Klasifikasi Spinal Cord Injury

June 7, 2016 | Author: Ilmi Fird | Category: Types, School Work
Share Embed Donate


Short Description

sci...

Description

Klasifikasi Spinal Cord Injury Cedera medulla spinalis diklasifikasikan dalam berbagai cara. Menurut Kneale (2005), Ada tiga metode klasifikasi yang umum diketahui : berdasarkan tingkat cedera, berdasarkan keparahan cedera, dan berdasarkan tingkar cedera neuron motorik. 1. Tingkat cedera Istilah cedera medulla spinalis yang paling umum berkaitan dengan cedera ekstremitas. Istilah paraplegia didefinisikan sebagai kehilangan atau penurunan fungsi ekstremitas bawah akibat kerusakan pada area vertebra thorakal, lumbal, dan sakrum yang menyebabkan cedera di area servikal medulla spinalis atau kauda ekuina. Istilah yang sama kuadriplegia atau paraplegia didefinisikan sebagai kehilangan atau penurunan fungsi pada keempat ekstremitas dan terjadi karena cedera di area servikal medulla spinalis. 2. Keparahan cedera

Keparahan cedera berkaitan dengan jumah serabut saraf yang terkena dan tingkatan cedera yang dialami. Cedera komplet mengacu pada ketiadaan fungsi motorik dan sensorik secara total dibawah tingkat cedera. Cedera tak komplet terjadi jika sebagian fungsi masih tetap utuh. Keparahan cedera akan menentukan fungsi motoric, sensorik, dan reflex yang tetap utuh serta memberi indikasi mengenai kemungkinanderajat ketunadayaan yang dialami pasien cedera medulla spinalis. 3. Neuron motoric atas dan neuron motoric bawah Neuron motorik atas terdapat di seluruh sistem saraf pusat : otak dan medulla spinalis. Cedera yang terjadi di atas vertebral lumbal pertama akan merusak medulla spinalis dan diklasifikasikan sebagai cedera motoric atas. Implikasi cedera jenis ini adalah pasien akan memperoleh kembali aktivitas reflex spinal pascaperiode syok spinal Karena lengkung reflex masih tetap utuh. Sebaliknya, pasien yang mengalami cedera neuron motorik bawah, yaitu neuron yang membentang dai medulla spinalis hingga perifer melalui saraf spinal yang membentuk kauda ekuina, akan mengalami paralisis kulai tanpa reflex karena seuron sensorik dan motoric yang membentuk lengkung reflex mengalami kerusakan. Meurut Morton & fontaine (2009) Spinal cord injury dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, tipe cedera vertebral, tingkat cedera dan penyebab. Spinal cord injury terjadi akibat penetrasi ataupun dorongan mekanis. 1. Klasifikasi berdasarkan mekanisme cedera.

Dorongan mekanis yang dapat mengakibatkan spinal cord injury terdiri dari hiperfleksi, hiperekstensi, kompresi (axial loading), dan rotasi a) Hiperfleksi, disebabkan oleh deselerasi atau pengurangan kecepatan secara mendadak pada area kepala dan leher. Cedera hiperfleksi biasa dijumpai pada pasien yang mengalami trauma tahanan pada head on MVC ataupun cedera saat penyelaman. Cedera jenis ini paling sering berpengaruh pada daerah servikal, khususnya pada tingkat C5-C6. b) Hiperekstensi, cedera jenis ini bisa menyebabkan kontusio dan iskemia pada medulla spinalis tanpa kerusakan pada kolom vertebral. c) Kompresi, biasanya terjadi pada saat orang mendarat dengan kaki ataupun dengan pantat saat jatuh dari ketinggian. Kolum vertebral akan terkompreso, sehingga menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis. d) Cedera rotasi diakibatkan oleh gaya yang mengakibatkan perputaran secara ekstrim atau fleksi lateral pada kepala dan leher. Fraktur dan dislokasi juga bisa terjadi pada daerah vertebra. 2. Klasifikasi berdasarkan cedera vertebral Gaya mekanis dapat menghasilkan fraktur dan dislokasi pada vertebra. Apabila cedera vertebral terjadi, tipe cedera bisa digunakan untuk menentukan klasifikasi cedera 3. Klasifikasi berdasarkan tingkat cedera Spinal cord injury juga bisa diklasifikasikan berdasarkan segmen spinal cord yang terpengaruh : a) Servikal atas (C1-C2) b) Servikal bawah (C3-C8) c) Torakal (T1-T12) d) Lumbar (L1-L5) e) Sakral (S1-S5) 4. Klasifikasi berdasarkan penyebab cedera Spinal cord injury juga bisa diklasifikasikan berdasarkan penyebab cidera. Penyebab spinal cord injury terdiri dari concussion atau jarring injuries, kompresi elemen neural oleh fragmen tulang atau hemorrhage, kontusio spinal cord, laserasi, transeksi, atau penyumbatan pada pembuluh darah yang memberikan suplai darah pada spinal cord. Menurut Urden dkk. (2010), cedera medulla spinalis dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Complete injury Complete injury atau cedera penuh mengakibatkan hilangnya fungsi sensorik dan motorik secara total dibawah level cedera. Terlepas dari mekanisme cedera, jenis cedera secara

penuh ini bisa berupa diseksi atau robekan lengkap pada sumsum tulang belakang yang menghasilkan dua kondisi : a) Tetraplegia Cedera terjadi pada level C1 sampai dengan T1. Fungsi otot residual tergantung pada segmen servikal yang terpengaruh. b) Paraplegia Dikatakan paraplegia apabila terdapat kerusakan ataupun hilangnya fungsi sensorik dan motoric pada segmen thorakal, lumbar ataupun sacral (Kirshblum dkk, 2011). 2. Incomplete injury Apabila masih terdapat fungsi sensorik dan motorik yang masih dalam keadaan baik dibawah tingkat neurologis, termasuk pada segmen sacral S4-S5 (Kirshblum dkk, 2011).

Daftar pustaka : Morton, Patricia G & Fontaine, Dorrie K 2009. Critical Care Nursing: A Holistic Approach. Philadelphia. Lippincolt Wiliiam & Wilkins. Kneale, Julia & Davis, Peter 2005. Keperawatan Ortopedik dan trauma. Jakarta. EGC Kirshblum, steven dkk. 2011. International standards for neurological classification of spinal cord injury. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3232636/pdf/scm-34-535.pdf Urden, dkk 2010. Critical care nursing. USA. Mosby elsevier

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF