Kimia Anorganik 1
September 20, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Kimia Anorganik 1...
Description
A. OVERVIEW Logam magnesium pertama kali ditemukan oleh Sir Humprey Davy di Inggris pada tahun 1808. Produksi magnesium secara indusrti pertama kali dilakukan oleh Deville dan Craon di Perancis pada tahun 1963 ketika mereka menggunakan natrium untuk mereduksi campuran magnesium florida.
klorida
Tetapi
dan
kalsium
beberapa
dekade
sebelumnya, pada tahun 1833 , Michael Faraday telah mengekstraksi magnesium dengan cara elektrolisis dari magneisum klorida dan pada tahun 1852, Robert Bunsen telah mengembangkan sel
elektrolisis untuk tujuan ini. Produksi Produksi
magneisum untuk tujuan komersial pertama kali dilakukan di Jerman pada tahun 1886 oleh Greisheim Electron dan di Amerika pada tahun 1919 oleh General Electric. (Padmanaban, 2011). Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium" . (Fyfe,1999) Di alam tidak pernah ditemui magnesium dalam bentuk logam murni. Magneisum dapat ditemui di alam sebagai magnesit sebagai senyawa magneisum karbonat ( MgCO3), brucite sebagai senyawa magnesium hidroksida ( Mg (OH)2), carnalite sebagai senyawa garam magnesium klorida ( MgCl2) , serpentin sebagai senyawa magneisum silikiat (MgSiO 3), dan pada air laut sebagai senyawa magneisum klorida.( Wedepohl 1978).
1
Magneisum merupakan unsur kimia yang memilki simbol Mg, nomor atom 12 , dan massa atom 24,31. Pada tabel periodik , magneisum termausk golongan alkali tanah. Magnesium murni memilki ciri fisik berwarna putih keperakan, termasuk logam ringan yang hanya 2/3 dari berat logam alumunium. Magnesium mempunyai densitas sebesar 1,7838 g-1 cm-3, titik lebur sekitar 923 K ( 650 ˚C , 1202 ˚ F) , titik didih 1363 K (1090˚C , 1994 ˚ F). Struktur kristal magnesium termasuk kelas holohedral dari sistem hexagonal, dengan axial ratio 1,624. Susunan atom-atomnya membentuk hexagonal close packing. ( Stwertka,albert, Stwertka,albe rt, 2002) Magnesium terkorosi jika ditempatkan pada udara terbuka. Meskipun tidak sperti golongan logam alkali, penyimpanana logam magnesium pada wadah bebas oksigen tidak diperlukan. Logam magnesium akan membentuk lapisan magnesium oksida pada permukaannya yang akan mencegah oksidasi lapisan di bawahnya. Lapisan oksida ini cukup impreable dan sulit untuk dihilangkan. Magnesium bereaksi dengan air pada suhu ruang, meskipun bereaksi lambat apabila dibandingkan dengan kalsium. Magnesium bereaksi denan asam hidroklorida menghasilkan gas hidrogen yang disertai dengan pelepasan panas. (Boikess, Robert Robert S and Edelson. Edward ,1981) Logam magnesium merupakan logam ketiga yang banyak digunakan setelah besi dan alumunium. Pencampuran magnesium dan alumunium sebagai alloy meningkatkan strength ot weight ratio. Sehingga campuran magneisum – alumunium banyak digunakan untuk aplikasi yang memebutuhkan komponen dengan massa ringan tetapi memilki kekuatan yang bagus. Pencampuran magnesium dengan mangan , thorium, sengan atau zirkon juga mampu meningkatkan stength stength to weight ratio. (N.N. Greenwood and A. Earnshaw, 1997) Magnesium murni memiliki kekuatan tarik sebesar 110 N/mm2 dalam bentuk hasil pengecoran (Casting), angka kekuatan tarik ini dapat ditingkatkan melalui proses pengerjaan.Magnesium bersifat lembut dengan modulus elsatis yang sangat rendah. Magnesium memiliki perbedaan dengan logam-logam lain termasuk dengan aluminium, besi tembaga dan nickel dalam sifat pengerjaannya
2
dimana magnesium memiliki struktur yang berada didalam kisihexagonal sehingga tidak mudah terjadi slip. Oleh karena itu,magnesium tidak mudah dibentuk dengan pengerjaan dingin.Disamping itu, presentase perpanjangannya hanya mencapai 5 % dan hanya mungkin dicapai melalui pengerjaan panas. Magnesium memiliki sifat ringan, mudah terbakar dan mudah bereaksi dengan logam lain. Oleh karena itu, magnesium tidak cukup kuat dalam bentuk yang murni, sehingga magnesium dipadukan dengan berbagai elemen untuk mendapatkan sifat yang lebih baik, terutama kekuatan untuk rasio berat yang tinggi.
Banyak
diantara
pengecoran,pembentukan,
paduan
magnesium
dan pemesinan untuk
sesuai
untuk
proses
mendapatkan kualitas
komponen yang baik. Salah satu sifat magnesium yang dominan adalah mudah beroksidasi dengan cepat (pyrophpric),sehingga ada resiko/bahaya kebakaran yang mungkin terjadi. Oleh karena itu perlu ada tindakan pencegahan yang harus diambil ketika proses permesinan,grinding, atau pengecoran pasir magnesium. Meskipun demikian produk yang terbuat dari magnesium dan paduannnya tidak menimbulkan bahaya kebakaran selama proses pembuatannnya dapat dikontrol (Suhairi, 2010).
INFROMASI UMUM
Nama, Lambang, Nomor atom
: magnesium, Mg, 12
Deret kimia
:alkali tanah
Golongan, Periode, Blok Penampilan
: 2, 3, s : putih keperakan
Massa atom
: 24.3050(6) g/mol
Konfigurasi electron
: [Ne] 3S2
Jumlah elektron tiap kulit
: 2, 8, 2
CIRI-CIRI FISIK
Fase
: padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
:1.738 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur
:1.584 g/cm³ 3
Titik lebur
: 923 K (650 °C, 1202 °F)
Titik didih
:1363 K (1090 °C, 1994 °F)
Kalor peleburan
:8.48 kJ/mol
Kalor penguapan
:128 kJ/mol
Kapasitas kalor Tekanan uap
:(25 °C) 24.869 J/(mol•K) :P/Pa 1 10 100 1k 10k 100k pada T/K 701
773 861 1361 SIFAT-SIFAT KIMIA
Reaksi dengan Air
Magnesium bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi: Mg(s) + 2H2O → Mg(OH)2 +H2
Reaksi dengan Udara
Logam magnesium terbakar di udara sesuai dengan reaksi: 2Mg(s) + O2 → MgO(s) 3Mg(s) + N2 → Mg3N2(s)
Reaksi dengan Halogen
Magnesium bereaksi dengan dengan halogen membentuk magnesium magnesium (II) halida, reaksi: Mg(s) + Cl2
→ MgCl2
Mg(s) + Br2
→ MgBr2
Mg(s) + I2 Mg(s) + F2
→ MgI2 → MgF2
Reaksi dengan Asam
Logam magnesium bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas hidrogen sesuai reaksi: Mg(s) + H2SO4 → Mg2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)
4
CIRI-CIRI ATOM
Struktur Kristal
: segi enam (hexagonal close-packed)
Bilangan oksidasi
: 2 (oksida dasar yang kuat)
Elektronegativitas Elektronegativi tas
: 1.31 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1st 2nd
: 737.7 kJ/mol : 1450.7 kJ/mol
3rd
: 7732.7 kJ/mol
Jari-jari atom
: 150 pm
Jari-jari atom (terhitung)
: 145 pm
Jari-jari kovalen
: 130 pm
Jari-jari Van der Waals
: 173 pm
Jumlah Tingkat Energi
:3
Energi Tingkat Pertama
:2
Kedua Energi Level
:8
ketiga Energi Level
:2
Fakta
Tanggal Penemuan
: 1808
Penemu
: Sir Humphrey Davy
Nama Asal
: Magnesia (Kota)
Penggunaan
: pesawat, rudal
Diperoleh dari
: air laut
B. SUMBER MAGNESIUM Meskipun kedelapan unsur yang paling berlimpah di alam semesta dan ketujuh unsur paling melimpah di kerak bumi , magnesium tidak pernah ditemukan bebas di alam . Daerah pertambangan utama adalah Austria, China, Polandia, Rusia, Amerika Serikat, India, Yunani dan Kanada. Dua sumber yang paling penting adalah mineral alami seperti Dolomit dan Magnesit . Dolomit adalah senyawa karbonat Kalsium Magnesium . Magnesit adalah Magnesium karbonat . Mineral ini ditemukan di seluruh dunia dan produsen terbesar magnesium 5
adalah China tetapi juga negara seperti Rusia dan Kanada adalah produsen magnesium primer.Total produksi dari magnesium primer adalah sekitar 726,000 MT ( 2006) per tahun dan meningkat dengan sekitar 5 % setiap tahun . 1. Air Asin Magnesium dalam bentuk senyawa magnesium klorida banyak ditemui di air asin. Sumber air asin dapat berupa air laut , danau air asin atau air bawah tanah dekat pantai. Sumber air asin ini memeberikan sumber magneisum yang hampir tidak terbatas. Sebgaai contoh, telah diestimasi bahwa dengan penggunaan magnesium dunia sekarang ini, bahwa cadangan magnesium di Laut Mati cukup untuk 22.000 tahun ke depan. ( Lakes James.A , 2006) Salah satu perusahaan yang menggunalan air laut sebagai sumber magneisum yaitu Dow Chemical Company. Proses yang dilakukan dengan mengendapkan magneisum dalam bentuk senyawa magnesium hidroksida dengan menambahkan lime atau caustic. Magnesium hidroksida yang telah mengendap, dicuci dengan penambahan air kemuduian direaksikan dengan bentuk kalsium sulfat. Endapan kalsium sulfat dihilangkan dengan cara difilter yang juga untuk menghilangkan endapan lain seperti silikia dan lempung. Larutan yang telah difilter kemudian dikeringkan dalam fluid-bed drier untuk menghasilkan granule magnesium klorida yang akan digunakan sebagai bahan baku sel elektrolisis. 2. Dolomit Salah satu sumber daya mineral yang dimilki Indonesia adalah dolomit yang banyak terdapat di sepanjang pantai pulau Sumatera, pantau utara Jawa, Papua, dan Nusa Tenggara. Tenggara. Dari dolomit dolomit (CaMg(CO3)2 ) dapat dihasilkan banyak senyawa penting seperti hidromagnesit (Mg(OH)2)4MgCO3 .4H2O) dan kalsium klorida ( CaCl2). (Madiapoera, T 1990) Mineral dolomit di alam terbentuk dari batu gamping yang memilki komposisi 100% berat kalsium karbonat ( CaCO3). Dimana pembentukannya ( dolomitisasi ) disebabkan oleh adanya pengaruh peresapan unsur-unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, sehingga nantinya terjadi proses
6
penggantian unsur Ca dalam batu gamping tersebut dengan unsur Mg. Berkaitan dengan hal di atas , kebanyakan mineral dolomit diperoleh di bagian bawah dari satu seri /paket batu gamping yang terletak di daerah dekat laut. Dalm sektor pertanian, dolomit digunakan untuk menaikkan pH tanah dan sebagai sumber magnesium dimana pada umunya tanah banyak mengandung Mn dan Fe serta sedikit Mg,yang mengakibatkan tanaman tidak dapat mengasimilasi CO2. Dengan pemberian dolomit,maka pH tanah akan meningkat sehingga penyerapan unsur nitrogen ,fosfor dan kalium akan semkain baik. Metode pengambilan Mg atau MgO dati sumber mineral yang ebragam telah banyak dikembangkan , sedangkan pengambilan Mg atau MgO dari dolomit umumnya dilakukan dengan proses pirometalurgi. Proses kalsinasi pada temperatur tinggi umumnya diterapkan pada material dolomit guna melepaskan gas CO2. Bergantung pada tingginya temperatur kalsinasi , maka dolomit sebagai material fasa tunggal dapat berubah menjadi material campuran antara kalsium karbonat ( CaCO3) dan magneisum oksida ( MgO) atau juga dapat berupa campuran CaO dan MgO. 3. Hidromagnesit Senyawa hidromagnesit tersebar di seluruh permukaan bumi. Senyawa pengotor dari hidromagnesit anatra lain magnesit, aragonite, dan calcite. Senyawa hidromagnesit banyak digunakan sebagai flame retardant karena sifat dekomposisi endotermalnya menjadi air dan senyawa oksida. Uap air yang dilepaskan mengisolasi flame dan menipiskan gas-gas penembakannya. p enembakannya. Hidromagnesit mempunyai pengertian magnesit yang mempunyai kandungan
air.
Magneisum
karbonat
bentuk
hidrat
lain
termausk
dypingite,giorgiosite dan artinite. Artinite seringkali diasosiasikan dengan hidromagnesit karena keduanya ditemukan produk ubahan dari serpentin ,brucite dan mineral kaya akan magneisum lainnya. Hidromagnesit dapat ditemukan menempel pada dinding gua dalam bentuk gelembung balon. Gelembung balon terlihat seperti balon permen karet dan ini dikarenakan cairan
7
kaya akan magnesium , tertekan hingga permukaan didnding gua memebntuk gelembung balon. Hidromagnesit yang ditemui di alam secraa umum memiliki warna fisik terlihat putih mengkilap dan banyak ditemui di daerah Amerika Utara seperti Kanada dan Amerika Serikat. Sedangkan dalam proses pengambilan MgO dari mineral dolomit , hidromagnesit merupakan hasil dari proses sebelum dipanaskan menjadi MgO.
4. Magnesium Oksida Magnesium oksida dapat tebrentuk sebagai mineral alam, dimana ditemukan pada batas kapur metamorf dan dua dolomit metamorf, pada lahar gunung dan pada batu serpentin. Dalam hal ini tidak membentuk deposit garam atau batuan sebab dikonversi menjadi magnesium hidroksida dengan uap air atmosfir. Magnesium oksida stabil dalam atmosfir oksida hingga 2300˚C dan 1700˚C dalam atmosfir reduksi. Sifat fisik magneisum oksida adalah titik lebur 2800˚C, kekerasan 5-6 skala Mohs , densitas 3,58 g/cm 3 , entalpi pembentukan
298 K= -14.900 Kj/kg. Magnesium oksida mempunyai titik leleh yang snagat tinggi yaitu berkisar sekitar 2800˚C. Sehingga magnesium oksida stabil pada temperatur tinggi. Oksida
lain yang mempunyai titik leleh setinggi magnesium oksida maupun di atasnya yaitu thorium oksida dan uranium oksida. Tetapi kedua oksida tersebut merupakan senyawa radioaktif. Magnesium oksida diperingkatkan sebagai bahan isolator yang paling tahan panas untuk apliaksi praktek. Magnesium oksida juga mempunyai konduktivitas panas yang cukup baik. Berilium oksida merupakan oksida yang lebih baik dalam hal kondutivitas panas tetapi sifat racunnya membuatnya tidak dapat digunakan untuk aplikasi praktek. Magnesium Oksida juga memilki tahanan listrik yang sangat baik , sehingga banyak digunakan sebagai material insulator dengan karakteristik cenderung tidak berubah saat dipanaskan. Magnesium oksida juga merupakan material yang aman bagi tubuh manusia.
8
Penggunaaan magneisum oksida dalam aplikasi sangat bergantung pada temperatur kalsinasi yang diberikan. Dead brunt digunakan dalam bentuk refraktory brick pada cement klins,furnaces,ladles dan secondary refring vessles pada industri pengolahan kembali logam dan sebagai komponen dari campuran refraktory. Magnesium oksida dengan grade refraktory memiliki resistansi yangs nagat tinggi terhadap syok termal dan banyak digunakan dalam produksi baja untuk perlindungan dan replaceable linings untuk peralatan yang digunakan untuk memegang baja cair. Fused magnesia mempunyai kekuatan yang sangat bagus,tahan terhadap abrasi dan kestabilan kimia yang cukup bagus.
Peta Kelimpahan
9
C. PERSENYAWAAN 1. HIDRIDA
Hidrida istilah digunakan untuk menunjukkan senyawa dari jenis MxHy.
Informasi Umum
Rumus molekul
: MgH2
Rumus sistem Hill
: H2Mg1
Nomor CAS registry
: [7693-27-8]
Berat molekul
: 26,321
Kategori
: hidrida
Sifat fisik
Warna
: putih
bentuk
: kristal padat
Titik lebur
: 327 ° C
Titik didih: Massa jenis
: 1450 kg m-3
Analisis Unsur
persentase unsur dari magnesium hidrida H
7.66%
Mg
92.34%
Reaksi
Magnesium hidrida terbentuk dari reaksi logam magnesium dengan hidrogen . Mg (s) + H2 (g) → MgH2 (s)
Struktur Kristal
Struktur Prototipikal 10
2. FLOURIDA
Magnesium pada senyawa magnesium diflourida biasanya memilki bilangan oksidasi 2
Informasi Umum
Rumus Molekul
: MgF2
Nomor registrasi registrasi CAS : [7783-40-6] Berat Molekul
: 62.302
Kategori
: fluoride
Sifat Fisik
Warna
: Putih
Bentuk
: Padatan Kristal
Titik Lebur
: 1248°C
Titik Didih
: 2239°C
Massa Jenis
: 3148 kg m-3
11
Analisis Unsur
Persentase unsur pada senyawa magnesium flourida F
60.99
Mg
39.01
Struktur Kristal
Struktur Prototipikal
3. KLORIDA
Bilangan oksidasi magnesium pada senyawa magnesium diklorida biasanya 2. Digunakan dalam pembuatan kain katun, kertas,semen dan keramik.
Informasi Umum
Rumus Molekul
: MgCl2
Nomor registrasi registrasi CAS : [7786-30-3] Berat Molekul
: 95.21
Kategori
: klorida
12
Sifat Fisik
Warna
: Putih
Bentuk
: Padatan Kristal
Titik Lebur
: 714°C
Titik Didih
: 1412°C
Analisis Unsur
Persentase unsur pada senyawa magnesium diklorida Cl
74.47%
Mg
25.53%
Struktur Kristal
Struktur Prototipikal
4. IODIDA
Informasi Umum
Rumus Molekul
: MgI2
Nomor registrasi registrasi CAS : [10377-58-9]
13
Berat Molekul
: 278.114
Kategori
: Iodida
Sifat Fisik
Warna Bentuk
: Putih : Padatan Kristal
Titik Lebur
: 634°C
Titik Didih
:
Massa Jenis
: 4430 kg m-3
Analisis Unsur
Persentase unsur pada senyawa magnesium diiodida I
91.26 %
Mg
8.74 %
5. OKSIDA
Digunakan pada pembuatan kosmetik, kertas dan pencucui perut. Informasi Umum
Rumus molekul
: MgO
Nomor CAS registry
: [1309-48-4]
Berat molekul
: 40.304
Kategori
: oksida
Sifat fisik
Warna
: putih
bentuk
: kristal padat
Titik lebur
: 2830°C
Titik didih
: 3600°C
Massa jenis
: 3600 kg m-3
14
Analisis Unsur
persentase unsur dari magnesium oksida Mg
60.30%
O
39.70%
Reaksi
Magnesium oksida tersedia dari degradasi termal dari magnesium hidroksida atau magnesium karbonat. Mg (OH) 2 (panas) → MgO (s) + H2O (l)
MgCO3 (panas) → MgO (s) + CO2 (g) Struktur Kristal
Struktur Prototipikal 6 coordinate: octahedral
6.
SULFIDA
Informasi Umum
Rumus molekul Nomor CAS registry
: MgS : [12032-36-9]
15
Berat molekul
: 56.371
Kategori
: sulfida
Sifat fisik
Warna Titik lebur
: putih atau merah : >2000°C
Massa jenis
: 2680 kg m-3
Analisis Unsur
persentase unsur dari magnesium oksida Mg
43.12%
S
56.88%
Struktur Kristal
Struktur Prototipikal 6 coordinate: octahedral
(Sunardi,2006)
16
D. PEMBUATAN MAGNESIUM Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa.Logam alkali tanah dapat diekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan dua cara, yaitumetode reduksi dan metode elektrolisis.
Magnesium diperoleh dengan proses Down. Langkahnya pertama
mengendapkan sebagai Mg(OH)2 kemudian diubah menjadi MgCl 2 dan dikristalkan sebagai MgCl2.6H2O. Leburan kristal dielektrolisis.
Dengan elektrolisis leburan garamnya.
Contoh: CaCl2(l)
→ Ca2+ (l) + 2Cl - (l)
Katoda : Ca2+ (l) + 2 e-
→ Ca (s)
2Cl2 (g)+ 2 e-
Anoda :
--------------------------------------------------Ca2+ (l) + 2Cl- (l)
→ Ca (s) + Cl2 (l)
Ekstraksi Magnesium (Mg)
• Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO.lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menghasilkan Mg. 2[ MgO.CaO] MgO.CaO] + FeSi → 2Mg + Ca2SiO4 + Fe • Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air lautdengan CaO. Reaksi yang terjadi : CaO + H2O
→ Ca2+ + 2OH-
Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2 Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
17
Mg(OH)2 + 2HCl → MgCl2 + 2H2O Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium : Katode : Mg2+ 2e-
→ Mg
-
Anode : 2Cl
→ Cl2 + 2e
E. METODE ANALISIS LOGAM MAGNESIUM a.
Analisis Kuantitatif
AAS (atomic absorption spectrophotometry )
Untuk menganalisa logam magnesium dari suatu sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan
teknik
instrumentasi
AAS.Teknik
analisa
dari
spektrofotometer serapan atom (atomic absorption spectrophotometry / AAS) pertama kali oleh Welsh (Australia) pada tahun 1955. Merupakan metoda yang populer untuk analisa logam karena di samping relatif sederhana ia juga selektif dan sangat sensitif.Radiasi dari sumber cahaya (hollow cathode lamp) dengan energi yang sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom atom dari unsur yang diperiksa untuk melakukan transisi elektronik, dipancarkan melalui nyala. Nyala yang dihasilkan memiliki temperature yang bervariasi, tergantung bahan bakar apa yang digunakan, seperti data di bawah ini. Pada nyala tersebut, atom-atom dari zat yang diperiksa akan meresap radiasi tadi sesuai dengan konsentrasi zat tersebut yaitu sesuai dengan populasi atom-atom pada level energi terendah (ground state). Nyala ini berguna untuk merubah sampel (padat atau cair) menjadi bentuk gas dan kemudian gas diatomisasi. Magnesium adalah unsur yang dapat dianalisa oleh AAS, karena sifatnya yang spesifik, maka harus digunakan nyala lampu yang sesuai dengan panjang gelombang yang dimiliki oleh logam magnesium. ( Analytical Methods for Atomic Absorption Spectroscopy,1996) (Gunawan, D, dkk. 2009)
18
b. Analisis kualitatif Uji nyala
Analisa kualitatif adalah suatu analisa untuk mengetahui adanya suatu zat dalam sampel tanpa mengetahui jumlah zat tersebut.Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan tes uji nyala.Apabila suatu sampel yang dibakar menghasilkan warna putih terang, maka dalam d alam sampel tersebut terdapat magnesium.
F. KLASIFIKASI PADUAN MAGNESIUM 1. Paduan Ramas Paduan magnesium yang penting (MgMn) mengandung 1,2 -2 % mangan. Paduan ini digunakan untuk profil lembaran pelapis, tempat bahan baker , dan peralatan pengencangan. Dengan porsi paduan di atas, logam ini tahan korosi, baik untuk di las, mudah diubah bentuk dan dapat diserpih dengan baik.Paduan magnesium (MgAlZn) mengandung 5,5%-7% aluminium ( 0,5 %-1,5%) seng , dan (0,15 % -0,4 %) mangan. Paduan ini mempunyai sifat dapat dilas secara terbatas, berkekuatan menengah menengah sampai tinggi , dan sangat cocok digunakan untuk bagian intruksi yang menumpu beban menengah sampai tinggi. 2. Paduan tuang Paduan tuang magnesium (G-MgAlZn) mengandung 5,5-6,5% aluminium , (2,5-3%) seng, dan (0,15-0,3%) mangan, dengan kekuatan tarik 16-20N/mm. Paduan magnesium (AMgAlZniHo)mengandung 8,3 -10% aluminium, 0,3-1% seng dan 0,15-0,3% mangan dengan kekuatan kekuatan tarik sebesar 24- 28N/mm,dan 28N/mm,dan cocok digunakan untuk bagian tuang pasirkokil, dan tekan. 3. Paduan Mg untuk coran Paduan yang ditambah zr memberikan coran yang pejal, seperti RZ5 (inggris) ZE4 (amerika Serikat) dengan komposisi komposisi 4,25% Zn -1,25%RE-0,50%Zr, mempunyai mampu las yang baik, merupakan paduan yang berguna , walaupun sifat mekaniknya tidak begitu baik, yang memerlukan perlakuan panas yang cukup.MSR( Inggris),dengan komposisi 0,7%Zr-1,5%RE(mungkin mengandung 2,5 % Ag),mempunyai sifat mekanis yang baik.ZREI degan 1,9%Zn -0,7%Zr-
19
3,25%RE,ZTI dengan 2,1 % Zn -0,7% Zr = 3,0%Th, adalah baik untuk pemakaian yang lama pada temperature kira- kira 250°C. Untuk pengecoran cetak sering di pergunakan AZ91,98%Al-0,7%Zr. ( http://staff.uny.ac.id)
G. APLIKASI MAGNESIUM 1. Magnesium in Automotif
Volkswagen merupakan yang perusahaan pertama untuk menerapkan magnesium dalam otomotif industri pada model Beetle, magnesium yang digunakan 22 kg di setiap mobil mobil model ini, Porsche pertama pertama kali bekerja bekerja dengan mesin magnesium pada tahun 1928 . Tren global saat ini memaksa industri otomotif untuk memproduksi mobil yang ringan, lebih ramah lingkungan, lebih aman dan murah . Para pembuat mobil berkonsentrasi pada pengurangan bobot mobil dan membatasi jumlah penggunaan knalpot emisi CO2 sebagai emisi dalam proporsi langsung ke dalam konsumsi bahan bakar. Itulah yang coba dilakukan General Motors. General Motors (GM), yang didirikan pada tahun 1908 adalah perusahaan mobil terbesar dunia, didirikan
20
oleh William Durant . General Motors (GM) saat ini sedang menguji proses termal lembaran logam magnesium yang lebih ringan dari aluminium, tetapi punya kekuatan cukup tinggi. Pengujian dilakukan pada beberapa komponen, antara lain pelek. Jika berhasil, tentu ini akan memberi keuntungan dari segi efisiensi bahan bakar.Metode baru yang dikembangkan GM kali ini memungkinkan material akan dibentuk menjadi kaku (rigid) dengan skala yang presisi. Caranya, magnesium dipanaskan hingga 450 derajat celsius, kemudian dibentuk sesuai keinginan. Hasilnya berupa panel bagian dalam tutup bagasi yang memiliki bobot lebih ringan 1 kg dari logam baja. Itu artinya, magnesium lebih ringan 75 persen dari besi, dan 33 persen dari aluminium. x. Kekuatannya sudah diuji banting sebanyak 77.000 kali dengan bantuan tangan robot, plus metode benturan benturan seberat 250 kg, dan hasilnya hasilnya cukup baik. Setiap gram penurunan bobot kendaraan mampu memberikan kontribusi terhadap efisiensi bahan bakar.Penurunan berat
dari 100 kilogram kilogram merupakan
penghematan bahan bakar sekitar 0,5 liter per 100 kilometer untuk kendaraan. Meski begitu, keselamatan dan daya tahan juga tetap menjadi perhatian dan prioritas (Gren Warden, Direktur Eksekutif Rekayasa Bodi Kendaraan Global GM, 2012). Khusus untuk uji korosi, panel-panel magnesium itu mengalami uji garam dan suhu ekstrim 24 jam penuh selama 10 minggu berturut-turut, termasuk kelembaban yang mencapai 100 persen, hasilnya tak ada masalah sedikitpun. ( Jon Lauckner, Lauckner, kepala teknologi teknologi dan wakil wakil presiden Global Research Research & Development GM, 2012) Otomatis efek dari pengurangan bobot bobo t kendaraan tersebut tentunya bisa membuat konsumsi bahan bakar minyak lebih hemat hingga 10 persen. Hal ini akan mengurangi emisi karbondioksida di bumi
21
2. Magnesium in Industri (Semen Penyerap CO2 Berbahan Magnesium) Vlasopoulos dkk, Imperial College London
Emisi CO2 dari waktu ke waktu terus meningkat baik pada tingkat global, regional, nasional pada suatu negara maupun lokal untuk suatu kawasan. Hal ini terjadi karena semakin besarnya penggunaan energi dari bahan organik (fosil), perubahan tata guna lahan dan kebakaran hutan, serta peningkatan kegiatan antropogenik. Emisi GHG (greenhouse gases) di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Indonesia menempati menempati posisi ketiga, setelah USA dan China, sebagai negara dengan emisi GHG terbesar di dunia. Jika negara -negara UniEropa dimasukkan, maka Indonesia menempati posisi keempat. Untuk itu diperlukan suatu cara agar gas CO2 yang akan dilepaskan ke udara dapat ditangkap/disaring,Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk menangkap/menyaring gas CO2.Adsorpsi adalah fenomena fisikyang terjadi antara molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu
permukaan padatan. Proses Proses ini sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh pasangan
adsorben dan adsorbatnya. Karakteristik adsorpsi merupakan salah satu parameter yang menentukan kemampuan adsorben menyerap adsorbat . Penemuan ini dapat menjadi salah satu cara untuk gas rumah kaca dari atmosfer kita. Sekarang, semen merupakan komoditas yang terbilang sangat besar, mencapai 2 milyar ton diproduksi tiap tahunnya diseluruh dunia, dan semen bertanggung jawab 5 persen dari emisi CO2 dunia. Hal yang sangat mengejutkan, pada tahun 2020 kebutuhan semen akan naik 50 persen dibanding tahun ini menurut Agricole sebuah Bank dari Prancis. Pada proses pembuatan semen secara tradisional, semen menghasilkan gas rumah kaca dari proses pemanasannya dan proses memasak bahan baku seperti limestone (batu kapur). Pembakaran dan kebutuhan energi tersebut menghasilkan CO2. Dan sampai sekarang, belum ada orang yang mampu merubah fundamental pembuatan semen tersebut, hingga Nikolaos
22
Vlasopoulos mengungkapkan hasil penelitiannya. Formula baru yang ramah lingkungan ini dapat merubah industri semen menjadi penyerap karbon yang baik,” kata kepala peneliti Novacem yang
berbasis di London. Penelitian yang mendapat dukungan dari para pecinta lingkungan ini, menggunakan material berbeda untuk bahan dasar pembuatan semen. Novacem yang didirikan oleh Vlasopoulos dan rekan-rekannya di Imperial College London telah menarik perhatian perusahaan konstruksi besar seperti Rio Tinto Minerals, WSP Group dan Laing O’Rourke, dan banyak
investor termasuk Carbon Trust. Semen Novacem tersebut berbasis magnesium silikat dan tidak membutuhkan energi yang besar pada pemanasannya. Semen tersebut juga akan menyerap CO2 pada saat ia mengeras. Magnesium silikat sintetik berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak larut air. Senyawa ini tergolong senyawa yang stabil, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Rumus kimia senyawa ini adalah MgO2.6SiO2•H2O. Komponen penyusun magnesium silikat sintetik terdiri atas MgO 15% dan SiO 2 67% . (www.dallasgrp.com, 2008). Magnesium silikat sintetik memiliki luas permukaan 619 m 2/g dengan struktur menyerupai silika gel. Senyawa ini akan menjerap asam lemak bebas menggunakan ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus karbonil (C=O) asam lemak dengan permukaan gugus silanol (Si-O-H) pada senyawa tersebut. Adsorpsi yang terjadi digolongkan ke dalam adsorpsi fisik. Adsorpsi kimia baru dapat terjadi bila adsorpsi dilakukan pada suhu tinggi. Suhu tinggi akan mengakibatkan ion karboksilat membentuk ikatan ion dengan oksida logam pada permukaan magnesium silikat sintetik . Perusahaan ini pemulai Pilot Plant senilai £1.5m didanai oleh Technology Strategy Board, sebuah badan milik pemerintah UK. Bila sema berjalan lancar, Vlasopoulos memperkirakan memperkirakan produk Novacem akan ada di pasaran dalam lima tahun lagi. “Di UK perubahan iklim ini memaksa kita untuk mengurangi emisi
CO2 dan seluruh sektor harus berperan didalamnya. Industri konstruksi harus
23
bertanggung jawat penuh atas pengaruh lingkungan yang disebabkan oleh industri itu sendiri.” dikatakan oleh Jonathan Essex, seorang civil engineer
konsultan Bioregional yang juga duduk dalam panel kepedulian lingkungan untuk Institusi Civil Engineers. Bila Novacem dapat membuat semen mereka dengan harga yang kompetitif kompetitif langkah selanjutnya adalah menggunakan energi terbarukan untuk tungku pemanas agar dapat mengurangi lagi emisi CO2-nya. Menurut Novacem, peroduknya dapat menyerap sekitar 0,6 ton CO2 setiap ton semen. Dapat dibandingkan dengan emisi karbon 0,4 ton setiap pembuatan semen standar. Sebelumnya telah ada beberapa usaha untuk membuat semen yang lebih ramah lingkungan, ada yang menggunakan tambahan aggregate pada campuran konsentratnya sehingga menggunakan semen yang lebih sedikit, akan tetapi belum mampu mengatasi permasalahan utama emisi CO2 proses pembuatan semennya. Vlasopoulos merespon bahwa magnesium silikat banyak sekali terdapat di seluruh dunia, sekitar 10.000 milyar ton tersedia menurut beberapa perkiraan. “Sebagai tambahan, proses produksi semen ini adalah alamiah
secara kimia, artinya semen ini dapat menggunakan berbagai produk samping industri yang terdapat magnesium didalamnya.” Ia percaya bahwa material ini
cukup kuat untuk digunakan sebagai bahan bangunan, tetapi ia mengakui bahwa untuk mendapatkan lisensi kebenarah hal itu membutuhkan waktu beberapa tahun percobaan. Semen standar, biasa diketahui dengan Portland cement, dibuat dengan cara memanaskan batu kapur (limestone) atau tanah liat (clay) pada temperatur sekitar 1.500 C. Dari proses ini, pembakaran bahan baku tersebut melepaskan 0,8 ton CO2 setiap ton semen yang diproduksi. Ketika dicampur dengan air untuk digunakan sebagai bahan bangunan, setiap ton semen dapat menyerap 0,4 ton CO2, tapi tetap saja keseluruhan proses menyisakan emisi karbon 0,4 ton setiap ton semen. Semen Novacem, yang masih belum dipatenkan, menggunakan
24
magnesium
silikat
sehingga
tidak
menghasilkan
CO2
dari
proses
pembuatannya. Proses produksinya juga berjalan pada temperatur yang lebih rendah yakni 650 C. Hasil akhir menunjukkan bahwa semen Novacem menghasilkan emisi CO2 sebesar 0,5 ton setiap ton semen. Akan tetapi, dengan formula Novacem ini, semen mampu menyerap CO2 lebih banyak, sekitar 1,1 ton. Sehingga proses keseluruhannya adalah carbon negative, mampu menyerap 0,6 ton CO2 dari udara setiap ton semen yang digunakan. (Guardian environment network, 2012)
3. Peranan Magnesium pada Kesehatan Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan kation terbanyak kedua di dalam intraseluler setelah potasium. Magnesium (Mg) mempunyai peranan penting dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Tubuh manusia dewasa mengandung kira-kira 25 gram magnesium. Total magnesium dalam tubuh laki-laki dewasa diperkirakan 1 mol (24 g) (Topf and Murray, 2003). Jumlah minimum magnesium yang direkomendasikan setiap hari tersedia untuk orang dewasa adalah 0,25 mmol (6 mg)/kg berat badan (Sclingmann et al. 2004). Distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan 66% di dalam
tulang, 33% di dalam otot dan jaringan lunak, dan kurang lebih 1% dalam darah. Di dalam darah 55% magnesium dalam keadaan bebas (dalam bentuk ion) dan secara fisiologi aktif, 30% berikatan dengan protein (terutama albumin), dan 15% dalam bentuk anion kompleks (Fox et al. 2001). Pada kondisi tubuh normal konsentrasi magnesium akan selalu berada konstan dalam sirkulasi darah. Homeostasis bergantung pada keseimbangan antara absorpsi di usus dan ekskresi di ginjal dimana tubulus ginjal berperanutama dalam pengaturan magnesium (Sclingmann et al. 2004). Absorpsi magnesium di usus halus lebih sedikit dibandingkan dengan di kolon. Magnesium diperkirakan 1 mmol hilang atau terbuang dalam sekresi di gastrointestinal setiap hari. Ginjal merupakan regulator utama konsentrasi
25
serum dan kandungan total magnesium tubuh. Ekskresi magnesium lebih banyak terjadi pada malam hari. Pada bagian glomerulus ginjal, magnesium (baik dalam bentuk ion atau magnesium kompleks) mengalami filterisasi sebanyak 70%, sedangkan di bagian nefron reabsorpsi magnesium lebih 96%. Jumlah yang di reabsorpsi dapat bervariasi, mulai mendekati nol sampai 99.5% tergantung pada keseimbangan magnesium individu (Topf and Murray, 2003) Magnesium sangat diperlukan dalam tubuh terutama terlibat dalam lebih 300 reaksi metabolik esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme energi, penggunaan glukosa, sintesis protein, sintesis dan pemecahan asam lemak, kontraksi otot, seluruh fungsi ATPase, hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga keseimbangan ionik seluler. Magnesium diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-ATPase. Defisiensi magnesium menyebabkan peningkatan sodium intraseluler dan potasium banyak ke luar dan masuk ke ekstraseluler. Hal tersebut mengakibatkan sel mengalami hypokalaemia dimana hanya dapat ditangani dengan pemberian magnesium (Gum, 2004). Selanjutnya magnesium juga mempengaruhi homeostasis kalsium dalam dua mekanisme. Pertama, sebagian kalsium channel bergantung pada magnesium. Ketika konsentrasi magnesium intraseluler tinggi, kalsium ditranspor ke dalam sel dan dari retikulum sarcoplasmic dihambat. Dalam defisiensi magnesium kebalikan terjadi dan akibatnya konsentrasi intraseluler kalsium meningkat. Kedua, magnesium diperlukan untuk pelepasan dan aksi hormon paratiroid. Magnesium berhubungan dengan rata-rata kalsium dimana pasien dengan hypomagnesaemia mempunyai plasma kalsium yang rendah yang dapat dikembalikan normal dengan pemberian suplementasi kalsium setelah defisiensi magnesium diperbaiki (Gum, 2004). Magnesium merupakan salah satu kation esensial utama dalam kehidupan dan terlibat dalam reaksi enzimatik untuk sintesis protein; magnesium juga berperan
mempertahankan
potensial
listrik
membran
sel,
dalam
pembentukan ATP; proses sintesis dan replikasi asam ribonukleat - asam
26
deoksiribonukleat secara absolut memerlukan magnesium (Burney, 2000; Cydulka and Jarvis, 2000). Pengetahuan mekanisme homeostasis untuk mempertahankan konsentrasi magnesium di serum sangat terbatas. Faktor utama regulasi keseimbangan magnesium adalah absorpsi gastrointestinal dan ekskresi oleh ginjal. Pengetahuan tentang kontrol hormonal juga terbatas, beberapa penelitian menyatakan parathyrin berpengaruh terhadap homeostasis magnesium. Defisiensi magnesium merupakan efek dari terganggunya sintesis atau pelepasan parathyrin. Padahipomagneseamia terjadi peningkatan konsentrasi parathyrin imunoreaktif serum setelah pemberian magnesium (Haryono et al. 2003) Magnesium mungkin menurunkan neutrofil yang berhubungan dengan respons inflamasi pada asma dan juga menstabilkan membran sel mast serta menghambat ion kalsium sebagai antagonis kompetitif (Burney, 2000). Mekanisme bronkodilatasi tidak diketahui, mungkin dengan menghambat kanal kalsium otot polos jalan napas serta menghalangi mediasi kalsium pada kontraksi otot. Magnesium juga menurunkan pelepasan asetilkolin pada neuromuscular junction setelah stimulasi parasimpatis (Murray and Corbrige,
2000; Elin, 1987). Magnesium serum sepertiganya terikat dengan albumin, a lbumin, duapertiga dalam bentuk ultrafiltrable yang terdiri dari 80% dalam bentuk ion bebas, 20% berbentuk ikatan kompleks dengan fosfat, sitrat dan lain-lain (Elin, 1987). Berbeda dengan kalsium, homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem regulasi magnesium pada fungsi mobilisasi tulang dan sirkulasi tidak diketahui. Beberapa faktor yang menyebabkan berubahnya rasio magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis dan iskemi, dan stimulasi reseptor alfa dan beta yang menyebabkan magnesium keluar dari sel (Haryono et al. 2003) Pada perawatan di ICU dapat terjadi pergeseran akut magnesium di dalam sel, seperti pada sindrom refeeding, penggunaan insulin, infus glukosa dan asam amino (Murray and Corbrige, 2000). Sejumlah 65% pasien di unit
27
perawatan intensif menderita hipomagnesaemia. Kadar magnesium dalam tubuh diatur oleh ginjal dan saluran pencernaan serta menggambarkan keterlibatan metabolisme kalsium, kaliumdan natrium. Kadar magnesium intraseluler dapat rendah walaupun kadar magnesium ekstraseluler normal (Silvermen, 2000). Hipomagnesaemia ringan tidak menyebabkan kelainan patofisiologik yang bermakna, jika berat akan tampak eksitabilitas neuromuskuler seperti tremor, twitching, seizures, tetani dan kelelahan otot termasuk otot pernapasan (Rodenberger and Ziyadeh, 2001). Absorpsi magnesium dilakukan di usus halus; yang diserap kurang lebih 24%-76%, dilakukan secara aktif mirip dengan sistem transpor Ca; pada pemberian magnesium kadar rendah akan terjadi peningkatan absorpsi Ca. Ekskresi dilakukan di ginjal, kurang lebih 120-140 magnesium/24 jam pada orang dengan diet normal dan dalam keadaan tertentu ginjal dapat mensekresi sampai dengan 5000 magnesium/24 jam tergantung konsentrasi magnesium plasma (Elin, 1987). Ginjal merupakan regulator utama konsentrasi serum dan kandungan total magnesium tubuh. Magnesium difiltrasi oleh glomerulus dan direabsorpsi di tubulus, 60-75% di tubulus asendens. Hipomagnesaemia dapat hanya sementara, mungkin disebabkan karena migrasi dari ekstraselular ke intraselular akibat turunnya konsentrasi ion magnesium intraselular (Reinhart, 1988). Beberapa pendapat tentang terjadinya hipomagnesaemia antara lain: belum dapat dijelaskan tetapi sebagian dikeluarkan oleh urin; penggunaan obat, misal agonis β, steroid, d an
metilsantin; asupan yang rendah atau hilangnya magnesium karena proses memasak ( Noppen et al. 1990; Dacey, 2001)
28
H. PENELITIAN LOGAM MAGNESIUM PENGARUH
PENGGUNAAN
MAGNESIUM
SULFAT
UNTUK
MENCEGAH
MENGGIGIL PASCA ANESTESI TERHADAP KADAR MAGNESIUM DARAH
Disusun oleh : MAULIDA AMALIA RIZQI
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2011
ABSTRAK Latar Belakang : Menggigil (shivering) sebagai salah satu komplikasi yang sering
terjadi pada pasien pasca anestesi, umumnya dapat diatasi dengan pemberian meperidin. Magnesium sulfat (MgSO4) dapat digunakan untuk mencegah terjadinya menggigil pasca anestesi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian MgS04 30 mg/kgBB yang digunakan dalam mencegahmenggigil pada pasien pasca anestesi terhadap kadar magnesium darah. Metode
:
Penelitian
ini
menggunakan
bentuk
rancangan
randomized
pretestposttestcontrol pretestpostte stcontrol group design. Sebanyak 20 subjek yang memenuhi kriteria
inklus dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok meperidin dan kelompok MgSO4.Masing-masing subjek pada tiap kelompok diukur kadar magnesium darahnyasebelum dan setelah perlakuan. Lalu data diolah dengan menggunakan programkomputer. Analisis data dilakukan dengan uji independent t-test. Hasil : Didapatkan rerata kadar magnesium darah sebelum perlakuan 0,670 ±
0,1063 dan setelah perlakuan 0,551 ± 0,1256 pada kelompok meperidin, sertadidapatkan kadar magnesium darah sebelum perlakuan 0,709 ± 0,0785
29
dansetelah perlakuan 1,143 ± 0,3538. Hasil uji independent t-test pada keduakelompok didapatkan didapatkan perbedaan yang bermakna p= 0,000. Simpulan : Pasien yang mendapatkan MgS04 30 mg/kgBB intra vena
untukmencegah menggigil pasca anestesi, mengalami peningkatan kadar magnesiumdarah yang bermakna.
PENDAHULUAN Menggigil (shivering) sebagai salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien pasca operasi, dengan angka kejadian 45 %, dapat terjadi setelah pemberian anestesi walaupun pasien selalu terjaga kehangatannya selama operasi. Menggigil pasca operasi dapat diatasi dengan memberikan obat-obatyang memang
berfungsi
mencegah
terjadinya
menggigil.
Obat
yang
sering
digunakan dan dijadikan gold standard untuk mengatasi menggigil ialah meperidin. Meperidin dosis 0,5 mg/kgBB sering digunakan sebagai terapi menggigil pasca anestesi. Meperidin mempunyai efek spesifik yaitu sedasi, euphoria, pruritus dan rasa mual muntah pasca anestesi, serta kejadian depresi pernafasan juga cukup tinggi. Magnesium sulfat (MgSO4) secara fisiologis merupakan antagonis dari reseptor NMDA, pemberian 30 mg/kgBB dalam 2 – 5 menit secara intravena dapat
mencegah
menggigil,
takikardi
dan
kebutuhan
analgesik
pasca
operasi. Keuntungan yang didapat didapat dengan pemberian MgSO4 selain pengaruh terhadappenurunan tekanan darah, perubahan denyut jantung, atau tahanan perifer yang tidak bermakna, obat ini menyebabkan depresi pernafasan yang lebih
sedikit
penggunaannya
dibandingkan
meperidin.
lebih
terutama
aman,
Sehingga pada
pasien
dapat dengan
dikatakan kondisi
kardiorespirasi yang tidak baik. Peningkatan kadar magnesium dalam darah jarang
dijumpai,
hal
ini dikarenakan absorbsi yang sedikit dari
saluran
pencernaan dan ekskresi yangcepat oleh ginjal terhadap ion ini. Meskipun
30
jarang,
penggunaan
magnesium
sulfatsecara sulfatsecara
parenteral
memungkinkan memungkinkan
terjadinya peningkatan kadar magnesium darah. Sudah ada beberapa penelitian tentang MgSO4dalam mencegah menggigilpasca anestesi seperti penelitian Shirley dkk. dan penelitian Anupama Wadhwa dengan menggunakan MgSO4 80 mg. Namun, keduanya belum membahas mengenai pengaruh penggunaan MgSO4 secara parenteral terhadap kadar magnesium magnesium darah pasien. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dosis MgSO4 yang berbeda yaitu30 mg/kgBB. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh
pemberian magnesium sulfat 30 mg/kgBB intra vena untuk mencegah menggigil pasca anestesi anestesi terhadap kadar kadar magnesium darah. darah. Dari penelitian penelitian ini diharapkan dapat membuktikan penggunaan
MgSO4
tidak mengakibatkan
peningkatan magnesium darah yang signifikan, sehingga dapat dipakai sebagai alternatif dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang pada periode April sampai dengan Juli 2010. Bentuk Bentuk rancangan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah randomized pretest-posttest control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah MgSO4 30 mg/kgBB dan meperidin 0,5 mg/kgBB yang diberikan pada akhir operasi secara intravena setelah diencerkan diencerkan menjadi 10 cc. cc. Variabel ini berskala berskala nominal. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar magnesium darah. Variabel ini berskala numerik, pengukuran kadar magnesium darah dilakukan sebelum dan setelah pemberian perlakuan dengan mengambil 2 cc darah pasien. Populasi penelitian ini adalah adalah pasien pasca pembedahan pembedahan dengan anestesi anestesi umum di RS. Dr. Kariadi Semarang pada periode penelitian. Dari populasi dipilih sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan, dengan besar sampel telah dihitung dengan rumus yaitu sebanyak 10 untuk masing-masing kelompok perlakuan.
31
Data yang terkumpul merupakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian dr. Anna Ratnawati yang berjudul “Efektifitas Magnesium Sulfat sebagai Pencegah Menggigil Pasca Anestesi”. Selanjutnya data diedit, dikoding
dan dientri kedalam komputer, lalu dilakukan cleaning data. Setelah itu, dilakukan uji normalitas distribusi kadar magnesium darah dengan menggunakan Saphiro Wilk Test. Karena sebaran data normal, maka analisis analitik untuk menguji perbedaan kadar magnesium darah sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing kelompok dilakukan dengan uji parametrik paired t-test. Sedangkan perbedaan kadar magnesium darah sebelum
dan
setelah perlakuan pada kedua kelompok diuji dengan
menggunakan independent t-test t-test karena distribusi data normal.
Hasil Penelitian Telah dilakukan penelitian penelitian terhadap terhadap perubahan kadar kadar magnesium darah pada pasien yang mendapatkan meperidin dan magnesium sulfat pada pencegahan pasca anestesi anestesi pada 20 pasien dengan dengan status fisik ASA I dan dan II yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi tertentu. Pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok meperidin (A) mendapatkan meperidin 0,5 mg/kgBB dan kelompok kelompok magnesium sulfat (B) mendapat magnesium sulfat 30 mg/kgBB, mg/kgBB, dimana perlakuan diberikan menjelang akhir operasi. Hasil analisis deskriptif menunjukkan karakteristik penderita kedua kelompok yang berbeda tid tidak ak bermakna bermakna (p>0,05) dari semua variabel variabel yaitu umur,
jenis kelamin, kelamin, berat badan, badan, tinggi badan, badan, dan status status fisik penderita. penderita.
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan pada data dasar subjek penelitian pada kedua
kelompok perlakuan, menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna, maka antara kedua kelompok dapat dikatakan homogen dan semuanya layak untuk diperbandingkan.
32
Tabel 1. Data magnesium pada kedua kelompok perlakuan. Variabel
Kelompok
Mep Kelompok
(n=10)
Mg
Mg
p
(n=10)
sebelum 0,670 ± 0,1063
0,709 ± 0,0785
0,363*
0,000*
perlakuan Mg setelah perlakuan
0,551 ± 0,1256
1,143 ± 0,3538
P
0,011**
0,009**
Keterangan : Uji statistik :
* Independent-sa Independent-samples mples T-test **Paired-sample **Paired-sample T-test
Table 1 menunjukkan bahwa pada pada kelompok meperidin meperidin terjadi penurunan penurunan kadar magnesium setelah operasi. Sedangkan pada kelompok magnesium terjadi peningkatan kadar magnesium setelah operasi. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap kadar magnesium sebelum perlakuan pada kedua kelompok, menunjukkan perbedaan perbedaan yang tidak tidak bermakna (p>0,05). (p>0,05). Sedangkan uji statistic pada kedua kelompok setelah perlakuan, juga uji statistik pada masing-masing kelompok sebelum dan setelah perlakuan menunjukkan perbedaan yang bermakna (p
View more...
Comments