KEMI Cinta Kebebasan Yang Tersesat - Res
January 8, 2019 | Author: rafi | Category: N/A
Short Description
kemi...
Description
RESENSI BUKU, 2010 KEMI: CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT Ali Rama Mahasiswa s2 International Interna tional Islamic University Malaysia (IIUM)
Di akhir abad ke 20 M, Umat Islam dikejutkan dengan dengan fenomena baru dalam pemikiran pemikiran Islam. Gelongan yang memperkenalkan memperkenalkan diri sebagai Islam Liberal telah menggemparkan dunia dunia Islam dengan isu-isu yang kontroversial dan ide-ide yang berani berlawanan dangen mainstream umat Islam. Gerakan Islam Liberal cukup laku dan populer di Indonesia. Ciri khas pemikiran Islam liberal adalah menolak absolutisme agama, lebih mengedepankan metodologi relativisme dalam menafsirkan agama dan cenderung “fanatik” terhadap pemikir -pemikir pemikir -pemikir orientalis-kristian. Perkembangan pemikiran pemikiran islam liberal di tanah tanah air sudah cukup menghawatirkan. menghawatirkan. Setelah mereka sukses “mengkampanyekan” pemikiran -pemikiran liberal mereka di kalangan mahasiswa mahasiswa di kampus, mereka mereka mulai memasuki gerbang gerbang pesantren pesantren yang selama selama ini dijadikan dijadikan basis oleh umat islam islam untuk mendalami ilmu agama. Para “agent” pemikir islam liberal masuk ke dunia pesantren melalui berbagai bentuk pelatihan sekaligus menjadi sarana mencari “bibit unggul” untuk dijadikan proyek kaderisasi atas gerakan mereka. Novel “KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat” karya Dr. Adian Husaini berisi dialog seru tentang pemikiran Islam. Novel ini mengungkap lika-liku pemikiran dan kondisi kondisi kejiwaan sejumlah aktivis liberal yang belum pernah terungkap dalam karya-karya fiksi sebelumnya. Dr. Adian Husaini merupakan salah satu tokoh di tanah air yang konsen dalam counter argument terhadap gerakan islam liberal. Novel unik ini merupakan karya terbaru beliau yang kemasannya agak berbeda dibandingkan buku-buku beliau sebelumya, tapi tujuannya sama, yaitu mengungkap “ilusi intelektualisme” pemikiran islam liberal . “Novel Kemi” berkisah tentang dua orang santri cerdas yang bersahabat semenjak menimba ilmu di pondok pesantren. Mereka harus berpisah jalan demi mencari pengalaman hidup baru di luar luar pesantr pesantren. en. Kemi (Ahmad (Ahmad Sukaimi) Sukaimi),, santri santri pertama, pertama, seorang seorang santri santri cerdas cerdas yang memutuskan meninggalkan pesantren dan menjadi aktivis liberal. Angan-angan kebebasan telah menjebaknya dalam paham liberalisme. Paham liberalisme telah melunturkan kepribadiannya sebagai seorang santri yang taat dalam beragama, ia mengkhianati ilmu dan amanah yang telah diajarkan oleh Kyainya. Ujugnya, ia terjerat dalam sindikat makelar proyek liberalisasi di Indonesia yang hampir merenggut nyawanya. Rahmat, santri kedua, santri cerdas dan tampan. Ia dipersiapkan oleh Kyai Aminudin Rois “angan -angan” kebebasan faham liberalisme dan untuk menyelamatkan menyelamatkan Kemi dari “anganmembawanya pulang pulang ke pesantren. Perjuangan menyelamatkan menyelamatkan Kemi dari kesesatan faham liberalisme, Rahmat berhasil mematahkan setiap argumentasi Kemi tentang pemikiran islam liberal. Ia juga berhasil berhasi l “mengobrak -abrik” pemikiran tokoh -tokoh pemikir islam liberal yang selama ini di idolakan oleh oleh Kemi. Prof. Malikan, rektor Institut Studi Lintas Agama, tempat tempat Rahmat dan Kemi kuliah, adalah salah satu tokoh liberal yang dipermalukan oleh Rahmat di ruang kelas di hadapan hadapan para mahasiswany mahasiswanya. a. Rahmat juga juga berhasil menyadar menyadarkan kan Kyai Dulpikar, seorang Kyai liberal terkenal terkenal di Jawa Barat, di hadapan para peserta peserta seminar. Sang Kyai liberal harus bertekuk-lutut dan menyadari kesesatan pemikirannya di hadapan seorang cantri cantri cerd cerdas as bernam bernamaa Rahmat Rahmat.. Dan akhirn akhirnya ya sang sang Kyai Kyai wafat wafat di ruang ruang semi seminar nar akibat akibat serangan jantung setelah ditaklukkan ditaklukkan oleh Rahmat. Kecerdasan, ketampanan ketampanan dan pesona kesalehan Rahmat membuat seorang aktivis gender, Siti, putri Kyai terkenal di Banten sadar dan bertobat dari angan-angan angan-angan liberalisme. Ia memtuskan untuk untuk kembali ke pesantren pesantren supaya tidak ada lagi santri yang mengikuti jejaknya.
RESENSI BUKU, 2010 Kecintaan Siti dan Rahmat pada dunia pendidikan mengantar mereka pada keputusan pahit: sepakat untuk berpisah dan dan tidak mengikatkan mengikatkan diri diri dalam satu tali pernikahan, pernikahan, meskipun mreka saling mencintai. Jika kita membaca keseluruhan isi novel ini, sebenarnya novel ini bisa menjadi panduan dalam menjawab lontara argumen aktivis liberal. Contoh dialog pada halaman 171-172: “Kalau begitu, menuru t saya, ini bukan kampus Pak, tetapi pasar malam!” Rahmat menukas dengan cepat. “Apa kamu bilang?” suara Prof. Malikan Mulai meninggi. Kata Bapak tadi, segala macam pendapat di kampus ini dihargai? Kenapa marah, Pak, kalau saya katakan ini bukan kampus, tetapi pasar malam? Tukas Rahmat dengan cepat. “saya tidak marah, hanya agak kaget. Kenapa kamu katakan pasar malam?” “karena, menurut pendapat saya, kampus atau lembaga pendidikan apa pun, itu harusnya harusnya mengarahkan anak didiknya menjadi orangorang yang baik. Tentunya, orang yang baik harus kenal Tuhannya, kenal utusan Tuhan yang benar, dan tahu mana yang baik dan buruk. Bukan semua pendapat dibenarkan, yang salah dan benar tidak ada bedanya, antara tauhid dan syirik disamakan. Masa orang Islam mengeluarkan kata-kata seperti itu. itu. Kan tidak masuk akal? Kalau orang yang mengaku mengaku ateis atau tidak beragam logis-logis logis- logis saja mengatakan semua ajaran itu benar” Rahmat bicara seperti tanpa berpikir lagi..... Silahkan baca lanjutannya di novel “KEMI: Cinta Kebebasan yang Tersesat”
Tentang Buku:
Judul Judul : KEMI: KEMI: Cinta Cinta Kebeba Kebebasan san yang yang Ters Tersesat esat Penulis: Dr. Adian Husaini Penerbit: Gema Insani Tahu Tahun n : 2010 2010 Jumlah Jumlah Halama Halaman: n: 316 Harg Hargaa : Rp Rp 55, 55,00 000 0
View more...
Comments