Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Menurut JORC Dan SNI

August 24, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Menurut JORC Dan SNI...

Description

A. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Menurut JORC dan SNI 1

Joint Ore Reserves Committee (JORC) Sumberdaya Mineral adalah keterdapatannya konsentrasi atau material

ekonomis intrinsik di dalam atau pada kerak bumi dalam berbagai bentuk,kualitas, dan kuantitas yang memiliki prospek baik untuk ekstraksi ekonomi yang berkesinambungan. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik geologi, dan kesinambungan dari suatu sumberdaya mineral dapat diketahui, diperkirakan atau ditafsirkan dari berbagai pengetahuan serta bukti geologi yang spesifik. Sumberdaya mineral diklasifikasikan sesuai dengan tingkat keyakinan geologi ke dalam tiga bagian, yaitu: a

Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources) Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Hal ini disimpulkan dan diasumsikan dari bukti-bukti geologi tetapi kontinuitas geologi dan atau kadar tidak terverifikasi. Hal ini didasarkan pada informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor yang mungkin terbatas atau ketidakpastian kualitas.

b

Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources) Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk,

karakteristik,

kadar,

dan

kandungan

mineral

dapat

diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang wajar atau sedang. Hal ini didasarkan atas informasi eksplorasi, sampling, dan pengujian melalui teknik yang tepat dari lokasi seperti singkapan, parit, pit, dan lubang bor. Lokasi berjarak terlalu luas untuk mengetahui kondisi

geologi atau kontinuitas kadar, tapi memiliki jarak yang cukup untuk bisa mengasumsikan kekontinuitasan. c

Sumber daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources) Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk fisik, karakteristik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini didasarkan pada eksplorasi rinci dan dapat diandalkan, sampling dan pengujian informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor. Lokasi berjarak cukup dekat untuk mengkonfirmasi kontinuitas geologi dan kadar. Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan Terindikasi yang dapat ditambang dan memiliki nilai ekonomi. Meliputi diluting material dan kerugian yang mungkin terjadi ketika material tersebut yang ditambang. Cadangan

bijih

diklasifikasikan

berdasarkan

tingkat

kepercayaan menjadi dua kelompok, yaitu: a

Cadangan Bijih “mungkin” (Probable Ore Reserves) Adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi (modifying factors) yaitu penambangan,

metalurgi,

ekonomi,

pemasaran,

hukum,

lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih “mungkin” (Probable Ore reserves) ini memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah dari Cadangan Bijih “terbukti” (Proved Ore Reserves), tetapi memiliki kualitas yang cukup cukup untuk berfungsi sebagai dasar pemgambilan keputusan dalam pengembangan suatu endapan.

b

Cadangan Bijih “terbukti” (Proved Ore Reserves) Adalah bagian ekonomis

yang dapat ditambang dari

Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi yaitu pertambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran,

hukum,

lingkungan,

sosial,

dan

kebijakan

pemerintahan. Cadangan Bijih “terbukti” (Proved Ore Reserves) memiliki tingkat kepercayaan kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya mineralisasi atau faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak ditemukan dalam beberapa endapan. 2

Standar Nasional Indonesia (SNI) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), Amandemen I SNI134726-1998, yang dimaksud dengan: Sumber Daya Mineral (Mineral Resource); adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Cadangan (Reserve); adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya, dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. Dasar Klasifikasi sumber daya dan cadangan dalam SNI berdasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokannya mengandung dua aspek yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.

Klasifikasi sumberdaya : 1) Sumber Daya Hipotektik (Hypothectical Resources) Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung dari data yang memenuhi tahap penyelidikan survei tinjau 2) Sumber Daya Tereka (Inferred Resources) Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi 3) Sumber Daya Tertunjuk (Indicated Resources) Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan eksplorasipendahuluan 4) Sumber Daya Terukur (Measured Resources) Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan eksplorasi rinci Klasifikasi Cadangan 1) Cadangan Terkira (Probable Reserves) Sumber daya batubara tertunjuk dan sebagian sumberdaya terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak 2) Cadangan Terbukti (Proved Reserves) Sumberdaya batubara yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak.

B. Pengertian Logging bor Pada Kegiatan Eksplorasi Metode logging bor pada kegiatan eksplorasi khususnya di metode ekplorasi geofisika merupakan pengukuran variasi kedalaman sifat fisik batuan sekitar dengan menggunakan alat pengukuran geofisika (sonde)

pada lubang bor. Logging geofisika dapat memberikan informasi geologi yang dibutuhkan dalam eksplorasi batubara, antara lain adalah : a) Identifikasi lapisan batubara yang meliputi kedalaman dan ketebalan lapisan batubara, adanya parting dan variasi kualitas dalam lapisan batubara. b) Kedalaman dan ketebalan lapisan batuan pengapit (roof, floor, parting dan interburden). c) Kenampakan geologi seperti sesar, kekar, washout, lapisan batupasir yang tebal dan intrusi batuan beku. d) Karakteristik hidrogeologi dan geoteknik. Jenis-jenis

logging

geofisika yang

umum

digunakan pada

eksplorasi batubara adalah log sinar gamma (natural gamma ray), log densitas (bulk density), log neutron (neutron density), log tahanan jenis (electrical resistivity) dan menggunakan log induksi atau laterelog (Chironis, 1982 dalam Merrit, 1986).

1.) Log Sinar Gamma Ray (Gamma Ray Log)

Log sinar gamma ray mengukur radiasi alami yang dipancarkan oleh batuan. Radiasi sinar gamma yang diukur pada penampang lubang bor berasal dari isotop potassium K40 (kalium), uranium dan thorium. Sumber utama radioaktifitas dalam batuan umumnya adalah dari isotop potasium K40 yang banyak terdapat dalam mineral lempung dan batulanau yang kaya lempung. Dengan demikian metode sinar gamma ini berarti pengukuran kadar mineral lempung dalam batuan. Batubara dengan kualitas baik dan batupasir bersih (clean sandstone)

memiliki

tingkat

radiasi

alami

yang

sangat

kecil.

Bertambahnya kehadiran lempung sebagai parting dalam batubara dan sebagai klastika ataupun matriks lempung dalam batupasir menyebabkan bertambahnya tingkat radiasi alami batubara dan batupasir. Log gamma ray dikalibrasi berdasarkan American Petroleum Institute (API) Standards, sehingga log biasanya menggunakan satuan API Unit (APIU). Batubara umunya memiliki defleksi pembacaan di bawah sand line (< 20 API Units ), karena mempunyai kandungan radioaktif sangat rendah. Pada log sinar gamma, shale line bisa digambarkan dengan pembacaan batulempung sebesar 100% (lihat gambar). Pembacaan di bawah shale line menandakan bertambahnya kehadiran batupasir, batugamping, dan batubara, sedangkan pembacaan diatas shale line menunjukkan lapisan shale marine dengan kandungan uranium yang tinggi. Sand line digambarkan untuk memperlihatkan pembacaan batupasir secara umum. Defleksi di bawah sand line biasanya memperlihatkan kehadiran batugamping dan batubara, sedangkan defleksi diantara shale line dan sand line biasanya memperlihatkan gradasi antara batupasir dan batulempung.

2.) Log Kaliper (CaliperLog)

Log kaliper digunakan untuk mengukur diameter lubang bor dan dapat juga untuk mengoreksi pembacaan log long dan short spaced density. Pada kaliper yang memiliki 3 buah lengan, diameter lubang bor yang diperoleh merupakan hasil rata-rata pengukuran pada tiga titik. Kombinasi log kaliper dan log densitas dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan (strength) batuan, dan juga untuk mengetahui karakteristik roof dan floor lapisan batubara. Pada gambar kombinasi log kaliper dan log densitas menunjukkan lapisan batubara dengan floor yang baik namun memiliki roof yang lunak. 3.) Log Densitas (Density Log) Log densitas dalam kegiatan eksplorasi batubara merupakan perangkat yang utama dalam mengidentifikasi lapisan batubara, karena sebagian besar batubara memiliki karakteristik yang sama yaitu nilai densitas yang rendah dibandingkan batuan lain yang berasosiasi dengannya, hal ini dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan respon log densitas terhadap lapisan batubara mempunyai kenampakan yang sangat khas. Sonde densitas memiliki dua detektor yaitu long spacing logs dan short spacing logs, yang digunakan untuk mengukur sinar gamma dari suatu sumber yang dipantulkan setelah melewati formasi batuan. Log densitas tidak hanya menunjukkan suatu formasi batuan, namun juga memberikan respon terhadap adanya fluida dalam lubang bor. Adanya penambahan diameter pada lubang bor akan menyebabkan meningkatnya jumlah fluida dalam lubang bor. Log densitas pada sumur gas dan minyak bumi biasanya memiliki kecepatan 30 feet per menit, dan terekam dalam skala 1 inchi yang relatif mendekati 20 feet. Dalam skala dan kecepatan tersebut, lapisan batubara yang tipis dan juga parting dapat diketahui dengan pengukuran ketebalan yang akurat.

4.) Log Tahanan Jenis (Resistivity Log)

Dalam eksplorasi batubara, log tahanan jenis umumnya digunakan sebagai pendukung log radioaktif. Pada keadaan yang ideal, batulempung memberikan respon pembacaan yang rendah, sedangkan pada jenis batuan yang lainnya memberikan pembacaan yang tinggi termasuk pada batubara, tetapi pada keadaan tertentu baik batupasir maupun batubara bisa memperlihatkan pembacaan yang rendah sehingga bisa menimbulkan kesalahan interpretasi. Log tahanan jenis mengukur current flow diantara elektroda pada alat logging dan elektroda pada permukaan tanah. Batubara merupakan konduktor listik yang buruk, hal ini akan menunjukkan nilai resistivity yang besar. Log tahanan jenis dalam mengidentifikasi ketebalan batubara kadang menunjukkan hasil yang tidak akurat, hal ini tergantung pada jarak antara elektroda dengan lapisan batubara. Lignit (batubara berkualitas rendah) dan antrasit (batubara berkualitas tinggi) menunjukkan pembacaan resistivitas yang sangat rendah, sedangkan subbituminous dan bituminous dapat memperlihatkan pembacaan yang bervariasi, yaitu dari rendah ke tinggi. Log tahanan jenis bersifat sensitif terhadap volume dan salinitas air tanah dan juga terhadap kandungan mineral lempung dalam batuan. Log ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi burnt coal yang berdekatan dengan intrusi ataupun batubara yang teroksidasi karena pelapukan. 5.) Log Spontaneous Potential (Log SP) Log SP merupakan rekaman perbedaan potensi elektroda yang bergerak di dalam lubang bor dengan elektroda di permukaan. Lubang bor harus terlebih dahulu diisi dengan lumpur konduktif. Satuannya adalah milivolt. Log SP dapat digunakan untuk memberikan indikasi secara kualitatif kadar serpih dalam batuan. Log kurva SP umumnya berupa garis lurus yang disebut garis dasar serpih, sedangkan pada formasi permeabel kurva SP menyimpang dari garis dasar serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeabel

yang cukup tebal, yaitu garis pasir. Log SP tidak dapat direkam di dalam lubang sumur yang diisi oleh lumpur yang tak konduktif karena diperlukan medium yang dapat menghantarkan arus listrik antara elektroda alat dan formasi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF