Kerja Dan Efek Toksik

October 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kerja Dan Efek Toksik...

Description

 

KERJA DAN EFEK TOKSIK

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MALANG

 

FASE KERJA TOKSIK 

Fase Eksposisi

Fase Toksikokinetik   Fase Toksodinamik  

 

FASE EKSPOSISI    Lebih

dikenal dengan sebutan fase farmaseutika. farmaseutika.

  Merupakan

fase kontak suatu organisme dengan  xenobiotika (kecuali radioaktif). radioaktif).

  Fase

ini meliputi hancurnya bentuk sediaan obat kemudian menjadi zat aktif yang melarut kemudian terdispersi molekular ditempat kontaknya. terjadi jika xenobiotika terabsorpsi terabsorpsi dan menuju sistem sistemik.

   Dan

 

FASE TOKSIKOKINE TOKSIKOKINETIK TIK   Disebut

juga dengan fase farmakokinetik.

   Keadaan

dimana xenobiotika xenobiotika siap untuk diabsorpsi menuju aliran darah atau pembuluh limfe

   Didistribusika Didistribusikan n

ke seluruh tubuh dan ke tempat kerja toksik (reseptor) (reseptor)..

  Pada

saat yang bersamaan sebagian molekul  xenobitika akan termetabolisme, termetabolisme, atau tereksresi tereksresi bersama urin melalui ginjal, melalui empedu menuju saluran cerna, atau sistem eksresi lainnya.

 

FASE TOKSIKODINAMIK   Interaksi

antara tokson dengan reseptor (tempat kerja toksik) dan juga proses-proses yang terkait dimana pada

akhirnya muncul efek toksik/farmakologik.    Interaksi tokson-reseptor tokson-reseptor umumnya merupakan interaksi yang bolak-balik (reversibel). 

 Mengakibatkan perubahan fungsional,   Dapat hilang apabila xenobiotika tereliminasi dari tempat kerjanya (reseptor).

 

PARAMETER FARMASEUTIKA DAN TOKSOKINETIKA   Bentuk

farmasetika dan bahan tambahan yang digunakan,

   Jenis

dan tempat tempat eksposisi,

  Keterabsorpsian    Distribusi    Ikatan

dan kecepatan absorpsi,

xenobiotika dalam organisme, xenobiotika

dan lokalisasi dalam jaringan, jaringan,

   Biotransformasi

(proses metabolisme), metabolisme),

   Keterekskresian

dan kecepatan kecepatan ekskresi

 

TOKSIKOLOGI INHALASI 

TINJAUAN UMUM:



Akibat industrialisasi, sistem pernafasan manusia semakin terpajan pada toksikan lewat udara.



Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang kompleks. Karenanya ambilan dan efek dari toksikan yang terhirup bukan saja tergantung pada sifat toksikologinya tetapi juga pada ciri fisiknya.

 

   Saluran

pernafasan terdiri dari nasofaring, pernafasan

saluran trakea dan bronkus serta asinus paruparu yang terdiri dari bronkiol pernafasan, saluran alveolar dan alveoli.   Nasofaring

berfungsi membuang partikel besar 

dari udara yang dihirup, menambahkan uap air dan mengatur suhu.   Saluran

trakea dan bronkus berfungsi sebagai saluran udara menuju alveoli.

  Asinus

paru-paru merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam darah dan udara, serta tempat utama penyerapan toksikan.

 

PENGARUH TOKSIKAN 

Banyak toksikan dapat mempengaruhi sistem pernafasan pada manusia dan

hewan.  Toksikan dapat berupa partikel padat, pelarut dan gas. 

Toksikan dapat memberikan efek sistemik, menginduksi efek lokal atau juga mempengaruhi saluran nafas setelah pajanan lewat jalur lain.

 

EFEK SISTEMIK 

Banyak zat kimia yang dapat diserap dari udara yang dihirup.



Setelah penyerapan, zat kimia tersebut dibawa darah ke berbagai bagian tubuh dan menimbulkan pengaruh, seperti anastesi umum.



Tempat utama penyerapan adalah alveoli dan mekanisme penyerapan utamanya adalah difusi sederhana.

 

EFEK PADA PARU-PARU 

IRITASI LOKAL. Arsen menginduksi iritasi pada pajanan akut dan pajanan lama

dapat menyebabkan kanker paru.  KERUSAKAN SEL DAN EDEMA. Ozon dan oksida nitrogen dapat menyebabkan kerusakan sel secara langsung, mngkin melalui peroksidasi membran sel. Edema akibat meningkatnya permeabilitas sel rusak.

 



FIBROSIS DAN EMFISEMA. Fibrosis paru merupaka yang serius dari dan parah. Efekpenyakit fibrogenik berawal pecahnya membran lisosom dalam suatu makrofag, dan suatu makrofag yang rusak melepaskan berbagai faktor yang merangsang fibroblas dan pembentukan kolagen. Asbes adalah salah satu penyebab utama fibrosis paru. Potensi asbes berhubungan dengan sifat fisik dan kimia.

 



RESPON ALERGI. Respon ini biasanya diinduksi oleh spora jamur, bakteri pencemar, debu kapas dll. Respon utamanya adalh bronkhokonstriksi.



KANKER PARU-PARU. Asap rokok  mengandung sejumlah karsinogen dan iritan. Penyebab kanker paru-paru lainnya adalah arsen, kromat, nikel, uranium, emisi oven batubara dan asbes.

 

EFEK PADA SALURAN NAPAS BAGIAN ATAS 

Partikel besar di udara yang terhirup sebagian besar akan mengendap dalam saluran hidung. Partikel ini dapat menyebabkan hiperemia, mataplasia sel skuamosa, hiperplasia, ulkus dan karsinoma.



Laring juga merupakan lokasi karsinogenesis kimia.

 

EFEK SETELAH PAJANAN LEWAT JALUR LAIN 

Obat klorokuin dan triparanol diketahui dapat berinteraksi dengan fosfolipid dalam sel tertentu untuk membentuk badan mieloid dan sel busa paru-paru pada manusia dan hewan. Badanbadan dan sel tersebut mengakibatkan perubahan aktivitas sel dan kemudian merusak  pernapasan.

 

TOKSIKOLOGI HATI

 

TINJAUAN UMUM    Hati

adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks. Organ ini terlibat dalam metabolisme zat makanan serta

sebagian obat dan toksikan. t oksikan.    Hepatosit (sel parenkim hati) merupakan bagian besar dari organ hati. Heaptosit bertanggungjawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme metabolisme..

 

TINJAUAN UMUM    Hati

sering menjadi organ organ sasaran karena karena beberapa hal.

   Sebagian

besar toksikan memasuki besar memasuki tubuh melalui melalui sistem

gastrointestinal, dan setelah diserap, toksikan dibawa oleh vena porta hati ke hati.    Di

dalam hati banyak tempat pengikatan. Kadar enzim, yang mematabolisme xenobiotik, xenobiotik, dalam hati yang tinggi membuat toksikan dapat membuat lesi dan efek toksik lainnya.

 

JENIS KERUSAKAN HATI    Toksikan

dapat menyebabkan berbagai jenis efek toksik pada berbagai organel dalam sel hati dan berbagai jenis kerusakan hati seperti Organel (fungsi)

Toksikan

Efek kerusakan

Membran plasma Inti sel

Faloidin Aflatoksin, berilium

Kebocoran enzim Mutasi, neoplasia

Mitokodria (respirasi sel)

Karbon tetra klorida

Bengkak 

Lisosom (penyimpanan)

Karbon tetra klorida

Akumulasi

Peroksisom (Oksidasi) Klofibrat, diet tinggi lemak 

Proliferasi

Retikulum

Karbon tetra

Degranulasi,i, proliferasi Degranulas

endoplasma Kanaku Kana kulili empe empedu du

klorida Litok Litokol olat at,,

Dilatasi

taurokolat  

PERLEMAKAN HATI (STEATOSIS)    Perlemakan

hati h ati adalah hati yang mengandung mengandung berat lipid lebih dari 5%. Adanya kelebihan lemak dalam hati dapat dibuktikan secara histokimia. toksikan seperti seperti tetrasiklin, menyebabkan menyebabkan banyak butiran lemak kecil dalam suatu sel. Sementara toksikan lainnya, seperti etanol, menyebabkan butiran lemak besar yang menggantikan inti.

   Beberapa

 

NEKROSIS HATI    Nekrosis

hati adalah kematian hepatosit hepatosit.. Nekrosis dapat bersifat fokal (sentral, pertengahan, perifer) atau masif. Biasanya nekrosis merupakan kerusakan akut. hati merupakan suatu manifestasi toksik yang berbahaya tetapi tidak selalu kritis karena hati mempunyai kapasitas pertumbuhan kembali yang luar biasa.

   Nekrosis

 

SIROSIS    Sirosis

ditandai adanya septa kolagen yang tersebar di sebagian besar hati. Kumpulan hepatosit muncul sebagai modul yang

dipisahkan oleh lapisan berserat ini.    Sirosis berasal dari nekrosis sel tunggal karena kurangnya mekanisme perbaikan. Kemudian keadaan ini menyebabkan aktivitas fibroblastik dan pembentukan jaringan parut.

 

HEPATITIS    Hepatitis

adalah suatu sindroma sindroma klinis yang tidak dapat dibedakan dibedakan dari hepatitis virus.

   Sindroma

klinis ini mempunyai mempunyai ciri-ciri tidak dapat diperlihatkan diperlihatkan pada hewan, efek tidak berkaitan dengan dosis, masa laten sangat beragam, muncul hanya beberapa individu yang rentan, gambaran histologi beragam, demam ruam dan eosinofilia sering ditemukan.

 

KARSINOGENESIS    Karsinoma

hepatoseluler hepatose luler dan kolangiokarsinoma kolangiokarsinoma adalah jenis neoplasma ganas yang paling umum pada hati.

   Jenis

karsinoma lainnya antara lain angiosarkoma, karsinoma kelenjar, karsinoma trabekular, dan karsinoma sel hati yang tidak  berdiferensiasi.

 

TOKSIKOLOGI KULIT

 

PENDAHULUAN    Tubuh

manusia, dan juga hewan, hampir semuanya ditutupi oleh kulit. Akibatnya, kulit terpajan berbagai jeis zat kimia misalnya

kosmetik, produk rumah tangga dan pencemar industri.    Pajanan kulit drai zat kimia dapat mengakibatkan berbagai lesi.

 

KULIT    Kulit

terdiri atas epidermis epidermis dan dermis, yang terletak terletak di atas jaringan sub kutan.

 

   Lapisan

hidup epidermis terdiri atas suatu lapisan sel basal yang memberikan sel baru bagi lapisan lain.

   Sel

ini menghasilkan menghasilkan keratohidrin keratohidrin

yang menjadi keratin dalamnantinya stratum korneum terluar.    Lapisan

ini berangsur-angs berangsur-angsur  ur  dibuang. Proses ini memerlukan waktu sekitar 4 minggu.

 

   Epidermis

juga mengandung melanosit yang menghasilkan pigmen.

   Sel

langerhans yang bertindak  sebagai makrofag dan limfosit. Dua  jenis sel tersebut tersebut terlibat terlibat dalam berbagai respon imun. membentuk tabir  pelindung penting bagi badan.

   Epidermis

 

   Dermis

terutama terdiri atas kolagen dan elastin yang merupakan struktur  prnting untuk  menyokong kulit.

   Dalam

lapisan ini ini ada beberapa jenis sel antara lain, fibroblast, sel lemak, makrofag, histiosit dan mastosit.

   Di

bawah dermis

terdapat jaringan sub kutan.

 

   Beberapa

struktur lain yang ada diantaranya adalah

folikel rambut, kelenjar keringat, pembuluh darah kecil dan unsurkelenjar syaraf. sebasea,

 

JENIS EFEK TOKSIK   Iritasi

primer 

  Reaksi

sensitisasi

   Patotoksisitas   Urtikaria   Kanker

dan fotoalergi fotoalergi

kontak 

kulit

 

IRITASI PRIMER    Iritasi

adalah a dalah suatu suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali kuat, asam pelarut dankuat, detergen

   Dari

hipermia, edema dan vesikulasi sampai pemborokan

   Terjadi

di tempat tempat kontak dan umumnya pada sentuhan pertama

 

REAKSI SENSITISASI    Kulit

dapat memperlihatkan sedikit reaksi atau tidak  bereaksi pada kontak 

pertama    Reaksi yang lebih berat dapat terjadi setelah pajanan berikutnya    Periode

induksi berkisar  antara beberapa hari hingga bertahun-tahun

 

   Mekanisme    Ketika

imun kompleks terlihat pada reaksi sensitisasi

memasuki kulit, toksikan terikat pada permukaan sel tertentu yang akan memprosesnya untuk bereaksi dengan limfosit T. Limfosit T yang telah disensitisasi dapat melepaskan berbagai jenis zat pada pajanan ulang dan mengakibatkan hiperemia dan edema

 

   Reaksi

sensitisasi sering muncul akibat pemakaian obat-

obat misalnya (neomisin), anestetik  lokal (topikal, benzokaik). Jugaantibiotika akibat senyawa logam, zat pewarna, kosmetik dan zat industri.

 

FOTOTOKSISITAS DAN FOTOALERGI

   Dua

jenis reaksi reaksi kulit ini keduanya diinduksi oleh cahaya, fotoalergi mengakibatkan berbagai reaksi imun sementara fototoksisitas tidak 

   Sinar

yang secara secara biologi biologi paling aktif adalah sinar ultraviolet yang pendek  (dibawah 320 nm)

 

FOTOTOKSISITAS    Zat

kimia fototok fototoksik sik yang sering dilaporkan adalah turunan asam aminobenzoat, bahan pewarna antrakinon, klorpromazin,

klorotiazid, sulfanilamid dan turunan ter  diikuti hiperpigmentasi hiperpigmentasi dan    Reaksi kulit terdiri atas eritema diikuti pengelupasan

 

FOTOALERGI

   Zat

kimia fotoalergi fotoalergi yang sering dilaporkan dilaporkan antara lain asam aminobenzoat, klorpromazin, klorpropamid, sulfanilamid dan tiazid

   Biasanya

muncul sebagai papula dan eksema, tetapi dapat juga tampak sebagai reaksi urtikaria

 

URTIKARIA KONTAK    Terutama

melibatkan melib atkan kulit yang yang bersentuhan dengan dengan zat kimia penyebab

   Reaksi

ini terjadi setelah pemakaian pemakaian zat seperti dimetil sulfoksida, sulfoksida, trafuril (ester tetrahidrofurfuril tetrahidrofurfuril asam nikotinat) serta polimer biogenik  dari ulat bulu, ubur-ubur dan jelatang

 

KANKER KULIT    Radiasi

UV adalah penyebab penting kanker kulit pada manusia

   Penelit Penelitian ian

terbaru memastikan jelaga dan zat yang berhubungan serta arsen dan senyawa arsenik tertentu berkaitan dengan terjadinya kanker kulit pada manusia

 

EFEK PADA RAMBUT

Kerontokan an    Kerontok

rambut dapat disebabkan oleh berbagai zat mitotik  yang digunakan dalam terapi kanker 

   Beberapa

obat yang dapat mengakibatkan kerontokan adalah kontrasepsi oral, koagulan, propranolol dan triparanol

 

EFEK PADA KELENJAR

KERINGAT

   Sumbatan

saluran salur an keringat, milisris, milisris, mungkin terjadi setelah setelah pemakaian topikal 95% fenol dan kloroform

   Atabrin

dapat menyebabkan menyebabkan anhidrosis. anhidrosis. Beberapa zat antimitotik  dan depresan SSP berlebih dapat menyebabkan menyebabkan nekrosis kel keringat

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF