Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

April 18, 2018 | Author: defazh82 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Keselamatan Dan Kesehatan Kerja...

Description

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

RENCANA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

1.0

PERATURAN UMUM  

1.1

Selu Seluruh ruh karya karyawan wan dan dan peker pekerja ja yang yang terli terliba batt dalam dalam pela pelaksa ksana naan an peker pekerja jaan an harus harus memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan keselamatan kerja.

1.2 1.2

Oran Orang g yang yang tid tidak ak ber berke kepe pent ntin inga gan n dila dilara rang ng mas masuk uk..

1.3 1.3

Peng Pengat atur uran an lalu lalu lint lintas as di loka lokasi si ke kerja rja : •

Hanya yang mempunyai Surat Ijin Mengemudi dan Mengoperasikan Alat berat yang

diijinkan mengemudikan

kendaraan di lokasi proyek. •

Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang  disediakan, bukan disembarang tempat pada lokasi proyek.



Dalam memarkir kendaraannya, pengemudi harus memastikan bahwa kendaraan tidak bergerak saat ditinggalkan.



Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang  diijinkan.

1.4

Semu Semua a yang yang terli terliba batt dalam dalam pelak pelaksan sanaa aan n pekerj pekerjaa aan n harus harus ped pedul ulii dan tan tangg ggap ap akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul.

1.5

Semu Semua a yang yang terli terliba batt dalam dalam pelak pelaksan sanaa aan n pekerj pekerjaa aan n harus harus ped pedul ulii dan tan tangg ggap ap untuk menjaga kerapian dan kebersihan pada lokasi masing-masing.

1.6

Pada Pada loka lokasisi-lok lokas asii yang yang berba berbaha haya ya harus harus dipa dipasa sang ng tand tanda-t a-tan anda da perin peringa gata tan n adanya bahaya.

1.7

Jalan Jalan kerj kerja a yang yang memad memadai ai dan dan aman aman harus harus dised disedia iakan kan seb sebag agai ai saran sarana a kelua keluar  r  masuk pekerja dan inspeksi.

1.8

Setia Setiap p proye proyek k harus harus men menda dafta ftarka rkan n dan dan meng mengiku ikuti ti prog program ram Jamsos Jamsoste tek. k.

1.9

Mana Manaje jemen men Proy Proyek ek ata atau u Pena Penang nggu gung ng Jawa Jawab b K 3 harus harus men meneta etapk pkan an sank sanksi si ayau  ayau  hukuman terhadap pelanggaran peraturan K 3.

1.10

Harus Harus tersedia tersedia data lamat lamat dan telepon telepon instans instansi-ins i-instans tansii

yang yang terkait terkait seperti  seperti 

Rumah Sakit/Puskesmas terdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker,  Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca oleh semua orang.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1.11

Untuk Untuk Proyek Proyek deng dengan an kondis kondisii khusus khusus yang yang tidak tidak terca tercakup kup dala dalam m peratura peraturan n atau  atau  IK ini, maka Manajemen Proyek harus menetapkan peraturan K 3 sesuai dengan kondisi Proyek.

2.0

PERLEN RLENG GKAPA APAN PE PELINDU INDUNG NG TUB TUBUH 

2.1

Semu Semua a peker pekerja, ja, kary karyaw awan an dan dan tamu tamu,, harus harus men mengg ggun unaka aka top topii penga pengaman man (helm) (helm) dan sepatu pengaman saat berada di lokasi kerja.

2.2

Sabu Sabuk k Peng Pengama aman n dan dan Tali Tali Penye Penyela lamat mat haru harus s dike dikena nakan kan saa saatt beke bekerja rja pad pada a ketinggian diatas 2 meter.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2.3 2.3

Paka Pakaii ser serag agam am dan dan tand tanda a peng pengen enal al..

2.4

Pelin Pelindun dung g badan badan (Bod (Body y Protec Protector tor)) jika hal hal terse tersebu butt diperl diperluka ukan n (untu (untuk k tukan tukang g las diwajibkan).

2.5

Meng Menggu guna nakan kan Pelam Pelampu pung ng/Li /Life fe Jack Jacket et untu untuk k peker pekerjaa jaan n diata diatas s air. air. Sarung tangan harus dipakai sewaktu memegang barang atau benda keras yang  dapat mengakibatkan luka-luka pada tangan (untuk tukang las diwajibkan).

2.6

Alat Alat pelin pelindun dung g perna pernapa pasa san n harus harus dip dipaka akaii sewak sewaktu tu berad berada a pada pada lokas lokasii yang  yang   penuh debu, atau material lain yang membahayakan pernapasan.

2.7

Alat Alat pelin pelindun dung g teling telinga a harus harus dike dikena nakan kan apa apabil bila a bekerj bekerja a pada pada situa situasi si kerja kerja yang  yang  bising.

3.0 3.0

TANG TANGGA GA,, PERA PERANC NCAH AH,, DAN DAN BEKE BEKERJ RJA A DI TEM TEMPA PAT T KETI KETING NGGI GIAN  AN 

3.1

Tangga •

Tangga harus dibuat dari material atau bahan yang kuat dan tahan terhadap cuaca (misalnya kayu kelas II, pipa besi , dll).



Harus dipasang railling untuk pegangan. Setiap anak tangga harus kuat.  Apabila tangga terlalu tinggi dapat dibuat bordes ditengah.

TANGGA HARUS TERBUAT DARI MATERIAL YANG KUAT  •

Jangan meletakan tangga diatas materia/peralatan untuk tujuan menambah ketinggian.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Jangan meletakkan material pada jalan kerja.



Kemiringan tangga harus diatur sedemikian rupa sehingga aman untuk digunakan.

GUNAKAN SABUK PENGAMAN BILA BEKERJA DI KETINGGIAN 

3.2

Perancah •

Rancangan penyangga beban atau perancah untuk sarana bekerja harus didukung dengan analisa perhitungan.



Perancah dibuat dari bahan-bahan yang kuat (dolken, scafolding,  pipa, profil baja) tergantung hasil perhitungan.



Dasar perancah harus cukup kuat untuk menahan beban, kalau  diperlukan dibuat landasan kayu atau cor beton.



Harus dibuat pengaku (braching) untuk menahan gaya kesamping  atau goyangan.



Sebelum perancah memikul beban, harus dicek dahulu  keseluruhan dari perancah terpasang sesuai rancangan.



Tangga naik keatas perancah harus disediakan.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Secara berkala sebelum digunakan harus diperiksa untuk  menjamin bahwa perancah aman digunakan (ditetapkan oleh MP).

Petugas yang melakukan inspeksi harus mengetahui prinsip-prinsip  pemasangan perancah yang aman.

PEMERIKSAAN PERANCAH 

3.3

Bekerja di Tempat Ketinggian Yang dimaksud bekerja di tempat  ketinggian adalah bekerja di lokasi  dimana terdapat perbedaan ketinggian dengan lokasi sekitarnya yang  dimungkinkan terjadinya bahaya kecelakaan kerja.



Pekerja yang melakukan pekerjaan ditempat ketinggian haruslah dipastikan dalam keadaan sehat, tidak takut berada di tempat  ketinggian, menggunakan pelindung tubuh yang memadai sesuai  aspek keselamatan kerja.



Tepi suatu tempat ketinggian haruslah dipasang railling   pengaman. Tipe dan jenis bahan disesuaikan dengan kondisi   pekerjaan dari lingkungan, tetapi harus dipastikan mudah terlihat   jelas, cukup kuat, harus dipelihara, dan dalam kondisi yang baik.



Lubang-lubang dengan ukuran lebih besar kaki sampai badan manusia harus ditutup dengan bahan yang kuat dan apabila lebih besar dari itu harus dipasang railling pengaman.



 Apabila pekerja membawa peralatan dan bahan-bahan kecil, maka harus membawa kantong atau wadah tempat peralatan dan bahan-bahan material kecil dengan tujuan alat atau bahan tidak  mudah jatuh.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bahan terpasang mudah terlepas. Peralatan dan bahan kecil  dipastikan tersimpan rapi ditempatnya.

TEPI  SUATU TEMPAT KETINGGIAN DIPASANG RAILING •

 Apabila dipandang perlu bekerja ditempat ketinggian dengan lokasi yang padat maka perlu dipasang jaring pengaman (safety  Net).



Instalasi penangkal petir sementara dipasang pada tempat yang  tertinggi dari lokasi bekerja, apabila dipastikan lokasi tempat  bekerja tersebut belum terliput oleh sistem penangkal petir yang  ada.



Harus dipastikan adanya lokasi dan sarana yang memadai untuk  mengkaitkan sabuk pengaman sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.



Penumpukan sementara material dtempatkan cukup jauh dari tepi  dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak mudah berpindah walau tidak dipindahkan.



Tempat berpijak untuk bekerja, dudukan alat dan bahan dipastikan kuas dan aman.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

4.0

PENGG NGGALIA ALIAN N, PO PONDASI ASI DA DAN PA PARIT 



Sebelum melakukan pekerjaan penggalian tanah dan pembuatan  parit ataupun pondasi, terlebih dahulu harus dipastikan kondisi  kestabilan tanah dan lingkungan disekitar tempat tersebut.



Sebelum melakukan penggalian, harus dipastikan tidak terdapat  instalasi kabel, gas, air, atau instalasi lain pada lokasi galian.  Apabila ada, harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, agar   pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.



Pagar pengaman dan Rambu Peringatan mesti dipasang  disepanjang parit atau disekeliling lubang dan galian yang ada.



Tanah galian tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan pinggir  galian. Jarak minimum yang aman adalah sedikitnya 1.5 meter  dari pinggir galian.



Operator peralatan galian harus memahami daerah galian tersebut dan mengoperasikannya sesuai dengan instruksi kerja.

Peralatan galian diparkir pada tempat yang aman dan rata.

PENGGALIAN TANAH DAN PEMBUATAN PARIt 

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

6.0 6.0

PENG PENGEL ELAS ASAN AN,, PE PEMOTO MOTONG NGAN AN DAN DAN GER GERIN INDA DA



Pekerjaan pengelasan konstruksi dan instalasi harus dilaksanakan oleh orang yang mempunyai sertifikat juru las sesuai dengan kelas untuk pekerjaan las yang sedang  dilaksanakan.



Pekerja harus dilengkapi kaca mata pelindung khusus, sarung  tangan dan pelindung kepala sebelum melalukan pengelasan,  pemotongan atau gerinda.



Pengelasan, pemotongan dan gerinda tidak boleh dikerjakan didaerah yang mudah terbakar, apabila terpaksa dilakukan harus mendapat ijin dari petugas yang bertanggung jawab untuk itu.



Pengelasan atau pemotongan yang memakai tabung gas harus dicek dahulu apakah tabung gas tersebut bocor atau tidak. Hal ini  dapat dicek dari bau gas.



 Alat pemadam kebakaran harus tersedia dekat dengan tempat  kerja.



 Alat-alat yang menggunakanaliran listrik, apabila pekerjaan ditinggal, kabel-kabel harus dicabut dari stop kontak.



Penempatan alat-alat harus dalam posisi stabil, sehingga tidak  bergeser atau terguling sewaktu operasi.

PEKERJAAN PENGELASAN HARUS MELENGKAPI DENGAN ALAT PENDUKUNG

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

7.0 7.0

ALAT ALAT-A -ALA LAT T ANGK ANGKAT AT DAN DAN PEN PENGO GOPE PERA RASI SIAN AN ALA ALATT-AL ALAT AT BER BERAT  AT 

Umum •

Hanya orang yang memiliki Surat Ijin Mengoperasikan Peralatan (SIM – P) yang boleh mengopersaikan alat berat.

OPERATOR HARUS MEMPUNYAI SURAT IJIN MENGOPERASIKAN ALAT  •

Operator dilarang keras memakai obat-obatan terlarang atau  minuman berakhohol yang dapat mengurangi kesadaran sewaktu  mengoperasikan alat berat.



Operator harus mengetahui kapasitas alat berat yang  dioperasikan. Untuk mengoperasikan alat berat yang bertype lain harus dipelajari dahulu karakteristiknya. Sebelum mengoperasikan alat berat terlebih dahulu harus diperiksa . Jika ada yang harus diperbaiki segera lakukan  perbaikan.



Pastikan bahwa peralatan keselamatan kerja berada pada  posisinya dan dalam kondisi siap pakai.



Jangan mengisi bahan bakar dalam keadaan mesin hidup.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Perhatikan daerah-daerah yang bermuatan listrik (electric line) sebelum mengoperasikan alat, pastikan daerah amannya.

7.1

Crane •

Tabel kapasitas muat, kecepatan operasi yang disarankan,  peringatan bahaya khusus dan informasi penting lainnya harus dipasang dengan jelas pada semua crane dan peralatan sejenis.



Operator harus dibantu minimal dengan seorang pemandu yang  ditugaskan. Operator hanya menerima isyarat dari pemandu, tetapi dalam keadaan darurat sinyal “STOP / BERHENTI” dapat  diberikan oleh siapa saja.



Hanya sinyal dengan standar saja yang diakui (sinyal ini sudah berlaku umum dan standar) kecuali operator terhalang   pandangannya boleh menggunakan isyarat lainnya.



Daerah yang berada dalam radius putaran semua crane harus diberi penghalang (barrier) untuk mencegah pekerja terkena oleh muatan berat.



Dilarang menaiki kait (hook) atau muatan yang diam maupun yang sedang diangkat.



 Alat pemadam api yang berukuran sekurang-kurangnya 5 BC  harus ditempatkan didalam kubin setiap alat.



Pada semua kait (hook) dari suatu crane harus dipasang kancing   pengaman (safety latches).



Setiap line kabel diatas kepala harus dianggap bertenaga (bermuatan listrik) kecuali jika yang berwenang pada bagian kelistrikan mengatakan bahwa kabel itu tidak bertenaga.



Operator crane mobil harus senantiasa menggunakan kaki   penahan (outrigger) sewaktu melakukan operasi pengangkatan.



Semua crane mobil harus juga dilengkapi dengan boom stop (tangkai penahan) dan cut-out outomatic (penyetop otomatis), yang harus dijaga agar selalu dalam kondisi yang baik untuk  dipakai.



Jika menjalankan hydroulic crane jagalah agar lengan (jib) dalam  posisi bawah.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Ukuran dan kapasitas kekuatan sling harus diperhitungkan terhadap beban yang diangkut, dan harus dipastikan berfungsi  dengan benar.



 Apabila mengikat suatu muatan dengan sling, atau membantu  melakukan pekerjaan ini, tempatkan sling pada tempatnya yang  benar, dan waktu mulai mengangkat itu denganmenggunakan sling jagalah jangan sampai tangan dan jari jari anda terjepit.



Jika melepas sling dan kait tunggu sampai muatan diam dan bebas lepas dari sling.

MENGGUNAKAN TALI PENARIK APABILA BEKERJA DALAM RUANG YANG TERBATAS 



Jika bekerja dalam ruang terbatas atau dalam keadaan berangin cukup kencang pakailah tali penarik (tag line) untuk  mengendalikan muatan yang sedang diangkat.



Sebelum mengangkat muatan, pastikan bahwa tidak ada benda lepas yang terletak pada muatan.

Hal Khusus untuk Tower Crane •

Lakukan perawatan secara rutin pada brake, rope, dan cek  dengan teliti kabel-kabel arus.



Posisi Tower Crane (TC) pada permukaan dengan level yang  datar dan dijaga apabila ada pekerjaan saluran/galian dekat TC  tidak membahayakan kedudukan/posisi TC.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Pastikan lintasan rel (rail track) bebas dari  kemungkinan/gocangan yang kuat.



Posisikan dengan benar travelling limit switch dan buffer  (penahan).



Cek kekencangan klem rel sebelum operasi.



Jangan memodifikasi setting alat atau memindah alat  keselamatan.



Cek pengaturan beban dan sambungan limit switch.



Jangan menarik beban pada posisi miring.



Jangan menggunakan slewing atau trolley untuk menggeser  beban atau mendorong.



Dilarang menaikkan beban yang tertanam.



Cek kekuatan section terhadap puntiran dan kekuatan jib terhadap lengkung.



Jika jangkauan tidak terlihat, minta bantuan helper atau pemandu  untuk mengarahkan.



Setiap selesai operasi, naikkan hook keatas sampai pangkal, gerakkan trolley ke pangkal dan pindahkan crane ke posisi parkir  (jika diperlukan), dan jib diusahakan diarahkan searah dengan arah angin.



Untuk TC dengan rel, maka setiap selesai operasi kencangkan rel  ke relnya.

7.2



Matikan sumber listrik.



Kenali area dan kondisi tanah sebelum memulai pengoperasian

Excavator  

alat. •

Pastikan sebelum masuk/keluar kabin, posisi kabin searah dengan undercarriage.



Sebelum dioperasikan perikasalah dan pastikan tidak ada orang  lain disekitar area, dan beri tanda (bunyikan klakson) jika ada seseorang yang harus menghindar.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Duduklah dalam kabin dan stel tempat duduk (jika ada recleaning  seat) dengan ukuran badan anda, sehingga anda merasa nyaman dalam mengoperasikan alat. Stater mesin excavator harus dari dalam kabin, jangan melakukannya diluar. Jika mengoperasikan alat dalam area tertutup, pastikan ada ventilasi udara yang cukup.



Jika perlu tempatkan pagar pembatas (barrier) pada areal kerja untuk  lebih memudahkan.

MELIHAT KONDISI TANAH DENGAN ADANYA KEMUNGKINAN LONGSOR 



Pada waktu penggalihan, perhatikan posisi excavator terhadap longsoran tanah dari samping, longsoran tanah yang dapat menenggelamkan alat.



Jangan melakukan loading pada saat tidak dalam posisi datar.



Beri tanda yang mudah dikenali untuk daerah yang terdapat timbunan utilitas (gas, telepon, air dsb).



Jika alat tidak sedang beroperasi, pilihlah tanah yang datar (jika mungkin) fungsikan rem, rendahkan bucket sampai menyentuh tanah dan matikan mesin.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

8.0

PERKA RKAKAS KAS TAN TANGAN (HA (HAND TOOL) OL) •

Perkakas tangan disini adalah semua alat kerja yang dioperasikan langsung dengan tangan seperti perkakas tangan elektris (electric  hand tools), perkakas tangan tekanan udara (pneumatic hand  tools), perkakas tangan berbahan peledak (explotion hand tools) dan perkakas tangan manual.



Dipastikan bahwa pengguanaan perkakas tangan oleh orang  yang berkompeten.



Pemakai harus menggunakan pelindung sesuai dengan  pekerjaan.



Pemakaian perkakas tangan harus sesuai dengan instruksi kerja dari alat tersebut.



Semua perkakas tangan harus tersimpan rapi, benar pada tempatnya, dan dijaga dalam kondisi aman.



Perawatan dan pemeliharaan perkakas harus dilakukan secara sistematis. Semua perkakas harus sudah dibersihkan dari  kotoran-kotoran atau karatan dan diinspeksi secara teratur dan bila rusak harus diberi tanda segera diperbaiki atau diganti.

9.0

ALAT KENDARAAN BERMOTOR .



Semua operator wajib memeriksa kendaraannyasetiap hari  sebelum melakukan pekerjaan.



Semua operator harus yang berpengalaman dan mempunyai  wewenang mengoperasikan kendaraan dan ijin mengemudi  khusus.



Tidak seorang dibenarkan menumpang kendaraan kecuali  diberikan tempat duduk yang aman.



Setiap pengemudi harus mematuhi batas kecepatan maksimum yang berlaku.



Setiap pengemudi harus memetuhi undang-undang lalu lintas angkutan yang berlaku.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

10. 10.

TATA TATA CAR CARA A PENA PENANG NGAN ANAN AN KEC KECEL ELAK AKAA AAN, N, SAK SAKIT IT DAN DAN MEN MENIN INGG GGAL AL



Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Terdapat kotak P3K yang memadai dan tersedia pada tempat-tempat  yang mudah terjangkau. Terdapat personil yang ditunjuk sebgai petugas K3. Tersedia kendaraan yang selalu siap untuk mengangkut orang yang  cedera ke rumah sakit. Laporan kecelakaan kerja harus segera dilaporkan kepada perugas K3 secepat mungkin. Proyek harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan, bisa berupa sarana pelayanan kesehatan yang dikelolo sendiri atau bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat yang berada disekitar lokasi proyek.

PERTOLONGAN  PERTAMA PADA KECELAKAAN 



Penanganan Jika Pekerja Mengalami Kecelakaan

Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pertolongan pertama. Petugas K3 segera menentukan apakah korban perlu dibawa ke Puskesmas atau tidak.  Apabila perlu Petugas K3 membawa korban ke puskesmas untuk   perawatan lebih lanjut. Petugas K3 membuat laporan kecelakaan dan diserahkan ke Manager  Proyek. Laporan untuk pihak luar (Jamsostek/Asuransi) •

Penanganan Jika Pekerja Jatuh Sakit 

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pengobatan atas gejala awal. Petugas K3 segera menentukan apakah pasien perlu dibawa ke Puskesmas atau tida, istirahat di lokasi atau di rumah. Petugas K3 membawa pasien ke Puskesmas untuk pengobatan lebih lanjut.  Ada Laporan Pekerja Sakit di lokasi kerja. •

Penanganan Jika Pekerja Meninggal 

Untuk pekerja meninggal karena kecelakaan kerja, petugas K3 segera memberikan kabar kepada keluarga korban, membuat dan mengirim laporan ke lembaga asuransi (JAMSOSTEK, dll), Depnaker dan Polisi, waktu dan format disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Selanjutnya petugas K3 bekerja sama dengan bagian Administrasi  membuat dan mengirim laporan kecelakaan intern dan evaluasi kerja Pimpinan Tertinggi di PPU. Untuk pekerja meninggal karena sakit dilokasi kerja, petugas K3 segera mengadakan pertemuan dengan bagian Administrasi membuat laporan dan petunjuk yang perlu untuk menindalanjuti kejadian tersebut.

Selanjutnya laporan tersebut dikirim ke Pimpinan Tertinggi di PPU.

11. 11.

KEBE KEBERS RSIH IHAN AN DAN DAN KERA KERAPI PIAN AN (HOU (HOUSE SE KEEP KEEPIN ING) G)



Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong dan ganggang tempat orang bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi  dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang  berlaku.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Semua tempat kerja harus mempunyai vantilasi yang cukup sehingga dapat mengurangi bahaya debu, uap dan bahaya lainnya.



Kebersihan dan kerapian ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, sampah, bahan bangunan, alatalat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan. Semua areal sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai  yang terbuka, atap-atap yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian dan lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.



Diusahakan setiap selesai pekerjaan melakukan kebersihan di  daerah kerja.

15. 15.

PEKE PEKERJ RJAA AAN N DENG DENGAN AN LALU LALU LINT LINTAS AS JALA JALAN N PADA PADAT  T  •

Sebelum melewati areal proyek dipasang “Papan Nama Proye” di   jalan yang menuju ke arah lokasi sekitar + 500 m dari lokasi   proyek.



Kurang lebih 200 m dipasang rambu “Awas ada Proyek”, “Harap Hati-hati” dan batas kecepatan yang diperbolehkan.

MEMBUAT RAMBU-RAMBU DI JALAN DAN TERLIHAT DENGAN JELAS 



Pada lokasi berlangsungnya proyek, harus dipasang pagar yang  mengelilingi seluruh lokasi proyek dengan warna zebra kuning  hitam atau sesuai denga peraturan yang berlaku.



Bila lalu lintas satu arah dipasang rambu “Jalan satu arah”.



Tempatkan gardu pengendali di kedua ujung jalan yang  mengalami penyempitan disertai petugas pengatur yang  dilengkapi dengan light hand atau bendera serta alat komunikasi  dengan Warning Light pada ujung atap pos.



Dipasang Rambu Peringatan seperti bila ada tikungan : 200 meter  dari tikungan dipasang rambu “Awas Tikungan”.



Dipasang Rambu Petunjuk Kondisi Jalan yang memberitahukan kondisi jalan yang akan dilalui. Misalnya jalan berliku, jalan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

sempit, jalan menanjak menurun, jalan bergelombang, jalan licin, bahaya tanah longsor, adanya tumpahan material dan kendaraan  proyek, jalur lalu lintas kendaraan proyek atau alat berat dan lainlainnya. •

Dipasang rambu larangan seperti “selain Kendaraan Proyek  Dilarang Masuk”. Dipasang rambu anjuran seperti “ Kendaraan Harap Pelan-pelan Harus dipasang lampu penerangan di sepanjang jalan yang  mendekati proyek untuk keamanan dimalam hari.

16. 16.

KOND KONDIS ISII MAL MALAM AM HARI HARI DAN DAN TEM TEMPA PAT T GEL GELAP  AP 

16.1 Kondisi Kondisi Malam Malam Hari Hari dan Tempat Tempat Gelap •

Pada lokasi, jalan, alat pendukung kerja utama, dan rambu-rambu   peringatan harus dipasang lampu dengan tingkat penerangan yang memadai.



Dalam keadaan darurat boleh menggunakan lampu yang berasap seperti petromak.



Lampu ditempatkan pada tempat yang aman.



Lampu-lampu tidak boleh berkedip-kedip (kurang watt).



Jaringan listrik dan lampu dipasang semi permanen dan kuat.



Bekerja didalam terowongan atau tempat gelap yang tidak  dilengkapi dengan penerangan, pekerja harus melengkapi dengan lampu dikepala. Petugas yang mengatur mobil atau alat yang bergerak dilengkapi  dengan lampu tangan.

16.2

Persiapan •

Persiapan instalasi penerangan dilakukan pada waktu kondisi  terang.



Pemasangan alat-alat penerangan dan jaringan listrik harus aman.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Mesin pembangkit listrikbeserta cadangannya, jaringan listrik dan lampu harus di uji coba sebelum digunakan.

16.3



Harus disediakan lampu cadangan.



Diperiksa segala sesuatunya sehingga dapat aman bekerja.

Saat Bekerja •

Diwajibkan pekerja melapor sebelum dan sesudah bekerja.



Dilarang bekerja di tempat gelap (tidak ada penerangan).



Pekerja dilarang memberi tanda atau isyarat dengan lampu  kecuali petugas atau dalam kondisi darurat.



Mobil-mobil atau alat-alat yang bergerak untuk bekerja harus menyalakan lampu perlengkapannya.



Barang-barang yang memungkinkan menghambat kerja harus disingkirkan.

17. 17.

BEKE BEKERJ RJA A DIA DIATA TAS S PE PERMUK RMUKAA AAN N AIR AIR DALA DALAM  M 



memakai Life atau Safety Jacket.



Terdapat Ring Buoy dalam jumlah yang memadai dan tersedia pada tempat-tempat yang mudah dijangkau.



Terdapat sarana pengangkutan diatas air yang selalu siap untuk kondisi  darurat.



Terdapat sirine untuk tanda bahaya kecelakaan air.



Untuk tempat-tempat kerja yang rawan kecelakaanair dilengkapi dengan tanda-tanda bahaya, pengaman, dan peneranganyang cukup.

18.

TINJAUAN PELAKSANAAN K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA •

Penanggung jawab funsi K3 di proyek, harus melakukan Inspeksi   pelaksanaan K3 secara berkala sesuai dengan form lampiran IK  ini.



Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen atau  rapat koordinasi manajemen, termasuk membahas hasil Inspeksi  K3 dan langkah-langkah yang harus ditindak lanjuti. Rapat dihadiri  oleh Ketua, Sekretaris, Anggota P2K3 dan lain-lain sesuatu  dengan Pedoman K3.

19.

RAMBU – RAMBU PE PERINGATAN  •

Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau  simbol yang memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan maupun himbauan.



Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang  cukup dan dipahami (komunitatif) oleh semua kalangan yang  terlibat dalam proyek.



Jenis Rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulasan, bahasa, jenis simbol yang digunakan atau gambar, dan warna disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dan kebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah baku di jalan raya.



Contoh rambu-rambu :



Peraturan-peraturan seperti : wajib menggunakan helm dan sepatu pengaman, buang sampah pada tempatnya.



Rambu Peringatan seperti : Awas Lubang, Hati-hati Lantai Licin.



Rambu Larangan seperti : Dilarang masuk, Dilarang Parkir.



Himbauan seperti : Poster-poster K3. •

Identifikasi seperti : Pelayanan P3K, Bak Sampah, Toilet, Petunjuk Lokasi.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF