Keputusan Kolektif, Keputusan Kekuasaan, Dan Konsekuensi Inovasi

November 20, 2018 | Author: Faisal Muhamad Rizal | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Keputusan Kolektif, Keputusan Kekuasaan, Dan Konsekuensi Inovasi...

Description

I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Berkem Berkemban bangny gnyaa ilmu penget pengetahu ahuan an membua membuatt tercipt terciptany anyaa penemu penemuanan penemuan baru. Penemuan tersebut bisa berupa teknologi, budaya dan sebagai sebagainy nya. a. Penemu Penemuan an baru baru terseb tersebut ut lebih lebih dikenal dikenal dengan dengan inovas inovasi. i. Inovas Inovasii tersebut akan dimulai dari timbulnya ide-ide baru sampai ide-ide tersebut dapat diterima diterima dimasyarakat. dimasyarakat. Proses pengenalan pengenalan inovasi sampai sampai diterimanya diterimanya inovasi inovasi tersebut di masyarakat sangatlah panjang dan kompleks. Inovasi yang diperkenalkan akan menimbulkan keputusan dari masyarakat apakah inovasi tersebut ditolak atau diterima. Ditolak atau diterimanya sebuah inovas inovasii sangat sangat dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh kebiasa kebiasaan, an, tingka tingkatt pendid pendidika ikan n dari dari anggot anggotaa masyarak masyarakatny atnya. a. Semaki Semakin n anggot anggotaa masyarak masyarakatn atnya ya memilik memilikii orienta orientasi si kedepa kedepan n maka semakin mudah inovasi diterima. Dalam Dalam petern peternaka akan n inovasi inovasi yang yang masuk masuk sangat sangat banyak, banyak, tetapi tetapi inovas inovasii tersebu tersebutt tidak tidak semua semua petern peternak ak menerim menerima, a, beberap beberapaa peterna peternak k memili memilih h tidak  tidak  menerima inovasi karena inovasi dianggap akan mengganggu kebiasaan turun temuru temurun. n. Selain Selain itu inovas inovasii akan akan diterim diterimaa atau atau ditolak ditolak bergan bergantun tung g juga juga pada pada kebijak kebijakan an dari dari pemerin pemerintah tah.. Kebijak Kebijakan an

pemerin pemerintah tah sangat berpengar berpengaruh uh maka maka

inovasi inovasi yang diperkenalkan diperkenalkan akan meleati meleati beberapa beberapa tahap penyeleksian. penyeleksian. Setelah inovasi tersebut masuk dalam peternak akan ada konsekuensi dari inovasi yang diter diterap apka kan n terse tersebu butt apak apakah ah berd berdam ampa pak k baik baik atau atau buru buruk. k. !leh !leh kare karena na itu itu  banyaknya inovasi yang masuk dalam dunia peternakan kita harus memahami, mengaplikasikan mengenai materi keputusan kolekti", keputusan kekuasaan, dan

1

konsekuens konsekuensii inovasi inovasi agar kita tidak terjebak atau salah menerapkan menerapkan inovasi yang akan digunakan.

1.2

Rumusan Masalah

#. $pa itu keputu keputusan san kolekti kolekti"" dan bagaimana bagaimana prosesny prosesnya% a% &. $pa itu keputu keputusan san kekuasaa kekuasaan n dan dan bagaiman bagaimanaa prosesny prosesnya% a% '. $pa itu itu keputusan keputusan konseku konsekuensi ensi inovasi inovasi dan dan bagaimana bagaimana prosesnya% prosesnya% (. Bagaimana Bagaimana hubungan hubungan materi dengan dengan kasus dalam dalam kehidu kehidupan pan masyarak masyarakat% at%

1.3

Tujuan

#. )ntuk mengetahui mengetahui pengerti pengertian an keputusan keputusan kolekti" kolekti" dan prossesnya prossesnya &. )ntuk mengetahui mengetahui pengerti pengertian an keputusan keputusan kekuasaan kekuasaan dan dan prossesnya prossesnya '. )ntuk mengetahui mengetahui pengerti pengertian an konseku konsekuensi ensi inovasi inovasi dan dan prossesny prossesnyaa (. )ntuk mengetahui mengetahui bagaima bagaimana na hubungan hubungan materi dengan dengan kasus dalam kehidupan masyarakat.

2

II PEMBAHAAN

2.1

!e"utusan !#lekt$% 

Keputusan inovasi kolekti" adalah keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang dibuat oleh individu-individu yang ada dalam sistem sosial melalui konsensus. Proses ini melibatkan lebih banyak individu. Pengambilan keputusan inovasi kolekti" ini prosesnya lebih panjang atau banyak memakan aktu. *isalnya, atas kesepakatan arga masyarakat di setiap + untuk tidak  membuang sampah di sungai, yang kemudian disahkan pada rapat antar ketua + dalam suatu ilayah +. *aka konsekuensinya semua arga + tersebut harus mentaati keputusan yang telah dibuat tersebut, alaupun mungkin secara pribadi masih ada beberapa individu yang masih merasa keberatan. Dalam tahap ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah yang diambilnya, dan menarik keputusannya sendiri jika diperoleh in"ormasi yang bertentangan dengan in"ormasi semula. !rang yang merasa didalam dirinya terdapat sesuatu yang tidak  sesuai atau tidak selaras disebut disonansi,dalam hubungannya dengan di"usi inovasi, usaha mengurangi disonansi dapat terjadi #

$pabila seseorang menyadari akan sesuatu kebutuhan dan berusaha mencari sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

&

$pabila seseorang mengetahui tentang inovasi dan bersikap menyenangi inovasi tersebut, tetapi belum memutuskan keputusan untuk menerima inovasi tersebut.

'

Setelah seseorang menetapkan menerima atau menolak inovasi tersebut.

3

2.2.1

Taha"&taha" 'alam "r#ses ke"utusan $n#(as$ k#lekt$% 

#. Stimulasi, merupakan minat ke arah kebutuhan akan ide-ide baru. &. Inisiasi, yaitu ide-ide baru ke dalam sistem sosial. '. /egitimasi, yaitu ide-ide

baru yang ditimbulkan oleh pemegang

kekuasaan.

2.2.2

Part$s$"as$ Dalam !e"utusan !#lekt$% 

Partisipasi adalah tingkat keterlibatan anggota sistem sosial dalam proses  pengambilan keputusan. ingkat partisipasi tersebut berhubungan positi" dengan kepuasan mereka terhadap keputusan inovasi kolekti". ini berarti semakin tinggi  partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan, semakin besar pula tingkat kepuasan mereka terhadap keputusan. $nggota sistem sosial lebih puas dengan keputusan kolekti" jika mereka merasa terlibat dalam pembuatan keputusan itu karena a. Dengan ikut serta dalam proses pengambilan keputusan, anggota itu mengetahui baha sebagian besar anggota dalam sistem juga ingin melaksanakan keputusan itu. 0ika seseorang anggota tahu bagaimana dukungan kelompok terhadap keputusan, dia mungkin menjadi lebih puas.  b. Keputusan untuk menerima atau menolak lebih sesuai dengan kebutuhan anggota sistem jika mereka ikut ambil bagian dalam pembuatan keputusan tersebut. c. Partisipasi yang luas memungkinkan para pemuka pendapat di dalam sistem dapat menduga apa yang diinginkan oleh sebagian besar anggota terhadap keputusan yang akan di ambil. dengan demikian posisi para

4

 pemuka pendapat lebih mantap dan para anggota terdorong untuk mentaati keputusan dengan rasa puas.

2.2.3

Pener$maan Angg#ta Terha'a" !e"utusan In#(as$ !#lekt$% 

Penerimaan anggota terhadap keputusan inovasi kolekti" berhubungan  positi" dengan tingkat partisipasi mereka, semakin banyak mereka berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan kolekti" semakin besar penerimaan mereka terhadap keputusan. Penerimaan anggota terhadap keputusan inovasi kolekti" juga  berhubungan positi" dengan kohesi anggota dengan sistem sosial. Kohesi adalah tingkat keterikatan anggota dengan sistem sosial menurut persepsinya sendiri. !rang yang merasa sangat terikat atau punya ikatan kuat dengan kelompok akan merasa lebih terdorong untuk merubah kepercayaan atau tingkah lakunya jika kelompok menginginkan. 2.2.)

Para'$gma Pengam*$lan !e"utusan In#(as$ !#lekt$% 

#. Stimulasi minat kearah kebutuhan akan ide-ide baru 1oleh stimulator2. &. Inisiasi ide-ide baru ke dalam system social 1oleh inisiator2. '. /egitimasi ide baru 1oleh pemegang kekuasaan atau legitimator2. (. Keputusan untuk melaksanakan penggunaan ide baru 1oleh anggota sistem sosial2. 3. indakan atau pelaksanaan penerapan ide baru di masyarakat 1oleh anggota sistem sosial2. a. t$mulas$

-

$da orang yang sadar baha sistem sosial membutuhkan inovasi tertentu.

5

-

$nggota sistem sosial belum anggap penting inovasi.

-

Stimulator biasanya orang dari luar sistem atau anggota sistem yang  berorientasi ke luar.

-

Stimulator lebih kosmopolit.

-

Keahlian stimulator terletak pada kompetensinya mengenai inovasi dan berorientasi pada pesan.

*. In$s$at#r

-

Ide baru mulai diperhatikan oleh anggota sistem sosial dan disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

-

Inisiator membuat rancangan penggunaan inovasi dalam sistem sosial dengan menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

-

Inisiator lebih mengenal liku-liku sistem dan berorientasi pada sistem 1penerima pesan inovasi2.

-

$ntara inisiator dan stimulator harus ada jalinan komunikasi yang baik  1dalam beberapa kasus stimulator bertindak pula sebagai inisiator2.

+. Leg$t$mas$

-

Inovasi disetujui oleh orang-orang yang secara in"ormal meakili sistem sosial dalam norma-norma dan nilai-nilainya dan dalam kekuasaan sosial yang mereka miliki.

-

Peranan legitimator sebagai penyaring ide yang akan dikukuhkan#.

-

Kecepatan adopsi inovasi kolekti" berhubungan positi" dengan tingkat keterlibatan legitimator sistem sosial itu dalam proses pengambilan keputusan.

6

-

Status sosial legitimator lebih tinggi daripada anggota sosial lainnya.

'. Part$s$"as$

-

ingkat keterlibatan anggota sistem sosial dalam proses pengambilan keputusan.

-

arga masyarakat mengambil keputusan untuk bertindak 1menerima atau menolak inovasi2 bisa melalui re"erendum, pengajuan petisi, rapat umum atau dengar pendapat, dsb.

2.2

!e"utusan !ekuasaan

Keputusan kekuasaan adalah keputusan yang dihasilkan oleh organisasi "ormal misalnya birokrasi pemerintahan, pabrik, sekolah dan sebagainya. Proses ini menyangkut penyebaran suatu inovasi ke dalam suatu organisasi "ormal yang menyebabkan terjadinya

perubahan

pada

organisasi

tersebut.

Keputusan

kekuasaan adalah tekanan terhdap seseorang oleh orang lain yang berada dalam  posisi atasan. Seseorang 1unit adopsi2 diperintah oleh seseorang yang lebih tinggi kekuasaannya untuk menerima atau menolak inovasi. Di sini seseorang tidak lagi  bebas menentukan pilihannya dalam proses keputusan inovasi. 0adi struktur  kekuasaan sistem sosial berpengaruh terhadap seseorang agar ia mengikuti keputusan yang telah diambil oleh atasan. a. Penerimaan anggota terhadap keputusan inovasi kolekti" berhubungan  positi" dengan partisipasi dan dengan kohesi anggota dengan sistem sosial.  b. Kohesi adalah tingkat keterikatan anggota dengan sistem sosial menurut  persepsinya sendiri.

7

$da dua macam unit yang terlibat dalam proses keputusan kekuasaan, yaitu  a. )nit adopsi, yakni seseorang, kelompok atau unit yang mengadopsi inovasi.  b.

)nit pengambil keputusan, yakni seseorang, kelompok atau unit yang  posisi kekuasaannya lebih tinngi dari unit adopsi dan yang membuat keputusan akhir apakah unit adopsi harus menerima atau menolak  inovasi.

2.2.1

Para'$gma Pengam*$lan !e"utusan In#(as$ !ekuasaan

erdiri dari dua tahap4"ase dalam pengambilan keputusan inovasi kekuasaan, yaitu #. 5ase pembuat keputusan -

Pengenalan kebutuhan untuk berubah dan inovasi.

-

Persuasi dan penilaian terhadap inovasi oleh unit pengambilan keputusan.

-

Keputusan berupa penerimaan atau penolakan oleh unit pengambilan keputusa.

&. 5ase implementasi keputusan -

Komunikasi keputusan kepada unit-unit adopsi dalam organisasi

-

indakan atau implementasi keputusan pengadopsian atau penolakan inovasi oleh unit adopsi.

8

2.2.2

,$r$&+$r$ -ang mem*e'akan ke"utusan kekuasaan 'engan *entuk ke"utusan la$nn-a

#. Seseorang tidak bebas menentukan pilihannya dalam menerima atau menolak inovasi. &. Pembuatan keputusan dan pengadopsiannya dilakukan oleh orang atau unit yang berbeda. '. )nit pengambil keputusan menduduki posisi kekuasaan lebih tinggi dalam sisitem sosial daripada unit adopsi. (. Karena hubungan hirarkhis, unit pengambil keputusan dapat memaksa unit adopsi untuk neyesuaikan diri dengan keputusan. 3. Keputusan inovasi kekuasaan lebih sering terjadi dalam organisasi "ormal.

2.2.3

Pr#ses !e"utusan !ekuasaan a. Taha" Pengenalan

Ini merupakan tahap paling penting dalam proses keputusan kekuasaan. Pada tahap ini pengambil keputusan mengetahui adanya inovasi. Pengenalan terhadap suatu inovasi itu mungkin karena dikomunikasikan oleh baahan kepada atasan. Baahan kemudian menunggu persetujuan resmi dari unit  pengambil keputusan. )nit pengambil keputusan juga dapat memperoleh  pengetahuan mengenai inovasi dari sumber di luar orgnisasi seperti konsultan yang memainkan peranan yang menentukan dalam membangkitkan kebutuhan untuk berubah dalam sistem "ormal. -

)nit pengambilan keputusan mengetahui adanya inovasi 1bisa karena in"ormasi dari baahan atau arus inovasi ke atas2.

9

-

Penyaringan in"ormasi ke atas sering terjadi pada organisasi yang otokratis.

-

Sumber-sumber luar dapat menjadi katalis bagi perubahan organisasi "ormal.

*. Persuas$

ahap persuasi ditandai dengan pencarian in"ormasi lebih banyak lagi termasuk penilaian terhadap biaya, kelayakan, kemungkinan pelaksanaan, dan sebagainya yang hakikatnya pada tahap ini organisasi sedang mengadakan suatu percobaan hipotetis. 0ika dapat menaksir lebih tepat konsekuensi-konsekuensi inovasi, maka akan dapat lebih baik dalam memutuskan manakah inovasi yang akan diambil dan mana yang akan dibuang. -

Ditandai dengan pencarian in"ormasi lebih banyak termasuk penilaian terhadap biaya, kelayakan dan kemungkinan pelaksanannya

-

/ambatnya organisasi menerima inovasi karena keuntungan ekonomis atau psikologis tidak segera tampak dan data hasil adopsi sulit dicari.

+. !e"utusan

Setelah unit mengambil keputusan mencari tahu lebih jauh mengenai inovasi itu dan telah menilainya berdasarkan kemam"aatan yang tampak, kelayakannya dan konsekuensi- konsekuensi yang diharapkan, pada tahap ini unit menetapkan untuk menerima atau menolak inovasi itu.

10

'. !#mun$kas$

ahap komunikasi merupakan suatu tahap yang menentukan, karena  pengadopsian atau penolakan suatu inovasi tidak dapat dilaksanakan sebelum ada perintah kepada unit adopsi untuk melaksanakannya. -

Keputusan unit untuk menerima atau menolak inovasi

-

)nsur yang terpenting adalah tingkat partisipasi unit adopsi dalam  pembuatan keputusan

-

Penerimaan seseorang terhadap keputusan kekuasaan berhubungan  positi" dengan partisipasinya dalam pembuatan keputusan

-

Penyampaian keputusan unit yang telah memilih alternati" inovasi yang diterima kepada baahan

-

In"ormasi harus dioperasikan melalui arus turun dari atasan ke  baahan mengikuti pola kekuasaan dalam posisi hirarkhi unit adopsi

-

Dalam organisasi yang otritati" pesan-pesan ke baah diterima dengan  penuh kecurigaan, kesalahpahaman, dan penolakan

-

Dalam organisasi yang partisipati" komunikasi ke baah lebih mudah diterima

e. T$n'akan

6ang dimaksud tindakan dalam hal ini yaitu tahap dimana penggunaan inovasi

mulai dilaksanakan oleh unit adopsi juga merupakan tahap akhir 

dalam keputusan inovasi kekuasaan. Pada tahap ini akan tampak jelas konsekuensi yang berupa tingkah laku baik itu menyenangkan maupun mengeceakan.

11

Seiring dengan berjalannya aktu, ada kecenderungan seseorang untuk  merubah sikap mereka 1suka atau tidak suka2 yang tidak cocok dengan tindakan yang dituntut oleh organisasi atau melanjutkan pengadopsian atau  penolakan inovasi tetapi menyeleengkan atau merubah inovasi itu sedemikian rupa sehingga cocok dengan sikap mereka. Kecenderungan yang terakhir ini seseorang tetap mempertahankan sikapnya semula. &

ahap di mana pengguanaan inovasi oleh unit pengadopsi mulai dilaksanakan. $kan tampak tingkah laku disonan dan konsonan

&

Disonansi inovasi ketidakcocokan sikap anggota terhadap inovasi 1menerima atau menolak inovasi2 yang dituntu oleh unit pengambilan keputusan

&

Konsonan sikap anggota yang selaras dengan tuntutan atasan

&

Dalam keputusan inpovasi kekuasaan ada situasi kompliansi seseorang menerima pengaruh orang lain, mau mengikuti orang lain, karena mengharapkan memperoleh imbalan dari orang tersebut.

12

Alur Pr#ses !e"utusan !ekuasaan #. P78978$/$8 tentang untuk berubah dan inovasi.

kebutuhan

&. P7+S)$SI dan penilaian terhadap inovasi oleh unit pengambilan keputusan.

5ase pembuatan keputusan

'. K7P))S$8 berupa penerimaan atau  penolakan inovasi oleh unit pengambil keputusan

(. K!*)8IK$SI keputusan kepada unitunit adopsi dalam organisasi

3. I8D$K$8 atau impelementasi keputusan pengadopsian atau penolakan inovasi oleh unit adopsi

2.2.)

5ase implementasi keputusan

Pen'ekatan 'alam Peru*ahan rgan$sas$#nal

a. Konsekuensi

dari keputusan

inovasi

kekuasaan

adalah terjadinya

 perubahan pada organisasi "ormal yang bersangkutan  b. $da dua pendekatan yang berbeda -

!toritati" 1instruksi2 keputusan dibuat oleh penguasa secara sepihak. Biasa dibuat oleh pucuk pimpinan

-

Partisipati" di mana terdapat interaksi dua arah antara pihak eksekuti"  yang memprakarsai perubahan dengan orang-orang yang terkena  perubahan. Kekuasaan untuk membuat keputusan dialokasi kepada  pihak yang terlibat dalam perubahan organisasional sesuai dengan level

13

dalam struktur organisasi, yang berarti disini ada pendelegasian eenang, tidak terpusat pada pimpinan tertinggi.

3.1

!#nsekuens$ In#(as$

Konsekuensi inovasi adalah suatu dampak yang mengikuti proses adopsi suatu inovasi 1Puranto, &:::2. Dalam mempekirakan konsekuensi atau akibat dari inovasi adalah pekerjaan sulit. Ide-ide baru di masyarakat seringkali diterima  berdasar kepercayaan atau keyakinan bukannya berdasarkan alasan-alasan rasional atas dasar pertimbangan tentang konsekuensinya. $kibatnya telah dapat diduga, baha alaupun banyak inovasi dalam berbagai bidang telah diupayakan, tetapi hanya sedikit terjadi perubahan. Banyak ide-ide baru yang dipromosikan dan diadopsi, tetapi pembaharuan atau perbaikan di berbagai bidang tetap belum nampak hasilnya. Banyak inovasi di masyarakat memilki tingkat keuntungan relati" yang rendah. *eskipun inovasi demikian diadopsi oleh banyak orang, namun kemudian ditinggalkan. Penyebarluasan inovasi biasanya didasarkan asumsi baha konsekuensi atau akibat inovasi itu akan positi". Para agen pembaharuan berasumsi baha inovasi itu merupakan kebutuhan klien atau masyarakat, oleh karena itu  penyebarluasan atau diseminasinya dianggap sebagai hal yang ajar, dan ia menaruh harapan baha di"usinya akan berhasil. Perubahan-perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai hasil dari adopsi atau penolakan inovasi. #. Konsekuensi "ungsional 1yang diinginkan2 ; konsekuensi "ungsional 1tidak  diinginkan2 &. Konsekuensi langsung ; konsekuensi tidak langsung

14

'. Konsekuensi yang tampak 1mani"est ; konsekuensi yang tidak tampak  1latent2 $gen pembaharu dan pengambilan keputusan inovasi perlu tahu tentang unsur-unsur pokok inovasi #. Bentuk inovasi sesuatu yang dapat diamati langsung dalam penampilan "isik  &. 5ungsi inovasi kegunaan suatu inovasi '. *akna inovasi persepsi anggota-anggota sistem sosial terhadap inovasi.

anggung jaab atas konsekuensi inovasi #. Pengambilan keputusan harus jeli terhadap inovasi yang akan disampaikan &. $gen pembaharu perlu memberikan masukan yang sebanyak mungkin kepada pengambil keputusan '. $nggota masyarakat harus peka terhadap inovasi yang diberikan.

2.3.1

!las$%$kas$ !#nsekuens$ In#(as$

Konsekuensi adalah perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai akibat dari mengadopsi atau menolak suatu inovasi. erdapat tiga klasi"ikasi dari konsekuensi, masing-masing klasi"ikasi tersebut merupakan suatu kontinum yang memiliki dua kutub berlaanan. Klasi"ikasi berbagai konsekuensi inovasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut  #. Konsekuensi diharapkan dan tidak diharapkan Konsekuensi yang diharapkan adalah suatu inovasi mempunyai pengaruh "ungsional sesuai dengan keinginan individu atau sistem sosial. Sedangkan

15

konsekuensi yang tidak diharapkan adalah suatu dampak yang timbul padahal hal tersebut tidak dikehendaki. Konsekuensi "ungsional adalah akibat-akibat dari penyebaran suatu inovasi dalam suatu sistem sosial yang sesuai dengan keinginan dari  pengadopsi. $kibat-akibat itu memiliki konotasi yang positi". Sebaliknya konsekuensi dis"ungsional adalah akibat-akibat dari pengadopsian inovasi yang tidak diinginkan oleh pengadopsi. &. Konsekuensi langsung dan tidak langsung Konsekuensi langsung adalah suatu inovasi mempunyai pengaruh yang segera terhadap individu atau suatu sistem sosial, sedangkan konsekuensi tidak langsung adalah inovasi yang memberikan pengaruh yang tidak  segera.Konsekuensi

langsung

suatu

inovasi

menghasilkan

perubahan-

 perubahan sistem sosial yang terjadi sebagai respon segera penyebaran suatu inovasi. Konsekuensi tidak langsung adalah perubahan-perubahan dalam sistem sosial yang terjadi sebagai hasil konsekuensi langsung suatu inovasi yang masih memerlukan upaya tambahan dan prosesnya masih memerlukan aktu yang lebih lama. Konsekuensi langsung sebuah inovasi merupakan perubahan pada individu atau sistem sosial yang terjadi secara langsung dari sebuah inovasi. Sedangan konsekuensi atau akibat tidak langsung merupakan perubahan pada individu atau sistem sosial yang terjadi sebagai hasil dari konsekuensi langsung suatu inovasi.

16

'. Konsekuensi diantisipasi dan tidak diantisipasi Konsekuensi yang diantisipasi adalah konsekuensi yang telah diperkirakan sebelumnya, sedangkan konsekuensi yang tidak diantisipasi adalah dampak  ikutan yang muncul kemudian setelah adopsi atau menolak inovasi. Konsekuensi yang tidak diantisipasi bisa bersi"at positi", bisa pula bersi"at negati". Konsekuensi ini juga disebut sebagai konsekuensi yang nampak dan yang latent. Konsekuensi yang nampak adalah perubahan-perubahan yang terlihat dan dikehendaki oleh anggota sistem sosial yang mengadopsi suatu inovasi.
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF