Klasifikasi Tanah Dan Evaluasi Lahan

January 12, 2017 | Author: Wardi Nawansyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Klasifikasi Tanah Dan Evaluasi Lahan...

Description

Soal UTS “Klasifikasi Tanah dan Evaluasi Lahan” Dikumpul Pada hari Jum’at 26 Afril 2013 Batas pengumpulan Pukul 11.00 Wib

1. Jelaskan pengertian klasifikasi tanah dan evaluasi lahan......?? Jawaban : Klasifikasi tanah Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara membedakan sifat-sifat tanah satu sama lain, dan mengelompokkan tanah ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan atas kesamaan sifat yang dimiliki dan Evaluasi adalah proses penilaiian dan penampilan lahan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survey serta studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek lahan lainnyaagar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan 2. Jelaskan tanah – tanahyang dapat diklasifikasikan.....?? Jawaban : tanah, dapat diklasifikasikan ke dalam jenis berikut:      

Tanah berpasir Tanah berlumpur Tanah liat Tanah liat Tanah gambut Tanah berkapur

Tanah berpasir – Tipe ini memiliki partikel terbesar dan ukuran partikel tidak menentukan tingkat aerasi dan drainase bahwa tanah memungkinkan. , sehingga mengakibatkan over-drainase dan dehidrasi tanaman di musim panas. Menghangatkan sangat cepat di musim semi. Jadi jika Anda ingin tumbuh tanaman di tanah berpasir sangat penting bahwa Anda air secara teratur di musim panas dan memberikan istirahat di musim dingin dan musim hujan, tanah berpasir mempertahankan kelembaban dan nutrisi. Dengan cara tanah

berpasir baik untuk tanaman karena memungkinkan air pergi sehingga tidak tetap berada pada akar dan memimpin mereka membusuk. Berlumpur tanah-tanah berlumpur dianggap salah satu yang paling subur tanah. Hal ini dapat terjadi di alam sebagai tanah atau sedimen yang tersuspensi dalam kolom air dari badan air di permukaan bumi. Ini terdiri dari mineral seperti partikel organik Quartz dan halus. Hal ini butiran seperti tanah berpasir tetapi memiliki lebih banyak nutrisi dari tanah berpasir dan juga menawarkan drainase yang lebih baik. Dalam kasus tanah berlumpur kering memiliki tekstur lebih halus dan terlihat seperti pasir gelap. Jenis tanah dapat menyimpan lebih banyak uap air dan pada waktu menjadi kompak. Menawarkan drainase yang lebih baik dan jauh lebih mudah untuk bekerja dengan ketika telah kelembaban. Clay Tanah-Clay adalah jenis bahan yang terjadi secara alami dan terdiri dari bahan berbutir sangat halus dengan ruang udara sangat kurang, itu adalah alasan sulit untuk bekerja dengan karena drainase di tanah ini rendah, sebagian besar waktu ada kesempatan penebangan air dan membahayakan akar tanaman. Tanah liat menjadi sangat berat ketika basah dan jika budidaya harus dilakukan, pupuk organik harus ditambahkan. Tanah liat terbentuk setelah bertahun-tahun disintegrasi batuan dan pelapukan. Hal ini juga dibentuk sebagai deposit sedimen setelah batuan lapuk, tererosi dan diangkut Tanah liat -. Tanah ini terdiri dari pasir, lumpur dan tanah liat sampai batas tertentu. Hal ini dianggap sebagai tanah yang sempurna. Tekstur pasir dan mempertahankan air yang sangat mudah, namun drainase baik. Ada berbagai jenis tanah liat mulai dari sangat subur untuk tanah berlumpur dan tebal. Namun dari semua berbagai jenis tanah liat tanah adalah ideal untuk budidaya Tanah Peaty -. Ini jenis tanah pada dasarnya dibentuk oleh akumulasi bahan organik mati dan membusuk, secara alami mengandung bahan organik lebih dari sebagian besar tanah. Hal ini umumnya ditemukan di daerah berawa. Sekarang dekomposisi bahan organik dalam tanah Peaty diblokir oleh keasaman tanah. Jenis tanah ini terbentuk dalam iklim basah. Meskipun tanah kaya bahan organik, nutrisi hadir lebih

sedikit dalam jenis tanah dibandingkan jenis lainnya. Tanah gambut rentan terhadap penebangan air tetapi jika tanah dibuahi baik dan drainase tanah dijaga, dapat menjadi ideal untuk tanaman yang tumbuh. Chalky Tanah-tanah seperti Peaty, tanah Chalky sangat alkali di alam dan terdiri dari sejumlah besar batu. Kesuburan tanah semacam ini tergantung pada kedalaman tanah yang ada di tempat tidur kapur tulis. Jenis tanah ini sangat rentan terhadap kekeringan dan di musim panas itu adalah pilihan yang buruk untuk perkebunan, sebagai tanaman akan membutuhkan lebih banyak air dan pemupukan dari pada jenis tanah yang lain. Tanah berkapur, selain kering juga blok elemen nutrisi untuk tanaman seperti Besi dan Magnesium. Selain itu jenis tanah klasifikasi juga dapat diklasifikasikan sebagai tanah asam dan Alkali tergantung pada jumlah humus, bahan organik dan batuan dasar yang mendasari. Setiap tanah memiliki kelebihan dan kekurangan dan ada berbagai macam tanaman yang memiliki kebutuhan yang berbeda. Semua tanaman tidak perlu jenis yang sama tanah.

3. Sebutkan faktor – faktor penyebab terjadinya degradasi lahan dan bagaimana mencegahnya....?? Jawaban : Degradasi lahan secara umum disebabkan oleh proses alami dan akibat aktivitas manusia. Barrow (1991) secara lebih rinci menyatakan bahwa faktor-faktor utama penyebab degradasi lahan adalah: 1)

Bahaya alami

2)

Perubahan jumlah populasi manusia

3)

Marjinalisasi tanah

4)

Kemiskinan

5)

Status kepemilikan tanah

6)

Ketidakstabilan politik dan masalah administrasi

7)

Kondisi sosial ekonomi

8)

Masalah kesehatan

9)

Praktek pertanian yang tidak tepat, dan

10) Aktifitas pertambangan dan industri. Degradasi lahan disebabkan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek fisik. kimia dan biologi. Degradasi secara fisik terdiri dari pemadatan, pengerakan, ketidakseimbangan air, terhalangnya aerasi, aliran permukaan, dan erosi. Degradasi kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan unsur hara, pencucian, ketidakseimbangan unsur hara dan keracunan, salinisasi, dan alkalinisasi. Sedangkan degradasi biologis meliputi

penurunan

karbon

organik

tanah,

penurunan

keanekaragaman hayati tanah, dan penurunan karbon biomas. panggulangandanPencegahanDegradasiLahan 1.Lahan– lahanyangtidakcocokuntukpertaniansebaiknyadijadikansebagaihutan . 2.Lahanlahanyangkeringsebaiknyadibuatterasagardapatmengurangia lirandipermukaan 3.Hindaripenyianganyangbersihdiantaratanamankeras. 4.Melakukanreboisasiterhadaplahanyangsudahkritis 5.Tidakmembakarhutan.

4. Jelaskan pentingnya ciri morfologi tanah ditetapkan dilapangan dan bagaimana cara penetapan ciri – ciri morfologi tanah tersebut....?? Jawaban : pentingnya ciri morfologi tanah ditetapkan dilapangan agar kita dapat mengetahui, Unsur hara tanah, tektur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, warna tanah, reaksi tanah, dan morfologi tanah. Cara penetapan ciri – ciri morfologi tanah

ada dua, yaitu cara

kualitatif (di lapangan) dan cara kuantitatif ( di laboratorium ). Cara kualitatif dengan cara sederhana yaitu segumpal tanah sebesar kelereng diremas diantara ibu jari dan jari lainnya dalam keadaan basah, maka akan terasa apakah bertekstur pasir (kasar), lempung (liat),

atau

debu

(lembut.)

Cara kuantitatif dengan memasukkan tanah ke dalam tabung ukur yang telah diisi larutan HCL, kemudian tanah di dalamnya dihancurkan, di aduk sampai halus dan di diamkan selama semalam, maka pada pagi hari sudah tersusun pembagian tekstur antara debu (paling atas), liat (tengah), dan pasir (paling bawah). 5. Jelaskan, mengapa tanah – tanah perlu diklasifikasikan....?? Jawaban : Adapun tujuan klasifikasi tanah adalah : a. Menata pengetahuan tentang tanah. b. Untuk mengetahui hubungan diantara masing-masing individu tanah. c. Memudahkan mengingat sifat dan ciri tanah. d. Mengklasifikasi tanah untuk tujuan yang lebih praktis seperti 1) menaksir sifat-sifat

tanah, 2) menetapkan lahan-lahan terbaik, 3) menduga produktivitas tanah dan 4) menentukan wilayah penelitian untuk tujuan ―agrotechnology transfer‖. e. Mempelajari hubungan sifat-sifat tanah yang baru.

6. Buat rangkuman tentang bebrapa system klasifikasi tanah...?? Jawaban : Sistem Klasifikasi tanah , terdapat penggolongan 12 (pada versi pertama berjumlah sepuluh) kelompok utama yang disebut soil order ("ordo tanah"). Mereka adalah 1. Entisol (membentuk akhiran -ent) 2. Inceptisol (membentuk akhiran -ept) 3. Alfisol (membentuk akhiran -alf) 4. Ultisol (membentuk akhiran -ult) 5. Oxisol (membentuk akhiran -ox) 6. Vertisol (membentuk akhiran -vert) 7. Mollisol (membentuk akhiran -mol) 8. Spodosol (membentuk akhiran -od) 9. Histosol (membentuk akhiran -ist) 10. Andosol (membentuk akhiran -and) 11. Aridisol (membentuk akhiran -id) 12. Gleisol (membentuk akhiran ) Penamaan berikutnya ditentukan oleh kondisi masing-masing order. Sistem USDA mempertimbangkan aspek pembentukan tanah akibat faktor aktivitas di bumi dan atmosfer.

Klasifikasi Tanah di Indonesia Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975, yaitu: 1. Alfisol Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning. 2. Aridisol: Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil. 3. Entisol: Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.

4. Histosol: Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah

bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat) atau biasa disebut tanah gambut. Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol. 5. Inceptisol: Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll. 6. Mollisol: Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll. 7. Oxisol: Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning. 8. Spodosol: Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus

(horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol. 9. Ultisol: Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu. 10. Vertisol: Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit. 7. Bagaimana sejarah perkembangan Soil Taxonomy....?? Sistem USDA atau Soil Taxonomy dikembangkan pada tahun 1975 oleh tim Soil Survey Staff yang bekerja di bawah Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Sistem ini pernah sangat populer namun juga dikenal sulit diterapkan. Oleh pembuatnya, sistem ini diusahakan untuk dipakai sebagai alat komunikasi antarpakar tanah, tetapi kemudian tersaingi oleh sistem WRB. Meskipun demikian, beberapa konsep dalam sistem USDA tetap dipakai dalam sistem WRB yang dianggap lebih mewakili kepentingan dunia.

8. Menurut saudara apakah nama tanah menunjukan sifat – sifatnya, jelaskan....??

Jawaban : Jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu : Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai. Umumnya terdapat di dataran rendah atau lembah. Tanah aluvial ini terdapat di pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, dan di sepanjang Sungai Barito, Mahakam, Musi, Citarum, Batanghari, dan Bengawan Solo. Tanah andosol adalah tanah yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol terdapat di lereng-lereng gunung api, seperti di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, dan Minahasa. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah vegetasi pada hutan hujan tropis,

bambu,

dan

rumput.

Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Tanah jenis ini banyak terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Material jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah regosol sangat cocok ditanami padi, tebu, palawija, tembakau,

dan

sayuran.

Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batu kapur yang mengalami pelapukan. Tanah kapur terdapat di daerah perbukitan kapur Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat hidup di tanah kapur adalah palawija dan

jati.

Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Materi pembentuknya

berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol, yaitu rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.

Tanah argosol atau tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan rawa yang mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam hingga cokelat. Tanah jenis ini terdapat di rawa Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Tanaman yang tumbuh di tanah argosol adalah karet, nanas, palawija, dan padi. Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Tanah ini tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati. Tanah latosol adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini berwarna merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Tumbuhan yang dapat hidup di tanah latosol seperti padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, cengkih, cokelat, kopi, dan kelapa sawit.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF