adalah Amper jam meter, Watt jam meter.

b) Cara Memilih Alat Ukur  Alat ukur yang harus dipilih untuk digunakan disesuaikan besaran atau variabel yang akan diukur dengan mempertimbangkan faktor kepraktisan, artinya jika ada alat ukur yang dapat mengukur variabel yang sama maka yang harus dipilih adalah yang lebih praktis. Di bawah ini adalah tabel besaran atau variabel yang diukur dan alat ukur yang digunakan: No.

Besaran yang diukur

Alat ukur yang digunakan

1.

Arus (Amper)

2.

Tegangan (Volt)

Volt meter

3.

Tahanan (Ohm)

Ohm meter

4.

Ketersambungan (continuity)

Multimeter

4.

Sinyal variasi waktu

Osiloskop

5.

Frekuensi sinyal

Osiloskop

6.

Nilai puncak sinyal

Osiloskop

7.

Amper secara non contak

b. Cara Mengeset Peralatan

Amper meter

Tang amper

Yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil

 Yang Dibutuhkan Oleh karena cara mengeset alat-alat ukur yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan terkai dengan penggunaan alat ukur itu sendiri, maka pembahasan cara mengeset alat-alat ukur disatukan dengan pembahasan tentang cara menggunakan alat ukur pada bahasan berikutnya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 21 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

c. Cara Menghubungkan Peralatan, Memperoleh Hasil Pengukuran Dan Menginterpretasikannya Serta Mengkonversikan Ke Satuan Ukur Yang Dibutuhkan Untuk dapat menghubungkan peralatan/alat ukur listrik dengan rangkaian yang akan diukur, maka terlebih dahulu harus memahami apa itu rangkaian listrik dan mengidentifikasi jenis-jenis rangkaiannya.

1) Rangkain Listrik Rangkaian listrik didefinisikan sebagai aliran arus dari titik suplai sampai ke beban sebagai jalur yang utuh. a) Rangkaian tertutup:

Gambar 4. Rangkaian tertutup

suatu rangkaian disebut tertutup jika suatu beban dihubungkan

di

antara

terminal-terminal

suplai

listrik sedemikian sehingga arus

mengalir

beban

melalui

tersebut

(lihat

gambar 4) b) Rangkaian terbuka:

Gambar 5. Rangkaian terbuka

Suatu rangkaian disebut rangkaian

terbuka

jika

arus tidak dapat mengalir yang

disebabkan

pemutusan

kabel

oleh atau

saklar dalam posisi “OFF”, seperti pada gambar 5. c) Hubung singkat: Hubung singkat akan terjadi jika dua terminal power suplai terhubung satu sama lain secara langsung tanpa melewati beban sehingga aliran arus tak terbatas ( infinite ) karena tanpa tahanan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 22 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

2) Jenis-Jenis rangkaian Listrik: a) Rangkaian Seri Rangkaian listrik

seri jika

resistor-resistor

dihubung

Gambar 6. Rangkaian seri

kan seper ti pada gbr 6., sehingga arus yang meng alir melalui nya sama Di sini resistor R1, R2 dan R3 dihubungkan secara seri, yakni R1 dihubungkan dengan R2, R2 dihubungkan dengan R3 dan R3 dihubungkan dengan R1 melalui suplai baterei. Arah aliran arus adalah sama (satu arah). Arus “I” Amper mengalir melalui ketiga resistor. Masing-masing resistor mempunyai voltage drop   menurut hukum Ohm. Oleh karena itu V1=IR1; V2=IR2 dan V3=IR3 Total drop pada ketiga resisitor semuanya adalah  V

= V1 + V2 + V3 = I (R1 + R2 + R3)

 V/I

= R1 + R2 + R3

Di mana R

= R1 + R2 + R3

Jika satu atau lebih

Gambar 7. Rangkaian seri baterei

baterei

dihubungkan seri satu sama lain, beda potensial totalnya adalah jumlah dari masing-masing baterei. Dalam gambar 7., empat buah baterei dihubungkan seri satu sama lain (V1, V2, V3 dan V4). Beda potensial total (V = V1 + V2 + V3 + V4) Berdasarkan hukum Ohm I = V/R, maka: V = IR Di sini V = V1 + V2 + V3 + V4  Voltage drop pada masing-masing resistor adalah:  V1 = IR1  V2 = IR2 Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 23 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

 V3 = IR3  V4 = IR4 Di mana R1, R2, R3 dan R4 adalah tahanan internal pada masingmasing baterei. Oleh karena itu R = R1 + R2 + R3 + R4

Contoh: Resistor 20 Ohm, 40

Ohm

dan

60 Ohm bungkan

Gambar 8. Rangkaian seri tahanan

dihu secara

seri pada power suplai

240

V

(gambar 8.).

Hitung tahanan total pada rangkaian dan arus yang mengalir melalui rangkaian tersebut. Jawab: Berdasarkan hukum Ohm I = V/R Di mana R = R1 + R2 + R3; maka R = 20 + 40 + 60 ; R = 120 Ohm I = V/R I = 240/120 I = 2A

Hal-hal penting pada rangkaian seri: (1)

Pada rangkaian seri arus mengalir satu narah

(2)

Tahanan total R = R1 + R2 + R3 .......

(3)

Pada rangkaian seri arus yang sama mengalir melalui semua resistor

(4)

Total drop pada rangkaian seri adalah jumlah voltage drop dari masing-masing resistor V = V1 + V2 + V3 .......

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 24 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(5)

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Seluruh rangkaian akan mati (tidak ada arus mengalir) jika salah satu resistor tidak berfungsi

(6)

Rangkaian jenis ini biasa digunakan pada lampu dekorasi

b) Rangkaian Paralel Suatu rangkaian disebut

Gambar 9. Rangkaian paralel

paralel jika resistor-resis tor dihubungkan sedemi kian rupa sehingga vo ltase

pada

masing

resistor

masingsama

(gambar 9).

 Arus pada masing-masing resistor tidak sama dan arus “I” dari power suplai dibagi antara resistor-resistor Pada rangkaian paralel, arus total “I” sama dengan jumlah arus pada masing-masing resistor. I = I1 + I2 + I3 .......... Berdasarkan hukum Ohm dapat dicari tahanan totalnya sebagai berikut: I = V/R ;I1 = V/R1; I2 = V/R2 ; I3 = V/R3 Tetapi : I = I1 + I2 + I3 I = V/R1 + V/R2 + V/R3 I = V(1/R1 + 1/R2 + 1/R3) I/V = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 Jadi I/V = 1/R Di mana: 1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 1/R = (R2R3 + R1R3 + R1R2) : R1 R2 R3 R = R1 R2 R3 : (R2R3 + R1R3 + R1R2) Hal-hal penting pada rangkaian paralel: Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 25 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(1) Pada rangkaian paralel arus mengalir melalui dua atau lebih jalur pada persimpangan jalan dan terbagi-bagi (2) I = I1 + I2 + I3 ....... (3) Jika ada tiga resistor dalam rangkaian (R1, R2, R3) maka 1. R = R1 R2 R3 : (R2R3 + R1R3 + R1R2)

Jika satu resistor tidak berfungsi, dua lainnya masih bekerja.  Arusnya dibagi dua bagian dan mengalir melalui dua resistor. Contoh (lihat gbr.

Gambar 10. Tahanan total

1.10): Resistor 6 Ohm dan 4 Ohm dihubungkan paralel pada power suplai 240V. Hitung tahanan total dan arus yang mengalir!

Jawab: R1= 6 Ohm; R2= $ Ohm; V = 240V; R = .......? Pada rangkaian paralel: R = (R1 R2) : (R1 + R2) R = (6 x 4) : (6 + 4)

R = 2,4 Ohm

Berdasarkan hukum Ohm I = V/R; I = 240/2,4;

I = 100 Amper

c) Rankaian Seri-Paralel Pada rangkaian seri-paralel

Gambar 11. Rangkaian seri-paralel

(gambar 11), satu atau lebih resistor

dihubungkan

seri

dengan satu atau lebih resistor dihubungkan para lel.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 26 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Pada rangkaian di atas dua buah resistor dihubungkan seri dan tiga buah resistor dihubungkan paralel. Rangkaian paralel (R3; R4 dan R5) terhubung seri dengan R1 dan R2. Di sini tahanan total pada rangkaian: (R) = R1 + R2 + (R3xR4xR5):(R4R5 + R5R3 + R3R4)

Contoh : (gambar12) Resistor

10

Ohm

Gambar 12. Tahanan total pada yang

rangkaian seri-paralel

terhubung paralel dengan resistor 8 Ohm disambung seri dengan resistor 4 Ohm. Hitung tahanan totalnya! Jawab: Tahanan pada rangkaian paralel Rp = (R1 R2) : (R1 + R2) Rp = (10x8) : (10 +8) Rp = 4,44 Ohm Tahanan total pada rangkaian seri-paralel = 4,44 + 4 R = 8,44 Ohm.

3) Menggunakan Multimeter Multimeter adalah alat ukur listrik yang universal merupakan “3 in 1” (tiga dalam satu), sebagai Volt meter untuk mengukur tegangan (voltase), Amper meter untuk mengukur arus dan Ohm meter untuk mengukur tahanan sewrta untuk mengukur ketersambungan ( continuity ) sekali gus dalam satu alat. Multimeter tersedia dalam dua tipe berdasarkan cara pembacaannya yaitu : a) Multimeter analog yang me

Gbr.1.13. Penunjukan jarum

nunjukkan harga pengukuran nya

menggunakan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

jarum

Halaman: 27 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

atau pointer (gambar 13).

b) Multimeter

digital

penunjukan

nilai

yang

Gbr.1.14. Penunjukan angka

ukurnya

menggunakan angka numerik (gambar 14).

Keuntungan multimeter analog: a) Gerakan

jarum

yang

terus

menerus

memungkinkan

untuk

memonitor perubahan harga selama proses pengukuran Kelemahan multimeter analog: a) Kadang-kadang penunjukan harganya tidak sama dengan harga aktual b) Terdapat banyak skala dalam satu alat dapat membingungkan c) Polaritas kabel-kabel harus benar, jika terbalik jarum akan bergerak karah sebaliknya yang dapat merusak multimeter.

Keuntungan multimemetr digital: a) Tingkat kepresisiannya lebih tinggi b) Pembacaan langsung, tidak perlu mengkonversi harga terbaca ke harga c) Jika polaritasnya terbalik harga penunjukannya sama hanya akan muncul tanda “- “, yang memberi tanda bahwa polaritasnya terbalik 

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 28 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

4) Menggunakan Multimeter Analog (gambar 15) Gambar 15. Multi meter analog

Fitur multimeter ana log dapat dilihat se perti pada gambar 15.

a) Bagian-bagian multimeter analog: (1) Bagian meter Terdiri

atas

jarum

dan

skala,

pembagian

skalanya

memungkinkan pembacaan harga voltase, arus dan tahanan. Berbagai

skalanya

berfungsi

berdasarkan

posisi

range

selectornya, misalnya DCV, ACV, DCA , . (2) Range selector Posisinya menentukan range pengukuran seperti misalnya DCV,  ACV, DCA , . Pada setiap range dapat dipilih pengaturan halus sesuai dengan variabel masing-masing. (3) Zero point position. Jika jarum tidak pada posisi nol, sebelum melakukan peng ukuran jarum dapat dinolkan melalui pengatur posisi nol. (4) 0  adjuster Setelah pemilihan range selector (x1, x100, x1K dst.) pada range selector tahanan, hubungkan kabel-kabel pengukur satu sama lain dan aturlah jarum ke posisi nol. (5) Measuring terminal Measuring terminal adalah terminal (+) dan (-) (COM). Hubungkan kabel pengukur merah ke terminal (+) dan kabel pengukur hitam ke – COM

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 29 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

b) Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran dengan Multimeter analog Langkah-langkah umum pengukuran adalah sebagai berikut: (1)

Pengaturan posisi nol Sebelum

mengguna

Gambar 16. Pengaturan posisi nol

kan multimeter, letak an

multimeter

pada

posisi datar dan perik sa jarum pada posisi nol, posisi paling kiri pada skala. Jika jarum tidak pada posisi nol, aturlah jarum ke posisi nol menggunakan zero position adjuster (gambar 16). Ketika membaca jarum, bacalah dengan posisi mata lurus di atas jarum. (2)

Memilih range pengukuran Pilihlah range pengukur

Gambar 17. Range selector

an (voltase, arus, tahan an)

dan

selector estimasi

atur

range

pada

posisi

besarnya

nilai

variabel yang akan diukur (lihat gambar 17).

(3)

Menghubungkan probe Hubungkan secara benar kabel

merah

pada

Gambar 18. Menghubungkan probe

terminal (+) dan kabl hitam pada terminal  – COM. Kemudian hubung kan probe pada ujung kabel yang satu lagi pada

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 30 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

rangkaian yang akan diu kur. Catatan, bahwa cara menghubungkan

probe

bervariasi sesuai dengan range pengukuran yang berbeda-beda (lihat gam bar 18)

(4)

Membaca penunjukan jarum Bacalah penunjukan ska

Gambar 19. Penunjukan skala

la sesuai dengan pemilih an

range

pengukuran

pada range selector (lihat gambar 19)

c) Catatan Penting Dalam Menggunakan Multimeter Analog (1)

Memastikan range  pengukuran (gambar 20) Masalah

utama

pada

multimeter jenis ini ada

Gambar 20. Memastikan range  pengukuran

lah arus lebih. Untuk mencegahnya

hanya

perlu memastikan range pengukuran

Pengguna

an voltase harap dihin dari khususnya jika un tuk arus dan tahanan, multimeter punya tahanan internal yang kecil

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 31 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(2)

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Hubungan kabel-probe Jika probe dihubungkan ke rangkaian yang akan diukur, yakinkan polaritasnya sudah benar

(3)

Mengukur voltase dan arus yang tidak diketahui nilainya Untuk mencegah arus lebih, pertama ukurlah voltase atau arus dengan range yang paling tinggi. Kemudian pilih range yang optimal sesuai dengan variabel yang diukur.

(4)

Mengubah range pengukuran Jika ingin mengubah range

Gbr. 1.21. Melepas kabel probe

pengukuran selama mela kukan pengukuran, lepas salah satu kabel probe. Jika mengubah range di bawah tegangan, multime ter dapat rusak (gambar 21). (5)

Lain-lain Hindari

getaran

dan

Gbr.1.22. Hindari sinar matahari

kejutan, Hindari

langsung suhu

tinggi,

kelembaban tinggi dan terkena

sinar

matahari

langsung (gambar 22).

d) Contoh – contoh pengukuran menggunakan multi meter analog Pengukuran voltase DC (gambar 23)

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 32 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(1)  Atur

range

Kode Modul LOG OO 12.002.01

selector

ke Gambar 23. Pengukuran voltase DC

posisi DCV yang sesuai (2) Hubungkan secara

multimeter

paralel

rangkaian

yang

dengan akan

diukur (3) Bacalah posisi jarum pada skala DCV.

Contoh pembacaan: Range 1000V Range Range Range Range Range Range

500V 250V 50V 10V 2,5V 0,25V

Kalikan 100 pada penunjukan skala 0 – 10 untuk memperoleh voltase sesungguhnya Kalikan 10 pada penunjukan skala 0 – 50 Langsung baca penunjukannya pada skala 0 – 250 Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 50 Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 10 Kalikan 0,01 penunjukan pada skala 0 – 250 Kalikan 0,001 penunjukan pada skala 0 – 250

Pengukuran voltase AC (gambar 24) 1)  Atur range selector ke

Gambar 24. Pengukuran Voltase AC

posisi ACV yang sesuai 2) Hubungkan secara

multimeter

paralel

rangkaian

yang

dengan akan

diukur 3) Bacalah posisi jarum pada skala ACV.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 33 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Contoh pembacaan: Kalikan 100 pada penunjukan skala 0 – 10 untuk memperoleh voltase sesungguhnya Kalikan 10 pada penunjukan skala 0 – 50 Langsung baca penunjukannya pada skala 0 – 250 Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 50 Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 10 Kalikan 0,01 penunjukan pada skala 0 – 250 Kalikan 0,001 penunjukan pada skala 0 – 250

Range 1000V Rang 500V Range 250V Range 50V Range 10V Range 2,5V Range 0,25V

Pengukuran arus DC (Gambar25) 1)  Atur range selector ke posisi DCA yang sesuai

Gambar 25. Pengukuran arus DC

2) Putuslah rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe hitam dengan muatan rendah

dan

probe

merah

dengan muatan tinggi 3) Bacalah

posisi

jarum

pada

skala DCA.

Contoh pembacaan: Range 0,5A Rang 25mA Range 50µA

Kalikan 0,01 pada penunjukan skala 0 – 50 untuk memperoleh amper sesungguhnya Kalikan 0,1 pada penunjukan skala 0 – 250 untuk memperoleh nilai amper dalam mili amper Langsung baca penunjukannya pada skala 0 – 250 dalam µAmper

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 34 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Pengukuran tahanan (gbr.1.26) 1) Atur range selector ke posisi  Gbr.1.26. Pengukuran

range yang sesuai

tahanan

2) Sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan tombol jari sehingga jarum pada posisi nol. 3) Hubungkan kedua probe nya pada resistor yang akan diukur 4) Bacalah penunjukan jarum pada skala . Contoh pembacaan: Range 1X

Baca langsung penunjukannya

Range 10X

Kalikan 10 untuk memperoleh nilai tahanan yang sbenarnya Kalikan 100 untuk memperoleh nilai tahanan yang sebenarnya

Range 100K

Pemeriksaan ketersambungan(continuity ) Jika suatu rangkaian listrik mempunyai jalur di mana arus listrik dapat mengalir, maka hal ini dikatakan punya ketersambungan (continuity ) . Suatu rangkaian yang punya ketersambungan disebut rangkaian tertutup. Jika arus listrik tidak dapat mengalir yang disebabkan oleh tahanan yang sangat tinggi atau rangkaiannya terputus, maka hal ini dikatakan tidak punya ketersambungan. Hal yang demikian disebut rangkaian terbuka. Mengukur ketersambungan akan memberikan kepada kita suatu rangkaian adalah tertutup atau terbuka. Mengukur

ketersambungan

dapat

membantu

kita

untuk

mengidentifikasi apakah sekring, kabel-kebel, saklar dalam keadaan baik atau tidak. Jika suatu peralatan tidak berfungsi meskipun saklar

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 35 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

dalam posisi “ON”, maka kita dapat menelusuri komponen mana yang rusak/tidak berfungsi. 1) Matikan

sumber

tegangan.

Jika

melakukan

pemeriksaan

ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter akan rusak. 2)  Atur range selector ke posisi  range yang sesuai 3) Sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika  jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol. 4) Hubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan diperiksa ketersambungannya. 5) Bacalah multimtter. Jika nilai tahanan rendah maka ada ketersambungan, tetapi jika nilai tahanan tak terbatas maka tidak ada ketersambungan. 5) Menggunakan Multimeter Digital (gambar 27) a) Bagian-bagian

utama

multimeter

digital adalah seperti berikut:

Gambar 27. Multi meter digital

(1) LCD Meter (2) LCD meter menunjukkan angka dan polaritas. Jika input polari tasnya

negatif

pada

display

akan muncul tanda “- “ (3) Range selector  Ada dua tipe:  Tipe 1 sama dengan yang

ada pada multimeter analog, yakni

mengubah

penukuran

range

maupun

fungsi

pengukurannya.  Tipe

fungsi

2

hanya saja

pengukuran Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

mengubah

(yaitu,

range

otomatis

Halaman: 36 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

berubah

sesuai

besarnya

Kode Modul LOG OO 12.002.01

de

ngan

variabel/besaran

yang diukur.

(4) Power switch Untuk mematikan dan menghidupkan power supply. Biasanya power switch terpisah dari range selector. Ini disebabkan multimeter digital memerlukan power suplly untuk menghidupkan LCD dan rangkaian internal. (5) Hold Button Tidak semua multimeter punya tombol ini. Jika multimeter digunakan untuk mengukur nilai yang lama, kita tidak dapat membacanya karena berubah terlalu cepat. Jika tombol ini ditekan maka display pembacaan akan tetap tertahan (ada) sampai tombol ini ditekan kembali (6)

Measuring terminal Jumlah dan jenis terminalnya

Gambar 28. Measuring terminal

berbeda-beda tergantung pada model, di mana kabel probe hitam harus dihubungkan dengan  – COM, kabel probe merah harus dihubungkan ke terminal sesuai dengan posisi di mana range selector ditempatkan (lihat gam bar 28).

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 37 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

b) Langkah-langkah pengukuran Secara umum langkah-langkah pengukuran seperti berikut: (1) Power Supply Hidupkan

Gbr.1.29. Tombol ON/OFF power multimeter

de

ngan mengatur power

suplly

ke

posisi “ON” (gbr. 1.29) (2) Memilih measuring range Pilih fungsi yang diingin kan (tegangan, arus, ta hanan) dan pilih range pengukuran dengan

mengantisipasi

be

sarnya nilai variabel yang akan diukur. (3) Menghubungkan probe Masukkan probe hitam ke terminal  –  COM dan probe merah ke terminal sesuai dengan measuring range (4) Membaca penunjukan Penunjukan nilainya ditampilkan tanpa atau dengan satuannya. Multimeter dengan kemam puan pengalihan range otomatis, dapat dibaca satuannya mau pun nilainya Nilai ukur yang ditampilkan

Gambar 30. Penunjukan nilai

pada LCD menunjukkan nilai

ukur

sebenarnya

(gambar

30).

Multimeter tanpa kemampuan pengalihan otomatis

range tidak

secara

menampilkan

satuan. Oleh karena itu nilai yang ditampilkan harus dikalikan dengan satuan sesuai dengan range selectornya. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 38 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

c) Catatan penting dalam menggunakan multimeter digital (1) Memastikan range pengukuran Sebagaimana halnya pada multimeter analog, hindarkan input berlebih. Input maksimalnya berbeda-beda berdasar kan fungsi dan rangenya. Yakinkan untuk tidak mengguna kan input melebihi input maksimal yang diijinkan. (2) Penunjukan overinput Jika inputnya muncul

berlebih akan

tanda

overinput.

Tanda overinput muncul de

Gambar 31. Penunjukan over input

ngan digit terbesar (gambar 31). Kecuali pada range resistance (Ohm)

jangan

gunakan

multimeter jika muncul tanda overinput. (3) Meyakinkan measuring terminal Terminal-terminalnya berbeda-beda tergantung pada model. Jika memasukkan kabel-kabel probe, yakinkan memasukannya pada terminal yang benar. (4) Pengalihan range selector Jika

range

selector

akan

Gambar 32. melepas kabel

dipindakan selama pengukur

waktu pengalihan range

an, yakinkan bahwa salah satu

selector

kabel probe telah dicabut dari rangkaian

sebelumnya

(gbr.

1.32).

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 39 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(5) Power supply Tidak seperti multimeter analog, pada multimeter digital perlu menghidupkan power supply sebelum melakukan pengukuran. (6) Lain-lain Hindari getaran dan kejutan Hindari suhu tinggi, kelembaban tinggi dan terkena sinar matahari langsung.

d) Contoh – contoh pengukuran menggunakan multi meter digital Pengukuran voltase DC (1) Hidupkan multimeter (power “ON” ) (2)  Atur range selector ke DCV yang sesuai (3) Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang akan diukur (4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

Pengukuran voltase AC (1) Hidupkan multimeter (power “ON”) (2)  Atur range selector ke ACV yang sesuai (3) Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang akan diukur (4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

Pengukuran arus DC 1) Hidupkan multimeter (power “ON”) 2)  Atur range selector ke posisi DCA yang sesuai 3) Putuslah rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan tinggi 4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 40 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Pengukuran tahanan 1) Hidupkan

multimeter

Gambar 33. Pengukuran tahanan

(power “ON”) 2)  Atur range selector ke posisi  range yang sesuai

3) Hubungkan

kedua

probe

nya pada resistor yang akan diukur (gbr.1.33) 4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya.

6) Menggunakan Tang Amper a)

Definisi Tang Amper atau Clamp Meter/Tong Tester adalah alat ukur listrik yang mempunyai dua rahang (jaws) yang dapat dibuka dan memungkinkan pengalungan pada konduktor listik. Tang amper memungkinkan untuk mengukur arus listrik

tanpa kontak secara

fisik, atau memutus rangkaian dan menghubungkannya dengan alat ukurnya. Terdapat juga tang amper yang dipergunakan untuk menginduksi arus di dalam konduktor. Tang amper digunakan untukn mengukur besarnya arus (biasanya arus AC) pada sistem distribusi daya. Tang amper dapat mengukur arus AC yang tinggi (sampai 1000 A atau lebih) tetapi sulit untuk mengukur arus DC atau arus AC yang rendah dalam satuan miliAmper. Tersedia dalam jenis analog

Gbr. 1.34. Tang amper analog dan

maupun digital seperti terlihat

digital

pada gambar 34.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 41 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

b)

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Bagian-bagian utama tang amper. Gagian-bagian utama tang amper dapat dilihat pada gbr.1.35. di bawah:

Gbr.1.35. Bagian-bagian utama tang amper

c) Mengukur Amper menggunakan tang amper (1)

Putuslah hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada rangkaian

yang

aktif

berresiko

pada

pekerja

termasuk

peralatannya. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 42 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(2)

Berilah isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.

(3)

Bukalah bagian rahang tang amper dan kalungkan

rahang-

rahangnya pada kabel yang akan diukur (hanya pada kabel tersebut), yang dilewati arus, lalu tutup rahang-rahangnya. (4)  Atur tang amper untuk pembacaan jenis arus (AC atau DC, jika tang amper tersebut dapat mengukur kedua jenis arus AC dan DC), dan range yang diharapkan (miliAmper atau Amper). Jika range besarnya arus yang akan diukur tidak diketahui, aturlah pada range tinggi, kemudian turunkan jika diperlukan. (5)

Hubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada penunjukan digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan pengulangan

proses.

Jika

pembacaannya

berfluktuasi,

tunggulah beberapa saat sampat pembacaan stabil. (6)

Putus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

Jika bekerja berkaitan dengan listrik, selalu gunakan teknik-teknik keselamatan yang sesuai. 7) Menggunakan Osiloskop a)

Kegunaan Osiloskop Osiloskop

(gambar

36)

Gbr.1.36. Osiloskop

adalah alat ukur listrik yang

paling

beraneka

ragam dalam penggunaan nya yang digunakan oleh teknisi maupun engineer.

Fungsi dasar osiloskop adalah mengama

Gambar 37. Fungsi dasar osiloskop

untuk ti

bentuk

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 43 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

gelombang

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(lihat

gambar 37), turunan nya

memung

kinkan

untuk mendapat kan pengukuran seba gai berikut : (1) waktu dan besar tegangan

sebuah

sinyal. (2) frekuensi

sinyal

yang berosilasi.

(3) fasa dan penjumlahan fasa ( Lissajous ) (4) penjumlahan dan pengurangan tegangan ( gelombang ) AC.

Osiloskop dapat menampilkan grafik aktual voltase vesrus waktu pada layar. yang

paling

penganalisisan

Jenis grafik seperti ini adalah suatu alat

berguna dan

dalam

melakukan

troubleshooting   peralatan

pengetesan, listrik

dan

elektronika, karena memungkinkan kita mengukur secara aktual level voltase instan periode waktu suatu sinyal listrik . Tambahan

pula

osiloskop

memungkinkan

kita

untuk

mengobservasi perubahan amplitudo (glitches), distorsi bentuk gelombang dan perubahan fasa. Jika diadaptasikan dengan transduser dapat mengukur hal-hal seperti

misalnya

tegangan

mekanis

(mechanical stress ),

tekanan gas, tekanan fluida, panas dan hal-hal lain di mana transduser dapat mengkonversinya dari sinyal listrik.

b)

Istilah-Istilah Dalam Penggunaan Osiloskop (1)

Sweep :

Gerakan sinar elektron pada CRT dari kiri ke kanan

yang menimbulkan tampilnya penjejakan. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 44 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(2)

Kode Modul LOG OO 12.002.01

CRT : Cathode Ray Tube, yang mirip dengan tabung gambar televisi yang bertindak sebagai tampilan Osiloskop.

(3)

Bandwidth : Range frekuensi dari sinyal yang dapat diamati pada osiloskop dengan degradasi minimal.

(4)

Decibel

(dB):

Satuan

ukuran

yang

digunakan

untuk

menunjukkan rasio antara daya sinyal input atau voltase dengan daya sinyal out put atau voltase. Decibel dihitung dengan log dari daya out put dibagi dengan daya input dikalikan 10, dengan rumus dB = log 19 x( daya out put/daya input). (5)  Attenuation: Pengurangan amplitudo sinyal. Biasanya dihitung dalam decibel (dB). (6)

Channel: Suatu rangkaian input lengkap termasuk vertical attenuator,

vertical

amplifier

dan

jaringan

input

kopel.

Osiloskop modern biasanya mempunyai du atau lebih channel dan oleh sebab itu mempunyai dua atau lebih vertical attenuator, dua atau lebih vertical amplifier dan dua atau lebih  jaringan input kopel. (7)

c)

DSO: Singkatan dari Digital Storage Oscilloscope.

Cara Kerja Osiloskop (1) Osiloskop Analog Dasar Rangkaian Osilos

Gbr.1.38. rangkaian osiloskop analog dasar

kop analog dasar dapat dibagi keda lam

tiga

blok

seperti pada gam bar 38 yakni blok rangkaian vertikal, blok rangkaian horisontal/trigger dan blok rangkaian display atau tampilan.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 45 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Dengan pemahaman masing-masing blok itu sendiri dapat mempermudah pemahaman tentang interaksi masing-masing blok dan fungsi kendali-kendalinya serta bagaomana cara kerjanya. Rangkaian vertikal. (gambar 39) Rangkaian

Gbr. 1.39. Rangkaian vertikal

vertikal mengatur

aksis

vertikal

pada

tampilan

dan

terdiri

atas

rangkaian

kopel

input, input attenuator dan vertical amplifier (untuk osiloskop jejakan ganda mempunyai dua rangkaian vertikal yang sama untuk setiap channel). Rangkaian kopel input Rangkaian

kopel

input

memungkinkan

pengguna

untuk

menghubungkan input osiloskop ke ground, maka hanya sinyal bagian AC saja yang lewat atau sinyal bagian AC dan DC keduaduanya.

Jika

meng”ground”kan

rangkaian input

kopel skop,

input

maka

diset

input

untuk

attenuator

ter”ground”kan, tetapi jek inputnya terbuka (untuk mencegah hubung singkat pada probe) . Mode ini berguna untuk mengatur  jejakan (trace ) ke level referensi nol. Jika tombol kopel input diset untuk hanya melewatkan AC saja, maka jek input skop dikopelkan secara kapasitif dan sinyal DC akan terblokir. Jika kopel input diset untuk melewatkan komponen sinyal AC maupun DC, maka jek input osiloskop terhubung secara langsung terkopelkan ke attenuator dan bagian sinyal AC maupun DC (dinamis) dapat melewatinya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 46 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Rangkaian attenuator Input.  Attenuator input memungkinkan range yang luas dari level sinyal diaplikasikan pada osiloskop dengan pengaturan sensitivitas vertikal pada tiap channel. Sensitivitas dasar amplifier vertikal suatu osiloskop adalah 5mV perbagian/skala. Sensitivitas yang lebih rendah sampai dengan 5V per bagian dicapai melalui redaman

(attenuation )

sinyal

input.

Biasanya,

rangkaian

attenuator input diset dalam urutan 1-2-5 dan memungkinkan pengukuran level sinyal dari beberapa miliVolt sampai beberapa puluh Volt. Dengan kata lain sensitivitas input dapat diatur 5Volt/bagian, 2Volt/bagian, 1volt/bagian, 0,5Volt p/bagian dan seterusnya. Untuk memberikan pengukuran yang terkalibrasi pada tampilan, attenuator input vertikal harus berjaringan wideband   akurasi tinggi yang mampu melewatkan semua sinyal dalam range pengukuran suatu osiloskop (misalnya untuk skop 20 MHz), attenuator ini harus memberikan respon rata dari DC 20Mhz. Kecuali kendali attenuator bertahap, psiloskop juga ada yang menggunakan kendali sensivisitas variabel yang memungkinkan pengaturan skop sensivisitas pada di antara tahapan attenuator. Kendali ini memungkinkan u7ntuk mengatur bentuk gelombang pada jumlah pembagian yang lebih pasti, di mana hal ini diperlukan dalam pengukuran “rise time” , di mana bentuk gelombang harus membentang secara pasti dari tanda 0% sampai 100%. Rangkaian amplifier vertikal Dari attenuator input, sinyal diteruskan ke amplifier vertikal di mana di situ dibesarkan sampai pada taraf yang memadahi untuk mengatur defleksi vertikal CRT. Tergantung pada mode displaynya (single, dual trace, copped atau alternate display), amplifier vertikal juga mengatur fasilitasi display pada channel 1, channel 2, dual trace, chopped, dual trace alternate dan lain-lain Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 47 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Dan pada tahap preamplifier, bagian sinyal juga diambil untuk diteruskan ke

rangkaian horisontal/trigger. Kendali posisi

mengatur rangkaian amplifier bias DC dan memungkinkan trace digerakkan secara vertikal. Rangkaian Horizontal/Trigger. Seperti namanya, rangkaian horizontal/trigger mengontrol trace aksis horisontal. Selanjutnya rang

kaian

Gambar 40. rangkaian horisontal/trigger

horizontal/ trigger

dibagi

menjadi tiga ba gian yakni rang kain trigger, ge nerator

untuk

sweep

dan

ampli

fier

horisontal, lihat gambar 40. Rangkaian trigger Rangkaian trigger suatu osiloskop memainkan peranan penting untuk memberikan informasi skop pada rangkaian lain ketika mulai menggambarkan trace. Karena display skop memberikan grafik voltase versus waktu, adalah penting bahwa skop mulai menggambar pada titik yang sama pada bentuk gelombang setiap kali disweep pada display. Jika osiloskop tidak dapat mengontrol poin trigger secara teliti maka tidak mungkin mengukur sesuatu yang berhubungan dengan waktu dan oleh sebab itu bentuk gelombang akan bergerak ke posisi yang berbeda setiap kali CRT disweep. Level trogger dan kendali slope memungkinkan pengguna skop untuk memilih poin yang tepat di mana sweep akan ditrigger. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 48 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Kendali slope memungkinkan untuk memilih slope positif atau negatif dan level control memungkinkan untuk memilih poin yang tepat pa da

Gbr.1.41. berfungsinya slope dan kontrol level

slop.

Gambar 41 me nunjukkan ber fungsinya slope dan level con trol. Rangkaian trigger juga memungkinkan pemilihan sumber trigger. Karena sering diperlukan untuk mentrigger hal-hal selain sinyal yang dilihat, osiloskop juga memungkinkan untuk memilih sumber trigger. Sumbernya dapat internal (salah satu channel didisplaykan) atau secara eksternal (sinyalnya menggunakan jek input trigger eksternal atau jarinag frekuensi. Jika sumber trigger internal dipilih, suatu bagian sinyal dari satu atau lebih preamplifier vertikal dimasukkan ke rangkaian trigger. Sinyal ini bisa jadi yang sedang dilihat pada CRT, channel yang sedang tidak dilihat atau dalam hal display multi trace, sumber trigger dapat secara otomatis diswit di antara channel-channel yang didisplaykan. Ini yang dikenal sebagai “alternate triggering” dan digunakan dalam hubungannya dengan “alternate display”. Jika dipilih sumber trigger eksternal sumbernya adalah sinyal yang digunakan melalui jek input trigger eksternal. Biasanya trigger eksternal digunakan untuk melihat sinyal logik dengan referensi waktu yang telah diketahui. Jaringan trigger menggunakan frekuensi untuk trigger dan digunakan untuk kerja power supply atau rangkaian yang harus disinkronisasi dengan jaringan voltase. Pengkopelan trigger juga dipilih di dalam rangkaian trigger. Mode pengkopelan trigger yang lazim adalah AC (sinyal trigger Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 49 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

secara kapasitif dikopel dan semua komponen sinyal AC digunakan) , frekuensi tinggi ditolak (trigger secara kapasitif dikopel dan filter rendah menolak semua sinyal frekuensi tinggi. Dan frekuensi rendah (trigger sinyal secara kapasitif terkopelkan dan filter tinggi menolak semua sinyal frekuensi rendah). Titik pemutusan untuk tinggi dan rendah bervariasi antara model dan merk osiloskop. Kebanyakan osiloskop juga mempunyai kopel

trigger

TV

(menggunakan

sync

separator)

untuk

mentrigger pulsa sync TV horisontal atau vertikal. Mode ini berguna untuk melihat frame (pulsa sync vertikal) atau jaringan sinyal video (pulsa sync horisontal) Generator sweep (berbasis waktu) Setelah terjadi pemilihan trigger suatu rangkaian pembangkitan sweep berbentuk lurus mata gergaji akan hidup (“ON”) dan mengha

Gambar 42. Bentuk gelombang

silkan bentuk gelombang seperti pada gambar 42.

Bagian pertama dari bentuk gelombang ini ram sweep linier gerakan trace horisontal.

Karena voltase bertambah sinar

elektron bergerak terus kanan CRT.

Ketika voltase mencapai

level puncak (bagian atas ram), sinar elektron berada pada tepi kanan CRT.

Pada titik ini sinar elektron mati (OFF”) (da n ini

disebut retrace blanking ) dan voltase sweep kembali ke level original dan juga mengembalikan sinar elektron ke tepi kiri CRT. Ram sweep biasanya dibangkitkan oleh rangkaian yang dikenal sebagai integrator miller . Rangkaian ini mengambil voltase DC sebagai input dan melakukan integrasi proses matematik . Integrasi level DC menghasilkan ramp linier. Berbagai kombinasi Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 50 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

resistan dan kapasitan digunakan untukmmengontrol kecepatan ram. Jika ram mencapai level tertentu voltase DC hilang dari integrator input menyebabkan reset ram. Input DC kadangkadang diberikan dalam flip flop dan pelenyapan level DC melibatkan pemakaian pulsa reset pada flip flop. Dalam gambar .. harus dicatat periode “Holdoff” terjadi seketika setelah setiap sweep selesai. Ini adalah periode di mana sweep berikutnya terhalang. Lamanya periode “holdoff” di kendali dengan lamanya pulsa flip flop seperti disebutkan di atas. Periode “holdoff” berbeda-beda tergantung pada rate sweepnya, tetapi ini memadahi untuk menjamin retrace sampai selesai dan menstabilkan, sebelum melakukan trigger berikutnya. Karena dimungkinkan untuk mengukur waktu pada aksis horisontal, adalah penting bahwa waktunya sweep (waktu yang diperlukan untuk sinar elektron bergerak dari sisi kiri ke sisi kanan CRT ) adalah linier (kecepatan selalu konstan) dan dikalibrasi.

Kendali

tahapan

berbasis

waktu

member8ikan

kalibrasi terhadap waktunya sweep dari detik, mikrodetik bahkan nanodetik.

Sebagaimana tahapan attenuator input, kendali

berbasis waktu biasanya diatur dengan susunan 1-2-5 , (0,1 detik/bagian, 0,2 detik/bagian, 0,5 detik/bagian, 1,0 detik/bagi an dan seterusnya) . Biasanya terdapat kendali berbasis waktu yang variabel yang memungkinkan pengaturan berbasis waktu pada range di antara bagian-bagian pada jenis yang bertahap, (meskipun

penggunaan

kendali

ini

menyebabkan

kendali

berbasis waktu tidak terkalibrasi. Biasanya osiloskop juga mempunyai kendali pembesaran sweep yang memungkinkan seluruh trace dibesarkan. Sebagai contoh misalnya jika kendali utama berbasis waktu jenis bertahap diset 0,5milidetik/bagian dan diperbesar 10X, basis waktu sebenarnya menjadi 0,05 milidetik /bagian (50nanodetik/bagian).

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 51 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

 Amplifier Horisontal Secara sederhananya, amplifier horisontal memperbesar sinyal ke suatu tingkat yang dapat menggerakkan pelat defleksi horisontal dari suatu CRT.

Karena kecepatan sweep berkisar

dari detik, mikrodetik dan nanodetik, amplifier ini harus punya wideband yang relatif lebar dan harus menghasilkan sweep bentuk gelombang linier bentuk gigi gergaji. Kendali pemosisian mengatur amplifier bias DC dan memungkinkantrace digerakkan secara horisontal. Display  CRT

CRT (cathode Ray Tube) terbuat dari kaca dan berisi vakum. Elektron dipancarkan dari elemen yang dipanaskan pada ujung sempit tabung dan diakselerasikan dengan voltase tinggi, biasanya 2000V atau lebih ke arah ujung display. Diperjalanan difokuskan ke dalam sinar sempit yang arahnya sedikit

dibalikkan

dengan

pelat

defleksi

vertikan

dan

horisontal. Defleksi ini dikendalikan dengan output amplifier vertikal dan horisontal yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu sinar bergerak ke atas dan ke bawah dalam kaitannya dengan rangkaian basis waktu . Ujung display pada tabung dilapisi dengan fosfor monokhrom biasanya hijau gemerlap di mana ditumbuk dengan elektron.  Graticule

Display osiloskop merepresentasikan grafik voltase versus waktu. Seperti terlihat pada gambar 43, komponen horisontal dari grafik merepresentasikan waktu dan komponen vertikal merepresentasikan voltase. Biasanya display osiloskop punya grafik atau graticule yang dibagi ke dalam 10 bagian untuk horisontal dan 8 bagian untuk vertikal. Masing-masing bagian dipecah menjadi 5 bagian cermin (sub bagian) yang direpresentasikan dengan Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 52 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

tanda garis putus-putus

Kode Modul LOG OO 12.002.01

sepanjang tengah vertikal dan

pembagian horisontal ditandai dengan garis

putus Gambar 43. Representasi voltase dan waktu

ganda

berla

bel 10 dan 90 dan tanda po in 0 dan 100  juga ada.

Keempat titik ini berguna untuk pengukuran rise time   dan fall time karena rise time   merupakan waktu yang diperlukan untuk menaikkan sinyal dari 10% ke 90% dari amplitudo maksimalnya. Pada hampir semua osiloskop modern, graticulenya dietch langsung di dalam CRT. Ini akan mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi ketika melihat CRT dari sudut sempit.

d) Kendali-Kendali Dan Indikator Pada Osiloskop Analog Dasar Lihat gambar 44. untuk melihat kendali dan indikator pada osiloskop yang umum Kendali-kendali fungsi umum (1) CRT dan Graticule. Ini adalah area di mana trace ditampilkan. Graticule adalah grid yang biasanya 10 bagian ke kiri-kanan dan 8 bagian dari atas ke bawah. Setiap bagian biasanya 1 cm perse gi meskipun ini dapat berbeda pada osiloskop mini. Graticule digunakan untuk pengukuran voltase dan waktu dari bentuk gelombang. Biasanya punya tanda 10% dan 90% yang biasanya digunakan untuk pengukuran “rise time ” 

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 53 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(2) Kendali intensitas. Untuk

Gambar 44. Kendali/Kontrol dan indikator pada

mengatur

osiloskop

intensitas atau keceraha n

dari

trace.

(3) Kendali rotasi trace. Medan magnet bumi berubah dari satu lokasi ke berikutnya yang dapat memengaruhi kemiringan trace. Osiloskop punya kendali rotasi trace yang dapat digunakan untuk mengkompensasikan medan magnet bumi dan mengatur trace posisi horisontal lebih sempurna. Kendali ini biasanya jenis pengaturan menggunakan obeng. (4) Kendali fokus. Mengatur fokus trace (5) Terminal cal. Biasanya disebut “probe adjust” (pengaturan probe).

Terminal

ini

menhasilkan

luas

gelombang

sinyal

(biasanya 1Khz) yang berguna untuk pengaturan kompensasi probe. Terminal ini juga dapat digunakan untuk pemeriksaan umum

ketelitian

kalibrasi

osiloskop.

Namun

tidak

boleh

digunakan sebagai sumber kalibrasi alat. (6) Jack ground. Ground sasis osiloskop dan pembumian memalui tiga kabel daya AC.

Kendali Vertikal Pada osiloskop dual trace terdapat masing-masing 2 kendali dari no. 7 sampai no 11, satu untuk tiap channel.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 54 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(7) Kendali vertikal attenuator (volt/bagian). Attenuator input vertikal. Terdapat pengaturan sensitivitas bertahap dengan urutan 1-2-5. Jika kendali sensitivitas variabel (no. 8) diset untuk mengkalibrasi posisi, sensitivitas vertikal terkalibrasi, yakni terkait dengan penyetingan dial. Pada mode operasi X-Y, kendali volt/div.

pada

kedua

channel

memberikan

pengaturan

sensitivitas bertahap bagi kedua aksis X dan Y (8)  Attenuator variabel. Pemutaran skala memberikan pengaturan halus sensitivitas vertikal. Ini memungkinkan untuk mengatur bentuk gelombang lebih presisi sesuai dengan jumlah bagian, meskipun

kemudian

pengukuran

vertikan

menjadi

tak

terkalibrasi. Banyak osiloskop punya kendali tambahan dengan fungsi tekan  –  tarik (push-pull ), PULL X5 MAG di mana sensitivitas vertika diperbesar dengan faktor lima kali jika tombol ditarik. Denhgan demikian sensitivitas 5mVolt/div. menjadi sensitivitas 1mVolt/div . Bandwidth biasanya dikurang jika fungsi X5 MAG diaktifkan. (9) Jack input. Input vertikal. Satu channel juga berfungsi sebagai operasi input X dan yang lain sebagai input Y. (10)

Tombol kopel input. Memungkinkan untuk memilih pengkopel

an sinyal ke osiloskop sebagai dan input ground berikut:  AC: sinyal input secara kapasitif dikopel dan komponen DC diblokir. Ground: membuka jalur sinyal ke amplifier vertikal.

Ini

memberikan garis dasar volt nol, posisi yang dapat digunakan sebagai referensi jika melakukan pengukuran AC. DC: Input sinyal pengkppelan langsung, sinyal komponen AC dan DC menghasilkan defleksi vertikal. (11)

Kendali posisi vertikal. Dengan memutarnya mengatur posisi

vertikal trace . Kendali ini biasanya termasuk tombol tekan-tarik pada kedua channel 1 dan channel 2 untuk mengubah polaritas sinyal (PULL INV). Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 55 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(12)

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Kendali mode vertikal. Memilih mode operasi dispaly (channel

1 ditampilkan, channel 2 ditampilkan, dual trace dan lain-lain). Mungkin juga punya fungsi tambahan seperti berikut: Cannel 1: Channel tunggal menampilkan sinyal channel1 Channel 2: Channel tunggal menampilkan sinyal channel 2 Dual: channel dual menampilkan sinyal channel 1 dan channel 2. Dua trace ditampilkan dalam mode chop atau alternate seperrtiberikut:  Alt/chop: Memilih mode alternate atau chopped dalam tampilan dual trace. Pada mode alternate, osiloskop pertama-tama menampilkan sweep sinyal channel 1 kemudian sweep sinyal channel 2 dan berulang dengan cara bergantian. Jika dipilih sweep cepat delay antara sweep-sweep ini tidak terlihat oleh kasat mata. Namun  jika dipilih sweep yang lebih lambat delaynya menjadi tampak. Pada mode chop, osiloskop menampilkan bagian kecil dari sinyal channel 1 kemudian bagian kecil dari sinyal channel 2, dan seterusnya

terus-menerus

berganti-ganti

sampai

sweep0

keduanya selesai. Pergantiannya sangat cepat dan tidak terlihat oleh kasat mata. Catatan:  Ada osiloskop yang secara otomatis memilih tampilan chop atau alternate berdasarkan pada setting kendali basis waktunya, yang memungkinkan tampilan chop pada kecepatan sweep yang lebih rendah dan tampilan alternate pada kecepatan yang lebih tinggi. Tambahan: Sinyal channel 1 dan channel 2 adalah kombinasi aljabar, dan hasilnya ditampilkan pada CRT sebagai trace tunggal. Kombinasi sinyal ini merepresentasikan channel 1 plus channel 2. Jika dari channel 1 diubah katakanlah ke channel 2, hasilnya adalah perbedaan aljabar, channel 1 dikurangi channel 2.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 56 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Kendali horisontal  sweep group  – 

(13) Kendali time base (time/div) memberikan pilihan laju sweep bertahap

berbasis

waktu.

Sebagaimana

halnya

dengan

attenuator vertikal, tahapan disusun dalam urutan 1-2-5. Jika kendali berbasis waktu variabel diset untuk mengkalibrasi posisi (item 14) , laju sweep terkalibrasi, yakni terkait dengan penyetingan dial. (14) Kendali

berbasis

memberikan

waktu

pengaturan

variabel. halus

Memutar

(skala)

laju

kendali

ini

sweep.

Ini

memungkinkan untuk mengatur bentuk gelombang tepat sesuai  jumlah bagian meskipun pengukuran horisontal menjadi tidak terkalibrasi.

(15) Kendali posisi horisontal / pembesaran 10X Posisi horisontal. Memutar tombol, mengatur trace posisi horisontal. Pembesaran 10X: Memilih pembesaran sweep 10X, yakni jika basis waktu diset 0,1 mS/div., memilih pembesaran 10X menambah seting jadi 10nS/div. Ini berguna untuk pemeriksaan yang lebih teliti bagian bentuk gelombang yang lebih spesifik  .

(16) Tombol X-Y. Memilih mode operasi X-Y. Pada opersi X-Y, tampilan CRT menjadi grafik elektronik dua voltase bersamaan. Satu input channel menampilkan aksis X yang lainnya aksis Y. Kendali horisontal/group triggering (17) Jek input trigger eksternal. Input ini memungkinkan sinyal eksternal digunakan sebagai sumber trigger. (18) Kendali

trigger

automatic-normal.

Pilih

mode

triggering

automatic jika osiloskop menghasilkan sweep dengan ketiadaan sinyal trigger yang sesuai. Dan secara otomatis pindah ke operasi trigger sweep, jika

ada sinyal yang sesuai. Operasi

triggering otomatis berbeda dengan operasi triggerring normal, di mana pada operasi normal, sweep tidak melakukan trigger Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 57 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

 jika tidak ada sinyal trigger. Triggering otomatis diperlukan pada setting pertama untuk melihat bentuk gelombang. (19) Tombol trigger source. Menentukan sumber sweep trigger. Sumber trigger yang lazim adalah: Channel 1: sinyal input channel 1 menjadi trigger sweep, apapun mode setting kendali vertikalnya. Channel 2: sinyal input channel 2 menjadi trigger sweep, apapun mode setting kendali vertikalnya.  Alternate: Sumber trigger bertukar alih di antara dua trace dalam operasi dual trace. Eksternal: Sinyal yang dihubungkan ke jek input trigger eksternal menjadi sinyal trigger. (20) Tombol kopel trigger. Menentukan metode dimana sinyal trigger dikopel dengan rangkaian trigger.

Beberapa mode

trigger kopel adalah:  AC: Sinyal trigger secara kapasitif dikopel, komponen DC diblokir. Sinyal trigger dikopel langsung: Digunakan untuk triggering frekuensi rendah (di bawah 20 Hz) atau untuk stabilisasi triggering pada sinyal komponen AC dan DC. Tidak semua osiloskop ada hal ini. TV-H (HF) : Digunakan untuk triggering pulsa sync horisontal pada video TV-V (LF): Digunakan untuk triggering pulsa sync horisontal pada video. LINE: Sinyal berasal dari jaringan input voltase (50/60Hz) menjadi trigger. (21) Tombol trigger level/slope. Kendali

trigger

level:

menentukan

titik

pada

benntuk

gelombang di mana sweep ditrigger. Memutar tombol arah (-) makin negatif titik triggering dan memutar (+) makin positif.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 58 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Memutar terlalu jauh ke kedua arah dapat menghalangi selesainya triggering. Tombol trigger slope: Memilih slope positif atau slope negatif sebagai titik triggering pada triggering bentuk gelombang. Pada banyak osiloskop, kendali ini menggunakan tombol tekan-tarik pada kendali triggering level. Kendali panel belakang 9tidak terlihat) adalah tempat sekring/pemilih jaringan voltase. Berisi sekring

dan

pemilihan

jaringan

voltase.

Kadang-kadang

pemilihan jaringan voltase menggunakan tombol terpisah, atau dalam hal pemilihan jenis power supply, tidak ada/tidak perlu memilih.

e) Cara Mengoperasikan Osiloskop Osiloskop Analog Dasar Prosedur menghidupkan Osiloskop: (1) Tahap

pertama

menghidupkannya

menggunakan dan

memperoleh

osiloskop trace.

adalah

Kendali-kendali

berikut harus ada pada osiloskop, aturlah seperti berikut: 

Tombol input kopel channel 1 (tombol AC-GND-DC): GND



Kendali posisi vertikal channel 1: center



Kendali posisi horisontal: center



Kendali auto trigger: Auto triggering “ON” 



Kendali mode vertikal: Auto triggering “ON” 



Kendali mode vertikal: channel 1 (single trace)



Kendali intensitas: minimum intensity



Kendali TIMEJDIV: 0,5mS/Div.

Setting seperti ini mempersiapkan osiloskop ke tampilan single trace dengan garis dasar volt nol, vertikal dan horisontal di tengah. Pada poin ini tidak perlu menghubungkan sinyal. (2) Masukkan osiloskop ke sumber daya AC dan putar tombol ke  “ON” . Tunggu beberapa saat untuk berproses.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 59 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(3) Pelan-pelan kendali sensitivitas distel ke atas, akan terlihat trace horisontal di daerah tengah layar. (4) Ketajaman trace dapat diatur menggunakan kendali fokus dan  jika perlu atur kemiringan trace dengan kendali rotasi trace.

Menampilkan sinyal. Prosedur ini menampilkan bentuk gelombang pada channel 1. Proses yang sama dapat digunakan untuk menampilkan trace tungggal pada channel 2. (1) Hubungkan sinyal ke jek input channel 1. Ini boleh jadi suatu poin dalam rangkaian test yang dihubungkan memalui probe atau output suatu generator fungsi melalui kabel BNC ke BNC. Jika melakukan probing pada rangkaian test, hubungkan ground probe ke sasis atau seperti biasanya dalam test peralatan. Kemudian hubungkan ujung probe ke titik yang dituju. Saran: Selalu gunakan klip ground probe dipasang pada titik yang dekat dengan titik yang diukur. Jangan hanya bertumpu pada kawat ground eksternal dalam penggantian klip probe ground, sebab dapat terinduksi sinyal yang tidak diinginkan. Probe harus dikompensasikan. Kompensasi akan mencocokan probe dengan input osiloskop. Ini

harus

dilakukan

pada

awal

untuk

kemudian

selalu

menggunakan probe yang sama untuk channel yang sama. Jika menggunakan generator sinyal yang outputnya punya sisi cepat seperti gelombang bujur sangkar atau pulsa, terminasikan outputnya kedalam impedans karakteristik untuk meminimalkan bunyi. Sebagai contoh output generator 50 Ohm harus diterminasikan ke resistor eksternal 50 Ohm dan dihubungkan ke osiloskop dengan kabel ko aksial 50 Ohm. (2)  Atur tombol input kopel ke cannel 1 ke AC.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 60 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(3) Jika tidak muncul bentuk gelombang, tambah sensitivitas dengan memutar attenuator vertikal channel 1 searah jarum jam (volt/div) ke posisi yang memberikan defleksi vertikal 2 sampai 6 bagian. (4) Tampilan pada layar mungkin tidak tersinkronisasi yakni tidak terkunci pada tempatnya . Kita harus dapat menetapkannya menggunakan kendali trigger level. Gunakan kendali sweep time (time/div) untuk menampilkan jumlah cycle yang diinginkan. Tampilan Dual Trace Kemampuan osiloskop untuk menampilkan dua bentuk gelombang secara bersamaan, mode dual trace adalah fitur yang sangat berguna. Dalam mengobservasi du bentuk gelombang secara bersamaan pada channel 1 dan channel 2, bentuk gelombangnya biaanya

berhubungan

dengan

frekuensi,

atau

satu

bentuk

gelombangnya tersinkronisasikan dengan yang lain, meskipun frekuensi dasarnya berbeda.

Sebagai contoh pada gbr. 1.45,

Melukiskan bentuk gelombang terkait dengan rangkaian flip flop sederhana di mana pa da

trace

per

tama

Gambar 45. Tampilan Osiloskop dual-trace

Me nunjukkan bentuk

ge

lombang  jam

dan

yang kedua bentuk gelombang out put.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 61 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Osilioskop menunjukkan dengan jelas bahwa out putnya adalah jam dibagi dua dan selalu terjadi perubahan out put pada sisi negatif  jam. Untuk mendapatkan tampilan dual trace: (1) Hubungkan probe ke jek input channel 1 dan channel 2 osiloskop. (2) Hubungkan klip probe ground ke sasis atau rangkaian biasa dengan penuh perhatian. Hubungkan ujung probe ke dua titik rangkaian yang diinginkan. (3) Letakkan kendali yang mengaktifkan mode dual trace pada osiloskop.

Biasanya osiloskop mempunyai posisi pada tombol

vertical mode bertanda “dual”. Namun banyak osiloskop y ang punya dua posisi berbeda yakni yang disebut “Alt” dan “chop” Ini akan mengaktifkan dua macam sweep dual trace yang berbeda seperti berikut: 

 “Alt” untuk sweep alternate. Pertama osiloskop melakukan sweep sinyal pada channel 1 sampai selesai kemudian pada channel

2

sampai

selesai

kemudian

berulang

secara

bergantian. Jika dipilih sweep cepat, kedua trace tersebut tampil secara kasat mata bersamaan. Lama kelamaan makin taidak tampak karena kecepatannya makin berkurang. 

 “ Chop” untuk sweep chopped. Osiloskop menampilkan bagian kecil sinyal pada channel 1, kemudian menampilkan bagian kecil sinyal pada channel 2 dan seterusnya sampai sweep

selesai.

Jika

dipilih

sweep

kecepatan

rendah,

chopping jauh lebih cepat dari pada sweep dan tidak teramati. Jika mode chop digunakan pada laju sweep tinggi, maka laju chop menjadi bagian signifikan dari sweep dan mungkin tampilan bentuk gelombang menjadi tampak. Chopping juga dapat menjadi perhatian jika frekuensi input sinyal mendekati atau merupakan perkalian dari frekuensi chop. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 62 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Catatan: Teknik sweep alternate dan chop biasa digunakan pada semua osiloskop multi trace. Namun banyak yang secara otomatis memilih alt atau chop tergantung pada setting base line yang ditentukan. Osiloskop ini adalah yang mempunyai tombol “dual” bukan yang tombol “alt” dan “chop” nya terpisah. (4)  Atur kendali posisi vertikal pada channel 1 dan 2 ke posisi dua trace yang diinginkan. Posisi channel 1 biasanya berada di atas channel 2 seperti pada gbr.1.46. (5)  Atur attenuator vertikal pada channel 1 dan 2 (Volt/Div.) sedemikian rupa sehingga ketinggian bentuk gelombang seperti yang diinginkan. (6)  Atur kendali time base (time/div.) ke jumlah cycle yang diinginkan

dari

bentuk

gelombang.

Jika

tampilan

tidak

tersinkronisasi (rolling) cobalah kunci dengan kendali trigger level. Kendali Vertical Attenuator (Volt/Div.) Pada osiloskop dual trace ada dua hal tentang ini, satu untuk masing-masing channel 1 dan 2. Kendali ini mengatur ketinggian vertikal bentuk gelombang pada layar. Ini dilakukan dengan attenuator sinyal input dengan memilih sejumlah tertentu sebelum melakukan

vertical

amplifier.

Besarnya

pengurangan

selalu

dinyatakan pada dial dengan urutan 1-2-5 dan dikalibrasi dalam volt/div. bagian (div.) di sini berarti luas pada graticule osiloskop yang biasanya 1 cm2. Oleh karena itu sebagai contoh jika attenuator vertikal diset ke 2 volt/div. dan gelombang sinus tampilkan mencakupi 4 bagian dari atas ke bawah maka gelombang sinus punya amplitudo puncak ke puncak 8 volt. Dua hal harus dicatat dalam hal ini. Pertama, biasanya ada kendali variabel terkait dengan attenuator vertikal. Ini harus diset ke posisi  “calibrated” agar pengukuran lebih akurat. Kendali variabel ini Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 63 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

memungkinkan kita untuk mengubah ketinggian bentuk gelombang secara lebih halus . Ada osiloskop dengan LED yang menyala yang menandakan bahwa pengukuran tidak terkalibrasi disebabkan setting kendali seperti ini. Kedua, penggunaan probe 10:1 mengalikan setting dial attenuator vertikan kali 10. Sebagai contoh jika attenuator diset 0,2 volt/div., menggunakan probe 10;1, maka harga aktual yang diperoleh pada layar adalah 2volt.div. Kendali time base (Time/Div.) Kendali ini mengatur kecepatan sweep dari osiloskop. Settingnya terkalibrasi menurut urutan 1-2-5, dalam satuan waktu per bagian. Ini menunjukkan berapa lama tanda dot bergerak secara horisontal sepanjang satu bagian luasan pada graticule. Sebagai contoh jika kendali time base diset 2mS/div. dan yang terjadi pada layar katakanlah setengah bagian positif luas gelombang besarnya 3 bagian maka lamanya 6 milidetik. Ini contoh menentukan interval waktu dengan osiloskop. Frekuensi juga dapat ditentukan. Sebagaimana halnya dengan attenuator vertikal, biasanya juga terdapat kendali variabel yang digunakan untuk mengkalibrasi pengukuran horisontal yang lebih akurat. Gunakan kendali time base untuk menampilkan jumlah cycle dari bentuk gelombang yang diinginkan. Jika ada terlalu banyak cycle ditampilkan untuk resolusi yang baik, atur ke waktu sweep yang lebih cepat. Jika hanya garis saja yang ditampilkan, cobalah waktu sweep yang lebih lambat. Jika waktu sweep lebih cepat dari pada bentuk

gelombang

yang

diobservasi,

hanya

sebagian

yang

ditampilkan, yang mungkin berupa garis lurus untuk suatu luasan gelombang atau bentuk gelombang pulsa. Triggering  (Pemicuan).

Triger adalah kejadian atau sinyal yang menyebabkan sinar pada CRT osiloskop mulai bergerak sepanjang tampilan. Tanpa triger yang tepat, tampilan memulai dari titik yang tidak tepat pada bentuk Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 64 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

gelombang dan hasilnya adalah tampilan yang tidak tersinkronisasi atau rolling. Untuk tampilan yang tersinkronisasi atau stabil, kejadian triger harus dihubungkan dengan suatu cara dengan tampilan bentuk gelombang.

Pemicuan Normal Dan Otomatis Secara virtual, osiloskop punya dua mode pemicuan, masing-masing, kerjanya seperti berikut: Normal: Sweep tetap bertahan sampai terjadi pemicuan. Pemicu menyebabkan terjadinya sweep tetapi sweep kemudian tertahan lagi sampai ada pemicuan berikutnya. Jika tidak ada sinyal picuan yang sesuai, maka trace tidak tampil (pada larar).  Auto: Sweep terjadi secara terus menerus meskipun tidak ada sinyal picuan. Namun secara otomatis kembali ke operasi picuan sweep  jika ada sinyal picuan yang sesuai. Pemicuan otomatis diperlukan pada settingan pertama osiloskop untuk mengoservasi bentuk gelombang. Memberikan sweep untuk pengobservasian bentuk gelombang sampai kendali lain diset secara benar (sekali kendali diset, osiloskop kembali ke mode pemicuan normal karena mode ini lebih sensitif). Pemicual otomatis digunakan untuk pengukuran DC dan sinya-sinyal dengan pembesaran yang rendah di mana ini tidak memicu sweep. Biasanya pada mode pemicuan normal, sinyal yang menghasilkan ½ bagian defleksi vertikal sudah memadahi untuk menghasilkan tampilan. Kendali Level dan slope Pemicuan sweep terjadi jika sumber sinyal picuan melewati level ambang yang telah diset sebelumnya. Tiap osiloskop punya kendali level picuan yang menggeser level ambang ke atas dan ke bawah (yakni positif dan negatif) pada picuan bentuk gelombang. Gambar 45

menunjukkan kendali level mengatur mulainya sweep

pada hampir semua titik yang diinginkan pada bentuk gelombang. Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 65 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Jika kendali diposisikan di tengah, level ambang yang diset mendekati rata-rata sinyal picuan. Pada sinyal gelombang sinus, fasa di mana sweep mulai adalah variable dalam ragamnya. Catatan, jika kindali level picuan diputar ke arah setting ekstrim (-) atau (+) tidak terjadi sweep pada mode picuan noemal karena batas ambang picuan

Gambar 46. Kendali level mengatur mulainya sweep

melampaui puncak amplitudo sinyal picuan.

Tombol slope picuan pasti ada pada setiap osiloskop. Pilih slope sinyal picuan pada ambang batas. Lihat kembali ke Gambar 46. Jika slope picuan diset ke posisi (+) sweep dilakukan dari sinyal picuan  jika melewati level ambang ke arah gerakan positif. Dalam posisi (-) sweep terjadi jika sinyal melewati ambang ke arah gerakan negatif. Pada banyak osiloskop, fungsii level dan slope dikombinasikan dalam satu kendali biasanya fungsi tekan tarik pada suatu tombol putar (level).

Pemilihan sumber pemicuan. Osiloskop biasanya memungkinkan kita memilih sinyal mana yang akan digunakan sebagai sinyal picuan. Sering osiloskop sepertinya tidak punya kemampuan picuan, tetapi kenyataannya operatornya yang sering lupa untuk memilih sinyal yang tepat sebagai pemicu. Pemilih sumber picuan biasanya tombol multi posisi. Pada osiloskop modern adalah:

Channel 1: Sinyal channel 1 ihubungkan ke rangkaian picuan. Pada banyak osiloskop, sinyal channel 1 seolah-olah tidak tampil. Oleh karena itu Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 66 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

kita dapat menggunakan channel 1 untuk menampilkan picuan channel 2. Jika ada kesesuaian frekuensi dapat menghasilkan tampilan yang stabil. Channel 1 juga dapat digunakan untuk pemicu tampilan picuan dual trace dari kedua channel 1 dan 2. Lagi jika ada kesesuaian, trace nya akan stabil. Channel 2: Channel 2 dapat digunakan untuk picuan dengan cara yang sama seperti channel 1 di atas.  Alternate: Pada mode dual trace, trace channel 1 dipicu dengan channel 1 dan trace channel 2 oleh channel 2. Pada situasi seperti ini kita harus sadar bahwa meskipun kedua bentuk gelombang ditampilkan sebagai trace yang stabil kita tidak dapat menentukan fasa atau timing hubungan satu dengan yang lainnya. Ini karena ini tidak dipicu dari sumber yang lazim. Eksternal: Sinyal eksternal dapat digunakan sebagai sinyal picuan. Ini biasanya menggunakan jek “external trigger” . Ini digunakan jika kita ingin menggunakan sinyal lain dari yang ditampilkan sebagai picuan, mungkin karena sumber itu lebih cocok (misal amplitudonya lebih baik, sisinya lebih tajam) Line: Sinyal yang dikembangkan secara internal dari jaringan input voltase (50/60 Hz) menjadi sinyal picuan. Ini berguna jika kita ingin mengamati

jaringan

daya

mendengung

pada

sinyal

dengan

datangnya komponen lain. Komponen dengungan menjadi lebih stabil dan oleh sebab itu menjadi terlihat lebih jelas.

Pemilihan kopel Picuan. Disamping dapat memilih sinyal mana sebagai sumber picuan kita  juga dapat memilih cara di mana sinyal dikopel dengan rangkaian pemicu. MMMode yang biasanya ada adalah: Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 67 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

 AC: Digunakan untuk melihat paling banyak jenis bentuk gelombang. Sinyal picuan secara kapasitif dikopel (komponen DC diblokir) dan dapat digunakan untuk semua sinyal dari bi bawah 30Hz sampai frekuensi puncak tergantung pada jenis osiloskopnya. DC: Mengkopel komponen sinyal picuan AC dan DC . Berguna untuk melihat sinyal dengan frekuensi posisi AC di bawah  “putus” atau jika diperlukan untuk mengikut sertakan komponen DC untuk stabilisasi sinyal TV-H: Digunakan untuk melihat pulsa sync horisontal pada bentuk gelombang video kmposit. Digunakan filter “high pass” yang mengkopel komponen frekuensi tinggi seperti pulsa sync horisontal. Posisi ini juga dapat digunakan unt7uk “high pass” umum (posisi frekuensi rendah ditolak) dan yang semacam ini biasanya ditandai dengan HF. TV-V: Untuk melihat pulsa sync vertikal dalam bentuk gelombang video komposit. Digunakan filter “low pass” yang mengkopel hanya komponen frekuensi rendah seperti pulsa sync vertikal. Posisi ini  juga dapat digunakan sebagai “low pass” umum (posisi frekuensi tinggi ditolak) dan yang semacam ini biasanya ditandai dengan LF.  Video: Pada beberapa osiloskop setting umum seperti i8ni diberikan sebagai ganti dua yang disebutkan di atas. Secara otomatis diswit ke kopel antara pulsa sync horisontal dan sync vertikal tergantung pada setting main time base nya.

 Veritcal And Horizontal Magnifiers. Kebanyakan

osiloskop

memungkinkan

pembesaran

bentuk

gelombang pada layar dalam arah vertikal dan horisontal.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 68 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Pembesaran vertikal biasanya diterapkan pada kontrol variabel untuk setian attenuator vertikal. Biasanya faktor 5X pembesaran dianggap sebagai perluasan sensitivitas dengan range 1 dan range 2. Sebagai contoh jika osiloskop punya setting vertikal minimum 5mV/div. X5 dapat memberikan 2 range ekstra, 2 mV/div. (pada setting regular 10mV.div.) da 1 mV/div. (pada setting regular 5mV/div.). Namun dengan penambahan range ini mengurangi dua performa. Pertama bandwidth berkurang jika pembesaran aktif. Pengurangan nya drastis, osiloskop dengan 60MHz mungkin terbatas pada 10 MHz dalam mode ini. Kedua, Penggunaan pembesaran pada setting yang paling sensitif menambah noise pada bentuk gelombang. Trace tampil lebih tebal dan “out of focus”  Pembesaran horisontal biaanya dicapai dengan tombol tekan-tarik pada kontrol time base variabel atau kontrol posisi horisontal. Faktor pembesaran biasanya X10. Fitur ini membantu untuk melihat bagian dari bentuk gelombang yang mungkin hilang pada bagian kanan layar jika setting time base ditambah. Meskipun bentuk gelombang diperbesar, memutar kontrol posisi horisontal masih dapat dilakukan untuk melihat setiap bagiannya.

 ADD and Invert function. Satu

fitur

umum

pada

osiloskop

adalah

mode

ADD

yang

memungkinkan mengombinasikan secara aljabar sinyal channel 1 dan channel 2 dan ditampilkan sebagai satu trace. Fitur ini berguna khususnya digunakan dalam hubungannya dengan fungsi “invert”. Invert mengambil satu channel input dan membalikkan polaritasnya pada tampilan. Sebagai contoh, gelombang sinus tinggi terlihat rendah dan sebaliknya. DC offset juga dapat dibalikkan (DC offset positif jadi negatif), jika osiloskop diset kopel DC. Pengaruhnay jika channel tidak dibalikkan ditambah channel terbalikkan,

hasilnya

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

adalah

pengurangan.

Ini

perlu

untuk

Halaman: 69 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

pengukuran diferensial (jika kita ining mengamati sinyal yang tidak merujuk ke ground dan penghapusan sinyal yang tidak diperlukan. Fungsi ADD biasanya menggunakan kontrol yang digunakan untuk memilih mode single trace atau dual trace yakni kontrol mode vertikal. Fungsi invert menggunakan channel 1 dan channel 2 tergantung pada osiloskopnya, mungkin kontrol mode vertikal, fungsi tambahan dari attenuator variabel atau tombol terpisah.  X-Y Operation. Operasi

X-Y

pengukuran

memungkinkan yang

tidak

osiloskop

mungkin

melakukan

dengan

operasi

banyak sweep

konvensional. Tampilan CRT menjadi grafik antara dua voltase yang bersamaan. Satu voltase menyatakan sinar vertikal (Y) dan yang satu lagi menyatakan horisontal (X). Pengaruh sweep tidak terjadi, oleh karena itu tidak ada sinyal terhubung dan tampilannya hanya berupa dot. Sinyal yang dipakai dua voltase seperti output sinyal stereo pada tampilan stereoscope. Namun mode X-Y dapat menampilkan grafik suatu karakteristik dinamis jika disambungkan dengan transduser untuk mengubah karakteristik (frekuensi, suhu, kecepatan, dll.) ke dalam voltase. Penggunaan yang umum adalah pengukuran frekuensi respon di mana aksis-Y menyatakan amplitudo sinyal dan aksis-X menyatakan frekuensi. Kontrol yang digunakan untuk mode X-Y berbeda di antara osiloskop, namun prosedur yang umum dalam menggunakannya adalah seperti berikut: (1) Pilih mode X-Y. Ini dapat berupa tombol terpisah atau posisi terakhir dari selector time base. Pada osiloskop dengan kemampuan sweep tunda, salah satu pilihan dari mode sweep. Hidupkan mode X-Y, pastikan intensitas trace tidak terlampau tinggi, dot cerah yang tetap pada satu tempat dapat merusak  jika tetap ada dalam waktu yang lama.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 70 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

(2) Input channel 1 dan channel 2 sekarang jadi input X dan Y. Gunakan sinyal-sinyal yang diperlukan untuk kedua channel. (3)  Attenuator vertikal sekarang jadi attenuator X dan Y yakni satu mengontrol ketinggian bentuk gelombang dan yang satu lagi lebarnya. Kontrol attenuator variabel berfungsi serupa. (4) Pemosisian X-Y dari bentuk gelombang adalah sebagai berikut:  Biasanya kontrol posisi vertikal aksis-X dari channel yang

mana pun menjadi kontrol pemosisian X-Y pada tampilan  Pemosisian horisontal dilakukan dengan kontrol vertikal dari

channel lain atau kontrol pemosisian dari osiloskop tersebut. Bandwidth Bandwidth atau respon frekuensi adalah salah satu karakteristik paling penting pada osiloskop. Ini sering menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan osiloskop. Bandwidth yang diukur dalam MHz adalah frekuensi pada amplitudo sinyal menjadi 3 dB dari nilai i KHz. Sebagai contoh misalnya sinyal 1 KHz menghasilkan bentuk gelombang dengan ketinggian 6 bagian pada setting Volt/div. yang ada. Jika sinyal tersebut frekuensinya ditambah

(tetapi

amplitudo

inputnya

tetap)

frekuensi

yang

ditampilkan berkurang 4,24 bagian (- 3dB atau 70,7% ) bandwidth nya. Bandwidth adalah penting karena menunjukkan frekuensi tertinggi di mana pengukuran akurat dapat dilakukan dengan osiloskop.

f)

Pengaplikasian Dasar Osiloskop. (1)

Tera/Kalibrasi dan Keamanan Peneraan internal pada osiloskop secara khusus menyediakan titik referensi untuk kalibrasi di panel depan dengan nilai tegangan puncak ke puncak (Vpp) tertentu misal 2 Vpp dan frekuensi tertentu pula misal 1 kHz.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 71 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Setelah

mempelajari

Kode Modul LOG OO 12.002.01

cara

pengukuran

maka

sebelum

melakukan pengukuran sebenarnya, penggguna harus menera agar pembacaan sesuai dengan standar dengan berikut : 

Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca nilai dilayar.



Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol “cal” pada kendali vertikal kanal A dan B harus diatur hingga bacaan tegangan dilayar sama dengan harga tegangan panutan ( reference voltage  )



Tombol “cal” pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau sebaliknya periode ) dilayar sama dengan frekuensi ( atau sebaliknya periode ) patutan ( reference frequency ).

(2)

Pengukuran Tegangan (gbr. 1.47) Mengukur tegangan menggunakan osiloskop adalah mengukur rentang vertikal skala kotak. Untuk tegangan DC maka tinggal mengalikan rentang vertikal keatas ( berarti tegangan positif) atau rentang kebawah dari nol ( berarti tegangan negatif) dengan skala Volt/Div. Untuk

mengukur

Gambar 47. Pengukuran tegangan

tegangan AC perlu dipahami an

yang

tegang mana

yang akan diambil  Vp, Vpp atau Vrms ( seperti diterang kan pada bagian sebelumnya). Bagaimanapun bia sanya cukup meng

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 72 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

ukur satu tegang an Vp

( karena Vpp umumnya = 2 kali Vp, dan Vrms dapat dihitung de ngan rumus yang sesuai). Pengukuran amplitudo yang benar adalah dengan membaca garis bertanda di tengah. Untuk mendapat titik puncak bawah dan titik puncak atas gunakan H Position untuk menggeser gelombang. Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur Volt/Div yang paling kecil namun masih memberikan gambaran utuh.

(3)

Pengukuran waktu dan frekuensi (gambar 48) Pengukuran waktu gelom Gambar 48. Pengukuran frekuensi bang ( periode )

dilaku

kan

dengan

membaca

garis

skala

horisontal

yang

terpakai

untuk

memenuhi 1 gelombang. Sama seperti pembacaan tegangan,

nilai

skala

dikalikan dengan Sweep Time/div. Mengukur frekuensi tinggal menggunakan rumus f = 1 / T Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan dengan multimeter analog : defleksi

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 73 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

maksimal kekanan ), dengan mengatur SweepTime/Div yang paling lambat namun masih memberikan gambaran utuh. (4)

Pengukuran geseran fasa dan Lissajous (gambar 49) Dengan menggunakan mode XY kita dapat mengukur geseran fasa melalui interpretasi gambar lissajous yang dihasilkan. Kanal 1 diisi sinyal pertama dan kanal 2 diisi sinyal kedua. Tabel gambar dibawah menunjukkan lissajous ari fungsi perbandingan frekuensi ( f1 : f2 ) dan selisih fasa antara kedua sinyal. Jika frekuensi sama ( 1: 1 ) akan menghasilkan gambar Lissajous garis, oval hingga lingkaran penuh tergantung pada selisih fasa antara kedua sinyal.

Gambar 49. Lissajous

Keterampilan yang diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel: a. Memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan b. Mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 74 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

c.

Kode Modul LOG OO 12.002.01

Menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar

d. Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar e. Mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan

Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel a. Cermat dan teliti memilih dan mengeset peralatan dengan tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan b. cermat dan teliti dalam menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan

2. Memelihara Peralatan Pengukur Listrik a. Cara Memelihara Peralatan Pengukur Listrik 1) Pemeliharaan multimeter. a) Jagalah multi meter tetap kering, jika lembab keringkan dengan lap kering. b) Gunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur yang ekstrim dapat memperpendek usia komponen elektronik dan merusak bahkan melelehkan komponen dari plastik. c) Gunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak komponen elektronik maupun casingnya. d) Jagalah multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan gunakan bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen. e) Gunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat bocor dan merusak multimeter. 2) Mengganti bateri multimeter a) Buka penutup bateri dengan jalan membuka baudnya. b) Buka kompartmen bateri c) Ganti bateri 9V dengan yang baru d) Kencangkan kompartmen bateri dan penutupnya.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 75 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

3) Mengganti sekring multi meter a) Cabut kabel test

Gambar 50. mengganti sekring multi

dari multi meter

meter

b) Lepas karet pelin dung c) Lepas penutup ba teri (dua baud B) dan baterinya. d) Lepas

penutup

belakang

dengan

membuka 4 buah baud A. e) Angkat papan rangkaian di

tengah-tengah untuk dapat

mencapai tempat sekring. f) Lepas sekring lama dan ganti dengan sekring baru secara hatihati. g) Selalu gunakan sekring dengan ukuran dan nilai seperti yang dianjurkan. h) Luruskan papan rangkaian dengan konektornya dan tekan pada tempatnya. i) Pasang dan kencangkan penutup belakang, bateri dan penutup bateri. 4) Pemeliharaan Osiloskop. Pemeliharaan osiloskop terdiri atas pemeriksaan periodik dan prosedur pembersihan, pelumasan dalam hal ini tidak diperlukan. Pembersihan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan.

Pada

kondisi

operasional

normal,

pembersihan

dilakukan minimal satu bulan sekali. Pada kondisi operasional yang berdebu atau kondisi lainnya, pembersihan harus lebih sering dilakukan. Akumulasi debu pada osiloskop dapat menyebabkan overheating   dan kerusakan komponen. Kotoran pada komponan

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 76 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

dapat bersifat mengisolasi dan menghalangi aliran panas keluar. Kotoran dan debu juga dapat mengalirkan arulistrik sehingga dapat menyebabkan kegagalan rangkaian listrik atau dapat menyebabkan bahaya kejut pada operator. b. Cara Menyimpan Peralatan pengukur Listrik. 1) Cara menyimpan multi meter a) Simpanlah multi meter dalam temperatur normal, temperature yang ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan dapat menyebabkan distorsi pada bagian-bagian yang terbuat dari plastik. b) Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas untuk menghindari kerusakan multi meter

Keterampilan diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik adalah: a. Merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar b. Menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar

Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Memelihara Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel adalah: c.

Cermat dan teliti dalam merawat dan menyimpan peralatan pengukur listrik

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 77 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

BAB III SUMBER-SUMBER LAIN  YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI  A.

SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN 1. Daftar Pustaka a.

Dzulautotech, How to use multimeter, www.e-bookmanual.com., 2007

b.

K. Govindasamy, Electrical Engineering, Vocational education, higher Secondary first year, Tamilnadu Textbook Corporation, College Road Chennai, 2007.

c.

User's Guide Digital Multimeter  Extech 420 - Extech Instruments  www.extech .com/ instruments   /resources/ manuals   /EX420_UM.pdf 

d.  ________, Oscilloscope application guide book, Third edition, B+K Precision Corp., 2001 e.

Current clamp-Wkipedia, the free encyclopedia en.wikipedia.org/wiki/Current_clamp 

2. Buku Referensi a. ...................................................................................................... b. ......................................................................................................

B.

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN 1. Daftar Peralatan/Mesin No.

Nama Peralatan/Mesin

Keterangan

1. Ohm Meter Analog/digital 2.  Ampere meter analog 3.  Volt meter analog 4. Multitester Analog 5. Multitester Digtal 6. Megger Analog 7. Megger Digital 8. Osciloscope 9. Peralan Kerja/Tool Kit lengkap 10. Peralatan K3 11.

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Halaman: 78 dari 80

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG OO 12.002.01

2. Daftar Bahan No. 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Bahan Macam-macam Resistor

Judul Modul: Mengukur Listrik/Elektronika Buku Informasi Versi: 2013

Keterangan Untuk 1 Grup /16 org

Halaman: 79 dari 80

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI LOGAM DAN MESIN

MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA LOG.OO12.002.01

BUKU PENILAIAN

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------- 1 BAB I

PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------- 2  A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------- 2 B. Tujuan ----------------------------------------------------------------------------- 2 C. Metoda Penilaian

BAB II

--------------------------------------------------------------- 2

PENILAIAN TEORI --------------------------------------------------------------------- 4  A. Lembar Penilaian Pengetahuan ------------------------------------------------ 4

BAB III PENILAIAN PRAKTIK ----------------------------------------------------------------- 13  A. Lembar Penilaian Keterampilan ------------------------------------------------13 BAB IV PENILAIAN SIKAP KERJA --------------------------------------------------------------28  A. Lembar Penilaian Sikap Kerja ------------------------------------------------- 28

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 1 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang Buku penilaian untuk unit kompetensi Mengukur Listrik/Elektronika dibuat sebagai konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh tahapan penerimaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui buku informasi dan buku kerja. Setelah latihan-latihan (exercise ) dilakukan berdasarkan buku kerja maka untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya perlu dilakukan uji komprehensif secara utuh per unit kompetensi dan materi uji komprehensif itu ada dalam buku penilaian ini.

B. Tujuan  Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara komprehensif dan berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau belum kompeten terhadap unit kompetensi Mengukur Listrik/Elektronika.

C. Metoda Penilaian 1. Metoda Penilaian Pengetahuan a.

Tes Tertulis Untuk menilai pengetahuan yang telah disampaikan selama proses pelatihan terlebih dahulu dilakukan tes tertulis melalui pemberian materi tes dalam bentuk tertulis yang dijawab secara tertulis juga. Untuk menilai pengetahuan dalam proses pelatihan materi tes disampaikan lebih dominan dalam bentuk obyektif tes, dalam hal ini jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, dan pilihan ganda. Tes essay bisa diberikan selama tes essay tersebut tes essay tertutup, tidak essay terbuka, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor subyektif penilai

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 2 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

b.

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Wawancara Tes wawancara dilakukan untuk menggali atau memastikan hasil tes tertulis sejauh itu diperlukan. Tes wawancara ini dilakukan secara perseorangan antara penilai dengan peserta uji/peserta pelatihan. Penilai sebaiknya lebih dari satu orang.

2. Metoda Penilaian Keterampilan a.

Tes Simulasi Tes simulasi ini digunakan untuk menilai keterampilan dengan menggunakan media bukan yang sebenarnya, misalnya menggunakan tempat kerja tiruan (bukan tempat kerja yang sebenarnya), obyek pekerjaan disediakan atau hasil rekayasa sendiri, bukan obyek kerja yang sebenarnya.

b.  Aktivitas Praktik Penilaian dilakukan secara sebenarnya, di tempat kerja sebenarnya dengan menggunakan obyek kerja sebenarnya. 3. Metoda Penilaian Sikap Kerja a.

Observasi Untuk melakukan penilaian sikap kerja digunakan metoda observasi terstruktur, artinya pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar penilaian yang sudah disiapkan sehigga pengamatan yang dilakukan mengikuti petunjuk penilaian yang dituntut oleh lembar penilaian tersebut. Pengamatan dilakukan pada waktu peserta uji/peserta pelatihan melakukan keterampilan kompetensi yang dinilai karena sikap kerja melekat pada keterampilan tersebut.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 3 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

BAB II PENILAIAN TEORI Lembar Penilaian Pengetahuan: Unit kompetensi

:

Pelatihan

:

waktu

:

Mengukur Listrik/Elektronika

90 menit

PETUNJUK UMUM  Jawablah materi tes ini pada lembar jawaban/kertas yang sudah disediakan.  Modul terkait dengan unit kompetensi agar disimpan.  Bacalah materi tes secara cermat dan teliti.

 A. Pilihan ganda 1. Besaran listrik yang menyatakan gaya yang digunakan untuk menggerakkan

elektron dari satu titik ke titik lain mempunyai satuan.................................. a. Watt

b. Volt

c. Amper

d. Ohm

2. Jika dua buah resistor R1 dan R2 yang disambung secara seri dihubungkan

dengan power supply, maka arus yang mengalir pada rangkaian adalah ..........................: a. Arus pada R1 dan pada R2 sama

b. Arus R1 ditambah arus R2

c. Arus R1 dikurangi arus R2

d. Arus R1 dikalikan arus R2

3. Jika dua buah resistor R1 dan R2 yang yang berbeda nilainya disambung secara

paralel dihubungkan dengan power supply, maka voltase yang mengalir pada rangkaian adalah ...........................................................: a. Voltase R1 dikurangi Voltase R2

b. Voltase R1 ditambah voltase R2

c. Voltase R1 dikalikan voltase R2

d. Voltase R1 dan voltase R2 sama

4. Dilihat dari kategorinya, multimeter, tang amper dan osiloskop

termasuk................ a. alat ukur pengkalibrasian

b. Alat ukur perekaman

c. Alat ukur pengidikasian

d. Alat ukur pengintegrasian

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 4 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

5. Untuk mengukur besarnya tegangan AC dengan multi meter, maka probe

dihubungkan dengan rangkain................................................................... a. Secara hubung singkat

b. Harus seri

c. Harus paralel

d. Seri paralel

6. Untuk mengukur besarnya arus DC dengan multi meter, maka probe harus

dihubungkan dengan rangkaian................................................... a. Secara hubung singkat

b. Harus seri

c. Harus paralel

d. Seri paralel

7. Dalam pengaturan nol jarum suatu multi meter analog sebelum melakukan

pengukuran tahanan/resistansi, kedua probe harus.................................: a. Dihubung singkat

b. Dihubungkan seri

c. Dihubungkan paralel

d. Dihubungkan seri-paralel

8. Kelebihan tang amper dengan alat ukur listrik lainnya seperti multi meter adalah

karena tang amper dapat mengukur................................................................: a. Arus AC tanpa kontak fisik

b. Daya Listrik tanpa kontak fisik

c. Tegangan AC tanpa kontak fisik

d. Kontinuitas tanpa kontak fisik

9. Gerakan sinar elektron pada CRT suatu osiloskop dari kiri ke kanan yang

menimbulkan tampilnya penjejakan (trace) disebut.................................. besaran listrik dengan AVO meter : a. Sweep

b. Sensitivity

c. Bandwidth

d. Attenuation

10. Pada penggunaan umum, jika mengukur sinyal voltase AC menggunakan

osiloskop, maka sumbu vertikal menyatakan....................................... a. Frekuensi

b. Waktu

c. Voltase

d. pulsa

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 5 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

B. Melengkapi/isian 1. Material

atau

bahan-bahan

yang

memungkinkan

arus

listrik

mengalir

melewatinya disebut..................................................................................... 2. Material atau bahan-bahan yang mempunyai nilai konduktan antara konduktor dan isolator disebut..................................................................................... 3. Suatu rangkaian di mana suatu beban dihubungkan di antara terminal-terminal supply listrik sedemikian sehingga arus mengalir melalui beban tersebut disebut........................................................................................................ 4. Jika dua terminal suatu power supply terhubung satu sama lain secara langsung tanpa melewati suatu beban, maka nilai arusnya sebesar................................... 5. Untuk mengukur tegangan listrik (AC/DC) menggunakan multi meter, maka multi meter harus dihubungkan secara..................................................................... dengan rangkaian yang akan diukur. 6. Untuk mengukur arus listrik DC menggunakan multi meter, maka multi meter harus

dihubungkan

secara.....................................................................

dengan rangkaian yang akan diukur. 7. Multimeter digital tanpa kemampuan pengalihan range secara otomatis tidak menampilkan satuan, oleh karena itu nilai yang ditampilkan harus...................... ............................................ dengan satuan sesuai dengan range selectornya. 8. Pada multi meter digital, Jumlah dan jenis terminalnya berbeda-beda tergantung pada model, di mana kabel probe hitam harus dihubungkan dengan ............................................, dan kabel probe merah harus dihubungkan ke terminal sesuai dengan posisi di mana range selector ditempatkan. 9. Tang amper digunakan untukn mengukur besarnya ................................... pada sistem distribusi daya. 10. Range frekuensi dari sinyal yang dapat diamati pada osiloskop dengan degradasi minimal disebut............................................................................................ Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 6 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

11. Pengurangan amplitudo sinyal yang biasanya dihitung dalam decibel (dB) disebut ........................................................................................................ 12. Rangkaian Osiloskop analog dasar dapat dibagi kedalam tiga blok, yakni blok rangkaian vertikal, blok rangkaian horisontal/trigger dan blok rangkaian ......... ........................................................................................................... 13. Pada penggunaan umum, jika mengukur sinyal voltase AC menggunakan osiloskop, maka sumbu horisontal menyatakan................................................ 14. Tahap

pertama

menggunakan

osiloskop

adalah

menghidupkannya

dan

memperoleh trace. Tombol input kopel channel 1 (tombol AC-GND-DC) diset ke .................................................................................................................. 15.

Jika tampilan bentuk gelombang

suatu

osiloskop seperti pada gbr. sebelah kiri diset

dengan

sensitivitas

vertikal

2Volt/Div. dan time base 0,5mS/div., maka frekuensinya adalah.....................

16.

Jika tampilan osiloskop seperti pada gbr. sebelah kiri, diset dengan :kontrol sensitifitas vertikal 2Volt/div.; kontrol time base 10µS/div., maka volt puncak dari amplitudo gelom bang gigi gergaji tersebut adalah.....................................

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 7 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

C. Essay 1.

Jelaskan 3 hal yang merupakan kelemahan dari multi meter analog!

2. Sebutkan 5 bagian utama multi meter analog! 3. Jelaskan langkah-langkah umum (4 tahap) melakukan pengukuran menggunakan multi meter analog! 4. Jelaskan langkah-langkah (4 tahap) melakukan pengukuran voltase menggunakan multi meter analog! 5. Jelaskan langkah-langkah (4tahap) melakukan pengukuran arus DC menggunakan multi meter digital! 6.

Jelaskan langkah-langkah (4 tahap) melakukan pengukuran tahanan (resistansi) menggunakan multi meter digital!

7. Jelaskan langkah-langkah (5 tahap) melakukan pemeriksaan ketersambungan rangkaian listrik menggunakan multi meter analog! 8. Jelaskan langkah-langkah (6 tahap) melakukan pengukuran arus AC pada rangkaian listrik menggunakan tang amper! 9. Jelaskan langkah-langkah (3 tahap) mengkalibrasi osiloskop! 10. Jelaskan langkah-langkah (9 tahap) mengganti sekring multi meter!

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 8 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

CEK LIS PENILAIAN PENGETAHUAN

NO. KUK

NO. SOAL

KUNCI JAWABAN

JAWABAN PESERTA

KETERANGAN K

BK

PG  A.1.

b

 A.2.

a

 A.3.

d

 A.4.

c

 A.5.

c

 A.6.

b

 A.7.

a

 A.8.

a

 A.9.

a

 A.10.

c

ISIAN B.1.

Konduktor

B.2.

Semi konduktor

B.3.

Rangkaian tertutup

B.4.

Tak terbatas

B.5.

Paralel

B.6.

Seri

B.7.

Dikalikan

B.8.

- COM

B.9.

Arus listrik

B.10.

Bandwidth

B.11.

attenuation

B.12.

Display

B.13.

Waktu

B.14.

GND

B.15.

400 Hz

B.16.

Epeak=8Volt

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 9 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

ESSAY C.1.

C.2.

C.3.

C.4.

C.5.

C.6.

Kadang-kadang penunjukan harganya tidak sama dengan harga aktual Terdapat banyak skala dalam satu alat dapat membingungkan Polaritas kabel-kabel harus benar, jika terbalik jarum akan bergerak karah sebaliknya yang dapat merusak multimeter Bagian meter Range selector Zero point position 0 adjuster Measuring terminal Pengaturan posisi nol Pemilihan range selector Menghubungkan probe Membaca penunjukan  jarum  Atur range selector ke posisi ACV/ DCV yang sesuai Hubungkan probe paralel dengan rangkaian Baca posisi jarum pada skala ACV/DCV Kalikan sesuai dengan rangenya Hidupkan multi meter / power “ON”   Atur range selector ke DCA yang sesuai Putus rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan tinggi Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya Hidupkan multi meter / power “ON”   Atur range selector ke0 yang sesuai Hubungkankedua probe nya pada resistor yang akan diukur Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 10 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

C.7.

C.8.

C.9

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Matikan sumber tegangan  Atur range selector ke0 yang sesuai Sentuhkan probe hitam dan probe merah, jika  jarum tidak pada posisi nol, atur jarum ke nol Hubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan diperiksa ketersambungannya Baca multi meter Putuslah hubungan daya dari rangkaian Berilah isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur Bukalah bagian rahang tang amper dan kalungkan rahang-rahangnya pada kabel yang akan diukur  Atur tang amper untuk pembacaan jenis arus AC dan range yang diharapkan Hubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada penunjukan digital Putus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper Hubungkan kedua probe ke titik referensi lalu baca nilainya pada layar Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol “cal” pada kendali vertikal kanal A dan B harus diatur hingga bacaan tegangan dilayar sama dengan harga tegangan panutan ( reference voltage  ) Tombol “cal” pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau sebaliknya periode ) dilayar sama dengan frekuensi ( atau sebaliknya periode ) patutan ( reference frequency ).

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 11 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

C.10.

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Cabut kabel test dari multi meter Lepas karet pelindung Lepas penutup bateri (dua baud B) dan baterinya. Lepas penutup belakang dengan membuka 4 buah baud A.  Angkat papan rangkaian di tengah-tengah untuk dapat mencapai tempat sekring. Lepas sekring lama dan ganti dengan sekring baru secara hati-hati. Selalu gunakan sekring dengan ukuran dan nilai seperti yang dianjurkan. Luruskan papan rangkaian dengan konektornya dan tekan pada tempatnya. Pasang dan kencangkan penutup belakang, bateri dan penutup bateri.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 12 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

BAB III PENILAIAN PRAKTIK Lembar Penilaian Keterampilan  A. Tugas Unjuk Kerja Mengukur listrik/elektronika 1. Waktu

: 360 menit

2.  Alat

: Tool Kit listrik, Multi meter, tang amper, Oscilloscope beserta seluruh perlengapannya

3. Bahan

: Kertas, Alat tulis, Resistor, Motor listrik, Transformator.

4. Indikator Unjuk Kerja : a) Mampu memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan b) Mampu mengeset peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan c) Mampu menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar d) Mampu memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar e) Mampu mengkonversikan ke satuan ukuran yang dubutuhkan f)

Mampu merawat peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar

g) Mampu menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur manufaktur atau prosedur operasi standar

5. Standar Kinerja (1) Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang ditetapkan. (2) Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada kesalahan kegiatan kritis. 6. Instruksi Kerja a) Instruksi kerja Menggunakan Multi meter (1)

Mengukur voltase AC/DC menggunakan multi meter.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 13 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin



Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Siapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan



Jika menggunakan multi meter digital, Hidupkan multimeter (power  “ON”)



 Atur range selector ke ACV atau DCV sesuai dengan jenis arus yang akan diukur



Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang akan diukur



Jika menggunakan multi meter analog bacalah posisi jarum pada skala ACV atau DCV.



Konversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai



Jika menggunakan multi meter digital perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

(2)

Mengukur arus DC menggunakan multi meter 

Siapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan



Jika menggunakan multi meter digital, Hidupkan multimeter (power  “ON”)



 Atur range selector ke DCA sesuai dengan jenis arus yang akan diukur



Putuslah rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan tinggi



Jika menggunakan multi meter analog bacalah posisi jarum pada skala DCA.



Konversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai



Jika menggunakan multi meter digital perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya

(3)

Mengukur tahanan menggunakan multi meter

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 14 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin



Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Siapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan



Hidupkan multimeter (power “ON”) , jika menggunakan multi meter digital

 

 Atur range selector ke posisi  range yang sesuai Jika menggunakan multi meter analog sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika jarum tidak pada posisi nol, atur  jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.



Hubungkan kedua probe nya pada resistor yang akan diukur



Bacalah penunjukan jarum pada skala .



Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital.

(4)

Memeriksa ketersambungan menggunakan multi meter 

Siapkan multi meter dan objek yang akan diperiksa ketersambung annya serta peralatan lainnya yang diperlukan.



Matikan

sumber

tegangan.

Jika

melakukan

pemeriksaan

ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter akan rusak.  

 Atur range selector ke posisi  range yang sesuai Sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika  jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.



Hubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan diperiksa ketersambungannya.



Bacalah multimtter.



Tentukan ada/tidaknya ketersambungan.

b) Instruksi Kerja menggunakan Tang Amper. (1)

Siapka tang amper dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 15 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(2)

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Putuslah hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada rangkaian yang aktif berresiko pada pekerja termasuk peralatannya.

(3)

Berilah isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.

(4)

Bukalah bagian rahang tang amper dan masukkan rahang-rahangnya sekitar kabel yang akan diukur (hanya pada kabel tersebut), yang dilewati arus, kemudian tutup rahang-rahang nya.

(5)

 Atur tang amper untuk pembacaan jenis arus AC

dan range yang

diharapkan (miliAmper atau Amper). Jika range besarnya arus yang akan diukur tidak diketahui, aturlah pada range tinggi, kemudian turunkan jika diperlukan. (6)

Hubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada penunjukan digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan pengulangan proses. Jika pembacaannya berfluktuasi, tunggulah beberapa saat sampat pembacaan stabil.

(7)

Putus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

c) Instruksi kerja menggunakan Osiloskop (1)

Siapkan osiliskop dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan

(2)

Hidupkan (On-kan) Osciloscope, set dan atur pada range sesuai dengan keperluan manual pabrik.

(3)

Tempatkan bagian atau komponen yang akan diukur pada posisi

yang

aman untuk dilakukan pengukuran dengan Osciloscope (4)

Lakukan Pengukuran pada bagian atau komponen dengan

teknik

dan prosedur sesuai dengan manual pabrikan. (5)

Baca dan catat hasil pengukuran pada layar monitor dengan menggunakan formulir yang ditetapkan.

(6)

Matikan (off-kan) Osciloscope dengan langkah kerja dan

prosedur

sesuai manual pabrik.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 16 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

d) Instruksi Kerja Memelihara Alat Ukur Listrik (1)

Siapkan multimeter yang akan dipelihara dan alat-alat pemelihara multi meter.

(2)

Jagalah multi meter tetap kering, jika lembab keringkan dengan lap kering.

(3)

Gunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur yang ekstrim dapat memperpendek usia komponen elektronik dan merusak bahkan melelehkan komponen dari plastik.

(4)

Gunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak komponen elektronik maupun casingnya.

(5)

Jagalah multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan gunakan bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen.

(6)

Gunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat bocor dan merusak multimeter.

(7)

Simpanlah multi meter dalam temperatur normal, temperature yang ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan dapat menyebabkan distorsi pada bagian-bagian yang terbuat dari plastik.

(8)

Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas untuk menghindari kerusakan multi meter

7. Langkah Kerja a) Langkah Kerja Menggunakan multi Meter (1)

Mengukur voltase AC/DC menggunakan multi meter 

Menyiapkan multi meter dan objek yang akan diukur dan peralatan lainnya yang diperlukan.



Menghidupkan multimeter (power “ON”) jika menggunakan multi meter digital.



Mengatur range selector ke ACV atau DCV sesuai dengan jenis arus yang akan diukur



Menghubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang akan diukur

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 17 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin



Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Membacal posisi jarum pada skala ACV atau DCV, jika menggunakan multi meter analog



Mengkonversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai



Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital

(2)

Mengukur arus DC menggunakan multi meter 

Menyiapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan.



Menghidupkan multimeter (power “ON”) jika menggunakan multi meter digital,



Mengatur range selector ke DCA sesuai dengan jenis arus yang akan diukur



Memutus rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan tinggi



Membaca posisi jarum pada skala DCA, jika menggunakan multi meter analog



Mengkonversikan hasil pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai



Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital

(3)

Mengukur tahanan menggunakan multi meter. 

Menyiapkan multi meter dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya



Menghidupkan multimeter (power “ON”)  , jika menggunakan multi meter digital



Mengatur range selector ke posisi  range yang sesuai



Menyentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika  jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 18 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol jika menggunakan multi meter analog. 

Menghubungkan kedua probe nya pada resistor yang akan diukur



Membaca penunjukan jarum pada skala .



Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital.

(4)

Memeriksa ketersambungan menggunakan multi meter 

Siapkan multi meter dan objek yang akan diperiksa serta peralatan lainnya yang diperlukan.



Mematikan

sumber

tegangan.

Jika

melakukan

pemeriksaan

ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter akan rusak. 

Mengatur range selector ke posisi  range yang sesuai



Menyentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika  jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.



Menghubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan diperiksa ketersambungannya.



Membaca multimtter.



Menentukan ada/tidaknya ketersambungan ada ketersambungan.

b) Langkah Kerja Menggunakan Tang Amper (1)

Siapkan tang amper dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan.

(2)

Memutuskan hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada. rangkaian yang aktif berresiko pada pekerja termasuk peralatannya.

(3)

Memberi isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.

(4)

Membuka bagian rahang tang amper dan masukkan rahang-rahangnya sekitar kabel yang akan diukur (hanya pada kabel tersebut), yang dilewati arus, kemudian tutup rahang-rahang nya.

(5)

Mengatur tang amper untuk pembacaan jenis arus AC dan range yang diharapkan (miliAmper atau Amper).

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 19 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(6)

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Menghubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada penunjukan digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan pengulangan proses. Jika pembacaannya berfluktuasi, tunggulah beberapa saat sampat pembacaan stabil.

(7)

Memutus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

c) Langkah Kerja Menggunakan Osiloskop (1)

Siapkan osiloskop dan objek yang akan diukur serta peralatan lainnya yang diperlukan.

(2)

Menghidupkan (meng on-kan) Osciloscope, mengset dan mengatur pada range sesuai dengan keperluan manual pabrikan

(3)

Menempatkan bagian atau komponen yang akan diukur pada posisi yang aman untuk dilakukan pengukuran dengan Osciloscope

(4)

Melakukan Pengukuran pada bagian atau komponen dengan teknik dan prosedur sesuai dengan manual pabrikan.

(5)

Membaca dan mencatat hasil pengukuran pada layar monitor dengan menggunakan formulir yang ditetapkan.

(6)

Mematikan (meng off-kan) Osciloscope dengan langkah kerja dan prosedur sesuai manual pabrik.

d) Langkah Kerja Memelihara Dan Menyimpan Alat-AQlat Ukur Listrik. (1)

Siapkan alatalat ukur listrik/elektronika yang akan dipelihara dan disimpan serta peralatan lainnya yang diperlukan

(2)

Menjaga multi meter tetap kering, jika lembab keringkan dengan lap kering.

(3)

Menggunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur yang ekstrim dapat memperpendek usia komponen elektronik dan merusak bahkan melelehkan komponen dari plastik.

(4)

Menggunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak komponen elektronik maupun casingnya.

(5)

Menjaga multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan gunakan bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 20 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

(6)

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

Menggunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat bocor dan merusak multimeter.

(7)

Menyimpan multi meter dalam temperatur normal, temperature yang ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan dapat menyebabkan distorsi pada bagian-bagian yang terbuat dari plastik.

(8)

Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas untuk menghindari kerusakan multi meter

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 21 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

CHECKLIST AKTIFITAS PRAKTEK / OBSERVASI (INDIKATOR UNJUK KERJA SKILL / ATTITUDE) NO UNIT

: LOG OO 12. 002.01

JUDUL UNIT

: Mengukur listrik/elektronika

NAMA ASESI

: .................. ............................... ......................... ....................... ....................... ....................... .................... .........

1. Mengukur voltase menggunakan multi meter INDIKATOR UNJUK KERJA

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset multi meter yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.

 Menghidupkan multimeter

Mampu Menghubungkan multi meter untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar

 Menghubungkan multimeter

Mampu Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar

 Membacal posisi jarum pada

Mampu Mengkonversikan hasil pengukuran ke satuan ukuran yang dubutuhkan

 Mengkonversikan hasil

PENILAIA  N K BK

(power “ON”) jika menggunakan multi meter digital,  Mengatur range selector ke ACV atau DCV sesuai dengan jenis arus yang akan diukur

-

secara paralel dengan rangkaian yang akan diukur

skala ACV atau DCV, jika menggunakan multi meter analog

pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai  Memperhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 22 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

2. Mengukur arus DC menggunakan multi meter INDIKATOR UNJUK KERJA

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset multi meter yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.

 Menghidupkan multimeter

Mampu Menghubungkan multi meter untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar

 Memutus rangkaian yang akan

Mampu Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar

 Membacal posisi jarum pada

Mampu Mengkonversikan hasil pengukuran ke satuan ukuran yang dubutuhkan

 Mengkonversikan hasil

PENILAIA  N K BK

(power “ON”) jika menggunakan multi meter digital,  Mengatur range selector ke DCA sesuai dengan jenis arus yang akan diukur

-

diukur kemudian hubungkan probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan muatan tinggi

skala DCA, jika menggunakan multi meter analog

pembacaan dengan faktor perkalian yang sesuai  Memperhatikan posisi titik

desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 23 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

3. Mengukur tahanan menggunakan multi meter INDIKATOR UNJUK KERJA Mampu Mengeset multi meter yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.

Mampu Menghubungkan multi meter untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS

PENILAIA  N K BK

 Menghidupkan multimeter

(power “ON”) jika menggunakan multi meter digital,  Mengatur range selector ke 0  sesuai dengan jenis arus yang akan diukur  Menyentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol jika menggunakan multi meter analog.  Menghubungkan kedua probe nya pada resistor yang akan diukur

Mampu Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar

 Membaca penunjukan jarum pada skala .

Mampu Mengkonversikan hasil pengukuran ke satuan ukuran yang dubutuhkan

 Memperhatikan posisi titik

-

desimal ketika membaca hasilnya, jika menggunakan multi meter digital.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 24 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

4. Memeriksa ketersambungan menggunakan multi meter INDIKATOR UNJUK KERJA

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset multi meter yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.

 

Mampu Menghubungkan multi meter untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar



Menghubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan diperiksa ketersambungannya.

Mampu Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar



Membaca multimtter.

Mampu Mengkonversikan hasil pengukuran ke satuan ukuran yang dubutuhkan



Menentukan ada/tidaknya ketersambungan ada ketersambungan.



PENILAIA  N K BK

Mematikan sumber tegangan. Mengatur range selector ke posisi  range yang sesuai Menyentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

-

Halaman: 25 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

5. Mengukur arus AC menggunakan tang amper INDIKATOR UNJUK KERJA

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS

Mampu Mengeset tang amper yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.

 Memutuskan hubungan daya

Mampu Menghubungkan tang amper untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar

 Membuka bagian rahang tang

Mampu Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar

 Menghubungkan kembali daya

Mampu Mengkonversikan hasil pengukuran ke satuan ukuran yang dubutuhkan

 Jika pembacaannya

PENILAIA  N K BK

dari rangkaian, karena bekerja pada rangkaian yang aktif berresiko pada pekerja termasuk peralatannya.  Memberi isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur. -

amper dan masukkan rahangrahangnya sekitar kabel yang akan diukur (hanya pada kabel tersebut), yang dilewati arus, kemudian tutup rahang-rahang nya.  Mengatur tang amper untuk pembacaan jenis arus AC dan range yang diharapkan (miliAmper atau Amper).

ke rangkaian.  baca pada penunjukan digital,

catat harganya untuk menghindari lupa dan pengulangan proses.

berfluktuasi, tunggulah beberapa saat sampai pembacaan stabil.  Memutus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 26 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

6. Menggunakan Osiloskop INDIKATOR UNJUK KERJA Mampu Mengeset osiloskop yang tepat untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS 



Menghidupkan (meng on-kan) Osciloscope, mengset dan mengatur pada range sesuai dengan keperluan manual pabrikan Menempatkan bagian atau komponen yang akan diukur pada posisi yang aman untuk dilakukan pengukuran dengan Osciloscope

Mampu Menghubungkan osiloskop untuk memperoleh hasil yang diperlukan sesuai dengan prosedur operasi standar



Melakukan Pengukuran pada bagian atau komponen dengan teknik dan prosedur sesuai dengan manual pabrik.

Mampu Memperoleh hasil pengukuran dan menginterpretasikannya dengan benar



Membaca dan mencatat hasil pengukuran pada layar monitor

Mampu Mengkonversikan hasil pengukuran ke satuan ukuran yang dubutuhkan



Menggunakan formulir yang ditetapkan. Mematikan (meng off-kan) Osciloscope dengan langkah kerja dan prosedur sesuai manual pabrik.



PENILAIA  N K BK

Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

-

Halaman: 27 dari 30

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Dan Mesin

Kode Modul LOG. OO 12. 002.01

7. Memelihara alat-alat ukur listrik/elektronika INDIKATOR UNJUK KERJA

HAL-HAL YANG DIAMATI

TUGAS

(1)

 Menjaga multi meter tetap Memelihara alat-alat ukur listrik/elektronika. kering, jika lembab kering kan dengan lap kering.  Menggunakan multimeter pada temperatur normal, temperatur yang ekstrim dapat memperpendek usia komponen elektronik dan merusak bahkan melelehkan komponen dari plastik.  Menggunakan multimeter secara hati-hati, jatuh dapat merusak komponen elektronik maupun casingnya.  Menjaga multimeter tetap bersih, gunakan lap bersih, jangan gunakan bahan kimia, larutan pembersih ataupun deterjen.  Menggunakan selalu bateri yang baru, bateri yang lemah dapat bocor dan merusak multimeter.

(2)

Menyimpan alat-alat ukur listrik/elektronika

 Menyimpan multi meter

PENILAIA  N K BK

-

dalam temperatur normal, temperature yang ekstrim dapat memperpendek umur komponen elektronik dan dapat menyebabkan distorsi pada bagianbagian yang terbuat dari plastik.  Jika multi meter disimpan dalam waktu lama, baterei harus dilepas untuk menghindari kerusakan multi meter

Catatan : ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… Tanda Tangan Asesi : ………………………….

Tanda Tangan Asesor: ………………………… Judul Modul : Mengukur Listrik/Elektronika Buku Penilaian Versi: 2013

Halaman: 28 dari 30

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF