May 2, 2018 | Author: Muktar Panjaitan | Category: N/A
1
KETERAMPILAN KETERAMPILAN BERPIKI BERPIKIR R KREATIF KREATIF SISWA SMP DALAM PEMBELAJ PEMBELAJARA ARAN N SAINS SAINS (Studi Pendahuluan Pengembangan Model Pembelajaran Sains Berbasis Proses Kreatif-Inkuiri untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir) 1
2
3
Muktar B. Panjaitan , Mohamad Nur , Budi Jatmiko
[email protected] ABSTRAK
Penelit Penelitian ian ini ini bertujuan bertujuan untuk untuk megetahu megetahuii atau untuk untuk mengeta mengetahui hui pemahama pemahaman n sisw siswa a ten tenta tang ng fakt faktor or pend penduk ukun ung g dan dan peng pengha hamb mbat at berp berpik ikir ir krea kreati tiff sert serta a keterampilan keterampilan berpikir berpikir kreatif kreatif siswa pada mata pelajaran pelajaran Sains Sains (Fisika) (Fisika) SMP kelas kelas VIII konsep suhu, suhu, termometer, termometer, kalor dan listrik listrik dinamis dinamis sederhana. sederhana. Penelitian Penelitian ini ini merupaka merupakan n penelit penelitian ian pendahu pendahulua luan n untuk untuk pengemba pengembangan ngan model model pembel pembelajar ajaran an sains sains berbasis berbasis proses proses kreatif kreatif-in -inkuir kuirii untuk untuk mengemb mengembangk angkan an keteramp keterampila ilan n berpiki berpikir. r. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan tes berpikir kreatif kontens sain-fisika. Kuisioner atau angket tertutup digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang faktor-faktor pendukung yang mendukung berpikir kreatif kreatif dan faktor penghambat berpikir berpikir kreatif. Tes berpikir kreatif berfungsi untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa dengan indikator kelancaran, fleksibilitas, originalitas dan elaborasi. Dari 65 orang siswa yang yang ikut ambil bagian, sebanyak 34 siswa (52,31 %) mempunyai pemahaman yang rendah terhadap faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kreativitas. Pada tes berpikir kreatif konten sains-fisika, dari 65 orang siswa yang ikut ambil bagian, jumlah sisw siswa a nila nilain inya ya di di atas atas rata rata-r -rat ata a 46 pad pada a skal skala a nila nilaii 0 -100 -100 ada adala lah h seba sebany nyak ak 30 30 siswa (46,15%). (46,15%). Sedangkan jumlah jumlah siswa dengan nilai nilai di atas rata-rata sebanyak 35 orang (53,85 %). Data ini menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa tingkat berpikir berpikir kreatif kreatif siswa pada sampel penelitian masih pada kategori rendah. ABSTRACT
The The purpo purpose se of thi this s rese researc arch h to know know or to find find out out stude students nts'' unde underst rstand andin ing g of the factors factors supporti supporting ng and inhibi inhibiting ting the creative creative thinkin thinking g and creative creative thinking thinking skills skills of stude tuden nts in Science nce subj ubject ects (Phys hysics) juni unior clas class s VIII III conce ncept tem temperat ratures, es, therm thermome ometer ter,, elect electric ric heat heat and and a simple simple dyna dynamic mic.. This This study study is a preli prelimin minary ary study study for the the devel develop opmen mentt of proces process-b s-bas ased ed model model of of learn learnin ing g scie science nce inqui inquiry ry to devel develop op creati creativeve-thi thinki nking ng skil skills ls.. In this this study study the instr instrume ument nt used used was was a quest questio ionna nnair ire e and a test test of creati creative ve thin thinki king ng konte kontens ns scienc science-p e-phy hysi sics cs.. Encl Enclose osed d questi question onnai naire re used used to deter determin mine e stude students nts under understa standi nding ng of the enabli enabling ng factor factors s that that suppo support rt creati creative ve thinki thinking ng and creat creativ ive e thin thinkin king g inhi inhibi biti ting ng factor factors. s. Creati Creative ve thinki thinking ng test test serve serves s to deter determin mine e the level level of creati creative ve thinki thinking ng of stud student ents s with with indi indica cator tors s of fluenc fluency, y, flex flexiibili bility ty,, orig origin inal alit ity y and and elab elabor orat atio ion. n. Than han 65 stud studen ents ts who part partic iciipate pated, d, 34 studen students ts (52.31 (52.31%) %) had a low low unders understan tandi ding ng of the the fact factors ors that that suppo support rt and and inhi inhibi bite te the the crea reativity. On test ests of crea reative thin hinkin king scienc ence-ph e-phy ysics conten ntent, t, of the the 65 studen students ts who who parti partici cipa pated ted,, the numb number er of stud studen ents ts they they are are above above the the averag average e of 46 on a scal cale of 0 -10 -100 val value is 30 stude tudent nts s (46 (46.15% .15%)). Whi While the numb number er of stud studen ents ts wit with h scor scores es abo above ve the the aver averag age e as man many y as 35 peop people le (53. (53.85 85%) %).. These hese data indicate indicate that the level level of of creativ creative e think thinking ing of stude students nts in the the study study sample sample was in the low low catego category ry.. Keywords: Keywords: inquiry, creative thinking, creative creative process
2
PENDAHULUAN Salah satu kompetensi dalam kurikulum 2013 untuk mata pelajaran IPA SMP/MTs SMP/MTs adalah adalah mengh menghargai argai dan menghaya menghayati ti perilaku perilaku jujur, jujur, disiplin disiplin,, tanggungjaw tanggungjawab, ab, peduli peduli (toleransi, (toleransi, gotong gotong royong royong), ), santun, santun, percaya percaya diri, diri, dalam dalam berinterak berinteraksi si secara secara efektif efektif dengan dengan lingkung lingkungan an sosial sosial dan alam dalam dalam jangk jangkauan auan pergaulan dan keberadaannya. keberadaannya. Kompetensi inti diuraikan diuraikan lagi menjadi menjadi kompetensi dasar yaitu: yaitu: 1) Menunjukka Menunjukkan n perilak perilaku u ilmiah ilmiah (memiliki (memiliki rasa ingin tahu, objektif, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif inovatif dan peduli peduli lingkun lingkungan) gan) dalam dalam aktivitas aktivitas sehari-hari sehari-hari sebagai sebagai wujud wujud implementasi sikap dalam dalam melakukan pengamatan, percobaan, percobaan, dan berdiskusi. berdiskusi. Kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan satuan pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran pembelajaran yang yang dilakukan. dilakukan. Salah satu prinsip tersebut tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Pendid Pendidika ikan n IPA atau sains sains meneka menekank nkan an pada pada pemb pemberi erian an peng pengala alaman man langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (McDermott, 1996). Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan diterapkan dalam dalam menyajikan menyajikan pembelajar pembelajaran an sains adalah adalah memadukan memadukan antara antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk hands-on activity. Peningkatan Peningkatan kualitas kualitas pembelajaran pembelajaran sains pada jenjang jenjang pendidikan pendidikan dasar dan meneng menengah ah masih masih perlu perlu dilaksa dilaksanak nakan an terus terus menerus menerus untuk untuk menyesu menyesuaik aikan an dengan dengan perkembang perkembangan an ipteks. ipteks. Di sisi sisi lain, pengemban pengembangan gan pembela pembelajaran jaran sains saat ini ini masih kurang kurang membek membekali ali siswa siswa dalam dalam kemamp kemampuan uan inkuir inkuiri, i, padah padahal al kons konsep ep sains sains merupakan konsep konsep yang dapat dengan mudah diperoleh apabila melalui kegiatan inkuiri. Kemampuan inkuiri inkuiri ini sangat penting dan harus dimiliki oleh oleh siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dengan melihat fenomena-fenomena yang tersaji tersaji di sekitarnya. sekitarnya. Pembelajaran Pembelajaran inkuiri inkuiri merupakan merupakan suatu strategi strategi mengenai mengenai eksplorasi pengetahuan peserta didik. Model pembelajar pembelajaran an yang yang diperlukan diperlukan adalah adalah yang yang memungkin memungkinkan kan terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkannya “ sense sense of inquir inquiryy” dan kemampuan kemampuan berpiki berpikirr kreatif siswa siswa (De Vito, 1989). 1989). Model pembelajar pembelajaran an yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan kemampuan untuk belajar (Joyce & Weil, 1996), 1996), bukan bukan saja dipero diperolehny lehnyaa sejumlah sejumlah pengetah pengetahuan, uan, keterampil keterampilan, an, dan sikap, tetapi yang yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh diperoleh siswa (Zamroni, (Zamroni, 2000; 2000; Semiawan, Semiawan, 1998). 1998). Secara khusus berkaitan dengan pelajaran IPA (sains) sebenarnya mempunyai potensi besar untuk dijadikan sebagai wahana pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan bekerja keras, berbagai keterampilan dasar, sikap jujur, berdisiplin dan sebagainya (Hinduan, 2003). Tetapi pada kenyataannya pelaksanaan pembelajaran IPA pada saat ini belum seperti seperti yang
3
telah dikemukakan di atas, dan tingkah laku masyarakat kita menunjukkan seakanakan mereka belum pernah belajar IPA (Hinduan, 2003). Pendidikan IPA di Indonesia seakan-akan tidak berdampak pada cara hidup dan cara berpikir sebagaian besar masyarakat Indonesia. Rendahnya pengembangan kreativitas disebabkan pembelajaran di sekolah yang terutama dilatih adalah pengetahuan, ingatan, kemampuan konvergen, yaitu menemukan satu jawaban yang paling tepat terhadap masalah yang diberikan berdasarkan informasi yang tersedia. Berbagai upaya memang harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai kompetensi siswa sesuai tuntutan kurikulum terutama bagaimana mencari pola atau model-model belajar agar siswa benar-benar belajar efektif, dan model pembelajaran yang dipilih dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, materi, fasilitas dan guru itu sendiri. Untuk mengatasi mengatasi permasalahan permasalahan tersebut tersebut diperlukan diperlukan model model pembelajaran pembelajaran inovatif inovatif yang melibatk melibatkan an siswa dalam dalam pembelajar pembelajaran an untuk mengem mengembang bangkan kan keterampilan berpikir. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini ini adalah: adalah: Bagaimanak Bagaimanakah ah pemahaman pemahaman siswa terntang terntang berpikir berpikir kreatif kreatif dan bagaimanakah bagaimanakah keterampilan berpikir kreatif siswa dalam konten atau materi sains fisika?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa tentang berpikir kreatif dan sejauh manakah keterampilan berpikir kreatif siswa SMP pada pembelajaran sains fisika. Konsep Konsep sains fisika yang yang dijadikan untuk memperoleh memperoleh data-data keterampilan berpikir kreatif adalah konsep suhu, termometer, kalor dan listrik dinamis sederhana. Selanjutnya, dari dari hasil dan kesimpulan yang diperoleh diperoleh akan dikembangkan suatu model pembelajaran sains (fisika) untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa SMP. Inkuiri Inkuiri dalam Pembela Pembelajar jaran an Sains Sains Menurut Inquiry and the National Science Education Standards (NRC, 2000 2000)) bahw bahwaa seju sejuml mlah ah mode modell pemb pembel elaja ajara ran n inku inkuir irii telah telah dike dikemb mban angk gkan an untu untuk k membantu guru mengatur dan dan mengurutkan lan langkah-la h-lan ngkah inkuiri yang bero berori rien enta tasi si peng pengal alam aman an bela belaja jarr sisw siswa. a. Guru Guru beru berusa saha ha meli melib batka atkan n para para sisw siswaa dala dalam m pert pertan anya yaan an ilmi ilmiah ah yang yang pent pentin ing, g, memb member erik ikan an sisw siswaa kese kesemp mpat atan an untu untuk k meng mengeks ekspl plor oras asii dan dan membu membuat at penj penjel elasa asan n send sendir iri, i, memb member erik ikan an penjel penjelas asan an ilmi ilmiah ah dan dan memba membant ntu u sisw siswaa meng menghu hubu bung ngka kan n ideide-id idee mere mereka ka send sendir iri, i, dan dan men menci cipt ptak akan an pelu peluan ang g bagi bagi siswa siswa untu untuk k memper memperlu luas as,, mene menera rapk pkan an,, dan dan mengev mengevalu aluasi asi apa apa yang telah telah mere mereka ka pela pelajar jari. i. Komp Kompon onen en umum umum atau atau fase fase mode modell pembe pembela lajar jaran an inku inkuir irii adal adalah ah sebag sebagai ai berik berikut ut:: 1) Sisw Siswaa terlib terlibat at deng dengan an pert pertan anya yaan an ilmi ilmiah ah peris peristi tiwa wa atau atau fenom fenomen ena. a. Hal Hal ini ini akan akan mengh menghub ubun ungk gkan an deng dengan an apa apa yang yang telah telah mere mereka ka keta ketahu hui, i, memb membua uatt diso disona nans nsii deng dengan an ide-i ide-ide de mere mereka ka sendi sendiri, ri, dan/ dan/at atau au memo memoti tiva vasi si merek merekaa untuk belajar belajar lebih lebih banyak; banyak; 2) 2) Siswa mengeksplo mengeksplorasi rasi ide melalui melalui pengalaman pengalaman handon, meru merumu musk skan an dan dan mengu menguji ji hipo hipote tesis sis,, meme memeca cahk hkan an masal masalah ah,, dan dan memb membua uatt penjelasan tentang yang mereka amati; 3) Siswa menganalisis dan meng mengin inter terpr pret etasi asika kan n data data,, mens mensin inte tesis sis ideide-id idee mere mereka ka,, memb memban angu gun n mode model, l, dan dan menjela menjelaska skan n konse konsep p dan penjel penjelasan asan dengan dengan guru guru dan dan sumber sumber-su -sumbe mberr penget pengetahu ahuan an ilmiah ilmiah lain lainny nya; a; 4) Siswa Siswa memp memper erlu luas as pem pemah aham aman an dan dan kema kemamp mpua uan n baru baru mer merek ekaa sert sertaa mene menera rapk pkan an apa apa yan yang g tela telah h mer merek ekaa pel pelaj ajar arii pada pada situ situas asii baru baru;; 5) Sisw Siswaa bers bersam amaa guru guru meni menila laii apa apa yang yang tela telah h mere mereka ka pela pelaja jari ri dan dan baga bagaim iman anaa mere mereka ka hasilnya setelah mereka mempelajarinya.
4
Sunal & Sunal (Fetters et al., 2003) menggambarkan bahwa dalam kaitan dalam pembelajaran sains, inkuiri dapat dipandang sebagai “method by which students construct meaning as they learn science. ” Rustaman (2007) menggambarkan bahwa inkuiri juga dapat dipandang sebagai sebuah pendekatan pembelajaran. Rustaman (2007) juga menyatakan bahwa: “ scientific inquiry has developed as a method (in contrast to discovery method), as an approach, as a model of teaching, even as a tools or spirit, and as abillity or competency that has to be assessed. ” Haury (2002) berpendapat bahwa pembelajaran yang berorientasi pada inkuiri memberikan nuansa penyelidikan (investigative nature), sedangkan dari perspektif pedagogik pembelajaran berorietasi inkuiri merefleksikan model pembelajaran konstruktivis (constructivist model of learning) atau dengan istilah lain adalah belajar aktif (active learning). Hebrank (2000) memberikan gambaran beberapa hal yang dapat diraih dengan pembelajaran berbasis inkuiri yakni bahwa: (1) dengan dengan pendekatan ini, sains diajarkan secara simultan antara sains sains sebgai produk dan sain sebagai proses. Siswa dapat pengetahuan sekaligus mempelajari proses sains dengan pengalaman langsung. (2) Sains diajarkan dengan memperhatikan pengalaman sehari-hari dari siswa (konteksnya) sehingga siswa akan terstimulus untuk bertanya dan berupaya mencari jawabannya sehingga belajar lebih bermakna. (3) De ngan inkuiri seseorang mendapatkan pengalaman belajar secara aktif. Selain itupun merekapun mendapatkan pengalaman untuk berinisiatif, memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan belajar tentang kemampuan meneliti yang akan sangat berguna untuk bekal belajar selanjutnya. (4) Pendekatan ini juga memberi peluang belajar bagi siwa sesuai dengan tingkat kemampuan intelektualnya. (5) Evaluasi yang dilakukan dilakukan secara secara bervariasi bervariasi menyebabkan menyebabkan kemampu kemampuan an siswa terukur terukur dengan dengan berbagai cara dari berbagai sisi. (6) Dengan inkuiri maka pembelajaran dapat dilaksanakan secara terpadu dengan matematika, ilmu sosial dan juga bahasa. (7) Pendekatan Pendekatan ini juga juga dapat dapat menyebabkan menyebabkan siswa berkomu berkomunikas nikasii dengan dengan baik, bertukar pikiran dengan siswa yang lain, dan belajar dengan sesama siswa. (8) Inkuiri juga melatih siswa untuk menjadi warga masyarakat yang kritis. (9) Pendekatan ini juga memberikan kontribusi terhadap penciptaan manusia-manusia yang baik dalam hal kepedulian terhadap manusia lain dan juga terhadap lingkungannya. Kreativitas dan Berpikir Kreatif Pada awal abad ke-21, ke-21, kreativitas dibutuhkan dibutuhkan dan terus meningkat pada setiap bidang kegiatan manusia (Baucus, Norton, Baucus, & Human, 2008; Florida & Tinagli, 2004; Halbesleben, Novicevic, Harvey, & Buckley, 2003; Roberts, 2006). Bahkan sekarang ini, kreativitas dianggap “…an essential life skill, which needs to be fostered by the education system ” (Craft, 2003) 2003) karena karena memiliki potensi potensi untuk memecahkan berbagai masalah sosial, politik, dan ekonomi (Burnard & White, 2008). Jika guru bersedia dan termotivasi untuk mengubah sikap dan perilaku mereka untuk mengadopsi cara-cara atau praktek-praktek baru yang akan meningkatkan berpikir berpikir kreatif siswa, walaupun menghadapi faktor faktor penghambat (Alencar, 2002; Craft, 2003). Penelitian lanjut diharapkan bahwa pada aspek sosial dan kerjasama, dengan penekanan bahwa lingkungan kreatif dapat meningkatkan berpikir kreatif (Kamplys, 2010).
5
Kajian literatur menunjukkan bahwa terdapat terdapat berbagai berbagai definisi mengenai istilah kreativitas. Banyak pakar yang memandang kreativitas sebagai suatu bentuk pemikiran (mental), sementara beberapa kalangan menganggapnya sebagai upaya menghasilkan suatu produk. Secara umum, The Oxford English Dictionary (1995) menjelaskan “creativity creativity as being being imagina imaginative tive and and inventi inventive, ve, bringin bringing g into existence, making, originating .” Isti Istila lah h krea kreati tivi vitas tas bert bertau autan tan deng dengan an peru peruba baha han n yang dapat menghasilkan gagasan baru: kapasitas untuk menghasilkan gagasan yang orisinal, inventif dan baru. Berbagai agai definisi kreativitas tas ada ada dalam lam li literatu atur psik sikologi (Runco, 2004; 2004; Sternbe Sternberg, rg, 2008). 2008). Tetap Tetapi, i, setiap setiap pendid pendidik ik harus harus memil memiliki iki defin definisi isi krea kreativ tivitas itas secar secaraa ters tersir irat at agar agar dapat dapat mener menerim imaa bahw bahwas asan anya ya krea kreati tivi vita tass adal adalah ah kete ketera ramp mpil ilan an pent pentin ing g untu untuk k dia diaja jark rkan an (Kle (Kleim iman an,, 2008 2008). ). Runc Runco o (20 (2004 04)) men menya yata taka kan n bah bahwa wa kreativitas adalah…the ability to produce work that is both novel (ie original, unexpected) and appropriate (ie useful, adaptive concerning task constraints). Definisi Definisi ini ini diterima diterima secara secara luas luas dalam literatur literatur kreativitas kreativitas.. Definisi Definisi dan pandangan pandangan ini kontra kontrass denga dengan n pandan pandangan gan bahwa bahwa kreat kreativi ivitas tas terb terbata atass pada pada indivi individudu-ind indivi ividu du berbak berbakat, at, tetapi tetapi mengan mengangg ggap ap bahwa bahwa setiap setiap orang orang mampu mampu mengha menghasilk silkan an produk produk kreati kreatiff (W (Weisb eisberg erg,, 1993). 1993). Intearksi dengan lingkungan dan perbedaan individu dapat mempengaruhi pros proses es krea kreati tiff (Ama (Amabi bile le,, 1996 1996). ). Berf Berfok okus us pada pada pros proses es krea kreati tif, f, dan dan fakto faktorr-fak fakto torr yang mempengaruhi proses kreatif memberikan peluang peluang untuk para pendidik pendidik untuk mengembangkan krativitas. Kyung-Hwa (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa bahwa kemamp kemampuan uan berp berpiki ikirr kreatif kreatif berhu berhubun bungan gan dengan dengan keprib kepribadi adian an kreati kreatiff tetapi tetapi ada perbedaan perbedaan antara kemampuan kemampuan berpikir berpikir kreati kreatiff dan kepribadi kepribadian an kreatif. kreatif. Amabil Am abile e (1996); (1996); Runco Runco dan Chan Chand, d, (199 (1995) 5);; (North (Northcot cottt et al., 2007) menyatakan, Creative thinking is linked to knowledge, motivation, problem findin finding, g, idea idea findin finding, g, and and evaluta evalutaion ion. Definisi Definisi ini ini memberik memberikan an pengertia pengertian n bahw bahwa a berp berpik ikir ir kreat reatif if berh berhub ubun ung gan deng dengan an peng engetah etahua uan, n, motivasi, menemukan masalah, menemukan ide atau gagasan baru, dan evaluasi. evaluasi. Northcot Northcottt et al., (200 (2007) 7) mena menamb mbah ahka kan n bahw bahwaa terd terdap apat at dua dua prose prosess menda mendasar sar yang yang terj terjadi adi selama proses berpikir kreatif, yakni proses kognitif (apa yang kita tahu), dan nonkognitif kognitif (apa yang kita rasakan). rasakan). Tang (2009) (2009) memandang memandang keterampilan keterampilan berpikir berpikir kreatif sebagai bentuk kelancaran kognitif kognitif yang yang mendukung mendukung kemampuan kemampuan seseorang seseorang merepresent merepresentasikan asikannya nya dengan dengan simbol-si simbol-simbo mbol. l. Berpikir kreatif pada dasarnya merupakan perpaduan antara berpikir logis dan berpikir divergen divergen yang didasarkan pada intuisi (Baer, 1993). 1993). Seseorang waktu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah, berpikir divergen akan menghasilkan banyak ide dan kebenaran berpikir tersebut akan ditentukan oleh berpikir logisnya. Selanjutnya Baer (1993) mengemukakan berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir divergen. divergen. Ada 4 (empat) indikator berpikir divergen, yaitu (1) fluence, adalah kemampuan menghasilkan banyak ide, (2) flexibility, adalah kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi, (3) originality adalah kemampuan menghasilkan ide baru yang sebelumnya belum ada dan (4) elaboration, adalah kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang lebih rinci dan detail. Kreativitas seseorang ditunjukkan ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap, pembawaan atau kepribadian, atau kecakapan dalam memecahkan masalah.
6
Wheeler et al., (2002) (2002) menyatakan menyatakan bahwa berpikir berpikir kreatif kreatif merupakan merupakan salah satu yang yang palin paling g pentin penting g bagi bagi anak-a anak-anak nak sedini sedini mungk mungkin in untuk untuk memp mempero eroleh leh dan meng mengem emb bang angkan keter eteraampil mpilan an pada ada usia usia awal awal mer mereka. eka. Berp Berpik ikir ir krea kreati tiff dapat apat diguna digunakan kan dalam dalam sejum sejumlah lah konte konteks ks pembel pembelaja ajaran ran untuk untuk memper memperkay kayaa perole perolehan han pengetahuan dan keterampilan. Tanpa kemampuan berpikir kreatif, anak-anak tidak menjadi menjadi imajinatif imajinatif dan seolah ketera keterampilan mpilan yang didapat didapat hanya hanya keteram keterampilan pilan yang dipindahtangkankan dipindahtangkankan dalam kehidupan pribadi pribadi dan professional. Kreativitas secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses ataupun kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang inovatif, tidak harus baru namun ia dapat outstanding dan menjadi unik di tengah segala sesuatu yang kian hari kian mirip, bukan hanya sekedar kebetulan, merupakan suatu pemecahan masalah yang efektif dan berguna, dan yang paling penting adalah ia juga harus dapat dimengerti oleh orang lain. Sehingga ketika ketika pembahasan adalah mengenai mengenai desain yang kreatif, maka maka ia harus merupakan desain yang dapat outstanding, memorable, dan understable serta merupakan problem solving bagi produk, produk, jasa ataupun ataupun bagi manusia. Model Proses Kreatif Amabile Amab Amabil ilee (199 (1996) 6) men menjela jelask skan an empa empatt taha tahap p dalam alam pros proses es krea kreati tif, f, yait yaitu: u: 1) identi identifik fikasi asi masala masalah, h, 2) persiap persiapan, an, 3) pember pemberian ian respon/ respon/tan tangg ggapa apan, n, dan 4) valida validasi si dan komuni komunikas kasi. i. Teori Teori Wallas Wallas (dalam (dalam Solso Solso et al., 2008) 2008) mengg menggamb ambark arkan an fase fase yang yang sama, sama, yaitu yaitu persiap persiapan, an, inkuba inkubasi, si, ilumin iluminasi asi,, dan verifi verifikas kasii atau persiap persiapan, an, produ produksi ksi,, evaluasi, evaluasi, dan implem implementas entasii (Hogarth (Hogarth dalam Wynder, Wynder, 2008). 2008). Langk Langkah ah pert pertama ama dalam dalam proses proses kreati kreatiff adalah adalah mengid mengident entifi ifikas kasii masala masalah h (Run (Runco co,, 2004 2004). ). Tet Tetap apii hal hal yan yang g terp terpen enti ting ng adal adalah ah kema kemamp mpua uan n untu untuk k mengid mengident entifi ifikas kasii dan member memberika ikan n respon respon terha terhadap dap peny penyeba ebab b akar akar masalah masalahny nya, a, bukan bukan gejala gejala yang yang timbul timbul.. Sebaga Sebagaiman imanaa dikatak dikatakan an Tomas Tomas (dala (dalam m Wynder Wynder,, 2008) 2008) bahwa bahwa sering sering terjad terjadii kekelir kekeliruan uan mengid mengident entifi ifikas kasii masalah masalah,, gejala gejala diang dianggap gap sebaga sebagaii peny penyeb ebab ab mas masal alah ah sehi sehing ngg ga siasia-si siaa meme memeca cahk hkan an sesu sesuat atu u yang yang tid tidak ak masa masala lah. h. Setelah Setelah mengid mengident entifi ifikas kasii masala masalah, h, beriku berikutny tnyaa tahap tahap persiap persiapan an yaitu memban membangun gun atau mengak mengaktif tifkan kan kembal kembalii infor informas masii terkait terkait melalu melaluii analisis. analisis. Siswa Siswa atau indivi individu du menggabungk ngkan dan menyusun sun ula ulang infor formasi unt untuk me menghasil silkan tanggapan/respon. Fase menghasilkan menghasilkan ide berfungsi berfungsi untuk menentuk menentukan an sejauh mana mana solusi baru tersebut penting dan memiliki memiliki keunggulan kompetitif. Pada pembelajaran di kelas dengan waktu yang sangat terbatas terbatas akan membatasi jumlah jumlah ide baru yang dihasilkan dihasilkan,, sehingga sehingga ide yang yang muncul adalah adalah ide-ide ide-ide yang sudah biasa biasa (Runco dan Saka Sakamo moto to,, 1999 1999). ). Brai Brains nsto torm rmin ing g adal adalah ah salah salah satu satu tekni teknik k untu untuk k menin meningk gkat atka kan n jumlah gagasan atau ide terhadap suatu masalah. Brainstorming lebih bermanfaat dari dari intera interaksi ksi kelompo kelompok k dan paling paling efekti efektiff dilaku dilakukan kan dalam dalam tutori tutorial. al. Solu Solusi si akhi akhirr ada adala lah h memi memili lih h ideide-id idee yang yang telah telah diha dihasi silk lkan an.. Kach Kachelm elmei eier er,, Reiche Reichert, rt, dan William Williamson son (2008 (2008)) menyat menyataka akan n ada hubung hubungan an positi positiff anta antara ra kuanti kuantitas tas dan kualitas kualitas respon. respon. Tetapi Tetapi jumlah ide ide tidak selalu selalu menunjuk menunjukkan kan kualitas, kualitas, terutama terutama ketika ketika siswa salah paham paham dalam dalam memberik memberikan an ide atau idenya idenya tidak tidak praktis. praktis. Dengan Dengan demikian, guru guru dan siswa harus benar-benar dapat menentukan ide benar-benar berguna. Amab Amabil ilee (199 (1996) 6) men menya yata taka kan n bahw bahwaa fase fase val valid idas asii dan dan komu komuni nika kasi si adal adalah ah tahapan untuk untuk menentukan menentukan sejauh mana mana ide/tanggapan ide/tanggapan yang yang dihasilkan benar,
7
bergun bergunaa atau mempu mempuny nyai ai nilai, nilai, dan dan sejauh sejauh mana mana respon respon yang yang diha dihasilk silkan an benarbenarbenar benar kreati kreatif. f. Selanju Selanjutny tnya, a, bagaima bagaimana na mengk mengkomu omunik nikasik asikan an ide baru baru terseb tersebut ut sehingga benar-benar bermanfaat dan diakui orang lain. Model proses kreatif Amabile ditunjukkan ditunjukkan seperti Gambar Gambar 1.
Gambar Gambar 1 Model Proses Kreatif Amabile (Sumber : Amabile, 1996)
Dalam model model proses proses kreati kreatiff Amabile Amabile (1996), (1996), bahwa bahwa unsur unsur penting penting dalam berpikir berpikir kreatif kreatif adalah adalah keteramp keterampilan ilan relevan-do relevan-domain, main, motiv motivasi asi dan keteramp keterampilan ilan rele releva vann-kr krea eati tivi vita tas. s. Amab Amabil ilee berp berpen enda dap pat bahw bahwaa keti ketiga ga komp kompon onen en ini ini sang sangat at diperlukan dalam berpikir kreatif ataupun produk produk kreatif. Keterampilan Keterampilan Relevan-Kreati Relevan-Kreativitas vitas (Creativity-Relevant Skills) Ketera Keterampi mpilan lan Releva Relevan-K n-Krea reativ tivitas itas adalah adalah sebaga sebagaii penent penentu u pentin penting g kinerj kinerjaa krea kreati tiff Amab Amabil ilee (199 (1996) 6).. Kete Ketera ramp mpil ilan an rele releva vann-kr krea eati tivi vita tass dan sika sikap p dapa dapatt dikemb dikembang angkan kan melalu melaluii pengaj pengajara aran n dan dan latiha latihan n (Guast (Guastell ello o et al., 1998; 998; Clap Claph ham, am, 1997), 1997), di mana pendidik pendidik berperan berperan memfas memfasilitasi ilitasi akuisisi akuisisi domain domain keterampil keterampilan an yang releva relevan n dan memo memotiv tivasi asi perila perilaku ku kreati kreatif. f. Deng Dengan an memah memahami ami desk deskrip ripsi si singk singkat at ketera keterampi mpilan lan releva relevan-k n-krea reativ tivita itass siswa, siswa, pendid pendidik ik dapat dapat memaha memahami mi kekuat kekuatan an dan kele kelema maha han n yang yang memp mempen enga garu ruhi hi pro proses ses krea kreati tiff siswa siswa.. Kete Ketera ramp mpil ilan an rele releva vannkreativ kreativitas itas indivi individu du dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh gaya gaya kognit kognitif, if, gaya gaya kerja, kerja, dan keprib kepribadi adian. an. Gaya kognitif kognitif yang konsisten konsisten dan stabil stabil pada setiap setiap orang akan berbed berbedaa dalam hal pemeroleha pemerolehan n informasi, informasi, memilah memilah informasi, informasi, mengatur mengatur dan mengingat mengingat informasi informasi.. Keterampilan Keterampilan Relevan-Domain Relevan-Domain ( Domain-Relevant Domain-Relevant Skills) Amab Amabil ilee (199 (1996) 6) meng mengac acu u pada pada kete ketera ramp mpil ilan an rele releva vann-do doma main in seba sebaga gaii pengetahu pengetahuan an faktual, faktual, keterampil keterampilan an teknis, teknis, dan bakat bakat khusus. khusus. Selanjutn Selanjutnya ya Amabile Amabile (1996) (1996) menyatakan menyatakan bahwa, bahwa, “... ... seca secara ra umum umum,, keter keteramp ampil ilan an relev relevan an doma domain in dapa dapatt menyeb menyebabk abkan an pening peningkat katan an kreativ kreativitas itas apabil apabilaa info informa rmasi si yang yang releva relevan n domain domain tersebut tersebut diorganisa diorganisasikan sikan secara secara tepat. tepat. Pengetahu Pengetahuan an harus terorgan terorganisir isir sesuai dengan dengan prinsip-pr prinsip-prinsip insip umum bukan bukan sekedar sekedar kumpulan kumpulan algoritma algoritma yang hanya hanya cocok untuk keadaan tertentu.” tertentu.”
8
Motiva Motivasi si ( Motivation Motivation) Nick Nicker erso son n (199 (1999) 9) berp berpen enda dapa patt bahw bahwaa fak fakto torr pen penen entu tu krea kreati tivi vita tass yan yang g paling paling signif signifikan ikan adalah adalah motiva motivasi. si. Motiva Motivasi si untuk untuk menger mengerjak jakan an tugas tugas apapun apapun bera berasa sall dari dari tuga tugass itu send sendir irii (dis (diseb ebut ut seba sebaga gaii moti motiva vasi si intr intrin insik sik)) atau atau,, indi indivi vidu du mungkin mungkin melihat melihat masalah masalah sebagai sebagai alat untuk mencapai mencapai tujuan, tujuan, misalny misalnya, a, menerima menerima hadiah atau merespon merespon tekanan tekanan yang berasal berasal dari eksternal eksternal (motivasi (motivasi ekstrinsik ekstrinsik). ). Model Proses Kreatif Runco dan Chand Runco dan Chand (1995) menjelaskan model proses kreatif merupakan kombinasi berbagai komponen. Model proses kreatif tersebut menggambarkan struktur kompleks berpikir kreatif dan kreativitas. Runco & Chand (1995) menyatakan bahwa pengetahuan dan motivasi merupakan unsur penting dalam proses berpikir kreatif. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif menyediakan informasi faktual akan mendukung dan berfungsi meningkatkan berpikir kreatif. Pengetahuan prosedural memberikan memberikan arah dan petunjuk pada strategi-strategi berpikir. berpikir. Runco dan Chand (1995) menggambarkan model proses berpikir kreatif seperti Gambar 2 berikut. Knowledge
Motivation
Procedural
Intrinsic
Declarative
Extrinsic
Problem Finding
Ideation
Evaluation
Gambar 2 Model Proses Kreatif Runco dan Chand (1995)
Tiga kotak di bawah, yaitu problem finding, ideation dan evaluation merupakan keterampilan dalam proses kreatif. Problem finding menyatakan identifikasi masalah, definisi masalah, dan sebagainya. Ideation menunjukkan kelancaran ideasional, orisinalitas, dan fleksibilitas. Evaluasi adalah penilaian kritis dan evaluasi (Runco dan Chand, 1995). Runco Runco & Chand Chand (1995) (1995) mengem mengemuka ukakan kan motiva motivasi si juga juga meru merupak pakan an unsur unsur penting dalam model proses berpikir kreatif, motivasi instrinsik akan memfasilitasi problem finding atau menemu menemukan kan masalah masalah.. Dengan Dengan kata kata lain, lain, bila siswa termotiva termotivasi si untuk memilih tugasnya, maka tugas tersebut akan akan sangat berarti bagi mereka. Guru perlu menyarankan agar siswa dapat dan terampil dalam menemukan masalah dan mengkomunikasikannya. Model Proses Kreatif Mumford Mumford et al., (201 (2012) 2) memb membua uatt sua suatu tu mode modell pro prose sess kre kreat atif if yang yang didasarkan didasarkan pada pada tiga proposisi proposisi kritis. Pertama, Pertama, pemecahan pemecahan masalah masalah kreatif, kreatif, seperti seperti
9
bentuk problem solving, didasarkan didasarkan pada pengetahu pengetahuan an dan informasi informasi (Baer, (Baer, 2003; 2003; Rich Rich & Weisber Weisberg, g, 2004), 2004), karena karena penget pengetahu ahuan an merupa merupakan kan titik titik tolak tolak untuk untuk dapat dapat menafsirkan informasi. informasi. Kedua, Kedua, bahwa seseorang tidak bisa menghasilkan ide-ide baru baru sematasemata-mat mataa atas atas dasar dasar peng pengetah etahuan uan yang yang ada. ada. Penget Pengetahu ahuann annya ya harus harus dipadu dipadukan kan dan diorga diorganis nisasik asikan an kembali kembali untuk untuk menghas menghasilk ilkan an penget pengetahu ahuan an baru dan ide-id ide-idee baru. baru. Ketiga Ketiga,, ide haru haruss dieval dievaluas uasii dan dan dibent dibentuk uk dalam dalam renc rencana ana kerj kerjaa berbentuk berbentuk proyek proyek yang akan dikerjaka dikerjakan n dengan kreatif kreatif (Mumford (Mumford,, Schultz, & Van Dorn, 2001). Keti Ketiga ga asum asumsi si utam utamaa mem memun uncu culk lkan an mode modell akti aktiv vitas itas pros proses es krea kreati tif f disajik disajikan an pada pada Gambar Gambar 3. Model Model ini ini meng mengasu asumsik msikan an bahw bahwaa berp berpiki ikirr krea kreatif tif dimulai dimulai dengan dengan definisi definisi masalah (Csikszentm (Csikszentmihaly ihalyi, i, 1999). 1999). Setelah Setelah mendefinisi mendefinisikan kan masalah, masalah, dilanju dilanjutkan tkan dengan dengan pengumpul pengumpulan an informasi informasi dan pemilihan pemilihan konsep konsep yang yang digunakan untuk memahami informasi. Konsep-konsep merupakan dasar pemikiran kombin kombinasi asi konsep konseptua tual. l. Penget Pengetahu ahuan an baru baru yang yang muncul muncul dari dari kombinas kombinasii konseptu konseptual, al, akan akan mengh menghasil asilkan kan ide dan evalu evaluasi asi ide. ide.
Proses Kreatif Mumford (dalam Mumford et al., 2012) Gambar 3 Model Proses Dalam berpikir berpikir kreatif, kreatif, proses proses terjadi terjadi ternyata ternyata melalui beberapa beberapa tahapan tertentu. Suatu ide tidak dapat dengan tiba-tiba muncul di dalam benak kita. Ideide terjadi setelah berbagai macam simbol diolah di alam bawah sadar. Sehingga dapat dikatakan dikatakan bahwa bahwa dalam terjadiny terjadinyaa berpikir kreatif kreatif mau tidak tidak mau akan melewati melewati beberap beberapaa tahap tahapan. an. Wallas Wallas dalam dalam Solso (2008) (2008);; Chauhan (1978) & Munandar (2009), mengemukakan tahap-tahap perkembangan berpikir kreatif yang dilaporkan oleh para novelis, artis, dan komposer. komposer. Fase-fase perkembangan perkembangan tersebut adalah: a) persiapan, b) inkubasi, c) iluminasi, dan d) verifikasi. verifikasi.
10
Hubung Hubungan an Inkuiri Inkuiri dengan dengan Berpik Berpikir ir Kreati Kreatif f Teori konstruktivis konstruktivis Piaget Piaget dan dan Vygotsky Vygotsky relevan relevan dengan dengan pembelajara pembelajaran n berbasis berbasis inkuiri. inkuiri. Gagasan utama utama Piaget relevan relevan dengan inkuiri sebagai sebagai pembelajara pembelajaran n penemuan dan aktif dengan dengan percepatan percepatan dan dan elaborasi. elaborasi. Dengan Dengan kata kata lain guru guru tidak lagi lagi ceramah ceramah dan dan meminta meminta siswa mengingat mengingat dan menghafa menghafall informasi informasi ketika diuji. diuji. Siswa belajar belajar dan memecahka memecahkan n masalah mereka mereka sendiri dengan dengan bantuan guru, dan mereka mereka disarankan disarankan memperoleh memperoleh sejumlah sejumlah kecil kecil konsep tetapi yang yang esensial esensial dengan cara cara yang benar. Konsep Konsep Vygostky tentang interaksi interaksi sosial sosial dalam pembelajaran sangat relevan dengan pembelajaran pembelajaran inkuiri. Inkuiri ilmiah merujuk pada berbagai stategi saintis untuk mempelajari mempelajari gejala alam dan mencoba mencoba menjelaskan menjelaskan berdasar berdasarkan kan bukti yang diperoleh diperoleh dari observa observasi si sebagaimana sebagaimana juga dari aktivitas/kegiatan siswa. Selain mengidentifikasi keterhubungan antara proses sains, inkuiri, dan kreativitas Charlesword & Lind (1995) juga menganalisis hubungan antara keterampilan proses sains dan berpikir kreatif. Jadi ada hubungan saling menguatkan antara inkuiri, keterampilan proses sains, fase-fase berpikir kreatif dan indikator berpikir kreatif kreatif itu itu sendiri sendiri seperti seperti ditunjukkan ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. berikut.
Tabe Tabell 1 Keterkaitan antara Inkuiri, keterampilan proses sains dan berpikir kreatif Fase Inkuiri (NRC, 2000)
Fase 1
Fase Berpikir Kreatif Kreatif (Campbell, (Campbell, 1986)
Keterampilan Proses sains dengan Inkuiri (Charlesword & Lind, 1995) 1995)
Indikator berpikir kreatif (Charlesword & Lind, 1995)
Fase 1 Persiapan: memperoleh gagasan, merasakan dan mendefinisikan masalah
Mengobservasi
Terbuka terhadap pengalaman: menjadi peka dan jeli.
Membandingkan
Fase 2 Siswa mengeksplo mengeksplorasi rasi ide-id ide-idee pengalaman hands-on, merumuskan dan menguji hipotesis, memecahkan masalah, dan membuat penjelasa penjelasan n apa yang mereka mereka amati Fase 3 Siswa menganalisis menganalisis dan menginterpretasikan menginterpretasikan data, mensintesis ide-ide mereka, membangun model, dan menjelaskan konsep dari penjelasa penjelasan n guru dan sumber sumber pengetahuan ilmiah
Fase 2 Konsentrasi: memfokuskan masalah.
Men ge gelompokkan
Fleksibilitas: membandingkan dari berbagai sudut pandang Fleksib ililitas d an an E la laboras i:i: mempertimbangkan berbagai cara untuk mengelompokkan sesuat sesuatu u serta serta membe memberik rikan an detil karakteristik dari kriteria kelompok
Fase 4 Siswa memperluas pemahaman dan kemampu kemampuan an baru merek merekaa dan menerapkan apa yang telah telah mereka pelajari dengan situasi baru
Fase 4 Iluminasi: kemunculan gagasan, ide-ide baru, penggabungan dengan yang sudah ada
Memprediksi
Fase 5 Siswa bersama guru, melakukan review dan peni penila laia ian n apa apa yan yang g tel telah ah mereka mereka pelajari pelajari dan bagaiman bagaimanaa mereka mempelajarinya mempelajarinya
Fase 5 Verifikasi/produksi: pengujian gagasan
Membuat Hipotesis
Sisw Siswaa terlib terlibat at denga dengan n pertan pertanya yaan an ilmiah, ilmiah, kejadian kejadian,, atau fenomena fenomena.. ini menghubungkan menghubungkan dengan apa yang m er er ek ek a su da da h t ah ah u, u, m em emb ua ua t disona disonans nsii denga dengan n ide-ide ide-ide merek merekaa send sendir iri, i, dan dan / atau atau memo memoti tiva vasi si mereka untuk belajar lebih banyak banyak
pada
Fase 3 Inkuba Inkubasi: si: keluar keluar dari dari masalah – hipotesis pemecahan masalah
Mengukur
Mengomunikasikan
Menginferensi
Mendefinisikan dan Mengendalikan Variabel
(Biasanya keterampilan ini tidak terlalu memerlukan proses berpikir kreatif). Elaborasi: memberikan penjelasan dengan jelas dan lengkap Fleksibilitas: memikirkan berbagai pemaknaan sebelum memilih inferensi tertentu Fleksibilitas da dan Konvergensi: mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum memilih yang paling memungkinkan. Kelancaran dan konvergensi membuat hipotesis berdasarkan kemungkinan terpilih, tidak mau cepat mengambil kesimpulan jawaban. Elaborasi: merencanakan cara mengendalikan variabel secara seksama.
11
METODE 1. Tempa Tempatt dan Wakt Waktu u Peneli Peneliti tian an Penelitian Penelitian ini ini dilaksan dilaksanakan akan di di SMP Negeri Negeri 1 dan SMP SMP Negeri Negeri 5 Pematangsiantar pada bulan Mei 2013 2. Jeni Jeniss Pen Penel elit itia ian n Penelitian ini ini merupakan merupakan penelitian pendahuluan untuk mengujicobakan instrumen pengumpul data tentang pelaksanaan pembelajaran, pemahaman tentang berpikir kreatif dan berpikir kreatif siswa. 3. Popu Popula lasi si dan dan sam sampe pell Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 dan kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsianta Pematangsiantarr Tahun Pelajaran Pelajaran 2012/2013 2012/2013.. Sedangkan sampelnya adalah kelas VIII-1 SMP Negeri 1 dan Kelas VIII-2 SMP Negeri 5. 4. Peng Pengum umpu pula lan n Dat Data a Pengumpulan Pengumpulan data data pada penelitian penelitian ini dilakukan dilakukan dengan metode metode angket angket untuk menget mengetahui ahui pemaham pemahaman an siswa tentang tentang berpikir berpikir kreatif kreatif dan tes berpikir kreatif kreatif untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa 5. Vali Valida dasi si Inst Instru rume men n Instrumen Instrumen angket angket pemahaman pemahaman siswa siswa tentang berpik berpikir ir kreatif kreatif diuji validit validitas as dan reliabil reliabilitasny itasnya. a. Sedangk Sedangkan an instrumen instrumen tes berpikir berpikir kreatif kreatif diuji diuji validitas, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda. 6. Anal Analis isis is Data ata Analisis data yang digunakan meliputi deskripsi, yaitu gambaran tentang pemahaman siswa tentang berpikir kreatif dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Simpulan hasil analisis data akan akan dijadikan sebagai pijakan pijakan untuk mengembangkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan berpikir kreatif siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa tentang berpikir kreatif. kreatif. Data pemahaman pemahaman siswa tentang berpikir kreatif kreatif diperoleh dari angket yang diberikan pada siswa. Tes berpikir kreatif adalah untuk mengukur kelancaran, fleksibilitas, originalitas dan elaborasi yang merupakan indikator berpikir kreatif (kreativitas) siswa. Setiap jawaban siswa yang menggambarkan indikator berpikir kreatif kreatif diskor sesuai dengan menggunakan menggunakan rubrik penilaian. Datadata yang diperoleh adalah sebagai berikut.
a. Angket Angket Pemaha Pemahaman man sisw siswaa tentan tentang g berpi berpikir kir krea kreatif tif Tabe Tabell 2 Validit Validitas as Butir Butir Angket Angket dan Pemaha Pemahaman man Siswa Siswa Tentan Tentang g Berpik Berpikir ir Kreatif Kreatif No 1 2 3 4
Aspek Butir angket Valid Butir angket tidak valid Siswa yang memahami berpikir kreatif Sisw Siswaa yan yang g kur kuran ang g mem memah aham amii ber berpi piki kirr kreatif
Jumlah 16 8 31 34
Persentase (%) 66,67 33,33 47,69 52,31
12
b. Tes Berp Berpikir ikir Krea Kreatif tif Konte Kontens ns Sains Sains Fisik Fisikaa
Tabe Tabell 3 Hasil Hasil Anal Analisi isiss Buti Butirr Soal Soal Berp Berpik ikir ir Kreat Kreatif if Sisw Siswaa Aspek Jumlah skor seluruh siswa Jumlah skor kelompok atas Jumlah skor kelompok bawah Rata-rata skor seluruh siswa Rata-rata skor kelompok at atas (X) Rata-rata skor kelompok bawah ( y) X-Y Skor Maksimum tiap butir soal Variansi (Si2) Variansi Total (S t2) Banya knya Soal Tingkat Kesukaran (P) Daya Beda (D) Reliabilitas
1 134 58 13 2.06 3.22 1,00 2.22 4 1.87
2 127 50 19 1.95 2.77 1.07 1.69 4 1.13
0.52 0.56
0.49 0.42
Nomor Soal 3 4 131 122 54 49 15 16 2.01 1.87 3.00 2.62 0.84 0.84 2.15 1.77 4 4 1.20 1.11 21.39 6 0.50 0.47 0.54 0.44 0.78
5 112 50 12 1.72 2.62 0.61 2.00 4 1.29
6 95 36 21 1.46 2.08 1.15 0.92 4 0.78
0.43 0.50
0.37 0.23
Tabe Tabell 5 Rekapi Rekapitul tulasi asi dan dan Hasil Hasil Tes Berpik Berpikir ir Kreat Kreatif if Siswa Siswa I S A L U T I P A K E R
Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Simpangan baku Rata-rata kelancaran
3,004 46 79 8 19 2,01
Rata-rata fl fleksibilitas
1,95
Jumlah Peserta Ujian Jumlah Yang Tuntas Jumlah Yang Belum Tuntas Di Atas Rata-rata Di bawah rata-rata Rata-rata originalitas
65 Orang 14 Or Orang 51 Or Orang 30 Orang 35 1,46
Rata-rata elaborasi
1,72
PEMBAHASAN a. Angket Angket pemahaman pemahaman siswa tentang tentang berpikir berpikir kreatif kreatif.. Angket yang diberikan diberikan kepada siswa terdiri dari dari 24 item. Angket kreativitas digunakan digunakan untuk mengetahui mengetahui pemahaman pemahaman siswa tentang tentang berpik berpikir ir kreatif kreatif dalam pembelajara pembelajaran n sains. sains. Dimensi-dimen Dimensi-dimensi si yang digunakan digunakan meliputi meliputi dimensi dimensi kogniti kognitif, f, baik konvergen konvergen maupun maupun divergen divergen,, dan dimensi dimensi afektif afektif yaitu kecenderun kecenderungan gan bersikap bersikap (fungsi (fungsi perasaan). perasaan). Pernyataan Pernyataan positif positif yaitu yaitu pernyataan pernyataan yang yang mendukung mendukung gagasan gagasan kreatif, kreatif, sedangkan sedangkan pernyataan pernyataan negati negatiff yaitu pernyataan pernyataan yang yang tidak mendukung gagasan gagasan kreatif. Hal ini untuk menghindari menghindari jawaban yang asal memilih. Peny Penyek ekor oran an unt untuk uk set setia iap p buti butirr berd berdas asar arka kan n pil pilih ihan an dan dan sif sifat at buti butirr angk angket. et. Pernyataan positif nilainya nilainya bergradasi bergradasi 5 (selalu), 4 (sering), 3 (kadang-kadang) (kadang-kadang),, 2 (jarang) dan 1 (tidak pernah). Sedangkan untuk pernyataan negative adalah kebalikann kebalikannya ya bergerak bergerak dari dari 1 sampai 5. 5. Hal ini untuk untuk menghinda menghindari ri jawaban jawaban yang asal memilih tanpa membaca membaca pernyatan dengan baik. baik. Dari Tabel Tabel 2 diperoleh diperoleh bahwa bahwa butir butir angket angket yang yang valid valid 16 16 item dan dan yang yang tidak valid ada 8 item. Selanjutnya diperoleh data bahwa jumlah siswa yang memahami memahami tentang tentang faktor-fak faktor-faktor tor penduk pendukung ung dan dan pengham penghambat bat berpikir berpikir kreati kreatiff ada
13
31 siswa (47,69%), (47,69%), sedangkan yang yang kurang memahami tentang berpikir kreatif kreatif dan faktor faktor penghambat penghambat berpikir berpikir kreatif sebanyak sebanyak 34 siswa (52,31%). (52,31%). Banyakn Banyaknya ya butir angket yang tidak valid dan siswa yang kurang memahami berpikir kreatif ada dugaan dugaan bahwa bahwa siswa siswa kurang kurang mencermati mencermati pernyataan pernyataan tiap butir butir angket. angket. Kemungkinan berikutnya adalah bahwa kebanyakan butir pernyataan positif jarang atau tidak tidak pernah pernah dialami dialami oleh siswa siswa pada saat saat proses proses belajar belajar mengajar mengajar di kelas. kelas. Pada umumnya butir angket yang tidak valid akan didrop atau diganti dengan butir pernyataan yang lain untuk memperoleh validitas yang baik. b. Tes Berpi Berpikir kir Kreat Kreatif if Tabel 3 menu enunjuk jukkan ba bahwa rel reliabi abilitas tin tinggi yaitu 0,7 0,78 8. Tingkat kesukaran soal berada pada rentang 0,37 – 0,52 artinya tingkat kesukaran soal sedang. Daya pembeda pembeda soal sebagian besar cukup baik yaitu berada pada pada rentang 0,23 - 0,64. 0,64. Namun ada satu satu yang harus harus diperbaiki diperbaiki karena karena daya beda beda soal kurang kurang baik, yaitu item nomor 6. Tabel 4 menunjukka menunjukkan n bahwa bahwa nilai tertin tertinggi ggi adalah adalah 79, nilai nilai terendah terendah adalah adalah 8 dengan dengan nilai nilai rata-r rata-rata ata 46. Jumlah Jumlah sisw siswaa di atas rata-r rata-rata ata adalah adalah 30 orang orang (46, (46,1 1 %) sedangkan sedangkan di di bawah rata-rata rata-rata 35 siswa (53,9% (53,9%). ). Bila Bila nilai nilai ketuntasan ketuntasan indiv individu idu adalah 65, maka maka siswa siswa yang tuntas adalah adalah 14 orang orang (21,54 (21,54 %) sedangka sedangkan n siswa yang tidak tuntas tuntas adalah adalah 51 orang (78,46%). (78,46%). Nilai rata-r rata-rata ata tiap tiap indikator indikator berpikir berpikir kreatif yaitu kelancaran 2,01; fleksibilitas fleksibilitas 1,95; originalitas 1,46 1,46 dan elaborasi elaborasi 1,72. Data ini menunjukkan bahwa dari ke empat indikator berpikir kreatif, hanya kelancaran yang mempunyai nilai sedang (2,01) dari skala 4. SIMPU SIMPULA LAN N DAN DAN SARA SARAN N Berdasarkan Berdasarkan pembah pembahasan asan diperol diperoleh eh dapat dapat ditarik ditarik kesimpulan kesimpulan sebaga sebagaii berikut: 1. Sebagian Sebagian subjek subjek penelitian penelitian belum belum memahami memahami tentang tentang berpikir berpikir kreatif kreatif dalam dalam pembelajaran sains yaitu sebanyak 34 orang (52,3%) sesuai dengan data yang diperoleh diperoleh dari angket. angket. Siswa belum memahami memahami faktor-fakto faktor-faktorr yang meningkatkan berpikir kreatif dan faktor-faktor penghambat berpikir kreatif. 2. Pada tes berpikir berpikir kreatif kreatif konten konten sains sains (fisika), (fisika), bahwa bahwa tingkat tingkat berpikir berpikir kreatif kreatif siswa masih tergolong tergolong rendah, rendah, yaitu pada kisaran 1,46 – 1,46 – 2,01 2,01 (skala (skala 4). Nilai yang terendah adalah pada indikator berpikir kreatif originalitas. Dari Dari kesimpu kesimpulan lan yang yang dipero diperoleh leh perlu perlu dilak dilakuk ukan an tindak tindak lanj lanjut ut untuk untuk memberbaiki fenomena tersebut. Peneliti berkeyakinan bahwa pemahaman siswa terhadap berpikir kreatif dan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dapat ditingkatkan dengan dengan melakukan upaya pada berbagai aspek. Upaya yang harus segera dilaksanakan adalah memperbaiki proses pembelajaran di kelas, yaitu dari pembelajaran satu arah menjadi dua arah atau multi arah, melaksanakan pembelajaran student centre, memilih model atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu serta melatihkan berpikir kreatif kepada siswa.
14
DAFTAR PUSTAKA t he 21st century . Alencar, E. M. L. S. (2002). Mastering creativity for education in the In B. Clark (Ed.), Proceedings of the 13th Biennial World Conference of the World Council for Gifted and Talented Children (pp. 13-21). Northridge, CA: World Council for Gifted and Talented Children. Amabile, Amabile, T. M., (1996). (1996). Creativity in Context: Update to "The " The Social Psychology of Creativity". Westvi Westview ew Press, Press, Boulder Boulder.. Baer, J. (1993). Creativity and Divergent Thinking: A Task Specific Approach . London: Laurence Erlbaum Associated Publisher. Baer, J. (2003). Evaluative thinking, creativity, and task specificity: Separating wheat from chaff chaff is not the same as finding needle in haystacks. haystacks. In M.A. Runco (Ed.), Critical Creative Processes (pp. 129 – 129 – 152). 152). Cressk Cresskill ill,, NJ: Hampton. Baucus, M. S., Norton, W. I., Baucus, D. A., & Human, S. E. (2008). Fostering creativity and innovation without encouraging unethical behavior . Journal of Business Ethics, 81(1), 97-115. Chauhan, S.S. (1978). Advanced Educational Physychology. New Delhi: Vikas Publishing House, PVT, LTD. Clapha Clapham, m, M. M., (1997) (1997),, Ideational skills training: A key element in creativity training programs, Creativity Research Journal Journal 10, 33-44. 33-44. nd Charlesworth, R., & Lind, K.K. (1995) Math and Science for young Children (2 ed.). Albany, NY: Delmar. Craft, A. (2003). The limits to creativity in education: Dilemmas for the educator. British Journal of Educational Studies, 51(2), 113-127. Csikszentmihalyi, M. (1999). Implications of a systems perspective for the study of R.J.Sternberg (Ed.), (Ed.), Handbook Handbook of Creativity. Creativity. Cambridg Cambridge, e, creativity. In R.J.Sternberg England: Cambridge University Press. De Vito Vito,, Alfre Alfred. d. (198 (1989) 9).. Creative Wellsprings for Science Teaching . West Lafayette, Indiana: Creative Venture. Fetters, M., Beller, C. & Hicman, P. (2003). When is Inquiry Problem Solving and [online]. Tersedia: When is Problem Solving Inquiry. – 2011) Http://homepages.wmich.edu/~mfetters/inquiry P.S. P.S. AZ AZ - R (1 (18 -11 – 2011) Florida, R. L., L., & Tinagli, I. (2004). Europe in the creative creative age. London: DEMOS. Guastello, S. J., J., J. Shissler, Shissler, J. Driscoll, and T. Hyde. (1998). Are some cognitive styl styles es mor moree crea creati tivel velyy prod produc ucti tive ve than than oth other ers? s? Journal of Creative Behavior 32, 77-91. Halbesleben, J. R. B., Novicevic, M. M., Harvey, M. G., & Buckley, M. R. (2003). Awareness of temporal complexity in leadership of creativity and innovation: A competency-based model. The Leadership Quarterly 14(45), 433-454. Hebrank, M. (2000). What do We Mean by Inquiing. [online]. Tersedia: Http://www.wresa.org/PbI/Inquiryhandout . 17 - 9 - 2011 Hinduan. (2003). Meningkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan IPA. Makalah disampaikan pada Seminar Himpunan Himpunan Sarjana Pendidikan Pendidikan IPA Indonesia. Bandung: UPI.
15
Kachelmeier, S., J. J. , B. Reichert, E. , and M. Williamson, G,. (2008). Measuring Journa nall of Acc Accou ount ntin ing g and motivating motivating quantity, quantity, creativity creativity,, or both. Jour Research 46, 341. Fostering Creativ Creativee Thinking Thinking The Role Role of Primary Kamp Kamply lys, s, Pana Panagi giot otis is.. (201 (2010) 0).. Fostering Teachers. Dissertation: University of Jyvaskila. Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta Kyung-Hwa, L. (2005) The Relationship Between Cretive Thinking Ability and Creative Personality of Preshoolers . International Educational Journal, 2005, 6 (2), 194-199. Shannon Research Press. McDermott, L.C. (1996). Physics by Inquiry (Vol. I). New York: John Wiley & Sons, Inc. Mumfor Mumford, d, M., Meider Meideros os K., & Partlo Partlow w J,. (2012 (2012)) Creative Thinking: Processes, of Creative Behavior, Behavior, Vol. 46, Iss. Strategies Strategies,, and Knowledge Knowledge. The Journal of 1, pp. 30 – 47 47 © 2012 by the Creative Education Foundation, Inc. © DOI: 10.1002/jocb.003 Mumford, Mumford, M.D., M.D., Schultz, Schultz, R.A, & Van Dorn, Dorn, J.R. (2001). (2001). Performance in planning: Processes Processes,, requireme requirements, nts, and errors errors. Review of General Psychology, 5, 213 – 240. 240. Munand Munandar, ar, S. S. C. Utami. Utami. (2009) (2009).. Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat . Jakarta: Jakarta: Rineke Rineke Cipta Cipta NRC. (2000). Inquirí and the National Sciences Educational Standards . Washington DC: National Academic Press Nickerson, R. S., (1999). Enhancing creativity, in R. J. Sternberg ed, Handbook Handbook of of Creativity: Cambridge University Press, Press, New York. York. Northcott, B; Milliszewska & Dakich,E. (2007). ICT for Inspiring Creative Thinking . Proceeding Ascilite Singapore . th Edition) n). Oxford English Dixionary. (1995). Concise Oxford Dictionary (9 Editio Oxford, UK: Oxford UP. Rich, J.D., & Weisberg, R.W. (2004). Creating all in the family: A case study in creative thinking. Creativity Creativity Research Journal, 16, 247 – 259. 259. report to government to Roberts, P. (2006). Nurturing creativity in young people: A report inform future policy. London: Department for Culture, Media and Sport. Creativity., ., Annual Annual Review of Psycholog Psychologyy [NLM Runc Runco, o, M. M. A. (200 (2004) 4).. Creativity MEDLINE] 55, 657. Runco, M. A., and S. O. Sakamoto Sakamoto (1999). Experimental studies studies of creativity, creativity, in R. R. J. Ster Sternb nber erg g ed, ed, Hand Handbo book ok of Crea Creati tivi vity ty.. New New York York:: Camb Cambri ridg dgee University Press. Semi Semiaw awan an,, Conny Conny R. (199 (1998) 8).. Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan Manusia. Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. th Solso, R.L., Maclin, O.H., Maclin, K.M. (2008). Cognitive Psychology. 8 Edition. USA: Pearson Education Inc. Sternberg, Robert J,. (2008). Psikologi Kognitif. Terjemahan: Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16
Tang, O.S. (2009). Problem Based Learning and Creativity . Singapore: Cengange Learning. Creati tivi vity: ty: Beyo Beyond nd the the Myth Myth of Geni Genius us. New York: Weisberg, R.W. (1993). Crea Freeman Wheeler, S., Waite, S.J. & Bromfield, C. (2002). Promoting Creative Thinking Through the use of ITC . Journal of Computer Assisted Learning, 18, 167378. Wyn Wynder, der, Mon Monte (20 (2008). 08). Motivating creativity through appropriate assessment: lessons lessons for for manageme management nt accounting accounting educators educators. e-Jour e-Journal nal of Busine Business ss Education Education & Scholarsh Scholarship ip of Teaching Teaching Vol. 2, Iss. Iss. 2, 2008, 2008, pp:12 – 7.”http://www.ejbest.org” Zamr Zamron oni. i. (200 (2000) 0).. Paradigma Pendidikan Masa Depan . Yogyakarta: Bigraf Publishing.