KESLING I
December 19, 2017 | Author: Diyan PoodEe | Category: N/A
Short Description
Download KESLING I...
Description
LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI SUB LABORATORIUM KESLING Pelaksanaan PKL di Sub Labolatorium Kesling dimulai dari tanggal 3 April sampai dengan 5 April 2012. Kegiatan yang dilakukan di Sub Labolatorium Kesling adalah memeriksa sampel berupa air bersih, air limbah/buangan yang diterima dari dalam RS Sanglah Denpasar maupun dari luar baik perorangan, kelompok, perusahaan atau instansi. Jenis pemeriksaan sampel air bersih yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan kimia dan mikrobiologi. Parameter kimia yang diperiksa biasanya disesuaikan dengan Peraturan Meneteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990. Berdasarkan Peraturan tersebut maka parameter kimia yang harus diperiksa untuk sampel air bersih adalah bau, warna, kekeruhan, TDS, besi, kesadahan, nitrat, nitrit dan zat organik. Parameter kimia yang diperiksa untuk sampel air limbah menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/IX/1990 atau disesuaikan dengan permintaan konsumen dan asal limbah tersebut. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/IX/1990 maka parameter kimia yang diperiksa untuk sampel air limbah adalah pH, DO, BOD, COD, nitrat, nitrit, TSS, pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan adalah uji penyaringan kuman, dan penegasan jenis kuman. Pemeriksaan usap alat makan dan makanan yang dilakukan di Sub Lab Kesling adalah pemeriksaan mikrobiologi untuk jumlah angka kuman dan pemeriksaan jenis kuman patogen. Pemeriksaan udara yang dilakukan terdiri dari parameter kimia dan mikrobiologi untuk sterilisasi udara ruang, misalnya untuk ruang operasi. Pemeriksaan kimia yang dilakukan di Sub Lab Kesling terdiri dari pemeriksaan kadar debu, timbal, gas
S,
,
,
.
Peralatan utama yang terdapat di Sub Lab Kesling RS Sanglah Denpasar antara lain Spektrofotometri (spektrofotometri Hach), peralatan titrimetri, peralatan gravimetric, COD reactor, autoclave, oven, coloni counter, dan peralatan pendukung lainnya.
1
PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH ATAU AIR MINUM A. Tujuan 1. Untuk dapat melakukan sampling air bersih atau air minum. 2. Untuk memperoleh sampel pemeriksaan yang memenuhi syarat pemeriksaan. B. Alat dan Bahan 1.Alat -
Jerigen
-
Botol steril berwarna gelap
-
Tissu
-
Lampu spiritus
-
APD (sarung tangan, masker)
-
Kertas label, spidol
2.Bahan -
Sampel air bersih atau air minum
C. Prosedur Kerja 1.Sampling air bersih atau air minum a. Pemeriksaan kimia -
Alat dan bahan disiapkan.
-
Mulut keran disterilkan dengan dilidah apikan pada api bunsen.
-
Air keran dibiarkan mengalir selama 2-3 menit.
-
Botol dibilas dengan air sampel 2-3 kali. 2
-
Air sampel ditampung dengan botol hingga penuh.
-
Botol ditutup dan diberi kode.
b. Pemeriksaan mikrobiologi -
Alat dan bahan disiapkan.
-
Mulut keran dibersihkan dengan tissue atau air dibiarkan mengalir
-
Mulut keran disterilisasikan dengan di lidah apikan pada api bunsen.
-
Air keran dibiarkan mengalir selama 2-3 menit.
-
Botol steril berwarna gelap disiapkan kemudian diisi dengan air keran
sampai 2/3 botol kemudian botol ditutup. -
Botol steril diberi identitas sampel dan dimasukkan ke dalam kotak.
3
PEMERIKSAAN MPN (Most Probable Number) A.
TUJUAN Untuk mengetahui kualitas air bersih atau air minum secara mikrobiologi
B.
METODE MPN (Most Probable Number).
C.
PRINSIP Membiakkan kuman yang ada dalam media Lactose Broth (LB) dan Brillian Green Lactose Bile Broth (BGLBB) serta melihat adanya pertumbuhan kuman melalui gelembung udara (gas) hasil metabolisme kuman yang ada dalam tabung durham setelah sampel diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C dan 44oC.
D.
ALAT DAN BAHAN 1.Alat: 4
-
Tabung reaksi
-
Tabung durham
-
Kapas
-
Pipet ukur
-
Api spiritus
-
Rak tabung reaksi
-
Inkubator
-
Ball pipet
2.Bahan:
E.
-
Sampel air bersih
-
Lactose broth (single strength dan double strength)
-
Brillian Green Lactose Bile Broth (BGLBB)
PROSEDUR KERJA 1. Uji perkiraan
-
Alat dan bahan disiapkan.
-
Lima tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing berisi ± 10 mL LB steril dengan konsentrasi double strength. Tabung diberi nomor 15.
5
-
Dua tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing berisi ± 10 mL LB steril dengan konsentrasi single strength. Tabung diberi nomer 67.
-
Ke dalam tabung 1 s/d 5 diinokulasikan 10 mL sampel air bersih.
-
Ke dalam tabung 6 diinokulasikan 1 mL sampel air bersih dan tabung 7 diinokulasikan 3 tetes (0,1 mL) sampel air bersih.
-
Tabung dikocok agar sampel merata dalam tabung.
-
Sampel diinkubasi selama 1 s/d 2 hari pada suhu 370 C.
-
Hasil dinyatakan positif jika terdapat gelembung udara didalamnya.
-
Jika hasil positif maka dilanjutkan dengan confirmative test (uji penegasan).
2.Uji penegasan -
Dua seri tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing berisi ± 10 mL BGLBB steril. Satu seri tabung konfirmatif terdiri dari 7 tabung BGLBB.
-
Satu tabung reaksi disiapkan sebagai pembanding.
-
Dari masing-masing tabung presumtif dipindahkan masing-masing 1-2 ose ke dalam tabung konfirmatif yang berisi 10 mL larutan BGLBB 2% steril. Masing-masing tabung presumtif diinokulasikan ke dalam dua seri tabung konfirmatif.
-
Tabung dikocok agar sampel merata dalam tabung.
-
Satu seri tabung konfirmatif diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 370 C dan satu seri yang lainnya diinkubasi pada suhu 440 C.
-
Hasil dinyatakan positif jika terdapat gelembung udara pada tabung durham.
-
Tabung yang diinkubasi pada suhu 370 C untuk melihat adanya coliform dan tabung yang diinkubasi pada suhu 440 C untuk melihat adanya E. coli dalam sampel. 6
PEMERIKSAAN KIMIA PADA SAMPEL AIR BERSIH
I. Pemeriksaan pH (Derajat Keasaman)
A. Tujuan Untuk mengetahui derajat keasaman pada sampel air bersih yang diperiksa
B. Metode Pada pemeriksaan pH sampel air bersih dilakukan dengan metode elektrometrik
C. Prinsip Aktivitas ion hidrogen dalam air diukur secara potensiometri dengan menggunakan kombinasi elektroda gelas dan elektoda kalomel.
D. Alat dan Bahan 1. Alat •
Spektrofotometer
•
Beaker glass
•
Tissue
2. Bahan •
Sampel air bersih
7
•
Aquadest
E. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Sampel air dimasukkan pada beaker glass 3. Pada gelas kimia yang lain dimasukkan aquades 4. Alat pH meter disiapkan 5. Pertama-tama elektroda alat ph meter dicelupkan kedalam aquades, tombol diatur pada suhu tertentu 6. Elektroda dibersihkan atau dikeringkan dengan tissue 7. Elektroda dicelupkan kedalam sampel 8. pH sampel diukur dan dicatat.
F. Hasil Pemeriksaan Hasil pemeriksaan pH pada sampel air yang diperiksa adalah 8,20
8
II. Pemeriksaan Besi (Fe) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar Fe (besi) dalam sampel air bersih yang dianalisa. 9
B. Metode Pemeriksaan Besi (Fe) dilakukan dengan menggunakan metode Fenantrolin C. Prinsip Larutan besi yang dipanaskan dalam suasana asam dan adanya hidroksilamin direduksi menjadi ion ferro. Ferro dengan 1,10-fenantrolin pada ph 3,2-3,3 membentuk senyawa khelat ferro fenantrolin yang berwarna merah jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan terhadap warna baku yang telah diketahui kadarnya secara spektrofotometri pada panjang gelombang 510 nm. D. Alat dan Bahan Alat 1.
Pipet ukur
2.
Push ball
3.
Beaker glass
4.
Gelas ukur
5.
Tabung reaksi dan raknya
6.
Kuvet
7.
Spektrofotometer
8.
Tissue
Bahan 1. Sampel air bersih 2. HCl pekat (36 N) 3. Hidrosilamin hidroklorida 4. Buffer ammonium acetat 5. Reagen fenantrolin 6. Aquadest 10
E. Cara Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. 2. 50 ml sampel air dimasukkan ke dalam beaker glass 3. Ditambahkan 2 ml reagen HCl pekat dan 1 ml reagen H-H (Hidrosilamin hidroklorida)
yang dilakukan di lemari asam. 4. Sampel dipanaskan hingga tersisa ± 10 ml. 5. Sampel didinginkan, ditambahkan 10 ml Buffer Ammonium Acetat dan 4 ml Fenantrolin. 6. Ditambahkan aquadest hingga volume 50 ml. 7. Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ 510 nm. F.
Hasil Pemeriksaan Hasil Pengukuran (test) : 0,024 Perhitungan : Fe = Test x 2,196 = 0,024 x 2,196 = 0,0527 Jadi, kadar Fe yang terkandung dalam sampel air bersih yaitu 0,0527 ppm.
11
III. Pemeriksaan Nitrit (NO2-) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar nitrit (NO2-) pada sampel air bersih yang dianalisa. B. Metode Pemeriksaan nitrit dilakukan dengan metode Kolorimetri
C. Prinsip Ion nitrit dalam suasana asam akan bereaksi dengan sulfanilamid yang diasosiasikan dengan N-(1-Naftil) etioendiamin dihidroklorida yang akan membentuk warna ungu kemerahan. Absorbans (serapannya) diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 543 nm.
D. Alat dan Bahan Alat 1. Tabung reaksi 2. Pipet ukur 3. Pushball 4. Gelas ukur 5. Kuvet 6. Spektrofotometer Bahan 1. Sampel air bersih 2. Reagen warna E. Cara Kerja 1.
Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. 12
2.
25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3.
Ditambahkan 1 ml reagen warna dan dihomogenkan. Jika larutan berwarna ungu
kemerahan atau pink maka sampel positif. 4.
Absorbans diukur dengan spektrofotometer pada λ 543 nm.
F. Hasil Pemeriksaan Hasil Pengukuran (test) : 0,035 Perhitungan : NO2- = Test x 2,05 = 0,035 x 2,05 = 0,0717 Jadi, kadar Nitrit yang terkandung dalam sampel air yaitu 0,0717 ppm. •
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal nitrit yang diperbolehkan dalam air bersih dan air minum adalah 1,0 mg/L
13
IV. Pemeriksaan Nitrat (NO3-) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar nitrat (NO3-) pada sampel air bersih yang dianalisa.
B. Metode Pemeriksaan nitrat dilakukan dengan metode Brusin. C. Prinsip Ion nitrat direaksikan dengan brusin membentuk warna kuning yang absorbans (serapannya) akan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm.
D. Alat dan Bahan Alat 1. Tabung reaksi 2. Pipet ukur 3. Push ball 4. Gelas ukur 5. Beaker glass 6. Spektrofotometer Bahan 1. Sampel air bersih 2. NaCl 0,0141 N 3. Reagen H2SO4 4 N
4. Brusin E. Cara Kerja 14
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. 2. 5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 3. Ditambahkan 1 ml NaCl. 4. Ditambahkan 5 ml H2SO4 dan 5 tetes Brusin yang dilakukan di lemari asam.
5. Dipanaskan menggunakan water bath. 6. Setelah dingin, absorban diukur dengan spektrofotometer pada λ 410 nm. F. Hasil Pemeriksaan Hasil Pengukuran (test) : 0,116 Perhitungan : NO3- = Test x 0,91 = 0,116 x 0,91 = 0,1055 Jadi, kadar Nitrat yang terkandung dalam sampel air yaitu 0,1055 ppm. •
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal nitrat yang diperbolehkan dalam air bersih dan air minum adalah 10 mg/L.
15
V. Pemeriksaan Mangan (Mn) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar mangan (Mn) pada sampel air yang dianalisa. B. Metode Pada pemeriksaan mangan metode yang digunakan adalah Persulfat C. Prinsip Senyawa mangan akan dioksidasi dengan persulfat dan perak nitrat yang akan membentuk permanganate. Warna yang terbentuk diukur abasorban (serapannya) pada panjang gelombang 525 nm. D. Alat dan Bahan Alat 1. Tabung reaksi 2. Pipet ukur 3. Push ball 4. Gelas ukur 5. Kuvet 6. Spektrofotometer Bahan 1. Sampel air bersih 2. Reagen khusus 3. Serbuk ammonium peroxidisulfat 4. H2O2 (Hidrogen peroxida) 30%
E. Cara Kerja 16
1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. 2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 3. Ditambahkan 17,5 ml aquadest. 4. Ditambahkan 2,5 ml reagen khusus, 1 tetes H2O2, dan sepucuk sendok ammonium
peroxidisulfat. 5. Dipanaskan dengan water bath. 6. Setelah dingin, diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ 525 nm.
F. Hasil Pemeriksaan Hasil Pengukuran (test) : 0 Perhitungan : Mn = Test x 1,55 = 0 x 1,55 =0 Jadi, kadar Mangan yang terkandung dalam sampel air yaitu 0 ppm •
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal mangan yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 0,5 mg/L dan dalam air minum adalah 0,1 mg/L
17
VI. Pemeriksaan Sulfat (SO42-) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar sulfat dalam sampel air bersih yang dianalisa. B. Metode Pemeriksaan sulfat dilakukan dengan metode Turbidimetri. C. Prinsip Ion sulfat akan membentuk endapan putih. Turbidansinya diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm. E. Alat dan Bahan Alat 1. Tabung reaksi 2. Pipet ukur 3. Push ball 4. Gelas ukur 5. Spektrofotometer Bahan 1. Sampel air bersih 2. Buffer A 3. Serbuk BaCl2
18
E. Cara Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. 2. 50 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 3. Ditambahkan 10 ml larutan Buffer A. 4. Ditambahkan seujung sendok BaCl2 dan dihomogenkan. Jika larutan keruh berarti
positif. 5. Turbidansinya diukur dengan spektrofotometer pada λ 420 nm. F. Hasil Pemeriksaan Hasil Pengukuran (test) : 4,0 Perhitungan : SO4 = Test x 2,041 = 4,0 x 2,041 = 8,164 Jadi, kadar Sulfat yang terkandung dalam sampel air yaitu 8,164 ppm •
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal sulfat yang diperbolehkan dalam air bersih dan air minum adalah 400 mg/L
19
VII. Pemeriksaan TDS (Total Disolved Solid)
A. Tujuan Untuk mengetahui jumlah zat padat terlarut dalam sampel air bersih yang diperiksa.
B. Metode Pada pemeriksaan TDS dilakukan dengan metode Gravimetri
C. Prinsip Sampel yang telah tercampur dengan baik disaring melalui saringan fiberglass standar, filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan yang telah ditimbang dan dikeringkan sampai berat konstan pada 180ºC. Bertambahnya berat cawan menunjukkan total zat padat terlarut.
D. Alat dan Bahan 1. Alat • Kompor pemanas • Beaker glass • Neraca analitik • Desikator 20
• Tissue
2. Bahan • Sampel air bersih
E. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Beaker glass yang sudah dikeringkan ditimbang dan dicatat beratnya (sebagai berat I)
3. Sampel diukur sebanyak 100 mL dengan gelas ukur 4. Sampel dimasukkan kedalam beaker glass yang sudah ditimbang 5. Sampel dipanaskan sampai air habis (endapannya saja yang tersisa) 6. Beaker glass didinginkan dalam desikator 7. Beaker glass yang berisi endapan ditimbang pada neraca analitik (sebagai berat II)
F. Hasil Pemeriksaan Hasil pemeriksaan pada sampel air diperoleh: Berat I : 61,7003 mg Berat II : 61,7370 mg Perhitungan : TDS = ((B-A) mg x 10000)) = ((Berat II –Berat I) mg x 10000)) = (61,7370 – 61,7003) mg x 10000 = 367 mg/L 21
G. Persyaratan
Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal TDS yang
diperbolehkan dalam air bersih adalah 1500 mg/L dan air minum adalah 1000 mg/L
VIII. Pemeriksaan Kesadahan (CaCO3) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar kesadahan (CaCO3) dalam sampel air yang dianalisa.
B. Metode Pada pemeriksaan kesadahan dilakukan dengan metode Titimetri dengan EDTA.
C. Prinsip EDTA akan bereaksi dengan kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks khelat yang mudah larut. Bila sejumlah kecil zat warna seperti EBT ditambahkan pada larutan air yang mengandung ion logam (kalsium dan magnesium), maka larutan akan menjadi berwarna merah anggur. Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, ion 22
logam akan dikomplekskan dan larutan akan berubah dari merah anggur menjadi biru, menandakan titik akhir titrasi. Warna biru yang pertama kali terbentuk menyatakan titik akhir titrasi.
D. Reaksi Ca2+ + EBT —> CaEBT } warna merah anggur Mg2+ + EBT —> MgEBT } warna merah anggur
CaEBT } + EDTA MgEBT } + EDTA
CaEDTA + MgEDTA + EBT
E. Alat dan Bahan Alat 1. Erlenmeyer 2. Pipet ukur 3. Gelas ukur 4. Buret 5. Statif 6. Stirrer magnetic Bahan 1. Sampel air bersih 2. Buffer ammonium kesadahan
3. Indikator EBT (Eriochrom Black T) 4. Larutan EDTA (Ethylendiamine tetraacetate) 0,01 N 5. CaCO3 0,01 N
6. Aquadest 23
F. Cara Kerja 1. Standarisasi EDTA dengan CaCO3 0,01 N a. CaCO3 dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. b. Buffer ammonium kesadahan ditambahkan sebanyak 1 ml ke dalam erlenmeyer
tersebut. c. Ditambahkan indicator EBT sebanyak 1 sendok. d. Campuran larutan tersebut dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari
merah anggur menjadi biru. e. Volume EDTA yang digunakan dicatat.
2. Titrasi Sampel a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. b. Sampel air diencerkan sebanyak 5 kali dengan cara mengencerkan 20 ml sampel air dengan aquadest hingga volume 100 ml menggunakan gelas ukur. c. 100 ml sampel air yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. d. Ditambahkan 2 ml Buffer ammonium kesadahan. e. Ditambahkan 1 sendok indicator EBT. f. Dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. g. Volume titran dicatat dan kadar kesadahan (CaCO3) dihitung
G. Perhitungan Hasil titrasi : 3,9 ml N EDTA : 0,01 N 24
Mr CaCO3 = 100 Kesadahan (mg/L) = V titran x N EDTA x Mr CaCO3 = 3,9 ml x 0,01 N x 100 = 195 mg/mL CaCO3
•
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal kesadahan yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 500 mg/L
25
IX. Pemeriksaan Klorida (Cl-) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar klorida (Cl-) dalam sampel air yang dianalisa.
B. Metode Pada pemeriksaan klorida dilakukan dengan metode Argentometri.
C. Prinsip Larutan ditambahkan K2CrO4 selanjutkanya dititrasi dengan AgNO3 hingga terbentuk endapan putih (AgCl). Pada saat ion Cl habis maka akan terbentuk warna merah (AgCrO4). Terbentuknya warna merah pertama menyatakan titik akhir titrasi.
D. Alat dan Bahan Alat 1. Erlenmeyer 2. Pipet ukur 3. Push Ball 4. Gelas ukur 5. Buret 6. Statif Bahan 1. Indikator K2CrO4 2. AgNO3 0,0141 N
3. NaCl 0,0141 N 4. Aquadest 26
E. Cara Kerja 1. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N a. NaCl sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml. b. Ditambahkan indicator K2CrO4 sebanyak 1 ml. c. Campuran larutan tersebut di titrasi dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna
dari kuning menjadi orange. d. Volume titran dicatat.
2. Titrasi Sampel a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum. b. Sampel air diencerkan sebanyak 5 kali dengan cara mengencerkan 20 ml sampel air dengan aquadest hingga volume 100 ml. c. 100 ml sampel air yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. d. Ditambahkan 11 tetes indikator K2CrO4. e. Dititrasi dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
orange. f. Volume titran dicatat dan kadar klorida dihitung dengan rumus: Perhitungan: Klorida (mg/L) = V titrasi x N AgNO3 Ar Cl = 35,5 Hasil Titrasi : 1,3 ml Klorida (mg/L) = 1,3 ml x 0,0141 N = 32,5357 mg/L Cl-
27
•
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/L dan air minum adalah 250 mg/L
X. Pemeriksaan Zat Organik (ZO) A. Tujuan Untuk mengetahui kadar zat organik pada sampel air yang dianalisa.
B. Metode Pemeriksaan zat organik dilakukan dengan metode Titrimetri.
C. Prinsip Zat organik dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dan pemanasan. Sisa KMnO4 dioksidasi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi dengan KMnO4.
D. Alat dan Bahan Alat 1. Erlenmeyer 2. Pipet ukur 3. Gelas ukur 4. Buret 5. Statif Bahan 28
1. Sampel air bersih 2. H2SO4 4 N 3. KMnO4 0,01 N 4. Indikator H2C2O4 0,01 N
E. Cara Kerja 1. Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4 0,01 N
a. Alat dan bahan disiapkan b.
Dipipet H2C2O4 0,01 N sebanyak 15 ml dan dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer 250 ml c. Ditambahkan H2SO4 4 N sebanyak 5 ml d.
Larutan tersebut dikocok hingga tercampur rata dan dipanaskan hingga
mendidih selama 10 menit e. Kemudian larutan dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna berubah menjadi ungu 2. Titrasi Sampel a.
Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.
b.
100 ml sampel (tanpa pengenceran) dimasukkan ke dalam erlemeyer.
c.
Ditambahkan 10 ml KMnO4 dari buret.
d.
Larutan tersebut dipanaskan dan dibiarkan mendidih selama 10 menit.
e.
Ditambahkan 10 ml indikator H2C2O4 0,01 N hingga terjadi perubahan
warna menjadi tidak berwarna. Apabila warna ungu tetap ada maka harus ditambahkan H2C2O4 0,01N lagi (2 ml dan 5 ml). f.
Dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga terjadi
perubahan warna menjadi pink. g.
Volume titran dicatat dan kadar zat organik dihitung dengan rumus:
Perhitungan: 29
Hasil titrasi : 6,8 ZO (mg/L)={(10+Vtitrasi)xNKMnO4–(10x NH2C2O4)} x
x BE KMnO4
= {(10 + 6,8) x 0,01 – (10 x 0,01)} x 10 x 31,6 = 21,488 mg/mL ZO
•
Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal zat organik yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 10 mg/L
LAPORAN KEGIATAN Nama lokasi PKL
: Sub. Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Nama pembimbing lapangan : I Komang Widiastra NIP
: 19641231198703102
Nama mahasiswa
: Putu Diyan Candrasaraswati
NIM
: P07134009008
Garis-garis besar laporan kegiatan PKL tanggal 3 – 5 April 2012
30
No 1
Hari/tanggal Selasa, 3 April 2012
Kegiatan • Menerima penjelasan tentang sub lab kesling dan perkenalan staf pegawai • Mengamati dan mempelajari cara pengambilan sampel
air bersih • Melakukan penanaman sampel air bersih pada media
2 3
Rabu, 4 April 2012
• Melakukan pemeriksaan kimia sampel air bersih
Kamis, 5 April 2012
• Melakukan penanaman sampel air bersih pada media • Melakukan pemeriksaan kimia sampel air bersih
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah membaca dan memahami isi dari rencana PKL mahasiswa tersebut diatas Denpasar, 5 April 2012
Peserta PKL
Pembimbing Lapangan Kepala Sub Lab Kesling
Putu Diyan Candrasaraswati
I Komang Widiastra
NIM : P07134009008
NIP : 1964 1231 1987 031022
31
View more...
Comments