Kep DJM No. 21K-38-DJM-1999 Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Pemeriksaan Teknis Atas Konstruksi Platform Yang Dipergunakan Dalam Usaha Migas
January 11, 2017 | Author: Rendhatya Padmodwiputra | Category: N/A
Short Description
Summary -...
Description
KEP. DJM No. 21K/38/DJM/1999 Ttg Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Pemeriksaan Teknis Atas Konstruksi Platform Yang Dipergunakan Dalam Usaha Migas Pasal 1 Yang dimaksud dengan : 1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
8.
Platform adalah setiap bangunan di atas atau di bawah air yang dipasang secara tetap dan digunakan untuk operasi migas di lepas pantai SKKP adalah persetujuan yang diberikan Dirjen atas operasi atau penggunaan Platform setelah dilakukan pemeriksaan teknis, yang berupa SKKP Dirjen adalah Dirjen Migas Direktur adalah Direktur Pertambangan Migas Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) adalah Kepala Inspeksi Tambang Migas Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) adalah pejabat Ditjen yang diangkat oleh Dirjen Perusahaan adalah Pertamina, Kontraktor Kontrak Production Sharing, Technical Assistance Contract, Joint Operating Body dan mitra kerja Pertamina lain dalam usaha Migas Pihak ketiga adalah PJIT bidang pertambangan Migas yang telah mendapatkan penunjukan Dirjen
Ayat 1. Pemeriksaan teknis wajib dilaksanakan terhadap konstruksi platform Ayat 2. Pemeriksaan : Akan dipasang atau didirikan Sedang dipasang atau didirikan Telah dipasang atau didirikan
Pasal 3 Ayat 1. Pemeriksaan teknis Platform dilaksanakan oleh PIT dan atau PJIT Ayat 2. Tatacara pemeriksaan teknis ada di lampiran Pasal 4 Setelah Platform diperiksa teknis, diberikan SKKP oleh Dirjen Pasal 5 Ayat 1. PJIT yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan teknis permulaan Platform dapat melaksanakan pemeriksaan teknis berkala terhadap platform tersebut selama masa SKKP Ayat 2. Untuk pemeriksaan teknis dilaksanakan oleh Pihak Ketiga lain
Pasal 6 Pemeriksaan khusus dan penilaian ulang wajib dilaksanakan setelah batas umur yang ditetapkan terhadap platform telah dilampaui Pasal 7
Pasal 2
a. b. c.
menyeluruh, termasuk analisa inplace, kelelahan bahan, gempa dan getaran
berikutnya,
dapat
Ayat 3. Pemeriksaan teknis dapat dilaksanakan oleh pihak ketiga lain sebelum masa berlaku SKKP habis dalam hal terjadi perubahan yang memerlukan penilaian perencanaan ulang
Besarnya biaya pemeriksaan teknis Platform yang dilaksanakan oleh PJIT ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar tenaga kerja bidang migas Pasal 8 Dalam jangka waktu 3 bulan sejak berlakunya Kep Dirjen ini, perusahaan yang telah memiliki platform/beroperasi dan belum melakukan pemeriksaan teknis wajib mengajukan permohonan pemeriksaan teknis kepada Dirjen Migas cq. DMTS Pasal 9 Apabila terjadi kekurangan pada platform setalah diperiksa, maka perusahaan wajib mengadakan perbaikan atau perubahan sehingga konstruksi platform sesuai
LAMPIRAN I.
PEMERIKSAAN PERMULAAN A. PENILAIAN PERENCANAAN 1. Penelaahan data : a. Umur rencana, lokasi dan orientasi platform b. Data lingkungan : Kedalaman air laut, variasi pasang surut dan ketinggian gelombang Perioda atau spectra laut, frekuensi kejadian dan arah, metoda statistic yang digunakan untuk perkiraan jangka panjang serta sumber2 data dasarnya untuk memperkirakan kondisi gelombang air laut Kondisi angin meliputi kecepatan, arah, varian ketinggian, metoda statistic yang digunakan untuk perkiraan jangka panjang serta sumber2 data dasarnya Varian kecepatan arus terhadap kedalaman laut Hasil evaluasi Gempa : Sumber2 gempa dan faktor2 lain yang perlu dipertimbangkan antara lain jarak lokasi terhadap patahan (fault) dan kondisi tanah Perkiraan akselerasi tanah efektif di lokasi dan interval pengulangannya Response spectra dan damping ratio yang direkomendasikan untuk perencanaan konstruksi Hasil penyelidikan tanah: Penelitian dasar laut berupa data topografi, hambatan, profil geofisik dan geologi di lokasi Metoda pengambilan contoh tanah dan pengujiannya di lokasi maupun di lab Perkiraan shear strength dari tiap lapisan, berat jenis, skin friction, end bearing, kapasitas pile, dan perkiraan beban defleksi Perkiraan dan rekomendasi pemancangan pondasi c. Gambar perencanaan konstruksi: Elevasi dan plan untuk jacket dan deck Sambungan las dan detail sambungan Detail mudmat Pile dan conductor make-up dan detail Elevasi dan detail untuk jembatan Denah corrosion protection Rencana lifting, launching, dan upending Struktur pelengkap (appurtenances, walkway, handrail, stairway, boatlanding, helideck, dll) Detail hubungan jacket ke pile dan pile ke kaki deck Rencana framing dan plating untuk deck Lokasi dan berat peralatan di atas deck Detail deck Load out dan rencana seafastening
d.
Spesifikasi perencanaan termasuk material yang digunakan, prosedur las dan kualifikasi prosedur las e. Perhitungan perencanaa platform meliputi : Pertumbuhan binatang dan tumbuhtumbuhan laut, batasan korosi dan penggerusan yang diizinkan Program computer dan metoda yang digunakan Data pembebanan terinci termasuk kondisi beban mati, beban hidup, beban lingkungan dan beban gempa yang digunakan Analisa perencanaan meliputi: Plot model konstruksi Perhitungan beban Perhitungan kapasitas pondasi dan responnya Batasan air gap Analisa kekuatan inplace Analisa kelelahan bahan (fatigue) Analisa respon dinamik dan frekuensi pribadi (natural frequency) Analisa kekuatan konstruksi akibat gempa Analisa konstruksi jembatan Analisa corrosion protection Evaluasi kelemahan konstruksi terhadap dynamic amplification, dll Analisa transportasi dan instalasi 2. Analisa independen: a. Kekuatan konstruksi b. Kelelahan bahan (fatigue) c. Kekuatan konstruksi akibat gempa B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan selama fabrikasi: a. Dokumentasi quality assurance dan quality control, termasuk struktur organisasi serta pelaksanaannya b. Shop atau field fabrication drawing c. Material yang akan digunakan terhadap sertifikat mill d. Spesifikasi prosedur las dan rekaman kualifikasi prosedur serta consumable las e. Catatan kualifikasi untuk kerja juru/operator las f. Prosedur uji tidak merusak dan kualifikasi personilnya g. Rencana urutan fabrikasi dan pelaksanaannya h. Perubahan struktur dan penggantian material, jika ada i. Ukuran, berat dan komposisi kimia dari anode terhadap sertifikat anode j. Detail rencana pemeriksaan las (weld inspection plan), persiapan pengelasan, hasil pengelasan, hasil uji tidak merusak, dimensi akhir k. Load out, seafastening, flood valve, relief valve, system ballast 2. Pemeriksaan selama instalasi: a. Spesifikasi dan prosedur instalasi
b.
C.
II.
Spesifikasi prosedur las dan rekaman kualifikasi prosedur las serta consumable las c. Catatan kualifikasi untuk kerja juru/operator las d. Prosedur uji tidak merusak dan kualifikasi personilnya e. Data peralatan dan prosedur pemancangan pondasi, injection dan jetting jika diperlukan f. Prosedur grouting dan uji grout, jika diperlukan g. Kondisi konstruksi pada saat tiba di lokasi lepas pantai terhadap kerusakan selama towing, flood valve dan relief valve, sling make-up, pelepasan seafastening dll h. Lifting/launching, upending dan operasi pemasangan jacket i. Pile stabbing, hasil las, uji tidak merusak dan perhitungan pukulan selama pemancangan serta hasil akhir penetrasi j. Catatan jumlah pukulan selama pemancangan, termasuk hasil uji redrive jika diperlukan k. Hasil pengukuran elevasi soil plug termasuk kedalaman permukaan air didalam pondasi setelah pemancangan l. Leveling jacket dan pengukuran akhir elevasi m. Koordinat platform setelah instalasi n. Persiapan pengelasan, hasil las dan uji tidak merusak dari crown atau shim plate o. Lifting, persiapan, pengelasan, hasil las dan uji tidak merusak dari kaki deck serta hasil akhir dari elevasi dan leveling p. Pemasangan jembatan PELAPORAN Menyusun seluruh hasil pemeriksaan teknis berbentuk dokumen untuk diserahkan ke DMT sebagai bahan evaluasi untuk penerbitan SKKP
PEMERIKSAAN BERKALA A. PEMERIKSAAN KECIL 1. PEMERIKSAAN DIATAS AIR a. Pemeriksaan visual kondisi struktur diatas air terhadap korosi, kerusakan, perubahan tata letak struktur atau sesuatu yang mempengaruhi integritas struktur meliputi : Member-member jacket, mulai dari splash zone sampai elevasi paling atas (top of jacket elevation) yaitu : kaki jacket, batang horizontal, batang diagonal, pelat shim/crown dan lasan pada sambungan T-KY, sambungan2 butt serta pelat shim/crown Member-member setiap deck yaitu : kaki deck, girder, beam, batang horizontal, batang diagonal dan lasan yang ada pada kaki deck, girder, batang horizontal, batang diagonal
-
Crane pedestal, boat landing, fender, barge bumper, caisson, conductor, riser dan riser clamp b. Pemeriksaan tata letak peralatan yang terpasang berdasarkan gambar as built revisi terakhir, meliputi : peralatan bejana tekan, peralatan putar, peralatan listrik, bangunan2 seperti MCC/ruang battery, tata letak riser, caisson, conductor dan peralatan lain yang dapat mempengaruhi integritas struktur 2. PEMERIKSAAN DAERAH SPLASH ZONE a. Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system perlindungan korosi, dilaksanakan dari atas air dengan cara menjatuhkan probe dari alat ukur tersebut pada masing2 kaki jacket sampai kedalaman min 25 ft b. Pemeriksaan ketebalan struktur c. Pemeriksaan sampah logam (metal debris) B. PEMERIKSAAN BESAR 1. PEMERIKSAAN ATAS AIR a. Pemeriksaan visual kondisi struktur atas air terhadap korosi, kerusakan, perubahan tata letak peralatan atau sesuatu yang mempengaruhi integritas struktur, meliputi : Member-member jacket, mulai dari splash zone sampai elevasi paling atas (top of jacket elevation) yaitu : kaki jacket, batang horizontal, batang diagonal, pelat shim/crown dan lasan pada sambungan T-KY, sambungan-sambungan butt serta pelat shim/crown Member-member setiap deck yaitu kaki deck, girder, beam, batang horizontal, batang diagonal dan lasan yang ada pada kaki deck, girder, batang horizontal dan batang diagonal Crane pedestal, boat landing, fender, barge bumper, caisson, conductor, riser dan riser clamp b. Pemeriksaan tata letak peralatan yang terpasang berdasarkan gambar as built revisi terakhir, meliputi : peralatan bejana tekan, peralatan putar, peralatan listrik, bangunan2 seperti MCC/ruang battery, tata letak riser, caisson, conductor dan peralatan lain yang dapat mempengaruhi integritas struktur 2. PEMERIKSAAN BAWAH AIR Pemeriksaan struktur bawah air, dari splash zone sampai dasar laut, meliputi : a. Pemeriksaan struktur bawah air dengan menggunakan video untuk memeriksa integritas struktur, meliputi : kaki jacket, batang horizontal, batang diagonal, riser clamp, lengkungan riser, conductor dan anode b. Pemeriksaan, pencatatan dan pembuatan sketsa pada erosi di sekitar kaki jacket, batang2 horizontal dan lengkungan riser di dasar laut sampai sekitar radius 20 ft dari jacket c. Pemeriksaan, pencatatan dan pembuatan sketsa dari sampah yang melekat pada konstruksi platform dan sekitarnya sampai radius 20 ft
d.
Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system perlindungan korosi, dilakukan pada bagian luar seluruh kaki jacket di daerah splash zone dan semua elevasi horizontal yang ada pada jacket (sambungan T-K-Y) sampai dasar laut termasuk perhitungan jumlah anode e. Pemeriksaan, pemotretan, dan pengukuran pertumbuhan tumbuhan laut, paling tidak dilakukan pada 1 kaki jacket untuk platform yang mempunyai max 4 kaki dan paling tidak 2 kaki untuk platform yang mempunya kaki lebih dari 4. Pengukuran dilakukan setiap 5 ft, dari permukaan laut sampai kedalaman (-) 25 ft dan pengukuran setiap 15 ft untuk kedalaman selebihnya f. Pemeriksaan baut2 dari riser clamp terhadap kerusakan atau berkurangnya kekencangan baut2, dilakukan sampai dasar laut g. Pengukuran tebal dilakukan paling tidak pada 1 kaki setiap platform yaitu pada daerah splash zone, setiap titik elevasi horizontal (T-K-Y), bagian tengah kaki diantara 2 elevasi horizontal C. PEMERIKSAAN LENGKAP 1. PEMERIKSAAN ATAS AIR a. Pemeriksaan visual kondisi struktur atas air terhadap korosi, kerusakan, perubahan tata letak peralatan atau sesuatu yang mempengaruhi integritas struktur, meliputi : Member2 jacket, mulai dari splash zone sampai elevasi paling atas (top of jacket elevation) yaitu : kaki jacket, batang horizontal, batang diagonal, pelat shim/crown dan lasan pada sambungan T-KY, sambungan2 butt serta pelat shim/crown Member2 setiap deck yaitu kaki deck, girder, beam, batang horizontal, batang diagonal dan lasan yang ada pada kaki deck, girder, batang horizontal dan batang diagonal Crane pedestal, boat landing, fender, barge bumper, caisson, conductor, riser dan riser clamp b. Pemeriksaan tata letak peralatan yang terpasang berdasarkan gambar as built revisi terakhir, meliputi : peralatan bejana tekan, peralatan putar, perlatan listrik, bangunan2 seperti MCC/ruang battery, tata letak riser, caisson, conductor dan peralatan lain yang dapat mempengaruhi integritas struktur 2. PEMERIKSAAN BAWAH AIR Pemeriksaan struktur dibawah air, dari splash zone sampai dasar laut, meliputi : a. Pemeriksaan struktur bawah air dengan menggunakan video untuk memeriksa integritas struktur, meliputi : kaki jacket, batang horizontal, batang diagonal, riser clamp, lengkungan riser, conductor dan anode b. Pemeriksaan, pencatatan dan pembuatan sketsa pada erosi disekitar kaki jacket, batang2 horizontal dan lengkungan riser di dasar laut sampai radius 20 ft dari jacket c. Pemeriksaan, pencatatan, dan pembuatan sketsa dari sampah yang melekat pada platform dan sekitarnya sampai radius 20 ft
d.
Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system perlindungan korosi, dilakukan pada bagian luar seluruh kaki jacket di daerah splash zone dan semua elevasi horizontal yang ada pada jacket (T-K-Y joints) sampai dasar laut, termasuk perhitungan jumlah anode e. Pemeriksaan, pemotretan, dan pengukuran pertumbuhan laut, paling tidak dilakukan pada 1 kaki jacket untuk platform yang mempunyai max 4 kaki dan paling tidak 2 kaki untuk platform yang mempunyai kaki lebih dari 4. Pengukuran dilakukan setiap 5 ft dari permukaan laut sampai kedalaman (-) 25 ft dan pengukuran setiap 15 ft untuk kedalaman selebihnya f. Pemeriksaan baut2 dari riser clamp terhadap kerusakan atau berkurangnya kekencangan baut2, dilakukan sampai dasar laut g. Pengukuran tebal dilakukan paling tidak pada 1 kaki setiap platform yaitu pada daerah splash zone, setiap titik elevasi horizontal (T-K-Y joint), bagian tengah kaki diantara 2 elevasi horizontal h. Pemeriksaan Magnetic Particle Inspection (MPI) dilakukan pada : Sambungan2 yang ditentukan oleh penilaian perencanaan karena mengalami tegangan berlebihan Sambungan2 yang ditentukan dalam penilaian perencanaan karena mempunyai umur kelelahan yang rendah, dan telah terlampaui Sambungan pada bagian struktur yang mengalami kerusakan D. PELAPORAN Menyusun seluruh hasil pemeriksaan teknis berbentuk dokumen kepada Direktur sebagai dasar evaluasi penertiban SKKP III. PEMERIKSAAN KHUSUS A. Pemeriksaan khusus sesegera mungkin dilakukan bila : 1. Kejadian alam (gempa bumi, angin rebut, dll) yang terjadi diperkirakan mempengaruhi integritas struktur 2. Setelah adanya beberapa kejadian pembebanan seperti, benturan kapal yang mempengaruhi integritas struktur 3. Platform mengalami perbaikan pada bagian yang dapat mempengaruhi integritas struktur 4. Berakhirnya umur perencanaan platform B. PELAPORAN Menyusun seluruh hasil pemeriksaan teknis berbentuk dokumen kepada Direktur sebagai dasar evaluasi untuk menentukan tetap berlakunya SKKP lama atau menerbitkan SKKP baru.
View more...
Comments