KLH (2010) - Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

April 30, 2017 | Author: Rini Agustin Idris | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download KLH (2010) - Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau...

Description

TIM PENYUSUN Kementerian Lingkungan Hidup: Unit Kerja Asisten Deputi Ekonomi Lingkungan Nara sumber: M. Suparmoko,Awal Subandar,Wisnu Ali Martono, Omo Rusdiana,Rizal Bactiar,Yossy Suzanna Desain cover oleh: MATOA Foto cover dari: KLH

ii

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Kata Pengantar Puji syukur kepada Allah SWT atas diterbitkannya Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk. Panduan ini merupakan salah satu series dari Panduan Umum Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Panduan ini dimaksudkan untuk melengkapi Panduan Umum Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Kenyataan bahwa lingkungan merupakan satu kesatuan utuh di mana terdapat keterkaitan ekologis antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya, sehingga penentuan nilai atau valuasi ekonomi lingkungan seyogyanya bersifat menyeluruh serta membutuhkan metodologi yang lebih kompleks dan rumit. Namun guna penyederhanaan nilai tersebut, maka fokus panduan ini diarahkan sebagai pendekatan untuk menilik satu ekosistem tertentu, seperti Ekosistem Danau/Waduk. Panduan ini memberi gambaran tentang metodologi dan tata cara valuasi ekonomi yang spesifik dapat diterapkan di ekosistem danau/waduk serta menyajikan pengetahuan umum mengenai ekosistem danau/waduk secara sederhana. Tinjauan teoritikal yang tersaji dalam buku ini diharapkan dapat menjadi pengkayaan bagi para penggunanya, khususnya dalam melakukan valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan danau/waduk. Ekosistem danau/waduk merupakan suatu kawasan yang berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem peralihan lautan dan daratan. Kawasan ini perlu dilindungi, karena memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi manusia baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Di sisi lain, karena kepentingan aktifitas manusia telah banyak menyebabkan kehidupan ekosistem danau/waduk terganggu. Oleh karenanya, diperlukan suatu upaya penanganan ekosistem danau/waduk dengan pengelolaan yang dapat mempertahankan fungsi lingkungan bagi kehidupan manusia itu sendiri. Upaya penanganan tersebut membutuhkan dukungan berbagai perangkat

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

iii

pengelolaan lingkungan hidup. Salah satunya adalah perangkat valuasi ekonomi yang sudah mulai dipahami dapat mendukung upaya pengelolaan ekosistem danau/waduk. Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam penyusunan panduan ini, khususnya kepada para nara sumber dan praktisi ekonomi lingkungan yang telah berkontribusi dalam memberikan pengetahuan dan bahan referensi selama penyusunan panduan ini. Kami mengharapkan saran dan masukan untuk penyempurnaan panduan ini. Semoga buku ini memberi dorongan bagi berbagai pihak untuk melakukan valuasi ekonomi dan memanfaatkan hasilnya bagi pengelolaan lingkungan hidup, khususnya ekosistem danau/waduk. Semoga bermanfaat,

Jakarta, Desember 2010 Kementerian Lingkungan Hidup Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan

Imam Hendargo Abu Ismoyo

iv

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Daftar Isi Kata Pengantar................................................................................................ iii Daftar Isi................................................................................................................ v Daftar Istilah...................................................................................................... vii Bab 1 Manfaat Valuasi Ekonomi...................................................... 1 Bab 2 Ekosistem Danau/Waduk . .................................................... 5 2.1 2.2 2.3 2.4

Pengertian Ekosistem Danau/Waduk .......................................... Fungsi dan Manfaat Ekosistem Danau/Waduk ........................ Kerusakan Ekosistem Danau/Waduk ........................................... Valuasi Ekonomi Kerusakan Ekosistem Danau/waduk .........

5 9 9 10

Bab 3 Tahapan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk....................................................... 13 Bab 4 Kerangka dan Prosedur Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk ..................................................... 19 Bab 5 Contoh Perhitungan Valuasi Ekonomi ....................... 31 Bab 6 Implikasi Kebijakan . ............................................................... . 47 Daftar Tabel Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3

Klasifikasi Ukuran Danau/Waduk .................................................. 7 Luas, Kedalaman dan Volume Danau di Indonesia ................... 8 Matrik Identifikasi Fungsi dan Manfaat Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan terhadap Ekosistem Danau/Waduk ...................................................................................... 21

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

v

Tabel 4 Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk........................................................................................ 23 Tabel 5 Penilaian Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk............................. 28 Tabel 6 Perhitungan Nilai Ekonomi Ikan Tangkap di Danau Toba ... . 34 Tabel 7 Perhitungan Nilai Ekonomi Ikan Budidaya (Karamba) di Danau Toba........................................................................................ 36 Tabel 8 Perhitungan Nilai Ekonomi Danau Toba sebagai Obyek Wisata di Kabupaten Simalungun.................................................. 38 Tabel 9 Perhitungan Nilai Ekonomi Usaha Angkutan Kapal Umum di Danau Toba......................................................................................... 41 Tabel 10 Nilai Ekonomi Total Danau Toba untuk Kabupaten Simalungun............................................................................................. 45

Daftar Pustaka................................................................................................... 51

vi

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Daftar Istilah 1. Valuasi ekonomi SDA dan Lingkungan (SDAL) Ekosistem Danau/ waduk: Upaya pengenaan nilai moneter terhadap sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan ekosistem danau/waduk, sesuai dengan tujuan pemanfaatannya. 2. Nilai Ekonomi Total [NET] (Total Economic Value, TEV) Ekosistem Danau/waduk: Nilai moneter sumber daya alam dan lingkungan yang merupakan proksi yang mencerminkan nilai fungsi yang dimiliki sumber daya alam dan lingkungan di ekosistem danau/waduk. Nilai Ekonomi Total

Nilai Guna Langsung

• Ekstraktif • Tidak ekstraktif

Nilai Guna Tidak Langsung

Nilai Pilihan

Jasa lingkungan: nilai langsung, nilai tidak langsung

Jasa lingkungan: nilai langsung, nilai tidak langsung

Nilai Warisan

Keanekaragaman Hayati

Nilai Keberadaan

• Sosial budaya • Keanekaragaman Hayati

a. Nilai atas dasar penggunaan (Use Value): Nilai ekonomi karena digunakannya sumber daya alam dan lingkungan danau/waduk b. Nilai atas dasar tanpa penggunaan (Non-use Value/Passive Value): Nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan danau/waduk yang diberikan oleh masyarakat. Masyarakat memberikan nilai ini

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

vii

didasarkan pada alasan agar sumber daya alam dan lingkungan tetap dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang ataupun karena alasan ikut bertanggung jawab atas keberlanjutan keberadaan sumber daya alam maupun peninggalan budaya tertentu. c. Nilai keberadaan: Nilai yang diberikan oleh masyarakat lebih karena keberadaan ekosistem danau/waduk tanpa mereka harus perlu menggunakannya. Besarnya nilai ini didasarkan pada persepsi atau anggapan yang dirasakan oleh masyarakat baik dari sisi sosial maupun budaya. 3. Jasa lingkungan ekosistem danau/waduk: Jasa yang disediakan lingkungan danau/waduk, seperti: area tampungan air, pengendali banjir. 4. Kerusakan lingkungan: Perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 5. Nilai degradasi: Nilai moneter dari dampak penurunan kualitas lingkungan pencemaran atau kerusakan sumber daya alam dan lingkungan 6. Unit rent SDA: Nilai sewa per unit SDA, contoh: nilai sewa lahan di tempat, nilai ikan per kilogram di perairan. 7. Danau/waduk: Suatu ekosistem perairan yang menggenang dan menampung air dengan inlet lebih banyak dari pada outletnya. 8. Waduk: Danau buatan yang dibentuk melalui pembangunan bendungan yang memotong aliran sungai atau dibangun pada saluran outlet danau/waduk alami sebagai pengontrol tinggi muka air danau/waduk. 9. Pengendali iklim mikro: Keberadaan ekosistem danau/waduk dapat mempengaruhi kelembaban dan tingkat curah hujan setempat. 10. Laba layak: laba (profit) yang dibayarkan kepada pelaku usaha dan dihitung sesuai dengan tingkat bunga simpanan yang berlaku.

viii

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Pernyataan/Disclaimer Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan valuasi ekonomi ini merupakan nilai pendekatan yang mencerminkan nilai fungsi yang dimiliki sumber daya alam dan lingkungan pada suatu ekosistem. Panduan ini tidak memberi arahan sampai pada tingkat penghitungan efek ganda perhitungan valuasi ekonomi pada tingkat perekonomian secara luas.

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

ix

x

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 1 Manfaat Valuasi Ekonomi Danau biasanya dikaitkan dengan keelokan, keasrian, dan keheningan. Citra yang melekat ini menjadikan danau identik sebagai daerah wisata, seperti Danau Batur di Bali, Danau Toba (Sumatera Utara), dan Danau Singkarak (Sumatera Barat). Pencitraan seperti ini tentu tidak keliru asal tidak melupakan bahwa danau juga memiliki fungsi-fungsi yang lain. Danau Towuti (Sulawesi Selatan), sebagai contoh, merupakan sumber utama pasokan air tawar untuk keperluan rumah tangga, pertanian, peternakan dan perikanan. Kemudian, air Danau Maninjau dan Singkarak dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Danau Tempe (Sulawesi Selatan) memiliki fungsi konservasi sebagai tempat pembesaran ikan sidat, yang nantinya akan beruaya (bermigrasi) ke laut untuk memijah. Selain itu pada beberapa tempat ditemukan pula danau/ waduk yang memiliki fungsi sosial, seperti sebagai tempat pelaksanaan ritual budaya dan lainnya, seperti di Danau Kelimutu, NTT. Rangkaian peran yang dimiliki oleh danau, hingga batas-batas tertentu juga terjadi pada waduk (danau buatan) kendati dengan intensitas dan skala yang berbeda. Oleh karena itu, uraian selanjutnya istilah danau dan waduk akan digunakan secara bergantian. Dengan memperhatikan berbagai peran danau/waduk sebagaimana diuraikan di atas, maka pemanfaatannya perlu dilakukan secara bijaksana. Sebagai open-resource danau/waduk berpotensi dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya dan juga menerima dampak dari berbagai kegiatan manusia yang memanfaatkan danau/waduk secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa jenis kegiatan yang memanfaatkan danau/waduk antara lain: perikanan tangkap, budidaya perikanan, pariwisata, pembangkit tenaga listrik, transportsi air , dan lain-lain.

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

1

Berbekal pemahaman seperti di atas, maka pemanfaatan danau/waduk perlu dilakukan secara bijaksana demi mempertahankan kelestariannya. Dalam kerangka berpikir ini valuasi ekonomi dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan harapan atas pemanfaatan danau/waduk yang bijaksana. Harapan tersebut dapat terwujud melalui beberapa manfaat yang dapat dipetik melalui valuasi ekonomi, yakni:

(a) Untuk mengidentifikasi dan membedakan intensitas masalah dalam pemanfaatan danau/waduk

Pada pengelolaan pemanfaatan danau/waduk tentunya telah diketahui berbagai kegiatan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung, bergantung pada danau/waduk. Berbagai kegiatan tersebut tentu saja berpotensi menimbulkan dampak terhadap danau/waduk maupun lingkungan sekitarnya. Dampak tersebut mungkin saja beragam antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan dengan intensitas yang berbeda pula. Kondisi ini akan menyulitkan pengelola danau/waduk dan para pembuat kebijakan dalam memahami seberapa serius persoalan yang timbul. Dalam kaitan ini valuasi ekonomi dapat dimanfaatkan untuk memberikan kedalaman pemahaman atas persoalan-persoalan yang mungkin timbul sebagai akibat pemanfaatan danau/waduk. Nilai hasil valuasi ekonomi biasanya mencerminkan tingkat dampak. Dengan kata lain, semakin serius dampak yang ditimbulkan maka hasil valuasi ekonominya pun akan semakin besar. Apalagi valuasi ekonomi telah memperhitungkan pula hal-hal yang bersifat intangible (belum terukur). Lebih jauh lagi, pengetahuan tentang potensi dampak yang timbul ini dapat digunakan untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi dalam mengatasinya. Besarnya biaya yang mungkin timbul dalam mengatasi potensi dampak tersebut dapat memaksa pengelola danau/waduk dan masyarakat untuk berpikir kreatif-solutif dalam mempersiapkan langkah-langkah antisipatif.

2

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

(b) Untuk menganalisis kebijakan dan menerapkan akuntabilitas dalam pemanfaatan danau/waduk

Pengetahuan mengenai hasil valuasi ekonomi, yang terkait dengan potensi dan intensitas dampak, diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada para pengelola danau/waduk dan para pembuat keputusan mengenai implikasi dari kebijakan yang mereka tetapkan dalam pemanfaatan danau/waduk. Dengan demikian pengelola danau/waduk dan pembuat kebijakan dapat menganalisis jenisjenis kebijakan pemanfaatan danau/waduk yang dapat diterapkan. Selanjutnya, hasil valuasi ekonomi yang dipakai sebagai dasar dalam analisis dan pengambilan keputusan pemanfaatan danau/waduk dapat dijadikan dasar menerapkan prinsip akuntabilitas karena publik dapat mengetahui dasar dan arah para pembuat kebijakan dalam menetapkan pemanfaatan danau/waduk.

(c) Untuk menyusun indikator pemanfaatan berkelanjutan danau/

waduk Indikator keberhasilan pembangunan secara umum, dan khususnya pemanfaatan danau/waduk, masih terbatas pada hal-hal yang bersifat tangible (terukur). Sementara hal-hal yang sulit diukur (intangible) cenderung dinihilkan. Kelemahan indikator keberhasilan semacam ini dapat dikoreksi melalui pemanfaatan valuasi ekonomi, karena hal-hal yang intangible pun turut diperhitungkan dan diukur dalam pembuatan keputusan tentang pemanfaatan danau/waduk. Dengan demikian, indikator pemanfaatan danau/waduk yang dikaitkan dengan valuasi ekonomi akan lebih komprehensif karena mempertimbangkan seluruh hal, baik bersifat tangible maupun intangible.

(d) Untuk memperbaiki standar dalam mengukur pemanfaatan

danau/waduk Pengetahuan atas jenis dan potensi dampak pemanfaatan danau/ waduk, serta nilai ekonominya sekaligus, akan bermanfaat bagi para pengelola danau/waduk dalam menentukan standar dan jenis pemanfaatan apa saja yang dampaknya dapat ditolerir. Standar yang

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

3

ditetapkan diharapkan dapat lebih baik karena mempertimbangkan hal-hal tangible dan intangible secara bersamaan. Dalam jangka panjang, praktek-praktek pemanfaatan danau/waduk sebagaimana diuraikan di atas diperkirakan dapat bermanfaat dalam memantau pemanfaatan danau/waduk yang berkelanjutan. Hal ini dimungkinkan karena potensi dampak pemanfaatan danau/waduk (yang bersifat tangible maupun intangible) sudah diidentifikasi, dan langkahlangkah antisipasi mengatasi dampak tersebut sudah dapat disiapkan sejak dini.

4

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 2 Ekosistem Danau/Waduk 2.1 Pengertian Ekosistem Danau/Waduk Danau/waduk adalah genangan air dalam suatu cekungan permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya bersumber dari air permukaan dan/atau air tanah. Pada hakekatnya, ekosistem danau/waduk adalah ekosistem akuatik perairan danau/waduk dan ekosistem terestrial daerah tangkapan air danau/waduk. Dalam panduan ini yang dimaksud dengan ekosistem danau/waduk adalah ekosistem akuatik perairan danau/ waduk. Berdasarkan pembentukannya, danau/waduk dapat dikelompokkan menjadi danau/waduk yang terbentuk secara alami (natural lake) dan yang terbentuk secara buatan (man made lake/artificial lake). Danau/waduk buatan dikenal dengan sebutan waduk (reservoir) atau bendungan, dan danau/waduk kecil disebut situ seperti Situ Gintung, Situ Patenggang, Situ Bagendit. Situ umumnya berperan sebagai fungsi pengaturan air untuk irigasi, pengendali banjir, perikanan, wisata alam dan lain-lain. Kuantitas dan kualitas air danau/waduk berhubungan dengan tata air dan drainase wilayah serta dipengaruhi oleh tipe pemanfaatan badan air danau/waduk dan pemanfaatan lahan di dalam wilayah tangkapannya. Fungsi ekosistem danau/waduk akan mengalami penurunan apabila terjadi kerusakan di wilayah perairan maupun di daerah tangkapan airnya (DTA). Ekosistem danau/waduk memiliki peranan penting dalam menjamin kualitas dan kuantitas ketersediaan air tawar, serta fungsi danau/waduk lainnya diantaranya sebagai habitat kehidupan liar, peluang pengembangan ekonomi lokal, nilai estetika, religi dan tradisi.

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

5

Karakteristik Danau/Waduk Indonesia yang berada di kawasan tektonik aktif memiliki jenis danau/ waduk yang sangat beragam berdasarkan tipe pembentukannya. Atas dasar kejadiannya danau dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipologi yaitu :

a. Danau Tektonik, yaitu danau yang terbentuk oleh tenaga endogen yang

bersumber dari gerakan tektonik seperti cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.

b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas gunung api. Air danau berasal dari

curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera. Contohnya: Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.

c. Danau Vulkano-Tektonik, yaitu danau yang terbentuk dari gabungan

proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air, contohnya Danau Toba di Sumatera.

d. Danau Karst (solusional), yaitu danau yang terbentuk pada daerah batu

gamping yang mengalami pelarutan sehingga membentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata permukaan setempat.

e. Danau Ladam (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan saluran

sungai secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga kali mati.

f. Danau Gletser adalah danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan. Jika terisi oleh air maka terbentuklah danau.

g. Danau buatan (biasa disebut sebagai waduk atau bendungan), yaitu

danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara membendung aliran sungai. Bendungan buatan manusia lebih dikenal dengan istilah waduk,

6

Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

seperti: Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Waduk Saguling, Bendungan Karangkates, dan Waduk Gajahmungkur. Berdasarkan ukuran luas dan volumenya, danau/waduk dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu danau/waduk berukuran besar, medium, kecil dan sangat kecil (Tabel 1). Tabel 1. Klasifikasi Ukuran Danau/Waduk

Klasifikasi Besar Medium Kecil

Luas (km2)

Volume (Juta m3)

10.000 – 1.000.000

10.000 – 100.000

100 – 10.000

100 – 10.000

1 – 100

1 – 100

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF