Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

October 28, 2017 | Author: Dwiki Wicaksono | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Financial Distress MKL...

Description

KESULITAN KEUANGAN (FINANCIAL DISTRESS) KELOMPOK 5 : DWIKI WICAKSONO LINA HALIDA

APAKAH ITU FINANCIAL DISTRESS? 

Wruck (1990) → “financial distress is a situation where firm’s operating cash flows are not sufficient to satisfy current obligations (such as trade credits or interest expense) and the firm is forced to take corrective action.”



Black’s Law Distionary → “inability to pay one’s debt lack of means of paying one’s debts. Such a condition of a woman’s or (man’s) assets and liabilities that the former made immediately available would be insufficient to discharge the latter.”



Definisi ini melihat financial distress pada ketidakmampuan membayar utang secara umum, baik jangka pendek dan jangka panjang, dan juga menyoroti financial distress dari sisi ketidak mampuan aset menutupi liabilitas.

INSOLVENCY Cara pandang stocks menekankan adanya net worth (kekayaan bersih) perusahaan yang negatif. Stock-based

Solvent firm

Insolvent firm

Debt Assets

Assets

Debt

Equity Equiy Negative Equity

INSOLVENCY Cara pandang flows melihat pada ketidakmampuan perusahaan membayar utang jangka pendek maupun jangka panjang. Flow-base insolvency $ Cash flow shortfall

Contractual obligations Firm cash flow Insolvency

time

APA YANG TERJADI KETIKA PERUSAHAAN MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS? 1.

Menjual aset-aset utamanya

2.

Merger dengan perusahaan lain

3.

Mengurangi belanja modal untuk penelitian dan pengembangan

4.

Menerbitkan saham atau obligasi baru

5.

Negoisasi dengan bank atau kreditor lainnya

6.

Mengkonversi utang menjadi ekuitas

7.

Mengajukan permohonan kepailitan

STRATEGI KETIKA TERJADI FINANCIAL DISTRESS: No financial restructuring

Private workout

Financial distress

Reorganize and emerge

Financial restructuring

Legal bankruptcy

Merge with another firm

Liquidation

KEBANGKRUTAN, LIKUIDASI, DAN REORGANISASI 

Likuidasi → menghentikan kegiatan operasi perusahaan (going concern).



Reorganisasi → pilihan untuk mempertahankan kelangsungan usaha (going concern) perusahaan, di antaranya dengan menerbitkan efek baru untuk menggantikan efek lama.



Kebangkrutan (bankruptcy) → sebuah upaya hukum yang permohonannya dapat diajukan sendiri (voluntary) oleh perusahaan atau dapat diajukan oleh kreditor (involuntary).

LIKUIDASI Langkah-langkah straight liquidation : 1)

Permohonan diajukan kepada Pengadilan Federal. Permohonan bisa diajukan sendiri oleh perusahaan (voluntary) maupun oleh kreditor (involuntary bankruptcy).

2)

Setelah perusahaan ditetapkan bangkrut, maka proses likuidasi dimulai. Pembagian hasil likuidasi dilakukan berdasarkan urutan prioritas berikut : a) b)

Beban administrasi terkait proses likuidasi perusahaan yang bangkrut Klaim-klaim tanpa jaminan (unsecured claims) yang terjadi setelah pengajuan permohonan involuntary bankruptcy c) Upah, gaji, dan komisi d) Iuran kepada dana pensiun yang terjadi dalam 180 hari sebelum tanggal pengajuan permohonan kebangkrutan e) Klaim dari konsumen f) Klaim pajak g) Klaim kreditor baik dengan atau tanpa jaminan h) Klaim dari pemegang saham preferen i) Klaim dari pemegang saham biasa

REORGANISASI 1)

Permohonan dapat diajukan oleh perusahaan (voluntary petition) atau oleh 3 atau lebih kreditor (bisa diajukan 1 kreditor jika jumlah kreditor kurang dari 12). Permohonan kepailitan oleh kreditor (involuntary petition) harus disertai keterangan bahwa perusahaan tidak membayar utangnya.

2)

Waktu untuk menyampaikan rencana reorganisasi adalah 120 hari.

3)

Kreditor dan pemegang saham dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Sekelompok kreditor dianggap menerima rencana jika 2/3 dari kelompok (berdasarkan jumlah kredit) dan ½ dari kelompok (berdasarkan jumlah kreditor) menyetujui rencana reorganisasi.

4)

Setelah disetujui kreditor, rencana reorganisasi disahkan oleh pengadilan.

5)

Pembayaran dalam bentuk kas, aset property, dan efek dilakukan kepada kreditor dan pemegang saham.

MANA YANG LEBIH BAIK: PRIVATE WORKOUT ATAU KEPAILITAN? Perbandingan private workouts dengan formal bankruptcy: 

Berdasarkan data historis, setengah dari financial restructurings dilakukan dengan skema private workouts, walaupun akhir-akhir ini formal bankruptcies mulai banyak digunakan.



Perusahaan yang mampu bangkit dari financial distress dengan menggunakan skema private workouts mengalami kenaikan harga saham yang jauh lebih tinggi daripada perusahaan yang bangkit dari financial distress dengan skema formal bankruptcies.



Biaya langsung (direct costs) skema private workouts jauh lebih murah daripada biaya formal bankruptcies.



Top management biasanya sama-sama mengalami penurunan gaji atau bahkan kehilangan jabatan baik dalam private workouts maupun formal bankruptcies.

MENGAPA ADA PERUSAHAAN YANG MEMILIH UNTUK MENGGUNAKAN FORMAL BANKRUPTCIES? Melihat hal-hal tersebut, kemudian timbul pertanyaan, mengapa ada perusahaan yang memilih untuk menggunakan formal bankruptcies? 1)

Marginal Firm

2)

Holdouts

3)

Complexity

4)

Lack of Information

PREPACKAGED BANKRUPTCY 

Prepackaged bankruptcy → kombinasi antara private workout dengan legal bankruptcy (perusahaan yang telah diajukan ke pengadilan untuk dinyatakan bangkrut menurut hukum kebangkrutan atau pailit).



Sebelum perusahaan mengajukan permohonan kebangkrutan, perusahaan terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan kreditor serta membawa rencana reorganisasi perusahaan.



Kemudian perusahaan dan kreditor sekaligus menyiapkan dokumen adminstrasi yang diperlukan sebelum mengajukan kebangkrutan. Permohonan disebut prepackage jika pada perusahaan mengajukan permohonan ke pengadilan, namun pada saat yang sama, juga sudah melampirkan rencana reorganisasi lengkap dengan persetujuan dari kreditor.

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN: MODEL Z-SCORE Z  3,3

EBIT Net Workin g Capital Sales  1,2  1,0 Total Assets Total Assets Total Assets

Market Value Equity Accumulated Retain Earnings  0,6  1,4 Book Value Equity Total Assets Dimana: • Z adalah indeks kebangkrutan (index of bankruptcy) • Jika Z-score kurang dari 2,675, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemungkinan 95% untuk bangkrut dalam waktu 1 tahun. • Akan tetapi, hasil Altman Z-score menunjukkan bahwa skor 1,81 sampai 2,99 merupakan grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan mengalami kepailitan atau tidak). Dalam penerapannya, kebangkrutan diprediksi akan terjadi jika Z ≤ 1,81 dan perusahaan diprediksi tidak bangrut jika Z ≥ 2,99. • Model Z-Score ini hanya dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur yang sahamnya diperdagangkan di bursa.

MODEL Z-SCORE (Revisi) Model Z-Score revisi ini dapat diterapkan untuk perusahaan non-publik dan bukan perusahaan manufaktur.

Net Workin g Capital Accumulated Retain Earnings Z  6,56  3,26 Total Assets Total Assets EBIT Book Value Of Equity  1,05  6,72 Total Assets Total Liabilities   Dimana jika: • Z < 1,23 adalah indikasi perusahaan diprediksi akan bangkrut. • 1,23 Z 2,90 adalah grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan mengalami kepailitan atau tidak). • Z > 2,90 adalah indikasi perusahaan tidak bangkrut.

KESIMPULAN 

Secara tersirat terdapat dua cara pandang mengenai financial distress yaitu stocks and flows.



Perusahaan yang tidak memperoleh atau memilih untuk tidak membuat kesepakatan terkait dengan pembayaran utangnya kepada kreditor, memiliki dua pilihan, yaitu melakukan likuidasi dan reorganisasi.



Restrukturisasi keuangan perusahaan dapat dicapai dengan private workout atau kepailitan. Restrukturisasi keuangan perusahaan dapat dilakukan melalui likuidasi atau reorganisasi melalui mekanisme kebangkrutan.



Prepackaged bankruptcy merupakan salah satu cara dalam restrukturisasi keuangan perusahaan dimana perusahaan melakukan negoisasi dengan kreditur tentang rencana reorganisasi dan hasil negoisasi tersebut berakhir dengan permohonan kebangkrutan.



Kreditur dapat menggunakan metode Z-score untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.

TERIMA KASIH

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF