Kista Radikuler

October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kista Radikuler...

Description

 

SKENARIO

Seorang pasien pria berumur 25 tahun datang berobat ke RSGMP dengan keluhan  bengkak pada bibir atas sebelah kiri. Sudah berlangsung 1 tahun, tidak sakit dan tidak mengganggu aktifitas. Pada pemeriksaan ditemukan asimetris bibir kiri atas, warna kulit sama dengan sekitarnya, palpasi tidak sakit, gigi 21 karies profunda, sondasi, perkusi tekanan tidak sakit, lipatan mukobukal terangkat, diameter 1 cm, palpasi tidak sakit, ada fluktuasi, fl uktuasi, ping pong  phenomena.

1

 

IDENTIFIKASI KATA SULIT 1)  Karies Profunda: a)  Karies profunda merupakan karies yang mencapai lebih dari ½ dentin  b)  Karies profunda merupakan karies mencapai lebih dari ½ dentin dan terkadang mengenai pulpa 2)  Fluktuasi: a)  Fluktuasi adalah gerak dari cairan yang dikumpulkan dalam rongga alami/buatan yang dirasakan ketika mengalami tekanan atau perkusi  b)  Fluktuasi

merupakan

keadaan

dimana

ada

cairan

yang

teraba

dalam

 pembengkakkan dan ada suatu massa, tetapi tidak dengan ukuran yang sama 3)  Ping pong phenomena: a)  Pada saat palpasi benjolannya bergerak, benjolannya disebut ping pong phenomena  b)  Ping pong phenomena merupakan suatu massa yang menonjol yang ikut bergerak saat di palpasi PERTANYAAN 1)  Apa definisi dari kista radikuler? 2)  Apa etiologi dari kista radikuler? 3)  Bagaimana gejala klinis dari kista radikuler? 4)  Bagaimana patofisiologis dari kista radikuler? 5)  Apasaja pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya kista? 6)  Bagaimana gambaran histopatologi kista radikuler? 7)  Bagaimana gambaran radiografi kista radikuler? 8)  Ada perawatan yang tepat untuk kista radikuler? JAWABAN 1)  Kista radikuler adalah: a.  kista odontogenik yang terjadi pada apeks gigi non-vital yang mengalami  peradangan.  b.  Kista radikuler atau kista periapikal atau periapikal periodontal yang paling sering ditemukan. 2)  Etiologi kista radikuler:

 

a. Mayoritas karena nekrosis pulpa yang disebabkan karies & dihubungkan dengan respon inflamasi periapikal 2

 

 b.  Iritasi kronis gigi yang sudah tidak vital 3)  Kista radikuler lebih sering tanpa gejala dan berhubungan dengan gigi non-vital  biasanya pembengkakan di sekitar kista dan gigi goyang. goyang. 4)  Patofisiologis kista radikuler adalah: Karies sampai pulpa  pulpa nekrosis  infeksi pada periapikal 5)  Pemeriksaan yang dilakukan ada dua: a.   pemeriksaan klinis, yaitu palpasi, perkusi, dn inspeksi  b.   pemeriksaan penunjang, yaitu biopsi biopsi dan radiografi 6)  Gambaran histopatologis Gambaran histopatologis kista radikuler adalah dengan suatu rongga yang dilapisi epitel yang tidak mengalami keratinisasi skuamosa dan mempunyai ketebalan yang  bervariasi 7)  Gambaran radiografis Gambaran radiografis kista radikuler adalah lesi bulat berbatas jelas di regio apikal gigi. Gambaran radiolusen berbentuk bulat pada apeks gigi dengan pulpa non-vital dikelilingi oleh tepi radiopak yang meluas dari lamina dura gigi yang terlibat 8)  Perawatan untuk kista radikuler yaitu eksodontia dan enukleasi.

3

 

SKEMA KISTA RADIKULER

RENCANA PERAWATAN

DEFINISI

DAN PERAWATAN ETIOLOGI DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING PATOFISIOLOGI

PEMERIKSAAN KLINIS DA HISTOPATOLOGI

PENUNJANG

4

 

SASARAN BELAJAR 1.  Macam-macam kista rongga mulut Menuru WHO kista di bagi menjadi dua, yaitu: 1)  Developmental, di bagi menjadi dua yaitu: A. Kista Odontogenik Macam-macam kista odontogenik adalah: a.   b.  c.  d.  e.  f.  g. 

Kista Ginggiva pada bayi Keratosis Odontogenik Kista Dentigerous Kista Erupsi Kista Periodontal Lateral Kista Gingiva pada Dewasa Kista Odontogenik Glandular; Kista Sialo-Odontogenik Sia lo-Odontogenik

B. Kista Non Odontogenik Macam-macam kista non odontogenik adalah: a.  Kista Duktus Nasopalatinus (Kanal Insisif)  b.  Kista Nasolabial (Nasoalveolar) 2)  Inflamatory, di bagi menjadi1: a.  Kista Radikular (Apikal dan Lateral)  b.  Kista Residual c.  Kista Paradental (Inflamatory Collateral, Mandibular Infected Buccal) 2.  Kista radikuler 2.1. Definisi Kista radikular adalah kista yang muncul dari sisa-sisa epitelial pada ligamen  periodontal sebagai seb agai akibat dari inflamasi. Inflamasi biasanya mengikuti kematian kemat ian dari pulpa dental dan kista yang timbul dengan cara ini ditemukan pada umumnya  pada kar gigi apeks dengan saluran akar tambahan lateral. Kista radikular radikular ini adalah kista odontogenik yang paling sering ditemukan pada rahang. 1  2.2. Etiologi Kista radikular adalah kista yang berhubungan dengan peradangan. Kista tersebut  berasal dari sisa-sisa sel epitel malassez di ligamen periodontal sebagai hasil  periodontitis apikalis yang mengikuti kematian pulpa.2

5

 

2.3 Patofisiologi Secara umum pembentukan kista radikular terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap inisiasi, tahap pembentukan kista dan tahap pembesaran kista. Pada tahap inisiasi, sisa-sisa sel Malassez di ligamen periodontal berproliferasi akibat peradangan di granuloma periapikal. Granuloma periapikal tersebut merupakan bagian mekanisme pertahanan lokal terhadap peradangan pulpa kronis agar infeksi tidak meluas. Faktor yang memicu peradangan dan respons imun yang dapat menyebabkan proliferasi epitel diduga adalah endotoksin bakteri yang berasal dari pulpa yang mati. Selanjutnya pada tahap pembentukan kista sisa-sisa sel Malassez  berproliferasi pada dinding granuloma membentuk massa epitel yang makin membesar. Kurangnya nutrisi terhadap sel-sel epitel epit el di bagian sentral menyebabkan kematian dan mencairnya sel tersebut sehingga terbentuk rongga berisi cairan yang dibatasi oleh epitel. 3  Pada tahap pembesaran kista tekanan osmosis diduga merupakan faktor yang berperan penting. Beberapa peneliti menyatakan bahwa eksudat protein  plasma dan asam hialuronat serta produk yang dihasilkan oleh kematian sel menyebabkan tingginya tekanan osmosis pada dinding rongga kista yang pada akhirnya menyebabkan resorpsi tulang dan pembesaran kista.3 

2.4 Histopatologi Histopatologis kista ini ditandai dengan adanya suatu rongga yang berlapiskan epitel yang tidak mengalami keratiisasi skuamosa dan mempunyai ketebalan yang  bervariasi. Secara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya ditemu kannya  banyak sel neutrofil pada dinding kista tersebut. Pada dinding kista sering didapatkan

kerusakan

karena

proses

radang.4 

Dinding rongga kista radikuler atau periapikal merupakan lapisan epitel  jenis   Non-keretinizing stratified squamous dengan ketebalan yang bervariasi.  jenis Dinding epithelium tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan  plexiform. Sel-sel mucus juga ditemukan dilokasi ini, meskipun jarang. Sebagai  jenis kista yang terjadi karena proses radang, maka dinding epithelium dapat

6

 

mengandung banyak sel radang, yaitu sel plasma dan limphosit. Rousel limphosit.  Rousel body atau  Round eusinofilic globulae  banyak ditemukan di dalam atau luar sel plasma sehingga terjadi peningkatan sintesis sintesi s immunoglobulin. Keberadan immunoglobulin ini

dapat

diyakinkan

dengan

pemeriksaan

pewarnaan

menggunakan

imunofluoresens.4  2.5 Gambaran klinis & pemeriksaan penunjang A.  Gambaran klinis Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Anamnesis pasien tidak memperlihatkan gejala apapun karena pada umumnya bersifat asimptomatik, terutama kista radikuler yang kecil. Kista radikuler tidak nyeri jika tidak mengalami infeksi. Kista radikuler awalnya timbul dengan adanya granulasi apikal. Inflamasi yang terus- menerus akan memicu jaringan sisa Malassez yang terdapat pada granuloma membentuk kista. Kista radikuler yang kecil  biasanya tidak langsung mengalami infeksi akut, kebanyakan bersifat asimptomatik dan dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan radiologis rutin. r utin. Kista yang besar dapat berekspansi ke tulang, menggeser akar gigi dan krepitasi pada saat daerah alveolar dipalpasi. Perubahan warna gigi yang nonvital dan respon negatif dari gigi yang terkena terhadap tes elektrik pulpa atau air es merupakan gejala yang khas. Pada kista yang terinfeksi timbul gejala nyeri yang berat, sensitif terhadap perkusi dan pembengkakan pada  jaringan di atasnya serta limpadenopati. B.  Pemeriksaan penunjang 1)  Pemeriksaan radiografi Gambaran radiografis dari kista radikuler antara lain lai n : tampak radiolusen yang berbentuk bundar atau ovoid yang dikelilingi oleh gambaran radiopak yang tipis yang melibatkan lamina dura dari gigi yang terlibat. Pada kista yang mengalami infeksi atau pembesaran dengan cepat, gambaran radiopak mungkin tidak mucul. Ini juga menjadi suatu masalah dalam menengakkan diagnosis. Resorpsi akar tidak terlalu sering terlihat pada pemeriksaan radiografi, tapi ini mungkin terjadi, seperti resorpsi foramen apikal.

7

 

2)  Pemeriksaan histologis Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara aspirasi jarum halus FNAB kemudian dibuat hapusan. Hasil pemeriksaan histologis menunjukkan  bahwa kista radikuler dilapisi oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium. Lapisan epitel mengalami proliferasi dan diferensiasi. Sel yang mengalami inflamasi pada proliferasi tepi epithelium sebagian  besar terdiri dari leukosit polymorpho polymorphonuclear nuclear sedangkan jaringan yang  berbatasan dengan kapsul terdiri dari sel inflamasi kronis. Deposisi kristal kolestrol juga ditemukan pada kista radikuler. Dinding kista radikuler terdiri dari sel epitel, sel plasma, jaringan ikat, limfosit dan makrofag. Epitel dinding kista adalah epitel berlapis pipih. Netrofil selain didapatkan pada stroma jaringan ikat, kadang-kadang juga terdapat diantara sel-sel epitel dinding kista radikuler dan di dalam rongga kista yang berdekatan dengan dinding epitel. 5,6 

2.6 Diagnosis dan diagnosis banding Diagnosis banding dari kista radikular adalah kista dentigerous, tumor pindborg, kista tulang traumatis, ameloblastoma, keratosis odontogenik dan fibroma odontogenik. Konfirmasi Diagnosis kista radikular hanya dapat dilakukan setelah  biopsi bedah dan pemeriksaan histopatologis histopatologis pada lesi.7  2.7 Perawatan Ada dua metode yang digunakan untuk melakukan perawatan pada kista yaitu enukleasi dan marsupialisasi.8  Enukleasi adalah menghilangkan lapisan kista secara keseluruhan. Enukleasi secara umum digunakan jika lapisan kista mudah dipisahkan dari 8

 

 perlekatan tulang dan kavitas berisi bekuan darah.16Enukleasi dapat dilakukan  pada semua kista yang berukuran kecil sampai sedang. 8  Sebuah flap mukoperiosteal standar dilakukan pada daerah bukal dengan insisi secara vertikal. Tulang yang telah menipis dihilangkan dengan bone rongeurs atau bur untuk mendapatkan akses bedah ke saluran cairan. Tepi kista kemudian dipisahkan dengan periosteal elevator atau kuret dari tulang bony. Tepi kista ini sebaiknya dikirim ke bagian histopatologik. Setelah irigasi dengan saline steril, flap dijahit kembali ke posisi anatomisnya. Jika pengisian saluran akar telah dilakukan,  prosedur apikoektomy sebaiknya dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan  penutupan kembali saluran jika waktunya waktunya tepat.8  Komplikasi pasca operasi jarang ditemukan, meskipun demikian kerusakan luka dalam kista mandibular yang besar dapat terjadi. Pasien secara normal menjalani kontrol 4-6 bulan setelah operasi.8  Marsupialisasi adalah pengembalian kista seperti semula. Indikasinya, antara lain pasien kooperatif, jika enukleasi terlalu berisiko, untuk kista radikuler yang besar atau kista dentigerous pada anak. Adapun keuntungan dari teknik marsupialisasi, antara lain rasa sakit kurang dan pertumbuhan tulang yang diikuti dengan penyusutan lesi. Adapun kerugiannya, antara lain memakan waktu yang relatif lama.8  Marsupialisasi berarti membuat sebuah kantong. Teknik perawatan ini dilakukan dengan menghancurkan secara menyeluruh kista tersebut. Efek teknik ini, menghilangkan tekanan pada rongga kista, menghentikan ekspansi yang  berkelanjutan, dan mendorong terjadinya penyusutan tepi atau lapisan kista dengan adanya pembentukan tulang baru di daerah sekitarnya. s ekitarnya. Teknik ini disarankan ketika enukleasi terasa sangat berbahaya terhadap struktur vital seperti nervus inferior gigi atau ada resiko fraktur selama sela ma prosedur enukleasi.8  Marsupialisasi dapat dengan mudah dicapai dengan melakukan pencabutan gigi yang berhubungan dengan kista tersebut, aspirasi seluruh isi soket kemudian irigasi lumen kista sebelum pembukaan dengan surgical pack. Ribbon gauze steril direndam dalam varnish whitehead, bertujuanditempatkan sebagai antiseptik antisepti untuk sebagai menghindari infeksi pada rongga kista. Pack kemudian padak soket gigi  pengganti dengan akar yang terbentuk dari akrilik yang diperpanjang kedalam rongga kista dari soket. Rongga kista kemudian diirigasi dengan larutan saline hangat dua kali sehari.8

9

 

Teknik Marsupialisasi

2.8 Prognosis Prognosis tergantung dari yang terkena, derajat kerusakan tulang, dan kemudahan  perawatan. Terapi dari kista radikuler sebagai penyakit dari infeksi saluran akar terdiri dari pembasmian mikroba atau pada hakikatnya menurunkan jumlah mikroba dari saluran akar dan mencegah infeksi kembali dari orthograde root filling. Terapi ini memiliki tingkat t ingkat kesuksesan tinggi, namun terapi endodonti dapat gagal. Kegagalan terbanyak terjadi pada saat procedural terapi, kebanyakan dari teknik dasar tidak tercapai standar tinggi dan prosedur paling hati-hati telah dilaksanakan, kegagalan dapat terjadi. Hal ini dikarenakan daerah saluran akar yang tidak dapat dibersihkan dan obtured peralatan yang ada, material, dan teknik sehingga menyebabkan infeksi menetap.8 

10

 

DAFTAR PUSTAKA 1.  Syafriadi M. Patologi Mulut. Yogyakarta: ANDI; 2008. H. 13-5.  2.  Sirait T, Rahayu S, Sibarani M, Brigitta G. Kista radikular multipel pada maksila. Majalah kedokteran FK UKI 2010 vol. XXVII No.4.  3.   Nuryana E, Syafriadi M. Pembentukan kista radikular dalam granuloma dental. Jurnal PDGI edisi khusus kongres PDGI XXIII 2008.p.61-65. 4.  Shear M. Cysts of the oral and maxillofacial regions, 4 th ed. Copenhagen: Blackwell Munksgaard;2007.p.123-142. 5.  Freddy G. Kuhuwael, Nova Pieter, Nasrul. 2009. Kista odontogenik di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Universitas Hasanudin.. Makassar 6.  Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B. Penuntun praktikum patologi anatomi. Jakarta: EGC, 2001 7.  Shear M. Cysts of the oral and maxillofacial regions. Ed. 3. Boston: Wright. 1992. 8.  Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark A. Textbook of general and oral surgery. 2003.  p.229-32.

11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF